LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA
ACARA I
KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :
AFANSYAH ARRAHMAN
G1C019003

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM
2021
 ACARA I
KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara isolasi amilum dari umbu-umbian dan biji-bijian.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
2. Waktu Praktikum
Rabu, 13 Oktober 2021
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Kimia Fisika dan Anorganik, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI
Karbohidrat adalah kelompok senyawa yang mengandung C, H, dan
O. Senyawa-senyawa karbohidrat memiliki sifat pereduksi karena adanya
gugus karbonil dalam bentuk aldehid atau keton. Senyawa-senyawa
karbohidrat yang memiliki tiga sampai sembilan atom karbon disebut
monosakarida. Dalam disakarida terdapat satu ikatan glikosida yang
menghubungkan dua monosakarida (Ngili, 2013: 69).
Unit pembangun semua karbohidrat adalah monosakarida.
Monosakarida dapat diartikan sebuah (mono-) unit gula (saccharide).
Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana karena monosakarida
tidak dapat lagi dihidrolisis menjadi gula yang lebih sederhana. Sifat
monosakarida adalah larut di dalam air, berwarna putih, padat kristalin, dan
berasa manis. Kebanyakan monosakarida disintesis dari senyawa sederhana
pada proses yang dinamakan glukoneogenesis. Monosakarida lainnya
dihasilkan melalui fotosintesis pada tumbuh-tumbuhan dan bakteri tertentu.
Contoh monosakarida adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan ribosa.
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah dan merupakan gula yang paling
manis, sedangkan glukosa merupakan gula yang paling penting dalam
tubuh manusia. Glukosa merupakan sumber energi utama otak dan sistem
saraf dan dapat digunakan oleh jaringan lainnya (Azhar, 2016 : 74).
 Gula, seperti glukosa, galaktosa, manosa, dan fruktosa, yang
memiliki struktur berbeda, tetapi memiliki rumus kimia yang sama,
C6H12O6, disebut isomer. Gula yang berbeda konfigurasinya di sekitar
hanya satu atom karbon disebut epimer, seperti D-glukosa dan D-mannosa,
yang strukturnya bervariasi di sekitar C-2. Sepasang enansiomer adalah
jenis isomerisme khusus di mana dua anggota pasangan adalah bayangan
cermin satu sama lain dan ditetapkan sebagai struktur D- atau L- (yaitu, D-
glukosa atau L-glukosa), tergantung pada posisi gugus –OH terkait dengan
karbon asimetris terjauh dari gugus karbonil (Navarro dkk., 2019).

Available karbohidrat adalah karbohidrat yang dapat dicerna oleh

enzim pencernaan, diserap dalam bentuk glukosa oleh usus halus,
dan dimetabolisme oleh sel-sel tubuh, seperti glukosa, disakarida,
oligosakarida yang dapat dicerna, dan pati (rapidly digestable starch dan
slowly digestable starch). Non-available karbohidrat adalah karbohidrat
yang tidak dapat dicerna oleh enzim pencernaan, tidak diserap dalam
bentuk glukosa oleh usus halus, dan tidak dimetabolisme oleh sel-sel
tubuh, seperti serat, pati resisten, oligosakarida (frukto oligosakarida dan
galakto oligosakarida), rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa. Jenis available
karbohidrat dapat berubah menjadi non-available disebabkan proses
modifikasi kimia, pengolahan, atau berinteraksi dengan komponen lain
(Afandi dkk., 2019).

Nasi merupakan makanan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Karbohidrat yang terkandung di dalam nasi dirubah menjadi glukosa.
Kadar glukosa nasi dipengaruhi beberapa faktor yaitu mutu tanak dari
proses pengolahan nasi, kualitas jenis beras, suhu pengukuran. Nasi yang
berada lama di rice cooker akan memiliki kandungan glukosa yang
berbeda dibandingkan dengan nasi yang dimasak secara
tradisional/mengukus dan dibiarkan tanpa pemanasan (Juwita, 2019).
Pada uji karbohidrat dilakukan uji barfoed, uji benedict, dan uji
iodin. Pengujian pertama adalah barfoedtest yaitu pengujian kualitatif
karbohidrat dengan menggunakan reagen berupa larutan yang mengandung
kuprisulfat dan asam asetat dalam air. Uji kedua adalah uji benedict yaitu
uji kualitatif karbohidrat dengan menggunakan reagen berupa larutan yang
mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natriumsitrat. Pengujian
ketiga adalah iodtest yang merupakan metode pengujian molekul
polisakarida (Fadhila dan Sulistiyawati, 2019).
Uji Molisch yang menunjukkan adanya karbohidrat berdasarkan
dehidrasi karbohidrat oleh sulfat untuk menghasilkan aldehida,
menghasilkan senyawa berwarna ungu. Larutan uji digabungkan dengan
sedikit pereaksi Molisch (α-naftol yang dilarutkan dalam etanol) dalam
tabung reaksi. FTIR menunjukkan puncak yang tajam untuk distilat yang
menunjukkan adanya aldehida. Ini lebih lanjut menegaskan produksi
furfural dari kulit Mangniferairvingia oleh hidrolisis katalis asam (Adnan
dkk., 2020).

C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM

1. Alat-alat Praktikum
a. Batang pengaduk
b. Blender
c. Corong Buchner
d. Filter flask
e. Gelas arloji
f. Gelas kimia 600 mL
g. Gelas ukur 100 mL
h. Kain lap
i. Kertas saring whatmann
j. Penjepit kayu
k. Pipet tetes
l. Pipet ukur 5 mL
m. Pisau
n. Pompa vakum
o. Rak tabung reaksi
p. Rubber bulb
q. Tabung reaksi
r. Timbangan analitik
s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Amilum (C6H10O5(aq)) encer 2%
b. Asam klorida (HCl(aq)) 0,5 M encer
c. Asam sulfat (H2SO4(aq)) pekat
d. Aquades (H2O(l))
e. Etanol (C2H5OH(aq)) 96%
f. Fruktosa (C6H12O6(aq)) 1%
g. Glukosa (C6H12O6(aq)) 1%
h. Larutan iodine (I2(aq))
i. Reagen molisch
j. Reagen benedict
k. Reagen saliwanoff
l. Ubi kayu atau singkong

D. SKEMA KERJA

1. Isolasi Amilum dari Umbi/Biji-bijian

Ubi Kayu
 Dikupas
 Dicuci
 Dipotong kecil-kecil
 Ditimbang sebanyak 100 gram
 + 200 mL aquades
 Blender sampai halus
 Disaring dengan kain lap

