Anda di halaman 1dari 8

BAB II

2.1 Limbah Secara Umum


Timbulan limbah yang dihasilkan dari suatu kegiatan amat bervariasi dan tidak dapat
disamakan anatara satu industri dengan industri lain. Akan tetapi kajian lebih rinci membuktikan
bahwa meningkatnya Gross Domestik Product per kapita, menyebabkan peningkatan timbulan
municipal Solid Waste per kapita. Selain itu jenis limbah yang dihasilkan juga semakin
bertambah banyak dan beragam. Oleh karena itu konversi sumber daya alam untuk perlindungan
lingkungan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan selayaknya diiringi dengan
pengelolaan limbah yang serius. Pengelolaan limbah terintegrasi dijadikan harapan baru untuk
pemecahan permasalahan lingkungan khususnya yang berkaitan dengan timbulan limbah gas,
cair maupun padat. Integritas antara manajemen dan teknologi tak terhindarkan harus diapdukan
untuk menjawab semua permasalahan yang muncul dengan kompleksitas makin rumit.
Implementasi konsep tersebut meliputi reduction, reuse, recycle, treatment dan pembuangan
akhir. Sumber pustaka yang berbeda menggunakan istilah dan kategori yang berbeda pula untuk
menjelaskan tentang hierarki pengelolaan limbah. Tahun 1989, USEPA mempublikasikan
Dilema limbah padat: agenda untuk bertindak yang menyatakan bahwa hirarki untuk pengelolaan
limbah meliputi reduksi sumber, recycle, pembakaran limbah dan lendfilling. Sedangkan sumber
lain menyatakan hirarkinya adalah pencegahan sumber reduksi sumber, reduksi sumber, dan
reuse. Departemen perlindungan lingkungan New Jersey membuat kategori yang meliputi
recycle, on-site composting, dan reusing di sumber. Akan tetapi, rangkuman literatur lain
menyatakan bahwa hirarki pengelolaan limbah tradisional didominasi oleh reducing, reusing,
recycling, recovery, perlakukan dan pembuangan. Insinerasi termasuk dalam perlakuan oleh
karena termasuk perlakuan termal, atau recovery yakni recovery limbah menjadi energi
(Ismuyanto, dkk, 2017: 3-4)

Menurut sifatnya, pengolahan limbah padat dapat dibagi menjadi dua cara yaitu
pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan pengolahan limbah padat dengan pengolahan.
Limbah padat tanpa pengolahan adalah limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia
beracun dan berbahaya, sehingga dapat langsung dibuang ke tempat tertentu seperti tempat
pembuangan akhir (TPA). Limbah padat dengan pengolahan adalah limbah padat yang
mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya, sehingga harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke tempat-tempat tertentu (Arief, 2016: 53-54).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebelum mengolah limbah padat yaitu:

