Anda di halaman 1dari 18

Kenampakan Alam

Dieng Plateau

oleh :
XII IPS 3

SMA NEGERI 2 BATU


TAHUN PELAJARAN 2017-2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya, sebab hanya karena anugrah-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok study
tour yang diberikan oleh guru mata pelajaran geografi. Adapun judul dari makalah ini
adalah Kenampakan Alam Dieng Plateau.

Kami juga mengharapkan agar segala daya dan upaya yang telah diberikan dalam
penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun, kami juga
menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah ini.

Batu, 21 Agustus 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenampakan alam adalah semua yang ada dibumi yang menampakkan secara alamiah.
Semua tempat pasti akan memiliki kenampakan alam yang berbeda-beda. Di semua tempat
tersebut terdapat kenampakan alam misalnya sungai, laut, gunung, dataran rendah, dan
sebagainya. Tempat dimana kita berpijak disebut dengan daratan. Daratan dapat berupa
pegunungan, gunung ini terbagi menjadi dua macam yaitu gunung berapi dan tidak berapi.
Gunung berapi menghasilkan barang-barang tambang seperti batu, pasir, belerang. Sedangkan
gunung tidak berapi sangat bermanfaat bagi penduduk untuk perkebunan, tempat rekreasi.

Kemudian dataran rendah biasanya dimanfaatkan untuk pertanian, perumahan, peternakan


dan sebagainya. Dataran tinggi, Dataran tinggi terletak di atas 200 meter dari permukaan laut.
Bisa dimanfaatkan untuk menanam sayur-sayuran dan buah-buahan.Dan pada makalah ini kami
akan membahas mengenai kenampakan alam yang terdapat pada Dataran Tinggi Dieng.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan tanah sekitar Dieng?
2. Mengapa warna air di Telaga Warna berbeda?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui keadaan tanah di sekitar Dieng
2. Untuk mengetahui alasan mengapa warna air di Telaga Warna berbeda

BAB II
PEMBAHASAN
A. Keanekaragaman Kenampakan Alam

Kita ketahui bahwa manusia tinggal di lingkungan yang beragam. Sebagian dari mereka
tinggal di pegunungan dan sebagian lainnya tinggal di pantai yang datar atau di wilayah
perbukitan. Keragaman tersebut memengaruhi kehidupan manusia. Manusia yang tinggal di
pegunungan memiliki corak kehidupan yang berbeda dengan mereka yang tinggal di pantai.
Demikian pula dengan orang yang tinggal di perbukitan dan lembah sungai. Masing-masing
menyesuaian diri atau beradaptasi dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Ketampakan alam yang ada di sekitar kita terdiri atas ketampakan alam yang ada di daratan
dan perairan. Contoh Ketampakan alam yang ada di daratan adalah dataran tinggi, dataran
rendah, pantai, tanjung, gunung, pegunungan, dan gunung. Sedangkan ketampakan alam yang
ada di perairan adalah sungai, danau, selat dan laut.

1. Ketampakan Alam di Daratan


Ketampakan alam yang ada di daratan, antaralain sebagai berikut.

a. Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m
di atas permukaan laut (dpl) yang bermanfaat sebagai lahan pertanian, perikanan,
pemukiman, dan peternakan. Dataran rendah pada umumnya terdapat di sekitar
pesisir pantai.

b. Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400
meter di atas permukaan laut (dpl). Dataran tinggi dapat dimanfaatkan untuk
perkebunan maupun tempat peristirahatan.Selain itu, dataran tinggi digunakan untuk
menanam tanaman jenis sayuran dan buah-buahan. Beberapa Dataran Tinggi di
Indonesia, antara lain Alas (Nanggoe Aceh Darussalam), Kerinci (Sumatera barat),
Dieng (Jawa Tengah), Tengger (Jawa Timur), Bone (Sulawesi Selatan), dan Minahasa
(Sulawesi Utara).
c. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kumpulan deretan dari
gunung dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.Pegunungan umumnya
dipakai untuk rekreasi atau tempat peristirahatan. Beberapa Pegunungan di Indonesia,
antara lain Pegunungan Dieng (Jawa Tengah), Sewu (DI Yogyakarta) dll.

2. Ketampakan Alam di Perairan


Ketampakan alam yang ada di perairan, antaralain sebagai berikut:

a. Pantai adalah dataran yang berbatasan dengan laut yang bermanfaat sebagai tempat
pariwisata, perikanan dan hutan bakau.Pernahkah kalian pergi ke pantai.

b. Sungai Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai
umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah
tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es/salju.
Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Sungai-sungai besar pada
umumnya terletak di pulau yang besar pula, seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatra, Pulau
Kalimantan, Pulau Sulawesi dan Pulau Papua.

c. Danau adalah genangan air yangamat luas yang dikelilingi daratan.

d. Selat adalah perairan atau laut sempit yang menghubungkan dua buah
pulau.Indonesia mempunyai banyak sekali selat.Kalian tahu kenapa?Ya betul, karena
Indonesia adalah negara kepulauan. Beberapa Selat Di Indonesia, antara lain Selat
Sunda, Selat Karimata, Selat Bali, Selat makasar, Selat Badung, Selat Berhala, dan
Selat Rote.

