Bab IV Rencana Pola Ruang PDF
Bab IV Rencana Pola Ruang PDF
Bab IV
Rencana Pola Ruang
Kabupaten Konawe Utara
Rencana pola ruang di Kabupaten Konawe Utara rencana distribusi peruntukan ruang
BAB IV
wilayah kabupaten yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi
budi daya. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Tata Cara Penyusunan,
Peninjauan Kembali, Revisi, Dan Penerbitan Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, Dan Rencana Detail Tata Ruang, merumuskan
dengan kriteria :
a. Berdasarkan pada strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
b. Mempertimbangkan alokasi ruang wilayah kabupaten dalam rangka mendukung
kegiatan sosial ekonomi dan pelestarian lingkungan;
c. Mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup ilayah
kabupaten;
d. Mengacu rencana pola ruang wilayah nasional (RTRW nasional dan rencana
rincinya), rencana pola ruang wilayah provinsi (RTRW provinsi dan rencana
rincinya), serta memperhatikan rencana pola ruang wilayah kabupaten/kota yang
berbatasan;
e. Dapat ditransformasikan ke dalam penyusunan indikasi program utama jangka
menengah lima tahunan untuk 20 (dua puluh) tahun; dan
f. Mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
A. KAWASAN LINDUNG
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,
sumberdaya manusia, dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Pemantapan kawasan lindung sejalan dengan
Undang- Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Keputusan
Presiden No. 32 Tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung, yang dalam
pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi biogeofisik wilayah yang mempunyai
karakteristik dan keunikan masing-masing.
1. Badan Air
Badan air merupakan kumpulan air yang besarnya antara lain bergantung
pada relief permukaan bumi, kesarangan batuan pembendungnya, curah hujan,
suhu, dsb, misal sungai, rawa, danau, laut, dan Samudera. Badan air yaitu
kawasan berupa sungai, danau dan perairan lainnya seluas kurang lebih 3.079,
83 Ha (tiga ribu tujuh puluh sembilan ribu koma delapan puluh tiga hektar),
tersebar di seluruh kecamatan.
2. Kawasan yang Memberikan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya
BAB IV
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya di
Kabupaten Konawe Utara berupa kawasan hutan lindung.
Kawasan Hutan Lindung
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK Menhut 9422 tahun
2019, Luas dan persentase hutan, hutan lindung sebanyak 201.455,01 Ha,
meliputi seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Konawe Utara. Berikut
tabulasi kawasan hutan menurut fungsi di Kabupaten Konawe Utara dapat
dilihat pada tabel ini.
Tabel 4.1. Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Konawe Utara
Kecamatan Luas (Ha) Persentase (%)
Andowia 5.038,57 2,50
Asera 91.861,66 45,60
Landawe 4.402,00 2,19
Langgikima 498,74 0,25
Lasolo 14.763,13 7,33
Lasolo Kepulauan 14.242,22 7,07
Lembo 4.029,58 2,00
Molawe 4.413,75 2,19
Motui 1.148,89 0,57
Oheo 20.064,85 9,96
Sawa 13,93 0,01
Wawolesea 2.412,75 1,20
Wiwirano 38.564,93 19,14
Total 201.455,01 100
Sumber: SK Menhut 9422 Tahun 2019
BAB IV
kawasan hutan lindung sehingga sesuai dengan fungsinya.
4. Kawasan Konservasi
Kawasan konservasi sebagaimana, yaitu taman wisata alam laut teluk lasolo
(TWAL lasolo) seluas kurang lebih 81.800 Ha terdapat di kecamatan lasolo
kepulauan.
BAB IV
6. Kawasan Ekosistem Mangrove
Kawasan ekosistem mangrove yaitu kawasan ekosistem mangrove seluas
kurang lebih 2,35 Ha (dua koma tiga puluh lima hektar) terdapat di kecamatan
wawolesea.
