Tongtolang Sambasunda
Anggit Surya Jatnika
Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung
Jalan Buah Batu No. 212 Bandung
ABSTRACT
Video clip is one of symbolic media functioning to deliver information to public. The research
focuses on analysing the audio visual of Sambasunda’s video clip Tongtolang. The research aims to
uncover the discursive and presentational symbol of Sambasunda’s video clip Tongtolang. The re-
search applies Susanne K. Langer’s symbolic approach that is discursive and presentational. Discur-
sive symbol is analyzed through music, lyric, and the visual of Sambasunda’s video clip Tongtolang.
The presentational symbol is analyzed through the whole discursive symbols in the video clip. The
result of the analysis shows that discursive and presentational symbol of Sambasunda’s video clip
Tongtolang is a paradox expression of the Tongtolang lyric. When the character Bapa in the video
clip practices or falls down to the polygamy, he actually goes up because of getting the girl he wants.
The man falls to the above, meaning that he denies the truth he has been holding. He tries to find ‘the
way to the above’. He actually goes up when he falls down.
93
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
sesuatu yang meliputi makna dan komuni- bol seni dengan dua kategori, Art symbol
kasi, seperti kata, bahasa, mite, nyanyian, dan Symbol in Art (Langer, 124-139). Dari
seni, upacara, tingkah laku, benda-benda, kedua kategori simbol seni itu maka pen-
konsep-konsep dan sebagainya (Kuntow- erapannya dalam seni pertunjukan dibagi
ijoyo, 1987:66). Simbol menjadi sesuatu menjadi dua pemaknaan yakni simbol di-
yang penting bagi manusia, oleh karena skursif dan simbol presentasional. Simbol
itu hanya manusialah yang dapat mem- diskursif adalah simbol yang pemahaman
bentuk simbol sebagai simbol makhluk maknanya dalam seni pertunjukan diba-
yang berkebudayaan (Jaeni, 2007:24). Cas- ngun oleh berbagai simbol yang teratur
sirer dalam An Essay on Man, menyebutkan dan diikat oleh struktur, sedangkan simbol
bahwa simbol dibentuk oleh manusia yang presentasional adalah simbol yang pema-
berkebudayaan dalam bentuk agama, filsa- haman maknanya dalam seni pertunjukan
fat, kesenian, ilmu, sejarah, mite, dan baha- dapat berdiri sendiri (Sachari, 2002 : 18-19).
sa (Cassirer, 1956). Simbol diskursif adalah berbagai simbol
Sejalan dengan itu dalam kajian makna yang teratur dan diikat oleh struktur sep-
simbol, Langer membagi simbol seni den- erti musik, syair, dan visual dalam video
gan dua kategori, Art symbol dan Symbol in clip tongtolang, sedangkan simbol presen-
Art (Langer, 124-139). Dari kedua kategori tasional adalah simbol yang pemahaman
simbol seni itu maka penerapannya dalam maknanya dalam seni pertunjukan dapat
kesenian dibagi menjadi dua pemaknaan berdiri sendiri atau terdiri dari syair, musik,
yakni simbol diskursif dan simbol presen- dan visual yang memiliki arti tetap untuk
tasional. Simbol diskursif adalah simbol digabung berdasarkan aturan tertentu dan
yang pemahaman maknanya dalam seni juga tidak dapat diuraikan. Unit yang di-
pertunjukan dibangun oleh berbagai sim- maksud adalah keseluruhan elemen dalam
bol yang teratur dan diikat oleh struktur, video clip Tongtolang Sambasunda.
sedangkan simbol presentasional adalah
simbol yang pemahaman maknanya da- HASIL DAN PEMBAHASAN
lam seni pertunjukan dapat berdiri sendi-
A. Simbol Diskursif dalam Video Clip
ri. (Sachari, 2002 : 18-19). Berkaitan dengan
Tongtolang Sambasunda
hal tersebut, mencoba menemukan simbol
diskursif dan simbol presentasional dalam Kreativitas merupakan imaji seniman
sebuah video clip yang berjudul “TONG- dari hal-hal yang tidak imajiner (materi-
TOLANG” aransemen group musik Sam- al). Maka karya seni berbeda dengan real-
basunda.1 itas karena melibatkan imajinasi seniman.
