Anda di halaman 1dari 105

KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS
DI PUSKESMAS PETANANG KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2018

Disusun Oleh :
DODOI
PO.71.20.3.17.095 RPL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2018
KARYA TULIS ILMIAH

PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS DI
PUSKESMAS PETANANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN
2018

Disusun untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan


(Amd.Kep) Pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang

Disusun Oleh :
DODOI
PO.71.20.3.17.095 RPL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
LUBUKLINGGAU
TAHUN 2018
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh :

Nama : Dodoi

NIM : PO.71.20.3.17.095 RPL

Jurusan : DIII Keperawatan Lubuklinggau

Judul : Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Penurunan


Nyeri Pada Pasien Dengan Gastritis di Puskesmas Petanang Kota
Lubuklinggau Tahun 2018.
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan (Amd.Kep) pada Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
Poltekkes Kemenkes Palembang. Pada tanggal Juli 2018, dan Dinyatakan Telah
Memenuhi Syarat Untuk Diterima.

DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes ( )

Pembimbing II : Andra Saferi Wijaya, M.Kep ( )

Penguji I : Susmini, SKM, M.Kes ( )

Penguji II : Sapondra Wijaya, M.Kep ( )

Ditetapkan di : Lubuklinggau
Pada tanggal : Juli 2018

ii
PERNYATAAN KEASLIAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa KTI dengan judul :

“PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN DENGAN GASTRITIS DI
PUSKESMAS PETANANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2018’’

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya Keperawatan

pada Program Studi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes

Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari

KTI yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatakan

gelar Ahli Madya Keperawatan di lingkungan Prodi D-3 Keperawatan

Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang maupun di Perguruan Tinggi atau

Instansi Manapun. Apabila ternyata di kemudian hari penulisan KTI ini

merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya

bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi

berdasarkan aturan tata tertib di Prodi D-3 Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes

Kemenkes Palembang.

Lubuklinggau, Juli 2018


Yang Menyatakan

Dodoi
PO.71.20.3.17.095 RPL

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Judul : Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk


Penurunan Nyeri Pada Pasien Dengan Gastritis di
Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018.
Nama Mahasiswa : Dodoi
NIM : PO.71.20.3.17.095 RPL
Pembimbing : 1. H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes
2. Andra Saferi Wijaya, M.Kep

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam seminar penelitian KTI program Studi D-3 Keperawatan
Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2017/2018.

Lubuklinggau, Juli 2018


Pembimbing I Pembimbing II

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns. M.Kes Andra Saferi Wijaya, M.Kep


NIP.19760509 199502 1 001

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau

H. Jhon Feri, S.Kep, Ns. M.Kes


NIP.19760509 199502 1 001

iv
PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

Lubuklinggau, Juli 2018

Tim Penguji
Ketua

H. JHON FERI, S.Kep, Ns. M.Kes


NIP.19760509 199502 1 001

Anggota

Penguji I

SUSMINI, SKM, M.Kes


NIP. 197210051 199403 2 003

Penguji II

SAPONDRA WIJAYA, M.KEP

v
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2018


Dodoi

Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Penurunan Nyeri Pada


Pasien Dengan Gastritis di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun
2018

xv + 83 Halaman + 11 Tabel + 2 Gambar + 6 Lampiran

ABSTRAK

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang paling sering terjadi
akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak, cepat dan makan
makanan yang terlalu berbumbu.Gastritis terjadi pada orang-orang yang
mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang produksi asam lambung
.Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui askep Pada Pasien Gastritis penurunan skala
nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi nafas dalam Pada di
Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus..Hasil dari
penelitian menunjukkan, setelah dilakukan perawatan kedua subjek terjadi
penurunan skala nyeri yang signifikan. Sebelum dilakukan intervensi keperawatan
dengan teknik relaksasi nafas dalam skala nyeri yang dialami oleh kedua subjek
cukup tinggi yaitu subjek I dengan skala nyeri 7 dan subjek II juga dengan skala
nyeri yang lebih tinggi yaitu 8, setelah 3 hari intervensi diberikan secara berturut-
turut, maka skala nyeri pada kedua subjek turun pada subjek I turun menjadi 1 dan
skala nyeri pada subjek II turun menjadi 2. Kepada tenaga kesehatan di Puskesmas
Petanang diharapkan dapat menerapkan perawatan teknik relaksasi nafas dalam
sesuai dengan SOP di rumah sakit.

Kata Kunci : Gastritis, Teknik Relaksasi Nafas Dalam


Daftar Pustaka : 15 (2002-2015)

vi
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU

Masterpiece Write Eruditely, Juli 2018


Dodoi

Application of Breath Relaxation Technique for Decreasing Pain in Patients


with Gastritis at the Petanang Health Center in Lubuklinggau City in 2018

xv + 83 Pages + 11 List of Tables+ 2List of Images + 6 List of Attachments

ABSTRACT

Gastritis is an inflammation of the gastric mucosa most often due to irregular


eating, such as eating too much, too fast and eating foods that are too spicy.
Cancer occurs in people who have an irregular diet and stimulate the production
of stomach acid. The purpose of this study was to determine the effect on gastritis
patients on the reduction of pain scale after nursing actions in deep breathing
relaxation techniques in the Dr. Sobirin Hospital in 2018. This research method
uses a case study design using the nursing care approach. namely assessment,
nursing diagnosis, intervention, implementation and evaluation. Management of
breathing relaxation techniques has a significant reduction in pain scale in both
subjects. Before the nursing intervention, the pain scale experienced by both
subjects was quite high, namely subject I pain scale 7 and subject II, higher pain
scale, ie 8, after 3 days of intervention given successively, the pain scale in both
subjects dropped on the subject I dropped to 1 and the subject II pain scale
dropped to 2. For the workers as an intervention, especially in the Nusa Indah
Room in dr. Sobirin Hospital in Musi Rawas Regency is providing nursing care
with breathing relaxation techniques to reduce pain for gastritis patients.

Keyword : Breath Relaxation Technique, Gastritis


References : 15 (2002-2015)

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul “Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Penurunan Nyeri Pada

Pasien Dengan Gastritis di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun

2018”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Ahli Madya Keperawatan (Am.Kep) di Poltekkes Kemenkes Palembang

Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari penulisan

maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca

yang membangun penyempurnaan dimasa yang akan datang.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan, bimbingan saran dan data baik secara tertulis maupun secara lisan, maka

bersama ini perkenlan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

dengan hati yang tulus kepada:

1. Kedua Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan motivasi,

nasehat, semangat serta yang selalu mendoakan saya sehingga dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Palembang.

viii
3. Bapak Budi Santoso, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang.

4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi Prodi

Keperawatan Lubuklinggau.

5. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing I Karya Tulis

Ilmiah yang selalu memberikan bimbingan dan arahan nya sehinga saya

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

6. Bapak Andra Saferi Wijaya selaku Pembimbing II Karya Tulis Ilmiah

yang penuh dengan kesabaran membimbing penulis dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Ibu Susmini, SKM, M.Kes selaku Penguji I terima kasih atas segala

saran dan kritikannya yang sangat membangun dan masukan-masukan

yang sangat berguna dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Bapak Sapondra Wijaya, M.Kep selaku Penguji II terima kasih atas

segala saran dan kritiknya yang sangat membangun dan masukan-

masukan yang sangat berguna dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah.

9. Bapak/Ibu Dosen dan staf Prodi Keperawatan Lubuklinggau yang telah

memberikan bimbingan, serta pengarahan dengan penuh perhatian dan

kesabaran berhubungan dengan proses perkuliahannya.

ix
10. Teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan masukan dan

dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, mudah-mudahan Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Lubuklinggau, Juli 2018

( Penulis )

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................ii
LEMBAR KEASLIAN PENULISAN.............................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN KTI ……………………………………….. . iv
LEMBAR PANITIA SIDANG KTI..................................................................................v
ABSTRAK …………………………………………………….................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
D. Manfaat Stadi Kasus..............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Gastritis
1. Defenisi..............................................................................................................8
2. Etiologi...............................................................................................................9
3. Manifestasi Klinis..........................................................................................11
4 Patofisiologi......................................................................................................14
5. Web Of Cautions............................................................................................16
6. Komplikasi.......................................................................................................17
7. Pmeriksaan Diagostik...................................................................................17
8. Penatalaksanaan……………………………………………..18

xi
B. Kosep Masalah keperawatan
1. Pengkajian........................................................................................................19
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................23
3. Intervensi..........................................................................................................24
4. Implementasi...................................................................................................30
5.Evaluasi……………………………………………………… 30
C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri...................................................................................................31
2. Fisiologi Nyeri.................................................................................................31
3. Klasifikasi Nyeri.............................................................................................33
4. Stimulus Nyeri.................................................................................................36
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri..............................................36
6. Skala Nyeri…………..……………………………………….37
D. Konsep Relaksasi Nafas Dalam
1. Definisi Relaksasi Nafas Dalam.................................................................40
2. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam...................................................................34
3. Indikasi Relaksasi Nafas Dalam.................................................................35
4 Prosedur Tekik RelaksasiNafas Dalam.....................................................35
5. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Nafas
Dalam terhadap Penurunan Nyeri..............................................................42

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian......................................................................................................43
B. Subyek Penelitian..................................................................................................43
C. Fokus Studi..............................................................................................................44
D. Definisi Operasional.............................................................................................44
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data....................................................45
F. Lokasi dan Waktu Studi Kasus..........................................................................45
G. Analisa Data............................................................................................................45
H. Etika Penelitian......................................................................................................46

xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................................................48
1. Gambaran Lokasi Penelitian 48
2. Karakteristik Subyek Penelitian (Identitas Klien) ………… . 48
3. Data Asuhan Keperawatan ………………………………… 49
a. Pengkajian …………………………………………….. . 49
b. Diagnosis ……………………………………………… . 63
c. Perencanaan …………………………………………… . 64
d. Pelaksanaan …………………………………………… . 67
e. Evaluasi ………………………………..……………… . 71

B. Pembahasan ……………………………………………………. . 76
1. Pengkajian ………………………………………………… .76
2. Diagnosis ………………………………………………….. .78
3. Perencanaan ………………………………………………...78
4. Pelaksanaan ……………………………………………….. .79
5. Evaluasi …………………………………………………… .81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan.............................................................................................................82
B. Saran..........................................................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Nyeri akut dan Kronis 34

Tabel 2.2 Perbedaan Somatis dan visceral 34

Tabel 2.3 Skala Nyeri Perilaku Flacc 39

Tabel 4.1 Hasil Pengkajian Awal Dua Orang Subjek 50

Tabel 4.2 Analisa Data Subjek I dan subjek II 62

Tabel 4.3 Diagnosa Keperawatan pada Dua Orang Subjek 63

Tabel 4.4 Intervensi Keperawatan pada Subjek I dan II 64

Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan pada Subjek I dan II 67

Tabel 4.6 Evaluasi Subjek I dan II 71

Tabel 4.7 Evaluasi penurunan Nyeri setelah dilakukan Intervensi 74

Tabel 4.8 Evaluasi penurunan Nyeri setelah dilakukan Intervensi 75

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Skala Nyeri Angka...................................................................................................37


Gambar Nyeri Faces................................................................................................................38

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat izin pengambilan data awal dari prodi keperawatan


Lubuklinggau
Lampiran 2 Surat keterangan izin pengambilan data awal di Puskesmas
Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018
Lampiran 3 Lembar Standar Operasional Prosedur (SOP)
Lampiran 4 Lembar observasi ceklist
Lampiran 5 Lembar konsul proposal karya tulis ilmiah
Lampiran 6 Lembar konsul penguji proposal karya tulis ilmiah

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Banyak hal yang

dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering adalah infeksi

bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada lambung.

Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory drugs

(NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus

menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus

kecil. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap

(gastritis kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak

lapisan perut tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami

serangan kekambuhan yang mengakibatkan nyeri di ulu hati (Ehrlich, 2011).

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang paling

sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

cepat dan makan makanan yang terlalu berbumbu.Gastritis terjadi pada

orang-orang yang mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang

produksi asam lambung Gastritis disebut juga sebagai penyakit maag dan

merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang bisa

mengakibatkan kualitas hidup menurun, tidak produktif dan bila tidak

ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap

kematian (Valle, 2008).

1
2

Gastritis bila tidak diobati akan mengakibatkan sekresi lambung

semakin meningkat dan akhirnya membuat lambung luka-luka (ulkus) yang

dikenal dengan tukak lambung juga dapat menimbulkan perdarahan saluran

cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis(muntah darah), melena,

perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi vitamin B12 (anemia

pernisiosa) bahkan dapat menimbulkan kanker lambung (Suratum, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh (Dewi,2009) Berdasarkan hasil penelitian dan

uji statistik deskriptif dan inferensial dapat diambilkesimpulansebagai berikut

hasil pengkuran rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan teknik relaksasi

nafas dalam dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dari sepuluh

orang responden empat orang (40%), mengalami nyeri ringan dan enam

orang (60%) nyeri sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri rata-rata setelah

pemberian teknik relaksasi nafas dalam dari sepuluh orang responden, lima

orang (50%) mengalami nyeri ringan 5 orang lagi masih mengalami nyeri

sedang namun bila dilihat dari skala nyeri masing-masing responden, semua

responden (100%) mengalami penurunan skala nyeri.