Endapan Filtrat

 Diendapkan 20 menit
 Didekantasi

Endapan Filtrat

 + 100 mL aquades
 Didiamkan selama 10
menit
 Didekantasi
 Endapan Filtrat

 + 100 mL alkohol 95%

Larutan
Campuran  Disaring dengan corong buchnmer

Pati Filtrat

 Dikeringkan
 Ditimbang
Hasil

2. Uji Kualitatif Karbohidrat

a. Reaksi Molisch

Tabung
reaksi
 + 2 mL larutan glukosa
 + 2 tetes larutan alfa naftol
10%
Larutan

 + 2 mL H2SO4 pekat perlahan-lahan melewati

dinding tabung reaksi

Hasi
l
b. Reaksi Benedict
 Glukosa

Tabung
reaksi
 + 2 mL reagen Benedict
 + 4 tetes larutan glukosa
Larutan

 ∆ selama 5 menit

Hasi
l
  Fruktosa

Tabung reaksi

 + 2,5 mL reagen benedict

 + 2,5 mL larutan fruktosa

Larutan

 ∆ selama 5 menit

Hasi
l

E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi/Biji-bijian
Perlakuan Hasil Pengamatan
 Singkong dikupas,  Warna singkong = putih tulang
dipotong kecil-kecil,  Massa ubi kayu = 100 gram
ditimbang.
 100 gram ubi kayu + 200  Terbentuk larutan berwarna putih.
mL aquades lalu diblender
hingga halus
 Singkong yang sudah  Filtrat berwarna putih keruh,
halus disaring dengan kain endapan berwarna putih dan tertahan
lap pada kain lap.
 Filtrat + 20 mL aquades  Terbentuk endapan berwarna putih
dikocok dan diendapkan pada dasar gelas kimia
20 menit kemudian  filtrat berupa larutan berwarna putih
didekantasi keruh.
 Endapan + 20 mL  Terbentuk endapan berwarna putih
aquades, dikocok dan tulang pada dasar gelas kimia
diendapkan 10 menit  filtrat berupa larutan berwarna putih
kemudian didekantasi keruh.
 Endapan + 100 mL etanol  Warna awal etanol bening.
96%  Warna larutan campuran putih
tulang.
 Larutan campuran disaring  Filtrat berwarna putih keruh
dengan corong Buchner  endapan (pati) berwarna krem.
 Pati dikeringkan dan  Berat kertas saring kosong = 0,30
ditimbang gram
 Berat kertas saring + pati = 7,30
gram
 Berat pati = 7 gram
2. Uji Kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Molisch
Perlakuan Hasil Pengamatan
 2 ml larutan glukosa +  Warna awal larutan glukosa
2 tetes larutan α-naftol bening, warna awal larutan α-
10% naftol berwarna coklat.
 Setelah dicampurkan kedua
larutan tersebut tidak berubah.
 + 2 mL larutan H2SO4  Larutan H2SO4 pekat berwarna
pekat bening
 Setelah ditambahkan tidak
terbentuk cincin berwarna ungu.

b. Reaksi Benedict
Perlakuan Hasil Pengamatan
 4 tetes larutan glukosa  Warna awal larutan glukosa
+ 2 mL reagen bening.
benedict  warna awal reagen benedict
biru.
 Setelah dicampurkan larutan
menjadi biru
 Δ dalam penangan air  Tidak terjadi perubahan.
selama 5 menit
 2,5 ml larutan fruktosa  Warna awal larutan fruktosa
+ 2,5 mL reagen bening.
benedict  warna awal reagen benedict
birut.
 Setelah dicampurkan larutan
menjadi biru.
 Δ dalam penangan air  Larutan terbentuk 2 lapisan,
selama 5 menit lapisan atas berwarna hijau dan
lapisan bawah berwarna biru.

F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Diketahui :
 Massa singkong = 100 gram
 Massa kertas saring kosong = 0,30 gram
 Massa kertas saring + pati = 7,30 gram
 Massa pati = 7 gram
Ditanya :
Kadar amilum dalam 100 gram ubi kayu ?
 Penyelesaian :
massa amilum kering
% Amilum = ×100 %
massa ubi kayu
7
= ×100 %
100
=7%
2. Persamaan reaksi
Uji kualitatif
a. Uji Molisch
OH OH OH H H
HOH2C C C C C O + H2SO4 O+
H H H C
O

Pentosa furfural OH

alfa naftol

OH OH OH H H

HOH2C C C C C O + H2SO4 H3C C O+

H H H O
5-hidroksi furfural
OH

SO3H
O
OH
H3C

cincin ungu yang terbentuk

b. Uji Benedict
 OH OH

O H O H
H H
H
H -
OH H + (CuSO4,Na Sitrat,Na2CO3) Cu2O(s) + OH H

OH OH
OH OH
H OH
H OH
OH OH
OH OH
O O
H OH - Cu2O(s) + H OH
+ (CuSO4,Na Sitrat,Na2CO3)
H H
OH H OH H OH
OH

O R

2+ -
R C OH + Cu + 2OH O CH + Cu2O endapan merah bata

G. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini mengenai karbohidrat yang bertujuan untuk

mengetahui cara isolasi amilum dari umbu-umbian dan biji-bijian serta
melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan
polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
Karbohidrat merupakan senyawa polihidroksi aldehid atau polihidroksi
keton yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O)
dengan rumus empiris total (CH2O)n. karbohidrat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah monomer penyusunnya, yaitu monosakarida,
disakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Berdasarkan gugus fungsinya
dibedakan menjadi ketosa dan aldosa. Klasifikasi tersebut dapat
diidentifikasi melalui serangkaian tes kualitatif maupun kuantitatif.
Adapun beberapa percobaan yang telah dilakukan yaitu isolasi amulim dari
umbi-umbian serta pengujian karbohidrat secara kualitatif dengan uji
molisch, uji benedict, uji iodin, dan uji saliwanoff.
Percobaan pertama dilakukan isolasi amilum menggunakan umbi
kayu. Mula-mula dikupas dan dipotong umbi kayu menjadi bagian-bagian
kecil yang selanjutnya ditimbang sebanyak 100 gram. Umbi kayu
kemudian diblender dengan penambahan larutan aquades 200 mL. Hasil
setelah diblender menunjukkan terbentuknya larutan kental berwarna
putih. Residu hasil blender kemudian disaring dengan kain perca,
terbentuk filtrat dan endapan yang berwarna putih keruh. Lalu filtrat
ditambahkan 20 mL aquades dan didiamkan selama 20 menit kemudian
didekantasi. Dekantasi dilakukan untuk menghilangkan cairan yang tidak
diinginkan dari residu atau endapan yang terbentuk sehingga mendapatkan
filtrat yang bersih. Dari dekantasi tersebut terdapat dua lapisan yang
terbentuk berupa endapan berwarna putih dan filtrat berwarna putih keruh.
Selanjutnya endapan hasil dekantasi ditambah 100 mL alkohol 95% dan
diaduk sehingga campuran warna kedua larutan putih keruh. Lalu
didiamkan lagi selama 20 menit dan didekantasi lagi. Hasil dekantasi
keduanya terbentuk endapan berwarna putih di dasar gelas kimia. Larutan