Sekalipun pada karya yang tidak mengand-
Metodologi ung unsur peniruan terdapat imaji murni.
Proses simbolisasi dari imajinasi seniman
Susanne Langer menolak teori Plato
inilah terjadi proses abstraksi (ada proses
yang mengatakan seni adalah tiruan (mi-
pemisahan diri dari keberadaannya yang
mesis) dari alam. Baginya, karya seni mer-
aktual dan memiliki konteks berbeda), se-
upakan suatu bentuk ciptaan yang berbeda
hingga karya seni disebut sebagai simbol
dari realitas kehidupan sehari-hari, namun
(Langer dalam Ritter Willy dkk, 2013:6).
mirip (semblance). Perbedaan yang men-
Semua bentuk dalam seni merupakan ben-
gandung kemiripan berasal dari kreativitas
tuk yang diabstraksikan untuk membuat-
seniman. Sejalan dengan itu dalam kaji-
nya lebih tampak secara keseluruhan, dan
an makna simbol, Langer membagi sim-
dilepaskan dari penggunaan sehari-hari,
94
- Jatnika: Simbol Diskursif dan Presentasional dalam Video Clip Tongtolang Sambasunda -
95
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
Gambar 1
Musik Kolaborasi Tongtolang Sambasun- Ritnik Musik Reggae
da merupakan simbol kebahagiaan. (Partitur: Dokumentasi Anggit Surya Jatnika, 2018)
Gambar 4
Jimbe
(Foto: Dokumen Anggit, 2018)
96
- Jatnika : Simbol Diskursif dan Presentasional dalam Video Clip Tongtolang Sambasunda -
Gambar 8
Biola
(Foto: Dokumentasi Anggit, 2018)
97
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
yak. Dari sisi vocalnya dicoba dielaborasi anak bermain dengan teman sebayanya
dengan menggunakan solo vocal bahkan atau bahkan kegembiraan sang “Bapa”
pada saat tertentu mencoba menyisipkan yang menikah lagi dengan gadis muda. Hal
unsur backing vocal group sebagai upaya ini sangat positif karena mengangkat kem-
untuk menghadirkan estetika yang lain, bali budaya folklore melalui aransement
agar sublimasinya juga dapat terlihat. Hal musik kolaborasi yang notabene sangat ja-
ini pun tidak terlepas dari kepekaann- rang disentuh oleh nuansa progresif chord
ya ketika melihat potensi individual dari dan menggunakan teknik voicing. Hingga
pendukung yang kebetulan seorang Aziz tetap membawa nilai dan norma budaya
mumpuni untuk melantunkan versi lagu folklore yang terdapat dalam syair lagu
Reggae. Lagu Tongtolang tidak dibawakan Tongtolang melalui gagasan kreatornya.
sebagaimana aslinya, namun dilakukan pe-
Syair Tongtolang Sambasunda menceri-
rubahan dengan menggunakan sistem voic-
takan poligami seorang ‘Bapa’ (Rahwana)
ing chord, menggunakan banyak nada sisi-
dengan gadis (Shinta).
pan, serta mengetengahkan beat-beatnya
yang lebih bernuansa kekinian khusunya Analisis kontekstual adalah analisis
musik Reggae. Adapun alat musik yang di- wacana dengan bertumpu pada teks yang
gunakan meliputi; angklung, arumba, bass dikaji berdasarkan konteks eksternal yang
gitar, biola, bansing, jimbe, dan kendang melingkupinya, baik konteks situasi mau-
(Wawancara 11 September 2017). Dengan pun konteks kultural.
demikian menjadikan lagu Tongtolang se- Berikut adalah analisis wacana menurut
bagai sarana ekspresi kegembiraan anak- Langer:
Gambar 9
Notasi Tongtolang Nangka
( Foto: Koleksi darihttps://www.google.co.id/search?q=notasi+tongtolang+nangka&dcr=)
98
- Jatnika : Simbol Diskursif dan Presentasional dalam Video Clip Tongtolang Sambasunda -
Tongtolang nangka adalah nangka tahilannya: dalam unit yang lebih besar
yang masih sangat muda, biasanya ukuran- adalah deskripsi serta pernyataan maupun
nya sebesar ibu jari. Dalam syair lagu Tong- bentuk lain dari wacana (Langer, 2006:143).