Menurut Misnadiarly (2009), penyebab gastritis adalah iritasi, infeksi,

dan atropi mukasa lambung yang berawal dari stres, alkohol, kafein, makan

yang tidak teratur, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta

obat-obatan seperti NSAID (Nonsteroidal Antiinflamatory Drugs) yang dapat

mengiritasi mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu rasa

tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual muntah,

keluhan lain seperti merasa tidak nyaman pada epigastrium, sakit


3

seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat berakibat lebih buruk

ketika makan, nafsu makan hilang, bersendawa dan kembung, bisa juga

disertai demam, menggigil (kediginan) hal ini dapat mengganggu aktifitas

sehari-hari (Puspadewi, 2012)

Relaksasi Nafas dalam adalah suatu tindakan keperawatan dimana

perawatan akan mengajarkan/ melatih klien agar mampu dan mau melakukan

nafas dalam secara efektif sehingga kapasitas vital dan ventilasi paru

meningkat (Ratna, 2009)

Nafas Dalam Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini

adalah pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma

selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen

PembedahanTeknik Relaksasi Nafas Dalam Rasa Nyeri Post Operasi

menurunkan Hormone Adrenalin Memberikan Rasa Tenang Meningkatkan

KonsentrasiMempermudah Mengatur Pernafasan↑ Oksigen Dalam Darah

Mengurangi Detak Jantung, menurun Tekanan Darah Nyeri menurun bagian

atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo, 2003).

Budiana (2006), mengatakan bahwa prevalensi penyakit Gastritis

terbesardi seluruh dunia dan bahkan di perkirakandi derita lebih dari 1,7

milyar penduduk. Negara yang sedang berkembangdi jumpai infeksi pada

usia dini dan pada negara maju sebagian besar di jumpai pada usia tua.

Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22%

pada semua umur dan tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur

45-64 tahun.
4

Penelitian Rahmawati (2010) di Puskesmas Lamongan didapatkan

bahwa hasil prevalensi rasio (2,19%) untuk responden yang sangat rentan

stres psikologis dan prevalensi rasio (4,67%) bahwa faktor utama terjadinya

gastritis karena stres, kelelahan dan pola makan yang tidak teratur.Penelitian

Maulidiyah dan Unum (2006), daerah- daerah di Indonesia menunjukkan data

yang cukup tinggi terjadinya gastritis seperti di Kota Surabaya angka

kejadian sebesar 31,2%, Denpasar 46%, serta survey yang dilakukan pada

masyarakat Jakarta pada tahun 2010 yang melibatkan 1.645 responden

mendapatkan bahwa pasien dengan masalah gastritis mencapai 60 %

sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%

Profil Kesehatan Indonesia tahun (2011), gastritis merupakan 10 besar

penyakit dengan posisi peringkat ke 6 pasien rawat jalan dan peringkat ke 5

rawat inap dan Environment Health Country Profile World Health

Organization (2012) mengatakan bahwa angka kejadian gastritis di Indonesia

40,8% yang terjadi pada daerah-daerah di Indonesia dengan prevalensi

274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. metabolisme tubuh, ada jam-

jam makan yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam

lambung akan mencerna makanan dengan baik, tetapi bila tidak ada makanan,

maka asam lambung yang seharusnya berfungsi untuk mencerna makanan

akan merusak dinding lambung.

Menurut World Health Organization (WHO), insiden gastritis di dunia

sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%),

China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia
5

Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya.Gastritis

biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan

awal dari sebuah penyakit yang dapat menyusahkan seseorang. Persentase

dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan

angka kejadian gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan

prevalensi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk (Kurnia, 2011).

Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah

satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di

Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%) (Depkes, 2012).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan

masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah penurunan skala nyeri setelah

dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi nafas dalam pada pasien

gastritis di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018”.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui askep Pada Pasien Gastritis penurunan skala nyeri

setelah dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi nafas dalam

Pada di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018.


6

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui Pengkajian Penerapan Teknik Relaksasi Nafas

Dalam, Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Remaja

Dengan Gastritis Di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun

2018.

b. Untuk Mengetahui Diagnosa Pada Penerapan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam, Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Remaja

Dengan Gastritis Di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun

2018.

c. Untuk Mengetahui Intervensi Pada Penerapan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam, Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Remaja

Dengan Gastritis Di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun

2018.

d. Untuk Mengetahui Implementasi Pada Penerapan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam, Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien Remaja

Dengan Gastritis Di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun

2018.

e. Untuk Mengetahui Evaluasi Pada Penerapan Teknik Relaksasi

Nafas Dalam, Dalam Menurunkan Skala Nyeri Pada Pasien

Remaja Dengan Gastritis Di Puskesmas Petanang Kota

Lubuklinggau Tahun 2018.


7

D. Manfaat Stadi Kasus

1. Bagi Prodi Keperawatan Lubuklinggau

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam, Dalam Menurunkan

Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis serta dapat dijadikan referansi untuk

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Rumah Sakit Umum dr. Sobirin

Meningkatkan Penerapan Pada Pasien Gastritis Yang Ada Di Rumah

Sakit Umum dr. Sobirin bahwa ada cara alternatif untuk menangani

masalah penurunan Skala Nyeri yaitu dengan cara Teknik Relaksasi

Nafas Dalam.

3. Bagi Klien

Menambah pengetahuan tentang Teknik Relaksasi Nafas Dalam, Dalam

Menurunkan Skala Nyeri pada Gastritis

4. Bagi Pekembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu pengetahuan dan teknologi terapan dibidang

Keperawatan yang kompeten yaitu Teknik Relaksasi Nafas Dalam,

Dalam Menurunkan Skala Nyeri pada Gastritis

.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gastritis

1. Definisi

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung

dan dapat mengakibatkan pembekakan mukosa lambung sampai

terlepasnya epitel mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting

dalam gangguan saluran pencernaan karena akan merangsang

timbulnya proses inflamasi pada lambung (Sukarmin, 2013) Gastritis

adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat akut, kronis,

difus, atau lokal (Price dan Wilson, 2006) Gastritis akut adalah suatu

peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi pada

bagian superfisial (Muttaqin dan sari, 2011) Gastritis merupakan

inflamasi mukosa gastrik, dan bisa akut maupun kronis. Gastritis akut

menyebabkan pendarahan, edema, hemoragi, dan erosi mukosal.

Gastritis kronis umumnya terjadi pada lansia dan penderita anemia

berat, dan sebagai gastritis atrofik kronis yang menyebabkan semua

lapisan mukosa terinflamasi (Sukarmin, 2012).

Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan

bahwa gastritis adalah kondisi ketika lapisan lambung mengalami

iritasi, peradangan atau pengikisan Berdasarkan jangka waktu

perkembangan gejala, gastritis dibedakan menjadi dua, akut dan kronis

Iritasi dan peradangan yang terjadi disebabkan oleh benda asing yang

7
8

2. Etiologi

Berbagai kasus yang terjadipada gastris berkaitan dengan hal-hal sebagai

berikut:

a. Pemakaian obat anti inflamasi Non Steroid

Obat anti inflamasi Non Steroid seperti aspirin, asm mefenamat, aspilet

dlam jumlah besar. Obat anti inflamasi Non steroid dapat memicu

kenaikan produksi asam lambung yang berlebihan sehingga mengiritasi

mukosa lambung karena terjadinya difusi baik ion hidrogen ke epitel

lambung. Selain itu obat jenis ini juga dapat mengakibatkan kerusakan

langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya asam

dapat menambah derajat keasaman pada lambung.

b. Konsumsi Alkohol Berlebih

Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar

pada mukosa lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi

pada mukosa lambung.

c. Banyak Merokok

Asam nikotinat pada rokok dapat mengakibatkan adhesi trombus yang

berkontribusi pada penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah

ke lambung mengalami penurunan produksi mukus, yang salah satu

fungsinya untuk melindungi lambung dari HB dari pada oksigen

sehingga memungkinkan penurunanperfusi jaringan pada lambung.

Kejadian gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam

nikotinat yang menurunkan rangsangan pada pusat makanan, perokok


9

menjadi tahan lapar sehingga asam lambung dapat langsung mencerna

mukosa lambung, bukan makanan. Karena tidak ada makanan yang

masuk.

d. Pemberian Obat Kemotrapi

Obat kemotrapi mempunyai sifat dasar perusak sel yang

pertumbuhannya abnormal, kerusakan ini ternyata dapat juga mengenai

sel inang pada tubuh manusia. Pemberian kemoterapi dapat juga

mengakibatkan kerusakan lambung pada epitel mukosa lambung.

e. Uremia

Uremia pada darah dapat mempengaruhi proses metabolisme didalam

tubuh terutama saluran pencernaan (Gastrointestinaluremik). Perubahan

ini dapat memicu kerusakan pada epitel mukosa lambung.

f. Infeksi Sistemik

Pada infeksi sistemik toksis yang dihasilkan oleh mikroba akan

merangsang laju peningkatan metabolik yang berdampak pada

peningkatan aktifitas lambung dalam mencerna makanan, Peningkatan

HCL lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya luka

pada lambung.

g. Stess Berat

Stress psikologi kan meningkatakan aktifitas saraf simpatik yang dapat

merangsang peningkatan produksi asam lambung peningkatan HCL

dapatdirancang oleh mediator kimia yang dikeluarkan oleh neuron

simpatik seperti epineprin.


10

h. Iskemia dan Syok

Iskemia dan Syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena

penurunan perfusi jaringan lambung yang dapat mengakbibatkan

nekrosis pada lambung

i. Konsumsi Kimia Secara Oral yang bersifat Asam atau Basa

Konsumsi asam maupun basa yang kuat seperti etanol, obat-obatan

serangga dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan

mukosa dengan cepat sehingga berresiko terjadi pendarahan.

j. Trauma Mekanik

Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat

kecelakaan yang cukup kuat juga dapat menjadi penyebab gangguan

ketuhanan jaringan lambung. Kadang keusakan tidak sebatas mukosa,

tetapi juga jaringan otot dn pembuluh darahn lambung. Sehingga pasien

dapat mengalami perdarahan hebat. Trauma juga dapat disebabkan

tertelanya benda asing yang keras dan sulit untuk dicerna.

k. Infeksi Mikro Organisme

Koloni bakteri yang menghasilkan toksik dapat merangsang pelepasan

gastrin dan peningkatan sekresi asam lambung seperti bakteri

helicobakter Pylori (Aduwan, 2013).

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang muncul berbeda sesuai dengan jenis gastritis.

Gejala klinis itu antara lain :


11

a. Gastritis Akut Erosif

Gastritis Akut Erosif yang berpariasi, mulai dari yang ringan

asimtomatik sampai yang sangat berat dan dapat menimbulkan

kematian. Penyebab kematian yang sangat penting adalah adanya

pendarahan gaster. Gejala yang sangat mencolok adalah:

1. Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat

sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.

2. Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan

asimatomatis. Keluhan-Keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu

hati, biasanya ringan dn tidak dapat ditunjuk dengan tepat

lokasinya.

3. Mual-Mual dan Muntah

4. Perdarahan Saluran cerna

5. Pada kasus yang amat ringan pendarahan bermanifestasi sebagai

darah sarar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda

anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

b. Gastritis Kronik Non Erosif

Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang

tidak jelas.

1. Perasaan penuh, anoreksia ini diakibatkan sekresi yang berlebihan

pada lambung ketika ada makanan yang masuk sehingga kapasitas

makanan menjadi menurun karena sebagain besar telah diisi oleh

mukus dan cairan hasil sekresi.


12

2. Distress epigastrik yang tidak nyata ini berkaitan dengan perasaan

gaster seperti penuh. Padahal kalau dilakuakan pengecekan secara

detil lambung tidak mengalami peningkatan intralumennya.

3. Cepat kenyang

Penjelasan mengenai cepat kenyang prosesnya seperti lambung

terasa cepat penuh.

c. Gastritis Atropi

1. Nyeri epigastrik

Timbulnya nyeri pada gastritis atropi peningkatan sekresi gastrin,

tetapi justru akibat peningkatan sekresi gastrin, tetapi justru

mengalami penurunan getah lambung akibat atropi parental.

2. Anemia Pernisiosa

Penurunan ikaatan terhadap kobalamin pada intestinu dapat

mengakibatkan anemia pernisiosa sebagai dampak penurunan

faktor intrinsik dari lambung.

d. Gastritis Reaktif

1. Muntah yang berlebihan

Kegagalan atau ketidaksempurnaan hasil operasi organ abdomen

dapat mengakibatkan gangguan pada duktus enzim pencernaan.

