Anda di halaman 1dari 5

Letak

Kawasan TWA Gunung Batur-Bukit Payang secara geografis terletak antara 8°13’32”-
8°16’40” LS dan 115°20’28”- 115°24’1″ BT, dengan ketinggian puncak ±1.717 mdpl. Secara
administratif, terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Kawasan ini
termasuk ke dalam SWP DAS Blingkang Anyar, dengan hulu di Gunung Batur. TWA Gunung
Batur Bukit Payang berada di wilayah Seksi Konservasi Wilayah II Balai KSDA Bali.

Status dan Luas

 Berdasarkan Keputusan Dewan Raja Raja Nomor 28 Sub B.c.3 dan 4 tanggal 29 Mei 1927, kawasan hutan di
Gunung Batur Bukit Payang ditunjuk sebagai Kawasan Hutan. Pada 9 Agustus 1933, dilakukan pemancangan
batas. Kemudian pada 15 Desember 1933 dilakukan pengukuhan batas dan disahkan oleh lnspektur Kehutanan
pada 19Maret1934 di Bogar.
 Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), kawasan HW Gunung Batur Bukit Payang berfungsi
sebagai Hutan Wisata berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 821/Kpts/Um/11/1982 tanggal 10
Nopember 1982 dengan luas ±2.075 Ha. Kawasan ini termasuk ke dalam RegisterTanah Kehutanan (RTK) 7
Gunung Batur Bukit Payang.
 Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang telah ditetapkan berdasarkan SK.204/Menhut-II/2014 tanggal 03
Maret 2014 tentang Penetapan Kelompok Hutan Gunung Batur-Bukit Payang (RTK.7) Seluas 2.528 Ha dengan
Fungsi Kawasan Taman Wisata Alam Seluas 2.075 Ha dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas Seluas 453 Ha,
yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.

Batas Kawasan

– Utara : Desa Songan

– Timur : Danau Batur

– Selatan : Desa Kedisan dan Desa Batur Selatan

– Barat : Desa Batur Utara dan Desa BaturTengah

Topografi

Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang berada pada ketinggian ±1.200 m dpl dengan
kelerengan landai sampai dengan curam (3% sampai dengan >40%) sampai ke puncak Gunung
Batur. Kontur kawasan berombak sampai dengan berbukit. Titik tertinggi berada pada puncak
Gunung Batur (1.717 mdpl) dan titik terendah sama dengan permukaan air Danau Batur, rata-rata
yaitu 1.031 mdpl.
Erosi air permukaan besar terutama pada lereng-lereng Gunung Batur dengan batuannya yang
masih lepas. Pada puncak dan lereng Gunung Batur merupakan daerah terlarang dan daerah
Bahaya I serta Bahaya II dan merupakan daerah berpotensi untuk longsor.

Geologi

Berdasarkan peta geologi Provinsi Bali (1971), satuan geohidrologi kawasan TWA Gunung Batur
Bukit Payang terdiri dari satuan lava, breksi dan tufa, sedimen volkaniklastik serta endapan
lekustrin/aluvium.

Berdasarkan Draft RDTR Kecamatan Kintamani, kondisi geologi dan litologi di Kecamatan
Kintamani pada kawasan sekitar Kintamani, Batur Utara, BaturTengah, Batur Selatan,Abang
Songan berupa endapan vulkan muda dan tua. Endapan vulkan muda terdiri dari lahar pasir dan
lapili yang umumnya belum mengeras serta agak lepas, dan setempat-setempat juga terdapat breksi
lava yang bersifat kompak dan keras.

Endapan vulkanik tua berupa breksi dan lava bersifat keras dan kompak. Sekitar Desa Kedisan dan
Desa Buahan litologinya terdiri dari endapan aluvial danau, batuan vulkanik dan sedimen.
Endapan aluvial danau berupa pasir, lanau dan lempung pasir. Pasir bersifat lepas dan lanau serta
lempung bersifat lunak. Batuan vulkanik tua bersifat agak keras dan padat. Batuan sedimen terdiri
dari konglomeratdan batuan pasir yang bersifat kompak.

Tanah

Berdasarkan sistem klasifikasi tanah Provinsi Bali tahun 1949, kawasan TWA ini hampir 80%
tertutup lahar dan 20% berupa tanah yang tergolong dalam Ordo Eutisol (Lithosol). Tingkat
stabilitas tanahnya menunjukkan tanah pada dasar kaldera cukup stabil, hal ini didukung oleh
kontur yang pada umumnya landai, pada saat hujan lebat tidak terlihat adanya aliran air hujan
di atas permukaan tanah, air Danau Batur pada bagian tepi berwarna jernih, dasar Danau Batur
terdiri dari pasir dan batu bekas lahar letusan Gunung Batur (tidak terdapat lumpur).

lklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Fergusson, kawasan ini masuk ke dalam tipe iklim E,
yaitu agak kering. Akan tetapi karena letaknya di ketinggian ±1.200 mdpl, membuat kawasan ini
mempunyai udara yang sejuk sampai dingin.

Curah hujan tahunan rata-rata di sekitar kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang adalah 1.019
mm dengan rata-rata bulanan 84-100 mm. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus dan
tertinggi pada bulan Januari.

Hidrologi
Pada kawasan TWA ini tidak dijumpai adanya sungai yang mengalir secara kontinyu. Pengisian
air Danau Batur berasal dari air hujan yang mengalir dari lereng-lereng gunung dan perbukitan di
sekitar danau dan mata air yang besar di dasar danau di Desa Kedisan dan Desa Toya Bungkah.