tolang dapat diinterpretasikan oleh penulis Selaras dengan pernyataan Langer terse-
bahwa Tongtolang Nangka adalah gadis but, bahwa syair dalam lagu Tongtolang ini
yang sangat muda. Dalam video clip Tong- diinterpretasikan dengan hal yang berbeda
tolang Sambasunda, lagu tidak dibawakan lewat visualisasinya.
secara utuh, tetapi sebagian menggunakan
Video Clip Tongtolang Sambasunda
syair cing ciripit. Simbol diskursif dari kaw-
menginterpretasikan peristiwa poligami
ih Tongtolang ini berupa kritik sosial, yang
dalam sebuah kerajaan.
disampaikan dalam bentuk sindiran seo-
rang anak kepada bapaknya. Kemudian Berkaitan dengan visualisasi se-
nikah lagi dengan istri yang masih sangat bagai ungkapan seorang seniman dalam
muda tanpa meminta ijin dari istri yang mengekspresikan lagu Tongtolang Nang-
pertama (Ibunya). Karena pencipta kawih ka, penulis membedakannya menjadi dua
Tongtolang (anonim) menciptakan kawih episode dengan menggunakan analisis
yang bermuatan kritik sosial, artinya men- visual. Pertama gambaran suasana pedes-
gajak seluruh masyarakat agar bersama-sa- aan dari keceriaan anak-anak yang sedang
ma bergotong royong agar mengembalikan bermain, demikian pula kehidupan keluar-
khasanah seorang “Bapa” sebagai pemi- ga yang sedang melakukan rutinitas kegia-
mpin rumah tangga yang baik dan agar tannya sebagai masyarakat pedesaan. Hal
perbuatan tidak terpuji seperti yang dicon- tersebut seolah-olah memberi penekanan
tohkan “Bapa” dalam kawih lagu tongtol- pada popularitas lagu Tongtolang Nangka
ang nangka tidak diikuti oleh para anak telah demikian akrab dengan masyarakat
sebagai generasi penerus dan sebagai calon pedesaan. Pada episode ini semua tokoh
pemimpin atau membangun rumah tangga yang disebutkan dalam lagu Tongtolang
kelak. Hal ini sepadan dengan pendapat Nangka yaitu bapa, ema, dan anak digam-
Langer bahwa kata-kata simbol kita yang barkan sebagai masyarakat pedesaan. Den-
paling akrab dan berguna – biasanya di- gan demikian dapat dianalogikan bahwa
gunakan tidak dari isolasinya, tetapi da- kawih kaulinan barudak tongtolang nang-
lam konsep yang rumit tentang pernyataan ka merupakan kawih yang diciptakan oleh
peristiwa, lebih dari hal-hal yang spesifik, masyarakat kalangan bawah atau ploretari-
dan menunjukkan pada fakta-fakta, atau at menurut Lenin.
kemungkinannya, maupun juga kemus-
Gambar 10. Menceritakan rutinitas masyarakat di pedes- Gambar 11. Menceritakan kegiatan bermain anak-anak di
aan (mencuci pakaian) pada menit 00:00:26. pedesaan (mencuci pakaian) pada menit 00:00:56.
99
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
Dari gambar 10 dan 11, terlihat bah- ya agar tidak mengulangi perbuatannya.
