FILUM
PLATYHELMINTHES
Berasal dari Yunani
(platy: pipih dan helminthes: cacing).
□ Ordo 1. Acoela.
Panjang 1 - 4 mm;laut;mulut ada kalanya
dengan pharynx sederhana;rongga
pencernaan,gonad dan oviduct tidak
ada;Contohnya Convoluta dan
Pseudaphanostoma.
□ Ordo 2. Catenulida.
Panjang 0,9 – 9 mm, tunggal atau dalam
rangkaian zooid sampai 32 buah. Umumnya di
air tawar yang tergenang, enteron bentuk
kantung sederhana;benang saraf 2
pasang;Catenula dan Stenostomum.
□ Ordo 3. Macrostomida.
Panjang 0,8 – 11 mm;tunggal atau dalam
rangkaian zooid 18 buah;pipih atau
cylindris;laut dan air tawar;enteron kantung
sederhana dan bercilia;pharynx
sederhana;benang saraf lateral
sepasang;Macrostomum dan Microstomum.
□ Ordo 4. Neorhabdocoela.
Panjang 0,3 – 15 mm;tidak berwarna,pucat
atau hijau karena mengandung
zoochlorella;merupakan kelompok besar;
terdapat di laut, air payau dan air
tawar;pharynx bulat;enteron sederhana;benang
saraf sepasang;contohnya Mesostoma dan
Dalyellia.
□ Ordo 5. Temnochepalida.
Hidup komensal atau parasit pada
crustacea,moluska dan kura-kura;permukaan
ventral bagian posterior dilengkapi alat
penempel, dan di bagian anterior terdapat 2
sampai 12 tonjolan seperti jari.
□ Ordo 6. Lecithoepitheliata.
Panjang 6 mm; laut dan air tawar; enteron
sederhana; benang saraf 4 pasang; penis
berbentuk stylet; Porhynchus.
□ Ordo 7. Prolechithophora.
Di laut dan air tawar; pharynx lipat atau bulat;
enteron kantung sederhana; kelenjar kuning
telur tampak jelas;Plagiostomum.
□ Ordo 8. Seriata.
Pharynx plicate;biasanya mempunyai
statocyct;kelenjar kuning telur
banyak;Monocelis.
□ Ordo 9. Tricladida.
Panjang 2 – 500 mm; usus 3 cabang; mulut
dengan belalai; contoh Dugesia(=Euplanaria)
berpigmen;Bipalium di darat.
□ Ordo 10. Polycladida.
Laut;panjang 3 – 200 mm; bentuk oval dan
sangat pipih ada kalanya terdapat sepasang
tentakel di anterior;warna umumnya cerah;
enteron bentuk tabung dengan banyak
percabangan lateral;pharynx plicate;mata
banyak;Leptoplana;Sylochus acapkali
memakan oyster.
2. Kelas Monogenea
Ektoparasit dengan satu inang;ada kalanya di
sekitar mulut terdapat alat penghisap; di ujung
posterior terdapat opisthaptor, telur
sedikit;1.100 spesies. Contohnya
Gyrodactylus.
3. Kelas Trematoda
Dikenal dengan sebutan “flukes”; kebanyakan
sebagai endoparasit,beberapa ektoparasit;
tubuh tertutup kutikula; mempunyai satu atau
dua alat penghisap untuk menempel pada
inang.
□ Subkelas 1. Aspidogastrea
Tidak mempunyai alat penghisap oral,tetapi
pada bagian ventral terdapat sederetan atau
sebuah alat penempel yang besar;endoparasit
pada satu inang; Aspidogaster dan Cotylapsis
pada rongga perikardium kerang air tawar.
□ Subkelas 2. Digenea
Biasanya mempunyai 2 alat penempel,satu di sekitar
mulut dan yang lainnya di ventral; telur banyak;
sebagai endoparasit dengan inang utama vertebrata,
inang antara 1 – 3 terutama pada moluska, juga pada
crustacea dan ikan; Schistosoma mansoni (cacing
darah), Opisthorchis sinensis (cacing hati pada
manusia) dan Fasciola hepatica (cacing hati pada
ternak herbivor);11.000 spesies.