Peta 4.1
Kawasan Lindung Kabupaten Konawe Utara
BAB IV
B. KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan budi daya kabupaten adalah kawasan di wilayah kabupaten yang
ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan budidaya, terdiri atas : Kawasan hutan produksi, Kawasan pertanian,
Kawasan perikanan, Kawasan peruntukan industri, Kawasan pariwisata, Kawasan
permukiman, Kawasan pertahanan dan keamanan dan Kawasan transportasi.
Kawasan budidaya yang ditetapkan dalam RTRW Nasional yang terkait dengan
wilayah kabupaten, terdiri atas :
a. Kawasan Andalan Asesolo dengan sektor unggulan agroindustri, pertambangan,
perikanan, perkebunan, pertanian, industri dan pariwisata yang terdapat di
Kecamatan Asera, Sawa, Lembo, Lasolo dan Molawe
b. Kawasan Andalan Laut Asera Lasolo dengan sektor unggulan perikanan dan
pariwisata yang terdapat di Kecamatan Sawa, Lembo, Lasolo dan Molawe.
BAB IV
1. Kawasan Hutan Produksi
a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas
Kawasan hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 95.030,33 Ha
(sembilan puluh lima ribu tiga puluh koma tiga puluh tiga hektar), terdapat di
seluruh wilayah kecamatan.
Pemanfataan hasil hutan baik kayu maupun non kayu dilakukan secara
terbatas baik dari jenis dan jumlah produk hutan yang akan dikembangkan
atau dimanfaatkan serta mempertimbangkan keberadaan kawasan
permukiman yang ada disekitar kawasan hutan.
2. Kawasan Pertanian
BAB IV
a. Kawasan Tanaman Pangan
Kawasan tanaman pangan, seluas kurang lebih 1.075 Ha (seribu tujuh
puluh lima hektar), terdapat di kecamatan andowia, asera, landawe, lasolo,
lembo, motui, oheo dan sawa.
Kawasan tanaman pangan merupakan kawasan yang diperuntukan bagi
tanaman pangan lahan basah dimana pengairan dapat diperoleh secara
alamiah maupun teknis. Tujuan pemantapan kawasan ini adalah
mengembangkan tanaman pangan dengan memanfaatkan
potensi/kesesuaian lahan dengan kemungkinan dukungan prasarana
pengairan.
Kawasan yang sesuai untuk tanaman pangan lahan basah adalah yang
mempunyai sistem dan potensi:
1. Ketinggian < 1000 m dpl;
2. Kedalaman efektif lapisan tanah atas > 30 cm.
BAB IV
subur.
4. Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan budidaya
lainnya.
b. Kawasan Holtikultura
Kawasan hortikultura seluas kurang lebih 152,92 Ha (seratus lima puluh
dua koma sembilan puluh dua hektar), tersebar di kecamatan lasolo.
c. Kawasan Perkebunan
Kawasan perkebunan, seluas kurang lebih 11.874,04 Ha (sebelas ribu
delapan ratus tujuh puluh empat koma nol empat hektar), tersebar di seluruh
kecamatan.
Pengembangan kawasan perkebunan diarahkan pada:
1. Area lahan tegalan, semak/belukar atau alang-alang dengan kemiringan lahan
15 - 40 % sehingga dapat berfungsi sebagai penyangga kawasan lindung;
2. Meningkatkan perekonomian penduduk disekitar kawasan penyangga
hutan lindung melalui pengembangan agroforestry yang sudah ada dengan
jenis komoditas yang komersial dan memiliki keterkaitan dengan industri
serta dapat memantapkan fungsi kawasan lindung;
BAB IV
d. Kawasan Peternakan
Kawasan peternakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, seluas
kurang lebih 16,98 Ha (enam belas koma sembilan puluh delapan hektar),
terdapat di kecamatan wiwirnao.
