Anda di halaman 1dari 228

Avertebrata Air

FILUM
PLATYHELMINTHES
Berasal dari Yunani
(platy: pipih dan helminthes: cacing).

Filum Platyhelminthes terdiri atas 4 kelas:


❶ Kelas Turbelaria
❷ Kelas Monogenea
❸ Kelas Trematoda
❹ Kelas Cestoda
Ciri-ciri Filum Platyhelminthes:
■ Simetri bilateral
■ Tubuh pipih dorso-ventral
■ Tidak beruas-ruas
■ Sistem pencernaan tidak lengkap
■ Tidak ada anus
■ Tidak mempunyai rangka
■ Tidak mempunyai sistem pernapasan maupun
sistem peredaran darah
■ Sistem ekskresi protonephridia
■ Reproduksi aseksual dan pada beberapa jenis
seksual
K e l a s T u r be l ari a
Ciri-cirinya:
■ Bentuk tubuhnya lonjong sampai panjang
■ Tubuh dilindungi epidermis bercilia dan mengandung
banyak kelenjar lendir serta rhabdite
■ Mulut di bagian ventral dan mempunyai rongga
pencernaan kecuali ordo Acoela; 3000 spesies
■ Pipih dorso-ventral
■ Tidak mempunyai ruas sejati
■ Ada kalanya pada bagian kepala terdapat tonjolan,
berbentuk tentakel atau pelebaran sisi kepala, disebut
aurikel
■ Warna tubuh biasanya hitam, cokelat atau kelabu,
tetapi beberapa jenis berwarna merah
■ Spesies tertentu berwarna hijau, disebabkan
bersimbiosis dengan ganggang
■ Berukuran 0,5 mm sampai 60 cm, tetapi umumnya
10 mm.
Habitat
■ Sebagian besar Turbelaria hidup di dasar laut,
pada pasir, lumpur, di bawah batu karang dan
ganggang, ada juga spesies yang pelagis
■ Spesies air tawar biasanya dekat substrat; jenis
yang besar mirip lintah kecil baik bentuk
maupun warnanya, sedangkan yang
mikroskopis mempunyai bentuk, ukuran, dan
tingkah laku seperti ciliata
■ Jenis darat selalu terdapat di tempat lembab
■ Pada umumnya fotonegatif, bersembunyi di
bawah batu atau sampah pada siang hari dan
mencari makanan pada malam hari.
Anatomi

■ Tubuh tertutup epidermis dan di bagian ventral mengandung


cilia yang berfungsi untuk merayap
■ Pada lapisan epidermis terdapat banyak sel kelenjar dan
batang-batang kecil yang disebut rhabdoid, rhabdite ini
berfungsi sebagai alat pertahanan atau hancur membentuk
selaput lendir membungkus dirinya sendiri
■ Sel kelenjar menghasilkan lendir untuk melekat, membungkus
mangsa,dan sebagai jejak lendir pada waktu merayap
■ Sel kelenjar terdapat di dalam mesenkhim (parenkhim), dan
mempunyai saluran kecil menembus epidermis
■ Pada bawah dari epidermis terdapat serabut-serabut otot
melingkar, longitudinal, diagonal, dan dorso-ventral hingga
Turbelaria mudah memutar dan meliuk-liuk.
Saluran Pencernaan
■ Sistem pencernaan Turbelaria terdiri atas mulut, pharynx dan
rongga gastrovaskular, disebut enteron atau usus
■ Anus tidak ada
■ Dinding usus hanya terdiri dari satu lapis sel-sel yang terdiri
atas beberapa sel phagocyte dan sel kelenjar
■ Turbelaria kecil memiliki usus yang berbentuk kantong
sederhana
■ Usus pada Turbelaria yang lebih besar mengalami pelebaran
atau percabangan lateral guna memperluas permukaan dinding
usus untuk pencernaan dan penyerapan makanan, dan sebagai
keseimbangan atas ketiadaan sistem transportasi makanan
(sistem peredaran darah).
Asal nama: □Polycladida (banyak percabangan)
□ Tricladida (tiga cabang utama)
□Mulut: tubuler, bersifat musculer, terletak pada
permukaan ventral, kira-kira di pertengahan tubuh.
Mulut dibatasi oleh epithelium dan mempunyai
serabut-serabut otot yang berguna untuk membuka
dan menutup mulut tersebut, pada saat cacing ini
menangkap mangsa dan memakannya.

Rongga gastrovasculer pada planaria terdiri atas


pharynx dan intestinum.
□ Pharynx: terletak di dalam rongga mulut, berbentuk
cylindris, bersifat musculer (berdinding otot).
□ Intestinum: bercabang 3 (tiga), satu cabang ke
anterior dan 2 (dua) cabang lainnya ke
posterior.Tiap-tiap cabang ini bercabang-cabang kecil
di bagian lateral, yang disebut ceca, yang berguna
untuk memperluas permukaan intestinum. Hal ini
sesuai dengan fungsinya untuk pencernaan, absorbsi,
dan penyebaran sari-sari makanan.
Semua jenis Turbelaria adalah carnivor dan memakan
berbagai macam avertebrata kecil dan bangkai.
Umumnya mangsa ditangkap dengan cara melilitnya
dan menyelubunginya dengan lendir, kemudian
meletakkannya ke substrat. Tergantung jenisnya,
mangsa ditelan seluruhnya, sedikit-sedikit ditusuk
dengan pharynx. Sel kelenjar pada enteron
menghasilkan enzim proteolitik untuk
menghancurkan makanan. Makanan yang telah
hancur ditelan oleh sel phagocyte, dan pencernaan
diselesaikan secara intraseluler. Lemak merupakan
cadangan makanan utama.
Sistem Saraf dan Alat Indera
Sistem saraf bervariasi, pada beberapa
jenis acoela yang primitif sistem saraf
berbentuk jala saraf pada coelenterata dan pada
Turbelaria lain mulai tertata menjadi beberapa
pasang benang saraf, yang primitif mempunyai
5 pasang benang saraf, yang lebih tinggi
tingkatannya 4 pasang, dan yang tertinggi
sepasang.
Turbelaria umumnya mempunyai sepasang
bintik mata, tetapi ada kalanya 2 pasang atau
lebih.
Mata berfungsi untuk mendeteksi sinar, dan
kebanyakan Turbelaria bersifat fototaksis
negatif.
Alat indera yang lain adalah sel peraba dan sel
chemoreceptor.
Ekskresi dan Osmoregulasi
Pada acoela, di dalam mesenkhim terdapat
cairan tubuh dan sel ameboid bebas di antara
sel-sel yang tersusun seperti jala. Rongga yang
berisi cairan tubuh tersebut berfungsi sebagai
sistem organ yang sederhana untuk peredaran
makanan, pertukaran gas dan ekskresi.
Sisa metabolisme yang berupa amonia
dikeluarkan dari tubuh Turbelaria dengan cara
difusi melalui permukaan tubuh.
Protonephridia pada Turbelaria lebih banyak berfungsi
sebagai alat osmoregulasi dari pada sebagai alat ekskresi.
Reproduksi
Reproduksi terjadi secara aseksual, seksual atau kedua-
duanya.Turbelaria berkembangbiak secara aseksual dengan
pertunasan atau fission.
Pada beberapa Tricladida air tawar seperti Dugesia pembelahan
melintang tidak menghasilkan rangkaian zooid. Seekor cacing
melekatkan bagian posteriornya ke substrat,sedangkan bagian anteri
terus merayap hingga akhirnya putus,biasanya pada bagian di
belakang pharynx.Kemudian masing-masing potongan tubuh terseb
melakukan regenerasi melengkapi bagian-bagian tubuh yang belum
ada, hingga terbentuk 2 individu baru.
Proses reproduksi aseksual berkaitan erat dengan regeneras
Regenerasi dalam hal ini berarti melakukan penggantian at
perbaikan bagian tubuh yang rusak atau hilang oleh luka at
sebab lain.
Semua Turbelaria hermafrodit.
Klasifikasi
1. Kelas Turbelaria

□ Ordo 1. Acoela.
Panjang 1 - 4 mm;laut;mulut ada kalanya
dengan pharynx sederhana;rongga
pencernaan,gonad dan oviduct tidak
ada;Contohnya Convoluta dan
Pseudaphanostoma.
□ Ordo 2. Catenulida.
Panjang 0,9 – 9 mm, tunggal atau dalam
rangkaian zooid sampai 32 buah. Umumnya di
air tawar yang tergenang, enteron bentuk
kantung sederhana;benang saraf 2
pasang;Catenula dan Stenostomum.
□ Ordo 3. Macrostomida.
Panjang 0,8 – 11 mm;tunggal atau dalam
rangkaian zooid 18 buah;pipih atau
cylindris;laut dan air tawar;enteron kantung
sederhana dan bercilia;pharynx
sederhana;benang saraf lateral
sepasang;Macrostomum dan Microstomum.
□ Ordo 4. Neorhabdocoela.
Panjang 0,3 – 15 mm;tidak berwarna,pucat
atau hijau karena mengandung
zoochlorella;merupakan kelompok besar;
terdapat di laut, air payau dan air
tawar;pharynx bulat;enteron sederhana;benang
saraf sepasang;contohnya Mesostoma dan
Dalyellia.
□ Ordo 5. Temnochepalida.
Hidup komensal atau parasit pada
crustacea,moluska dan kura-kura;permukaan
ventral bagian posterior dilengkapi alat
penempel, dan di bagian anterior terdapat 2
sampai 12 tonjolan seperti jari.
□ Ordo 6. Lecithoepitheliata.
Panjang 6 mm; laut dan air tawar; enteron
sederhana; benang saraf 4 pasang; penis
berbentuk stylet; Porhynchus.

□ Ordo 7. Prolechithophora.
Di laut dan air tawar; pharynx lipat atau bulat;
enteron kantung sederhana; kelenjar kuning
telur tampak jelas;Plagiostomum.
□ Ordo 8. Seriata.
Pharynx plicate;biasanya mempunyai
statocyct;kelenjar kuning telur
banyak;Monocelis.

□ Ordo 9. Tricladida.
Panjang 2 – 500 mm; usus 3 cabang; mulut
dengan belalai; contoh Dugesia(=Euplanaria)
berpigmen;Bipalium di darat.
□ Ordo 10. Polycladida.
Laut;panjang 3 – 200 mm; bentuk oval dan
sangat pipih ada kalanya terdapat sepasang
tentakel di anterior;warna umumnya cerah;
enteron bentuk tabung dengan banyak
percabangan lateral;pharynx plicate;mata
banyak;Leptoplana;Sylochus acapkali
memakan oyster.
2. Kelas Monogenea
Ektoparasit dengan satu inang;ada kalanya di
sekitar mulut terdapat alat penghisap; di ujung
posterior terdapat opisthaptor, telur
sedikit;1.100 spesies. Contohnya
Gyrodactylus.
3. Kelas Trematoda
Dikenal dengan sebutan “flukes”; kebanyakan
sebagai endoparasit,beberapa ektoparasit;
tubuh tertutup kutikula; mempunyai satu atau
dua alat penghisap untuk menempel pada
inang.
□ Subkelas 1. Aspidogastrea
Tidak mempunyai alat penghisap oral,tetapi
pada bagian ventral terdapat sederetan atau
sebuah alat penempel yang besar;endoparasit
pada satu inang; Aspidogaster dan Cotylapsis
pada rongga perikardium kerang air tawar.
□ Subkelas 2. Digenea
Biasanya mempunyai 2 alat penempel,satu di sekitar
mulut dan yang lainnya di ventral; telur banyak;
sebagai endoparasit dengan inang utama vertebrata,
inang antara 1 – 3 terutama pada moluska, juga pada
crustacea dan ikan; Schistosoma mansoni (cacing
darah), Opisthorchis sinensis (cacing hati pada
manusia) dan Fasciola hepatica (cacing hati pada
ternak herbivor);11.000 spesies.
4. Kelas Cestoda
Tubuh pipih,panjang,tertutup kutikula; dewasa
tidak mempunyai alat pencernaan dan alat
indera; endoparasit dengan 2 inang atau lebih,
dewasa pada usus vertebrata; 3.400 spesies.
□ Subkelas 1. Cestodaria
Tubuh tidak bersekat-sekat; tanpa scolex; larva
dengan 10 kait; inang utama ikan laut.

