A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
b. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
c. Undang-undang Nomor 79 tahun 2005 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
d. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
f. Peraturan Presiden No. 176 Tahun 2014 tentang Pembubaran Dewan
Penerbangan Dan Antariksa Nasional Republik Indonesia, Lembaga Koordinasi
Dan Pengendalian Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat, Dewan
Buku Nasional, Komisi Hukum Nasional, Badan Kebijaksanaan Dan
Pengendalian Pembangunan Perumahan Dan Permukiman Nasional, Komite
Antar Departemen Bidang Kehutanan, Badan Pengembangan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu, Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-
Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak, Dewan Pengembangan Kawasan Timur
Indonesia, dan Dewan Gula Indonesia;
g. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional;
h. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1
/PRT/M/20 15 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
21 /PRT/M/20 18 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur Di Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat.
3
2. Gambaran Umum
Pembangunan infrastruktur diyakini memiliki pengaruh yang signifikan baik
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi maupun mendukung
pengembangan wilayah. Dukungan penyediaan infrastruktur mampu
memberikan efek langsung maupun tidak langsung bagi pertumbuhan
ekonomi lokal, regional dan nasional. Di samping itu, peran infrastruktur
sebagai sarana prasarana juga berperan mendukung pengembangan wilayah.
Merujuk hal tersebut, proses pembangunan infrastruktur di Indonesia perlu
dipercepat guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
kawasan-kawasan di Indonesia, sehingga pada akhirnya akan mampu
mendorong pertumbuhan dan perkembangan secara nasional.
Kawasan Pengembangan Ekonomi diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan suatu wilayah mengembangkan daya saing produk unggulan sesuai
dengan kompetensi sumber daya lokal dan diharapkan dapat berperan sebagai
penggerak pertumbuhan ekonomi bagi wilayah-wilayah yang
kesenjangannya masih tinggi. Pemerintah memberikan dorongan
pengembangan percepatan agar dapat mengurangi ketertinggalan
pembangunan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI) berdasarkan
keunggulan yang dimiliki. Mengacu pada filosofi tersebut, paradigma
pengembangan Kawasan Ekonomi Terpadu ( KAPET) adalah percepatan
pengembangan kawasan dengan melakukan investasi yang berbasis pada
keunggulan lokal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kawasan dan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Kementerian PUPR sebagai salah satu organisasi pemerintah yang
bertanggungjawab dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia memiliki satu
pendekatan pembangunan infrastruktur terpadu dengan melakukan
pengelompokkan ke dalam 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Hal
tersebut telah ditetapkan melalui Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1/PRT/M/201 5. Melalui
pendekatan WPS tersebut diyakini akan mampu meningkatkan kualitas
pembangunan infrastruktur yang dihasilkan sehingga akan mampu
menghasilkan outcome dan impact yang lebih optimal.
Pada kurun waktu 2015-2017, Kementerian PUPR melalui Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) telah menyusun 35 Master Plan
dan Development Plan WPS dan MPDP Kawasan Metropolitan, serta MPDP
Penyiapan Masterplan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Kota/Kawasan
Strategis. Selain itu, berdasarkan Perpres No. 176 Tahun 2014, Kementerian
PUPR memiliki amanat untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan dan
strategi nasional untuk mempercepat pembangunan KAPET di 13 (tiga belas)
lokasi di Indonesia.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Kementerian PUPR melalui Badan
4
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) akan mengintegrasikan
development plan WPS melalui pembangunan infrastruktur terpadu
khususnya di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara dengan
5
C. SASARAN
Adapun beberapa sasaran ditetapkan dalam kegiatan ini adalah tersedianya
dokumen yang memuat evaluasi pelaksanaan pembangunan KAPET, rumusan
Kebijakan dan Strategi Pengembangan KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan,
dan Nusa Tenggara mencakup strategi pengembangan wilayah, strategi
pengembangan infrastruktur dan rencana program jangka menengah
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang terintegrasi dengan
dokumen MPDP WPS.
