Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Hamidah

NIM : 19045036

Dosen : Sri Marya S.Pd, M.Pd

Sesi : Senin, 16.20 - 18.00

TUGAS PERTEMUAN 12. GEOGRAFI PEMBANGUNAN

“Menganalisis Indicator dan Rasionalitas Kawasan Lindung dan Budidaya Pada Kabupaten
Dharmasraya”

A. Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan
nilai sejarah serta budaya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung
adalah kawasan yang berdasarkan pertimbangan daya dukung mempunyai keterbatasan untuk
dikembangkan karena adanya faktor-faktor limitasi seperti lereng, jenis tanah, curah hujan,
ketinggian; zona kerentanan gerakan tanah, dan zona konservasi air potensial sangat tinggi
dan disesuaikan dengan penetapan kawasan hutan lindung. (berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia No SK.304/Menhut-II/2011). Kawasan hutan lindung (HL)
adalah kawasan hutan yang memiliki karakteristik yang mampu memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitar maupun bawahannya. Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung
dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi
hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah,dan air permukaan.
Perlindungan terhadap kawasan hutan lindung tersebut dilakukan dengan memelihara dan
mempertahankan tutupan vegetasi hutan kawasan hutan lindung.
Berdasarkan pengklasifikasiannya kawasan lindung terdiri dari zona dan subzona
kawasan lindung yang mana terdiri dari :
1) Zona perlindungan terhadap kawasan bawahannya
a. Zona hutan lindung
b. Lindung gambut
c. Resapan air
d. Sempadan pantai
e. Sempadan sungai
f. Sekitar danau atau waduk
g. Sekitar mata air
2) Zona ruang terbuka hijau
h. Hutan kota
i. Taman kota
j. Taman kecamatan
k. Taman kelurahan
l. Taman RW
m. Taman RT
n. Pemakaman
o. Konservasi

Dari klasifikasi kawasan lindung tersebut Kabupaten Dharmasraya memiliki kawasan


lindung berupa :

1. Kawasan hutan lindung ( 3,95% )


Kawasan hutan lindung di Kabupaten Dharmasraya berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.304/Menhut-II/2011meliputi lahan seluas
11.984 Ha atau 3,97 % dari luas wilayah Kabupaten Dharmasraya yang tersebar di Kec.
IX Koto, Kec. Pulau Punjung, Kec. Asam Jujuhan dan Kec. Timpeh.
2. Kawasan suaka alam ( 1,79% )
Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam (KSA/KPA) di Kabupaten
Dharmasraya seluas 5.410Ha (1,79% dari luas wilayah kabupaten) yang terdapat di Kec.
Asam Jujuhan seluas 3.546 Ha dan di Kec. IX seluas 1.864 Ha.
3. Kawasan sempadan sungai ( 1,56% )
Kawasan sempadan sungai yang perlu dilindungi di Kabupaten Dharmasraya seluas
4.709 Ha (1,57% dari luas kabupaten). Sungai besar yaitu Sungai Batanghari, Sungai
Batang Piruko, Batang Mimpi, Batang Momong, Batang Sipotar, Batang Timpeh, Sungai
Jujuhan dengan sempadan sungai 100 m dari tepi sungai. Sementara sungai lainnya
dengan sempadan sungai 50 m dari tepi sungai.
4. Kawasan cagar budaya ( 0,30% )
Kawasan Cagar budaya di Kabupaten Dharmasraya seluas 918 Ha yang terdapat di Kec.
Sitiung, Padang Laweh dan Koto Besar.

Peruntukan kawasan lindung di Kabupaten Dharmasraya seluas 23.033 Ha ( 7,64 % dari luas
kabupaten). Kawasan Hutan Lindung dan Kawasan Suaka Alam/Kawasan Pelestarian Alam
seluas 17.389 Ha (5,76% dari luas kabupaten) terdapat di Kec. IX Koto, Kec. Asam Jujuhan,
Kec. Pulau Punjung, Kec. Timpeh, dan Kec. Padang Laweh. Kawasan cagar budaya terdapat
di Kec. Pulau Punjung dan Kec. Timpeh dengan luas lahan terduga 918 Ha.

B. Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi budidaya sesuai
dengan potensi pemanfaatan sumber daya alam. Kawasan budidaya meliputi kawasan hutan
produksi, kawasan pertanian, kawasan pertambangan, dan kawasan perkotaan. Adapun
berdasarkan jenisnya kawasan budidaya yang ada di Kabupaten Dharmasraya adalah sebagai
berikut :
1. Kawasan hutan produksi ( 8,65% )
Kawasan Hutan Produksi (HP) di Kabupaten Dharmasraya tersebar di Kecamatan IX
Koto dan Kecamatan Koto Besar seluas 26.161 Ha
2. Kawasan hutan produksi konveksi ( 5,14% )
Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Dharmasraya tersebar di
Kecamatan IX Koto, Kecamatan Pulau Punjung, Kecamatan Sitiung, Kecamatan Timpeh,
dan Kecamatan Koto Besar seluas 31.845 Ha.
3. Kawasan hutan produksi terbatas ( 10,52% )
Kawasan Hutan Produksi Konversi (HPK) di Kabupaten Dharmasraya tersebar di
Kecamatan IX Koto dan Kecamatan Timpeh seluas 15.568 Ha.
4. Kawasan hutan rakyat ( 8,34% )
Alokasi peruntukkan kawasan hutan rakyat yaitu pada kawasan dengan kelerengan lebih
dari 40% di luar kawasan hutan dan kawasan yang berfungsi penyangga pada kawasan
perbukitan yang merupakan hulu sungai sehingga berfungsi sebagai pengatur tata air.
Kawasan hutan rakyat dialokasikan di Kec. IX Koto, Kec. Pulau Punjung, Kec. Koto
Besar, Kec. Sitiung, Kec. Timpeh, Kec. Koto Baru, Kec. Koto Besar, dan Kec. Asam
Jujuhan. Luas peruntukkan kawasan hutan rakyat di Kabupaten Dharmasraya seluas
25.239 Ha.
5. Kawasan pertanian lahan basah ( 4,84% )
Lahan yang diperuntukan untuk pertanian tanaman pangan lahan basah yaitu 14.643 Ha
(4,84% dari luas kabupaten). Pengembangan pertanian tanaman pangan lahan basah
secara ekstensifikasi masih dimungkinkan untuk ditingkatkan. Luas lahan sawah
eksisting yaitu 9.652 Ha yang terdapat di D.I. Batanghari seluas 5.782 Ha dan D.I. yang
dikelola kabupaten seluas 3.870 Ha.
6. Kawasan pertanian lahan kering ( 1,75% )
Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan lahan kering seluas 5.285 Ha atau 1,75%
dari total luas wilayah Kabupaten Dharmasraya. Budidaya pertanian tanaman pangan
lahan kering berkembang di Kec. IX Koto, Kec. Pulau Punjung, Kec. Koto Besar, Kec.
Sitiung, Koto Baru, dan Koto Salak.
7. Kawasan perkebunan ( 45,62% )
Kawasan peruntukkan perkebunan di Kabupaten Dharmasraya seluas 131.357 Ha
(43,41% dari luas kabupaten). Peruntukan perkebunan besar yang terdapat di Kabupaten
Dharmasraya seluas 75.840 Ha (25,15% dari luas kabupaten). Peruntukan luas
perkebunan rakyat seluas 55.517 Ha (18,25% dari luas kabupaten). Peruntukkan
perkebunan tersebar diseluruh kecamatan. Pada kawasan berfungsi penyangga yang
memiliki hamparan cukup luas di Kec. IX Koto, Kec. Koto Besar, Kec. Asam Jujuhan,
dan Kec. Timpeh.
8. Kawasan pertanian holtikultura, tanaman perhutanan, perkebunan ( 2,21% )
Kawasan peruntukan pertanian hortikultura, tanaman kehutanan dan perkebunan
diarahkan di Kec. IX Koto. Luas lahan untuk peruntukan kawasan pertanian hortikultura,
tanaman kehutanan dan perkebunan di Kec. IX Koto yaitu 6.685 Ha atau 2,21% dari luas
wilayah kabupaten.
9. Kawasan pertambangan ( 7,69% )
Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah dikeluarkan di Kabupaten Dharmasraya
seluas 19.975 Ha yang terdiri atas IUP operasi produksi seluas 2.388 Ha, IUP eksplorasi
seluas 17.587 Ha. Kawasan IUP terdapat di Kec. Asam Jujuhan, Padang Laweh, Kec.
Koto Besar, Kec. Tiumang, Kec. Timpeh, IX Koto, Kec. Pulau Punjung, Kec. Sitiung,
dan Kec. Koto Salak dengan potensi tambang dominan yaitu batu bara dan biji besi.
10. Kawasan industry ( 0,17% )
Luas lahan yang dialokasikan untuk pengembangan kawasan industri yaitu mencapai 500
Ha. Arahan alternatif lokasi untuk rencana kawasan industri di Kabupaten Dharmasraya
yaitu pada wilayah timur dan selatan kabupaten sepanjang koridor akses jalan kolektor
primer yang terdapat di Kec. Koto Besar, Kec. Sungai Rumbai, Kec. Koto Salak, Kec.
Tiumang, atau Kec. Padang Laweh.
11. Embung dan kolam ( 0,04% )
12. Kawasan koridor pusat kegiatan masyarakat ( 0,17%)
13. Kawasan kebun keanekaragaman hayati ( 0,25% )
Kawasan kebun keragaman hayati diarahkan pengembangannya pada lokasi yang
termasuk Kec. Sitiung dan Kec. Padang Laweh. Luas kawasan lebih kurang 771 Ha.
14. Rencana kawasan transmigrasi ( 0,43% )
Rencana pengembangan kawasan transmigrasi diarahkan di Kec. IX Koto pada Nagari
Banai dan Nagari Silago. Luas lahan yang diperuntukkan yaitu lebih kurang 1.312 Ha
yang mampu menampung lebih kurang 500 keluarga tani atau lebih kurang menampung
2500 jiwa.
15. Kawasan permukiman ( 3,52% )
Luas lahan peruntukan untuk kawasan permukiman di Kabupaten Dharmasraya sebesar
10.625 Ha (3,52% dari luas kabupaten), yang terdiri atas kawasan permukiman perkotaan
dan permukiman perdesaan.

Pola ruang kawasan budidaya di Kabupaten Dharmasraya seluas 279.604 Ha mencakup wilayah
yang berdasarkan analisis daya dukung lahan tergolong kawasan budidaya dan penyangga.

 Proporsi rencana pola ruang Kabupaten Dharmasraya untuk kedua fungsi tersebut yaitu
peruntukan kawasan lindung 23.033 Ha (7,61%) dan proporsi kawasan budidaya 279.566
Ha (92,39%). Dari total seluruh luas kabupaten yaitu 302.599 Ha. Penataan ruang
kawasan seharusnya dapat tertata dengan baik dan sesuai dengan peruntukan kawasan
menjadikan kawasan lindung atau kawasan budidaya. Seharusnya setiap kegiatan
pemanfaatan ruang harus mengacu kepada kebijakan penataan ruang karena di dalamnya
telah diatur distribusi peruntukan ruang, baik itu peruntukan ruang untuk kawasan
budidaya maupun peruntukan ruang untuk kawasan lindung.

Anda mungkin juga menyukai