Anda di halaman 1dari 40

1

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Kementerian negara/lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon 1 : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program : Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Hasil : Tersusunnya Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara
Unit Eselon II/Satker : Pusat Pengembangan Kawasan Strategis
Kegiatan : Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah dokumen Kebijakan dan Strategi Pengembangan
KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara
Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Dokumen
Volume : 1 (satu) dokumen

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
c. Undang-undang Nomor 79 tahun 2005 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
d. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
f. Peraturan Presiden No. 176 Tahun 2014 tentang Pembubaran Dewan
Penerbangan Dan Antariksa Nasional Republik Indonesia, Lembaga Koordinasi
Dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat, Dewan
Buku Nasional, Komisi Hukum Nasional, Badan Kebijaksanaan Dan
Pengendalian Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Nasional, Komite
Antar Departemen Bidang Kehutanan, Badan Pengembangan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu, Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-
Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak, Dewan Pengembangan Kawasan Timur
Indonesia, dan Dewan Gula Indonesia;
g. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional;
h. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1
/PRT/M/20 15 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21 /PRT/M/20 18 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Di Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat.
3

2. Gambaran Umum
Pembangunan infrastruktur diyakini memiliki pengaruh yang signifikan baik
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi maupun mendukung
pengembangan wilayah. Dukungan penyediaan infrastruktur mampu
memberikan efek langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan
ekonomi lokal, regional dan nasional. Di samping itu, peran infrastruktur
sebagai sarana prasarana juga berperan mendukung pengembangan wilayah.
Merujuk hal tersebut, proses pembangunan infrastruktur di Indonesia perlu
dipercepat guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
kawasan-kawasan di Indonesia, sehingga pada akhirnya akan mampu
mendorong pertumbuhan dan perkembangan secara nasional.
Kawasan Pengembangan Ekonomi diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan suatu wilayah mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai
dengan kompetensi sumber daya lokal dan diharapkan dapat berperan sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang
kesenjangannya masih tinggi. Pemerintah memberikan dorongan
pengembangan percepatan agar dapat mengurangi ketertinggalan
pembangunan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI) berdasarkan
keunggulan yang dimiliki. Mengacu pada filosofi tersebut, paradigma
pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu ( KAPET) adalah percepatan
pengembangan kawasan dengan melakukan investasi yang berbasis pada
keunggulan lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan dan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Kementerian PUPR sebagai salah satu organisasi pemerintah yang
bertanggungjawab dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia memiliki satu
pendekatan pembangunan infrastruktur terpadu dengan melakukan
pengelompokkan ke dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Hal
tersebut telah ditetapkan melalui Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/201 5. Melalui
pendekatan WPS tersebut diyakini akan mampu meningkatkan kualitas
pembangunan infrastruktur yang dihasilkan sehingga akan mampu
menghasilkan outcome dan impact yang lebih optimal.
Pada kurun waktu 2015-2017, Kementerian PUPR melalui Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah menyusun 35 Master Plan
dan Development Plan WPS dan MPDP Kawasan Metropolitan, serta MPDP
Penyiapan Masterplan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kota/Kawasan
Strategis. Selain itu, berdasarkan Perpres No. 176 Tahun 2014, Kementerian
PUPR memiliki amanat untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan dan
strategi nasional untuk mempercepat pembangunan KAPET di 13 (tiga belas)
lokasi di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Kementerian PUPR melalui Badan
4
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) akan mengintegrasikan
development plan WPS melalui pembangunan infrastruktur terpadu
khususnya di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara dengan
5

tujuh lokasi KAPET sebagai kawasan yang diprioritaskan pertumbuhannya


karena mempunyai keunggulan ekonomi dibandingkan kawasan lainnya.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi pelaksanaan pembangunan KAPET
dan keterkaitanya dengan dokumen MPDP WPS, serta menyusun Kebijakan dan
Strategi Pengembangan KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara agar kawasan tersebut dapat berfungsi sebagai penggerak pembangunan di
wilayah sekitarnya.
Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan infrastruktur PUPR dalam mendukung
pengembangan KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara
dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan dan mengurangi
disparitas wilayah.

C. SASARAN
Adapun beberapa sasaran ditetapkan dalam kegiatan ini adalah tersedianya
dokumen yang memuat evaluasi pelaksanaan pembangunan KAPET, rumusan
Kebijakan dan Strategi Pengembangan KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan,
dan Nusa Tenggara mencakup strategi pengembangan wilayah, strategi
pengembangan infrastruktur dan rencana program jangka menengah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terintegrasi dengan
dokumen MPDP WPS.

D. MANFAAT
Manfaat dari terlaksananya kegiatan ini adalah terciptanya prioritas dan
sinkronisasi program pembangunan infrastruktur yang berbasis pada
pengembangan wilayah sesuai dengan potensi pengembangan dan kebutuhan
wilayah di KAPET. Penerima manfaat dari kegiatan penyusunan Kebijakan dan
Strategi KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara adalah
semua pemangku kepentingan meliputi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
Dokumen ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses perumusan program
tahunan Kementerian PUPR dalam Konsultansi Regional (Konreg), Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), dan Rapat Kerja/Rapat Dengar
Pendapat dengan DPR RI serta dunia usaha/stakeholder terkait.

E. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah:
1. Evaluasi pelaksanaan pembangunan KAPET mencakup:
a. Evaluasi pembangunan KAPET memuat evaluasi pelaksanaan
pembangunan yang berkaitan dengan upaya peningkatan perekonomian
wilayah dengan memanfaatkan kekuatan/potensi lokal yang ada.
6
Sedangkan evaluasi konektivitas memuat keterkaitan secara ekonomi
antara suatu pusat pertumbuhan dengan pertumbuhan lainnya, dan
7

ketersediaan infrastruktur PUPR yang mendukung kegiatan di dalam


KAPET.
b. Evaluasi pembangunan WPS 1 Sabang – Banda Aceh – Langsa, WPS 17
Sumbawa Besar – Dompu – Bima, WPS 18 Waingapu – Labuan Bajo –
Ende – Maumere, WPS 20 Ketapang – Pontianak – Singkawang – Sambas,
WPS 22 Palangkaraya – Banjarmasin – Batulicin, dan WPS 23 Balikpapan
– Samarinda – Maloy. Evaluasi ini menjabarkan deskripsi kinerja
pembangunan infrastruktur terpadu PUPR pada 6 (enam) WPS tersebut
yang termasuk di dalamnya deliniasi KAPET.

2. Rumusan Kebijakan dan Strategi KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan,


dan Nusa Tenggara yang memuat:
a. Profil wilayah KAPET dalam kebijakan WPS dan lingkup antar WPS,yang
memuat deskripsi, ilustrasi, data-data, dan dokumentasi tentang kondisi
eksisting wilayah perencanaan. Data dan informasi yang digunakan
harus paling muktahir ( up to date), serta menggunakan dan
menyebutkan sumber informasi yang resmi dan terpercaya. Profil
wilayah perencanaan sekurangnya dapat menggambarkan terutama backbone
infrastruktur, hubungan fungsional eksisting antara pusatpusat produksi,
pusat-pusat distribusi serta jaringan, kawasan strategis investasi, kawasan
strategis produksi, dan tingkat pelayanan infrastruktur PUPR dan
Non-PUPR yang memiliki fungsi layanan nasional/regional. Selain itu,
profil ini dituangkan secara spasial dalam peta dengan kedalam informasi
minimal 1:50.000.
0. Ultimate Wilayah KAPET yang memuat deskripsi, data-data, dan
visualisasi/ilustrasi kondisi KAPET dalam kebijakan WPS yang diinginkan
10 tahun ke depan. Ultimate KAPET dalam kebijakan WPS sekurangnya
dapat menggambarkan kawasan strategis dan hubungan fungsional antara
kawasan-kawasan strategis nasional, simpul produksi, pusat-pusat distribusi,
kawasan investasi industri serta tingkat layanan infrastruktur PUPR dan
non-PUPR yang dibutuhkan untuk mendukung ultimate KAPET dalam
kebijakan WPS tersebut. Infrastruktur non-PUPR dapat disusun dengan
input dari dokumen RTR pulau/kepulauan, RTRW provinsi terkait, dan
dokumen kebijakan sektoral seperti rencana induk sektor. Ultimate KAPET
dalam kebijakan WPS dituangkan secara spasial dalam peta dengan
kedalam informasi minimal 1:50.000
b. Strategi Pengembangan Wilayah (SPW) yang memuat prediksi, skenario
tahapan, strategi pengembangan simpul dan kawasan investasi, serta
strategi pengembangan wilayah sepuluh tahunan di masing-masing
KAPET dalam kebijakan WPS dan lingkup antar WPS, sesuai ultimate
wilayah KAPET. SPW ini dimaksudkan agar kawasan-kawasan strategis
dapat berfungsi secara bertahap sesuai kebutuhan pasar, prioritas
kebijakan/program sektoral, realisasi pembangunan infrastruktur nonPUPR
dan manfaat investasi dukungan infrastruktur PUPR yang paling bernilai
tambah.
c. Strategi Pengembangan infrastruktur (SPI) merupakan strategi
8
pemenuhan infrastruktur 10 tahun ke depan, yang mencakup rencana
konektivitas antar kawasan, dukungan terhadap kawasan strategis,
9

keterpaduan infrastruktur PUPR dan non-PUPR dengan sektor dan


daerah, serta rencana peningkatan kualitas permukiman.

e. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Infrastruktur PUPR yang


mencakup rencana program infrastruktur PUPR per tahun (selama lima
tahun) berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah.
Rencana program jangka menengah termasuk di dalamnya rencana
program infrastruktur PUPR kewenangan pusat dan kewenangan daerah
serta dunia usaha / masyarakat dalam rangka sinergisitas (nama
kegiatan, lokasi, volume, waktu, dan biaya).
3. Rekomendasi keterpaduan proyek KPBU dengan pengembangan kawasan.

F. RUANG LINGKUP KEGIATAN DAN


CAKUPAN WILAYAH
1. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan ini meliputi:
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi persiapan pendekatan/metodologi
pelaksanaan pekerjaan dan rencana kerja, persuratan dan
administratif dalam rangka koordinasi dengan sektor pusat dan
pemerintah daerah, penyusunan administrasi untuk menyediakan alat
tulis, bahan komputer dan pengadaan peta basis.
Pendekatan/metodologi agar disusun secara terstruktur dan
sistematis. Demikian juga rencana survei lapangan disusun secara
detail berikut perangkat-perangkat survei yang dibutuhkan.
b. Desk Studi Awal
Inventarisasi dan studi awal dari data sekunder yang telah tersedia,
baik berupa kebijakan nasional seperti Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Renstra Kementerian
PUPR, studi atau kajian terkait di Kementerian PUPR, dan kebijakan
sektoral utama seperti Rencana Induk, dll. Khusus dan peta dasar
serta citra satelit setidaknya tiga tahun terakhir untuk proses
pemuktahiran peta-peta dasar. Dengan desk studi awal ini akan
teridentifikasi gambaran umum dan profil masing-masing KAPET
yang teraktual.
c. Survei Lapangan
Survei lapangan untuk pengambilan data primer dan tambahan data
sekunder. Termasuk diskusi awal dengan perwakilan
pemerintah daerah setempat, dinas PUPR dan dinas kementerian
lain terkait. Selain itu survei juga mencakup pengamatan langsung
kondisi di lapangan dan minimal mencakup penyusuran wilayah
10
KAPET yang meliputi Provinsi Aceh, Kalimantan Barat, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara
11