1. Jumlah Limbah
Jika jumlah limbah sedikit, maka dapat dengan mudah ditangani sendiri. Jika jumlah
banyak, maka membutuhkan penanganan khusus terutama mengenai tempat dan sarana
pembuangan.
2. Sifat Fisik dan Kimia Limbah
Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana pengangkutan, dan pilihan
pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan mencemari lingkungan
dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.
3. Kemungkinan Pencemaran dan Keusakan Lingkungan
Karena lingkungan ada yang peka dan tidak peka terhadap pencemaran, maka perlu
diperhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena, dan tingkat
pencemaran yang akan timbul.
4. Tujuan Akhir dari Pengolahan
Tujuan akhir dari pengolahan bersifat ekonomis dan nonekonomis. Tujuan pengolahan yang
bersifat ekonomis adalah dengan meningkatkan efisiensi secara menyeluruh dan mengambil
kembali bahan yang masih berguna untuk didaur ulang dan dimanfaatkan dalam hal lain.
Sedangkan tujuan pengolahan yang bersifat non ekonomis adalah untuk mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Proses pengolahan limbah padat secara umum dapat dijelaskan dengan empat proses, yaitu
pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. Pemisahan
Pemisahan sering kali dilakukan pada limbah padat golongan A dan golongan B. Caranya
yaitu dressing bedah yang kotor, s1ab dan limbah lain yang terkontaminasi dariruang
pengobatan hendaknya ditampung dalam bak penampungan limbah medisyang mudah
dijangkau, bak sampah yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat produksi sampah. 
Kantong plastik tersebut hendaknya diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila sudah
mencapai tiga perempat penuh. Kemudian diikat
kuat sebelum diangkut dan ditampung sementara di bak sampah klinis. Bak sampah tersebut 
juga hendaknya diikat dengan kuat bila mencapai tiga perempat penuh
atau sebelum jadwal pengumpulan sampah. Pembuangan sampah dibedakan menjadi dua
yaitu sampah dari haemodialisis dan limbah dari unit lain. Sampah haemodialisis Sampah
hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bisa juga digunakan autoclaving, tetapi
kantung harus dibuka dan dibuat sedemikian rupa sehingga uap panas bisa menembus secara
efektif. Limbah dari unit lain. Limbah hendaknya dimusnahkan dengan incinerator. Bila
tidak mungkin bisa menggunakan cara lain, misalnya dengan membuat
sumur dalam yang aman. Semua jaringan tubuh , plasenta dan lain-lain hendaknya
ditampung pada bak limbah medis atau kantong lain yang tepat kemudian di musnahkan
dengan incinerator. Perkakas laboratoriumyang terinfeksi hendaknya dimusnahkan dengan
incinerator. Incinerator harus dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi atau bagian
laboratorium.
2. Penampungan
Penampungan limbah bertujuan untuk mengumpulkan limbah untuk memudahkan dalam
proses pengangkutan. Pengumpulan limbah ini juga tempat terjadinya pemilahan limbah
berdasarkan jenis-jenisnya.
3. Pengangkutan
Pengangkutan limbah dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan secara internal dan
pengankutan secara eksternal. Dalam proses pengangkutan harus berhati-hati agar limbah
tidak mengalami kebocoran dan berdampak bagi lingkungan.

2. 2 Limbah Rumah Sakit

Limbah rumah sakit merupakan limbah yang berasal dari aktivitas rumah sakit. Mulai dari
kegiatan poliklinik, ruang rawat inap, hingga bagian gizi rumah sakit. Limbah-limbah ini
diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan tergantung tingkat bahayanya. Metode penanganan
limbah rumah sakit yang digunakan pun berbeda-beda tergantung macam macam limbah rumah
sakit. Limbah rumah sakit juga dapat diartikan sebagai  semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat
radioaktif.

Limbah rumahsakit dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu limbah klinik, limbah non klinik,
limbah patologi, radioaktif, limbah dapur, limbah kimia, limbah genotoksik dan sebagainya.
Limbah klinik berasal dari segala aktivitas pelayanan pasien. Mulai dari ruang rawat inap, ruang
isolasi penyakit menular, hingga ruang bedah. Limbah klinik mempunyai resiko besar terhadap
infeksi kuman. Oleh karenanya limbah ini juga digolongkan pada limbah infeksius.  Beberapa
contoh limbah klinik adalah jarum suntik bekas, anggota tubuh yang diamputasi, kasa bekas
perawatan, kantung urin, kantung darah, dan lain sebagainya. Sumber utama limbah non klinik
adalah kegiatan administratif rumah sakit. Kantong plastik dan kertas termasuk dalam jenis
limbah ini. Dibanding jenis limbah lainnya, limbah patologi mempunyai resiko bahaya tinggi.
Sebab itulah penanganan limbah patologi harus dilakukan secara hati-hati. Limbah patologi
haruslah diautoklaf terlebih dahulu sebelum keluar dari unit patologi. Selain itu limbah patologi
haruslah diberi label tersendiri, yaitu biohazard. Macam macam limbah rumah sakit berikutnya
adalah limbah radioaktif. Limbah radioaktif mempunyai tingkat bahaya cukup tinggi terhadap
lingkungan. Sehingga butuh penanganan tepat untuk mengelola limbah radioaktif. Limbah dapur
di lingkup rumah sakit meliputi sisa makanan maupun air kotor. Meski jenis limbah ini tak
menimbulkan risiko seperti limbah medis lainnya, tapi dibutuhkan penanganan tepat supaya
tidak mengundang kecoa, tikus, maupun hama lainnya. Rumah sakit juga menghasilkan limbah
berupa bahan kimia. Limbah bahan kimia meliputi desinfektan, logam berat dari peralatan medis
yang rusak seperti termometer, baterai, hingga larutan kimia dari keperluan
laboratorium. Limbah genotoksik termasuk dalam golongan limbah yang sangat berbahaya. Jenis
limbah ini bersifat teratogenik, mutagenik, dan karsinogenik. Salah satu limbah genotoksik
adalah obat sitotoksik dalam pengobatan kanker. 