□ Subkelas 2. Eucestoda
Tubuh panjang dan pipih seperti pita; proglotid
4 – 4.000 buah; scolex mempunyai alat
penghisap; larva dengan 6 kait; 1.500 spesies;
11 ordo.
□ Ordo 1. Tetraphyllidea.
Scolex dengan 4 bothridia, ada kalanya terdapat kait;
Phyllobotrium parasit pada ikan hiu.

□ Ordo 2. Cyclophyllidea (Taenioidea).


Scolex dengan 4 alat penghisap, ada kalanya di
tambah kait; termasuk cacing pita pada hewan tingkat
tinggi dan manusia. Lytocestus parvulus pada ikan
lele dumbo dengan cacing Aulophorus dan Dero, dari
subkelas Oligochaeta sebagai inang perantara.
□ Ordo 3. Pseudophyllidea.
Scolex tidak selalu tampak jelas; bothria 6,
beberapa tidak mempunyai alat penghisap;
larva pada copepoda, dewasa pada beberapa
jenis ikan air tawar dan hewan carnivor;
Dibothriocephalus latus, cacing dewasa dapat
mencapai 18 m dengan 4.000 proglotid.
FILUM Annelida
*Annelida (annulus = cincin/segmen; oidos = bentuk).
Annelida adalah binatang yang berbentuk cincin/ bersegmen
pada sepanjang sumbu tubuh anteroposterior. Keadaan ini
disebut metamerisme. Masing-masing segmen disebut
metamere. Segmen terakhir terletak di bagian posterior yang
merupakan segmen termuda. Segmen yang terbaru akan
terbentuk di bagian muka dari segmen terakhir atau disebut
pygidium. Metamerisma terbentuk baik di bagian dalam
maupun di bagian luar tubuh, sehingga semua organ, otot,
pembuluh darah, saraf, alat ekskresi dan gonad terdapat pada
tiap segmen. Sedangkan saluran pencernaan tidak dipengaruhi
metamerisma. Rongga tubuh (coelom mengalami penyekatan
dengan suatu septa atau inter segmental transverse).
Ciri-ciri:
1. Masing-masing ruas disebut metamere.
2.Ruas pertama tubuh = prostamium terdapat otak dan
tidak termasuk segmen (anterior).
3.Ruas terakhir tubuh = pygidium bagian terminal
terdapat anus.
4. Ruas tertua tubuh = berada pada bagian anterior.
5. Pergerakan = - bergerak/berenang dengan cara
undulasi (otot).
- bergerak/beradaptasi dengan alat
gerak burrowing.
Pergerakan dengan menggunakan otot circuler,
longitudinal dan oblicus.
Di dalam tubuh terdapat rongga yang berisi cairan (coelomic fluid). Fungsi
dari cairan coelomic fluid adalah:
- sebagai skeleton hidrolic pada saat terjadinya perubahan bentuk tubuh,
antara lain pada waktu tubuh memanjang, memendek dan membelok.
Saluran pencernaaan Annelida lurus memanjang antero posterior yaitu
sampai ke anus. Usus terletak di tengah-tengah rongga badan dan di sangga
oleh septa longitudinal mesentery. Pencernaaan dilakukan secara ekstra
seluler.
Ekskresi dilakukan oleh organ nephridia ataupun meta nephridia. Organ ini
terdapat satu pasang tiap segmen tubuh. Sistem pembuluh darah adalah
sistem tertutup.
Susunan saraf terdiri dari anterior, dorsal ganglionic atau disebut dengan
otak. Sepasang saraf penghubung anterior mengelilingi saluran pencernaan.
Sepasang saraf jantung yang panjang disebut ganglionic swelling dan
lateral yang terdapat pada tiap segmen.
A. Klasifikasi
Filum Annelida meliputi 3 kelas yaitu:
1. Kelas Polychaeta. Ini merupakan jenis laut
dan lebih primitif dari kelas lainnya.
2. Kelas Oligochaeta. Cacing ini hidup di air
tawar dan di darat (terestrial).
3. Kelas Hirudinea (lintah).
B. Kelas Polychaeta
Cacing ini umumnya hidup di laut dan ada beberapa jenis
hidup di air tawar. Panjang tubuh 5 – 10 cm dengan diameter
tubuh 2 – 10 mm. Warna tubuh sangat menarik: warna merah,
kesumba, hijau dan perpaduan dari beberapa warna tersebut
seperti warna pelangi. Bentuk tubuh metameri sempurna, tiap
segmen terdapat satu pasang parapodia. Parapodia adalah
semacam kaki berbentuk seperti dayung. Pada bagian anterior
tubuh terdapat kepala (peristomium), sedangkan ruas terakhir
terdapat anus.
Polychaeta dibagi atas 2 golongan yaitu:
1. Bentuk errant, yaitu jenis yang dapat bergerak bebas.
2.Bentuk sedentary, yaitu cacing yang tetap tinggal pada
liang/substrat.
Klasifikasi hewan kelas Polychaeta terdiri atas:
1. Sub kelas Errantia: mempunyai somid/ruas yang
banyak kecuali bagian kepala dan anus. Pada
parapodia (pelebaran dinding tubuh di sisi lateral
pada hampir setiap ruas cacing) terdapat acicula dan
setae, pharynx biasanya mempunyai rahang dan
dapat dijulurkan. Hidup bebas merayap ataupun
berenang maupun dalam bentuk terselubung. Sub
kelas ini dibagi atas famili:
a). Aphroditida/tikus laut. Setae panjang dan lebar
menutup tubuh bagian dorsal.
b)Phylodocidae. Parapodia uniramus dan pipih. Cirrus dorsal
dan ventral seperti daun dan bergerak merayap.
c)Tomopteridae. Planktonik, setae tidak ada. Parapodia
berbentuk tonjolan lembut.
d)Eunicidae. Tubuh panjang, pharynx dengan 2 rahang atau
lebih, mata dan antena pada prostomium.
e)Nereidae. Tubuh panjang, pada prostomium terdapat
sepasang palp (tonjolan atau pelebaran dinding tubuh
berbentuk lebar dan pipih sebagai alat indera di bagian anterior
tubuh), sepasang antena dan 2 pasang mata. Pada peristomium
terdapat 4 pasang cirri, pharynx mempunyai 2 buah rahang
besar.
f). Amphinomidae.
g). Hesionidae.
h). Gkyceridae.
i). Alciopidae.
j). Sylidae.
k). Nephtydae.
❶ Sub kelas Sedentaria:
tubuh uumumnya terdiri atas 2 bagian atau lebih yang
ruas-ruasnya berbeda. Parapodia mengecil tanpa
atikula/rumpun setae. Prostomium tidak jelas, kepala
dilengkapi palp, tentakel yang digunakan untuk mengambil
makanan. Hidup di dalam lubang.
Makanan detritus atau plankton.
Familinya terdiri atas:
a). Arenikolidae. Pemakan substrat
Prostomium kecil pada ruas anterior dan posterior tidak
mempunyai parapodia, sedangkan 19 ruas di tengah
mempunyai parapodia. Mempunyai insang
bercabang-cabang.
b) Sabellidae/ Cacing kipas
Hidup menetap pada tabung dari butir-butir pasir
atau membran prostomium berbentuk seperti corong
yang terdiri atas sedikit sampai banyak radiola.
c) Cerpulidae
Cacing menetap pada tabung yang terbuat dari
kapur dan menempel di batu karang, pada cangkang,
ganggang. Mempunyai operculum untuk menutup
tabung, bila mahkota ditarik ke atas.
d). Orbinidae k) Spionidae
e). Megalonidae l)Chaetopteridae
f). Cirratulidae m).Flabeligeridae
g). Ophilidae n).Capitellidae
h). Maldanidae o). Owenidae
i). Pectinariidae p) Ampharetidae
j). Terebellidae q) Sabellidae.
C. Kelas Oligochaeta
Ruas-ruas eksternal dan internal tampak jelas dan
parapodia tidak ada. Tiap ruas terdapat 4 rumpun
setae dan umumnya tidak mempunyai insang kecuali
pada genus Monoecious. Gonad terletak pada
beberapa ruas anterior. Clitellum menghasilkan
kokon, tidak mempunyai stadium larva. Umumnya
cacing ini hidup di air tawar dan tanah lembab,
jumlah spesies 3.100.
Kelas Oligochaeta dibagi atas beberapa ordo:
❶ Lumbriculida
Gonopore (lubang tempat keluarnya telur atau sperma) jantan
dan testis terletak pada ruas yang sama, clitellum mengitari
seluruh ruas reproduktif. Kebanyakan hidup di darat dan hanya
satu famili Lumbriculidae yang di air tawar.
❷ Moniligastrida, yaitu semuanya hidup di darat.
❸ Haplotaxida
Gonopore jantan paling sedikit satu ruas di belakang ruas
yang mengandung testis.
4. Haplotaxina
Mempunyai 2 pasang testis, tiap rumpun setae
berisi 1 atau 2 setae. Hanya famili Haplotaxidae di air
tawar atau semiterrestrial. Haplotaxis di air tawar,
berbentuk seperti benang dengan panjang 10 – 30 cm,
diameter 0,5 – 1,0 mm. Jumlah ruas mencapai 500
buah.
5. Tubificina
Jumlah setae tiap rumpun biasanya satu pasang,
testis dan satu pasang ovari, gonopore jantan terletak
pada ruas di belakang ruas yang berisi testis.
6. Enchyraeidae
Terdapat di wilayah pantai, laut dan di darat,
beberapa spesiesnya berwarna putih.
7. Tubificidae
Hidup di laut dan air tawar, banyak spesies yang
hidup di perairan tergenang dan tercemar bahan
organik.
8. Naididae
Berukuran kecil, panjang kurang dari 25 mm,
akuatik beberapa jenis mempunyai belalai, insang
posterior atau bintik mata, agak transparan.
9. Phreodrilidae
Jumlah spesies sedikit, terdapat di laut, di air
tawar atau sebagai komensal.
10. Lumbricina
Gonopore jantan paling sedikit terletak 2 ruas
di belakang ruas yang mengandung testis. Tiap
rumpun setae berisi 2 helai setae, kebanyakan
di darat dan hanya beberapa spesies di air
tawar.
D. Kelas Hirudinea/Lintah
Tubuh terdiri atas 34 ruas dan secara eksternal terbagi atas
beberapa anuli. Mempunyai alat penghisap anterior dan
posterior, hermaphrodit. Terdapat di laut, air tawar dan darat,
serta banyak spesiesnya yang hidup sebagai parasit.
Kelas Hirudinae terbagi atas beberapa ordo yaitu:
a. Acanthobdellida
Dianggap sebagai peralihan (intermidiate) antara
Oligochaeta dan Hirudinea. Hanya ada satu genus
Acanthobdella dengan satu spesies, hidup sebagai parasit pada
ikan Salmon di Danau Baikal, Siberia, Rusia, Finlandia.
b. Rhynchobdellida
Reproduksi
Reproduksi secara seksual dan semua Oligochaeta
adalah hermaphrodite. Pada ruas anterior terdapat
testis. Kantong telur dan kantong sperma sangat besar
dan mendesak rongga tubuh ke arah posterior.
Reproduksi seksual melibatkan 2 ekor cacing dan
pada saat perkawinan terjadi pertukaran gamet dan
kemudian di simpan dalam spermateka. Telur
dikeluarkan dari gonopore betina dan diluncurkan ke
arah clitelum dan terjadi pembentukan dinding kokon.
Organ kelamin betina, terdiri dari:
-Oviduct, terdapat pada kiri dan kanan septum
ke 14.
-Ovary, pada kiri dan kanan terdapat pada
septum 13.
- Ovisac terdapat pada septum 14.
Parapodia dari Polychaeta yang meliang
(burrowing) tumbuhnya tidak sebaik jenis yang
bergerak bebas. Pada Fanworm dan
kebanyakan cacing sedentary, paling tidak
beberapa setae mengalami modifikasi menjadi
kait dan disebut uncini.
b. Ruas Tubuh