tersebut disaring dengan corong buncher dan dikeringkan. Hasil dari

penyaringan berupa pati berwarna putih yang selanjutnya ditimbang
dengan timbangan analitik dan didapatkan massa pati sebesar 7 gram.
Kemudian dilakukan analisis perhitungan data dan didapatkan kadar
amilum dalam 100 gram umbi kayu sebesar 7%.
Percobaan kedua adalah uji molisch yang didasari oleh reaksi
karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural atau hidroksi
metal furfural yang berwarna ungu. Sampel yang digunakan untuk uji ini
adalah glukosa dan fruktosa. Kedua sampel ini dilakukan perlakuan yang
sama dengan penambahan 2 tetes larutan α-naftol 10% atau pereaksi
molisch untuk masing-masing 2 mL glukosa dan fruktosa. Warna sampel
glukosa menjadi keruh dan terdapat endapan hitam sedangkan pada sampel
fruktosa warna yang terbentuk adalah kuning pekat dan terdapat endapan.
Selanjutnya, masing-masing dari sampel ditambahkan dengan 2 mL H 2SO4
pekat yang berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida agar
menghasilkan senyawa furfural. Hasil sampel glukosa setelah penambahan
laturan tersebut menjadi lebih keruh dengan warna endapan tetap sama dan
pada sampel fruktosa, terbentuk empat warna dengan lapisan dasar tabung
berwarna bening, ungu, keruh, dan coklat. Hal ini menunjukkan bahwa
glukosa dan fruktosa tidak mengandung karbohidrat.
Percobaan ketiga berupa uji benedict yang bertujuan untuk
mengetahui keberadaan gula pereduksi dalam sampel. Gula pereduksi
meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa
dan maltosa. Hasil uji ini ditunjukkan dengan terbentuknya endapan
berwarna biru kehijauan, merah bata, atau kuning tergantung kadar gula
pereduksi yang ada. Untuk uji ini digunakan glukosa dan fruktosa sebagai
sampel. Kedua sampel tersebut ditambahkan dengan 2 mL dan 2,5 mL
reagen benedict, didapatkan hasil kedua sampel sama-sama berwarna biru.
Kemudian sampel dipanaskan ke dalam pemanas air selama 5 menit.
Pemanasan dilakukan untuk mempercepat laju reaksi. Pemanasan ini
berlangsung dalam kedaan basa yang berasal dari reagen benedict dimana
dalam suasana basa karbohidrat lebih cepat terhidrolisis. Setelah pemanasa
tidak terjadi perubahan warna pada kedua larutan sehingga hasil uji bersifat
negatif karena tidak terbentuk warna hijau, orange, atau merah bata.

Percobaan selanjutnya adalah uji iodine yang digunakan untuk

membuktikan adanya polisakarida (amilum, glikogen, dan dekstrin).
Penambahan iodine ini akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna
yang spesifik. Amilum atau pati dengan iodium menghasilkan warna biru,
dekstrin menghasilkan merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian
pati yang terhidrolisis bereaksi dengan iodin membentuk warna merah
coklat. Sampel pada percobaan ini berupa amilum yang ditambahkan
dengan HCl encer 0,5 M. Warna campuran yang terbentuk yaitu berwarna
bening. Tujuan ditambahkannya HCl sebagai pemberi suasana asam pada
larutan amilum sehingga amilum terhidrolisis menjadi amilosa dan
amilopektin. Selanjutnya sampel ditambahkan dengan larutan iodine
sebagai indikator suatu senyawa polisakarida dengan adanya perubahan
warna pada sampel dan terbentuk warna campuran berupa biru pekat. Hal
ini menunjukkan uji positif terhadap kadungan polisakarida.
Percobaan terakhir adalah uji saliwanoff. Uji ini bertujuan
membuktikan adanya ketosa (fruktosa) dalam suatu sampel. Reaksi positif
ditandai dengan hasil reaksi perubahan warna menjadi merah. Sampel
yang digunakan adalah glukosa dan fruktosa. Masing-masing sampel
diberikan 2 mL reagen saliwanoff dengan warna campuran sampel glukosa
bening dan pada sampel fruktosa menjadi bening kekuningan. Selanjutnya
dipanaskan selama 2 menit yang bertujuan untuk mempercepat reaksi.
Hasil pada kedua sampel setelah pemanasan tidak terjadi perubahan warna
sehingga uji bersifat negatif yang menandakan tidak adanya ketosa dalam
sampel.

H. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa :
1. Pada isolasi amilum, didapatkan massa pati sebesar 7 gram dan hasil
perhitungan kadar amilum yang terdapat dalam 100 gram umbi kayu
sebesar 7%.
2. Pada identifikasi karbohidrat dapat dilakukan beberapa uji diantaranya
uji molisch, uji benedict, uji iodine, dan uji saliwanoff. Pada uji
molisch menunjukkan tidak terbentuknya cincin berwarna ungu pada

fruktosa dan glukosa sehingga uji bersifat negatif yang menandakan

tidak adanya kandungan karbohidrat. Pada uji benedict, senyawa
glukosa dan fruktosa menghasilkan warna biru sehingga hasil tes
negatif yang menunjukkan tidak terdapat gula pereduksi. Pada uji
iodine, senyawa amilum memgandung polisakarida dikarenakan uji tes
positif dengan munculnya warna biru pekat pada uji. Pada percobaan
uji saliwanoff, senyawa fruktosa dan glukosa masing-masing berwarna
bening dan bening kekuningan yang menandakan hasil uji yang
didapatkan negatif karena tidak mengandung ketosa.
 DAFTAR PUSTAKA

Adnan, J., Mohamed, M., Omar, M. N., Shaiful, A. I. M., Lazim, A. M., dan
Amini, M. H. M. (2020). Study Of Furfural Production From Natural
Resource. 7(18), 2354-2356.
Afandi, F., Wijaya, C., Faridah, D., dan Suyatma, N. 2019. Hubungan antara
Kandungan Karbohidrat dan Indeks Glikemik pada Pangan Tinggi
Karbohidrat. 28(2), 145-160.
Azhar, M. (2016). Biomolekul Sel Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang :
UNP Press.
Fadhila, N. U. H., dan Sulistiyawati, S. (2019). Testing Carbohydrate Substance
as Flash Based Flipbook Learning Media. Proceeding International
Conference on Science and Engineering. 2, 327-330.
Juwita, L. (2019). Perbedaan Kadar Glukosa Nasi yang Dimasak dengan Rice Cooker dan
Mengukus, Jurnal Kesehatan Primer, 5(1), 101-107.
Navarro, D. M., Abelilla, J. J., dan Stein, H. H. (2019). Structures and
Characteristics of Carbohydrates in Diets Fed to Pigs: A Review. Journal
of animal science and biotechnology, 10(1), 1-17.
Ngili, Y. (2013). Biokimia Dasar Edisi Revisi. Bandung: Rekayasa Sains.
LAMPIRAN
 L