4. Kelas Cestoda
Tubuh pipih,panjang,tertutup kutikula; dewasa
tidak mempunyai alat pencernaan dan alat
indera; endoparasit dengan 2 inang atau lebih,
dewasa pada usus vertebrata; 3.400 spesies.
□ Subkelas 1. Cestodaria
Tubuh tidak bersekat-sekat; tanpa scolex; larva
dengan 10 kait; inang utama ikan laut.
□ Subkelas 2. Eucestoda
Tubuh panjang dan pipih seperti pita; proglotid
4 – 4.000 buah; scolex mempunyai alat
penghisap; larva dengan 6 kait; 1.500 spesies;
11 ordo.
□ Ordo 1. Tetraphyllidea.
Scolex dengan 4 bothridia, ada kalanya terdapat kait;
Phyllobotrium parasit pada ikan hiu.
1. Bagian prototrochal. Terdiri dari apical plate dan prototroch Pigidium. Terdiri
2. dari telotroch dan anal
3. Zone pertumbuhan (growth zone). Termasuk semua tubuh larva antara daerah
mulut dan telotroch. Zone pertumbuhan ini akan membentuk semua segment
(trunk segments of the body).
Daerah mulut dan teletroch. Zone pertumbuhan ini akan membentuk semua
segment (trunk segments of the body).
Trochopore adalah larva yang berenang bebas atau sebagai zooplankton.
Selanjutnya trochopore melakukan metamorphose.
1.2 Kelas Oligochaeta
Oligochaeta berasal dari bahasa Yunani oligos
berarti sedikit dan chaeta berarti duri atau sikat.
Oligochaeta yang umum adalah cacing tanah
Lumbricus terrestris dan cacing rambut atau cacing
sutera Tubifex. Hidup di air tawar, air laut, air payau,
di darat. Spesies akuatik berukuran antara 1-30 mm,
dinding tipis dan transparan. Spesies darat
mempunyai dinding tubuh tebal, panjangnya 5-30 cm.
Ruas-ruas tubuh cacing dewasa mempunyai
bentuk dan ukuran yang sama, kecuali bagian anterior
dan posterior. Ujung anterior yang sangat kecil
disebut prostomium, tetapi ada juga yang memanjang
seperti belalai. Peristomium merupakan ruas tubuh
yang pertama dan mengandung mulut, ruas terakhir
terdapat anus. Kebanyakan oligochaeta memakan
bangkai dan sampah tanaman. Bernafas dengan cara
difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Alat excresi oligochaeta adalah metanephridium,
terdapat sepasang pada tiap ruas rubuh.
Metanephridium terdiri atas sebuah nephrostome,
semacam corong bercilia dan terletak pada ruas
anterior. Pada ruas berikutnya terdapat lubamg
excresi atau nephridiopore. Urin yang dikeluarkan
mengandung amonia.
Sistem saraf dan alat indera
Otak oligochaeta adalah ganglion supra usovagus,
terletak pada ruas ke 3. Dari otak terdapat 1 pasang
saraf penghubung dan 1 benang saraf ventral dengan
sebuah ganglion di tiap ruas. Pada jenis akuatik
mempunyai 4 pasang saraf lateral pada tiap ruas.
Jenis Oligochaeta tidak mempunyai mata kecuali
pada beberapa jenis akuatik. Sel indera sebagai
photoreceptore dan merupakan phototropi negatif.
Pada dinding tubuh kaya dengan ujung-ujung saraf
sebagai alat peraba.
□ Testis terdapat kiri dan kanan pada septum
10 s/d 11
□ Testis sac kiri dan kanan pada septum 10
□ Sperma teca kiri dan kanan pada septum
9 s/d 10
□ Seminal fesicle kiri dan kanan pada septum
9 s/d 10
□ Seminal funnel kiri dan kanan pada septum
10 s/d 11
□ Sperma duct terdapat pada septum 15
• Ekologi dan Distribusi
Polychaeta menghuni seluruh lautan yang
terdapat di daerah littoral dan di daerah
pasang surut (intertidal zone). Beberapa
Polychaeta dapat hidup pada kadar garam
rendah, terutama Nereids yang telah
beradaptasi pada daerah payau dan muara
sungai, tetapi ada juga yang hidup di air tawar
dan tanah lembab.