wa aktivitas warga sedang melakukan ke- Kemudian pada gambar 13 terlihat dua
giatan rutinitas sehari-hari yaitu mencuci orang laki-laki sedang berdiri di halaman
pakaian di pinggir sungai dan biasanya rumah. Yang sedang memegang kertas
dilanjutkan dengan mandi di pinggir sun- adalah dawala dan yang satu lagi sedang
gai terlihat dari pakaian samping yang menunjuk semar adalah gareng atau anak
dikenakan para gadis desa dalam video bungsu dari semar yang terlihat marah
clip Tongtolang tersebut. Terlihat pula ada dan menunjuk ke arah semar atau ayahnya
seorang anak yang sedang bermain air atau yang baru saja menegurnya ketika gareng
berenang di sungai tersebut, seperti anak sedang berada di atas atap rumah. Sambil
desa pada umumnya di jaman dahulu. Dari marah terhadap ayahnya divisualisasikan
gambar 11 terlihat bahwa ada seorang anak dengan gambar semar dan uang koin,
yang sedang menjahili sebayanya. Bisa saja mungkin gareng menganalogikan ayahnya
yang dijahili tersebut adalah temannya adalah celengan semar dalam meluapkan
atau bahkan saudara kandungnya. Karena emosinya. Jadi dapat disimpulkan bah-
dalam video clip tersebut terlihat seorang wa dalam adegan 10, 11, 12 , dan 13 men-
wanita yang sedang menegur perbuatan jelaskan rutinitas kegiatan masyarakat di
anak yang jahil tersebut. Mungkin wani- desa yang menganalogikan bahwa kawih
ta itu adalah ibu dari anak yang jahil atau kaulinan barudak Tongtolang merupakan
bahkan ibu tersebut merupakan orang tua kawih yang berasal dari desa sehingga di-
dari anak yang dijahili. Di dalam adegan gambarkan dalam adegan tersebut. Tetapi
ini kreator ingin mengkomunikasikan ru- terdapat pesan moral yang disampaikan
tinitas sehari-hari warga pedesaan melalui seperti pada lagu tongtolang, namun pesan
komunikasi visual. moral di episode pertama ini adalah ketika
“Komunikasi visual adalah komunikasi anak sudah melenceng dari norma dan tata
yang menggunakan bahasa visual, dima- krama, maka orang tua harus menegurnya
na unsur dasar bahasa visual (yang men- agar tidak mengulangi perbuatan terse-
jadi kekuatan utama dalam penyampaian
pesan) adalah segala sesuatu yang dapat but. Sebuah simbol seni tidak menandai
dilihat dan dapat dipakai untuk menyam- sesuatu, namun hanya mengartikulasikan
paikan arti, makna, atau pesan”. (Kusrian-
dan menyajikan kandungan emosi; kare-
to, 2007:10).
na itu impresi tertentu yang selalu menge-
Pada gambar 12 terlihat ibu sedang jar perasaan tersebut, berada dalam ben-
mengejar-ngejar anak yang jahil tersebut tuknya yang menyatu dan indah (Langer,
untuk memberikan teguran kepadan- 2006:147).
Gambar 12. Menceritakan rutinitas seorang ibu yang se- Gambar 13 Menceritakan rutinitas warga yang berada
dang menegur anaknya yang nakal pada menit 00:01:07. di pekarangan rumah pada menit 00:01:48.
100
- Jatnika : Simbol Diskursif dan Presentasional dalam Video Clip Tongtolang Sambasunda -
Gambar 14. Menceritakan rombongan Rama besarta Gambar 15. Menceritakan Rahwana (sosok Bapa) akan
Sinta (gadis muda) melewati pedesaan pada menit ke menjumpai anak dan istrinya pada menit ke 00:02:34.
00:02:14.
Pada gambar 14 terlihat bahwa rom- Hal ini dikarenakan “manusia memiliki
bongan pria dan gadis yang mengendarai banyak bahasa visual dari fisiknya sehing-
kuda melewati pedesaan. Divisualisasikan ga bahasa tubuh manusia menjadikannya
terlihat ada dua orang gadis desa yang se- begitu ekspresif” (Vihma, 2009:38). Terlihat
dang menumbuk padi di salah satu saung. seorang Bapa (Rahwana) yang mengun-
Gadis yang mengenakan kuda tersebut jungi rumahnya. Kemudian melihat istri
adalah tokoh Sinta, yang nantinya menjadi dan anak-anaknya. Namun dalam adegan
istri muda dari Bapa (Rahwana). Rombon- ini terlihat imajinasi kreator bahwa tokoh
gan kuda tersebut merupakan transisi dari Bapa di sini adalah seorang raja yang sudah
episode pertama ke episode kedua yang berkeluarga kemudian memiliki keturunan
berbeda latar dan tokoh. “Transisi adalah yang banyak. Divisualisasikan pada ade-
jenis pengulangan yang disertai perubah- gan 15 dan 16. Hal ini sesuai dengan per-
an-perubahan dekat secara teratur, runtut, nyataan Langer bahwa karya seni bukan
terus menerus, seperti sebuah aliran yang merupakan mimesis, tetapi merupakan ha-
mengalir” (Sanyoto, 2009:182). sil imajinasi kreativitas kreatornya.
