Disusun Oleh :
DODOI
PO.71.20.3.17.095 RPL
Disusun Oleh :
DODOI
PO.71.20.3.17.095 RPL
Nama : Dodoi
DEWAN PENGUJI
Pembimbing I : H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes ( )
Ditetapkan di : Lubuklinggau
Pada tanggal : Juli 2018
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Palembang, sejauh yang saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari
KTI yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatakan
merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang lain, maka saya
Kemenkes Palembang.
Dodoi
PO.71.20.3.17.095 RPL
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN SEMINAR
LAPORAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk diajukan dan
diseminarkan dalam seminar penelitian KTI program Studi D-3 Keperawatan
Lubuklinggau Poltekkes Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2017/2018.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan Lubuklinggau
iv
PANITIA SIDANG KARYA TULIS ILMIAH
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG PROGRAM
STUDI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
Tim Penguji
Ketua
Anggota
Penguji I
Penguji II
v
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
ABSTRAK
Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang paling sering terjadi
akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak, cepat dan makan
makanan yang terlalu berbumbu.Gastritis terjadi pada orang-orang yang
mempunyai pola makan tidak teratur dan merangsang produksi asam lambung
.Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui askep Pada Pasien Gastritis penurunan skala
nyeri setelah dilakukan tindakan keperawatan teknik relaksasi nafas dalam Pada di
Puskesmas Petanang Kota Lubuklinggau Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus..Hasil dari
penelitian menunjukkan, setelah dilakukan perawatan kedua subjek terjadi
penurunan skala nyeri yang signifikan. Sebelum dilakukan intervensi keperawatan
dengan teknik relaksasi nafas dalam skala nyeri yang dialami oleh kedua subjek
cukup tinggi yaitu subjek I dengan skala nyeri 7 dan subjek II juga dengan skala
nyeri yang lebih tinggi yaitu 8, setelah 3 hari intervensi diberikan secara berturut-
turut, maka skala nyeri pada kedua subjek turun pada subjek I turun menjadi 1 dan
skala nyeri pada subjek II turun menjadi 2. Kepada tenaga kesehatan di Puskesmas
Petanang diharapkan dapat menerapkan perawatan teknik relaksasi nafas dalam
sesuai dengan SOP di rumah sakit.
vi
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN LUBUKLINGGAU
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Penerapan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Untuk Penurunan Nyeri Pada
2018”. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari penulisan
maupun materi. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
bantuan, bimbingan saran dan data baik secara tertulis maupun secara lisan, maka
1. Kedua Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan motivasi,
2. Ibu Drg. Hj. Nur Adiba Hanum, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang.
viii
3. Bapak Budi Santoso, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kom selaku Ketua Jurusan
4. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Ketua Program Studi Prodi
Keperawatan Lubuklinggau.
5. Bapak H. Jhon Feri, S.Kep, Ns, M.Kes selaku Pembimbing I Karya Tulis
Ilmiah yang selalu memberikan bimbingan dan arahan nya sehinga saya
7. Ibu Susmini, SKM, M.Kes selaku Penguji I terima kasih atas segala
ix
10. Teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan masukan dan
( Penulis )
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................ii
LEMBAR KEASLIAN PENULISAN.............................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN KTI ……………………………………….. . iv
LEMBAR PANITIA SIDANG KTI..................................................................................v
ABSTRAK …………………………………………………….................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xv
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................5
D. Manfaat Stadi Kasus..............................................................................................6
xi
B. Kosep Masalah keperawatan
1. Pengkajian........................................................................................................19
2. Diagnosa Keperawatan................................................................................23
3. Intervensi..........................................................................................................24
4. Implementasi...................................................................................................30
5.Evaluasi……………………………………………………… 30
C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri...................................................................................................31
2. Fisiologi Nyeri.................................................................................................31
3. Klasifikasi Nyeri.............................................................................................33
4. Stimulus Nyeri.................................................................................................36
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri..............................................36
