Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Penginderan jauh semakin hari semakin dimanfaatkan oleh geologist untuk


menginterpretasikan suatu wilayah. Bahkan sekarang tidak hanya geologist namun cabang
ilmu lain pun memanfaatkannya. Pada umumnya pemanfaatannya berhubungan dengan
kualitas wilayah tersebut terutama dari segi ekonomi. Tetapi ada juga yang memanfaatkannya
untuk kepentingan ilmu dan penelitian. Apalagi wilayah Indonesia cukup luas, tentunya akan
sangat banyak sekali yang didapat dari interpretasi citra satelit. Kita ambil saja contoh
wilayah yang dapat dipelajari itu adalah wilayah Danau Toba.

Danau Toba adalah danau terbesar di dunia dan danau tektonik-vulkanik terbesar di
dunia. Danau yang terletak di Sumatera Utara ini memiliki luas 1.130 km, membentang dari
arah utara ke selatan dengan panjang maksimum 100 km dan lebar maksimum 30 km.
Kedalaman maksimum tercatat sekitar 505 m dengan volume air diperkirakan mencapai 240
km kubik. Danau yang sangat besar ini terbentuk oleh karena aktivitas letusan G. Toba purba
selama jutaaan tahun. Badan air Danau Toba dengan luas 1.103 km2 yang menempati 3 area,
Pulau Samosir di dalam danau mempunyai luas daratan 647 km2 dan suatu Pulau Pardapur
yang lebih kecil dengan luas area 7 km2. Panjang danau adalah 87 km, dengan ukuran
panjang keliling danau 294 km. Area cekungan danau dikelilingi oleh batuan vulkanik,
dengan tinggian yang berkisar antara 400 hingga 1200 m di atas muka air danau. Danau ini
terletak pada garis lintang dan garis bujur antara 98030′ BT; 3005′ LS dan 99020 BT’; 2040′
LS.

Itu merupakan gambaran umum dari Danau Toba sebelum kita melakukan interpretasi
terhadap wilayahnya. Tentu kita akan mendapatkan pengetahuan baru dari interpretasi ini
dengan kita memperhatikan setiap unsur dari citra.
BAB II

INTERPRETASI DANAU TOBA

Pertama, kita akan membahas daerah Dolok Pardamean sampai daerah Muara. Pada
daerah ini kita dapat melihat bahwa wilayah di daerah ini didominasi oleh warna hijau. Hal
ini menunujukkan bahwa wilayah tersebut memiliki wilayah hutan yang cukup tinggi. Namun
tidak semua wilyah hutan memiliki kerapatan vegetasi yang sama. Kita dapat melihat ada
beberapa wilayah yang berwarna hijau tua dan ada juga yang berwarna hijau muda, bahkan
ada yang berwarna biru. Ini menggambarkan perbedaan kerapatan vegetasi malahan ada
wilayah yang tidak bervegetasi (gundul). Di beberapa wilayah juga kita melihat ada warna
merah muda yang menggambarkan kepadatan pemukiman atau penduduk. Mengapa
kebanyakan kepadatan penduduk terkonsenterasi di pnggiran kaldera? Hal itu disebabkan
sebagian besar mata pencaharian penduduk di sana adalah nelayan dan penyedia jasa
pariwisata.

Pola aliran sungai didaerah ini kebanyakan didominasi oleh dendritik dan paralel. Kita
dapat melihat daerah ini dilalui oleh Sungai Asahan. Dari pola aliran sungai ini, kita dapat
melihat bahwa wilayah ini dikombinasi oleh wilayah yang cukup datar ( dendritik ) dan
wilayah yang memiliki ketinggian yang lumayan ( paralel ). Pola dendritik mengindikasikan
kehomogenan litologi batuan dan paralelel mengindikasikan kemungkinan patahan yang
melalui daerah tersebut.