Gangguan ini dapat merangsang refleks refluks enzim lipase dari

pankreas dan garam empedu dari hepar yang mengakibatkan

pengikisan lambung.
13

2. Lemah

Lemah dapat diakibatkan oleh penurunan cairan dan nutrisi oleh

muntah yang berlebihan (Digiulio, 2014)

4. Patofisiologi

Mukosa lambung mengalami pengikisan akibat konsumsi alkohol, obat-

obatan anti inflamasi nonsteroid, infeksi helicobakter pylori. Pengikisan ini

dapat menimbulkan reaksi peradangan. Inflamasi pada lambang juga dapat

+
dipicu oleh peningkatan sekresi asam lambung. Ion H yang merupakan

susunan utama asam lambung diperoduksi oleh sel pariental lambung

+ +
dengan bantuan enzim Ma K ATPase. Peningkatan sekresi lambung dapat

dipicu oleh peningkatan transmiiter asetikolin, histamin,gastrin relasing

+
peptide yang dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan Ion H

+,
yang tidak diikuti peningkatan penawaranya seperti prostagladin, HCO3

Mukus akan menjadikan lapisan mukosa lambung tegerus terjadi teraksi

inflamasi. Peningkatan sekresi lambung dapat memicu rangsangan serabut

aferen nervus yang menuju medulla oblongata melalui kemoreseptor yang

banyak mengandung neuro transmitter epineprin, serotin, sehingga

lambung teraktifasi oleh rasa mual dan muntah. Mual dan muntah

mengakibatakan berkurangnya asupan nutrisi, sedangkan muntah selain

mengakibatkan penurunan asupan nutrisi juga mengakibatkan penurunan

cairan tubuh dan cairan dalam darah (hipovolemia). Kekurangan cairan

merangsang pusat muntah untuk meningkatakan sekresi anti dioretik

hormon (ADH) sehingga terjadi retensi cairan, kehilangan NaCl NaHCO3


14

berlebihan ditambah dengan kehilangan natrium lewat muntah, maka

penderita dapat jatuh hiponatriemia. Perbaikan sel epitel dapat dicapai

apabila penyebab yang mengerus dihilangkan. Penutup celah yang luka

dilakukan melalui migrasi sel epitel dan pembelahan sel yang dirangsang

oleh insulin likegrowth factor dan gastrin (Adwan, 2013)


15

5. WOC (Web Of Cautions)


Obat obatan (NSAID,
aspitin, sulfanomida H. Phylori Kafein
steroid, digitalis
Melekat pada epitel Me produksi

Mengganggu lambung bikarbonat (HCO3)


pembentukan sawat
mukosa lambung
Menghancurkan lapisan Me kemampuan
mukosa lambung protektif terhadap asam

Menyebabkan difusi kembali


Me barrier lambung asam lambung dan pepsin
terhadap asam dan pepsin

Kekurangan volume
cairan

Inflamasi Erosi mukosa lambung

Perdarahan

Nyeri epigastrium
Me tonus dan Mukosa lambung
peristaltik lambung kehilangan integritas
jaringan

Me sensori untuk
makan Refluk isi duodenum
kelambung

Anoreksia

Mual Dorongan ekspulsi isi


lambung kemulut

Muntah

Nyeri akut Ketidakseimbangan


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Kekurangan volume
cairan
Sumber : Aplikasi Nanda Nic Noc 2015
16

6. Komplikasi

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas

b. Ulkus peptikum, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi

c. Gastritis kronis dapat mengakibatkan kanker lambung (Riyadi, 2012)

7. Pemeriksaan Diagnostik

Uji diagnostik yang paling umum untuk gastritis adalah endoskopi dengan

biopsi lambung Endoskopi digunakan untuk memeriksa lapisan

kerongkongan, perut dan bagian pertama dari intestinum. Tes lain yang

digunakan untuk mengidentifikasi penyebab gastritis atau komplikasi

adalah sebgai berikut:

a. Upper Gastrointestinal (GI)

Pada pasien menelan barium, bahan cair kontaks yang membuta saluran

pencernaan terlihat dalam sinar X. X-ray gambar mungkin menunjukan

perubahan dalam lapisan perut

b. Tes untuk Helicobakter pylori Infeksi

Tes nafas pasien, darah atau tinja untuk tanda-tanda infeksi.

Helicobakter pylori juga dapat dikonfirmasi dengan biopsi diambil dari

perut selama endoskopi( Ardian, 2013)

c. Tes Darah

Dapat memeriksa anemia yaitu suatu kondisi dimana darah yang kaya

besi substansi, hemoglobin juga berkurang. Animea mungkin

merupakan tanda perdarahan diperut


17

8. Penatalaksanaan

Orientasi pengobatan gastritis berlaku pada obat-obatan yang mengurangi

jumlah asam di lambung dapat mengurangi gejala yang mungkin

menyertai gastritis dan memajukan penyembuhan lapisan perut meliputi:

a. Antasida yang berisi alumunium dan magnesium dan karbnat kalsium

dan magnesium. Antasida meredakan mulas ringan atau disfepsia

+
dengan cara menetralisir asam di perut. Ion H merupakan struktur

utama asam lambung.

b. Histamin (H2) blocker seperti famotidine dan ranitidine, H2 blocker

mempunyai dampak penurunan prosuksi asam dengan mempengaruhi

langsung epitel lambung dengan cara menghambat rangsangan sekresi

oleh saraf otonom pada nervus vagus.

c. Inhibitor Pompa Proton (PPI) seperti omeprazole, lansoprazole,

pantoprazole, rebeprazole, esomprazole dan dexlansoprazole. Yang

menimbulkan potensial aksi pada saraf otonom vagus.

d. Penderita dilatih manajemen stress. Sebab stress dapat mempengaruhi

sekresi asam lambung melalui nervus vagus. Latihan mengendalikan

stress bisa juga diikuti dengan peningkatan spiritual sehingga dapat

lebih pasrah ketika mengahadapi stres (Ardian, 2013)

e. Pemberian makanan yang tidak merangsang. Walaupun tidak

mempengaruhi langsung pada peningkatan asam lambung tetapi

makanan yang merangsang seperti pedas, kecut dapat meningkatakan


18

suasana asam pada lambung sehingga dapat meningkatkan resiko

inflamasi pada lambung.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan dengan

mengumpulakan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui

berbagai masalah yang ada. Untuk melakukan langkah pertama ini

diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh perawat ini

diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh perawat

diantarannya pengetahuan tenatang kebutuhan atau sistem biopsikososial

dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis,

psikologis ,sosial dan tinauan dari askpek spiritual. (Hidayat, 2012).

Pengkajian adalah proses sistematis berupa pengumpulan, verivikasi, dan

komunikasi data tentang klien (Haryanto, 2011).

Data dasar pengkajian pada klien dengan gastritis adalah sebagai berikut:

a. Biodata

Pada biodata bisa diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin,

tempat tinggal,pekerjaan, pendidikan, dan status perkawinan.

b. Keluhan Utama

Selama pengumpulan riwayat, perawat menanyakan tentang tanda dan

gejala pada pasien. Kaji, apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak

dapat makan, mual dan muntah


19
c. Riwayat Penyakit Sekarang

Kaji, apakah gejala terjadi pada waktu-waktu tertentu, seperi sebelum

atau sesudah makan, setelah mencern makanan pedas atau pengiritasi,

atrau setelah emncerna obat tertentu.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

1) Kaji, apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stres, alergi

makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat

2) Kaji, adakah riwat penyakit lambung sebelumnya atau pembedahan

lambung

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Kaji, riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap

gastritis, kelebihan diet atau diet sembarangan

f. Pola-pola Fungsi Kesehatan

1. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat

Tanggapan klien mengenai kesehatan dan kebiasaan yang kurang

menjaga. Kebersihan serta pemakaian obat yang mengiritasi

lambung.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Pada umumnya klien makan tidak teratur

3. Pola aktivitas

Pada klien gastritis akan mengalami gangguan karena selalu

terdapat rasa nyeri pada daerah lambung

4. Pola eliminasi
Pola umumnya pada gastritis tidak ada gangguan atau masalah

pada pola eliminasi baik eliminasi alvi atau uri

5. Pola istirahat dan tidur

Rasa mual, nyeri yang sering menyerang epigastrium akan

mengurangi waktu dan menjadi gangguan tidur klien

6. Pola sensori dan kognitif

Pada klien gastritis biasanya tidak ada gangguan pada panca indera

7. Pola persepsi diri

Klien mengalami kecemasan sebab sering merasa nyeri, mual,

muntah

8. Pola hubungan dan peran

Klien masih tetap berinteraksi dengan orang lain dan hanya

perannya yang terganggu karena klien harus banyak istirahat akibat

nyeri yang sering dirasakan

9. Inspeksi

Pucat, lemah, adanya pendarahan, mual, muntah, Berat badan

menurun, dan keluar keringat dingin

10. Palpasi

Nyeri tekan kuadran kiri atas, Nyeri epigastrium, Tugor menurun

11. Auskultasi

Terdapat peningkatan fisik usus atau gaster

g. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum

Keadan umum lemah, nyeri epigastrium, RR meningkat, suhu

meningkat, nadi meningkat.

2. Kepala dan leher


Wajah pucat, mata cekung, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,

dan wajah menyeringai kesakitan.

3. Sistem integumen

Tugor kulit menurun, tekstur kulit kasar dan kadang sianosis.

4. Sistem respirasi

Tidak ada kelainan pada sistem respirasi

5. Sistem kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan adanya

suara jantung yang irreguler.

6. Sistem gastrointestinal

Terjadi mual, muntah dan peningkatan fisik usus dan gaster

7. Sistem gentourinaria

Tidak terdapat disuria, retensi urine dan inkontensia

8. Sistem muskuloskeletal

Adanya kelemahan otot karena kurangnya cairan dan nyeri pada

persendian

9. Sistem endokrin

Tidak ada yang mempengaruhi terjadinya gastritis dari sistem

endokrin

10. Sistem persyarafan

Motorik dan sensorik tidak ada gangguan pada umunya

h. Pemeriksaan Penunjang

1. Diagnosis dapat ditegakkan dengan DL, BJ Plasma,Kultur

2. Analisa lambung sekresi : hambatan HCL/ peningkatan HCL

3. Endoskopi : terdapat luka pada mukoasa gaster

Sinar-sinar barium : terdapat luka pada gaster/ intestinal


2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu,

keluarga, atau komunitas terhadap maslah kesehatan dan proses kehidupan

aktual atau potensial (Haryanto 2011).

Diagnosis keperawatan merupakan suatu keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga, dan masyarakat mengenai masalah kesehatan aktual atau

potensial (NANDA, 2015) Beberapa diagnosis keperawatan pada klien

dengan gastritis menurut Nanda NIC, NOC (2015) adalah sebagai berikut :

a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan keluar/hilngnya

cairan tubuh secara berlebihan (muntah, perdarahan) dengan asupan

cairan yang tidak memadai.

b. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi mukosa gaster

c. Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi yang berhubungan dengan

tindakan pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa

d. Kecamasan/ketakutan yang berhubungan dengan perubahan status

kesehatan, ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri

e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang tidak sehat dan

tidak adekuat.

3. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah keadaan dalam keperawatan yang meliputi: meletakkan

pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih

intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan. ( Haryanto, 2011)

Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang

dibutihakan untuk mencegah, menurunkan atau mengurangi masalah-

masalah keperawatan klien. Perencanaan ini merupakan langkah-langkah


keiga dalam membuat suatu proses keperawatan. Beberapa intervensi

keperawatan pada klien dengan gastritis adalah sebagi berikut:

1. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan keluar/hilngnya

cairan tubuh secara berlebihan (muntah, perdarahan) dengan asupan

cairan yang tidak memadai

a) Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24

jam diharapkan pemenuhan kebutuhan tubuh tetap memadai

(adekuat)

b) Kriteria hasil: Pengeluaran urin memadai/adekuat, Tanda-tanda

vitasl dalam batas normal, Membran mukosa bibir lembab, Tugor

kulit baik.

c) Rencana Tindakan dan rasionalisasi

1) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam

R / Perubahan tekanan darah dan nadi sebagai indikator terjadi

dehidrasi

2) Pertahankan tirah baring

R / Untuk menurunkan kerja gaster sehingga mencegah

terjadinya muntah

3) Berikan cairan per oral 2 liter/ha

R / Untuk menetralisirkan asam lambung

4) Jelaskan pada pasien untuk menghindari kafein

R / Kafein dapat merangsang produk asam lambung

5) Berikan terapi antibiotik, antasida. Dan vitamin K sesuai

program medis.

R / Untuk mengatasi masalah gastritis dan hematemesis

2. Nyeri yang berhubungan dengan iritasi mukosa gaster


a) Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 X 24 jam

diharapkan nyeri berkurang/ teratasi.

b) Kriteria hasil : Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol, terlihat rileks,

dapat tidur/ beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai

kemampuan

c) Rencana tindakan dan rasionalisasi

1) Kaji dan catat keluhan nyeri, termsuk lokasi, lamanya, dan

intensitasnya (dengan skala nyeri 0-10)

R / Untuk menentukan intervensi dan mengetahui efek terapi

2) Berikan porsi makanan sedikit tapi sering

R / Makanan sebagai penetralisir asam lambung.

3) Jelaskan agar pasien menghindari makanan yang dapat

merangsang lambung seperti makanan yang padas dan asam. R

/ Makanan yang merangsang dapat mengiritasi mukosa

lambung

4) Atur posisi tidur yang nyaman bagi pasien

R / Porsi yang nyaman dapat menurunkan nyeri.

5) Anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi Progresif

dengan merilekskan otot-otot

R / Teknik Relaksasi dapat memusatkan perhatian pada suatu

aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang

untuk mendapatkan perasaan yang rileks

6) Berikan terapi analgesik dan antasida

R / mengurangi rasa nyeri dan untuk mempercepat

proses penyembuhan

3. Resiko tinggi mengalami kekurangan nutrisi yang berhubungan dengan

tindakan pembatasan asupan nutrisi (makanan) atau karena berpuasa


a) Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24

jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi

b) Kriteria hasil : Pasien dapat menghabiskan porsi, Berat badan

menin

c) Rencana tindakan dan rasionalisasi

1) Kaji status nutrisi dan pola makan pasien

R / Sebagai dasar untuk intervensi

2) Puasakan pasien selama pasca akut.

R / Menurunkan rangsangan asam lambung sehingga mencegah

mutah.

3) Jelaskan agar pasien menghidari minuman yang mengandung

kafein.

R / Kafein dapat merangsang aktivitas gaster.

4) Timbang berat badan pasien setiap hari dengan alat timbangan

yang sama

R / Untuk mengetahui status nutrisi pasien

5) Berikan terapi multivitamin dan antasida sesuai program medis.

R / Untuk meningkatkan nafsu makan dan menghilangkan mual

4. Kecamasan/ketakutan yang berhubungan dengan perubahan status

kesehatan, ancaman kematian, dan timbulnya rasa nyeri

a) Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24

jam diharapkan cemas berkurang

b) Kriteria hasil : kecemasan berkurang

c) Rencana tindakan dan rasionalisasi

1) Awasi respon fisiologi, misalnya takipnea, palpitasi, pusing,

sakit kepala, sensasi kesemutan


R / Dapat menjadi indikator untuk menilai derajat takut yang

dialami paseien. Terapi respon ini juga berhubungan dengan

kondisi fisik/status syok

2) Dorong pasien untuk mau menyatakan perasaan takut dan cemas

yang ia hadapi dengan memberikan umpan balik.

R / Membuat sebuah hubungan teraupetik

3) Berikan informasi yang akurat

R / Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan

kecemasan yang tidak perlu akibat ketidaktahuan pasien.