Adapun dalam episode kedua Karena birahi seorang raja tidak ter-
menampilkan suasana kerajaan yang da- bendung, akhirnya menculik gadis muda
lam hal ini mengumpamakan tokoh bapa yang sedang dalam perjalanan tersebut di-
sebagai Rahwana yang ingin memiliki istri gambarkan dalam adegan 18 yang kemudi-
keduanya dengan cara paksa yaitu dengan an untuk dijadikan istri mudanya.
menculik Dewi Sinta. Warna langit biru menjadi simbol dari
Sosok manusia memang memberikan kebenaran, kebaikan, keteguhan, dan keju-
kekuatan daya tarik sebagai simbolisasi. juran yang dicari raja. “Karena dihubung-
Gambar 16. Menceritakan keadaan emak dan Gambar 17. Menceritakan ekspresi Rahwana (sosok Bapa)
anak-anaknya pada menit ke 00:02:38. Yang melihat istri dan anak-anaknya pada menit ke 00:02:40.
101
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
Gambar 18. Menceritakan Rahwana (sosok Bapa)menculik Gambar 19. Menceritakan Rahwana
Sinta (gadis muda) di hutan pada menit ke 00:03:57 (sosok Bapa) membawa sinta (gadis muda) ke kahyangan
untuk dinikahi pada menit ke 00:04:16.
kan dengan langit, yakni tempat tinggi riaan anak-anak dalam memainkan kawih
para dewa, surga, kahyangan, biru melam- kaulinan barudak, keceriaan suasana hati
bangkan keagungan, keyakinan, ketegu- Bapa yang mendapatkan isteri muda dan
han iman..” (Sanyoto, 2009:49). Bapa yang menceritakan kronologi semua pemain da-
digambarkan dalam karakter Rahwana tel- lam syair lagu Tongtolang dalam analogi
ah mencapai titik kesempurnaan hidupnya, animasi cerita Ramayana.
yaitu berhasil memperjuangkan cintanya
dengan berbagai cara termasuk mencu- Simbol Presentasional Video Clip Tong-
lik Shinta (gadis muda) yang menjadi istri tolang Sambasunda Merupakan Sosok
keduanya hingga melakukan perlawanan Paradoks Seorang ‘Bapa’, “Manusia Jatuh
terhadap burung Jatayu yang akan menye- ke Atas”.
lamatkan Shinta. Hal ini sepadan dengan Simbol presentasional adalah simbol
pendapat Jakob Sumardjo bahwa manusia yang pemahaman maknanya dalam seni
jatuh ke atas, yakni menentang atau men- pertunjukan dapat berdiri sendiri. (Sachari,
yangkal kebenaran yang selama ini dianut- 2002 : 18-19). Simbol presentasional dalam
nya, dan mulailah ia berjuang untuk men- video clip tongtolang sambasunda mer-
emukan “jalan ke atas” itu. Ketika ia jatuh, upakan seluruh rangkaian simbol diskursif
sebenarnya ia sedang naik, Paradoks (Ja- dalam video clip tongtolang Sambasunda,
kob Sumardjo dalam Yudiaryani, 2017:3-4). seperti tabel berikut:
Terlepas dari rasa keberatan keluarga baik
itu dari anak dan is-
trinya, Bapa telah
jatuh ke dalam dun-
ia poligami, tetapi
sekaligus dia naik ke
atas memperjuang-
kan dan mendapa-
tkan dambaan hati
barunya. Dalam kes-
eluruhan adegan vid-
eo clip Tongtolang
tersebut disajikan
dengan beberapa ad-
engan humor, yang
menyimbolkan kece- Diagram 2. Analisis Simbol Presentasional
102
- Jatnika : Simbol Diskursif dan Presentasional dalam Video Clip Tongtolang Sambasunda -
103
~ Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~
Vol. 2 No. 2 Desember 2017
poligami dan melawan segala sesuatu yang Sumarlam, dkk. 2003. Teori dan Praktik
menghalangi niatnya hingga dia berhasil Analisis Wacana. Surakarta : Pusta-
mendapatkan gadis muda pujaannya. ka Cakra.
104