1.3 Kelas Hirudinae
● Ciri-ciri
1. Tubuh pipih dorso ventral
2. Mulut terletak pada anteror sucker dan anus pada
posterior sucker
3. Mempunyai annuli 3 - 4 buah tiap ruas
4. Memiliki Clitellum
5. Warna : hitam, hijau pudar, merah bergaris hitam.
6. Jumlah tubuh ruas 34
7. Beberapa ruas anterior bermodifikasi menjadi
anterior sucker dan pada ruas posterior menjadi
posterior sucker
8. Panjang tubuh 1 cm, bahkan ada yang 2 - 5 cm,
sedangkan jenis Hirudo medicinalis panjangnya
30 cm.
Sekitar 75 % jumlah spesies lintah adalah
ektoparasit penghisap darah. Jenis lainnya banyak predator, memangsa
cacing, siput, larva, dan serangga. Termasuk scavenger, pemakan
bangkai. Habitat lintah pada air tawar mengalir dan atau di air tawar
yang tenang, dangkal dan banyak tumbuhannya pada tepi kolam, danau
atau sungai dengan aliran lambat. Hanya beberapa lintah yang hidup di
air deras. Perairan dengan pH rendah tidak disukai lintah. Jenis tertentu
banyak ditemukan pada perairan yang tercemar bahan organik. Jenis
Macrobdella dan Philobdella hidup di rawa-rawa dan sawah dan
merupakan parasit pada kerbau, manusia dan ikan.
Siang hari lintah bersembunyi di bawah batu, sampah atau tumbuhan
air dan malam hari berkeliaran mencari makan. Pada musim hujan
lintah akan bangun dan aktif. Pada abad 19, Hirudo medicinalis
digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk menyembuhkan
bengkak, memar, bengkak pada sakit gigi.
Lintah mudah dikenal dari bentuknya yang khas yaitu adanya 2 alat
penghisap, anterior dan posterior succer, sehingga dapat menempel erat
pada kedua ujungnya. Succer posterior lebih besar dari succer anterior.
Lintah tidak mempunyai parapodia dan setae, tetapi mempunyai
clitellum yang menghasilkan kokon. Secara anatomis bentuk semua
lintah sekitar 500 spesies sama, pipih dorso-ventral dan ujung anterior
runcing. Jumlah ruas sejati selalu tetap yaitu 34 ruas.
* Tubuh terdiri atas 5 bagian yaitu :
1. 4 ruas anterior bermodifikasi menjadi kepala,
prostomium mulut dan sucker
2. Preclitellum terdiri dari 4 ruas
3. Vlitellum terdiri dari 3 ruas
4. Badan merupakan bagian tubuh terbesar dan
terdiri dari 12-16 ruas
5. 7 ruas terakhir bermodifikasi menjadi alat
posterior sucker
* Pada dinding tubuh terdapat :
1. Jaringan penghubung
2. Kelenjar integumen yang uniselluler
3. Gerakan undulasi secara vertikal adalah
fungsi otot longitudinal
4. Otot sirculer
5. Otot Oblicus dan otot dorso ventral
6. Otot diagonal, untuk menjaga tekanan
hidrostatik
Mempunyai rongga coclomic yang terdiri dari
jaringan penghubung, chlorogen dan batryoidal.
Insang hanya dijumpai pada jenis Piscicolidae,
sedangkan pada jenis lainnya pertukaran gas melalui
permukaan tubuh.
Alat pencernaan makanan yaitu rongga mulut,
esofagus yang pendek, perut yang panjang dan gastric
caeca dan pharynx berotot yang dilengkapi gigi pada
jenis Gnathobdellida dan Pharyngobdellida.
Mempunyai belalai (probosis, rhynchos = paruh,
moncong). Tidak mempunyai rahang, sistem
peredaran darah terpisah dari sinus rongga tubuh.