Hubungan antara Kandungan Karbohidrst dan Indehs Glikemik

pada Pungan Tinggi Karbohidrat
Relahonshig between Carbohydrate Content and the Glycemic
Index in High-Carbohydrate Foods
A1âridI F. A, Vqaya C. H., Faridah D. N dan 9uyatma N. E.
Program Studi lie Pangs, Sekolah Pascaaa#ma IPB
Kampue lP8 Dramaga, PO BOX 220 Bcgor, Jawa Bank
16N0 E-fzcail: Vdyslj¥@jail.com

Dita1ma : 24 Jwuarl 201B

Revisi : 21 Juni 201B Di• zJjui : 6 5eptarrd'ier 2019

I. PENDAHULUAN
penyakit pembunuh ncxnor 3 di ln&rwsia
ndorlesia mwiru mw»Iah tarkag penyakit (Kemenkas, 2014). Jrenlah pendefita diabetes
diabetes kaena penyakit tastes merjadi di In&rwsia pada tahun 2D17 mencapai 10,3
 STUDY OF FURFURAL PRODUCTION FROM
NATURAL RESOURCE

'Depari«ca of Ek*trical & Ektiroaers Engineering. Faculty of EoJnenriog. Univcrstifcrtahanan Nasional

Malaysia. Sungai Beer Camp. 57tEKt l'tuala Lumpur. Malaria
'Advanix:d Matcr&1 Rrsearrb Cluster. Faculty nd Biueuginecring and Tccbnuk›gy. Univcrdti Malaysia

Kcbangsaan Malamiu, 436fkf Bangi. Selangur. Malaysia

Fa:uIty of Elertrk at Engineering. U mar rsitiTeknologi MARA. Dungun. Tcrcnggunu. Midajsia
•Currespurx1ing Author: mazlun nil unit c•du nil

In re:cut years n-cingo pccts e'as used as n f’tirfural her ausc ii is a naiural resources knm Dec dstuck.
abundant agricultund waste rind cnvirotiiicntal friendly. Piir n last derrk the usage of agricultural caste bavc
been tied tu produce n etc &caI substances and rmre f’orus oa lignuccIuIos< maicriaL To the best of’ our
knou'Iedgc. nn inspeitñn rind sttaly nd the Ftxfural flu made Drum mango by•produci. The productiun of
dictum serf irnpurtaa as it will be tiscd and dc*'elopcd in mug industries. as exampks. biuilinsel rcGncry.
clv rrucal sulvcnt. flni'unng in f’uod industry and many more. Thr pierces was corviniii• by atid hjxlrolysis.
the mango peels were hydrolyzed with bydrochlurk acid solution ihai converted ltte pe0tusan inf› pcntose.
and the sokiiiun wire ñi<illr•1 by using the disriflarinn set. Then, tfin Fourier•iiate*Fortn Infrared Spcttrte«mpy
(FTIR was used to scan the functional gmups thai prr sent in the f’urfural and thr Moliu:b tesi was conducts
d to eonfirtn the pmstnt uf’ caibvrhydratc in ilc furfural.
Xevwor&: Lig0ocrllulosr Maierial. Fouiicr•Tranxfurm lnfriireñ Stnxuusropy (FTlR L
FurfuralLignix:eIulosc Mai‹aiat Fourier•Tnindnrm lnFrarr d Spectroux›py (mm). fiirfiral

0 202ff by Ad varice scieniirrt Research. This is an open•ivxrss article ucz4cr the CC BY liecce<

IMTROwUCMON
Nnwadayv the pctrokum basrd rnaiwial commonly brag used in the ctcrDfi at substam:c and it cauwd
iou'ards increasing covirunrnwit:it *nun ii. The overde pcndencr of pctruleum Rd cause tn dm:n•a:iog in
f’nssil f’url rmcrvcs (Luo ei at.. 2019 . Thus tn incxt ase an auarrness io bcttct cnviroanmnC there are
pruduciioa Our Furfural f’rurn bronzes tLnc rt at.. 2(l1bp Thu cinntries th:it currently prudtieong FurfuraJ arc
Thin:i, Suufh Afrira. and Domnirun Rcpublé. The appliratioas of Sta-funil bas'e t›ero umd widely in
ebcmical induslri.w rich as. pharmaceutical, agriculiire. and pctrokum industries :ind the usage of’ Furfural
surb as a udttnc biudicscl rrfui . reef :ind odier f’uran•based pruductiuo (Bizni ei :il.. 20f 9: Yusuf’ ci at. 20f
0 j.

FurFural or Furao•2-:ildrhydcs (C li W2 u'ith lcicnn ycln: aldcbyiJc structure, is a colourless or reddish

-tirown mobik liquid uxth a penrtraiing crdour. produced frotn utilizatkrn of’ agricultunl wastr as a ran'
triaim:it u'bcrc they are ricb in pcntosan (ZriLsr b. 2IEkfL As Furfural contain of tuii chemical Fnnisinnul
gruups whirb arc aldcbydc group and arwnaiir ring. Furfur:it can undergo a yptcal aldchyde rr attion smb
as cundrnsations
«m*iuu and oxidaiiuns or reductions reaciion (Lopez & Martin. 20f IU The f’urfural bas a very un@c
prnpcrtim li b:is a rr•t1i h bruu'n ui coloir. The actual coluur Our th f’urfural is yellow, u'bcn cxpuse to fhr ar
and light, the colour chant s from yellow in bri›'s'n. lo icrm.s of the solubility. the Furfural is very somble in

The production of f’urfuial can br carried out by using hiomass materials as a raw maiwials or Fecdstm:k.
The Furfural can be prod in:cd by utifizn d of *artery of agricultural sources as Fig as they remain of
pentosan or pcntosc spar sucb as super xc bagaxsc, curncob and mango petty Bai6usa (20f 4 j bas <aind
lhat thr highest yield of f’urfuial production can be obiakrcd frum the uiitzaiion uf sugarnanoc bagassc and
coreob is a se<und highest The prod ix-ñon of f’urfuml depends on the pentnsan cnr4c ni in the f’nedsv-re
k wbere thr bighm tic

2354
 ISSN-2394-5125

p nlocan in rpw materials, Ihe kigher th yield. of” Lurt”ural pralixlion. The cor<entraion of” Ihe pentose plfio
intlixncc Ihe eLficicm Y of Lur£ur8l conversion. Th conversion of furtural eLtici<nc y increase with Ihe decrease
of” rhe pentose cowenrrolion. In this utilization of‘ ñx tural prc<ess. mango peels were used as lhe row materials
fNik Yusut”et al., 30 l6).

In this study, th njgngo peek w8fi obtair<d From th 8gricullurot w8ste. The ch8rocieristics oL f‘uj tjJral can be
‹:aeg‹a”ize into physical and cl<niicat properties. The physical propcrli ore inclrxling th olor ol° ltle furLurol
is almond-like und it is colorless oil. The rrmlecul ar tiarniul a for furfiiral is C I tO› arxi it has feierocyclic
compound. F fus, it i* tow sof ubility in wnier sofuuon. iueonwhiie. ihe chemical properues ot ltje turturoi are
tow to ñc and tlamnuble. The color ot turtural will quickly change imo yellow iben ii will rum dailt after king
exposed to air.