Tubuh Fanworms dibagi atas


thorax dengan sejumlah kecil segmen, perut
(abdomen) yang panjang dengan jumlah
segmen lebih banyak. Thorax dan abdomen
mengandung setae, tetapi susunannya berbeda.
1. Bentuk Rumah

Bentuk dan susunan rumah bervariasi,


Bentuk Rumah yang paling sederhana
terdapat pada cacing Nereis. Rumah terbuat
dari liang berlapis lendir (mucus-lined
burrows) di dalam lumpur atau pasir. Type
rumah terbuat dari butir-butir pasir dengan
lendir sebagai alat perekat.
2. Tubuh dan Bagian Kepala

Jenis bebas, seperti Nereis, Autolytus, Diopatra,


Aphrodite mempunyai kepala yang sempurna (well
developed). Dorsal prostomium mengandung
sepasang mata dan 1-5 antena. Serta terdapat
sepasang palp (anterio lateral) dapat memendek dan
memanjang. Setelah prostomium terdapat
peristomium, merupakan sisi lateral dan ventral dari
mulut. Kepala cacing yang membuat liang
(burrowing), bentuknya runcing dan kecil seperti
kerucut. Appendig dan mata mengecil/tidak ada.
a. Parapodia
Parapodia tampak jelas yaitu
sepasang lateral appendages yang ke luar dari
tiap ruas tubuh. Secara umum parapodium
adalah penjolan dinding tubuh yang lunak dan
sedikit pipih.
c. Integument (kulit) Polychaeta terdiri atas 1 lapis
columnar epithelium yang dilindungi lapisan cuticula
tipis. Cuticula itu bergaris (striated) seperti Diopatra,
berwarna ungu dan hijau. Jenis Chaetopteridae
bercahaya (luminescent) dan bahan ini terdapat pada
lendir yang dihasilkan sel kelenjar ephitel. Lendir
luminescent dari Chaetopterus tersebar dan larut
dalam air, sehingga menimbulkan pewarnaan pada
air.
3. Gerak
Polychaeta bergerak sebagai akibat dari
perpaduan gerak antara parapodia, otot dinding
tubuh (otot longitudinal, sirkuler dan oblicus
serta cairan rongga badan, ditambah dengan
gerakan parapodia yaitu gerak undulasi
(gelombang), sehingga cacing itu dapat
menjalar dan berenang dengan cepat.
Pada Polychaeta penghuni tabung, gerakan
parapodia yang efektif terjadi dalam tabung.
Gerakan dari jenis meliang yang tinggal di
bawah permukaan dan penghuni tabung
sedentary sama seperti gerak cacing tanah.
Cacing yang meliang (burrowing) bentuk
kepala seperti kerucut kecil untuk
memudahkan binatang tersebut masuk ke
dalam lumpur pasir. Jenis Tubicolous dll.
waktu meliang, mengerutkan (retract)
tubuhnya dengan cepat ke dalam
lubang/berlindung terhadap ikan dan predator.
4. Makanan

Ada beberapa cara makan pada Polychaeta


yaitu :
❶ Raptorial feeder
Yang termasuk golongan ini adalah
beberapa jenis errant. Mangsa dari jenis
invertebrata kecil, yaitu dengan
mengeluarkan pharynx atau probosis yang
mengandung gigi atau paruh (jaw) chitin.
Pada cacing meliang (Capitella, Ophelia,
Pectinaria, Arenicola), mengambil bahan
makanan yang tercampur pasir dan lumpur.
Cacing ini mempunyai pharynx pendek yang
dapat dikeluarkan, tidak bergigi, ada kalanya
mengandung papilla. Pharynx yang ke luar
mengambil (menjilat) pasir dan waktu pharynx
ditarik, pasir masuk ke saluran pencernaan.
❷ Ciliary feeder
Semua ciliary feeder termasuk jenis sedentary.
Makanannya adalah plankton, tetapi yang terutama
adalah sampah organik baik yang tenggelam dalam
air maupun yang terakumulasi dalam substrat.
Kecuali famili Chaetopteridae dimana palp atau
organ lain pada peristomium digunakan untuk
mengambil dan mengangkut detritus untuk
makanannya.
5. Saluran Pencernaan
Saluran pencernaan Polychaeta merupakan
tabung lurus di sepanjang badan yakni dari
mulut (anterior) sampai anus pada pigydium.
Terdiri dari mulut, pharynx atau buccal cavity,
esophagus yang pendek, perut, usus, rectum
dan anus. Nereis tidak mempunyai perut. Jadi
esophagus berhubungan langsung dengan anus.
Ephitel yang melapisi perut dan atau usus,
menghasilkan enzym pencernaan. Pencernaan secara
extracelluler. Untuk memperbesar daerah absorpsi,
maka dinding usus berlipat-lipat, melingkar melebar
(evagination) pada saluran atau caeca. Pada Sea
mouse, sepasang lateral caeca bermuara ke usus.
Mula-mula pencernaan terjadi dalam usus dan
seterusnya disalurkan ke dalam caeca. Pada pintu
masuk caecum, terdapat sel ephitel berbentuk
saringan, hingga hanya butiran halus sekali dapat
lolos dari saringan. Pencernaan makanan dan absorbsi
dilakukan di usus. Cacing penghuni tabung, faeses di
buang ke aliran air.
6. Pernapasan
Polychaeta bernafas dengan insang.
Insang berasal dari modifikasi dorsal cirrus
dari parapodium. Polychaeta dengan
metameric sempurna, tiap segment
mengandung insang, kecuali ujung anterior
dan ujung posterior. Aliran air cacing penghuni
liang yaitu melalui tabung dan ke luar ke pasir
atau lumpur. Pada tabung yang buntu (blind
calcareous tube), ke luar dan masuknya air
melalui pintu yang sama. Aliran air ini
dihasilkan oleh special ciliary tractes.
7. Peredaran darah
Pada umumnya susunan darahnya sudah teratur,
yaitu darah selalu berada dalam pembuluh darah
(vessels). Darah mengalir ke arah anterior dalam
dorsal vessel yang terletak di atas saluran
pencernaan. Pada ujung anterior, dorsal vessel
dihubungkan dengan ventral vessel oleh pembuluh
darah yang melingkari saluran pencernaan. Ventral
vessel mengalirkan darah ke posterior di bawah
saluran pencernaan. Pada setiap segmen ventral
vessel terdapat satu pasang percabangan ke arah
propodia, dinding tubuh dan nephridia serta ke arah
ventral instestinal vessel yang digunakan mensuply
darah ke saluran pencernaan.
Pembuluh darah dorsal vessel berkontraksi.
Kontraksi ini disebut pusat pompa atau
jantung. Darah Polychaeta berisi respiratory
pigment yang larut dalam plasma. Cairan darah
tidak berwarna seperti pada Phyllodocids dan
Syllids. Darah berisi sejumlah kecil amebocyte
(setiap sel yang dapat bergerak bebas dengan
menggunakan pseudopodia). Umumnya
pigmen darah adalah haemoglobin, tetapi
chlorocruorin mengandung zat besi, berwarna
hijau terang.
8. Susunan Saraf
Susunan saraf Polychaeta sederhana.
Susunan saraf ini adalah adanya sebuah dorsal
ganglionic mass atau otak. Pada prostomium,
sepasang saraf penghubung mengelilingi
saluran pencernaan anterior dan ventral
nervecord membujur sepasang tubuh cacing.
Ventral nervecord atau ganglia, merupakan
tempat ke luar lateral nerves untuk tiap
segmen. Pada Polychaeta yang probosisnya
dikeluarkan, susunan saraf stomatogastricnya
yang mengatur gerak proboscis atau pharynx.
9. Alat Indra (sense organs)
Alat indera yang utama adalah mata,
nuchal organ dan statocyst. Hanya cacing
errant yang memiliki mata, kecuali Fanworms
(Sabellidae) tetapi kadang-kadang jenis errant
tidak memiliki mata. Letak mata pada
permukaan prostomium dengan jumlah dua,
tiga atau empat pasang. Fungsi mata hanya
sebagai pengenal cahaya (light detection),
kebanyakan Polychaeta phototropic negatif.
Ciri khas Polychaeta adalah adanya
speciallized ciliated sense organ pada segmen.
Namanya berbeda-beda yaitu tergantung pada
bentuk dan letaknya, seperti dorsal organ atau
lateral organ.
Selain speciallized sense organs, seluruh
permukaan tubuh Polychaeta dilengkapi
dengan sel peraba (tactile cells) terutama
diskonsentraksikan pada tonjolan (appendages)
parapodia dan kepala.
10. Excresi (Pembuangan)
Exceretory organ pada Polychaeta ialah
protonephridia atau metanephridia. Ammonia
merupakan principal nitrogenous waste bagi
Polychaeta. Dari cairan rongga badan dan darah ke
nephridial tubule, pembuangan nitrogen berlangsung
secara difusi kemudian dialirkan ke lumen untuk
dibuang ke luar.
Spesies yang hidup di air payau menunjukkan
adanya hubungan erat antara pembuluh darah dengan
nephridia dari pada spesies hidup pada lingkungan
dengan kadar garam lebih tinggi. Pembuangan
nephridial tubule pada ikan air payau merupakan
bukti peranan nephridia sebagai alat kesinambungan
antara air dan kadar garam. Jaringan chloragogen,
coelomocytes dan dinding usus memegang peranan
dalam excresi.
11. Reproduksi Polychaeta
a. Regenerasi
Tentakel, palp dan bagian yang halus lainnya, yang
hilang atau putus akan segera diganti. Beberapa jenis
cacing bahkan melakukan autotomy atau melepaskan
sebagian dari tubuhnya. Misalnya elytra dari scale worm
dan segmen posterior beberapa eunicids (Marphysa dan
Dioparta) apabila diganggu akan dilepaskan, bagian yang
dilepas kemudian akan timbul lagi.
Pada umumnya cacing yang tidak mengalami
diferensiasi, regenerasi dari segmen lebih cepat (baik
membentuk ekor maupun kepala baru). Cacing yang
mempunyai pembagian thorax, abdomen, dan ekor,
regenerasi bagian ekor masih terjadi, tetapi regenerasi
kepala tidak umum.
Reproduksi asexsual terdapat pada beberapa jenis
seperti Syllids, Serplulids, Fanworm dan Spionids yaitu
dengan jalan budding atau melepaskan sebagian tubuhnya.
b. Reproduksi sexsual
Reproduksi sexsual pada umumnya adalah dioecious.
Gonad berbentuk suatu massa gamet yang sedang tumbuh dan
terdapat seperti benjolan peritoneum pada tempat berlainan di
beberapa segmen. Pada beberapa jenis yang hidup errant
bahwa cacing yang matang gonad naik ke permukaan air,
kemudian tubuhnya terkoyak-koyak dan gamet ke luar dari
sobekan dinding tubuhnya. Selanjutnya terjadi external
fertilisasi. Peristiwa demikian disebut dehiscence.
Pada jenis Nereidae, Sillidae dan Eunicidae,
Misalnya pada cacing palolo, reproduksinya dengan
pembentukan epitoke yaitu ruas-ruasnya penuh dengan telur
dan sperma. Merupakan peristiwa (phenomena) reproduksi
yang khas pada Nereids, Syllids dan Eunicids. Epitoky adalah
pembentukan individu reproduktif atau epitoke yang berbeda
dengan bentuk individu non sexsual atau atoke. Perbedaannya
terlihat dari modifikasi seperti perubahan bentuk kepala,
struktur parapodia dan ukuran segmen serta lainnya. Segmen
yang mengandung gamet sering mengalami modifikasi, hingga
tubuhnya terbagi 2 bagian yang sangat berbeda.
* Kegiatan Swarming
Semua Polychaeta yang berbentuk epitoke bereproduksi
secara sexual dan berenang ke permukaan pada waktu
melepaskan telur dan sperma. Tingkah laku yang demikian ini
disebut dengan Swarming. Peristiwanya ditandai oleh
periodicity yang jelas dan bertalian dengan jalannya bulan
(Lunar period). Swarming terjadi bulan Juni, pada awal atau
akhir siklus bulan. Swarming merupakan pesta ikan, burung dan
predator lainnya (termasuk manusia).
Clark dan Hess (1940) telah mengadakan penelitian terhadap
jenis cacing Atlantic palolo, Eunice schemacephala. Cacing itu
tinggal di antara batu karang yang batas surutnya air. Bersifat
phototropic negatif dan ke luar dari liang malam hari untuk
mencari makan.
Cacing yang telah membentuk epitoke akan berenang secara
serentak ke permukaan air pada waktu subuh dan atau petang
hari untuk melepaskan telur dan spermanya. Di pulau Lombok
upacara penangkapan cacing laut jenis Aeaunice siliences dan
Lycidice sp. Pada bulan Februari sampai Maret telur menetas
menjadi larva trochopore yang berenang bebas dan setelah 3 hari
menjadi pos larva. Setelah itu turun ke dasar dan tumbuh
* Proses Embryologi
Setelah terjadi fertilisasi gastrulasi, embryo tumbuh dengan cepat menjadi
larva yang disebut trochophore. Larva trochophore terbagi atas 3 bagian yaitu :