Barat, dan Nusa Tenggara Timur masing-masing selama 21 (dua


puluh satu) hari.
d. Pengolahan Data
Meliputi inventarisasi dan strukturisasi data primer dan sekunder
yang didapatkan dari survei lapangan, serta infromasi spasial dari
pengadaan citra. Pengolahan data juga meliputi pemilahan data
yang terkait langsung dan tidak langsung, reliable dan tidak
reliable, dll. Untuk data hasil pemilahan kemudian dikelompokkan
sesuai kegunaannya sebagai bahan input dari beberapa tahapan
kegiatan dan jenis analisis. Penstrukturan data sekunder dan
primer dilakukan secara interaktif sehingga mudah untuk
ditelusuri kembali ketika dibutuhkan.

e. Analisis
Proses analisis akan dilakukan dari tiap tenaga ahli, sesuai
bidangnya masing-masing, dan mengikuti lingkup substansi
kegiatan. Analisis dilakukan minimal sesuai dengan analisis yang
termuat dalam KAK, namun dapat dimodifikasi dan dipertajam
serta ditambahakna sesuai masukan tenaga ahli dan karakteristik
wilayah.
f. Perumusan Output dan Penyusunan Peta
Perumusan output dilakukan secara sistematik dan didasari hasil
analisis yang tajam. Output saling berhubungan dan dirumuskan
secara iteratif. Peta disusun seiring dengan proses perumusan
output dan muatannya dijaga selaras dengan seluruh output.
g. Diskusi dan Pembahasan untuk Penajaman Output
Rumusan output didiskusikan bersama sektor terkait di PUPR,
kementerian atau lembaga yang terkait dengan PUPR, dan bersama
perwakilan pemerintah daerah. Seluruh masukan dan saran dari
berbagai pihak direkam dan dikumpulkan oleh tim untuk diolah
lebih lanjut. Diskusi dan pembahasan dapat dilakukan melalui
berbagai forum antara lain:
1) Rapat koordinasi dengan instansi terkait di pusat sebanyak 3 (tiga)
kali selama 1 (satu) hari dengan mengundang sebanyak 35 (tiga
puluh lima) peserta yang terdiri dari dan tidak terbatas pada
Kementerian PUPR, perwakilan dari Kementerian Perhubungan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Sosial, Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator dan Kemaritiman, dan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
2) FGD di Jakarta sebanyak 1 (satu) kali dengan mengundang 45
12
(empat puluh lima) peserta yang terdiri dari dan tidak terbatas pada
Kementerian PUPR, perwakilan dari Kementerian
13

Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan,


Kementerian Dala Negeri, Kementerian Pertanian,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral, Kementerian Sosial, Kementerian Pariwisata,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian
K oordin at or Bida ng Pere ko nomia n, Kem ente ri an
PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator dan Kemaritiman,
dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
3) FGD di daerah dengan maksud menyampaikan tujuan
kegiatan, meningkatkan kerja sama serta mengumpulkan
informasi terbaru dari kondisi langsung di lapangan, sebanyak 3
(tiga) kali yaitu di Provinsi Aceh dengan mengundang 30 (tiga
puluh) peserta untuk KAPET Regional Sumatera,
Kalimantan Barat dengan mengundang 100 (seratus) peserta
untuk KAPET Regional Kalimantan, dan di Nusa Tenggara
Barat dengan mengundang 50 (lima puluh) peserta untuk
KAPET Regional Nusa Tenggara.

4) Pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan


Laporan Akhir di pusat sebanyak 3 (tiga) kali selama 1 (satu)
hari dengan mengundang 36 (tiga puluh enam) orang peserta yang
terdiri dari perwakilan setiap unit organisasi di
Kementerian PUPR.
h. Penajaman Output dan Peta
Input dari proses diskusi dipilah dan diolah untuk menajamkan
output serta peta pendukung.
i. Pelaksanaan Ekspose Output dan Pelaporan
Keseluruhan output kegiatan kemudian diekspose dalam suatu
forum pembahasan, untuk menuju finalisasi output. Seiring
dengan itu, seluruh output dirangkum dalam suatu laporan tertulis
sesuai ketentuan KAK.
j. Pengumpulan dan Pelaporan Output
Pengumpulan seluruh output kegiatan beserta seluruh data (data
mentah dan data hasil pengolahan serta data primer dan data
sekunder) yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kegiatan ini.
Pelaporan dilakukan dalam bentuk penyerahan laporan, album
peta, dan dokumen pendukung lainnya (dalam bentuk hardcopy
dan softcopy interaktif).
2. Ruang Lingkup Substansi
Dalam lingkup kegiatan, tiap keluaran memiliki tahapan-tahapan yang
dilakukan antara lain:
a. Penyiapan Profil KAPET di Sumatera, Kalimantan, dan
Nusa Tenggara
Penyusunan profil KAPET di Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara meliputi
14
deskripsi, ilustrasi, data-data, dan dokumentasi tentang kondisi eksisting wilayah
perencanaan. Secara rinci Profil KAPET di Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara meliputi substansi minimal yaitu:
15