6. Skala Nyeri…………..……………………………………….37
D. Konsep Relaksasi Nafas Dalam
1. Definisi Relaksasi Nafas Dalam.................................................................40
2. Tujuan Relaksasi Nafas Dalam...................................................................34
3. Indikasi Relaksasi Nafas Dalam.................................................................35
4 Prosedur Tekik RelaksasiNafas Dalam.....................................................35
5. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Teknik Relaksasi Nafas
Dalam terhadap Penurunan Nyeri..............................................................42
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian......................................................................................................48
1. Gambaran Lokasi Penelitian 48
2. Karakteristik Subyek Penelitian (Identitas Klien) ………… . 48
3. Data Asuhan Keperawatan ………………………………… 49
a. Pengkajian …………………………………………….. . 49
b. Diagnosis ……………………………………………… . 63
c. Perencanaan …………………………………………… . 64
d. Pelaksanaan …………………………………………… . 67
e. Evaluasi ………………………………..……………… . 71
B. Pembahasan ……………………………………………………. . 76
1. Pengkajian ………………………………………………… .76
2. Diagnosis ………………………………………………….. .78
3. Perencanaan ………………………………………………...78
4. Pelaksanaan ……………………………………………….. .79
5. Evaluasi …………………………………………………… .81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus
kecil. Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap
produksi asam lambung Gastritis disebut juga sebagai penyakit maag dan
ditangani dengan baik akan berakibat fatal bahkan sampai pada tahap
1
2
nafas dalam dan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam dari sepuluh
orang responden empat orang (40%), mengalami nyeri ringan dan enam
orang (60%) nyeri sedang. Hasil pengukuran tingkat nyeri rata-rata setelah
pemberian teknik relaksasi nafas dalam dari sepuluh orang responden, lima
orang (50%) mengalami nyeri ringan 5 orang lagi masih mengalami nyeri
sedang namun bila dilihat dari skala nyeri masing-masing responden, semua
dan atropi mukasa lambung yang berawal dari stres, alkohol, kafein, makan
yang tidak teratur, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, serta
mengiritasi mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu rasa
tidak nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual muntah,
seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat berakibat lebih buruk
ketika makan, nafsu makan hilang, bersendawa dan kembung, bisa juga
perawatan akan mengajarkan/ melatih klien agar mampu dan mau melakukan
nafas dalam secara efektif sehingga kapasitas vital dan ventilasi paru
atas sejalan dengan desakan udara masuk selama inspirasi (Priharjo, 2003).
terbesardi seluruh dunia dan bahkan di perkirakandi derita lebih dari 1,7
usia dini dan pada negara maju sebagian besar di jumpai pada usia tua.
Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun dengan prevalensi 22%
pada semua umur dan tahun 1988 adalah 16 kasus/1000 pada kelompok umur
45-64 tahun.
4
bahwa hasil prevalensi rasio (2,19%) untuk responden yang sangat rentan
stres psikologis dan prevalensi rasio (4,67%) bahwa faktor utama terjadinya
gastritis karena stres, kelelahan dan pola makan yang tidak teratur.Penelitian
kejadian sebesar 31,2%, Denpasar 46%, serta survey yang dilakukan pada
274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk. metabolisme tubuh, ada jam-
jam makan yang sebaiknya dipatuhi. Bila makan secara teratur, maka asam
lambung akan mencerna makanan dengan baik, tetapi bila tidak ada makanan,
sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahunnya, di Inggris (22%),
China (31%), Jepang (14,5%), Kanada (35%), dan Perancis (29,5%). Di Asia
5
biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan
dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO adalah 40,8%, dan
satu penyakit dari 10 penyakit terbanyak pada pasien inap di rumah sakit di
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2018.
2018.
2018.
2018.
Skala Nyeri Pada Pasien Gastritis serta dapat dijadikan referansi untuk
penelitian selanjutnya.
Sakit Umum dr. Sobirin bahwa ada cara alternatif untuk menangani
Nafas Dalam.
3. Bagi Klien
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gastritis
1. Definisi
difus, atau lokal (Price dan Wilson, 2006) Gastritis akut adalah suatu
inflamasi mukosa gastrik, dan bisa akut maupun kronis. Gastritis akut
Iritasi dan peradangan yang terjadi disebabkan oleh benda asing yang
7
8
2. Etiologi
berikut:
Obat anti inflamasi Non Steroid seperti aspirin, asm mefenamat, aspilet
dlam jumlah besar. Obat anti inflamasi Non steroid dapat memicu
lambung. Selain itu obat jenis ini juga dapat mengakibatkan kerusakan
langsung epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan sifatnya asam
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar
c. Banyak Merokok
Kejadian gastritis pada perokok juga dapat dipicu oleh pengaruh asam
masuk.
e. Uremia
f. Infeksi Sistemik
HCL lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya luka
pada lambung.
g. Stess Berat
serangga dan hama tanaman. Jenis kimia ini dapat merusak lapisan
j. Trauma Mekanik
3. Manifestasi Klinis
lokasinya.
darah sarar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda
Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang
tidak jelas.