1. Bagian prototrochal. Terdiri dari apical plate dan prototroch Pigidium. Terdiri
2. dari telotroch dan anal
3. Zone pertumbuhan (growth zone). Termasuk semua tubuh larva antara daerah
mulut dan telotroch. Zone pertumbuhan ini akan membentuk semua segment
(trunk segments of the body).
Daerah mulut dan teletroch. Zone pertumbuhan ini akan membentuk semua
segment (trunk segments of the body).
Trochopore adalah larva yang berenang bebas atau sebagai zooplankton.
Selanjutnya trochopore melakukan metamorphose.
1.2 Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani oligos
berarti sedikit dan chaeta berarti duri atau sikat.
Oligochaeta yang umum adalah cacing tanah
Lumbricus terrestris dan cacing rambut atau cacing
sutera Tubifex. Hidup di air tawar, air laut, air payau,
di darat. Spesies akuatik berukuran antara 1-30 mm,
dinding tipis dan transparan. Spesies darat
mempunyai dinding tubuh tebal, panjangnya 5-30 cm.
Ruas-ruas tubuh cacing dewasa mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama, kecuali bagian anterior
dan posterior. Ujung anterior yang sangat kecil
disebut prostomium, tetapi ada juga yang memanjang
seperti belalai. Peristomium merupakan ruas tubuh
yang pertama dan mengandung mulut, ruas terakhir
terdapat anus. Kebanyakan oligochaeta memakan
bangkai dan sampah tanaman. Bernafas dengan cara
difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Alat excresi oligochaeta adalah metanephridium,
terdapat sepasang pada tiap ruas rubuh.
Metanephridium terdiri atas sebuah nephrostome,
semacam corong bercilia dan terletak pada ruas
anterior. Pada ruas berikutnya terdapat lubamg
excresi atau nephridiopore. Urin yang dikeluarkan
mengandung amonia.
Sistem saraf dan alat indera
Otak oligochaeta adalah ganglion supra usovagus,
terletak pada ruas ke 3. Dari otak terdapat 1 pasang
saraf penghubung dan 1 benang saraf ventral dengan
sebuah ganglion di tiap ruas. Pada jenis akuatik
mempunyai 4 pasang saraf lateral pada tiap ruas.
Jenis Oligochaeta tidak mempunyai mata kecuali
pada beberapa jenis akuatik. Sel indera sebagai
photoreceptore dan merupakan phototropi negatif.
Pada dinding tubuh kaya dengan ujung-ujung saraf
sebagai alat peraba.
□ Testis terdapat kiri dan kanan pada septum
10 s/d 11
□ Testis sac kiri dan kanan pada septum 10
□ Sperma teca kiri dan kanan pada septum
9 s/d 10
□ Seminal fesicle kiri dan kanan pada septum
9 s/d 10
□ Seminal funnel kiri dan kanan pada septum
10 s/d 11
□ Sperma duct terdapat pada septum 15
• Ekologi dan Distribusi
Polychaeta menghuni seluruh lautan yang
terdapat di daerah littoral dan di daerah
pasang surut (intertidal zone). Beberapa
Polychaeta dapat hidup pada kadar garam
rendah, terutama Nereids yang telah
beradaptasi pada daerah payau dan muara
sungai, tetapi ada juga yang hidup di air tawar
dan tanah lembab.
1.3 Kelas Hirudinae
● Ciri-ciri
1. Tubuh pipih dorso ventral
2. Mulut terletak pada anteror sucker dan anus pada
posterior sucker
3. Mempunyai annuli 3 - 4 buah tiap ruas
4. Memiliki Clitellum
5. Warna : hitam, hijau pudar, merah bergaris hitam.
6. Jumlah tubuh ruas 34
7. Beberapa ruas anterior bermodifikasi menjadi
anterior sucker dan pada ruas posterior menjadi
posterior sucker
8. Panjang tubuh 1 cm, bahkan ada yang 2 - 5 cm,
sedangkan jenis Hirudo medicinalis panjangnya
30 cm.
Sekitar 75 % jumlah spesies lintah adalah
ektoparasit penghisap darah. Jenis lainnya banyak predator, memangsa
cacing, siput, larva, dan serangga. Termasuk scavenger, pemakan
bangkai. Habitat lintah pada air tawar mengalir dan atau di air tawar
yang tenang, dangkal dan banyak tumbuhannya pada tepi kolam, danau
atau sungai dengan aliran lambat. Hanya beberapa lintah yang hidup di
air deras. Perairan dengan pH rendah tidak disukai lintah. Jenis tertentu
banyak ditemukan pada perairan yang tercemar bahan organik. Jenis
Macrobdella dan Philobdella hidup di rawa-rawa dan sawah dan
merupakan parasit pada kerbau, manusia dan ikan.
Siang hari lintah bersembunyi di bawah batu, sampah atau tumbuhan
air dan malam hari berkeliaran mencari makan. Pada musim hujan
lintah akan bangun dan aktif. Pada abad 19, Hirudo medicinalis
digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menyembuhkan
bengkak, memar, bengkak pada sakit gigi.
Lintah mudah dikenal dari bentuknya yang khas yaitu adanya 2 alat
penghisap, anterior dan posterior succer, sehingga dapat menempel erat
pada kedua ujungnya. Succer posterior lebih besar dari succer anterior.
Lintah tidak mempunyai parapodia dan setae, tetapi mempunyai
clitellum yang menghasilkan kokon. Secara anatomis bentuk semua
lintah sekitar 500 spesies sama, pipih dorso-ventral dan ujung anterior
runcing. Jumlah ruas sejati selalu tetap yaitu 34 ruas.
* Tubuh terdiri atas 5 bagian yaitu :
1. 4 ruas anterior bermodifikasi menjadi kepala,
prostomium mulut dan sucker
2. Preclitellum terdiri dari 4 ruas
3. Vlitellum terdiri dari 3 ruas
4. Badan merupakan bagian tubuh terbesar dan
terdiri dari 12-16 ruas
5. 7 ruas terakhir bermodifikasi menjadi alat
posterior sucker
* Pada dinding tubuh terdapat :
1. Jaringan penghubung
2. Kelenjar integumen yang uniselluler
3. Gerakan undulasi secara vertikal adalah
fungsi otot longitudinal
4. Otot sirculer
5. Otot Oblicus dan otot dorso ventral
6. Otot diagonal, untuk menjaga tekanan
hidrostatik
Mempunyai rongga coclomic yang terdiri dari
jaringan penghubung, chlorogen dan batryoidal.
Insang hanya dijumpai pada jenis Piscicolidae,
sedangkan pada jenis lainnya pertukaran gas melalui
permukaan tubuh.
Alat pencernaan makanan yaitu rongga mulut,
esofagus yang pendek, perut yang panjang dan gastric
caeca dan pharynx berotot yang dilengkapi gigi pada
jenis Gnathobdellida dan Pharyngobdellida.
Mempunyai belalai (probosis, rhynchos = paruh,
moncong). Tidak mempunyai rahang, sistem
peredaran darah terpisah dari sinus rongga tubuh.
Darah tidak berwarna. Hidup di laut dan air tawar.
1. Glossiphonidae
Mempunyai 3 annuli pada tiap ruas,
tubuh pipih dorso ventral. Alat penghisap
anterior kecil, pada yang hidup di air tawar
telur dan anak menempel di bagian ventral
induk. Untuk jenis Hellopdella dan
Glossiphonia memangsa siput dan cacing.
Sedangkan Plakopdella parasit pada ikan,
katak dan kura-kura.
2. Pisciolidae
Bentuk tubuh silindris, umumnya hidup di
laut. Alat penghisap anterior lebih besar, tiap
ruas mempunyai lebih dari 3 annuli. Kokon
dilekatkan pada inang atau substrat. Parasit
pada ikan, jenisnya antara lain Ozobranchus,
Sistobranchus, dan Piscicola.
3. Gnatopdellida
Hidup di air tawar dan di darat,
mempunyai 3 buah rahang. Sedangkan faring
tidak dapat dijulurkan. Darah berwarna
merah. Tiap ruas mempunyai 5 annuli. Ordo
ini di bagi atas famili sbb:
a. Hirudinidae
Mempunyai 5 pasang mata, pada perut
melebar, karena mempunyai beberapa
gastric. Pada jenis Hirudo medicinalis,
Macrobdella dan Haimopsis hidup di lumpur,
air tawar dan parasit pada kuda, sapi, kerbau
dan manusia.
b. Haimadipsidae
Hidup di daratan tropis Asia Tenggara, Australia,
Tasmania, Misalnya Haimadipsa (pacet).