Kondisi hidrologi di Kecamatan Kintamani khususnya Penulisan, Kintamani, Batur Utara, Batur
Selatan dan Batur Tengah kandungan air tanahnya sangat terbatas yaitu ±0,5 lt/dtk. Untuk daerah
lava (bentuk kerucut Gunung Batur), kandungan air tanahnya sangat kecil sekali ±0,1 lt/dtk.
Kandungan air tanah yang relatif lebih besar berkisar 10 lt/dtk terdapat pada daerah pinggir dan
Danau Batur, yaitu di Desa Kedisan, Buahan dan Songan. Khusus di daerah Toyabungkah terdapat
sumber air panas yang digunakan sebagai obyek wisata pemandian air panas. Sedangkan
kandungan airtanah pada bagian atas relatif lebih kecil daripada bagian bawah (sekitar danau).

Dikaji dari kondisi hidrologi di kawasan Kintamani relatif sulit untuk mendapatkan air bersih
untuk keperluan penduduk dan pertanian, karena sebagian besar kawasan merupakan daerah
pegunungan dengan kaldera sehingga kandungan airtanahnyasangat kecil.

Wilayah yang mudah mendapatkan air bersih terdapat di kawasan pusat-pusat permukiman,
meliputi Desa Truyan, Desa Kedisan, Desa Buahan dan Desa Songan A/B. Untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, penduduk di beberapa desa seperti Desa Bonyoh, Desa Abangsongan, Desa
Terunyan, Desa Songan B dan Desa Songan Amengandalkan air hujan yang ditampung pada
wadah-wadah yang khusus disediakan.

Berdasarkan Draft RDTR Kecamatan Kintamani, kandungan air tanah yang relatif lebih besar
berkisar 10 lt/dtk terdapat pada daerah pinggir dan Danau Batur, yaitu di Desa Kedisan, Buahan
dan Songan A. Khusus di daerah Toya Bungkah terdapat sumber air panas yang digunakan sebagai
obyek wisata pemandian air panas. Sedangkan kandungan air tanah pada bagian atas relatiflebih
kecil dari pada bagian bawah (sekitar danau).

Flora

Tingkat pohon:

Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii), Cemara gunung (Casuarina


junghuhniana), dll.

Tingkat pancang:

Sano keling (Dalbergia latifolia), Ampupu (Eucaliyptus urophylla), Pinus (Pinus merkusii),
Seming (Pometia sp.), dll.

Tingkat semai:
Pinus (Pinus merkusil), Kacing landa, Kerasi (Lantana camara), Pepaya hutan, Ketiblun, Kayu
sinduk, Kayu padi, Kayu tulak (Schefflera sp.), dll.

Tumbuhan bawah:

Padang Bagas, Kasua, Paku, Kesimbukan, Gelagah, dll.

Fauna

Alap-alap (Falco moluccensis), Ayam hutan merah (Gallus gallus), Beluk ketupa (Ketupa ketupu),
Bentet kelabu (Lanius schach), Bandai jawa (Lonchura leucogastroides), Bandai peking
(Lonchura punctulata), Gereja (Passer montanus), Cabai jawa (Oicaeum trochileum), Cabak kota
(Caprimulgus affinis), Caladi ulam (Oendrocopos macei), Cekakak sungai (Todirhamphus
chloris), Cerukcuk (Pycnonotus goiavier), Cica kopi melayu (Pomatorhinus montanus), Tepus
pipi perak (Stachyris melanotorax), Cica koreng jawa (Megalurus palustris), Perenjak jawa
(Prinia familiaris), Cipoh kacat (Aegithina tiphia), Decu belang (Saxicola torquata), Meninting
besar (Enicurus leschenaulti), Elang bido (Spilornis cheela), Elang berontok (Nisaetus cirrhatus),
Gelatik batu (Parus major), Gemak loreng (Turnix suscitator), Gemak tegalan (Turnix sylvatica),
lsap madu (Lichmera limbata), Jingjing batu (Hemipus hirudinaceus), Kaca mata biasa (Zosterops
palpebrosus), Kepodang (Oriolus chinensis), Layang layang api (Hirundo rustica), Madu sriganti
(Nectarinia jugularis), Punai gading (Treron vernans), Tekukur (Streptopellia chinensis), Sikatan
bodoh (Ficedula westermanni), Takur (Megalaima sp.), Walet sapi (Collocalia esculenta), Wiwik
uncuing (Cuculus sepulcralis).

Potensi Wisata

Trekking, pendakian Gunung Batur, bersepeda gunung, wisata religi/budaya, camping, fotografi,
wisata kesehatan, wisata Geopark, pemandian air panas Toya Bungkah.

Geopark Gunung Batur

Kementerian Budaya dan Pariwisata (sekarang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatf)
mengusulkan Gunung Batur sebagai Geopark ke UNESCO sejak Oktober 2010 dengan sertifikat
yang dikeluarkan di Paris pada tanggal 20 September2012.

Aksesibilitas

Kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang dapat dicapai dengan mudah melalui jalur darat, dari
Denpasar dapat ditempuh dengan jarak 67 km, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam, sedangkan
dari kota Singaraja dengan jarak tempuh 65 Km dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan.

Sosial Budaya
Sosial budaya masyarakat sekitar kawasan TWA Gunung Batur Bukit Payang masih menjalankan
kebiasaan para leluhurnya seperti budaya gotong royong, dan struktur adat yang khas terutama
dalam pelaksanaan keagamaan, kegiatan adat seperti perkawinan, kematian dan lain sebagainya.
Untuk menjalankan fungsi adat dibentuk pengurus adat dan perangkat hukumnya berupa awig-
awig

sumber

http://www.ksda-bali.go.id/kawasan-hutan/kawasan-konservasi/twa-gunung-batur-bukit-payang/

Anda mungkin juga menyukai