Problem Statement
To redixe ihe mage ol° er<rgy consumption and utili zcd Ihe biorrafis waste. th furfur0l from lie agriculrurgl
waste w8s ptxxluad to overcome dependence to peuoleurn b0sed. high energy consumption arid cost
production. Feedstock uuid energy consumption aze basic necessities in daily litt lhrLfi rrodem und a1var<ed
ck velopment arrl utilization of” the biomass is required. Based on Ihe Fcod 8rrl Agricnlturc UrganiEation
(FAU) ouf at tla global f‘oa1 waste, 40a - 5€I‘X' arises From fruits, root crops and vegctpbI<s. Many iJnuficd
8rrl abundant oF by-products From IU ogricnlMre waste Ihot can be recycled gmt utilized. TI<reFare. to
overcorr< cnvirorlrnemal concern is by pfalucing t”urt”urol and otf<f chemical substance by utilizing tfa
agriculture waste. The Usage of” t”urt”ur8l in various tiekls nigkes th production of Furt¥iral bccomefi gn
opportunity For material echrology people. Purfiural csn be produced by using various raw m8lcri8ls six:h &fi
b0g&fi s, comcarbs 8nd m8ngo peels gs Ihey contain pentos8n. V azioufi studies h8ve been done in producing
furfurgl dne to low ca.st. rd u‹:e high-energy m8nuFa turing and eco-Friendly (Zang et gl., 2O2f)).

MATERIAL nND METHOO

Various rrteth‹xi of tie ei inaction con be used to prod we a i‘urfiird. These extraction methods inc1u& acid
hydrolysis and dehydration of” pentose, batch process of quaker ale and distillation rr<thod. Shi et al. (30 l6)
h8vc staI<d that rrast of th manuF turers azc using a tr8dilionol rr<rhods which is based on acid catalyst such
Be srrong sulphwic acid and nirric aid in en aquoeus solutions. This traditiorml metfod seem to he ur<t”Fective
in producing the furfurol dix to environmental risks because of ihe sslid and liquid wastes gcner aim during lie
Furfur8l production preefis urid due the 'carrosive property from acid calaly st (Karinen et BI., 3U I I ).

A Few researches have been carried out for pro4ixlion oL Lurfural by hydrolysis oL lignaellulosic residue
mareriuls with ihe presence of” nil rural acid as a caolyst. The mir<ral acids which usually rLsed arc hydrochloric
aid ( HCI), sulphuric acid ( HMSO ), phosphoric aid (H.BPO ) and nitric acid (MNO.\). The HCI. HMSO and
H PD give Ihe higher yield oF tjJrfurgl production while nialc acid is not ef'feclive in production of” turt”ur8l. Th
higher lhe concenlT ation of” mir<rgl acids. ltle higl<r th Furfurgl prodix:tion 8rrl Lrom their research. Ihe HMI
prodixefi higAe st yield of” Lurfural compare to ohm mineral acid IB ianco et ol.. 2014 . This is due to the
preserve of th high hydrogen ions coix:entr8tion in HCI solutions. Tip using of” lie dilYezent rype of aid which
is hydrocNoric aci4 as lhe catalyst gbles to prodixe 8pproxizrtaicly 654 at Furt”ix8l yield urxler th temperature
oL i 7fl°C.

Lafitly, pentoutn was hydfolyfied 8rxI cazrie4 out with hi/ih rrolarit y oL hydrocNofic aciJ is used 8s a ca at ysi.
The aqueous solutions of hJrñzrql reed to he distill8 • in order to obtain fuzt”ural wilh high purity. Lopez Ond Nlonin
(20 la) stated tha th preserve of” acid is 8 c Italy st u. imprortBnt to insure lie pentosgn can be convened into
t”urturoI. The seoond slap which i's dehydration oF pcntose ifi carried out to obutin lIx• tinql Lur fural product.

In Ihis sndy, 0 mango peel from ggriculrural was ie w8s used to obtui n furfurgl. Furtziral can be produced by scid catol
ysed I\ydroly st of” agricultural by-products containing I\emi-cellulose or pentosan. The c0laly st will provide lie
eLFect oF enh0r<erncnt to cl<mical bonding, rearrange tie t”urfural slnicturc and it ifi bcner selccli ve For foot” t”urfural
pcrtonuorX:e (Luo et al., 2U IB). Mungo peel mgrlcr oonsis\s of carbohydrates, oIJD of which are *gors and acidfi I
Kumar, 2012). Fourier T ranfiI°arm infrared Speclzoscopy lFTtR) whce to idenli fy rhe pre sense oL certain fumtionol
groups in 0 molecule ant Malis h Inst thot ir<IicaIcs preserve ot”cozbohydroIcs.

2355
 ISGN- 2394•5125

(Wankasi et al., 20i3). Wild

mango Mangiferalr vingia fruits wece obtained from Nigaia. Rise in amospher ic carbon dioxide levels persi
sternly affected post—harvest quality causing sugar contem reduction {Fontei+ lie, 2Ui4).

This production of” ñxiural from mango peels ceally a challenging due to time properties and chemical propertie s
fbat. bio—based is dilYer thau the symhetic and peaoleum based chemical. Howe ver, usage of biomass wnste to
aeate the f rfttral will be an economical value also cceate an awareness to bena aud Healtfi envizonrrx•nt.
Therefore, the reduce dependent oi petroleum based and rr one etticiem sol vent can be created from tkis study
while saving arxl nurture rhe en vrronment low et al., GUI b .

conclusion
In conclusion, Ilx' ñirhzr al was consiclered as a step to create ari eco- endly products and create an alternaive
way lo prepare a furfural. Ii is cons idered lhai mango peels was a suitable material lo & used and generate the
idea of wasle lo wealilt The source o‘t an abundant and negligible source c an be as a be mical substance. It is
cost etYective, low ezx'rgy consumption and en vizonmemal frierxlly.