4. Ordo Pharyngobdellida
Pharynx tidak dapat dijulurkan dan tidak mempunyai
gigi. Mempunyai 1 - 2 stylet dan darahnya berwarna
merah. Umumnya hidup di air dan beberapa
diantaranya hidup semiterrestrial. Familinya yang
dikenal adalah Erpobdellidae. Mempunyai 3 - 4
pasang mata dan ada juga tidak mempunyai mata.
Tubuh panjang dan langsing, hidup predator.
Jenis Dina dan Erpobdella memakan Avertebrata
air, ikan dan katak, adakalanya dapat pula menyerang
manusia. Panjang tubuh 100 ml.
Selanjutnya usus dan rectum yang pendek serta
anus di bagian dorsal. Pada umumnya hidup sebagai
ektoparasit yaitu menghisap darah inang, sedangkan
ada pula yang hidup sebagai predator yaitu memangsa
cacing, siput, dan larva serangga. Namun masih ada
juga pemakan bangkai (scavenger). Pada jenis
Helophdella memangsa avertebrata, siput, dan larva
serangga. Namun masih ada juga pemakan bangkai
(scavenger).
Bagi yang menghisap darah tahan berpuasa, bahkan
ada yang tidak makan sampai selama satu setengah
tahun.
Susunan saraf pada lintah lebih baik dibandingkan
dengan jenis annelida lain. Pusat saraf berupa
ganglion besar yang mengelilingi faring, terdapat
pada ruas ke 5 - 6. Dari otak terdapat satu pasang
benang saraf ventral memanjang ke posterior.
Selamat Belajar
Filum Moluska
• Materi Kuliah Avertebrata Air
Moluska
• Molusca berasal dari bahasa Romawi yaitu mollis yang berarti lunak,
• Tidak bersegmen-segmen
• Tubuh simetri bilateral (kecuali torsi)
• Tutup mantel menghasilkan cangkang
• Mempunyai kaki ventral
• Saluran Pencernaan lengkap
• Dalam rongga mulut terdapat rudula (kecuali pelecypoda)
• Mulut berhubungan dengan oesohagus, lambung, usus dan anus
Filum Moluska
• Filum Moluska terdiri atas 8 kelas:
1. Chaetodermomorpha
2. Neomeniomorpha
3. Monoplacophora
4. Polyplacophora
5. Gastropoda
6. Pelecypoda
7. Scaphopoda
8. Cephalopoda
Neomeniomorpha
Chaetodermomorpha

Polyplacophora Monoplacophora
Gastropoda
Cephalopoda

Scaphopoda Pelecypoda
1. KELAS CHAETODERMOMORPHA
1. Bentuk silindris dan tidak mempunyai cangkang.

2. Panjang tubuh 2 mm–14 mm.

3. Tidak mempunyai kaki, dan mantel menutup seluruh tubuh.


4. Seluruh tubuh tertutup sisik yang mengarah
ke
posterior.

5. Sisik tertanam pada kutikula yang


mengandung khitin yang dhasilkan
epidermis
mantel.

6. Hidup sebagi benthos laut di dalam liang


dengan kepala berada di bagian bawah
untuk
memakan sedimen, dan bagian ujung
posterior, mencuat di atas lubang.
7. Pada rongga mantel di ujung posterior terdapat
insang bipectinate.

8. Beberapa spesies tidak mempunyai radula.

9. Terdapat sekitar 70 spesies, dioecious, semuanya


termasuk dalam satu ordo Caudofoveata.
2. KELAS NEOMENIOMORPHA
1.Bentuk tubuh seperti cacing;
tidak memiliki cangkang; kepala
tidak jelas; panjang tubuh 1 mm
sampai 30 cm.
2.Tidak memiliki alat ekskresi
maupun gonoduct, bahkan
Usus
beberapa spesies tidak memiliki Ganglion Gonad
radula. Pericardium

Anus
3.Tubuh agak pipih secara lateral
dan memiliki lekukan ventral.
Mulut
4. Mantel menutup seluruh tubuh Kantung Lekuk kaki
Rongga
radula
kecuali bagian berlekuk. mantel
5. Neomeniomorpha hidup di laut dan biasa terdapat pada koloni
Coelentrata untuk memakan polip-polipnya.
6. Terdapat 180 spesies, semuanya hermafrodit.
3. KELAS MONOPLACOPHORA
1. Bentuk tubuh seperti siput kecil, berukuran 3 mm–3 cm.
2. Tubuh bagian dorsal tertutup sebuah cangkang; pada bagian
ventral terdapat sebuah kaki yang datar dan bundar; bagian
lateral dan posterior kaki dikelilingi rongga mantel yang luas.
3.Saluran pencernaan lengkap; mulut dikelilingi radula; anus di
bagian posterior.
4. Semua jenis merupakan deposit feeder.
5. Reproduksi seksual; dioecious; dan pembuahan eksternal.
4. KELAS POLYPLACOPHORA
1. Dikenal dengan nama chiton, memiliki bentuk tubuh lonjong dan pipih
dorsoventral, panjang tubuh 3 mm–40 cm, berwarna gelap.
2. Di bagian dorsal tubuh terdapat 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti
genting dan dikelilingi mantel tebal yang disebut girdle.
3. Dapat menggulung diri seperti bola sebagai pertahanan diri, atau merayap pada batu karang
yang bersudut-sudut tajam dan runcing.
4. Polyplacophora memakan ganggang dan organisme kecil yang melekat di permukaan batu
dengan cara dikerok memakai radula.
5.Sistem peredaran darah terbuka, jantung terdapat dalam rongga
perikardium.
6. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang nephridia yang besar.
7.Saraf melingkari mulut yang berhubungan dengan 2 pasang
benang saraf ventral, namun tidak berbentuk ganglion.
8. Umumnya bersifat dioecious; pembuahan internal atau eksternal.
Kepala
Mulut

Nephridiopore
Kaki
Insang
Gonopore

Anus
KLASIFIKASI KELAS POLYPLACOPHORA
Ordo 1. Lepidopleurida
Pada bagian cangkang tidak terdapat bagian sisipan atau bila ada tidak memiliki gerigi sisipan.
Contoh: Lepidopleurus dan Hanleya.

Lepidopleurus sp. Hanleya hanley

Ordo 2. Chitonida
Pada keping cangkang terdapat bagian sisipan atau gerigi sisipan. Contoh: Chaetopleura dan
Amicula.

Chaetopleura apiculata Amicula vesita


Kelas Gastropoda
Gastropoda berasal dari kata =
• Gaster : perut
• podos : kaki
Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan
dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki
Ciri-ciri Gastropoda
Merupakan klas yang terbesar dari Phylum Mollusca, dengan ciri-ciri :
✔ Hidup di air laut & air payau
✔ Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui
satu sumbu
✔ Tubuhnya terdiri dari kepala, kaki dan alat pencernaan
✔ Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel
(berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada
lingkungan darat)
✔ Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis
lurus (putaran involut & evolut)
✔ Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) &
Sinistral (berlawanan putaran jarum jam)
Torsi
• Torsi adalah peristiwa memutarnya cangkang, mantel dan massa
visceral sampai 180o terhadap kepala dan kaki; terjadi pada waktu
stadia veliger.
• Zygot menetas menjadi larva trochopor, berkembang menjadi larva
viliger yang telah mempunyai velum bercilia, mata tentakel, kaki dan
angkang serta vesceral mass mengalami torsi yaitu memutar kecuali
kepala dan kaki, torsi berlangsung selama 20 menit-10 hari
• Proses torsi dapat diamati pada perkembangan embrio, mulanya
zygot mentas menjadi larva trochopore dan berkembang menjadi
larva veliger yang bilateria. Akhir stadium veliger terjadi peristiwa
torsi, anus yang semual di ventral posterior menjadi dorsal anterior
• SETELAH MENGALAMI TORSI, TUBUH DAN
CANGKANG ASIMETRI.
• CANGKANG TERDIRI ATAS LAPISAN
PERIOSTRAKUM, PRISMATIK, LAMELA DAN NACRE
(SEPERTI MUTIARA).
• BAGIAN CANGKANG : APEX, APERTUR, SUTURE,
KONDE (ULIR), COLUMELLA-UMBILICUS.
• A, potongan tegak
cangkang Buccinum
dengan bulu-bulu
periostracum;
• B, potongan tegak
cangkang Gibbula
(Trochidae) dengan
beberapa lapisan lamella;
• 1, lapisan prismatik;
• 2, lapisan mutiara;
• 3, periostracum;
• 4 dan 5, lapisan lamella
Morfologi Gastropoda
• Struktur umum morfologi Gastropoda terdiri atas: suture,
posterior canal, aperture, gigi columella, bibir luar, columella,
siphonal, umbillicus.
• Morfologi Gastropoda terwujud dalam morfologi cangkangnya.
Sebagian besar cangkangnya terbuat dari bahan kalsium
karbonat yang di bagian luarnya dilapisi periostrakum dan zat
tanduk
Gastropoda dan
Bagian-bagian
Cangkangnya
Sistem Peredaran Darah Moluska
• PEREDARAN DARAH TERBUKA.
• JANTUNG TERDIRI ATAS SATU ATAU DUA SERAMBI
(AURICLE) DENGAN SATU BILIK (VENTRICLE).
ALIRAN DARAH DARI BILIK - AORTA PENDEK -
ARTERI ANTERIOR KEPALA DAN ARTERI POSTERIOR
VISCERAL - PEREDARAN DARAH TERBUKA (SINUS
DARAH) - KEMBALI MELALUI GINJAL - INSANG
(PERTUKARAN GAS) - SERAMBI JANTUNG - BILIK.
• PIGMEN PERNAFASAN HEMOCYAMIN BERISI CU,
WARNA BIRU PUCAT.
• BERNAFAS DENGAN SEPASANG ATAU SEBUAH INSANG (CTENIDIA), INSANG SEKUNDER,
PERMUKAAN TUBUH, CERATA, RONGGA INSANG.