1) Kondisi umum tujuh lokasi KAPET meliputi kondisi fisik dan


lingkungan, kependudukan, ketenagakerjaan, perekonomian, dan
sosial budaya;
2) Dokumen kebijakan spasial seperti RTRW Nasional, RTRW
Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota;
3) Simpul-simpul komoditas terkini dalam tujuh KAPET yaitu
KAPET Bandar Aceh Darussalam, Khatulistiwa, Sasamba,
Batuliscin, DAS Kakab, Bima, dan Mbay;
4) Pusat-pusat produksi dan pusat-pusat distribusi skala wilayah;
5) Kegiatan ekonomi potensial terkini, seperti kawasan pertanian,
kawasan pertanian dan perkebunan, kawasan transmigrasi, dll;
6) Kondisi infrastruktur PUPR terkini, seperti drainase, TPA, IPAL,
jalan penghubung dalam pulau, dan kebutuhan perumahan;
7) Kondisi infrastruktur skala menengah hingga besar dari
kawasan dan infrastruktur tersebut di atas pemerintah
maupun swasta terkini, seperti kawasan pelabuhan, pelabuhan
pengumpul ikan, bandara pengumpan, dan pembangkit listrik;
8) Hubungan fungsional eksisting antar kawasan KAPET dalam
WPS dan ke sekitar WPS serta arah perkembangan spasial
keruangan KAPET dalam kebijakan WPS;
9) Profil dituangkan secara spasial ke dalam peta dengan skala peta
minimal 1:50.000, yang dimutakhirkan dari peta dasar terkini dan
citra satelit terbaru (setidaknya 3 tahun terakhir);
10) Identifikasi kawasan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) Natuna
serta pusat-pusat Poros Tengah dan Selatan di Kalimantan.
b. Penyiapan Ultimate KAPET Regional Sumatera, Kalimantan,
dan
Nusa Tenggara dalam Kebijakan WPS
Penyusunan Ultimate KAPET Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara
dalam Kebijakan WPS yang minimal dan tidak terbatas memuat:
1) Analisis kebijakan spasial (kawasan strategis yang akan
didukung, kawasan andalan, serta isu strategis) dan program
strategis;
2) Analisis kependudukan seperti kepadatan penduduk,
kepadatan permukiman, pertumbuhan dan proyeksi
penduduk;
3) Analisis ketenagakerjaan seperti tingkat partisipasi angkatan kerja,
rasio kontribusi PDB Sektor dan penyerapan angkatan kerja;
4) Analisis ekonomi wilayah seperti pendapatan per kapita,
produktivitas sektor, pertumbuhan ekonomi, laju
pertumbuhan ekonomi, tipologi klasen, kebutuhan investasi;
5) Analisis basis ekonomi dan sektor unggulan seperti Location
16
Quotient (LQ), Multiplier Effect, Shift Share (SS),
17

6) Analisis kondisi eksisting, kendala, potensi, dan tantangan yang


dipadukan dengan kebutuhan pasar;
7) Analisis fisik dan lingkungan seperti daya dukung lahan
pertanian, daya dukung industri, pariwisata;
8) Analisis kebutuhan infrastruktur PUPR seperti sektor Sumber
Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan;
9) Analisis pengembangan wilayah seperti simpul-simpul
produksi, simpul-simpul pengolahan, indeks sentralitas;
10) Analisis daya dukung lingkungan hidup;
11) Analisis keterkaitan (metode gravitasi indeks konektivitas,
indeks sentralitas) antar kawasan strategis, antar kapet dalam WPS
dan antar WPS, serta antar pulau;
12) Analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, dan
threats)
13) Analisis kawasan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT) Natuna
serta pusat-pusat Poros Tengah dan Selatan di Kalimantan
14) Penetapan target pengembangan wilayah dan dukungan
infrastruktur 5 dan 10 tahun ke depan;
15) Analisis kebijakan KAPET terhadap Rencana Tata Ruang di
tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, dan MPDP terkait;
16) Rekomendasi penajaman Ultimate dalam kebijakan WPS;
17) Ultimate KAPET dalam kebijakan WPS yang dituangkan secara
spasial dalam peta dengan kedalam informasi minimal
1:50.000.
c. Penyusunan Strategi Pengembangan Wilayah dan Strategi
Pengembangan Infrastruktur KAPET Regional
Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara dalam Kebijakan
WPS
Penyusunan strategi pengembangan KAPET dan strategi pengembangan
infrastruktur minimal dan tidak terbatas memuat:
1) Analisis dukungan pertumbuhan kawasan dan hinterland-nya;
2) Analisis aksesibilitas terhadap konektivitas KAPET dan sumber air baku
dengan wilayah-wilayah sentra produksi bahan baku, simpul produksi dengan
simpul pengolahan/outlet;
3) Analisis peningkatan nilai tambah dan hilirisasi komoditas unggulan yang
terintegrasi dengan kawasan disekitarnya;
4) Analisis perkembangan wilayah seperti regionalisasi dan unit analisis, serta indeks
pembangunan wilayah;
5) Analisis peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan pengolahan sanitasi;
6) Penyusunan skenario pengembangan wilayah, yang telah
mempertimbangkan daya dukung dan daya tampung lingkungan;
7) Penetapan simpul-simpul produksi dan simpul-simpul pengolahan, serta kawasan
yang diprioritaskan;
8) Strategi pengembangan infrastruktur mendukung pusat-pusat pelayanan, simpul
produksi, simpul pengolahan;
18
9) Rekomendasi penajaman strategi pengembangan wilayah dan strategi
pengembangan infrastruktur dalam kebijakan dan strategi WPS;
10) Peta Rencana Pengembangan Kawasan dengan skala minimal 1:50.000.
19

d. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Infrastruktur PUPR


pada KAPET Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara dalam Kebijakan WPS
Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah minimal dan tidak
terbatas memuat:
1) Analisis keterpaduan antar infrastruktur PUPR;
2) Analisis sinergitas antara infrastruktur PUPR pusat dan daerah;
3) Analisis kelayakan ekonomi dan keuangan, serta fungsi dan
manfaat;
4) Identifikasi sumber-sumber dan pengembangan skema-skema
pembiayaan program infrastruktur PUPR;
5) Penyusunan program Infrastruktur PUPR Kewenangan Pusat
dalam Rangka Sinergitas;
6) Penajaman program infrastruktur PUPR, yang telah
mempertimbangkan “ readinesscriteria”;
7) Rencana Program Infrastruktur PUPR Kewenangan Daerah
dalam Rangka Sinergitas Per Tahun Selama Lima Tahun; dan
8) Identifikasi program sektor strategis infrastruktur PUPR dan
non-PUPR, daerah, dan dunia usaha agar terjalin keterpaduan
dengan program infrastruktur PUPR.
9) Analisis dan penyusunan rencana pembiayaan infrastruktur
dengan skema KPBU.
3. Cakupan Wilayah
Wilayah studi mencakup kabupaten/kota yang tercakup dalam
kegiatan ini yaitu secara rinci sebagai berikut:
a. KAPET Bandar Aceh Darussalam (Aceh) dalam lingkup WPS 1
Sabang-Banda Aceh-Langsa; meliputi Kota Banda Aceh, Kab. Aceh
Besar, Kab. Pidie;
b. KAPET Khatulistiwa (Kalimantan Barat) dalam lingkup WPS 20
Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas; meliputi Kota
Singkawang, Kab. Bengkayang, Kab. Sambas, Kab.Sanggau, Kab.
Sintang, Kab. Landak, Kab. Kapuas Hulu;
c. KAPET Sasamba (Kalimantan Timur) dalam lingkup WPS 23
Balikpapan-Samarinda-Maloy; meliputi Kab. Kutai Kartanegara,
Kota Samarinda, Kota Balikpapan;
d. KAPET Batulicin (Kalimantan Selatan) dalam lingkup WPS 22
Palangkaraya-Banjanrmasin-Batulicin; meliputi Kota Batulicin,
Kab. Kota Baru;
e. KAPET DAS Kakab (Kalimantan Tengah) dalam lingkup WPS 22
Palangkaraya-Banjanrmasin-Batulicin; meliputi Kota Palangkaraya,
Kab. Barito Utara, Kab. Barito Selatan dan Kab. Kapuas;
f. KAPET Bima (Nusa Tenggara Barat) dalam lingkup WPS 17
20
Sumbawa Besar-Dompu-Bima; meliputi Kab. Bima dan Kab.
Dompu;
21

g. KAPET Mbay (Nusa Tenggara Timur) dalam lingkup WPS 18


Waingapu-Labuan Bajo-Ende-Maumere; meliputi Kab. Ngada dan
Kab. Nagakeo.

c. METODOLOGI
Kegiatan penyusunan Kebijakan dan Strategi Kawasan Pengembangan Ekonomi (Eks.
KAPET) di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara dilaksanakan secara
kontraktual dan memuat antara lain analisis dalam hal:
1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi persiapan persuratan dan administratif dalam rangka
koordinasi dengan sektor pusat dan pemerintah daerah, penyusunan SK dan Rencana
Kerja serta administrasi untuk menyediakan alat tulis, bahan komputer dan
pengadaan peta basis.
2. Survei lapangan
Melakukan survei ke lapangan dalam rangka pengumpulan data primer, sekunder, dan
data pendukung lainnya.
3. Penyusunan Rencana
Tahap penyusunan rencana meliputi identifikasi profil wilayah, penyusunan ultimate
goals pengembangan wilayah, penyusunan strategi pengembangan wilayah dan
strategi pengembangan infrastruktur, dan penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah.

H. PELAPORAN
Laporan yang harus diserahkan adalah:
1. Rencana Mutu Kontrak
Laporan Rencana Mutu Kontrak merupakan kegiatan tahap awal
konsultan dalam kegiatan untuk memberikan informasi perihal
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan lingkup pekerjaan dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini ditujukan untuk
mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan pekerjaan. Laporan Rencana
Mutu Kontrak memuat: lembar pengesahan, kebijakan mutu dan
sasaran mutu kegiatan/pekerjaan, informasi pekerjaan, penjelasan
lingkup pekerjaan, lokasi pekerjaan, pihak-pihak yang terlibat, struktur
organisasi, tugas, tanggung jawab, dan wewenang, metode kerja
pelaksanaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal tenaga kerja,
jadwal pelaporan, dan progres kerja. Laporan ini harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu kalender setelah ditandatangani
kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan ini merupakan kegiatan tahap awal konsultan dalam rangka
menjelaskan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pemahaman konsultan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan, data- data
sekunder awal yang sudah diperoleh terkait dengan studi, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan jadwal penugasan tenaga ahli sesuai
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta uraian penugasan tenaga ahli
22
sesuai dengan keahlian yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan
nantinya. Berdasarkan laporan ini dapat dievaluasi kiranya terdapat
ketidaksesuaian pemahaman dalam kegiatan, sehingga dapat
23

diskusikan bersama. Laporan pendahuluan diserahkan selambat-


lambatnya 2 (dua) bulan kalender setelah ditandatanganinya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pemberi Tugas. Jumlah laporan
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
3. Laporan Bulanan
Laporan ini merupakan kegiatan konsultan pada tahap selanjutnya
untuk menjelaskan progres pekerjaan dari tiap tenaga ahli per
bulannya supaya pihak pengguna jasa dapat memonitor perkembangan
dalam kegiatan. Laporan diserahkan setiap bulan di luar bulan-bulan
pengumpulan laporan Pendahuluan, laporan Antara, dan laporan
Akhir, masing-masing sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4. Laporan Antara
Laporan antara merupakan kegiatan konsultan yang ditujukan sebagai
penjelasan proses dan hasil pekerjaan sementara dari konsultan yang
akan didiskusikan lebih lanjut untuk penyempurnaan. Laporan ini
berisikan antara lain dan tidak terbatas pada: hasil pengolahan data
primer dan sekunder yang sudah distrukturkan berdasarkan kebutuhan
pencapain tujuan dan sasaran pekerjaan, analisa terhadap hal-hal
yanag diperlukan sebagaimana diminta di kerangka acuan kerja,
alternatif usulan konsep rencana pengembangan kawasan dan
infrastruktur yang telah melaui proses analisa, dan rekomendasi
alternatif yang akan diimplementasikan sesuai dengan telaahan yang
telah dilakukan. Laporan diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat)
bulan setelah kegiatan dimulai sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar
disampaikan untuk didiskusikan bersama Unor PUPR dan K/L terkait.
5. Laporan Akhir
Laporan akhir merupakan rangkuman terakhir dan pelaporan
keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh konsultan. Laporan ini
berisikan dan tidak terbatas pada:
a. Strategi pengembangan antar kawasan, yang mengacu kepada rencana tata ruang dan
memberikan arahan pengembangan kawasan (indikasi potensi produksi utama
kawasan) agar potensinya dapat dioptimalkan dan mempunyai nilai tambah serta
mendapat dukungan infrastruktur yang diperlukan;
b. Rencana strategis infrastruktur wilayah, yang berisikan strategi pengembangan
infrastruktur yang terpadu dalam periode 10 (sepuluh) tahun untuk mendukung strategi
pengembangan antar kawasan. Rencana strategis ini juga harus memuat peluang
investasi infrastruktur dikemudian hari;

