2020
B-11
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JEMBRANA
A. KAWASAN LINDUNG
Kawasan lindung Kabupaten adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu
ekosistem yang terletak pada satu wilayah kabupaten, kawasan lindung yang memberikan
perlindungan terhadap kawasan di bawahannya yang terletak di wilayah kabupaten, dan kawasan –
kawasan lindung lain yang menurut ketentuan peraturan perundang – undangan pengelolaannya
merupakan kewenangan pemerintah daerah kabupaten.
Berikut ini adalah Kawasan Lindung yang terdapat di Kabupaten Jembrana :
1) Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang mampu
memberikan perlindungan kepada kawasan sekitarnya maupun bawahannya sebagai pengatur
tata air, pencegahan banjir, erosi serta pemeliharaan kesuburan tanah. Kawasan hutan lindung,
tersebar seluas kurang lebih 32.974,97 Ha atau 39,17% dari luas wilayah kabupaten, meliputi:
TA. 2020
a. Hutan Lindung Bali Barat seluas kurang lebih 30.387,97 Ha, tersebar di kelompok Hutan
Bali (RTK 19), mencakup :
o Kecamatan Melaya seluas kurang lebih 7.94,50 Ha
o Kecamatan Negara dan Jembrana seluas kurang lebih 2.778 Ha
o Kecamatan Mendoyo seluas kurang lebih 16.851,47 Ha
o Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih2.813 Ha
b. Hutan Lindung Yeh Leh – Yeh Lebah seluas kurang lebih 2.587 Ha, tersebar di kelompok
hutan Yeh Leh – Yeh Lebah (RTK 12) di Kecamatan Pekutatan.
di Kabupaten Jembrana yang tersebar di Kecamatan Melaya, dari total luas 19.002,89 Ha
yang berlokasi di sebagian wilayah Kabupaten Jembrana dan Kabupaten Buleleng
c. kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil
o kawasan konservasi kawasan suci di sekitar Pura Dang Kahyangan Rambut Siwi;
o kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir meliputi kawasan pesisir
Perancak, Candikusuma, dan Gilimanuk;
o kawasan konservasi maritim di kawasan permukiman nelayan Desa Perancak;
o kawasan konservasi maritim berupa kawasan pulau-pulau kecil meliputi Pulau Kalong,
Pulau Burung dan Pulau Gadung di sekitar Teluk Gilimanuk;
o kawasan konservasi pada kawasan pesisir yang dimanfaatkan untuk kegiatan sosial
budaya dan agama di seluruh pantai tempat melasti dan kawasan laut sekitarnya; dan
o kawasan taman pesisir merupakan usulan pengembangan baru sebagai taman
konservasi dan ekowisata seluas kurang lebih 117,1 Ha tersebar di kawasan hutan
bakau di kawasan pesisir Desa Pengambengan di Kecamatan Negara dan Desa
Perancak, Desa Budeng, Kelurahan Sangkaragung di Kecamatan Jembrana.
d. kawasan cagar budaya.
o Situs Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya;
o Monumen Lintas Laut di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya;
o Pura Gilimanuk di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya;
o Pura Amertasari di Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana;
o Pura Palungan Batu di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana;
o Pura Segara di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara;
o Pura Bakungan di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya;
o Pura Pecangakan di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana;
o Pura Jati di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara;
o Pura Purancak di Desa Perancak, Kecamatan Jembrana;
o Pura Gede Jembrana di Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana;
o Pura Rambut Siwi di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo;
o Pura Majapahit di Desa Baluk, Kecamatan Negara;
o Pura Peti Batu di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara;
TA. 2020
o kawasan rawan gempa bumi, meliputi kawasan rawan gempa bumi dengan potensi
sedang seluas kurang lebih 6.755 Ha yang tersebar di Kecamatan Mendoyo seluas
kurang lebih 2.021 Ha, di Kecamatan Pekutatan seluas kurang lebih 834 Ha, di
Kecamatan Negara seluas kurang lebih 2.473 Ha, dan di Kecamatan Melaya seluas
kurang lebih 1.427 Ha;
o kawasan rawan gerakan tanah, meliputi kawasan yang sering terjadi gerakan tanah
yang sebarannya terutama pada kawasan perbukitan terjal di wilayah Kecamatan
Melaya, Kecamatan Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan;
o kawasan rawan tsunami terdapat di seluruh pantai wilayah Kabupaten dengan potensi
sedang;
o kawasan rawan abrasi pantai, sebarannya berada pada seluruh kawasan pesisir pantai
wilayah Kabupaten.
b. kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah
o kawasan imbuhan air tanah, sebarannya meliputi kawasan lereng pegunungan yang
terdapat di Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Jembrana, Kecamatan
Mendoyo dan Kecamatan Pekutatan.
o kawasan sekitar mata air, sebarannya meliputi terdiri atas 37 mata air di seluruh
wilayah kabupaten meliputi:
i. Kecamatan Melaya 6 (enam) mata air;
ii. Kecamatan Negara 1 (satu) mata air;
iii. Kecamatan Jembrana 9 (sembilan) mata air;
iv. Kecamatan Mendoyo 14 (empat belas) mata air; dan
v. Kecamatan Pekutatan 7 (tujuh) mata air.