Adapun arahan pengembangan Kawasan Budidaya Peternakan di
Kabupaten Konawe Utara berupa:
a. Pemantapan perencanaan pembangunan peternakan dengan memanfaatkan
keunggulan lokal, ekonomi kerakyatan dan berorientasi agribisnis;
b. Fasilitasi pembangunan dan pengembangan sentra produksi peternakan;
c. Pengembangan ternak berbasis pulau, dimana pengelolaan pengusahaan
ternak dilakukan oleh orang-perorangan dan/atau badan usaha dalam satu
kawasan pulau tertentu dengan aturan dan ketentuan yang berlaku.
d. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung berkembangnya kawasan
agribisnis peternakan, diantaranya: penyediaan sarana produksi, sarana
pengamanan budidaya, sarana pengemanan pasca panen dan sarana
pemasaran;
e. Pemanfaatan aplikasi teknologi peternakan yang tepat guna;
f. Peningkatan akses petani ternak terhadap pasar dan lembaga permodalan
melalui integrasi dan interaksi antara kelembagaan usaha;
g. Pengusahaan ternak sebagai objek pembangunan melalui penentuan jenis
dan jumlah ternak wajib mengacu pada pedoman beternak yang baik, dapat
3. Kawasan Perikanan
Kawasan perikanan, yakni kawasan perikanan budidaya seluas kurang lebih
1.768, 39 (seribu tujuh ratus enam puluh delapan koma tiga puluh sembilan
BAB IV
hektar) terdapat di kecamatan lasolo, lembo, molawe dan motui.
5. Kawasan Pariwisata
Kawasan pariwisata, seluas kurang lebih 21,45 Ha (dua puluh satu koma
empat puluh lima hektar) terdapat di kecamatan lembo, oheo dan sawa.
Pengembangan pariwisata lebih diarahkan kepada kawasan pantai. Diarahkan
pula objek wisata lain yang perlu dikembangkan, diantaranya adalah
a. Kawasan peruntukan pariwisata yang terdiri atas :
BAB IV
5. Air Panas Wawolesea di Kecamatan Lasolo;
6. Air Terjun Tetewatu di Kecamatan Wiwirano;
7. Telaga Tiga Danau Walasolo di Kecamatan Asera;
8. Danau Tiga Warna di Kecamatan Oheo;
9. Gua Kelelawar di Kecamatan Lasolo;
10. Goa Wawontoaho di Kecamatan Wiwirano; dan
11. Wisata satwa Kupu-kupu di Kecamatan Wiwirano.
d. Kawasan peruntukan pariwisata sejarah dan budaya, terdiri atas :
1. Kawasan peninggalan sejarah kepurbakalaan Goa Poni-Poniki Kecamatan
Motui;
2. Goa Solooti terdapat di Desa Taipa Kecamatan Lembo;
3. Goa Larodangge dan Goa Wawolesea terdapat di Kecamatan Lasolo;
4. Goa Kuwakedo di Kecamatan Molawe;
5. Goa Tenggera di Kecamatan Oheo; dan
6. Goa Wawontoaho Kecamatan Wiwirano
6. Kawasan Permukiman
a. Kawasan permukiman terdiri atas :
1) Kawasan permukiman perkotaan; dan
BAB IV
2) Kawasan permukiman perdesaan.
b. Kawasan permukiman perkotaan, seluas kurang lebih 844,69 Ha (delapan
ratus empat puluh empat koma enam puluh sembilan hektar), terdapat di
seluruh kecamatan di Kabupaten Konawe Utara.
c. Kawasan permukiman perdesaan, seluas kurang lebih 1.594,43 Ha (seribu
lima ratus sembilan puluh empat koma empat puluh tiga hektar), terdapat
terdapat di seluruh kecamatan di Kabupaten Konawe Utara.
8. Kawasan Transportasi
Kawasan transportasi, seluas kurang lebih 1,31 Ha (satu koma tiga puluh satu
hektar) terdapat di kecamatan lasolo.
Peta 4.2
Kawasan Budidaya Kabupaten Konawe Utara
BAB IV