B. Keadaan Tanah Dataran Tinggi Dieng


Dieng adalah dataran tinggi di Jawa Tengah, yang masuk wilayah Kabupaten
Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo. Letaknya berada di sebelah barat kompleks Gunung
Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan
merupakan gunung api raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana.
Ketinggian rata-rata adalah sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk
mendekati dingin, berkisar 1520 C di siang hari dan 10 C di malam hari. Pada musim
kemarau (Juli dan Agustus), suhu udara kadang-kadang dapat mencapai 0 C di pagi hari dan
memunculkan embun beku yang oleh penduduk setempat disebut bun upas (embun racun)
karena menyebabkan kerusakan pada tanaman pertanian.

Secara administrasi, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun
1990-an wilayah ini tidak terjangkau listrik dan merupakan salah satu wilayah paling
terpencil di Jawa Tengah. Dataran Tinggi Dieng merupakan dataran tinggi yang tertinggi
kedua didunia setelah Tibet / Nepal, dan yang terluas di Pulau Jawa. Dieng terletak pada
posisi geografis 7 12 Lintang Selatan dan 109 54 Bujur Timur, berada pada ketinggian
6.802 kaki atau 2.093 m dpl. Secara administratif, Dieng mencakup Desa Dieng Kulon,
Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Dan Dieng Wetan, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo. Hingga tahun 1990-an wilayah ini tidak terjangkau listrik dan
merupakan salah satu wilayah paling terpencil di Jawa Tengah.

Letaknya yang juga berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung
Sumbing. Dieng adalah wilayah vulkanik aktif dan dapat dikatakan merupakan gunung api
raksasa. Kawah-kawah kepundan banyak dijumpai di sana. Ketinggian rata-rata adalah
sekitar 2.000m di atas permukaan laut. Suhu di Dieng sejuk mendekati dingin, berkisar 15
20 C di siang hari dan 10 C di malam hari. Pada musim kemarau (Juli dan Agustus), suhu
udara dapat mencapai 0 C di pagi hari dan memunculkan embun beku yang oleh penduduk
setempat disebut bun upas (embun racun) karena menyebabkan kerusakan pada tanaman
pertanian.

Kawasan Dataran Tinggi Dieng merupakan sebuah kompleks gunung berapi dengan
kerucut-kerucutnya terdiri dari :
Bisma, Seroja, Binem, Pangonan Merdada, Pagerkandang, Telogo Dringo, Pakuwaja, Kendil
Sikuunir dan Prambanan.

Lapangan fumarola terdiri atas Kawah Sikidang, kawah Kumbang, kawah Sibanteng, Kawah
Upas, Telogo Terus, Kawah Pagerkandang, Kawah Sipandu, Kawah Siglagah dan Kawah Sileri.
Ada beberapa tempat yang kami kunjungi yakni sebagai berikut,

a. Kawah Sikidang

Dataran Tinggi Dieng adalah gunung berapi raksasa dengan telaga-telaga dan kawah-kawah
bekas letusan yang dihuni penduduk. Kawah-kawah yang masih menunjukkan aktivitas vulkanik
ini menjadi daya tarik tersendiri, begitu juga dengan Kawah Sikidang.

Posisi Kawah Sikidang berbeda dengan kawah umumnya yang terletak di tinggi puncak
gunung berapi. Sedangkan Kawah Sikidang berada di tanah yang datar sehingga orang-orang
leluasa melihat lumpur panas meletup-letup dan gas atau asap yang berwarna putih pekat
mengepul di udara.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Fajar Dwi, Daffa Zain, Paskalis Wibowo, dan
Vanesha Oktarisa, Kawah Sikidang juga tinggi akan kandungan sulfur atau belerang serta zat
beracun lainnya. Oleh sebab itu, bau gas yang keluar sangat menyengat dan beracun. Tanah di
sekitar kawah pun ikut memutih karena kandungan sulfurnya. Karena berada di kawasan gunung
berapi, tanah di kawasan Kawah Sikidang mempunyai tanah yang subur. Tetapi karena beberapa
waktu yang lalu terjadi letusan di pegunungan Dieng, maka banyak tanaman yang rusak (mati).

Seperti yang diamati oleh Fike Andaresta, Tities Shofiana, Indi Fitria, Oktavia Erlina, dan
Donny Maulana, batuan yang berada disekitar kawah Sikidang terjadi pelapukan sulfur
(sulfikasi) akibat suhu yang dingin di daerah tersebut dan dari dalam kawah suhunya sangat
panas yang mengakibatkan batuan tersebut melapuk atau sulfikasi.