Dua macam modifikasi pada jalur aliran air


untuk pernafasan sebagai akibat torsi
A. Aliran air keluar melalui lubang dorsal
cangkang.
B.Hilangnya insang kanan dan terbentuknya
aliran air menyilang, anus pindah ke arah air
keluar.
Sistem Syaraf
• Sepasang cerebral ganglian
• Berhubungan dengan saraf mata, tentakel dan statocyst,
sepasang buccal ganglia berhubungan dengan rongga mulut
• Alat indra terdiri mata, tentakel, statocyst sedangkan Osphradia
sebagai chemoreceptor
Berdasarkan makanannya Gastropoda
termasuk hewan:
• MULUT DILENGKAPI RADULA.
• HERBIVORA MEMAKAN LUMUT, RUMPUT LAUT DAN TUMBUHAN
AIR.
• KARNIVORA MEMANGSA AVERTEBRATA AIR DAN IKAN
• SCAVENGER MEMAKAN BANGKAI DAN SAMPAH MEMBUSUK.
• PEMAKAN DEPOSIT (PEMAKAN DETRITUS):
• Deposit feeder adalah hewan yang mendapatkan makananya dengan cara mengumpulkan
partikel kecil berupa detritus beserta mikroorganisme terkecil (bakteri pengurai) yang
mengendap di dasar substrat. Strombus
• Ciliary feeder: Ciliary feeder adalah hewan pemakan plankton dan detritus
dengan cara mengalirkan makanan ke dalam mulut menggunakan cilia.
• EKTOPARASIT, MEMAKAN KARANG : Brachystomia
ENDOPARASIT : Entoconcha PADA TIMUN LAUT.
Gb. Pita Radula
T, tengah; L, lateral; M, marginal

Gb. Gigi Radula Beberapa Jenis Gastropoda


A. Susunan gigi pada seluruh lebar radula (Viviparus)
dengan beberapa deret transversal
B. Satu deret transversal gigi radula pada Busycom
C. Setengah deret transversal dan gigi tengah radula
pada Lymnaea
Gastropoda dilihat dari
Ventral & Dorsal
Klasifikasi
kelas Gastropoda dibagi dalam tiga sub
kelas yaitu :
1. Prosabranchia,
2. Ophistobranchia,
3. Pulmonata.
a. Prosobranchia
Memiliki dua buah insang yang terletak di anterior,
sistem syaraf terpilin membentuk angka delapan,
tentakel berjumlah dua buah. Cangkang umumnya
tertutup oleh operkulum.
Contohnya: Trochus sp
b. Ophistobranchia
Kelompok gastropoda ini memiliki dua buah insang
yang terletak di posterior, nefridia berjumlah satu
buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi
berumah satu. Kebanyakan hidup di laut.
Contohnya: Aplysia sp
c. Pulmonata
Bernapas dengan paru-paru, cangkang berbentuk
spiral, kepala dilengkapi dengan satu atau dua pasang
tentakel, sepasang diantaranya mempunyai mata,
rongga mentel terletak di interior, organ reproduksi
hermaprodit atau berumah satu.
Contohnya: Achatina
A. Prosobranchia
Sub kelas ini dibagi lagi ke dalam tiga ordo yaitu :
1. Archaeogastropoda , Contoh: Acmaea sp
2. Ordo Mesogastropoda, Contoh: Pleurocera sp
3. Ordo Neogastropoda , Contoh: Urosalpinx sp
B. Ophistobranchia C. Pulmonata
Subkelas ini dibagi kedalam delapan ordo yaitu: Sub kelas ini dibagi menjadi dua ordo
1. Cephalaspidea , Contoh: Bulla sp yaitu:

2. Anaspidea, Contoh: Aplysia Sp 1. Stylomatophora, Contoh: Achatina


sp
3. Thecosomata, Contoh: Cavolinia sp
2. Basomatophora, Contoh: Physa sp
4. Gymnosomata, Contoh: Clione sp

5. Nataspidea, Contoh: Umbraculum sp

6. Acochilidiacea, Contoh: Microhedyle sp

7. Sacoglossa, Contoh: Berthelinia sp

8. Nudibranchia, Contoh: Glossodoris


KELAS PELECYPODA (BIVALVIA)

• Kerang, remis dan kijing.


• Umumnya benthos laut litoral, beberapa di
daerah pasang surut dan laut dalam,
sebagian di air tawar.
• Habitatnya dasar yang berlumpur atau
berpasir, beberapa pada substrat yang lebih
keras seperti lempung, batu atau kayu.

Ciri-ciri:
1. Tubuh dan kaki piph dorso ventral
2. Seluruh tubuh ditutupi mantel
3. Dua keping cangkang berhubungan dibagian dorsal pada hinge
ligament dengan puncak cangkang disebut umbo
4. Terdapat garis-garis pada cangkang di sebut dengan garis
pertumbuhan
5. Bentuk, ukuran dan warna cangkang bermacam macam digunakan
untuk identifikasi spesies
6. Cangkang terkecil dari famili spaeriidae, ukuran 2 mm dan cangkang
terbesar adalah Tridacna, ukuran 120 cm
Ensis
Mya

Ensis
Teredo

Nucula Venus
Pholas

Pecten

Tagelus

Ostrea
Umumnya meliang, sebagian menempel sebagai epifauna, pengebor, bebas dan
berenang. Kaki diadaptasikan untuk membuat liang.

Jenis primitif dapat menghilang ke dalam lumpur dengan cepat (Nacula & Solemnya).
Gerak kaki dipengaruhi oleh kombinasi tekanan darah dan otot.

Ada yang berjalan dengan melompat (Cardium), berenang sambil menyemprotkan air
(Lima & Pecten).

Pada beberapa jenis, sol kaki menghilang. Mytilidae menempel pada batu dan benda
lain dengan bantuan benang byssal (mengeras jika di dalam air laut) yang dihasilkan
oleh kelenjar kaki.
Pecten
Ostrea
Mytilus
Air Laut

Pholas
Ensis Yodia
Nucula Venus
Mya
Batu Tagelus Kayu
Pasir atau
Lumpur

Gambar Posisi berbagai jenis Pelecypoda dalam habitatnya


Tagelus
p.a.m
Hinge
Sifon
Inh Sifon Exh sifon Umbo
Air
Anterior
Lumpur
a.a.m Kaki Tali bisus
Kaki
dijulurkan Kaki
Liang
Mytilus Anodonta

Tagelus, terdapat di daerah pasang surut berpasir; B. Mytilus,


kerang hijau; C.Anodonta, bentuk luar dengan kaki dijulurkan

Mytilus Anodonta

Tagelus,
Perbedaan Kelas Pelecypoda dengan Filum Brachiopoda
Tubuh pipih secara lateral, tertutup mantel dan 2 keping cangkang yang dihubungkan dengan
sendi engsel (hinge ligamen).Tidak mempunyai kepala dan radula.

Sendi engsel luar

Sendi engsel
dalam
cangkang
a

Otot
aduktor

b
a. Taxodonta

Gambar Tipe Gigi Engsel, a. Taxodonta, b.Isodonta, c. Schizodonta


Anatomi Tubuh Pelecypoda
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian yang paling tua. Garis-garis
melingkar sekitar umbo menunjukkan pertumbuhan cangkang. Bentuk, ukuran dan
hiasan cangkang bervariasi. terkecil 2mm (FAMILI SPHAERIIDAE) dan terbesar
120 cm (Tridacna).
Cangkang terdiri atas 3 lapisan. Pada dasarnya semua pelecypoda
dapat menghasilkan mutiara karena seluruh epitel mantel
menghasilkan nacre.

Periostracum Lipatan Mantel Luar Periostracum


Lipatan Mantel
Tengah
Nacre Prismatic Layer
Epitel
Mantel Palial
Nacre Layer
Muscle
Nacre Secroting
Sel Lendir Lipatan Cells
Mantel
Dalam
Gambar Potongan Melintang
Gambar Cangkang dan Mantel Pelecypoda
Cangkang dan Mantel Kerang Air Tawar
Proses pembentukan cangkang dalam tubuh Moluska

Media eksternal Mantel Cairan ekstrapalial Cangkang

metab

Protein Protein
Mucopolysoc Mucopolysoc
Cangkang

Parasite
Epitel Mantel
Mantel

Mutiara
A. B. C.

Gambar Pembentukan Mutiara, A. Suatu parasit tersangkut di antara cangkang dan


epitel mantel; B. Parasit hampir seluruhnya terbungkus kantung yang terbentuk dari
epitel mantel penghasil lapisan melingkar zat mutiara; C. Lapisan mutiara yang
cukup tebal menyelimuti parasit sehingga tidak membahayakan kerang (Buchsbaum,
1948)
Pelecypoda memiliki insang sepasang yang sangat lebar. Jika ada
yang 2 pasang maka itu adalah pelipatan insang asli, berfungsi sebagai
alat pernafasan dan penyaring makanan. Insang membagi rongga
mantel menjadi 2 bagian, yaitu bagian ventral yang luas dan bagian
dorsal yang lebih kecil. Pembagian sub kelas didasarkan pada tipe
insang.

Pericardial Coelom
Rectem Exhalant
Shell Bladder
Ventricle Chamber
Auricle
Glandular
part of
Foot nephridium Foot
Septum
Gill Gill
Foot
Intestine Gonad
Auricle

A. Protobranchia B. Lamellibranchia C. Septibranchia

Gambar Potongan Melintang Bivalva


Sistem sirkulasi air pada jenis primitif: air masuk dari anterior
keluar dari posterior. Pada jenis yang lain, air masuk melalui
lubang (sifon) air masuk di posterior dan keluar melalui lubang
(sifon) air keluar juga di posterior. Untuk efisiensi keluar masuknya
air, tempat-tempat yang tidak berguna tertutup oleh mantel atau
mantel mengelilinginya hingga membentuk sifon, yang pendek-
panjang dan kontraktil.
Sistem Pencernaan
Makanan masuk bersama aliran air masuk. Butir-butir makanan
diseleksi oleh cilia dan disaring oleh pori-pori pada filamen insang.
Oleh cilia dialirkan ke alur ventral - menuju anterior - diseleksi oleh
palp - mulut - lambung - usus - rektum - anus.
Pelecypoda merupakan filter feeder memakan plankton,
terutama fitoplankton; carnivor dan scavenger memakan
crustacea kecil dan cacing.

Otot adductor
anterior Otot adductor
posterior

Lubang air
keluar
Mulut

Posterior
Anterior Palp

Lubang air
masuk

Gambar Pelecypoda sebagai ciliary feeder


Sistem peredaran darah terbuka -- darah dari jantung ke sinus organ,
ginjal, insang dan kembali ke jantung.

Sistem syaraf –- berupa statocyst yang terletak pada kaki dekat ganglion
kaki. Terdapat ocelli untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya.

Anterior aorta Posterior aorta


Bilik
Pericardial cavity
Serambi

Perut Usus Rektum

Ginjal Head
ganglion Visceral
Kaki ganglion
Vein Insang
Mantel
Mantle Artery
Foot ganglion
Reproduksi seksual, umumya dioecious, kopulasi tidak ada,
pembuahan di luar atau di dalam, beberapa mengerami telur
(Ostrea dan Anodonta).

Pelecypoda laut dengan pembuahan di luar, telur menetas


menjadi trochophore dan veliger yang berenang bebas.