4) Berikan lingkungan yang tenang untuk pasien beristirahat

R / Memindahkan pasein dari pengaruh stressor luar,

meningkatkan relaksasi

5) Dorongan orang terdekat untuk tinggal dengan/sering menemani

pasien.

R / Membantu menurunkan rasa takut karena segala sesuatu

tidak harus dihadapi seorang diri.

6) Tunjukan teknik relaksasi

R / Belajar cara-cara untuk rileks sehingga dapat membantu

menurunkan rasa takut

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang tidak sehat dan

tidak adekuat.

a) Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 24

jam diharapkan pasein dapat istirahat tidur malam dengan optimal

b) Kriteria Hasil : Pasien melaporkan istirahat tidur malam yang

optimal selama ±8 jam, Tidak menunjukkan perilaku gelisah,

Wajah tidak pucat dan konjungtiva mata tidak anemis karena

kurang tidur, Mempertahankan atau membentuk pola tidur yang


memberikan energi yang cukup untuk menjalani aktivitas sehari-

hari

c) Rencana Tindakan dan Rasionalisasi

1) Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau hilangkan distraksi

lingkungan dan gangguan tidur.

R / Untuk membantu relaksasi saat tidur

2) Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal

(misal:setelah makan)

R / Tidur akan sulit dilakukan tanpa relaksasi

3) Minta klien untuk membatasi asupan cairan pada malam hari

dan berkemih sebelum tidur.

R / Berkemih dimalam hari dapat mengganggu tidur

4) Berikan obat dengan kolaborasi dokter

R / Pemberian obat sesuai jadwal

4. Implementasi

Implementasi merupakan kategori dari perilaku keperawatan, dimana

perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan

hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Haryono, 2011)

Implementasi keperawatan merupakan langkah keempat dalam

melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang

telah direncanakan dalam rencana keperawatan. Dalam pelaksanaan rencana

tindakan, yaitu tindakan jenis mandiri dan tindakan kolaborasi

(Hidayat,2011)

5. Evaluasi
Evaluasi menurut Rubenfeld dan Scheffer, evaluasi adalah tindakan

memeriksa umpan balik mengenai seberapa baik keberhasilan aktivitas dan

apakah hasil yang diharapkan telah tercapai (Haryono, 2011)

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam

mengmpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan suatu

kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat

pencapaian hasil klien. Evaluasi adalah suatu aktivitas yang terus-menurus

(Christensen & kenney, 2009) Evaluasi dibagi menjadi 2 komponen yaitu:

1. Formatif

a. Setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan

b. Evaluasi proses

c. Biasanya berupa catatan perkembangan

2. Sumatif

a. Rekapan terakhir secara paripurna

b. Catatan naratif

c. Penderita pulang atau pindah

a. Subjektif adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari

pasien setelah tindakan yang diberikan

b. Objektif adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,

penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah

tindakan dilakukan

c. Analisa adalah membandingkan antara informasi subjective dan

objective dengan tujuan ktiteria hasil, teratasi sebagian, atau tidak

teratasi

d. Planning adalah rencana keperawatan lanjuatan yang akan

dilakukan berdasarkan hasil analisa

C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

sangan subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal

skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat

menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat &

uliyah, 2014). International Society for the study of Pain mendefinisikan

nyeri sebagai” suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak


31

menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial

atau digambarkan sebagai kerusakan itu sendiri (Patricia. et al, 2011). Nyeri

juga dapat didefinisikan sebagai peristiwa yang tidak menyenangkan pada

seseorang dan dapat menimbulkan penderitaan/sakit (Riyadi sujono,2013)

2. Fisiologi Nyeri

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.

Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung

saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin

yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera,

persendian,dinding arteri,hati,dan kantung empedu. Reseptor nyeri dapat

memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi

tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin,

prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat

kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain

dapat berupa termal,listrik, atau mekanis. Selanjutnya, stimulasi yang

diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa impuls nyeri ke

sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermielin rapatatau

serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang

ditransmisikan oleh serabut delta A mempunyai sifar inhibitor yang

ditansmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui

akar dorsal (dorsl root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri

atas beberapa lapisan atau lamina yang saling bertautan. Diantara lapisan

dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama
32

implus. Kemudian, implus nyeri menyebrangi sumsum tulang belakang pada

interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendes yang paling utama,

yaitu jalur spinothalamic tract (STT) atau jalur spinotalamus dan

spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi

nyeri, Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,

yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan

reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari talamus yang

melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang

belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supersif. Serotonin

merupakan neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih

mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A jalur

non opiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respon

terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya (Hidayat

& uliyah, 2014).

3. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan

kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, yang tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan adanya

peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul

secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama, yaitu

lebih dari enam bulan. Hal yang termasuk dalam kategori nyeri kronis

adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis.


33

Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,

diantaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.

TABEL 2.1
PERBEDAAN NYERI AKUT DAN KRONIS

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis


Pengalaman Satu kejadian Satu situasi, status eksitensi.

Sumber Sebab eksternal Tidak diketahui atau pengobatan


atau penyakit yang terlalu lama
dari dalam

Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang, dan


terselubung

Waktu Sampai enam Lebih dari enam bulan sampai


bulan bertahun-tahun

Pernyataan nyeri Daerah nyeri Daerah nyeri sulit dibedakan


tidak diketahui intensitasnya, sehingga sulit
dengan pasti dievaluasi (perubahan perasaan).

Gejala-gejala Pola respons pola respons yang bervariasi


klinis yang khas dengan sedikit gejala (adaptasi)
dengan gejala
yang lebih jelas

Pola Terbatas Berlangsung terus, dapat berpariasi


Perjalanan Biasanya Penderitaan meningkat setelah
berkurang beberapa saat.
setelah
beberapa saat
34

Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, diantaranya

nyeri somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent pain), nyeri

psikogenik, nyeri fantom dari ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.

Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan

jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot da tulang. Perbedaan antara

kedua jenis nyeri ini dapat dilihat sebagai berikut.

TABEL 2.2
PERBEDAAN NYERI SOMATIS DAN VISERAL

Karakteristik Nyeri somatis Nyeri somatis


Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, Tajam Tumpul,
membakar tumpul, nyeri nyeri terus,
terus kejang.
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Iskemia Distensi
terlalu panas dan Torehan, iskemia,
dingin panas spasmus, iritasi
kimiawi
Reaksi otonom Tidak Ya Ya
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi otot
Sumber : Hidayat & uliyah, 2014

Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,

umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri

Psikogenetik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul

akibat psikologis. Nyeri fantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah

satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri yang

tajam karena adanya spasme disepanjang atau dibeberapa jalur saraf.


35

4. Stimulus Nyeri

Seseorang dapat menoleransi, menahan nyeri (pain tolerance), atau dapat

mengenali jumlah stimulasi nyeri sebelum merasakan nyeri (pain threshold).

Terdapat beberapa jenis stimulus nyeri, diantaranya sebagai berikut:

a. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya karena bedah akibat terjadinya

kerusakan jaringan dan iritasi secara langsung pada reseptor

b. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat

terjadinya penekanan pada reseptor nyeri.

c. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri

d. Iskemia pada jaringan, misalnya terajdi blokade pada arteri koronaria

yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat.

e. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.

5 . Faktor- faktor yang mempengaruhi nyeri

Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,

diantaranya sebagai berikut:

a. Arti nyeri : Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan

hampir sebagain arti nyeri yang negatif, seperti membahayakan,

merusak, dan lain-lain. keadaan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor,

seperti usia, jenis kelamin, latar belakang sosial budaya, lingkungan,

dan pengalaman

b. Persepsi Nyeri : merupakan penilayan yang sangat subjektif tepatnya

pada korteks (pada fungsi evaluatif kognitif). Persepsi ini dipengaruhi

oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor


36

c. Toleransi Nyeri: Berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang dapat

mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri, faktor yang

mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-

obatan, hipnotis, gesekan atau gerukan

d. Reaksi terhadap nyeri: Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon

seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis,

dan menjerit semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat

dipengaruhi oleh beberpa faktor, seperti arti nyeri tingkat persepsi

nyeri, pengalaman masa lalu, budaya, harapan sosial, kesehatan fisik

dan mental, cemas, usia, umur dan lain-lain.

6 . Skala Nyeri

1. Skala Nyeri Angka

Gunakan garis lurus dimana garis awalnya menunjukan “ tidak ada rasa

nyeri” garis tengah yang menunjukan “ nyeri sedang: dan garis akhir

yang memengidentifikasikan nyeri hebat. Jelaskan pada penderita bahwa

diujung garis ada angka 0 yang berarti tidak nyeri dan angka 10 yang

menunjukan nyeri hebat. Mintalah kepada penderita untuk memilih

angka yang mewakili rasa nyeri mereka.

Gambar Skala Nyeri Angka


37

Keterangan:

0-1 : Tidak nyeri

2-3 : Nyeri ringan

4-6 : Nyeri sedang

7-8 : Nyeri berat

9-10 : Nyeri hebat

2. Skala Nyeri FACES

Skala nyeri ini terdiri dari enam kartun wajah dimulai dari wajah

tersenyum yang mengidentifikasikan bahwa wajah tersebut tidak

merasakan nyeri sampai dengan wajah menangis yang menunjukan bahwa

wajah tersebut merasakan nyeri hebat. Jelaskan kepada anak bahwa

masing-masing wajah tersebut menggambarkan makna tersendiri. Skala

FACES ini mempunyai tiga skala sehingga yang ekspresi wajah, angka,

dan kata-kata penggunaan intruksi singkat sangatlah dianjurkan

Gambar Nyeri FACES


38

3. Skala Nyeri Perilaku FLACC

Digunakan pada anak usia 4 tahun atau dibawahnya, pada pasien usia

lanjut, gangguan kognitif, pada pasien yang tidak bisa berbicara dimana

tidak bisa menggunakan jenis skala nyeri yang lain. Lakukan pengkajian

pada masing-masing kategoi dan jumlahkan skor pada lima kategori untuk

mendapatkan skor keseluruhan.

TABEL 2.3
SKALA NYERI PERILAKU FLACC

No Kategori 0 1 2
1 Wajah Tidak ada Wajah Dahi
ekspresi meringis, dahiberkerut,
khusus atau berkerut memegang
senyuman dagu
2 Kaki aktivitas Posisi normal Gelisah, dan Menendang,
atau santai mudah marah tubuh
berbaring banyak tegang
dengan tenang gerakkan
karena gelisah
3 Menangis Tidak Mengeluh Mennagis,
menangis(saat mengerang menjerit
tidur maupun atau
bangun) ditenangkan
4 Kemampuan Santai Sentuhan Sulit untuk
dihibur mengobrol dihibur atau
dan ditenangkan
mengalihkan
perhatian.
(Sumber: buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat 2011)
39

D. Konsep Relaksasi Nafas Dalam

1. Definisi Relaksasi Nafas dalam

Relaksasi Nafas dalam adalah suatu tindakan keperawatan dimana

perawatan akan mengajarkan/ melatih klien agar mampu dan mau

melakukan nafas dalam secara efektif sehingga kapasitas vital dan

ventilasi paru meningkat (Ratna,2009)

2. Tujuan

Tujuan dari latihan nafas dalam adalah :

a. Meningkatkan kapasitas vital dan ventilasi paru meningkat

b. Mempertahankam energi

c. Membantu pernapasan abdominal lebih otomatis dan lebih efesien

d. Meningkatkan relaksasi dan rasa aman

e. Menurunkan efek hipoventilasi

f. Menurunkan efek anestesi

g. Menurunkan rasa nyeri

3. Indikasi

Indikasi klien dilakukan latihan nafas dalam adalah

a. Intoleransi aktivitas

b. Pola nafas tidak efektif

c. Kecemasan

d. Gangguan atau kerusakan pertukaran gas

e. Nyeri
40

f. Hipoksia

g. Fatique

4. Prosedur Teknik Relaksasi

Nafas Dalam Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah

pernafasan diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diafragma

selama inspirasi yang mengakibatkan pembesaran abdomen

PembedahanTeknik Relaksasi Nafas Dalam Rasa Nyeri Post Operasi↓

Hormone Adrenalin Memberikan Rasa Tenang Meningkatkan

KonsentrasiMempermudah Mengatur Pernafasan↑ Oksigen Dalam Darah

Mengurangi Detak Jantung↓ Tekanan DarahNyeri11bagian atas sejalan

dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo, 2003).

Lebih lanjut Priharjo(2003) Menyatakan bahwa adapun langkah-langkah

teknik relaksasi nafas dalam adalah sebagai berikut :

a. Usahakanrileks dan tenang.

b. Menarik nafas yang dalam melalui hidung dengan hitungan

1,2,3,kemudiantahan sekitar 5-10 detik.

c. Hembuskan nafas melalui mulutsecara perlahan-lahan.

d. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskannya lagi

melalui mulut secara perlahan-lahan.

e. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

f. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.


41

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Nafas Dalam

terhadap Penurunan Nyeri.

Teknik relaksasi nafas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas

nyeri melalui mekanisme yaitu (Smeltzer danBare, 2002) :

a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang

disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga

terjadivasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran

darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik.

b. Teknik relaksasi nafas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh

untuk melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan

enkefalin.Pernyataan lain menyatakan bahwa penurunan nyeri oleh

teknik relaksasi nafas dalam disebabkan ketika seseorang melakukan

relaksasi nafas dalam untuk mengendalikan nyeri yang dirasakan,

maka tubuh akan meningkatkan komponen saraf parasimpatik secara

stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon

kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat stress

seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat

klien merasa tenang untuk mengatur ritme pernafasan menjadi teratur.

Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan kadar PaCO2 dan akan

menurunkan kadar pH sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen (O2)

dalam darah (Handerson, 2005)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode

pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan

meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit

tunggal. Unit tunggal dapat berarti satu orang atau sekelompok penduduk

yang terkena suatu masalah (Notoatmodjo, 2014).