c. Program jangka menengah infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
periode 5 (lima) tahun yang dijabarkan dalam program tahunan, dan
menggambarkan fungsi, lokasi, waktu, besaran/volume, dan biaya per sektor (Sektor
Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan), beserta sumber
pembiayaannya termasuk dana dari pihak dunia usaha;
d. Perkiraan kinerja fungsi dan manfaat dari infrastruktur PUPR yang diprogramkan dalam
24
jangka menengah; dan Peta keterpaduan infrastruktur KAPET terhadap Rencana Tata
Ruang tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan MPDP WPS terkait yaitu:
1) KAPET Bandar Aceh Darussalam (Aceh) terhadap WPS 1
Sabang-Banda Aceh-Langsa;
25

2) KAPET Khatulistiwa (Kalimantan Barat) terhadap WPS 20


Ketapang-Pontianak-Singkawang-Sambas;
3) KAPET Sasamba (Kalimantan Timur) terhadap WPS 23
Balikpapan-Samarinda-Maloy;
4) KAPET Batulicin (Kalimantan Selatan) terhadap WPS 22
Palangkaraya-Banjanrmasin-Batulicin;
5) KAPET DAS Kakab (Kalimantan Tengah) terhadap terhadap WPS
22 Palangkaraya-Banjanrmasin-Batulicin;
6) KAPET Bima (Nusa Tenggara Barat) terhadap WPS 17 Sumbawa
Besar-Dompu-Bima; dan
7) KAPET Mbay (Nusa Tenggara Timur) terhadap WPS 18
Waingapu-Labuan Bajo-Ende-Maumere.
e. Bab berisi Prosiding (tergabung dalam laporan atau terlampir)
Prosiding merupakan laporan hasil pelaksanaan kegiatan
workshop/seminar yang meliputi bahan paparan, dokumentasi
kegiatan, dokumen administrasi, dan dokumen pendukung
pelaksanaan workshop/seminar/FGD, serta kesimpulan dari hasil
workshop/seminar.
Laporan diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah
kegiatan dimulai sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
6. Album Peta
Album peta merupakan pendukung laporan Rencana yang berisi
tentang sebaran infrastruktur strategis PUPR, sektor lainnya, dan
kawasan strategis yang memiliki prospek/potensi pengembangan.
Disusun dalam bentuk album peta A3 untuk Rencana Pengembangan
Kawasan dengan skala minimal 1:50.000, dan peta site plan Kawasan
Inkubasi dengan skala minimal 1:1.000. Album peta diserahkan
selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan setelah kegiatan dimulai
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar.
7. Buku Eksekutif
Buku ini berisikan ringkasan hasil kegiatan dengan menampilkan
rencana pembangunan infrastruktur terpadu, indikasi potensi
produktifitas kawasan , indikasi program
pengembangan/Pengembangan infrastruktur, dan rekomendasi
muatan teknis kepada unit teknis dalam bentuk yang komunikatif.
Buku popular diserahkan selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan
setelah kegiatan dimulai sebanyak 20 (dua puluh) eksemplar.

8. Pembuatan Laporan Dalam CD


Semua materi yang merupakan bagian dari Rencana dikumpulkan
dalam format softcopy dalam bentuk cakram padat yang diserahkan
selambat-lambatnya 8 (delapan) bulan sebanyak 10 (sepuluh) keping.
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
I.
KEGIATAN
Tahapan dan Waktu Pelaksanaan akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan secara
berturut-turut untuk tahun anggaran 2019, dengan jadwal sebagai berikut:
27

OUTPUT Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov

Profil wilayah
TENAGA AHLI
Ultimate wilayah
i. Strategi Pengembangan
wilayah ini dilaksanakan secara kontraktual. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
Kegiatan
Strategi Pengembangan
dibutuhkan tenaga ahli yang menguasai bidang keahlian tertentu yang berjumlah 16
Infrastruktur
(enam belas) orang dengan total 86 MM (manmonth).
No TENAGA AHLI Jumlah Volume
(orang) (bulan)
a. TIM UMUM
1 Ketua Tim (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota ) 1 8
2 Ahli Ekonomi Wilayah 1 8
3 Ahli Infrastruktur Wilayah 1 8
4 Ahli Pembiayaan Infrastruktur 1 2
5 Ahli Pemetaan 1 8
6 Ahli Kebijakan Publik 1 3
7 Ahli Kebencanaan 1 3
8 Ahli Sosial Budaya 1 3

B TIM ASISTEN
1 Asisten Perencanaan Wilayah dan Kota 1 8
2 Asisten Ekonomi Wilayah 1 8
3 Asisten Infrastruktur Wilayah 1 8
4 Asisten Pembiayaan Infrastruktur 1 2
5 Asisten Pemetaan 1 8
6 Asisten Kebijakan Publik 1 3
7 Asisten Kebencanaan 1 3
8 Asisten Sosial Budaya 1 3

Susunan tenaga ahli yang diperlukan adalah sebagai berikut:


1. Ketua Tim (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota)
Ketua Tim/Team Leader adalah Ahli Perencanaan Wilayah dan
Kota yang berpengalaman di bidang infrastruktur PUPR dengan
pendidikan minimal S-1 jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan dengan
pengalaman di bidang perencanaan wilayah dan kota sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli perencanaan wilayah
dan pota antara lain (tidak terbatas pada) menganalisa dan
merencanakan pengembangan 7 (tujuh) lokasi KAPET, serta
28

menggabungkan hasil analisis dari tenaga ahli lainnya.