D. MANFAAT
Manfaat dari terlaksananya kegiatan ini adalah terciptanya prioritas dan
sinkronisasi program pembangunan infrastruktur yang berbasis pada
pengembangan wilayah sesuai dengan potensi pengembangan dan kebutuhan
wilayah di KAPET. Penerima manfaat dari kegiatan penyusunan Kebijakan dan
Strategi KAPET di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara adalah
semua pemangku kepentingan meliputi pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
Dokumen ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam proses perumusan program
tahunan Kementerian PUPR dalam Konsultansi Regional (Konreg), Musyawarah
Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), dan Rapat Kerja/Rapat Dengar
Pendapat dengan DPR RI serta dunia usaha/stakeholder terkait.
E. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah:
1. Evaluasi pelaksanaan pembangunan KAPET mencakup:
a. Evaluasi pembangunan KAPET memuat evaluasi pelaksanaan
pembangunan yang berkaitan dengan upaya peningkatan perekonomian
wilayah dengan memanfaatkan kekuatan/potensi lokal yang ada.
6
Sedangkan evaluasi konektivitas memuat keterkaitan secara ekonomi
antara suatu pusat pertumbuhan dengan pertumbuhan lainnya, dan
7
e. Analisis
Proses analisis akan dilakukan dari tiap tenaga ahli, sesuai
bidangnya masing-masing, dan mengikuti lingkup substansi
kegiatan. Analisis dilakukan minimal sesuai dengan analisis yang
termuat dalam KAK, namun dapat dimodifikasi dan dipertajam
serta ditambahakna sesuai masukan tenaga ahli dan karakteristik
wilayah.
f. Perumusan Output dan Penyusunan Peta
Perumusan output dilakukan secara sistematik dan didasari hasil
analisis yang tajam. Output saling berhubungan dan dirumuskan
secara iteratif. Peta disusun seiring dengan proses perumusan
output dan muatannya dijaga selaras dengan seluruh output.
g. Diskusi dan Pembahasan untuk Penajaman Output
Rumusan output didiskusikan bersama sektor terkait di PUPR,
kementerian atau lembaga yang terkait dengan PUPR, dan bersama
perwakilan pemerintah daerah. Seluruh masukan dan saran dari
berbagai pihak direkam dan dikumpulkan oleh tim untuk diolah
lebih lanjut. Diskusi dan pembahasan dapat dilakukan melalui
berbagai forum antara lain:
1) Rapat koordinasi dengan instansi terkait di pusat sebanyak 3 (tiga)
kali selama 1 (satu) hari dengan mengundang sebanyak 35 (tiga
puluh lima) peserta yang terdiri dari dan tidak terbatas pada
Kementerian PUPR, perwakilan dari Kementerian Perhubungan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian
Sosial, Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, Kementerian
PPN/Bappenas, Kementerian Koordinator dan Kemaritiman, dan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
2) FGD di Jakarta sebanyak 1 (satu) kali dengan mengundang 45
12
(empat puluh lima) peserta yang terdiri dari dan tidak terbatas pada
Kementerian PUPR, perwakilan dari Kementerian
13
c. METODOLOGI
Kegiatan penyusunan Kebijakan dan Strategi Kawasan Pengembangan Ekonomi (Eks.
KAPET) di Regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara dilaksanakan secara
kontraktual dan memuat antara lain analisis dalam hal:
1. Persiapan
Tahap persiapan meliputi persiapan persuratan dan administratif dalam rangka
koordinasi dengan sektor pusat dan pemerintah daerah, penyusunan SK dan Rencana
Kerja serta administrasi untuk menyediakan alat tulis, bahan komputer dan
pengadaan peta basis.
2. Survei lapangan
Melakukan survei ke lapangan dalam rangka pengumpulan data primer, sekunder, dan
data pendukung lainnya.
3. Penyusunan Rencana
Tahap penyusunan rencana meliputi identifikasi profil wilayah, penyusunan ultimate
goals pengembangan wilayah, penyusunan strategi pengembangan wilayah dan
strategi pengembangan infrastruktur, dan penyusunan rencana pembangunan jangka
menengah.