Studi kasus ini bertujuan untuk Pemberian Teknik Relaksasi Nafas

Dalam Untuk Penurunan Nyeri Pada Pasien Gastritis Di Puskesmas Petanang

Kota Lubuklinggau Tahun 2018.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien dengan diagnosa

medis gastritis yang diberikan teknik relaksasi progresif di Puskesmas

Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018 dengan kriteria subjek:

1. Pasien yang bersedia menjadi responden

2. Pasien yang didiagnosa gastritis

3. Pasien yang kooperatif dengan perawat.

42
43

C. Fokus Studi

Fokus studi dalam penelitian ini adalah perubahan yang dialami oleh

pasien gastritis sesudah intervensi keperawatan dengan pemberian teknik

relaksasi napas dalam

D. Definisi Operasional

Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung dan

dapat mengakibatkan pembekakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel

mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan

saluran pencernaan karena akan merangsang timbulnya proses inflamasi pada

lambung (Sukarmin, 2013)

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat

sangan subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal

skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan

atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat & uliyah, 2014)

Relaksasi Nafas dalam adalah suatu tindakan keperawatan dimana perawatan

akan mengajarkan/ melatih klien agar mampu dan mau melakukan nafas

dalam secara efektif sehingga kapasitas vital dan ventilasi paru meningkat

(Ratna,2009)
44

E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data pada penelitian ini yang digunakan adalah

dengan observasi langsung terhadap pasien dengan gastritis, sebelum dan

sesudah pemberian teknik Napas Dalam.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian ini

cara pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan

observasi teknik relaksasi napas dalam dengan ceklist yang dirancang

oleh penulis sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Nursalam,, 2008).

F. Lokasi dan Waktu Studi Kasus

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 21-23 Juni 2018 dan 25-27 Juni

2018 di Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018.

G. Analisa Data dan Penyajian Data

1. Analisa Data

Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

adalah digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan

data yang terkumpul untuk membuat suatu kesimpulan (Notoatmodjo,

2014).
45

2. Penyajian Data

Setelah dilakukan pengolahan data dan didapatkan hasil penelitian, maka

data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks (tekstular) dan

tabel.

H. Etika Studi Kasus

Menurut Notoadmodjo (2014), secara garis besar dalam melaksanakan sebuah

penelitian ada empat prinsip yang harus dipegang teguh yakni :

1. Menghormati Harkat dan Martabat Manusia (Respect for Human

Dignity)

Peneliti perlu mempertimbang kan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan penelitian.Disamping itu, peneliti

juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk berpartisipasi atau

tidak berpartisipasi dalam penelitian.

2. Menghormati Privasi dan Kerahasiaan Subjek Penelitian (Respect for

Privacy and Confidentially)

Peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek.

3. Keadilan dan Inklusivitas/Keterbukaan (Respect for Justice an

Inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan peneliti perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinip keterbukaan, yakni dengan


46

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa

semua obyek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang

sama tanpa membedakan gender, agama, etnis dan sebagainya.

4. Memperhatikan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan (Balancing

Harms and Benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin

bagi masyarakat pada umunya, dan subjek penelitian pada khususnya.

Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang merugikan

bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah

atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian

subjek penelitian.
47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Puskesmas petanang Kota

Lubuklinggau merupakan satu-satunya puskesmas yang berada di

kawasan Transmigrasi petanang yang didirikan pada tahun 1985 dengan

nama Puskesmas petanang karena terletak dikawasan transmigrasi

petanang kota Lubuklinggau.

UPT Puskesmas Petanang Kecamatan BTS Ulu Kabupaten Musi Rawas

memiliki ruangan rawat nginap yang terdiri dari : 2 ruangan, yaitu laki-

laki dengan tempat tidur 2 buah dan perempuan dengan tempat tidur 2

2. Karakteristik Subyek Penelitian

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu

subyek I dan subyek II. Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di

tetapkan.

Subjek I

Subyek I dengan inisial Ny. A berusia 30 Tahun, beragama islam,

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat Jl. Sadewa, Marga Mulya Kota

Lubuklinggau. Subjek Masuk Rumah Sakit Pada Tanggal 20 Juni 2018,

Pukul 15.30 WIB dengan Mual, muntah, nyeri ulu hati dan sulit tidur, skala
48

nyeri 7. Diagnosa Gastritis. Keluarga subjek mengatakan bahwa subjek

memang mempunyai riwayat penyakit gastritis sebelumnya.

Subjek II

Subyek II dengan inisial Ny. M berusia 32 Tahun, beragama islam

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat Megang Sakti. Ny.M masuk Rumah

Sakit Pada Tanggal 24 Juni 2018 Pukul 10.30 WIB dengan Mual, muntah,

nyeri ulu hati, dan sulit tidur karena nyeri skala nyeri 8. Diagnosa

Gastritis. Sebelum di bawa kerumah sakit subjek mengeluh nyeri diulu hati

sampai tidak bisa berdiri. Oleh keluarga melihat kondisi pasien seperti ini

maka pasien langsung dibawa kerumah sakit. Dalam studi kasus ini dipilih

2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu subyek I dan subyek II. Kedua

subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan.

3. Data Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

Berdasarkan tahapan proses keperawatan, maka langkah pertama yang

harus dilakukan pada kedua subjek dengan diagnosa medis yang ditentukan

oleh dokter yaitu Gastritis adalah pengkajian. Dalam studi kasus ini

pengkajian awal yang dilakukan berfokus pada keterangan keluarga pasienn

dan hasil pemeriksaan penunjang.

Berdasarkan hasil studi kasus, dapat diketahui bahwa saat pengkajian

awal terhadap subyek dapat dilihat seperti pada tabel 4.1 dibawah ini:
49

TABEL 4.1
HASIL PENGKAJIAN DUA ORANG SUBJEK

Subjek
Aspek yang diambil
I II
1. Identitas Pasien
Inisial Ny. A Ny. M
Umur 30 Tahun 32 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Marga
Megang Sakti.
Mulya

Tanggal MRS 20 Juni 2018 24 Juni 2018


Tanggal pengkajian 21 Juni 2018 25 Juni 2018
Diagnosa medis Gastritis Gastritis
2 Identitas penanggung
jawab
Nama Tn. T Tn. K
Hubungan dengan pasien Suami Suami
Alamat Jl. Sadewa, Marga Jl. Alamat Simpang
Mulya Kota Periuk Kota
Lubuklinggau Lubuklinggau

3 Keluhan utama Klien mengatakan Klien mengatakan


Tidak nafsu makan, Tidak nafsu makan,
mual, muntah, nyeri mual, muntah, nyeri
ulu hati dan sulit ulu hati dan sulit
tidur tidur
4 Riwayat kesehatan
sekarang
a. Provocative
1) Penyebab Sering telat makan,
dan senang
Sering Telat makan
mengkonsumsi
makanan pedas

2) Hal yang memperbaiki Istirahat dan berobat Istirahat dan berobat


keadaan ke rumah sakit ke rumah sakit

b. Quantity
50

1) Bagaimana dirasakan Nyeri di ulu hati, Nyeri di ulu hati,


seperti ditusuk-tusuk seperti diremas-
dan terasa panas remas, terasa panas
dan terbakar sampai,
tidak bisa berdiri

2) Bagaimana dilihat Klien tampak Klien tampak


meringis meringis
c. Region
1) Dimana lokasinya Di daerah ulu hati Di daerah ulu hati
(epigastrium) (epigastrium)

2) Apakah menyebar Tidak Tidak


d. Severity Ya,sangat Ya,sangat
mengganggu mengganggu
skala : 8 skala : 10

e. Time Nyeri bisa muncul nyeri bisa muncul


sewaktu-waktu, sewaktu-waktu,
bertambah ketika bertambah ketika
beraktivitas beraktivitas

5 Riwayat kesehatan masa


lalu
a. Penyakit yang pernah Tidak ada Gastritis
dialami
b. Pengobatan yg Tidak ada Berobat ke RS
dilakukan
c. Pernah dirawat/ Belum pernah Pernah di rawat di
dioperasi RS
d. Lamanya dirawat Belum pernah 5 hari
e. Alergi Ada alergi makan Tidak ada
udang
f. Imunisasi Lengkap Lengkap
6 Riwayat kesehatan
Keluarga
a. Orang tua Tidak ada keluarga Orang tua klien
yang memiliki kedua-dua nya
penyakit menurun mempunyai riwayat
atau menular. penyakit hipertensi
51

b. Saudara kandung Saudara kandung Saudara kandung


klien tidak ada klien tidak ada
riwayat penyakit riwayat penyakit
gastritis gastritis

c. Penyakit keturunan Tidak ada riwayat Penyakit hipertensi


penyakit keturunan

d. Anggota keluarga yang Orang tua klien Belum ada keluarga


meninggal yang meninggal

e. Penyebab meninggal Faktor usia -


7 Riwayat keadaan
psikososial
a. Bahasa yang digunakan Bahasa daerah Bahasa daerah
b. Persepsi pasien tentang Pasien berharap Pasien berharap
penyakit penyakitnya bisa penyakitnya bisa
disembuhkan disembuhkan
c. Konsep diri
1) Body image Baik, klien masih Baik, klien masih
berfikir positif berfikir positif
tentang penyakitnya tentang penyakitnya
2) Ideal diri Baik, klien mampu Baik, klien mampu
menempatkan diri menempatkan diri
3) Harga diri Baik, klien masih Baik, klien masih
merasa dihargai merasa dihargai
dalam keluarganya dalam keluarganya
4) Peran diri Baik, klien masih Baik, klien masih
sesuai dengan sesuai dengan
perannya perannya

5) Personal identity Baik, klien masih Baik, klien masih


mengerti tentang mengerti tentang
siapa dirinya siapa dirinya
d. Keadaan emosi Baik, keadaan emosi Baik, keadaan emosi
klien stabil klien stabil

e. Perhatian terhadap Baik, mampu Baik, mampu


orang lain berinteraksi dengan berinteraksi dengan
orang lain orang lain
52

f. Hubungan dgn kelurga Baik, keluarga Baik, keluarga


datang untuk datang untuk
menjenguk selama menjenguk selama
sakit sakit

g. Hubungan dengan Baik, klien dengan Baik, klien dengan


saudara saudaranya saudaranya
berhubungan baik berhubungan baik

h. Hubungan dgn orang Baik, klien dengan Baik, klien dengan


lain orang lain orang lain
berhubungan baik berhubungan baik
i. Kegemaran - -
j. Daya adaptasi Baik, klien dapat Baik, klien dapat
berinteraksi dengan berinteraksi dengan
baik baik

k. Mekanisme pertahanan Baik, daya coping Baik, daya coping


diri positive positive
8 Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum Lemah Lemah

b. Tanda tanda vital


1) Suhu tubuh 36,5 c 36,5 c
2) TD 120/90 mmHg 130/90 mmHg
3) TB 158 cm 160 cm
4) Nadi 80x/Menit 80x/Menit
5) RR 20x/menit 20x/menit
6) BB 58 60
c. Pemeriksaan kepala dan
rambut
1) Kepala
2) bentuk Ssimetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
3) ubun-ubun Normal Normal
4) kulit kepala Bersih Bersih
d. rambut
e. penyebaran Rata Rata
1) bau Tidak bau Tidak bau
2) warna kulit Kuning langsat Kuning langsat
e. wajah
1) warna kulit kuning langsat Kuning langsat

2) struktur wajah Simetris kanan dan Simetris kanan dan


kiri kiri
53

f. Mata
1) kelengkapan Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
2) palpebra Tidak ada edema Tidak ada edema

3) Konjungtiva Normal Normal


4) Pupil Normal Normal
5) Cornea Jernih Jernih
6) Visus Tidak dikaji Tidak dikaji
7) Tekanan bola mata Tidak dikaji Tidak dikaji
g. Hidung
1) Tulang hidung Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
2) Lubang hidung Lengkap Lengkap
3) Cuping hidung Bersih Bersih
h. Telinga
1) Bentuk Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
2) Ukuran Normal Normal
3) Lubang Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
sumbatan sumbatan
4) Ketajaman pendengaran Baik, dapat Baik, dapat
mendengar suara mendengar suara

i. Mulut dan faring Baik tidak ada Baik tidak ada


infeksi infeksi
1) Keadaan bibir Kering Kering
2) Keadaan gusi Bersih Bersih
3) Keadaan lidah Bersih Bersih
4) Orofaring Baik, tidak ada Baik, tidak ada
secret secret

j. Leher
1) Posisi trakea Normal dan Normal dan simetris
simetris
2) Thyroid Tidak ada thyroid Tidak ada thyroid
3) Suara Lamban Lamban
4) Kelenjar limfe Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-
tanda kelenjar limfe tanda kelenjar limfe

5) Vena jugularis Normal, tidak ada Normal, tidak ada


tanda-tanda tanda-tanda
pembengkakan pembengkakan
6) Denyut nadi karotis Denyut Nadi normal Denyut Nadi normal
54

9 a. Pemeriksaan
Integumen
1) Kebersihan Kulit klien bersih Kulit klien bersih
2) Kehangatan Terasa hangat Terasa hangat
3) Warna Pucat Pucat
4) Tugor Elastis Elastis
5) Kelembaban Lembab Lembab
6) Kelainan pada kulit Tidak ada Tidak ada
10 a. pemeriksaan payudara
1) Ukuran Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri

2) Warna Kecoklatan Kecoklatan


3) Kelainan Tidak ada Tidak ada
4) Aksila dan clavikula Simetris kanan dan Simetris kanan
kiri
b. Pemeriksaan thoraks
c. inspeksi thoraks Normal, simetris Normal, simetris
kanan dan kiri kanan dan kiri
d. Bentuk thoraks Normal Normal
e. Pernafasan
1) Frekuensi 21x/menit 22x/menit
2) Irama Teratur Teratur
3) Tanda kesulitan Tidak ada Tidak ada
g. pemeriksaan paru
1) Palpasi Normal Normal