A CKROWLEIHiMKNT
We wish lo eogre s s our grminide lo Universiti Malaysia Kelantan (IJMK) and lJniversitiPertahanan Nasioiul
Malaysia (UPNM) for supposing this ie search .

i. B izzi, C. A., Santos, D., Sieben, T. C., Mona, G. Y., Mello, P. A., & Flares, E. M. (2O i0). Fur fural
prodixtion from lignocellulasic biomass by ultrasourxl-assisted acid hydrolysis. Ultrasonic sSouocIx•mistry,
'i i , 332—331.
2. Lee, Y. C., Mazim, M., Amini, M., Suleiman, N. S., MazlaJi, M., & Boon, J. G. (20i b). Batcfi adsorption
and isot ermic studies of malacliite green dye adsorption using Leucaenaleucocepkala biomass as potential
adsarbent in water aeatment. Songklanakar io Journal of Science and Technology, 40(3), 563—'i69.
3. Lim, T., Li, Z., Li, X., Liu, X., Can, J., Clark. J. H., & Hu, C. (2019). The production of furtiiral directly
from h•mice1lulose in ligeocellulosic biomass: A ie New. Catalysis Today, 319. 14—24.
4. Lopez, G. M., & Manin, A. O. (2018). Furtiiral: Pninl of Lignocellulose in Biorefineries io
Produce Renewable Chemicals, Polymers, and Biolels. Singapore: World Scientitic.
Nik Tuser, N.A.A., Rosly, E.S., Mriha—d, M., Abu Bakar, M.B ., Yusoff, M., Sulaiman, M.A., Ahmad,
M.I. 2Oi 6). Waste banana peel arxl its potentialization in agricultural applications: Morphology over view.
Materials Science Forum, b4O, 394-398.
6. Ski, J. Y., Li, J. X., & Lu, H. M. (20 I6). Predicting exi sting targets for new drugs base on slzategies for
missing inter a•lions. BMC B ioinfonuatic s, i7(4), I 8'i—I'?U.
7. Warikasi, D., & Naidoo, E. B. (ROI 2). Furñzral production from the epicrap of wild rnnngo (irvingia
species} fruits by acid catalysed hydcoly sis. Arrx•ricau Journal of Food aud Munition, 2(2), 47-TO.
6. Zang: G., Shah, A., & Wen, C. (2020). Techixi-economic analysis of an integrated biaetinery soategy
based on OMf-@OI biomass hationation and f rhJral production. Journal of Cleaix'r Production, 260, I —10.
9. Yusuf, lv. x. A. n.. Ka din. S. K.. Abdullah. N.. Abdmm ii. ii., si u, s., met». u.( 2tll9). An
Overview of Simul ai ion of Biodiesel Product ion using Reactive Oistillation Lkportmenl of Energy,
Minnals and Materials Technology, Universili Malaysia Kelantan. International Journal of Advanced Scieme
arid Technology, 28( 16), 417—425.
 Testing Carbohydrate Substance as Flash Baxed Flipbooh
Learning Media

B Educazic« De/›atirent. Fan4ty ct Scimce anal Technology. LU S«ran Xali;aga.

JL Mazsda Adiaucg›to No Y aM fiS2gT. Indonesia TeL ‹ 6*-*84-S4097J. Fas. • 6*-fi74-
SJ9739. ”El II! nit/dzuddzktyroaiLcoro

AbstzecL This eudy aim to prrxhxe a Ilasb-based Itzp£ook xsd food rna che gully of fish-based I6pbrx›k prodixs ‹Inc are
adobte Fc< use as s p‹aNzng Icaaing nedia. Tbc s\udy cazâsrod of /veIamâsu res‹arcb m cbz form of carbob \e \est practlm»
coruatmg of barfoed rat. hem&ct leer arm iod ''' lu8ol test The resulB of the xtudy were developed into Cob•bmed ftgbmk using
niacrnnedin itch md uiicrmofl word 2010 through the data airy siage to the dcvebper sofimc prepaafin of laymss md provisiiai of
atisitiex m f2asb• ba •d flipbook. The flat prodini iii the form of llgbmk is lfas •boed Floh•6aaed lfiphwk we ••-••0 by 1
riutuinl expos 1 in div eipen. I serene teacher. 3 peer reviexrerx. nd texted on 10 juts high schml xtudmtx. The results of ihe
evalimtion' of f1ash• based itipbmk according io imtnâl expub more 90.87•'« IYery grids wdia exp‹vts 88.10•s f Yery goud $ per
reviewzrx 93.39•ñ (Yery cdi biology irachns 75 tD•:i fG-d› . md 8S 6•a f Yery gmdi student rest arise. Based on tfiis amssmutc
ter ltmh•6med llijf›ooh tha was developed is »wihy of being used o a source of learning bfibgy.

be anytime arxt anyuftere.

Wwayspumuedbydevelopnglmningmedia.Theam
is m tacili+ae leeMng so as o mâLc i
eesm &r
muamstoundenumd4wmseñalGesenng,20141
long mséa can bñng up pnoMenm o
brsnn6ed hmh cmd shed by nudcnB in éMr
leenkg (DeammrshandAnvsn,2OO6)TMsi:Wem
ionbemren
learning acuo (Degcrig, 1989). But currently the us
of learning rmdia cci xiill be said to be miniriml or riot
irmovati*'e. because of the limited ability of Johrn to
firul res‹xirces to ge4 riDre inimesiirig learning wdia
TI • use of wdia ihai is often used in schools is in ihe
form oF irxibooks, LKS and powa points. Teachers
The media offemt in dx• frem of Bash-band
flipL<ok uftich is leuhing mwriaJ is irutepetirkriz (sdf-
learning muerials) so tfta students can review lie
rimreriai at any tie if they need ii. Fiipbook ix the
develo ru of e-books wh•re e-t›ooks are only digital
tx›oks while fiip6ooks we in die form of books thai can
be opemd page by page. The preseme of a fiipbook
will nmkc xci&rms xeem to read a real book m gn a
better *sxuai experieme. Fuiliiiex offered in using fiadi-
bond fiip6ook v•dia xinh a pree•raaiion media, arñmaion
inmgex arul *sdeos are e ctod to make srudenu nor
horrid in seceding &•nx TH• ability of Macronv•dia Fluh
to rmkc preservations xupporis nnilumedia insertion xinh
ax xourul, image and eaxe of operation (llasrul, 20t 1 j.
The ear of operauon in ihe

iriflumice ‹›ri xm&rus {Arsyad, 20Ofi).

In the subject rimRer of &e Food Digestion Syemn
in Hurimris there is a sub-rimtcrial extent of food thai MATERIAL AND METHODS
explains cmt›ohy‹kaies. Cmhohydraies are the nDsi
conanori food subs uices in e*'eryday life, m they red
pa:iRc explariaiiHs io be easily umtersiood by The acti*sty a thix siage is die creation of 8nh-band
audcrus ro be linked io e*wyday life. So ft at the flipi>x›k c‹xiierit bred or the elab‹natiori of tire
mc oiiWuy scfool level, the pwticum carried on on the xirucrinal frawwork to prodoe ihr initial prndun
aibjeci rmner of the Food Digemon System in &sigri. Thr wftuzre ru•e‹fcd to create dlis media is
Hurim s is the Food Ingrediera Tesc &ere is m Micwaoit Windows XP arul Wiruk›ws 7 as the
Opening System aml Macrowdia Flash 8 as software
aibsume iesurig. This topic is irtp mum for stiaimiu io io creaie media.
know tha the food ingredieras ihai conuin
caHx›hydrues are not ‹xdy rice. Therefore, through
dfis resesh will be deveioyd fish-bas•d flipt›‹x›k
learning media with cubohydraie substame text
discussini xo tha ii cmi help stu&ras to few nmimial
330