Glochidium dari
Anodonta

Female Clam
Young clams on Lasidium
Bottom
A. Diagram Daur Hidup Kerang Air Tawar Anodonites

B. Penutupan Glochidia oleh Epitel Insang Ikan


Haustoria dari
Mutela

C. Glochidia dalam Filamen Insang Ikan


Daur Hidup Pelecypoda
Larva Pelecypoda yang hidup pada insang ikan
CEPHALOPODA
• Cephalopoda (cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca
yang berkaki di kepala.
• Kecuali Nauntilus, keluara Cephalopoda tidak bercangkok
luar.
• Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2
tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.
• Gurita memiliki 8 tentakel, berfungsi untuk berenang dan
menangkap mangsa
• Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan.
• Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak.
Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat.
• Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang
berfungsi sebagai kemudi.
• sebelah sifon terdapat kelenjar tinta, warna hitam,
mengandung pigmen melanin.
• Fungsi : melindungi diri, dalam keadaan bahaya
cumi-cumi menyemprotkan tinta ke luar sehingga air
menjadi keruh, cumi-cumi dapat meloloskan diri dari
lawan.
• Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di
rongga mantel.
• Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal.
• Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan
gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring,


kerongkongan, lambung, usus buntu, usus, anus, dan
kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan
pankreas
• Sistem saraf sudah tinggi dan terjadi pemusatan semua ganglia yang
membentuk suatu otak yang mengelilingi oesophagus dan dilindungi suatu
kapsul dari tulang rawan
• Warna kulit seperti biru, ungu dan coklat yang disebabkan oleh
choromatophore dalam kulit
• Semua cephalopoda kecuali nautilus terdapat kantong tinta yang bermuara
dalam rektum dekat anus, apabila dalam bahaya cairan tinta dikeluarkan
melalui anus dan disemprotkan melalui sifon sehingga air disekitar menjadi
gelap
• Bergerak dengan menyemprotkan dari rongga mantel ke corong sifon
dengan cepat, keluar dan masuknya air adalah pengaruh gerakan otot
melingkar dan otot membujur pada mantel.
• Berenang mundur lebih cepat dari pada maju, karena sifon dapat di arahkan
baik ke anterior maupun posterior
• Bernafas dengan sepasang atau dua pasang insang
• Ingsang berfungsi untuk menyediakan oksigen untuk
pernafasan dan tenaga gerak aliran air dalam rongga mantel
• Pada jenis Vampyroteuthis insang berdegenerasi dan pertukaran
gas melalui seluruh permukaan tubuh.
• Peredaran darah cephalopoda tertutup
• Darah pada filamen insang mengalir melalui pembuluh darah kapiler
• Darah dari ventrikel dipompa keseluruh tubuh melalui aorta anterior, aorta
posterior dari organ dan jaraingan melalui vena
• Darah mengalir ke sepasang nephridia, selanjutnya ke sepasang jantung
insang yang memompa darah ke insang
• Darah yang dari insang berisi oksigen kembali ke serambi jantung, jantung
insang merupakan jantung tambahan, fungsinya untuk menaikkan tekanan
darah dan mempercepat aliran darah dari ginjal ke insang, sehingga
cephalopoda mampu berenang dengan cepat
• Alat indra sususnannya sudah seperti hewan vertebrata
• Statocyt terletak dekat otak, berfungsi sebagai alat
keseimbangan koordinasi terhadap perubahan gerak
• Termasuk hewan karnivore dan mempunyai radula, mempunyai
rahang (jaw) yang kuat untuk mengonyak dan menggigit
mangsa, sedangkan tangan atau tentakel untuk menangkap
mangsa, dibagian dalam tentakel mempunyai alat pengisap,
sehingga mangsa tidak mudah lepas
• Reproduksi secara sexual dan termasuk dioceous
• Sperma dihasilkan oleh testes, di alirkan ke seminal vesicle dan
di bungkus dalam kapsul spematophore dan disimpan didalam
kantong needamsac
• Salah satu tentakel cumi yaitu hactocotylus arm, berfungsi
untuk memindahkan spermatophore dari kantong needam ke
dinding rongga mantel betina didekat oviduct. Sperma disimpan
dalam tubuh
• Telur mempunya kuning telur banyak
• Jumlah telur yang dihasilkan 100-1500 butir
• Telur yang telah dibuahi dikeluarkan dari rongga mantel,
diambil dengan tentakel dan diletakkan pada substrat
• Diamater telur dapat mencapai 20 mm
• Tidak ada fase larva, telur menetas menjadi anak
Nautilus
Loligo ( cumi-cumi )

Sotong ( Sepia )
KELAS SCAPHOPODA
❑Disebut “tusk-shells” atau siput taring,
karena bentuk cangkangnya mirip taring
gajah atau taring pada umumnya.

❑Cangkang terbuka pada kedua


ujungnya, hidup dengan membenamkan
diri pada substrat pasir atau lumpur
yang bersih di laut dangkal, tetapi
beberapa spesies terdapat pada
kedalaman 1850 m.

❑Umumnya cangkang berwarna putih


atau kekuningan, di Asia Tenggara
cangkangnya berwarna hijau cemerlang.
❑Panjang cangkang :
* umumnya : 3-6 cm
* Cadulus mayori di lepas pantai Florida : 4 cm
* Dentalium vernedei di Jepang mencapai : 15 cm
Fosil Dentalium mempunyai panjang 30 cm & diameter 3 cm

❑ Kaki dan kepala scaphopoda yang kecil atau berbentuk


probosis tersembul pada aperture anterior yang lebih
besar.

❑ Pada kepala terdapat mulut dan captacula; tetapi tidak ada


mata dan tentakel sebagai alat indera.

❑ Captacula berbentuk filamen yang kontraktil, dan pada tiap


ujungnya terdapat pentolan yang adhesif.
❑ Captacula berfungsi untuk menangkap makanan (sebagai
deposit feeder).

❑ Partikel makanan yang kecil-kecil dialirkan oleh cilia


sepanjang filamen ke mulut, sedangkan partikel besar
ditangkap dengan pentolannya dan langsung dimasukkan
ke mulut.

❑ Makanannya : organisma mikroskopis, terutama


foraminifera yang berada disekitarnya.

❖ Rongga mulut dilengkapi rahang dan radula; pencernaan ekstraseluler; sisa


pencernaan dibuang melalui aperture posterior.

❖ Rongga mantel luas, terletak sepanjang tepi ventral.

❖ Aperture posterior berfungsi sebagai aliran air masuk dan keluar.


Anatomi Tubuh Scaphopoda
❖ Pertukaran gas terjadi melalui permukaan mantel.
❖ Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah dan tidak
mempunyai jantung.
❖ Sistem syaraf ganglion, dan tidak terpusat. Sistem ekskresi
terdiri atas sepasang nephridia; nephridiophore terletak
dekat anus.
• Semua scaphopoda dioecious, telur atau sperma keluar melalui
nephridia kanan, dan keluar tubuh melalui aperture posterior.
• Pembuahan eksternal; hasil pembuahan ialah larva trochophore
yang berenang bebas, menjadi veliger yang simetri bilateral.
❖ Metamorfosa menjadi anak scaphopoda terjadi secara bertahap, disertai
perpanjangan tubuh.

❖ Terdapat 350 spesies hidup & 300 spesies fosil, dibagi dalam dua ordo
atas jumlah dan bentuk captacula, serta bentuk kaki.
Terima Kasih
Filum Moluska
KLAS PELECYPODA
KELAS PELECYPODA (BIVALVIA)

• Kerang, remis dan kijing.


• Umumnya benthos laut litoral, beberapa di
daerah pasang surut dan laut dalam,
sebagian di air tawar.
• Habitatnya dasar yang berlumpur atau
berpasir, beberapa pada substrat yang lebih
keras seperti lempung, batu atau kayu.

Ciri-ciri:
1. Tubuh dan kaki piph dorso ventral
2. Seluruh tubuh ditutupi mantel
3. Dua keping cangkang berhubungan dibagian dorsal pada hinge
ligament dengan puncak cangkang disebut umbo
4. Terdapat garis-garis pada cangkang di sebut dengan garis
pertumbuhan
5. Bentuk, ukuran dan warna cangkang bermacam macam digunakan
untuk identifikasi spesies
6. Cangkang terkecil dari famili spaeriidae, ukuran 2 mm dan cangkang
terbesar adalah Tridacna, ukuran 120 cm
En Mya
si
s

Ensis
Teredo

Nucula Venus
Ph
Pecten
ola
s

Tagelus

Ostrea
Umumnya meliang, sebagian menempel sebagai epifauna, pengebor, bebas dan
berenang. Kaki diadaptasikan untuk membuat liang.

Jenis primitif dapat menghilang ke dalam lumpur dengan cepat (Nacula & Solemnya).
Gerak kaki dipengaruhi oleh kombinasi tekanan darah dan otot.

Ada yang berjalan dengan melompat (Cardium), berenang sambil menyemprotkan air
(Lima & Pecten).

Pada beberapa jenis, sol kaki menghilang. Mytilidae menempel pada batu dan benda
lain dengan bantuan benang byssal (mengeras jika di dalam air laut) yang dihasilkan
oleh kelenjar kaki.
Pecten
Ostrea
Mytilus
Air Laut

Pholas
Ensis Yodia
Nucula Venus
Mya
Batu Tagelus Kayu
Pasir atau
Lumpur

Gambar Posisi berbagai jenis Pelecypoda dalam habitatnya


Tagelus
p.a.m
Hinge
Sifon
Inh Sifon Exh sifon Umbo
Air
Anterior
Lumpur
a.a.m Kaki Tali bisus
Kaki
dijulurkan Kaki
Liang
Mytilus Anodonta

Tagelus, terdapat di daerah pasang surut berpasir; B. Mytilus,


kerang hijau; C.Anodonta, bentuk luar dengan kaki dijulurkan

Mytilus Anodonta

Tagelus,
Perbedaan Kelas Pelecypoda dengan Filum Brachiopoda
Tubuh pipih secara lateral, tertutup mantel dan 2 keping cangkang yang dihubungkan dengan
sendi engsel (hinge ligamen).Tidak mempunyai kepala dan radula.

Sendi engsel luar

Sendi engsel
dalam
cangkang
a

Otot
aduktor

b
a. Taxodonta

Gambar Tipe Gigi Engsel, a. Taxodonta, b.Isodonta, c. Schizodonta


Anatomi Tubuh Pelecypoda
Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian yang paling tua. Garis-garis
melingkar sekitar umbo menunjukkan pertumbuhan cangkang. Bentuk, ukuran dan
hiasan cangkang bervariasi. terkecil 2mm (FAMILI SPHAERIIDAE) dan terbesar
120 cm (Tridacna).
Cangkang terdiri atas 3 lapisan.
Pada dasarnya semua pelecypoda
dapat menghasilkan mutiara karena seluruh epitel mantel
menghasilkan nacre.

Periostracum Lipatan Mantel Luar Periostracum


Lipatan Mantel
Tengah
Nacre Prismatic Layer
Epitel
Mantel Palial
Nacre Layer
Muscle
Nacre Secroting
Sel Lendir Lipatan Cells
Mantel
Dalam
Gambar Potongan Melintang
Gambar Cangkang dan Mantel Pelecypoda
Cangkang dan Mantel Kerang Air Tawar
Proses pembentukan cangkang dalam tubuh Moluska

Media eksternal Mantel Cairan ekstrapalial Cangkang

metab

Protein Protein
Mucopolysoc Mucopolysoc
Cangkang

Parasite
Epitel Mantel
Mantel

Mutiara
A. B. C.

Gambar Pembentukan Mutiara, A. Suatu parasit tersangkut di antara cangkang dan


epitel mantel; B. Parasit hampir seluruhnya terbungkus kantung yang terbentuk dari
epitel mantel penghasil lapisan melingkar zat mutiara; C. Lapisan mutiara yang
cukup tebal menyelimuti parasit sehingga tidak membahayakan kerang (Buchsbaum,
1948)
Pelecypoda memiliki insang sepasang yang sangat lebar. Jika ada
yang 2 pasang maka itu adalah pelipatan insang asli, berfungsi sebagai
alat pernafasan dan penyaring makanan. Insang membagi rongga
mantel menjadi 2 bagian, yaitu bagian ventral yang luas dan bagian
dorsal yang lebih kecil. Pembagian sub kelas didasarkan pada tipe
insang.