2) Perkusi Normal suara Normal suara


ketukan resonan ketukan resonan
3) Auskultasi
a. Suara nafas Normal (Vesikuler) Normal (Vesikuler)
b. Suara ucapan Tidak serak Tidak serak
c. Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
h. pemeriksaan jantung
1) Inspeksi Normal Normal

2) Palpasi Teraba denyut nadi Teraba denyut nadi


pada jantung pada jantung
3) Perkusi Dullnes (redup) Dullnes (redup)

4) Auskultasi
a. Bunyi jantung S1-s2 S1-s2
b. Bunyi tambahan Tidak ada Tidak ada
c. Murmur Tidak ada Tidak ada
55

d. Frekuensi 80x/menit 80x/menit


11 Pemeriksaan abdomen
a. inspeksi
1) Bentuk abdomen Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri

2) Benjolan Tidak ada Tidak ada


3) Bayangan pembuluh Tidak ada
Tidak ada
darah
b. auskultasi
1) Peristaltik usus
2) Suara tambahan Tidak ada Tidak ada
c. Palpasi
1) Tanda nyeri tekan Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan
2) Benjolan Tidak ada benjolan Tidak ada benjolan
3) Tanda ascites Tidak ada tanda Tidak ada tanda
ascites ascites
4) Hepar Tidak ada Tidak ada
5) Lien Tidak ada Tidak ada
6) Titik Mc Burney Tidak ada Tidak ada
d. Perkusi
1) Suara abdomen Normal Normal
2) Pemeriksaan ascites Tidak ada Tidak ada
12 Pemeriksaan kelainan
a. Genitalia
1) Rambut pubis Ada Ada
2) Lubang uretra Normal Normal
3) Kelainan Tidak ada Tidak ada
b. Anus dan perineum
1) Lubang anus Ada lubang anus Ada lubang anus
2) Kelainan pada anus Tidak ada Tidak ada
3) Perimeum Tidak ada Tidak ada
13 Pemeriksaan
musculoskeletal
a. Kesimetrisan otot Simetris Simetris
b. Pemeriksaan edema Tidak ada edema Tidak ada edema
c. Kelainan pada Tidak ada
Tidak ada
ekstremitas
14 Pemeriksaan neurologi
a. Tingkat kesadaran G C S:15, G C S:15,
E4M5V6 E4M5V6

b. Status mental
1) Kondisi emosi Keadaan emosi klien Keadaan emosi klien
56

terlihat stabil terlihat stabil

2) Orientasi Baik pasien sadar Baik pasien sadar


ada di rs ada di rs
3) Proses berfikir Baik, pasien ingin Baik, pasien ingin
dapat cepat sembuh dapat cepat sembuh

4) Motivasi Baik, pasien ingin Baik, pasien ingin


dapat cepat sembuh dapat cepat sembuh

5) Persepsi Klien menghadapi Klien menghadapi


dengan baik dengan baik terhadap
terhadap penyakitnya
penyakitnya
6) Bahasa Bahasa daerah Bahasa daerah

15 Nervus carnialis

a. Nervus olfaktorius Normal, bisa Normal, bisa


membedakan bau membedakan bau

b. Nervus optikus Normal, dapat Normal, dapat


melihat dengan baik melihat dengan baik

c. Nervus okulomotorius Normal, dapat Normal, dapat


mengunyah dengan mengunyah dengan
baik baik

d. Nervus trigeminus Normal, dapat Normal, dapat


mengunyah dengan mengunyah dengan
baik baik

e. Nervus fasialis Normal, dapat Normal, dapat


merubah ekspresi merubah ekspresi
wajah wajah
f. Nervus Normal, dapat Normal, dapat
vestibulocochlearis mendengar dengan mendengar dengan
baik baik

g. Nervus Normal dapat Normal dapat


glossopharingeus menelan denan baik menelan denan baik
h. Nervus asesorius Normal dapat Normal dapat
mengerakan bahu mengerakan bahu
dan kepala dan kepala
i. Nervus hipoglossus Posisi lidah simetris Posisi lidah simetris
57

16 Fungsi motorik
a. Cara berjalan Pasien berbaring Pasien berbaring
ditempat tidur ditempat tidur

b. Romberg test Normal Normal


c. Tes jari- hidung Normal Normal
d. Pronasi-supinasi Normal Normal
e. Heel shin test Baik Baik
17 Fungsi sensori
a. Identifikasi sentuhan Dapat merasakan Dapat merasakan
sentuhan ringan sentuhan ringan
b. Test tajam Dapat membedakan Dapat membedakan
benda tajam dan benda tajam dan
tumpul tumpul
c. Test panas dingin Dapat membedakan Dapat membedakan
panas dan dingin panas dan dingin
d. Test getaran Normal Normal
e. Stereognosis test Normal Normal
f. Graphestesia test Normal Normal
g. Membedakan dua titik Normal dapat Normal dapat
membedakan dua membedakan dua
titik titik
h. Tpognosis test Normal Normal
18 Reflek
a. Reflek bisep + +
b. Reflek trisep + +
c. Refleks brachioradialis + +
d. Refleks patella + +
e. Refleks tendon + +
f. Refleks plantar + +
19 Pola kebiasaan sehari- hari
a. Pola tidur kebiasaan
1) Waktu tidur Tidur malam 5-6 Tidur malam 4-5 jam
jam
2) Waktu bangun 05: 00 wib 05:00 wib
3) Masalah tidur Ada Ada
4) Hal-hal yang Suasana tenang Susana tenang
mempermudah tdr
5) Hal-hal yang Disaat nyeri datang Disaat nyeri datang
mempermudah bangun dan suasana ribut dan suasana rebut
20 Pola eliminasi
a. BAB
1) Pola BAB Normal Normal
2) Karakter urine Jernih Jernih
3) Nyeri/ rasa terbakar Tidak Tidak
58

4) Riwayat penyakit Tidak ada Tidak ada


5) Penggunan diuretika Tidak Tidak
6) Upaya mengatasi Minum air putih 8 Minum air putih 8
masalah gelas/ hari gelas/hari
21 Pola makan
a. Gejala (subyektif)
1) Diit Ada (bubur) Jumlah Ada (bubur) Jumlah
Makanan perhari: 3 Makanan perhari: 3
kali kali
2) Pola Ada Ada
3) Anoreksia Ya Ya
4) Nyeri ulu hati Ya Ya
5) Alergi Ada makan udang Tidak ada
6) Berat badan biasa 35 Kg 40 Kg
22 Tanda (obyektif)
a. Berat badan sekarang 58 kg 49 kg
b. Bentuk tubuh Subur Kurus
1) Waktu pemberian Pagi, siang, malam
Pagi, siang, malam
makan
2) Jumlah dan jenis 3 kali, bubur 3 kali, bubur
makanan
3) Waktu pemberian Pagi, siang, malam
Pagi, siang, malam
cairan
4) Masalah makan dan
minum
a. Kesulitan mengunyah Tidak terlihat susah Tidak terlihat susah
mengunyah mengunyah
b. Kesulitan menelan Tidak terlihat susah Tidak terlihat susah
menelan menelan
1) Upaya mengatasi
Tidak ada masalah Tidak ada masalah
masalah
23 Kebersihan diri/ personal
hygiene
a. Pemeliharaan badan Klien dibersihkan 2 Klien dibersihkan 2
kali sehari oleh kali sehari oleh
keluarganya keluarganya
b. Pemeliharaan gigi dan Klien menggosok Klien menggosok
mulut gigi 1 x sehari gigi 1 x sehari
selama sakit selama sakit
c. Pemeliharaan kuku Kuku klien bersih Kuku klien bersih
24 Pola kegiatan / aktivitas
25 Terapi Infus RL 20tpm Gtt Infus RL 20tpm Gtt
20x/menit, 20x/menit,
Omeprazole Dosis 2 Omeprazole Dosis 2
x 20 mg, Gastridin x 20 mg, Gastridin
59

Dosis 2 x 150 mg, Dosis 2 x 150 mg,


Antrain Dosis 2 x Antrain Dosis 2 x
100 mg. 100 mg, Ranitidine
Dosis 2 x 150 mg

TABEL 4.2
ANALISA DATA

Analisis Data Etiologi Masalah


Klien 1
DS : Klien mengatakan ulu hati Iritasi Mukosa Nyeri
nya terasa panas dan nyeri Gaster/lambung
- Klien mengatakan mual dan
muntah ± 5 kali
- P:Klien mengatakan Sering
telat makan
- Q:Klien mengatakan nyeri
nya seperti ditusuk-tusuk
- R:Klien mengatakan nyeri
nya di daerah ulu hati
- S:Klien mengatakan skala
nyeri yang dialaminya 7
- T:Klien mengatakan nyeri
bisa muncul sewaktu-waktu.
DO: Klien tampakmeringis
kesakitan
- k/u lemah
- Klien merasa nyeri saat di
palpasi
- TTV: TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- N: 84x/mnt
- R: 21x/mnt

DS: Klien mengatakan tidak nafsu Intake tidak Pemenuhan nutrisi


makan karena mual adekuat kurang dari
- Klien mengatakan mual dan kebutuhan tubuh
muntah
DO: - k/u lemah
- Penurunan tugor kulit
- Membran Mukosa bibir
kering
- TTV : TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- RR: 22x/mnt
60

- P: 84x/mnt
- BB sebelum sakit: 60 kg
- BB selama sakit: 58 kg

DS: Klien mengatakan Sulit untuk Proses Penyakit Gangguan pola tidur
tidur
- Tidur hanya 5-6 jam
DO: - k/u lemah dan lemas
- Klien tampak meringis
- Terdapat lingkar hitam pada
mata

Klien II
DS : Klien mengatakan ulu hati iritasi mukosa Nyeri
nya terasa panas dan nyeri gaster
- Klien mengatakan mual dan
muntah
- P:Klien mengatakan Sering
telat makan
- Q:Klien mengatakan nyeri
nya seperti ditusuk-tusuk
- R:Klien mengatakan nyeri
nya di daerah ulu hati
- S:Klien mengatakan skala
nyeri yang dialaminya 8
- T:Klien mengatakan nyeri
bisa muncul sewaktu-waktu.
DO: Klien tampak meringis
kesakitan
- k/u lemah
- Klien merasa nyeri saat di
palpasi
- TTV: TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- N: 84x/mnt
- R: 21x/mnt

DS: Klien mengatakan tidak nafsu Intake yang Pemenuhan nutrisi


makan karena mual tidak adekuat kurang dari
- Klien mengatakan mual dan kebutuhan tubuh
muntah
DO: - k/u lemah
- Penurunan tugor kulit
- MembranMukosabibir
61

kering
- TTV : TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- RR: 22x/mnt
- P: 84x/mnt
- BB sebelum sakit: 60 kg
- BB selama sakit: 58 kg
DS: Klien mengatakan Sulit untuk Proses penyakit Gangguan pola tidur tidur
- Tidur hanya 5-6 jam
DO: - k/u lemah dan lemas
- Klien tampak meringis
- Terdapat lingkar hitam pada
mata
62

b.Diagnosa Keperawatan

TABEL 4.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO Klien Diagnosis

1 Klien 1 1. Nyeri b.d iritasi mukosa gaster


2. Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat.
3. Gangguan pola tidur b.d proses
penyakit

2 Klien 2 1. Nyeri b.d iritasi mukosa gaster


2. Pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat.
3. Gangguan pola tidur b.d proses
penyakit
63

c.Intervensi Keperawatan

TABEL 4.4
PERENCANAAN

Klien I Klien II
Dx Keperawatan :Nyeri b.d iritasi Dx Keperawatan :Nyeri b.d iritasi
mukosa gaster mukosa gaster

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan Tujuan: Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 3x24 jam di keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan nyeri hilang/berkurang harapkan nyeri hilang/berkurang
dengan: dengan:
NOC: Pain Level, Pain Control, NOC: Pain Level, Pain Control,
Comfort Level Comfort Level

Kriteria Hasil: Menunjukkan nyeri Kriteria Hasil: Menunjukkan nyeri


hilang/ terkontrol, Terlihat rileks, dapat hilang/ terkontrol, Terlihat rileks, dapat
tidur/beristirahat, Keadaan umum baik, tidur/beristirahat, Keadaan umum baik,
skala nyeri menurun 3, Berpartisipasi skala nyeri menurun 3, Berpartisipasi
dalam aktivitas sesuai kemampuan. dalam aktivitas sesuai kemampuan.

NIC: Pain Management NIC: Pain Management


Rencana tindakan keperawatan yang Rencana tindakan keperawatan yang
akan di lakukan adalah dengan : Kaji akan di lakukan adalah dengan : Kaji
dan catat keluhan nyeri, termsuk lokasi, dan catat keluhan nyeri, termsuk lokasi,
lamanya, dan intensitasnya (dengan lamanya, dan intensitasnya (dengan
skala nyeri 0-10), Jelaskan agar pasien skala nyeri 0-10), Jelaskan agar pasien
menghindari makanan yang dapat menghindari makanan yang dapat
merangsang lambung seperti makanan merangsang lambung seperti makanan
yang padas dan asam, Anjurkan pasien yang padas dan asam, Anjurkan pasien
untuk melakukan teknik relaksasi untuk melakukan teknik relaksasi
Progresif dengan merilekskan otot-otot, Progresif dengan merilekskan otot-otot,
Berikan terapi analgesik dan antasida Berikan terapi analgesik dan antasida
64

Dx Keperawatan : Pemenuhan nutrisi Dx Keperawatan : Pemenuhan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat. yang tidak adekuat.