Darah tidak berwarna. Hidup di laut dan air tawar.
1. Glossiphonidae
Mempunyai 3 annuli pada tiap ruas,
tubuh pipih dorso ventral. Alat penghisap
anterior kecil, pada yang hidup di air tawar
telur dan anak menempel di bagian ventral
induk. Untuk jenis Hellopdella dan
Glossiphonia memangsa siput dan cacing.
Sedangkan Plakopdella parasit pada ikan,
katak dan kura-kura.
2. Pisciolidae
Bentuk tubuh silindris, umumnya hidup di
laut. Alat penghisap anterior lebih besar, tiap
ruas mempunyai lebih dari 3 annuli. Kokon
dilekatkan pada inang atau substrat. Parasit
pada ikan, jenisnya antara lain Ozobranchus,
Sistobranchus, dan Piscicola.
3. Gnatopdellida
Hidup di air tawar dan di darat,
mempunyai 3 buah rahang. Sedangkan faring
tidak dapat dijulurkan. Darah berwarna
merah. Tiap ruas mempunyai 5 annuli. Ordo
ini di bagi atas famili sbb:
a. Hirudinidae
Mempunyai 5 pasang mata, pada perut
melebar, karena mempunyai beberapa
gastric. Pada jenis Hirudo medicinalis,
Macrobdella dan Haimopsis hidup di lumpur,
air tawar dan parasit pada kuda, sapi, kerbau
dan manusia.
b. Haimadipsidae
Hidup di daratan tropis Asia Tenggara, Australia,
Tasmania, Misalnya Haimadipsa (pacet).
4. Ordo Pharyngobdellida
Pharynx tidak dapat dijulurkan dan tidak mempunyai
gigi. Mempunyai 1 - 2 stylet dan darahnya berwarna
merah. Umumnya hidup di air dan beberapa
diantaranya hidup semiterrestrial. Familinya yang
dikenal adalah Erpobdellidae. Mempunyai 3 - 4
pasang mata dan ada juga tidak mempunyai mata.
Tubuh panjang dan langsing, hidup predator.
Jenis Dina dan Erpobdella memakan Avertebrata
air, ikan dan katak, adakalanya dapat pula menyerang
manusia. Panjang tubuh 100 ml.
Selanjutnya usus dan rectum yang pendek serta
anus di bagian dorsal. Pada umumnya hidup sebagai
ektoparasit yaitu menghisap darah inang, sedangkan
ada pula yang hidup sebagai predator yaitu memangsa
cacing, siput, dan larva serangga. Namun masih ada
juga pemakan bangkai (scavenger). Pada jenis
Helophdella memangsa avertebrata, siput, dan larva
serangga. Namun masih ada juga pemakan bangkai
(scavenger).
Bagi yang menghisap darah tahan berpuasa, bahkan
ada yang tidak makan sampai selama satu setengah
tahun.
Susunan saraf pada lintah lebih baik dibandingkan
dengan jenis annelida lain. Pusat saraf berupa
ganglion besar yang mengelilingi faring, terdapat
pada ruas ke 5 - 6. Dari otak terdapat satu pasang
benang saraf ventral memanjang ke posterior.
Selamat Belajar
Filum Moluska
• Materi Kuliah Avertebrata Air
Moluska
• Molusca berasal dari bahasa Romawi yaitu mollis yang berarti lunak,
• Tidak bersegmen-segmen
• Tubuh simetri bilateral (kecuali torsi)
• Tutup mantel menghasilkan cangkang
• Mempunyai kaki ventral
• Saluran Pencernaan lengkap
• Dalam rongga mulut terdapat rudula (kecuali pelecypoda)
• Mulut berhubungan dengan oesohagus, lambung, usus dan anus
Filum Moluska
• Filum Moluska terdiri atas 8 kelas:
1. Chaetodermomorpha
2. Neomeniomorpha
3. Monoplacophora
4. Polyplacophora
5. Gastropoda
6. Pelecypoda
7. Scaphopoda
8. Cephalopoda
Neomeniomorpha
Chaetodermomorpha
Polyplacophora Monoplacophora
Gastropoda
Cephalopoda
Scaphopoda Pelecypoda
1. KELAS CHAETODERMOMORPHA
1. Bentuk silindris dan tidak mempunyai cangkang.
Anus
3.Tubuh agak pipih secara lateral
dan memiliki lekukan ventral.