7) Kawasan Lindung Lainnya
Kawasan lindung lainnya meliputi:
a. kawasan RTHK dan RTH lainnya
kawasan RTHK dan RTH, jenisnya meliputi :
o kawasan jalur hijau;
o sabuk hijau berupa kawasan pertanian, persawahan, perkebunan;
o taman kota yang tersebar di kawasan perkotaan pada berbagai skala;
o taman pada obyek wisata;
TA. 2020
o hutan kota;
o setra yang tersebar diseluruh desa adat/pakraman;
o kuburan umum/setra;
o Taman Makam Pahlawan;
o lapangan olah raga;
o lapangan upacara;
o parkir terbuka;
o sabuk hijau berupa lahan pertanian;
o jalur di bawah tegangan tinggi (SUTT dan SUTET);
o sempadan sungai, sempadan pantai dan sempadan bendungan;
o jalur pengaman jalan, median jalan dan pedestrian;
o bentang alam seperti pegunungan, bukit, lereng dan lembah di seluruh wilayah.
b. kawasan perlindungan plasma nutfah
Kawasan perlindungan plasma nutfah, meliputi perlidungan burung jalak putih di kawasan
Taman Nasional Bali Barat.
c. terumbu karang
Sebaran terumbu karang, meliputi kawasan Teluk Gilimanuk dan kawasan Pesisir
Candikusuma – Gilimanuk.
B. KAWASAN BUDIDAYA
Kawasan Budidaya kabupaten adalah kawasan budidaya yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas potensi dan kondisi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya
buatan. Rencana pengembangan kawasan budidaya seluas kurang lebih 43.015,30 Ha atau kurang
lebih 51,10% dari luas wilayah kabupaten. Berikut adalah Kawasan Budidaya di Kabupaten Jembrana
1) Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
2) Kawasan Hutan Rakyat
3) Kawasan Peruntukan Pertanian
4) Kawasan Peruntukan Perikanan
5) Kawasan Peruntukan Pariwisata
6) Kawasan Peruntukan Pertambangan
TA. 2020
B-12
GAMBARAN UMUM KABUPATEN JEMBRANA
Kabupaten Jembrana secara keseluruhan memiliki luas wilayah sekitar 841,80 km2 atau 14,93
persen dari total luas wilayah Pulau Bali. Kabupaten Jembrana sebagian besar merupakan daratan
dan mempunyai beberapa pulau kecil yaitu Pulau Kalong dan Pulau Burung. Selain Jembrana,
Kabupaten di Bali yang mempunyai geografis kepulauan adalah Kabupaten Klungkung, yaitu dengan
adanya Nusa Penida. Relief dan topografi Kabupaten Jembrana berupa pegunungan tidak berapi
yang membentang dari barat ke timur di sebelah utara dan pesisir pantai disebelah selatan.
TA. 2020
Lima wilayah kecamatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari Kecamatan dengan wilayah terluas
yaitu Kecamatan Mendoyo, sebesar 294,49 km2 atau sekitar 34,98 persen dari total luas Kabupaten
Jembrana, diikuti dengan Kecamatan Melaya 197,19 km2 (23,42%), Kecamatan Pekutatan 129,64
km2 (15,40%), Kecamatan Negara 126,50 km (15,30%), dan Kecamatan dengan luas terkecil yaitu
Kecamatan Jembrana 93,97 km2 (11,16%).
TA. 2020
TA. 2020
Kondisi Topografi
Kondisi topografi wilayah Kabupaten Jembrana meliputi daerah pegunungan di bagian utara
dan pendataran (pantai) di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia. Pada
bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah
Kabupaten Jembrana dapat dikelompokkan kedalam 4 kelompok :
1) Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar), tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten
Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.
2) Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai), tersebar hampir diseluruhkecamatan di
Kabupaten Jembrana.
3) Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 2% (datar), tersebar diseluruh kecamatan Kabupaten
Jembrana, khususnya di Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara.
4) Wilayah dengan kemiringan lereng 2 – 15% (landai), tersebar hampir diseluruh kecamatan di
Kabupaten Jembrana.
5) Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 40% (bergelombang/berbukit), tersebar hampir
diseluruh kecamatan di Kabupaten Jembrana.
6) Wilayah dengan kemiringan lereng >40% (curam sampai sangat curam), merupakan bagian
terluas dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Jembrana.
Di bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi pegunungan
yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung
Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas. Ketinggian tempat bervariasi antara 250 – 700 m
dpl.Sedangkan di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar hingga
bergelombang, ketinggian tempat ini berkisar antara 1 – 250 m dpl.