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan Tujuan: Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 3x24 jam di keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan nyeri nutrisi terpenuhi dengan harapkan nyeri nutrisi terpenuhi dengan

NOC :Nutritional Status Food and NOC :Nutritional Status Food and
Fluid Intake Fluid Intake

Kriteria Hasil: TTV dalam batas Kriteria Hasil: TTV dalam batas
normal,Tidakadatanda-tanda normal,Tidakadatanda-tanda
dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik, dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik,
membran mukosa bibir lembab, Pasien membran mukosa bibir lembab, Pasien
dapat menghabiskan porsi makan, Berat dapat menghabiskan porsi makan, Berat
badan meningkat badan meningkat

NIC: Nutrition Management NIC: Nutrition Management


Rencana tindakan keperawatan yang Rencana tindakan keperawatan yang
akan di lakukan adalah dengan: akan di lakukan adalah dengan: Kaji
Kaji status nutrisi dan pola makan status nutrisi dan pola makan pasien,
pasien, Jelaskan agar pasien menghidari Jelaskan agar pasien menghidari
minuman yang mengandung kafein, minuman yang mengandung kafein,
Timbang berat badan pasien setiap hari Timbang berat badan pasien setiap hari
dengan alat timbangan yang sama, dengan alat timbangan yang sama,
Berikan terapi multivitamin dan Berikan terapi multivitamin dan
antasida sesuai program medis. antasida sesuai program medis.

Dx Keperawatan : Gangguan pola Dx Keperawatan : Gangguan pola


tidur b.d proses penyakit tidur b.d proses penyakit

Tujuan: Setelah dilakukan asuhan Tujuan: Setelah dilakukan asuhan


keperawatan selama 3x24 jam di keperawatan selama 3x24 jam di
harapkan Gangguan pola tidur teratasi harapkan Gangguan pola tidur teratasi
dengan: dengan:

NOC : Anxiety reduction, Comfort NOC : Anxiety reduction, Comfort


level, Pain level, Rest : Extent and level, Pain level, Rest : Extent and
Pattern, Sleep : Extent an Pattern Pattern, Sleep : Extent an Pattern

Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks, Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks,
Tidak lemas, Tidak terdapat lingkar Tidak lemas, Tidak terdapat lingkar
hitam pada mata, Wajah tidak pucat hitam pada mata, Wajah tidak pucat

NIC: Sleep Enhancement


65

NIC: Sleep Enhancement Rencana tindakan keperawatan yang


Rencana tindakan keperawatan yang akan di lakukan adalah dengan:
akan di lakukan adalah dengan: Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau
Ciptakan suasana nyaman, kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan dan
hilangkan distraksi lingkungan dan gangguan tidur, Batasi pengunjung
gangguan tidur, Batasi pengunjung selama periode istirahat yang optimal
selama periode istirahat yang optimal (misal:setelah makan), Minta klien
(misal:setelah makan), Minta klien untuk membatasi asupan cairan pada
untuk membatasi asupan cairan pada malam hari dan berkemih sebelum
malam hari dan berkemih sebelum tidur, Berikan obat dengan kolaborasi
tidur, Berikan obat dengan kolaborasi dokter.
dokter.
66

TABEL 4.5
PELAKSANAAN
Diagnosa Keperawatan 21 Juni 2018 22 Juni 2018 23 Juni 2018
Klien 1
Nyeri b.d iritasi mukosa Implementasi Implementasi Implementasi
gaster 08.30 Mengkaji dan mencatat 09.00 Mengkaji dan mencatat 09.30 Mengkaji dan mencatat
keluhan nyeri, termasuk keluhan nyeri, termasuk keluhan nyeri, termasuk
lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan
intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan
skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10)
R / Skala Nyeri 7 R / Skala Nyeri 5 R / Skala Nyeri 2
08.35 Memberikan penjelasan 09:30 Mengajarkan teknik 09.35 Mengajarkan teknik
tentang penyebab dan relaksasi nafas dalam. 2 relaksasi nafas dalam. 2
cara mengatasi nyeri kali selama (30 menit) kali selama (30 menit)
R / Klien dapat R/ Klien merasa R/ Klien merasa lebih
menjelaskan kembali nyaman dan nyeri nyaman dan nyeri
tentang penyebab dan berkurang berkurang
cara mengatasi nyeri. 11.00 Mengobservasi tanda- 11.30 Mengobservasi tanda-
tanda vital tanda vital
67

09.00 Mengajarkan teknik TD : 110/80 mmHg TD : 120/80 mmHg


relaksasi nafas dalam. 2 Nadi : 80x/mnt Nadi : 80x/mnt
kali selama (30 menit) Suhu: 36,5c Suhu: 36,5c
R/ pasien merasa RR: 20x/mnt RR: 20x/mnt
nyaman 11.30 Mengobservasi skala 12.30 Mengobservasi skala
11.00 Mengobservasi Tanda- nyeri setelah dilakukan nyeri setelah dilakukan
tanda vital teknik relaksasi nafas teknik relaksasi nafas
TD : 110/80 mmHg dalam 2 kali selama 30 dalam 2 kali selama 30
Nadi : 84x/mnt mnt mnt
Suhu : 36, 5 c R/ skala nyeri pasien R/ skala nyeri pasien 1
RR: 21x/mnt 3 12.30 Berkolaborasi 12.45 Berkolaborasi
11.30 Mengobservasi Skala memberikan analgesik memberikan analgesik
nyeri setelah dilakukan dan antasida dan antasida
Teknik Relaksasi nafas
dalam
R/ skala nyeri turun
menjadi 5
68

Diagnosa Keperawatan 25 Juni 2018 26 Juni 2018 27 Juni 2018


Klien 2
Nyeri b.d iritasi mukosa Implementasi Implementasi Implementasi
gaster 14.30 Mengkaji dan mencatat 14.35 Mengkaji dan mencatat 15.10 Mengkaji dan mencatat
keluhan nyeri, termsuk keluhan nyeri, termsuk keluhan nyeri, termsuk
lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan
intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan
skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10)
R / Skala Nyeri 8 R / Skala Nyeri 6 R / Skala Nyeri 4
14.35 Memberikan penjelasan 15.00 Mengajarkan teknik 16.00 Mengajarkan teknik
tentang penyebab dan relaksasi nafas dalam. 2 relaksasi nafas dalam. 2
cara mengatasi nyeri kali selama (30 menit) kali selama (30 menit)
R / Klien dapat R/ pasien merasa R/ pasien merasa lebih
menjelaskan kembali nyaman dan nyeri nyaman dan nyeri
tentang penyebab dan berkurang berkurang
cara mengatasi nyeri. 15.35 Mengobservasi tanda- 16.30 Mengobservasi tanda-
15.00 Mengajarkan teknik tanda vital tanda vital
relaksasi nafas dalam. 2 TD : 110/80 mmHg TD : 120/80 mmHg
kali selama (30 menit) Nadi : 84x/mnt Nadi : 80x/mnt
69

R/ pasien merasa Suhu: 36,5c Suhu: 36,5c


nyaman RR: 20x/mnt RR: 20x/mnt
15.35 Mengobservasi Tanda- 16.00 Mengobservasi skala 16.35 Mengobservasi skala
tanda vital nyeri setelah dilakukan nyeri setelah dilakukan
TD : 110/70 mmHg teknik relaksasi nafas teknik relaksasi nafas
Nadi : 89x/mnt dalam 2 kali selama 30 dalam 2 kali selama 30
Suhu : 36, 5 c mnt mnt
RR: 22x/mnt R/ skala nyeri pasien 4 R/ skala nyeri pasien 2

16.00 Mengobservasi Skala 16.30 Berkolaborasi 17.00 Berkolaborasi


nyeri setelah dilakukan memberikan analgesik memberikan analgesik
Teknik Relaksasi dan antasida dan antasida
Progresif
R/ skala nyeri 6
70

TABEL 4.6
EVALUASI

Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien I 12.00 S: Klien mengatakan 13.00 S: Klien mengatakan 13.30 S: Klien mengatakan
ulu hati nya terasa bahwa ia merasa nyeri nya sudah
Nyeri b.d Iritasi Mukosa panas dan nyeri nyaman setelah tidak terasa lagi
Gaster/Lambung - Klien mengatakan diajarkan teknik -Klien mengatakan
mau diajarkan teknik
relaksasi nafas dalam ia sudah merasa
relaksasi nafas dalam
untuk mengurangi - Klien mengatakan lebih baik
nyeri bahwa nyeri nya
O: - TD: 120/80 mmHg
O: - TD: 110/80 mmHg sudah berkurang
O: - TD: 110/80 mmHg -Nadi: 80x/mnt
- Nadi: 84x/mnt
- Suhu: 36,5c
- Suhu: 36,5c - Nadi: 80x/mnt
- RR: 20x/mnt
- RR: 21x/mnt - Suhu: 36,5c
-GCS: 15
- GCS: 15 - RR: 20x/mnt
- Klien Tampak
- Klien tampak - GCS: 15
membaik, k/u baik
meringis, k/u - Klien Tampak
- Skala nyeri
lemah membaik, k/u
berkurang menjadi
- Skala Nyeri 7 baik
2
A: Masalah teratasi - Skala nyeri
A : Masalah teratasi
berkurang
sebagaian nyeri
menjadi 5 sebagian nyeri
berkurang (7-5) A : Masalah teratasi
berkurang (2-1)
71

P: Intervensi dilanjutkan sebagaian nyeri P: Intervensi dihentikan


1,2,3,4,5 berkurang (5-3)
P: Intervensi di
lanjutkan 1,2,3,4,5

Dx Hari 1 Hari 2 Hari 3


Klien II 16.30 S: Klien mengatakan nyeri 17.00 S: Klien mengatakan 17.30 S: Klien mengatakan
di ulu hati Terasa bahwa ia merasa nyeri nya sudah
Nyeri b.d Iritasi Mukosa panas dan seperti nyaman setelah berkurang
Gaster/Lambung terbakar diajarkan teknik - Klien mengatakan ia
-Klien mengatakan relaksasi nafas sudah merasa lebih
mau diajarkan teknik dalam baik setelah
relaksasi nafas dalam -Klien melakukan teknik
untuk mengurangi mengatakan bahwa relaksasi nafas dalam
nyeri nyerinya sedikit O: -TD: 120/80 mmHg
- Nadi: 80x/mnt
72

O: - TD: 110/70 mmHg berkurang dari - Suhu: 36,5c


- RR: 20x/mnt
- Nadi: 89x/mnt sebelumnya
- GCS: 15
- Suhu: 36,5c
O: - TD: 110/80 mmHg - Klien Tampak
- RR: 22x/mnt
membaik, k/u baik
- GCS: 15 - Nadi: 84x/mnt
- Skala nyeri
- Klien tampak - Suhu: 36,5c
berkurang menjadi
meringis kesakitan, - RR: 20x/mnt
4
k/u lemah - GCS: 15
A: Masalah teratasi
- Skala Nyeri 8 - Klien Tampak
A: Masalahteratasi membaik, k/u baik sebagian nyeri
- Skala nyeri
sebagian nyeri berkurang berkurang (4-2)
berkurang menjadi
(8-6) 6 P: Intervensi dihentikan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
sebagian nyeri
1,2,3,4,5
berkurang (6-4)
P: Intervensi
dilanjutkan 1,2,3,4,5
73

2. Hasil Evaluasi Subyek Sesudah Dilakukan Intervensi Keperawatan

Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Berdasarkan hasil studi kasus, dapat diketahui bahwa sesudah

dilakukan intervensi keperawatan dengan pemberian Teknik Relaksasi nafas

dalam, maka terjadi penurunan skala nyeri yang dialami oleh kedua subyek,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 sebagai berikut:

Subjek I

TABEL 4.7
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny.A
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Teknik
Hari/ Kondisi Kondisi
No relaksasi
Tanggal Pre Post
nafas dalam Interpretasi
Skala Skala
Nyeri Nyeri
1 21 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
7 relaksasi 5 skala nyeri
nafas dalam
2 22 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
5 relaksasi 3 skala nyeri
nafas dalam
3 23 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
2 relaksasi 1 skala nyeri
nafas dalam

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa terjadi penurunan skala

nyeri setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan teknik relaksasi

nafas dalam selama tiga hari berturut- turut. Pada hari pertama skala nyeri

pada subjek I adalah 7, setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam maka

skala nyeri turun menjadi 5. Pada hari kedua skala nyeri juga kembali turun
74

dari skala 5 turun menjadi 3. Dan pada hari ketiga setelah dilakukan

intervensi keperawatan dengan teknik nafas dalam maka skala nyeri pada

subjek kembali turun dari 2 turun menjadi 1.

Subyek II

TABEL 4.8
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny. M
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Teknik
Hari/ Kondisi Kondisi
No relaksasi
Tanggal Pre Post
Nafas dalam Interpretasi
Skala Skala
Nyeri Nyeri
1 25 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
8 relaksasi 6 skala nyeri
Nafas dalam
2 26 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
6 relaksasi 4 skala nyeri
Nafas dalam
3 27 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
4 relaksasi 2 skala nyeri
Nafas dalam

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa terjadi penurunan skala

nyeri setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan teknik relaksasi

nafas dalam selama tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama skala nyeri

pada subjek II adalah 8, Setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam

maka skala nyeri turun menjadi 6. Pada hari kedua skala nyeri juga kembali

turun dari 6 menjadi 4 setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. Dan

pada hari ketiga setelah dilakukan intervensi keperawatan dengan teknik


75

relaksasi nafas dalam maka skala nyeri pada subjek kembali turun dari 4

turun menjadi 2 dan subjek sudah bisa berdiri dan berencana ingin pulang.

B. Pembahasan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk

mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan

keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Dermawan,

2012).