3. Cepat kenyang
c. Gastritis Atropi
1. Nyeri epigastrik
2. Anemia Pernisiosa
d. Gastritis Reaktif
pengikisan lambung.
13
2. Lemah
4. Patofisiologi
+
dipicu oleh peningkatan sekresi asam lambung. Ion H yang merupakan
+ +
dengan bantuan enzim Ma K ATPase. Peningkatan sekresi lambung dapat
+
peptide yang dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan Ion H
+,
yang tidak diikuti peningkatan penawaranya seperti prostagladin, HCO3
lambung teraktifasi oleh rasa mual dan muntah. Mual dan muntah
dilakukan melalui migrasi sel epitel dan pembelahan sel yang dirangsang
Kekurangan volume
cairan
Perdarahan
Nyeri epigastrium
Me tonus dan Mukosa lambung
peristaltik lambung kehilangan integritas
jaringan
Me sensori untuk
makan Refluk isi duodenum
kelambung
Anoreksia
Muntah
6. Komplikasi
7. Pemeriksaan Diagnostik
Uji diagnostik yang paling umum untuk gastritis adalah endoskopi dengan
kerongkongan, perut dan bagian pertama dari intestinum. Tes lain yang
Pada pasien menelan barium, bahan cair kontaks yang membuta saluran
c. Tes Darah
Dapat memeriksa anemia yaitu suatu kondisi dimana darah yang kaya
8. Penatalaksanaan
+
dengan cara menetralisir asam di perut. Ion H merupakan struktur
1. Pengkajian
dan spiritual bagi manusia yang memandang manusia dari aspek biologis,
Data dasar pengkajian pada klien dengan gastritis adalah sebagai berikut:
a. Biodata
Pada biodata bisa diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin,
b. Keluhan Utama
gejala pada pasien. Kaji, apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak
lambung
lambung.
3. Pola aktivitas
4. Pola eliminasi
Pola umumnya pada gastritis tidak ada gangguan atau masalah
Pada klien gastritis biasanya tidak ada gangguan pada panca indera
muntah
9. Inspeksi
10. Palpasi
11. Auskultasi
g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
3. Sistem integumen
4. Sistem respirasi
5. Sistem kardiovaskuler
6. Sistem gastrointestinal
7. Sistem gentourinaria
8. Sistem muskuloskeletal
persendian
9. Sistem endokrin
endokrin
h. Pemeriksaan Penunjang
dengan gastritis menurut Nanda NIC, NOC (2015) adalah sebagai berikut :
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang tidak sehat dan
tidak adekuat.
3. Perencanaan Keperawatan
pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih
(adekuat)
kulit baik.
dehidrasi
terjadinya muntah
program medis.
kemampuan
lambung
proses penyembuhan
menin
mutah.
kafein.
yang sama
meningkatkan relaksasi
pasien.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang tidak sehat dan
tidak adekuat.