H. PELAPORAN
Laporan yang harus diserahkan adalah:
1. Rencana Mutu Kontrak
Laporan Rencana Mutu Kontrak merupakan kegiatan tahap awal
konsultan dalam kegiatan untuk memberikan informasi perihal
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan lingkup pekerjaan dan
jadwal pelaksanaan pekerjaan. Laporan ini ditujukan untuk
mengevaluasi dan memonitor pelaksanaan pekerjaan. Laporan Rencana
Mutu Kontrak memuat: lembar pengesahan, kebijakan mutu dan
sasaran mutu kegiatan/pekerjaan, informasi pekerjaan, penjelasan
lingkup pekerjaan, lokasi pekerjaan, pihak-pihak yang terlibat, struktur
organisasi, tugas, tanggung jawab, dan wewenang, metode kerja
pelaksanaan, jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal tenaga kerja,
jadwal pelaporan, dan progres kerja. Laporan ini harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu kalender setelah ditandatangani
kontrak bersamaan dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 10
(sepuluh) eksemplar.
2. Laporan Pendahuluan
Laporan ini merupakan kegiatan tahap awal konsultan dalam rangka
menjelaskan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan,
pemahaman konsultan terhadap pekerjaan yang akan dilakukan, data- data
sekunder awal yang sudah diperoleh terkait dengan studi, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan jadwal penugasan tenaga ahli sesuai
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta uraian penugasan tenaga ahli
22
sesuai dengan keahlian yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan
nantinya. Berdasarkan laporan ini dapat dievaluasi kiranya terdapat
ketidaksesuaian pemahaman dalam kegiatan, sehingga dapat
23
c. Program jangka menengah infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam
periode 5 (lima) tahun yang dijabarkan dalam program tahunan, dan
menggambarkan fungsi, lokasi, waktu, besaran/volume, dan biaya per sektor (Sektor
Sumber Daya Air, Bina Marga, Cipta Karya, dan Perumahan), beserta sumber
pembiayaannya termasuk dana dari pihak dunia usaha;
d. Perkiraan kinerja fungsi dan manfaat dari infrastruktur PUPR yang diprogramkan dalam
24
jangka menengah; dan Peta keterpaduan infrastruktur KAPET terhadap Rencana Tata
Ruang tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan MPDP WPS terkait yaitu:
1) KAPET Bandar Aceh Darussalam (Aceh) terhadap WPS 1
Sabang-Banda Aceh-Langsa;
25
Profil wilayah
TENAGA AHLI
Ultimate wilayah
i. Strategi Pengembangan
wilayah ini dilaksanakan secara kontraktual. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini
Kegiatan
Strategi Pengembangan
dibutuhkan tenaga ahli yang menguasai bidang keahlian tertentu yang berjumlah 16
Infrastruktur
(enam belas) orang dengan total 86 MM (manmonth).
No TENAGA AHLI Jumlah Volume
(orang) (bulan)
a. TIM UMUM
1 Ketua Tim (Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota ) 1 8
2 Ahli Ekonomi Wilayah 1 8
3 Ahli Infrastruktur Wilayah 1 8
4 Ahli Pembiayaan Infrastruktur 1 2
5 Ahli Pemetaan 1 8
6 Ahli Kebijakan Publik 1 3
7 Ahli Kebencanaan 1 3
8 Ahli Sosial Budaya 1 3
B TIM ASISTEN
1 Asisten Perencanaan Wilayah dan Kota 1 8
2 Asisten Ekonomi Wilayah 1 8
3 Asisten Infrastruktur Wilayah 1 8
4 Asisten Pembiayaan Infrastruktur 1 2
5 Asisten Pemetaan 1 8
6 Asisten Kebijakan Publik 1 3
7 Asisten Kebencanaan 1 3
8 Asisten Sosial Budaya 1 3
Pekerjaan ini dilaksanakan pada tahun anggaran 2019 dan seluruh pekerjaan harus
dapat diselesaikan dalam waktu 8 (delapan) bulan kalender.
CONTOH
[KOP SURAT BADAN USAHA ]
,_____________20__
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja_______________UKPBJ_____________________[K/L/D/I]
di
,_____________20__
Nomor :
Lampiran :
Kepada Yth.:
Pokja_______________UKPBJ_____________________[K/L/D/I]
di