Kawah Sikidang berisikan material-material vulkanik berupa lava cair. Lava cair ini memiliki
titik didih rata-rata 85-100oC bahkan jika ada peningkatan aktivitas gunung dieng suhu lava
Kawah Sikidang akan semakin bertambah tinggi. Air kawah tersebut berasal dari campuran
antara air dan lumpur yang bewarna ke abu-abuan serta hitam pekat. Lava cair tersebut
menimbulkan bau belerang yang menyengat, jadi para pengunjung Kawah Sikidang disarankan
untuk mengenakan masker. Kawah ini terlihat mendidih dan bergejolak serta memiliki
kedalaman sekitar 1-2 meter dari permukaan tanah, jadi para wisatawan dilarang mendekati area
bibir Kawah Sikidang karena sangat mudah terkikis dan longsor.

Kawah Sikidang merupakan kawah unik dan berbeda dengan kawah-kawah di Dieng lainnya.
Karena kawah utamanya hanya ada satu dan yang lainnya hanya kawah-kawah mungil di
sepanjang jalan menuju kawah utama. Kawah utamanya juga sering berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lain. Jika di area lain muncul kawah yang hendak membesar maka kawah
utama yang dahulu akan mati dan lava cairnya akan surut pindah ke kapundan kawah baru. Jadi
mengapa dinamai dengan Kawah Sikidang karena kawah utamanya selalu berpindah-pindah
seperti lompatan kijang atau kidang.

b. Telaga Warna

Telaga Warna Dieng merupakan salah satu obyek wisata unggulan di Dieng Plateau. Telaga
Warna Dieng tenar karena keindahan warna permukaannya yang bisa berubah-ubah setiap waktu,
tergantung cuaca, sudut pandang, serta jarak pandang kita. Akan lebih indah lagi jika
memandang fenomena perubahan warna permukaan Telaga Warna dari atas.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Sholeh Firdaus, Alex Sugandi, Riski Awaliya,
Septi Meyningsih, Dawud Kurnia, dan Dini Kurnia, perubahan warna air di Telaga Warna akibat
dari pembiasan cahaya matahari pada endapan belerang atau sulfur yang cukup tinggi di dasar
Telaga Warna. Telaga Warna yang di dominasi warna kehijauan ini mempunyai air yang tenang
tidak ada riak sama sama sekali dan bahkan terkadang terdapat letupan air yang mendidih keluar
dari permukaan endapan di Telaga Warna ini. Tak hanya itu kabut putih tipis dan hawa yang
dingin juga turut menghiasi suasana Telaga harmonisasi alam yang mengundang daya tarik
wisatawan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut kami, kenampakan alam di Dataran Tinggi Dieng memiliki perbedaan dengan
kenampakan alam yang ada di Kota Batu. Terutama jenis tanahnya yang berbeda. Di Dataran
Tinggi Dieng yang banyak kawasan kawahnya menyebabkan tanahnya mengandung banyak
sulfur.

Selain itu, adanya Telaga Warna juga menjadikan Dieng banyak diminati oleh wisatawan
karena berbeda dengan telaga-telaga pada umumnya. Fenomena perubahan warna pada air
telaganya saat terkena sinar matahari menjadikan Telaga Warna terlihat sangat indah di pagi hari.

B. Saran

Dataran Tinggi Dieng sangat menawan, terutama pada Kawah Sikidang. Tetapi,
perawatan pada Kawah Sikidang masih kurang. Seharusnya, lebih ditambah lagi fasilitas umum
seperti toilet bagi para pengunjung. Serta, pada spot-spot foto yang telah dibuat di kawasan
Kawah Sikidang, seharusnya, bisa cepat diperbaiki dan lebih diperhatikan lagi untuk pengawasan
bagi keselamatan pengunjung.Untuk di Telaga Warna, jalan menuju ke area telaga bisa
diperbaiki, seperti dipasang paving supaya tidak licin.

Daftar Pustaka

Foto-foto pendukung makalah diambil langsung oleh siswa kelas XII IPS 3.

(Diambil oleh Surya Hadinata)


(Diambil oleh Alexsandro Erino Sugesti)
(Diambil oleh Amin Bayu Putra Pratama dan Cahya Jendra)

(Diambil oleh Dina Dwi Novanti dan Echa Mayora Olivantina)


(Diambil oleh Falyo Naufal dan Gita Hani Sutyoso)

(Diambil oleh Fransisca Pandu Vinata dan Olivia Celomy)


(Diambil oleh Reza Novanto)

(Diambil oleh Misbakhul Munir)


(Diambil oleh Rini Setiawan)

(Diambil oleh Anggi Novitasari)


(Diambil oleh Risky Aprilia Ananda)
(Diambil oleh Yolanda Eka Mawarti)

(Diambil oleh Yufli Velia Dwi Mavela dan Anggia Murni)


(Diambil oleh Beria Asso)

Anda mungkin juga menyukai