Mulut
4. Mantel menutup seluruh tubuh Kantung Lekuk kaki
Rongga
radula
kecuali bagian berlekuk. mantel
5. Neomeniomorpha hidup di laut dan biasa terdapat pada koloni
Coelentrata untuk memakan polip-polipnya.
6. Terdapat 180 spesies, semuanya hermafrodit.
3. KELAS MONOPLACOPHORA
1. Bentuk tubuh seperti siput kecil, berukuran 3 mm–3 cm.
2. Tubuh bagian dorsal tertutup sebuah cangkang; pada bagian
ventral terdapat sebuah kaki yang datar dan bundar; bagian
lateral dan posterior kaki dikelilingi rongga mantel yang luas.
3.Saluran pencernaan lengkap; mulut dikelilingi radula; anus di
bagian posterior.
4. Semua jenis merupakan deposit feeder.
5. Reproduksi seksual; dioecious; dan pembuahan eksternal.
4. KELAS POLYPLACOPHORA
1. Dikenal dengan nama chiton, memiliki bentuk tubuh lonjong dan pipih
dorsoventral, panjang tubuh 3 mm–40 cm, berwarna gelap.
2. Di bagian dorsal tubuh terdapat 8 keping cangkang pipih yang tersusun seperti
genting dan dikelilingi mantel tebal yang disebut girdle.
3. Dapat menggulung diri seperti bola sebagai pertahanan diri, atau merayap pada batu karang
yang bersudut-sudut tajam dan runcing.
4. Polyplacophora memakan ganggang dan organisme kecil yang melekat di permukaan batu
dengan cara dikerok memakai radula.
5.Sistem peredaran darah terbuka, jantung terdapat dalam rongga
perikardium.
6. Sistem ekskresi terdiri atas sepasang nephridia yang besar.
7.Saraf melingkari mulut yang berhubungan dengan 2 pasang
benang saraf ventral, namun tidak berbentuk ganglion.
8. Umumnya bersifat dioecious; pembuahan internal atau eksternal.
Kepala
Mulut
Nephridiopore
Kaki
Insang
Gonopore
Anus
KLASIFIKASI KELAS POLYPLACOPHORA
Ordo 1. Lepidopleurida
Pada bagian cangkang tidak terdapat bagian sisipan atau bila ada tidak memiliki gerigi sisipan.
Contoh: Lepidopleurus dan Hanleya.
Ordo 2. Chitonida
Pada keping cangkang terdapat bagian sisipan atau gerigi sisipan. Contoh: Chaetopleura dan
Amicula.
Ciri-ciri:
1. Tubuh dan kaki piph dorso ventral
2. Seluruh tubuh ditutupi mantel
3. Dua keping cangkang berhubungan dibagian dorsal pada hinge
ligament dengan puncak cangkang disebut umbo
4. Terdapat garis-garis pada cangkang di sebut dengan garis
pertumbuhan
5. Bentuk, ukuran dan warna cangkang bermacam macam digunakan
untuk identifikasi spesies
6. Cangkang terkecil dari famili spaeriidae, ukuran 2 mm dan cangkang
terbesar adalah Tridacna, ukuran 120 cm
Ensis
Mya
Ensis
Teredo
Nucula Venus
Pholas
Pecten
Tagelus
Ostrea
Umumnya meliang, sebagian menempel sebagai epifauna, pengebor, bebas dan
berenang. Kaki diadaptasikan untuk membuat liang.
Jenis primitif dapat menghilang ke dalam lumpur dengan cepat (Nacula & Solemnya).
Gerak kaki dipengaruhi oleh kombinasi tekanan darah dan otot.
Ada yang berjalan dengan melompat (Cardium), berenang sambil menyemprotkan air
(Lima & Pecten).