hari
(misal:setelah makan)
4. Implementasi
(Hidayat,2011)
5. Evaluasi
Evaluasi menurut Rubenfeld dan Scheffer, evaluasi adalah tindakan
kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai derajat
1. Formatif
b. Evaluasi proses
2. Sumatif
b. Catatan naratif
tindakan dilakukan
teratasi
C. Konsep Nyeri
1. Definisi Nyeri
sangan subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
atau digambarkan sebagai kerusakan itu sendiri (Patricia. et al, 2011). Nyeri
2. Fisiologi Nyeri
saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin
sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermielin rapatatau
akar dorsal (dorsl root) serta sinaps pada dorsal horn. Dorsal horn terdiri
atas beberapa lapisan atau lamina yang saling bertautan. Diantara lapisan
dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama
32
spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang sifat dan lokasi
nyeri, Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate. Jalur opiate ditandai oleh pertemuan
reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal desendens dari talamus yang
melalui otak tengah dan medula ketanduk dorsal dari sumsum tulang
3. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan
kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
menghilang, yang tidak melebihi enam bulan dan ditandai dengan adanya
lebih dari enam bulan. Hal yang termasuk dalam kategori nyeri kronis
Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,
TABEL 2.1
PERBEDAAN NYERI AKUT DAN KRONIS
Selain klasifikasi nyeri diatas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, diantaranya
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan
TABEL 2.2
PERBEDAAN NYERI SOMATIS DAN VISERAL
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain,
Psikogenetik adalah nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul
akibat psikologis. Nyeri fantom adalah nyeri yang disebabkan karena salah
4. Stimulus Nyeri
dan pengalaman
dan menjerit semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat
6 . Skala Nyeri
Gunakan garis lurus dimana garis awalnya menunjukan “ tidak ada rasa
nyeri” garis tengah yang menunjukan “ nyeri sedang: dan garis akhir
diujung garis ada angka 0 yang berarti tidak nyeri dan angka 10 yang
Keterangan:
Skala nyeri ini terdiri dari enam kartun wajah dimulai dari wajah
FACES ini mempunyai tiga skala sehingga yang ekspresi wajah, angka,
Digunakan pada anak usia 4 tahun atau dibawahnya, pada pasien usia
lanjut, gangguan kognitif, pada pasien yang tidak bisa berbicara dimana
tidak bisa menggunakan jenis skala nyeri yang lain. Lakukan pengkajian
pada masing-masing kategoi dan jumlahkan skor pada lima kategori untuk
TABEL 2.3
SKALA NYERI PERILAKU FLACC
No Kategori 0 1 2
1 Wajah Tidak ada Wajah Dahi
ekspresi meringis, dahiberkerut,
khusus atau berkerut memegang
senyuman dagu
2 Kaki aktivitas Posisi normal Gelisah, dan Menendang,
atau santai mudah marah tubuh
berbaring banyak tegang
dengan tenang gerakkan
karena gelisah
3 Menangis Tidak Mengeluh Mennagis,
menangis(saat mengerang menjerit
tidur maupun atau
bangun) ditenangkan
4 Kemampuan Santai Sentuhan Sulit untuk
dihibur mengobrol dihibur atau
dan ditenangkan
mengalihkan
perhatian.
(Sumber: buku ajar dasar-dasar keperawatan gawat darurat 2011)
39
2. Tujuan
b. Mempertahankam energi
3. Indikasi
a. Intoleransi aktivitas
c. Kecemasan
e. Nyeri
40
f. Hipoksia
g. Fatique
Nafas Dalam Bentuk pernafasan yang digunakan pada prosedur ini adalah
Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan kadar PaCO2 dan akan
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit
tunggal. Unit tunggal dapat berarti satu orang atau sekelompok penduduk
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang pasien dengan diagnosa
42
43
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah perubahan yang dialami oleh
D. Definisi Operasional
sangan subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal
skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan
atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat & uliyah, 2014)
akan mengajarkan/ melatih klien agar mampu dan mau melakukan nafas
dalam secara efektif sehingga kapasitas vital dan ventilasi paru meningkat
(Ratna,2009)
44
Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 21-23 Juni 2018 dan 25-27 Juni
1. Analisa Data
2014).
45
2. Penyajian Data
data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk teks (tekstular) dan
tabel.
Dignity)
Inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,
bagi subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah
atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress, maupun kematian
subjek penelitian.
47
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
memiliki ruangan rawat nginap yang terdiri dari : 2 ruangan, yaitu laki-
laki dengan tempat tidur 2 buah dan perempuan dengan tempat tidur 2
Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu
subyek I dan subyek II. Kedua subyek sudah sesuai dengan kriteria yang di
tetapkan.