2.3 Limbah Padat Rumah sakit

Adanya berbagai sarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit, klinik maupun
puskesmas, akan menghasilkan limbah baik cair maupun padat. Limbah padat rumah sakit /
puskesmas lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit. Limbah padat (sampah) adalah
sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus dibuang yang umumnya
berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya bersifat padat (KEPMENKES
R.I. No.1204/MENKES/SK/X/2004).
Limbah padat rumah sakit yang lebih dikenal dengan pengertian sampah rumah sakit.
Sampah rumah sakit adalah sesuatu yang tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang harus
dibuang yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia, dan umumnya
bersifat padat (Azwar, 1990).
Konsep pengelolaan lingkungan yang memandang pengelolaan lingkungan sebagai
sebuah sistem dengan berbagai proses manajemen didalamnya yang dikenal sebagai Sistem
Manajemen Lingkungan (Environment Management System), melalui pendekatan ini,
pengelolaan lingkungan tidak hanya meliputi bagaimana cara mengolah limbah sebagai by
product (output), tetapi juga mengembangkan strategistrategi manajemen dengan pendekatan
sistematis untuk meminimasi limbah dari sumbernya dan meningkatkan efisiensi pemakaian
sumber daya sehingga mampu mencegah pencemaran dan meningkatkan performa lingkungan.
Hal ini berarti menghemat biaya untuk remediasi pencemaran lingkungan
Dikarenakan banyaknya limbah padat rumah sakit yang dihasilkan perharinya, jadi
diperlukan upaya untuk mengurangi volume limbah tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan
mengurangi limbah di sumbernya dengan upaya preventif. Preventif disini dalah usaha untuk
mengurangi volume dan intensitas dari limbah padat rumahsakit. Upaya tersebut sering
digunakan karena efisiensi dan memberikan keuntungan yaitu dapat mengurangi biaya
pengolahan limbah.
Limbah padat rumah sakit diangkut ketika sudah di pisahkan kedalam kantung limbah.
Limbah non klinik di angkut ke kompaktor, limbah klinik diangkut ke incinerator.
Penganggkutan limbah padat rumahsakit biasanya menggunakan kendaraan khusus yang setiap
harinya harus dibersihkan dengan menggunakan larutan klorin.