2. Ahli Ekonomi Wilayah
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi
Pembangunan atau Perencanaan Wilayah dan Kota, minimal S-1,
lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini
berpengalaman di bidang ekonomi wilayah sekurang-kurangnya
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli ekonomi
wilayah antara lain (tidak
29

terbatas pada) menganalisa kegiatan ekonomi potensial, peningkatan


nilai tambah kawasan, dan skenario pengembangan wilayah.
3. Ahli Infrastruktur Wilayah
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil, minimal S-1,
lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini
berpengalaman dibidang perencanaan infrastruktur wilayah sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli infrastruktur wilayah antara
lain (tidak terbatas pada) menganalisa kebutuhan infrastruktur PUPR,
aksesibilitas terhadap konektivitas KAPET, rencana program
infrastruktur PUPR.
4. Ahli Pembiayaan Infrastruktur
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Sarjana Ekonomi
Pembangunan atau Perencanaan Wilayah dan Kota, minimal S-1,
lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini
berpengalaman di bidang pembiayaan infrastruktur sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli pembiayaan infrastruktur antara
lain (tidak terbatas pada) menganalisa kebutuhan pembiayaan
infrastruktur PUPR dan rencana pembiayaan infrastruktur PUPR
dengan mekanisme KPBU.
5. Ahli Pemetaan
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geografi
Perencanaan Wilayah dan Kota , minimal S-1, lulusan universitas
negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di
bidang pemetaan sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli
pemetaan antara lain (tidak terbatas pada) menganalisa kondisi spasial
ke dalam peta dengan skala minimal 1:50.000 serta membuat peta-peta
tematik sesuai hasil analisa tenaga ahli lainnya.
6. Ahli Kebijakan Publik
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Manajemen Kebijakan
Publik, minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman dibidang kebijakan publik
sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Peran
tenaga ahli kebijakan publik antara lain (tidak terbatas pada)
menganalisa kebijakan KAPET terhadap Rencana Tata Ruang di tingkat
nasional, provinsi, dan kabupeten/kota serta analisa terhadap MPDP
WPS terkait.
7. Ahli Kebencanaan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geografi atau Sarjana
Teknik Geofisika atau Sarjana Geologi, minimal S-1, lulusan universitas
negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di
bidang kebencanaan sekurang-kurangnya sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun. Peran tenaga ahli kebijakan publik antara lain (tidak terbatas
pada) menganalisa kebijakan KAPET terhadap Rencana Tata Ruang di
tingkat nasional, provinsi, dan kabupeten/kota serta analisa terhadap
MPDP WPS terkait.
8. Ahli Sosial Budaya
30
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Antropologi atau
Sarjana Sosiologi, minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang
telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di bidang sosial
31

budaya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Peran tenaga ahli sosial


budaya antara lain (tidak terbatas pada) menganalisa daya dukung
masyarakat, isu atau konflik sosial, kondisi sosial masyarakat, dan
potensi pariwisata terhadap pengembangan KAPET.
9. Asisten Perencanaan Wilayah dan Kota
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota, minimal S-1, lulusan universitas
negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di
bidang perencanaan wilayah dan kota sekurang-kurangnya 1 (satu)
tahun. Asisten Perencanaan Wilayah dan Kota nantinya akan
membantu Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota.
10. Asisten Ekonomi Wilayah
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Ekonomi
Pembangunan, minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di bidang ekonomi wilayah
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Asisten Ekonomi Wilayah
nantinya akan membantu Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah.
11. Asisten Infrastruktur Wilayah
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil, minimal S-1, lulusan
universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman
dibidang perencanaan infrastruktur sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Asisten
Infrastruktur Wilayah nantinya akan membantu Tenaga Ahli Infrastruktur Wilayah.
12. Asisten Pembiayaan Infrastruktur
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Sarjana Ekonomi Pembangunan atau
Perencanaan Wilayah dan Kota, minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang
telah disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di bidang pembiayaan infrastruktur
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun. Asisten Pembiayaan Infrastruktur nantinya akan
membantu Tenaga Ahli Pembiayaan Infrastruktur.
13. Asisten Pemetaan
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Geografi atau Perencanaan
Wilayah dan Kota , minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang telah
disamakan. Tenaga ahli ini berpengalaman di bidang pemetaan sekurang-kurangnya 1
(satu) tahun. Asisten Pemetaan nantinya akan membantu Tenaga Ahli Pemetaan.
14. Asisten Kebijakan Publik
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Manajemen Kebijakan Publik, minimal S-
1, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga ahli ini
berpengalaman di bidang kebijakan publik sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Asisten Kebijakan Publik nantinya akan membantu Tenaga Ahli Kebijakan Publik.
15. Asisten Kebencanaan
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah adalah Sarjana Geografi atau Sarjana Teknik
Geofisika atau Sarjana Geologi, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Tenaga ahli ini berpengalaman di bidang kebencanaan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Asisten Kebijakan Publik nantinya akan membantu Tenaga Ahli Kebijakan Publik.
16. Asisten Sosial Budaya
Asisten tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Antropologi atau Sarjana
Sosiologi, minimal S-1, lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Tenaga
ahli ini berpengalaman di bidang sosial budaya sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.
Asisten Sosial Budaya nantinya akan membantu Tenaga Ahli Sosial Budaya.
32
K. WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
33

Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2019 dan seluruh pekerjaan harus
dapat diselesaikan dalam waktu 8 (delapan) bulan kalender.