Subjek I
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat Jl. Sadewa, Marga Mulya Kota
Pukul 15.30 WIB dengan Mual, muntah, nyeri ulu hati dan sulit tidur, skala
48
Subjek II
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga, Alamat Megang Sakti. Ny.M masuk Rumah
Sakit Pada Tanggal 24 Juni 2018 Pukul 10.30 WIB dengan Mual, muntah,
nyeri ulu hati, dan sulit tidur karena nyeri skala nyeri 8. Diagnosa
Gastritis. Sebelum di bawa kerumah sakit subjek mengeluh nyeri diulu hati
sampai tidak bisa berdiri. Oleh keluarga melihat kondisi pasien seperti ini
maka pasien langsung dibawa kerumah sakit. Dalam studi kasus ini dipilih
2 orang sebagai subyek studi kasus yaitu subyek I dan subyek II. Kedua
a. Pengkajian
harus dilakukan pada kedua subjek dengan diagnosa medis yang ditentukan
oleh dokter yaitu Gastritis adalah pengkajian. Dalam studi kasus ini
awal terhadap subyek dapat dilihat seperti pada tabel 4.1 dibawah ini:
49
TABEL 4.1
HASIL PENGKAJIAN DUA ORANG SUBJEK
Subjek
Aspek yang diambil
I II
1. Identitas Pasien
Inisial Ny. A Ny. M
Umur 30 Tahun 32 Tahun
Agama Islam Islam
Alamat Marga
Megang Sakti.
Mulya
b. Quantity
50
f. Mata
1) kelengkapan Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
2) palpebra Tidak ada edema Tidak ada edema
j. Leher
1) Posisi trakea Normal dan Normal dan simetris
simetris
2) Thyroid Tidak ada thyroid Tidak ada thyroid
3) Suara Lamban Lamban
4) Kelenjar limfe Tidak ada tanda- Tidak ada tanda-
tanda kelenjar limfe tanda kelenjar limfe
9 a. Pemeriksaan
Integumen
1) Kebersihan Kulit klien bersih Kulit klien bersih
2) Kehangatan Terasa hangat Terasa hangat
3) Warna Pucat Pucat
4) Tugor Elastis Elastis
5) Kelembaban Lembab Lembab
6) Kelainan pada kulit Tidak ada Tidak ada
10 a. pemeriksaan payudara
1) Ukuran Simetris kanan dan Simetris kanan dan
kiri kiri
4) Auskultasi
a. Bunyi jantung S1-s2 S1-s2
b. Bunyi tambahan Tidak ada Tidak ada
c. Murmur Tidak ada Tidak ada
55
b. Status mental
1) Kondisi emosi Keadaan emosi klien Keadaan emosi klien
56
15 Nervus carnialis
16 Fungsi motorik
a. Cara berjalan Pasien berbaring Pasien berbaring
ditempat tidur ditempat tidur
TABEL 4.2
ANALISA DATA
- P: 84x/mnt
- BB sebelum sakit: 60 kg
- BB selama sakit: 58 kg
DS: Klien mengatakan Sulit untuk Proses Penyakit Gangguan pola tidur
tidur
- Tidur hanya 5-6 jam
DO: - k/u lemah dan lemas
- Klien tampak meringis
- Terdapat lingkar hitam pada
mata
Klien II
DS : Klien mengatakan ulu hati iritasi mukosa Nyeri
nya terasa panas dan nyeri gaster
- Klien mengatakan mual dan
muntah
- P:Klien mengatakan Sering
telat makan
- Q:Klien mengatakan nyeri
nya seperti ditusuk-tusuk
- R:Klien mengatakan nyeri
nya di daerah ulu hati
- S:Klien mengatakan skala
nyeri yang dialaminya 8
- T:Klien mengatakan nyeri
bisa muncul sewaktu-waktu.