Dari pengkajian subjek I tanggal 21 Juni 2014, dan pada subjek II

pada tanggal 25 Juni 2018 didapatkan data keluhan utama pada Ny. A

dan Ny. M, gejala yang dirasakan adalah Mual, Muntah dan Nyeri pada

ulu hati dan sulit tidur. Berdasarkan teori keluhan nyeri epigastrium

diakibatkan iritasi mukosa lambung yang merangsang nonsiseptor nyeri

pada lapisan otot lambung (Sukamin, 2011) berdasarkan kasus Ny. A dan

Ny. M dengan teori terdapat kesamaan. Nyeri pada Ny. A dan Ny. M

disebabkan oleh peradangan pada mukosa lambung kronis dengan

penebalan permukaan dan foveolat epitelium oleh T limfosit dan disertai

dengan infiltrasi pada lamina propia. Adanya respon tinggi terhadap anti

H.Pylori meningkatkan produksi limfosit untuk melakukan fasositosis

pada bakteri, maka pada akhirnya menghasilkan akumulasi pada

permukaan mukosa dan menimbulkan peradangan (Muttaqin dan Sari,

2011). Tanda dan gejala gastritis anoreksia, lemas, mual, muntah, kram,
76

nyeri epigastrik, gangguan tidur (Sarwaji, dkk, 2011). Pada pengkajian

nyeri Provoking: pasien mengatakan nyeri bertambah ketika malam,

Quality: nyeri seperti ditusuk-tusuk, Region: lokasi nyeri diabdomen

bagian lambung. Severity: skala nyeri pada subjek I: 7 dan pada subjek

II: 8, Time: Nyeri bisa muncul sewaktu-waktu, bertambah ketika

beraktivitas, dan ketika malam hari

Pada Pengkajian nutrisi didapatkan hasil sebelum sakit pasien

mengatakan makan 3 kali sehari dengan nasi dan lauk, menghabiskan 1

porsi, pasien sering telat makan , minum hanya air putih susu dan teh.

Dan mengkonsumsi buah buahan. Selama sakit pasien mengatakan

makan 3 kali sehari tetapi hanya menghabiskan ½ porsi, pasien

mengatakan nyeri pada bagian lambung, dan mual setelah makan.

Pengkajian nutrisi dilanjutkan dengan pengkajian Antropometri.

Antropometri antaranya berat badan subjek I sebelum sakit BB : 60 kg

selama sakit BB: 58 kg pada subjek II sebelum sakit BB: 53 kg selama

sakit BB: 49 kg tinggi badan pada subjek I: 155 cm pada subjek II: 159

cm, IMT = 18,8% (Normal). Clinical sigh adanya penurunan tugor kulit,

Membran Mukosa bibir kering, k/u lemah, lemas. Dietary selama sakit

pasien mengatakan di beri diet bubur, makan 3 kali sehari, makan hanya

½ porsi. Karakteristik gangguan pemenuhan nutrisi yang dialami oleh

pasien penurunan berat badan, meskipun berdasarkan nilai indeks masa

tubuh masih dalam rentang normal.


77

2. Diagnosa Keperawatan

Pada teori diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien gastritis

adalah nyeri, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh,

resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, kecemasan, kurang

pengetahuan. Pada pembahasan ini penulis hanya mengangkat tiga

diagnosa yaitu nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa gaster,

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan gangguan

pola tidur berhubungan dengan proses penyakit terdapat sesuai teori.

Sedangkan kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan

keluar/hilangnya cairan tubuh secara berlebihan (muntah, perdarahan)

dengan asupan cairan yang tidak memadai.

3. Intervensi

Intervensi atau perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam

proses keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan

kriteria atau hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan

intervensi keperawatan. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa dalam

membuat perencanaan perlu mempertimbangkan tujuan, kriteria yang

diperkirakan atau diharapkan dan intervensi keperawatan (Andarmoyo,

2013).

Berdasarkan teori intervensi nyeri akut : kaji dan mencatat keluhan

nyeri, termasuk lokasi, lamanya, dan intensitasnya (dengan skala nyeri 0-

10), berikan penjelasan tentang penyebab dan cara mengatasi nyeri,


78

ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 2 kali selama (30 menit) untuk

mengetahui pengaruh penambahan teknik relaksasi nafas dalam pada

terapi latihan terhadap penurunan nyeri pada penyakit gastritis serta

mengetahui perbedaan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam pada terapi

latihan penurunan nyeri (Paula, 2004).

d. Implementasi

Implementasi merupakan komponen dari proses keperawatan,

kategori dari perilaku keperawtan dimana tindakan yang diperlukan

untuk mencpai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan

keperawatan dilakukan dan diselesaikan (Potter & Perry, 2005)

Penulis melakukan implementasi pada yang pertama pada kedua

subjek untuk diagnosa nyeri yaitu mengkaji karakteristik nyeri (PQRST)

dan observasi tanda-tanda vital. Semua intervensi yang dilakukan penulis

dikarenakan untuk memenuhi semua kriteria hasil dan tercapai tujuan

dari intervensi sehingga respon nyeri dapat berkurang (Mutaqqin dan

Sari, 2011). Relaksasi merupakan salah satu teknik pengolahan diri yang

didasarkan pada kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis. Teknik

relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif mengurangi

ketegangan dan kecemasan, mengatasi insomnia dan juga asma

(Ramdhani, 2006). Terapi relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam

menurunkan nyeri (Erviana, 2009). Mengetahui pengaruh penambahan

teknik relaksasi nafas dalam pada terapi latihan terhadap penurunan nyeri
79

pada penyakit gastritis serta mengetahui perbedaan pengaruh teknik

relaksasi progresif pada terapi latihan penuruanan nyeri, untuk

mengurangi kecemasan dan ketegangan (Paula, 2004). Kolaborasi

pemberian obat analgetik, ranitidine 2 x 150 mg, antrain 2x 100 mg,

gastridin 2x 150 mg, antasida DOEN syr 3 x 200 mg.

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang

disusun tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama, kedua,

dan ketiga mengkaji pola makan pasien, berikan makanan sesuai diet

yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, anjurkan pasien

untuk segera makan dalam keadaan hangat, berkolaborasi dengan tim

medis lain dalam pemberian diet. Di dapatkan hasil implementasi hari

pertama kedua dan ketiga berat badan sebelum sakit pada subjek I: 53 kg

selama sakit 49 kg, subjek II berat badan sebelum sakit 60 kg selama

sakit 58 kg, nafsu makan klien berkurang, IMT = 18,8% masih dalam

rentang normal. Menjelaskan pentingnya konsumsi karbohidrat, lemak,

protein, vitamin dan mineral yang adekuat.

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana yang

disusun tindakan keperawatan yang dilakukan pada hari pertama, kedua

dan ketiga monitoring TTV untuk mengetahui tanda-tanda vital pasien ,

kaji pola tidur pasien untuk mengetahui frekuensi intensitas dan

penyebab gangguan pola tidur, berikan suasana yang tenang untuk

memberikan situasi kondusif untuk tidur, berikan posisi nyaman untuk


80

tidur dan dapat meningkatkan kualitas tidur (Mubarak dan Chayantin,

2008). Didapatkan dari data pasien mengatakan tidur hanya 4-5 jam.

4. Evaluasi

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan asuhan keperawatan

antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan

respon perilaku klien yang tampil (Dermawan, 2012). Evaluasi yang

dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan konsisi pasien dan fasilitas

yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan dengan SOAP,

subjective, objective, analisa, planning (Dermawan, 2012). Pembahasan

dari evaluasi yang meliputi subjek, objektif, analisa dan rencana.

Evaluasi pada diagnosa pertama kedua subjek mengatakan nyeri

bertambah ketika telat makan dan kambuh, nyeri yang dirasakan seperti

tertusuk tusuk, lokasi nyeri bagian lambung, skala nyeri pada subjek I: 7

dan pada subjek II: 8, pasien mengatakan nyeri dapat muncul sewaktu-

waktu dan bertambah saat beraktivitas. Analisa yang dapat diambil

masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi intervensi dilanjutkan kaji

karakteristik nyeri pasien ajarkan teknik relaksasi nafas dalam selama 3

hari berturut turut .Masalah keperawatan pada kedua subjek teratasi nyeri

berkurang data yang didapatkan pada kedua subjek sesuai dengan kriteria

hasil pada tujan keperawatan adalah wajah rileks, skala nyeri berkurang.

(Mutaqqin dan sari, 2011).


82

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan studi kasus pada dua orang subyek yaitu Ny. A

dan Ny.M dengan pemberian teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan

skala nyeri pada pasien Gastritis di puskesmas petanang kota lubuklinggau

tahun 2018, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : dari hasil

evaluasi pengkajian pada kedua subjek yang mengalami nyeri ulu hati karena

penyakit Gastritis, setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam diketahui

bahwa ada penurunan skala nyeri yang signifikan pada kedua subjek. Sebelum

dilakukan intervensi keperawatan dengan teknik relaksasi nafas dalam skala

nyeri yang dialami oleh kedua subjek cukup tinggi yaitu subjek I dengan skala

nyeri 7 dan subjek II juga dengan skala nyeri yang lebih tinggi yaitu 8, setelah

3 hari intervensi diberikan secara berturut-turut, maka skala nyeri pada kedua

subjek turun pada subjek I turun menjadi 1 dan skala nyeri pada subjek II

turun menjadi 2.

B. Saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini

bisa diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kualitas

asuhan keperawatan pada tahap selanjutnya.


83

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat meningkat kualitas asuhan keperawatan yang berfokus

pada pasien dengan terus mengotimalkan SOP (Standar Operational

Prosedure) dalam setiap melakukan tindakkan keperawatan.

2. Bagi Institusi Pendidikan.

Diharapkan hasil studi kasus ini bisa untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dan referensi tambahan bagi mahasiswa dalam

melaksanakan praktek tentang pemberian Teknik relaksasi progresif

dilaboratorium dengan sesuai SOP (Standart Operational Prosedure).

3. Bagi Pengembangan dan Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan model – model intervensi keperawatan lainnya dalam

menangani dan menurunkan skala nyeri pada pasien dengan Gastritis.


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda, 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis


nanda nic-noc, Jilid 3 : jakarta, Medi action

Anton suwindro,2014.Profil dinas kesehatan


http://dinkes.sumselprov.go.id/downlot.php?file=PROFILDINASKESEHA
TAN2015.pdf(Diakses tanggal 3 maret 2017)

Arif mansjoer,2010, kapita selekta kedokteran, Edisi III : jakarta, Media


Aesculapius

Aziz,2012.Klasifikasi
Nyeri.http://www.duniapelajar.com/2012/04/06/definisi-nyeri-
klasifikasi-nyeri/ (di akses pada tanggal 3 maret 2017 )

Brunner & suddarth dkk,2002. Buku Ajar Keperawatan medikal bedah : EGC,
Jakarta

Margareth, 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Penyakit Dalam: Nuha


Medika, 2012
Marilyn E.Doengoes, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
perencanaan dan perawatan pasien, Jakarta:EGC
Notoatmodjo, 2012. Buku Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.

Padila,2013, Ilnu Penyakit dalam Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam,


Yogyakarta: Nuha Medika

Priharjo,2010.Teknik Relaksasi Nafas dalam http://eprints.ung.ac.id/1927/6/2012-


2-14201-841408019-bab2 26012013065839.pdf (di akses pada tanggal 3
maret 2017 )

Rahmawati,2010. Latarbelakang gastritis


http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/132/jtptunimus-gdl-yulikistan-
6567-2-babi.pdf (di akses pada tanggal 3 maret 2017 )
Ratna Dkk, 2009. Prosedur Klinik Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia:
Trans Info Media, jakarta

Smeltzer dkk, 2002.Relaksasi nafas dalam http://eprints.ung.ac.id/1927/6/2012-


2-14201-841408019-bab2-26012013065839.pdf (di akses pada tanggal 3
maret 2017 )
World Health Organization,2015.(WHO),
http://eprints.ums.ac.id/41718/5/3%20BAB%201.pdf ( di akses pada tanggal
3 maret 2017 )
LEMBAR CEKLIST

TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM UNTUK MENGURANGI


NYERI PADA PASIEN GASTRITIS DI RUMAH
SAKIT UMUM dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI
RAWAS TAHUN 2018

Nama :

Ruangan :

Diagnosa Medis :

No Hari / Jam (WIB) Skala Nyeri KET


Tanggal (penurunan
Sebelum Sesudah
skala nyeri)

Keterangan :

1. 0-1 : tidak nyeri

2. 2-3 : nyeri ringan

3. 4-6 : nyeri sedang

4. 7-8 : nyeri berat

5. 9-10 : nyeri hebat


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
Teknik Mengatasi Nyeri Atau Relaksasi Nafas Dalam

Pengertian :

Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang

mengalami nyeri kronis. Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan

otot, rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri

Ada tiga hal yang utama dalam teknik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat

2. Pikiran beristirahat

3. .Lingkungan yang tenang

Tujuan :

Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri Indikasi : Dilakukan untuk

pasien yang mengalami nyeri kronis

Prosedur pelaksanaan :

A. Tahap Prainteraksi

1. Menbaca status pasien

2. Mencuci tangan

3. Meyiapkan alat

B. Tahap Orientasi

1. Memberikan salam teraupetik

2. Validasi kondisi pasien

3. Menjaga perivacy pasien

4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien

dan keluarga
C. Tahap Kerja

1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang

jelas

2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa beban fisik

3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi

udara

4. Intruksikan pasien secara perlahan dan menghembuskan udara

membiarkanya keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada waktu

bersamaan minta pasien untuk memusatkan perhatian betapa nikmatnya

rasanya

5. Instruksikan pasien untuk bernafas dengan irama normal beberapa saat

( 1-2 menit )

6. Instruksikan pasien untuk bernafas dalam, kemudian menghembuskan

secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,

kaki, menuju keparu-paru kemudian udara dan rasakan udara mengalir

keseluruh tubuh

7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara

yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan

kai dan rasakan kehangatanya

8.Instruksiakan pasien untuk mengulani teknik-teknik ini apa bial ras

nyeri kembali lagi

9. Setelah pasien merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan

secara mandiri
D. Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil kegiatan

2. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya

3. Akhiri kegiatan dengan baik

4. Cuci tangan

E. Dokumentasi

1. Catat waktu pelaksanaan tindakan

2. Catat respons pasien

3. Paraf dan nama perawat jaga

Anda mungkin juga menyukai