In the frst pham of the rmcarcb, lfie dcs'etopmeni
planning siage. This des'etopmeni phase as
ivlacromedia Flasb and Mic msofi Word 2010
developer sofiware. The second stage is the
carbobydraie rest praciicum in the laboratory.
Aliernaiive sources of carbohydrates used are
avocado seeds. durian seeds and jmkfniii seeds whir
b are seeds that are ofien found in everyday tile. bui
apparently siodems do nor know thai the seeds
contain carbob draies.
nnñvaie srudenis io learn. Based on the os'erall
dimussion thai has been descñbeA thai 8asfibook
based on carbohydrate iesi maimai has futfilkil the
equirements as a reaching maiwial for srience
learning.
1. The ikrelopmeni of flasb-based flipbook tundra
regarding carbobydrate stiboance zsiing meets the
triicria of hood media quality successfully
dm'eloped throu b tbe main wages of
carbohydrate test pr 'tk'um, product dcs’eioprocot
aod tesân .
2. Tbc renJIIs of” Ibc assessnx'ot of rbc dcsel-
opa›eot of flasb&sed flipbook based on lbe
assesnt of experts. peer reviewers are mcluded
In lbc very

included in Ibc yood catgory. S!’d’o’ rapoases to

sutabIe for use as learning resource rredia wiib an

REFER[uECES
Tbc as<ssmeot result provided by material expms
aod media expcns sbowed rhat flasb-based liipbook
bas s’cry good quality wirb percentages of 90.87Y+
aod

our by peer res'ie wers as rmny as 3 peopR and

obtained a percentage of 93d9 Y‹ with s'ery good
quabiy. While the quality of flasb-based ilipbook
according io the reached is good with a percentage
.of 75%. The resutis of ibe analysis of snideni
responses to ilash -hased ihpbook are of scry good
quality with a percentage of fi5.6% According to
smdenis. the ffasb-based flipbook tbst was ikvekiped
can add insif;bi so that ii can
 ^ ^"” '“” journal of Animal Science
and
Biaechnology

„ RE V I E W Open Access

Structures and characteristics of

carbohydrates in diets fed to pigs: a review
Diego D. L Navaffo ', Jeiubella J. Abe1i1la ' and Hans H. Stein’ '@

The current paper ra’ievvs the content and variation of fider fracfions in feeJ ingredients comrranly useJ in
swine Jiets. Carbohydrates serve as the main source of eneray in diets fed to pigs. Carbohydrates rray Le
alas sified accordina ro rheir degree of polymerization monosaccharides. diwmharides, oligowcharides. and pslysa
charities. Digesribl=. carbo!r,'drates include s ugars. digestible srarcN and olycoger that may' de digested Q e 'mes
secreted in rhe sastroint=. sinal rract of rhe pis. Nor'-JiaestibJe carbohydrates. alsc kncwn as fiber. may be
ferm=nted dy microbial gogulatio rs along tf\e gastrointesinal tract ro g'nthesize shorts hair. fatty' acids that
may be absorbed and metaLolized b\' the pig. These non-digestible carbohydra °* include two dsaccharides,
oligosaccharides. resistant starch. and r›on-starch polysaccharides The concentration a nd stfozrure of non
ciigestidJe carbo/'drates in diets fed to pigs depend on the type of feed ingredients thar are incJu•ded in
rhe mixed dieL C.=1IuIose. arabiroxylans, ard mixed linked #-(i 3t (i,4\zalvans are the main cdl was
po1ysacharides in cer=aI eains. but vary in popartion an4 srr ucture dependino on the= grain and tissue
within the grain. Cell walls of oilseeds. oilseed meals. aM pulse crops contain cellulose. pecric pop
wcharid=s. lignin. and xy1ogIr<ans. Pulse rope and boumes also contain significant quarriries of gaIacto-
oligosaccharides including raffinose. steh\ose. a nd v.°rbascose. Overall. understanding the strvture.
characteristics and measurable c hemical praperties cf fiber in feed Ingredient s may resulr in mere accurate
diet form.elation*, re sulking in an impra'ement in the utiI'eation of erx°rgy from Yes* expensive high-
fiDer iraredients and a reduction in reliance or‹ eneray from rrore astl\' cereal grains.
Keywords: Carbohydrate*. Carbohydrate composirio Chemical srructu<e. Feed ingredients. Fiber. Pigs

Carbohydrates which are made up of caution, hydrcigen, hydrato imfiide monosacc aiides, chsaccharides, staxck
and oxygen are organic compounds Hut serve as a arid glycogen. Onto monomccharides can be absorbed
sourre of energy for animals and hunmns [1]. The main from the call mtestiw, but g{ycosidic linkages in dñ•

the body, or synthesized hmri the carbon skeleton of these enzymes show high specificity to their target sugar
amino Eds, hctnte, glycerol, err propionate via gfiico• nuts, which cnnsequerfily results in only a limited
neogenesis t2{. The brain preferentially us giucuse as »ur»ber of caibo mcs in the léed txt ‹-an be
digested its main source of orgy, aial glucose is the required by the animal [2]. hon -ditiestbié carbohydrate
that energy source for red brood cells and other eels w0h reach the Paige inmtsne may be digested by
microbial

The fate of mgested carbohydmtes in an animal is glycnide hydrol ses and polysarcharide lyaw tlvit
deterrnimd by the m k cmnjmsñion of the carbon humans. arid pigs do not express } 4].
hydmte, the tapes of wages among ira›nomers, aial the Non- d:igestib1e carbohydmtes include or omcchariW,
resistant starch, and non -staxch p ty ccharides and are
colbcâve@knounnzs6ber |1[ Thehrge
cb&emmcesm
dephyeodpmpemksofcm6ehydrflesmzke8dixuiC