DO: Klien tampak meringis
kesakitan
- k/u lemah
- Klien merasa nyeri saat di
palpasi
- TTV: TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- N: 84x/mnt
- R: 21x/mnt
kering
- TTV : TD: 110/80 mmHg
- T: 36,5 c
- RR: 22x/mnt
- P: 84x/mnt
- BB sebelum sakit: 60 kg
- BB selama sakit: 58 kg
DS: Klien mengatakan Sulit untuk Proses penyakit Gangguan pola tidur tidur
- Tidur hanya 5-6 jam
DO: - k/u lemah dan lemas
- Klien tampak meringis
- Terdapat lingkar hitam pada
mata
62
b.Diagnosa Keperawatan
TABEL 4.3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO Klien Diagnosis
c.Intervensi Keperawatan
TABEL 4.4
PERENCANAAN
Klien I Klien II
Dx Keperawatan :Nyeri b.d iritasi Dx Keperawatan :Nyeri b.d iritasi
mukosa gaster mukosa gaster
NOC :Nutritional Status Food and NOC :Nutritional Status Food and
Fluid Intake Fluid Intake
Kriteria Hasil: TTV dalam batas Kriteria Hasil: TTV dalam batas
normal,Tidakadatanda-tanda normal,Tidakadatanda-tanda
dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik, dehidrasi, elastisitas tugor kulit baik,
membran mukosa bibir lembab, Pasien membran mukosa bibir lembab, Pasien
dapat menghabiskan porsi makan, Berat dapat menghabiskan porsi makan, Berat
badan meningkat badan meningkat
Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks, Kriteria Hasil : Pasien tampak rileks,
Tidak lemas, Tidak terdapat lingkar Tidak lemas, Tidak terdapat lingkar
hitam pada mata, Wajah tidak pucat hitam pada mata, Wajah tidak pucat
TABEL 4.5
PELAKSANAAN
Diagnosa Keperawatan 21 Juni 2018 22 Juni 2018 23 Juni 2018
Klien 1
Nyeri b.d iritasi mukosa Implementasi Implementasi Implementasi
gaster 08.30 Mengkaji dan mencatat 09.00 Mengkaji dan mencatat 09.30 Mengkaji dan mencatat
keluhan nyeri, termasuk keluhan nyeri, termasuk keluhan nyeri, termasuk
lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan lokasi, lamanya, dan
intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan intensitasnya (dengan
skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10) skala nyeri 0-10)
R / Skala Nyeri 7 R / Skala Nyeri 5 R / Skala Nyeri 2
08.35 Memberikan penjelasan 09:30 Mengajarkan teknik 09.35 Mengajarkan teknik
tentang penyebab dan relaksasi nafas dalam. 2 relaksasi nafas dalam. 2
cara mengatasi nyeri kali selama (30 menit) kali selama (30 menit)
R / Klien dapat R/ Klien merasa R/ Klien merasa lebih
menjelaskan kembali nyaman dan nyeri nyaman dan nyeri
tentang penyebab dan berkurang berkurang
cara mengatasi nyeri. 11.00 Mengobservasi tanda- 11.30 Mengobservasi tanda-
tanda vital tanda vital
67
TABEL 4.6
EVALUASI
dalam, maka terjadi penurunan skala nyeri yang dialami oleh kedua subyek,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.7 dan 4.8 sebagai berikut:
Subjek I
TABEL 4.7
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny.A
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
Teknik
Hari/ Kondisi Kondisi
No relaksasi
Tanggal Pre Post
nafas dalam Interpretasi
Skala Skala
Nyeri Nyeri
1 21 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
7 relaksasi 5 skala nyeri
nafas dalam
2 22 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
5 relaksasi 3 skala nyeri
nafas dalam
3 23 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
2 relaksasi 1 skala nyeri
nafas dalam
nafas dalam selama tiga hari berturut- turut. Pada hari pertama skala nyeri
pada subjek I adalah 7, setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam maka
skala nyeri turun menjadi 5. Pada hari kedua skala nyeri juga kembali turun
74
dari skala 5 turun menjadi 3. Dan pada hari ketiga setelah dilakukan
intervensi keperawatan dengan teknik nafas dalam maka skala nyeri pada
Subyek II
TABEL 4.8
EVALUASI PENURUNAN SKALA NYERI PADA Ny. M
SETELAH DILAKUKAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DENGAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
Teknik
Hari/ Kondisi Kondisi
No relaksasi
Tanggal Pre Post
Nafas dalam Interpretasi
Skala Skala
Nyeri Nyeri
1 25 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
8 relaksasi 6 skala nyeri
Nafas dalam
2 26 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
6 relaksasi 4 skala nyeri
Nafas dalam
3 27 Juni 2018 Teknik Terjadi penurunan
4 relaksasi 2 skala nyeri
Nafas dalam
nafas dalam selama tiga hari berturut-turut. Pada hari pertama skala nyeri
maka skala nyeri turun menjadi 6. Pada hari kedua skala nyeri juga kembali
turun dari 6 menjadi 4 setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. Dan
relaksasi nafas dalam maka skala nyeri pada subjek kembali turun dari 4
turun menjadi 2 dan subjek sudah bisa berdiri dan berencana ingin pulang.