Pericardial Coelom
Rectem Exhalant
Shell Bladder
Ventricle Chamber
Auricle
Glandular
part of
Foot nephridium Foot
Septum
Gill Gill
Foot
Intestine Gonad
Auricle

A. Protobranchia B. Lamellibranchia C. Septibranchia

Gambar Potongan Melintang Bivalva


Sistem sirkulasi air pada jenis primitif: air masuk dari anterior
keluar dari posterior. Pada jenis yang lain, air masuk melalui
lubang (sifon) air masuk di posterior dan keluar melalui lubang
(sifon) air keluar juga di posterior. Untuk efisiensi keluar masuknya
air, tempat-tempat yang tidak berguna tertutup oleh mantel atau
mantel mengelilinginya hingga membentuk sifon, yang pendek-
panjang dan kontraktil.
Sistem Pencernaan
Makanan masuk bersama aliran air masuk. Butir-butir makanan
diseleksi oleh cilia dan disaring oleh pori-pori pada filamen insang.
Oleh cilia dialirkan ke alur ventral - menuju anterior - diseleksi oleh
palp - mulut - lambung - usus - rektum - anus.
Pelecypoda merupakan filter feeder memakan plankton,
terutama fitoplankton; carnivor dan scavenger memakan
crustacea kecil dan cacing.

Otot adductor
anterior Otot adductor
posterior

Lubang air
keluar
Mulut

Posterior
Anterior Palp

Lubang air
masuk

Gambar Pelecypoda sebagai ciliary feeder


Sistem peredaran darah terbuka -- darah dari jantung ke sinus organ,
ginjal, insang dan kembali ke jantung.

Sistem syaraf –- berupa statocyst yang terletak pada kaki dekat ganglion
kaki. Terdapat ocelli untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya.

Anterior aorta Posterior aorta


Bilik
Pericardial cavity
Serambi

Perut Usus Rektum

Ginjal Head
ganglion Visceral
Kaki ganglion
Vein Insang
Mantel
Mantle Artery
Foot ganglion
Reproduksi seksual, umumya dioecious, kopulasi tidak ada,
pembuahan di luar atau di dalam, beberapa mengerami telur
(Ostrea dan Anodonta).

Pelecypoda laut dengan pembuahan di luar, telur menetas


menjadi trochophore dan veliger yang berenang bebas.

Glochidium dari
Anodonta

Female Clam
Young clams on Lasidium
Bottom
A. Diagram Daur Hidup Kerang Air Tawar Anodonites

B. Penutupan Glochidia oleh Epitel Insang Ikan


Haustoria dari
Mutela

C. Glochidia dalam Filamen Insang Ikan


Daur Hidup Pelecypoda
Larva Pelecypoda yang hidup pada insang ikan
CEPHALOPODA
• Cephalopoda (cephale : kepala, podos : kaki) adalah Mollusca
yang berkaki di kepala.
• Kecuali Nauntilus, keluara Cephalopoda tidak bercangkok
luar.
• Cumi-cumi dan sotong memiliki 10 tentakel yang terdiri dari 2
tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek.
• Gurita memiliki 8 tentakel, berfungsi untuk berenang dan
menangkap mangsa
• Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan.
• Di depan kepala terdapat mata yang besar dan tidak berkelopak.
Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat.
• Masih di dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang
berfungsi sebagai kemudi.
• sebelah sifon terdapat kelenjar tinta, warna hitam,
mengandung pigmen melanin.
• Fungsi : melindungi diri, dalam keadaan bahaya
cumi-cumi menyemprotkan tinta ke luar sehingga air
menjadi keruh, cumi-cumi dapat meloloskan diri dari
lawan.
• Hewan ini bernafas dengan insang yang terdapat di
rongga mantel.
• Sedangkan ekskresi dilakukan dengan ginjal.
• Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan
gonad yang terletak dekat ujung rongga mantel.

Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring,


kerongkongan, lambung, usus buntu, usus, anus, dan
kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah, hati dan
pankreas
• Sistem saraf sudah tinggi dan terjadi pemusatan semua ganglia yang
membentuk suatu otak yang mengelilingi oesophagus dan dilindungi suatu
kapsul dari tulang rawan
• Warna kulit seperti biru, ungu dan coklat yang disebabkan oleh
choromatophore dalam kulit
• Semua cephalopoda kecuali nautilus terdapat kantong tinta yang bermuara
dalam rektum dekat anus, apabila dalam bahaya cairan tinta dikeluarkan
melalui anus dan disemprotkan melalui sifon sehingga air disekitar menjadi
gelap
• Bergerak dengan menyemprotkan dari rongga mantel ke corong sifon
dengan cepat, keluar dan masuknya air adalah pengaruh gerakan otot
melingkar dan otot membujur pada mantel.
• Berenang mundur lebih cepat dari pada maju, karena sifon dapat di arahkan
baik ke anterior maupun posterior
• Bernafas dengan sepasang atau dua pasang insang
• Ingsang berfungsi untuk menyediakan oksigen untuk
pernafasan dan tenaga gerak aliran air dalam rongga mantel
• Pada jenis Vampyroteuthis insang berdegenerasi dan pertukaran
gas melalui seluruh permukaan tubuh.
• Peredaran darah cephalopoda tertutup
• Darah pada filamen insang mengalir melalui pembuluh darah kapiler
• Darah dari ventrikel dipompa keseluruh tubuh melalui aorta anterior, aorta
posterior dari organ dan jaraingan melalui vena
• Darah mengalir ke sepasang nephridia, selanjutnya ke sepasang jantung
insang yang memompa darah ke insang
• Darah yang dari insang berisi oksigen kembali ke serambi jantung, jantung
insang merupakan jantung tambahan, fungsinya untuk menaikkan tekanan
darah dan mempercepat aliran darah dari ginjal ke insang, sehingga
cephalopoda mampu berenang dengan cepat
• Alat indra sususnannya sudah seperti hewan vertebrata
• Statocyt terletak dekat otak, berfungsi sebagai alat
keseimbangan koordinasi terhadap perubahan gerak
• Termasuk hewan karnivore dan mempunyai radula, mempunyai
rahang (jaw) yang kuat untuk mengonyak dan menggigit
mangsa, sedangkan tangan atau tentakel untuk menangkap
mangsa, dibagian dalam tentakel mempunyai alat pengisap,
sehingga mangsa tidak mudah lepas
• Reproduksi secara sexual dan termasuk dioceous
• Sperma dihasilkan oleh testes, di alirkan ke seminal vesicle dan
di bungkus dalam kapsul spematophore dan disimpan didalam
kantong needamsac
• Salah satu tentakel cumi yaitu hactocotylus arm, berfungsi
untuk memindahkan spermatophore dari kantong needam ke
dinding rongga mantel betina didekat oviduct. Sperma disimpan
dalam tubuh
• Telur mempunya kuning telur banyak
• Jumlah telur yang dihasilkan 100-1500 butir
• Telur yang telah dibuahi dikeluarkan dari rongga mantel,
diambil dengan tentakel dan diletakkan pada substrat
• Diamater telur dapat mencapai 20 mm
• Tidak ada fase larva, telur menetas menjadi anak
Nautilus
Loligo ( cumi-cumi )

Sotong ( Sepia )
KELAS SCAPHOPODA
❑Disebut “tusk-shells” atau siput taring,
karena bentuk cangkangnya mirip taring
gajah atau taring pada umumnya.

❑Cangkang terbuka pada kedua


ujungnya, hidup dengan membenamkan
diri pada substrat pasir atau lumpur
yang bersih di laut dangkal, tetapi
beberapa spesies terdapat pada
kedalaman 1850 m.

❑Umumnya cangkang berwarna putih


atau kekuningan, di Asia Tenggara
cangkangnya berwarna hijau cemerlang.
❑Panjang cangkang :
* umumnya : 3-6 cm
* Cadulus mayori di lepas pantai Florida : 4 cm
* Dentalium vernedei di Jepang mencapai : 15 cm
Fosil Dentalium mempunyai panjang 30 cm & diameter 3 cm

❑ Kaki dan kepala scaphopoda yang kecil atau berbentuk


probosis tersembul pada aperture anterior yang lebih
besar.

❑ Pada kepala terdapat mulut dan captacula; tetapi tidak ada


mata dan tentakel sebagai alat indera.

❑ Captacula berbentuk filamen yang kontraktil, dan pada tiap


ujungnya terdapat pentolan yang adhesif.
❑ Captacula berfungsi untuk menangkap makanan (sebagai
deposit feeder).

❑ Partikel makanan yang kecil-kecil dialirkan oleh cilia


sepanjang filamen ke mulut, sedangkan partikel besar
ditangkap dengan pentolannya dan langsung dimasukkan
ke mulut.

❑ Makanannya : organisma mikroskopis, terutama


foraminifera yang berada disekitarnya.

❖ Rongga mulut dilengkapi rahang dan radula; pencernaan ekstraseluler; sisa


pencernaan dibuang melalui aperture posterior.

❖ Rongga mantel luas, terletak sepanjang tepi ventral.

❖ Aperture posterior berfungsi sebagai aliran air masuk dan keluar.


Anatomi Tubuh Scaphopoda
❖ Pertukaran gas terjadi melalui permukaan mantel.
❖ Sistem peredaran darah berupa sistem sinus darah dan tidak
mempunyai jantung.
❖ Sistem syaraf ganglion, dan tidak terpusat. Sistem ekskresi
terdiri atas sepasang nephridia; nephridiophore terletak
dekat anus.
• Semua scaphopoda dioecious, telur atau sperma keluar melalui
nephridia kanan, dan keluar tubuh melalui aperture posterior.
• Pembuahan eksternal; hasil pembuahan ialah larva trochophore
yang berenang bebas, menjadi veliger yang simetri bilateral.
❖ Metamorfosa menjadi anak scaphopoda terjadi secara bertahap, disertai
perpanjangan tubuh.

❖ Terdapat 350 spesies hidup & 300 spesies fosil, dibagi dalam dua ordo
atas jumlah dan bentuk captacula, serta bentuk kaki.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Laprak Aver
    Cover Laprak Aver
    Dokumen1 halaman
    Cover Laprak Aver
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • Gatau Apa Ini Pipitt
    Gatau Apa Ini Pipitt
    Dokumen2 halaman
    Gatau Apa Ini Pipitt
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • Tugas Praktikum Aver Naomy
    Tugas Praktikum Aver Naomy
    Dokumen18 halaman
    Tugas Praktikum Aver Naomy
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • Assalamu
    Assalamu
    Dokumen2 halaman
    Assalamu
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • UTS Rancob (Kelas A)
    UTS Rancob (Kelas A)
    Dokumen2 halaman
    UTS Rancob (Kelas A)
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • Sosio
    Sosio
    Dokumen20 halaman
    Sosio
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat
  • SURAT IZIN ORANG TUA DIKLAT 2021-Dikonversi
    SURAT IZIN ORANG TUA DIKLAT 2021-Dikonversi
    Dokumen1 halaman
    SURAT IZIN ORANG TUA DIKLAT 2021-Dikonversi
    Triani Cahya Fitri Sabilah 2004111158
    Belum ada peringkat