L.OUTCOME DAN IMPACT


Pendekatan berbasis kewilayahan yang diterapkan sebagai basis pembangunan
infrastruktur diharapkan akan mampu menghasilkan multipliereffect yang lebih optimal bagi
kawasan-kawasan. Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengembangan KAPET di
Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara ini diharapkan akan mampu
menghasilkan salah satu dokumen acuan bagi pengembangan infrastruktur di pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi tersebut, sehingga akan mampu mendorong percepatan
pertumbuhan dan perkembangan kawasan.
Selain itu tersedianya kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur terpadu di tingkat
Kabupaten, Kota, maupun Provinsi di delineasi tersebut, akan meningkatkan efektivitas
dukungan infrastruktur PUPR terhadap pusat-pusat kegiatan di lingkup KAPET tersebut,
serta peningkatan efisiensi proses produksi yang ditunjukkan dengan meningkatkan
pemenuhan kebutuhan masyarakat dan aktivitas ekonomi pada Kota/Kabupaten Potensial
Pertumbuhan Wilayah.
Penyusunan dokumen ini juga diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara pusat
KAPET dengan wilayah-wilayah sentra produksi bahan baku dan tersedianya sarana
prasarana jalan, energi, telekomunikasi, dan air bersih penunjang kegiatan pengelolaan
komonitas unggulan di kawasan.

0. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan anggaran biaya sebesar Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) termasuk PPN yang berasal dari
DIPA Satuan Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun
Anggaran 2019.
A. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN
Seluruh kepemilikan data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam
KAK ini diserahkan kepada organisasi pengguna jasa/pemberi tugas yakni Satuan
Kerja Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
setelah mendapat persetujuan kelengkapan dari Tim Supervisi yang ditunjuk
34
dalam pekerjaan ini.
35

BAB V. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN


L
AMPIRAN A BENTUK SURAT PENAWARAN ADMINISTRASI DAN
:

TEKNIS (File I) A. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA BADAN


USAHA/KEMITRAAN (KSO)

CONTOH
[KOP SURAT BADAN USAHA ]

,_____________20__
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja_______________UKPBJ_____________________[K/L/D/I]
di

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis


Pekerjaan_________________[nama pekerjaan]

Sehubungan dengan Undangan Pemasukan Dokumen Penawaran


Nomor tanggal dan setelah kami pelajari dengan
saksama Dokumen Pemilihan, Berita Acara Pemberian Penjelasan
[dan Adendum Dokumen Pemilihan], dengan ini kami mengajukan penawaran
A d m i n i s t r a s i d a n T e k n i s u n t u k p e k e r j a a n [nama paket
pekerjaan].

Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan


persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran


sampai dengan tanggal [60 hari setelah batas akhir
pemasukan dokumen penawaran].
Sesuai dengan persyaratan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan :
1) [Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi]
0) Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri dari :
1)Data Organisasi Perusahaan;
2)Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
3)Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri dari:
1)Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja;
2)Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja;
3)Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
4)Komposisi tim dan penugasan;
5)Jadwal penugasan tenaga ahli;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri dari:
1) Daftar Riwayat Hidup personil yang diusulkan;
37

2) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang


diusulkan;
d . [Dokumen lain yang dipersyaratkan]

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup


dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan

B. BENTUK SURAT PENAWARAN PESERTA


CONTOH
[KOP SURAT BADAN USAHA]

,_____________20__
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja_______________UKPBJ_____________________[K/L/D/I]
di

Perihal : Penawaran Administrasi dan Teknis Pekerjaan


[nama pekerjaan diisi oleh Pokja Pemilihan]

Sehubungan dengan Undangan pengambilan Dokumen Pemilihan


Nomor tanggal dan setelah kami pelajari dengan
saksama Dokumen Pemilihan, Berita Acara Pemberian Penjelasan
[dan Adendum Dokumen Pemilihan], dengan ini kami mengajukan penawaran
A d m i n i s t r a s i d a n T e k n i s u n t u k p e k e r j a a n [nama paket
pekerjaan].

Penawaran Administrasi dan Teknis ini sudah memperhatikan ketentuan dan


persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku sejak batas akhir pemasukan Dokumen Penawaran


sampai dengan tanggal [60 hari setelah batas akhir
pemasukan dokumen penawaran].
Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pemilihan, bersama Surat Penawaran
Administrasi dan Teknis ini kami lampirkan :
1) [Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi]
0) Dokumen penawaran teknis, terdiri dari :
a. Data Pengalaman Perusahaan, terdiri dari :
1) Data Organisasi Perusahaan;
2) Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
3) Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. Pendekatan dan Metodologi, terdiri dari:
1) Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja;
38
2) Uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja;
39

3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan;


4) Komposisi tim dan penugasan;
5) Jadwal penugasan tenaga ahli;
c. Kualifikasi Tenaga Ahli, terdiri dari:
1) Daftar Riwayat Hidup personil yang diusulkan;
2) Surat pernyataan kesediaan untuk ditugaskan dari personil yang
diusulkan;
d . [Dokumen lain yang dipersyaratkan]

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup


dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen
Pemilihan.
40

ANALISIS KETERKAITAN ANTAR KAWASAN STRATEGIS, ANTAR KAPET


DALAM WPS DAN ANTAR WPS, SERTA ANTAR PULAU

ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP


RENCANA PENYUSUNAN STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH
PENETAPAN SIMPUL-SIMPUL PRODUKSI DAN SIMPUL-SIMPUL
PENGOLAHAN, SERTA KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN

Anda mungkin juga menyukai