B. Pembahasan
1. Pengkajian
2012).
pada tanggal 25 Juni 2018 didapatkan data keluhan utama pada Ny. A
dan Ny. M, gejala yang dirasakan adalah Mual, Muntah dan Nyeri pada
ulu hati dan sulit tidur. Berdasarkan teori keluhan nyeri epigastrium
pada lapisan otot lambung (Sukamin, 2011) berdasarkan kasus Ny. A dan
Ny. M dengan teori terdapat kesamaan. Nyeri pada Ny. A dan Ny. M
dengan infiltrasi pada lamina propia. Adanya respon tinggi terhadap anti
2011). Tanda dan gejala gastritis anoreksia, lemas, mual, muntah, kram,
76
bagian lambung. Severity: skala nyeri pada subjek I: 7 dan pada subjek
porsi, pasien sering telat makan , minum hanya air putih susu dan teh.
sakit BB: 49 kg tinggi badan pada subjek I: 155 cm pada subjek II: 159
cm, IMT = 18,8% (Normal). Clinical sigh adanya penurunan tugor kulit,
Membran Mukosa bibir kering, k/u lemah, lemas. Dietary selama sakit
pasien mengatakan di beri diet bubur, makan 3 kali sehari, makan hanya
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
2013).
ajarkan teknik relaksasi nafas dalam 2 kali selama (30 menit) untuk
d. Implementasi
Sari, 2011). Relaksasi merupakan salah satu teknik pengolahan diri yang
teknik relaksasi nafas dalam pada terapi latihan terhadap penurunan nyeri
79
dan ketiga mengkaji pola makan pasien, berikan makanan sesuai diet
pertama kedua dan ketiga berat badan sebelum sakit pada subjek I: 53 kg
sakit 58 kg, nafsu makan klien berkurang, IMT = 18,8% masih dalam
2008). Didapatkan dari data pasien mengatakan tidur hanya 4-5 jam.
4. Evaluasi
bertambah ketika telat makan dan kambuh, nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk tusuk, lokasi nyeri bagian lambung, skala nyeri pada subjek I: 7
dan pada subjek II: 8, pasien mengatakan nyeri dapat muncul sewaktu-
hari berturut turut .Masalah keperawatan pada kedua subjek teratasi nyeri
berkurang data yang didapatkan pada kedua subjek sesuai dengan kriteria
hasil pada tujan keperawatan adalah wajah rileks, skala nyeri berkurang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan studi kasus pada dua orang subyek yaitu Ny. A
dan Ny.M dengan pemberian teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan
tahun 2018, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa : dari hasil
evaluasi pengkajian pada kedua subjek yang mengalami nyeri ulu hati karena
bahwa ada penurunan skala nyeri yang signifikan pada kedua subjek. Sebelum
nyeri yang dialami oleh kedua subjek cukup tinggi yaitu subjek I dengan skala
nyeri 7 dan subjek II juga dengan skala nyeri yang lebih tinggi yaitu 8, setelah
3 hari intervensi diberikan secara berturut-turut, maka skala nyeri pada kedua
subjek turun pada subjek I turun menjadi 1 dan skala nyeri pada subjek II
turun menjadi 2.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini
Aziz,2012.Klasifikasi
Nyeri.http://www.duniapelajar.com/2012/04/06/definisi-nyeri-
klasifikasi-nyeri/ (di akses pada tanggal 3 maret 2017 )
Brunner & suddarth dkk,2002. Buku Ajar Keperawatan medikal bedah : EGC,
Jakarta
Nama :
Ruangan :
Diagnosa Medis :
Keterangan :
Pengertian :
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang
2. Pikiran beristirahat
Tujuan :
Prosedur pelaksanaan :
A. Tahap Prainteraksi
2. Mencuci tangan
3. Meyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
dan keluarga
C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang
jelas
3. Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi
udara
rasanya
( 1-2 menit )
secara perlahan dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangan,
keseluruh tubuh
7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki dan tangan, udara
yang mengalir dan merasakan keluar dari ujung-ujung jari tangan dan
secara mandiri
D. Tahap Terminasi
4. Cuci tangan
E. Dokumentasi