Kedua, kita akan membahas daerah P. Samosir. P. Samosir ini membentuk seperti
antiklin, namun sebenarnya tidak. P. Samosir merupakan bagian G. Toba purba yang
tertinggal akibat erupsi yang dahsyat dan mengalami up-lifting. Di daerah ini, pemukiman
penduduk cukup banyak ( merah muda ). Hampir dari setengah wilyah P. Samosir telah
dijadikan pemukiman. Hal ini mungkin cukup bahaya karena berkurangnya wilyah hutan
yang seharusnya dijadikan alat untuk mencegah terjadinya longsor di daerah tersebut. Pola
aliran sungai di daerah ini didominasin oleh radial. Memang pada kenyataannya pola liran
radial ada di daerah antiklin sekalipun P. Samosir bukanlah lagi antiklin.

Ketiga, kita akan membahas deaerah dari G. Tanduk Benua sampai darah Parlilitan di
sebelah barat. Pada daerah wilayah hutan ( hijau ) cukup luas dengan kerapatan yang berbeda,
namun juga wilayah pemukiman (merah muda ) juga lebih luas dibandingkan dengan
pemukiman di sebelah timur Danau Toba. Hampir seluruh wilayah di pinggiran kaldera
dijadikan pemukiman. Ini mungkin dikarenakan adanya G. Pusuk Bukit yang merupakan
gunungapi aktif sehingga di daerah sekitarnya masyarakat memanfaatkan mataair panas yang
ada di sana sebagai objek wisata. Kemudian kita dapat melihat di daerah sepanjang Harian ke
Sianjur Mula-mula terdapat garis lurus yang membentang. Itu merupakan Patahan Besar
Sumatera yang memanjang dari Lampung. Patahan inilah sebenarnya yang merupakan
pertemuan Lempeng Australia dan Lempeng Eurasia sehingga menyebakan serig terjadinya
gempa di pantai Barat Sumatera. Pembentukan Danau Toaba juga disebabkan oleh patahan
ini yang menyebablkan G. Toba purba meletus dahsyat. Namun kita melihat bahwa ada
pemukiman di daerah patahan itu. Itu tentu berbahaya karena apabila patahan itu bekerja,
pemukiman di sana akan rusak dan tidak menutup kemungkinan kematian bagi penduduknya.
Pola pengaliran didaerah itu didominasi oleh dendritik secara keseluruhan.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Danau Toba merupakan danau besar yang merupakan muara dari sungai yang
mengalir di sekitar daerah daerah tersebut. Di sekitarnya masih terdapat gunungapi aktif
yang kapan saja bisa meletus. Pola pengaliran masih didominasi pola pengaliran
dendritik. Dari hal itu juga kita dapat ambil kesimpulan bahwa adanya kehomogenan
batuan di hampir semua daerah. Erosi masih tidak berpengaruh karena batuan di sana
masih resisten terhadap erosi.

Danau Toba adalah danau yang kaya akan potensi, baik potensi ekonomi dan juga
lingkungan. Vegetasi masih banyak, namun ad beberapa wilayah yang mungkin
mengalami pengerusakan. Hal itu harus diperbaiki. Segala aspek alam yang ada di sana
sangat berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai objek wisata.

B. Saran
1. Pemanfaatan danau jangan sampai merusak ekosistem danau itu sendiri.
2. Sebaiknya daerah patahan jangan dijadikan permukiman
3. Pemanfaatan sumber air panas ditingkatkan
4. Waspada terhadap letusan gunung di sekitar danau, conthnya G. Pusuk Bukit
INTERPRETASI CITRA LANDSAT
DANAU TOBA

Oleh :

Samuel

270110090024

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2010
DAFTAR PUSTAKA

http://www.docstoc.com/docs/47947495/Bab-4-Pola-Pengaliran

http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia

http://geologi.iagi.or.id/2010/04/19/keunikan-geofisik-kaldera-danau-toba-sebagai-potensi-
geowisata/

http://www.savelaketoba.org/highlights/pemanfaatan-kearifan-lokal-dalam-penanganan-
ekosistem-danau-toba/

Anda mungkin juga menyukai