TA. 2020
TA. 2020
Gunung yang terdapat di Kabupaten Jembrana berjumlah 17 buah termasuk gunung yang tidak
aktif.Dari jumlah tersebut Kecamatan Melaya mempunyai gunung paling banyak sehingga topografi di
Kecamatan Melaya termasuk berbukit-bukit. Dari 17 gunung yang dijumpai di Kabupaten Jembrana
ternyata Gunung Merbuk yang tertinggi (1.386 m dpl) terletak di Kecamatan Jembrana disusul dengan
Gunung Mesehe (1.300 mdpl) di Kecamatan Mendoyo, Gunung Bangul (1.253 m dpl) di Kecamatan
Negara dan Gunung Lesung (1.047 m dpl) di Kecamatan Mendoyo.
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari beberapa jenis
tanah yaitu :
Masing masing jenis tanah tersebut diatas mempunyai tekstur yang berbeda-beda umumnya tekstur
wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tektur halus (kandungan liat sangat tinggi). Sedangkan
tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang terdapat di sepanjang
pantai dari wilayah Kabupaten Jembrana.
TA. 2020
TA. 2020
Kondisi Klimatologi
Berdasarkan catatan pantauan dari beberapa titik stasiun klimatologi yang tersebar di wilayah
Kabupaten Jembrana, keadaan cuaca di Kabupaten Jembrana pada tahun 2018 sedikit lebih basah
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jika jumlah hari hujan pada tahun 2017 sebanyak 179 hari
hujan, maka sepanjang tahun 2018, terjadi 183 hari hujan dengan kadar curah hujan intensitas rendah
(kurang dari 100 mm) terjadi di bulan Mei, Juni, Juli, September, dan Oktober dan kadar curah hujan
dengan intensitas tinggi (lebih dari 350 mm) pada bulan Januari, Februari, Maret, April,
Agustus, November, dan Desember.
Sepanjang tahun 2018, rata-rata kelembaban relatif terendah berkisar 78% dengan suhu rata-
rata tidak lebih dari 280C. Rata-rata kelembaban udara relatif berfluktuatif tiap bulannya, dengan
kelembaban tertinggi terjadi di bulan Juni dan terendah terjadi di bulan Oktober. Tekanan udara rata-
rata sepanjang tahun 2018 relatif stabil berkisar antara 1.005,6 mb – 1.011,4 mb.
Dengan kondisi iklim yang demikian, masih menjadikan cuaca yang bersahabat bagi wisatawan
untuk berkunjung ke Jembrana. Wisatawan mancanegara periode tahun 2017 yang berkunjung ke
obyek wisata di Jembrana sebanyak 19.273 orang, pada tahun 2018 naik menjadi 27.911 orang.
Demikian pula wisatawan nusantara, pada periode 2017 sebesar 186.109 orang, pada tahun 2018
naik menjadi 281.597 orang. Kenaikan total wisatawan dari tahun sebelumnya mencapai sebesar
50,70 persen.
TA. 2020
TA. 2020
Kondisi Hidrogeologi
Berdasarkan data Identifikasi, Inventarisasi/Pendataan Penamaan Unsur Rupabumi (Sungai) di
Wilayah Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Tahun 2011 yang dilakukan oleh Bagian Pemerintahan
Sekretariat Daerah Kabupaten Jembrana, sumber air permukaan di wilayah Kabupaten Jembrana
terdiri dari air sungai, pangkung, tukad dan telabah.
Di daerah ini terdapat 44 sungai, 75 pangkung, 4 tukad dan 2 telabah yang mempunyai arahan
aliran dari Utara (pegunungan) ke muara sungai di bagian Selatan yaitu Samudera Indonesia. Masing-
masing sungai, pangkung, tukad dan telabah mempunyai daerah tangkapan hujan (catchment area)
yang berbeda-beda. Sungai yang alirannya paling panjang adalah Sungai Yeh Sumbul sepanjang
70,90 km, dan terpendek adalah Sungai Perahu Mati yang hanya 1,00 km. Sumber air yang ada di
wilayah Kabupaten Jembrana meliputi :
Air permukaan : air sungai, pangkung, tukad dan telabah, bendung Palasari
Air tanah : air yang bersumber dari bawah tanah
Mata air : terdapat 37 mata air dengan kapasitas 110 l/det.
2. KONDISI KEPENDUDUKAN
Informasi data kependudukan menjadi kebutuhan dasar dalam melakukan sebuah
perencanaan. Dangan data tersebut proyeksi beberapa tahun kedepan dapat tersusun sistematis,
sehingga perencanaan tidak hanya digunakan untuk kebutuhan sesaat saja namun dapat
diimplementasikan dalam jangka waktu tertentu. Proyeksi penduduk tersebut bukan merupakan
ramalan, tetapi perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi – asumsi tertentu berdasarkan
komponen – komponen laju pertumbuhan penduduk.