BMC
›s glyceraldehyde, ›is send C mucus atiMd. in
fern different gnnips, giving th• abihty for this C to have
exist in both the D- and the i- forms ]2]. Chir I mrhon
atoms have each of their k›ur ietrahedraJ bon&.
corrected to a dKBmut coup [ 3] ’be chbxla of sugos
and AA aze oo4aazzxofl¿ d grated by tM Div System andzs
namnerf
The most common monosaccharides are the 6•C
al3ohexeiw, which imhide the aidulv•xose o-glucose, ar›d
are usually presenl in their ring structures ca0ed a
pyianose ring rather than in open •clmin statutes (f'-id, I )
{II }. hi oligo• arid polysa ch:iri6rv aJdoperitoses can ocfur
as a S-C ring strm4ure krmwit as a fuianose ring 11{. n-
Goose, considering ali of its combined k›rms', is ih• rrnsi
aburalani monwmaride rim natmaily ams
in nature ] l3]. The rruist abundant Letase is D •ai a•
birio•hexuJuse, kncmm mime cum monly by lx lrivial name,
D-I:m‹-u›Sf [2]. The three trioses include ketose
dihydnixy- acetoi*• arid both enaraiornerk k›rms of
glyceraidehyde
|l't]. £rythrose and threose are examples of letroses, at
QHMW USA H, DM RJM , B 0@M 2 .
[3] .
Gther lypes of monosacchari‹fes irichi‹fe aiditoh, or
puiyoh, which are aidoses or ketoses lhat had their
of a naturally snoring aiditol in piants and other
organisms is D-@nc fitnt knoam commonly ss s
zditol, which is the pru<iuct of the reduciiun of n-gJucme
{1 3]. Absorptiuu and meUbMBm of pol@b very wncmg
type, but most zoe Mz enmd zn iM hinge fintmHne {l5}
Deoxy sirs are missing one or more hydrox/ groups
aiiached io their carbon atnms. such as b-deoxy-i
-manrx›se (r•rharnrmse\ which is comnnrdy dated usth
pectin, 2deorv-o boe, thesu componenl of
DNA, :md B-decx v-*•galzttone (*-fucose), a
ocnnponent of g]you- proleins and gJyco4ipids in cell walls
and mammahan
tells |l3L 14, lB).
blronic acids are sum acids in which the terminal
—CH OH group un&•rgoes Nation lo yñd a cartxmj ie
acer t is . dronr acids tint contrive t» dreary fiber
mclude consiamis of non-dgenibb pol charidu of
plards and argue, such ax D•g}m:merge acid, D•ga1acturcuiic
acid, D-mannurunic acid, and r -guhironic acids [2].
Sugar frmn ihe activated form of gJucuionic acid is
I SO SQ U AT -
mab, and zaduronzt aid Is srrAhe:ued fruon
o•g]u- turcmzc ate after z1 has been
znourpmated into the c:ubo dmte cluin |3)
Disacchnñ&•s
Two monosaccJuride units joined by an acetaJ or ketaJ
linFnge is referred lo as a disacciuride { l$]. A gJycosidic
bed QTS 2 M DM B DNfi Rd 11 4.1
an n -glycosidic lx›nd if the anmnerm hydrcixyl gmup of
th• sugar is in th• n conf@uintion or a §-gJycosidic l>-Grid
ñ ii is un the § con£guration {3}. A g)ycosidic bond is
named according in the position of ihr carbon atom
being linked for emmpb, an e-glycxisi‹fic bond connec-
(F@ 2) {17}. 7’he three most common disaccharides are
maitme, 1aca›se aial xorose {l I}. Maitnse is a reW-irig
sugar tlul is a product of the hydrolysis of starch by th•
enzyme n •amy1ase } l3]. Lactose is a red ring xugar th:il
cansâts ad a a-g}ucusyI zznzt md zn a-D- gzdacfiap asassfi
um ân£ed|v a §-(1,4)gI Micbo»dand â
gesen‹in
mdk aruf milk pradats such as skim mid and whey {l7].
Sucrose is im‹fe up of a give:ose at a fruclose linked by
an a •(1 glycosidic bond {l7]. Contrary to tl*• general
head -to-tail linkage (anmneric carlx›n ainm io carlxin
atom tmaaining a hydruxjd grouP) in ice structure of
linking as o-n-gJucopyramsyl unit and a •D•fructofura-
nosyl uni is in a head-to-head fashion (anomei-ie carbun
atom to anomeiie car mm alom ) making it a non •reMing
sugar {13}. Smose is symtlu•sized ihrough the pcs of
pimtosyrahesis to provide orgy arid carbon atoms for
MP, INT , B SQL Bfe h IQ ISO IN
constituent rix›iuisacnhnride units by the enzymes mahase,
tactile, arid xmcrase, rexpectiveiy {17]. 'flue n -glucusidases
maiam-glucoamyiase arm ximase-isornaiase complex s
iiut are prueni ›n ibe hmm border of the smelt ›nmum
cleave the gjyccsidic bonds in maJlose and erase,
respectively, with rrnsi of lb mihase activity cmirig
from the serase-somaltase compirx {2, l3, l7}. 7W
monosf chari&s lxl resuit from lhe digestion of tiv•sé
disarx:hxrides see res6tly «bsacbed in the small intestine
{18]. Lactose, a §.-gaJantosidase, aha is expressed by
young mammals thal digesl lacteise into its ccmsbtuenl
monosaccharicles thal are subsequently absorbed in the
smart intessne { I, l3}.
trehaJose, celiobiose, and gentiobiose [l7]. 'frehaJose is a
 Minda Azhar
BIOiYtOLCKUL SEL
Karbohldmt, Proteln, dan Enzlm
c‹Yifor, Tiiti r‹fifor UDP Press
'cncrf•if UDP Press P«f«n/, 2076
I (sntii) )ilid; 14 x 2l cm {AS}
2S8 /inf.

BIOMOLEKUL SEL
Karbolzldrat, Protein, dan Enztm
ISBN: 97$-b02- 11?$-1 2-b
L Prin llmiali 2.teori dnii Tvrnpnit
L UNP Press Pndniig

BIOMOLEKUL SEL
Rarbohidrat, Protein, dan Enzim
Hak Cipta dilindungi oleh undanp-undang pada penulis
Hak penecbitan pada UNP from
Penyusun: Dr. Min‹to Arbor, M.Si
Editor isi : Dr. Yi‹›w A/i‹Yn, /\4.Si.
Editor Bahasa: Dru. Elula Siit»iu. M. P‹I
L«vui‹f & Desain Sampul Nasbahry Cuut‹› A Kkairul
hidrolisis selulosa. Kitin merupakan kOITtpOIlRn utama arthopoda
dan rangka luar dari serangga, kepiting, kulit udang. Pada bab ini
juga dibahas polisakarida R temglycan seperti peptidoglikan.

A. Monosakarida dan Turunannya

Monosakarida juga merupakan komponen asam nukleat dan

see awa an ntin dari li id kom leks.

Kadar
glukosa normal di dalam darah kita adalah 100-120 mg/100 mL
darah. Galaktosa terikat glukosa membentuk laktosa. Laktosa
adalah disakarida yang terdapat pada susu.
Secara struktur kimia, inonosakarida adalah polihidioksi
aldehid ataa polihidroksi keton. Monosakarida dapat dikelompok-
kan berdasarkan tipe gugus karbonilnya dam jumlah atom
kmbonnya. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah aldehid maka
dinamakan aldoaa. Jika gugus karbonil monosakarida sebuah keton,
maka dinamakan ketosa. Aldosa dengan tiga, empat, lima, enam
dan tujuh atom karbon berturut-turut dinamakan aldotfiosa,
aldotetrosa, aldopentosa, aldohexosa dan aldoheptosa. Ketosa
dengan tiga, empat, lima, enarn dan tujuh atom karbon berturut-
turut dinamakan ketotriosa, ketotetrosa, ketopentosa, ketohexosa
dan ketoheptosa. Monosakarida paling sederhana mengandung tiga-
karbon. Gliseraldehid adalah sebuah aldotriosa, sedangkan
diJydmxyaceton adalah sebuah ketotriosa. Gula dengan lima
karbon
74 aloMoLnxvL :szL