2.4 Dampak Limbah Terhadap Kesehatan dan Lingkungan


Berdasarkan data dari departemen kesehatan 1997 didapatkan bahwa rumah sakit
menghasilkan 416,8 liter pertempat tidur per hari dan 76,8% limbah padat yang berupa limnah
domestik dan 23,2% untuk limbah infeksius. Secara nasional limbah rumah sakit perhari
menghasilkan 376.089 ton. Sehingga dapat menimbulkan gangguan – gangguan terhadap
kesehatan dan lingkungan. Berikut beberapa gangguan-gangguan yang dapat ditimbulkan dari
limbah rumah sakit:
a. Gangguan kenyamanan dan estetika, beberapa warna yang berasal dari sedimen, larutan,
bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik, yang menyebabkan estetika
lingkungan menjadi kurang sedap dipandang.
b. Kerusakan harta benda, dapat disebebkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif dan
karat) air yang berlumpur dan sebagainya yang dpat menimbulkan kualitas bangunan
disekitar rumah sakit.
c. Gangguan/ kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebebkan oleh virus, senyaw nitrat,
bahan kimia, pestisida, logam nutrient tertentu dan fosfor.
d. Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebebkan oleh berbagai jenis bakteri,
virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam berat seperti Hg, Pb, dan Cd yang
berasal dari bagian kedokteran gigi.
e. Gangguan genetik dan reproduksi.
f. Pengelolaan sampah rumah sakit yang kurang baik akan menjadi tempat yang baik bagi
vector penyakit yang tseperti lalat dan tikus
g. Kecelakaan kerja pada kerja atau masyarakat akibat tercecer jarum suntik atau benda
tajam lainya.
h. Insiden penyakit demam daerah dengue meningkat karena vector penyakit hidup dan
berkembang biak dalam sampah kaleng bekas atau gangguan air.
i. Proses pembusukkan sampah oleh mikroorganisme akan menghasilkan gas-gas tertentu
yang menimbulkan bau busuk.
j. Adanya partikel debu yang bertebrangan akan menganggu pernafasan, menimbulkan
pencemaran udara yang akan menyebabkan kuman penyakit mengkontaminasi peralatan
medis dan makanan rumah sakit.
k. Apabila terjadi pembakaran sampah rumahsakit yang tidak saniter asapnya akan
menganggu pernafasan, penglihatan dan penurunan kualitas udara.
2. 5 Penanganan Limbah Padat Rumah Sakit
Pengelolaan limbah padat rumah sakit saat ini dilakukan dengan cara: minimisasi dan
pemilahan, penyimpanan sementara, pengangkutan, pengolahanatau pemanfaatan, dan
penimbunan akhir. Khusus limbah medis yang bersifatinfeksius, karena karakter bahayanya,
terdapat beberapa metoda dan alat yangsudah dikenal dan biasa digunakan sebagai sarana
penanganan awal, Penggunaan steam  autoclaving atau hydroclaving;  Microwave; Pengemasan
menggunakan kantong plastik khusus dan/atau safetybox; Penyimpanan sementara tanpa atau
menggunakan refrigerasi; Kombinasisebagian atau kesemuanya. Pengolahan limbah juga
menggunakan metode insenerasi. Inseenrasi adalah proses pengolahan limbah organik (infeksius)
yang terkandung di dalam limbah medis dengan menggunakan pembakaran suhu tinggi dalam
sistem yang terkontrol dan terisolir dari lingkunganya. Kegiatan insenerasi melalui beberapa
tahapan proses yaitu perseiapan limbah medis yang akan diisenerasi, pengumpanan atau
pengisian limbah medis, pembakaran limbah medis, pengolahan gaas hasil pembakaran akhir
menggunakan IPPU (Instalasi Pengontrol Polusi Udara), dan penanganan dan pengolahan abu
insenerator (Adilah, 2017: 13-14).
DAFTAR PUSTAKA

Adillah, A. D. 2017. Pengolahan Limbah Padat Rumah Sakit dan Dampaknya Pada
Lingkungan
dan Kesehatan. Universitas Hasanudin.
Arief, L. M. 2016. Pengolahan Limbah Industri Dasar-Dasar Pengetahuan dan Aplikasi di
Tempat
Kerja. Yogyakarta: Andi Offset.
Ismuyanto, B., D. Saptati, dan Juliananda. 2017. Teknik Pengelahan Limbah Padat. Malang: UB
Press.
Permenkes RI nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit.
Macam Macam Limbah Rumah Sakit (gedralia.co.id)
Limbah Rumah Sakit | Rumah Sakit Dokter Hasan Sadikin Bandung (rshs.or.id)
(1) (DOC) DAMPAK LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT TERHADAP | Zull Julpin -
Academia.edu

Anda mungkin juga menyukai