Pada beberapa jenis, sol kaki menghilang. Mytilidae menempel pada batu dan benda
lain dengan bantuan benang byssal (mengeras jika di dalam air laut) yang dihasilkan
oleh kelenjar kaki.
Pecten
Ostrea
Mytilus
Air Laut
Pholas
Ensis Yodia
Nucula Venus
Mya
Batu Tagelus Kayu
Pasir atau
Lumpur
Mytilus Anodonta
Tagelus,
Perbedaan Kelas Pelecypoda dengan Filum Brachiopoda
Tubuh pipih secara lateral, tertutup mantel dan 2 keping cangkang yang dihubungkan dengan
sendi engsel (hinge ligamen).Tidak mempunyai kepala dan radula.
Sendi engsel
dalam
cangkang
a
Otot
aduktor
b
a. Taxodonta
metab
Protein Protein
Mucopolysoc Mucopolysoc
Cangkang
Parasite
Epitel Mantel
Mantel
Mutiara
A. B. C.
Pericardial Coelom
Rectem Exhalant
Shell Bladder
Ventricle Chamber
Auricle
Glandular
part of
Foot nephridium Foot
Septum
Gill Gill
Foot
Intestine Gonad
Auricle
Otot adductor
anterior Otot adductor
posterior
Lubang air
keluar
Mulut
Posterior
Anterior Palp
Lubang air
masuk
Sistem syaraf –- berupa statocyst yang terletak pada kaki dekat ganglion
kaki. Terdapat ocelli untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya.
Ginjal Head
ganglion Visceral
Kaki ganglion
Vein Insang
Mantel
Mantle Artery
Foot ganglion
Reproduksi seksual, umumya dioecious, kopulasi tidak ada,
pembuahan di luar atau di dalam, beberapa mengerami telur
(Ostrea dan Anodonta).
Glochidium dari
Anodonta
Female Clam
Young clams on Lasidium
Bottom
A. Diagram Daur Hidup Kerang Air Tawar Anodonites
Sotong ( Sepia )
KELAS SCAPHOPODA
❑Disebut “tusk-shells” atau siput taring,
karena bentuk cangkangnya mirip taring
gajah atau taring pada umumnya.
❖ Terdapat 350 spesies hidup & 300 spesies fosil, dibagi dalam dua ordo
atas jumlah dan bentuk captacula, serta bentuk kaki.
Terima Kasih
Filum Moluska
KLAS PELECYPODA
KELAS PELECYPODA (BIVALVIA)
Ciri-ciri:
1. Tubuh dan kaki piph dorso ventral
2. Seluruh tubuh ditutupi mantel
3. Dua keping cangkang berhubungan dibagian dorsal pada hinge
ligament dengan puncak cangkang disebut umbo
4. Terdapat garis-garis pada cangkang di sebut dengan garis
pertumbuhan
5. Bentuk, ukuran dan warna cangkang bermacam macam digunakan
untuk identifikasi spesies
6. Cangkang terkecil dari famili spaeriidae, ukuran 2 mm dan cangkang
terbesar adalah Tridacna, ukuran 120 cm
En Mya
si
s
Ensis
Teredo
Nucula Venus
Ph
Pecten
ola
s
Tagelus
Ostrea
Umumnya meliang, sebagian menempel sebagai epifauna, pengebor, bebas dan
berenang. Kaki diadaptasikan untuk membuat liang.
Jenis primitif dapat menghilang ke dalam lumpur dengan cepat (Nacula & Solemnya).
Gerak kaki dipengaruhi oleh kombinasi tekanan darah dan otot.
Ada yang berjalan dengan melompat (Cardium), berenang sambil menyemprotkan air
(Lima & Pecten).
Pada beberapa jenis, sol kaki menghilang. Mytilidae menempel pada batu dan benda
lain dengan bantuan benang byssal (mengeras jika di dalam air laut) yang dihasilkan
oleh kelenjar kaki.
Pecten
Ostrea
Mytilus
Air Laut
Pholas
Ensis Yodia
Nucula Venus
Mya
Batu Tagelus Kayu
Pasir atau
Lumpur
Mytilus Anodonta
Tagelus,
Perbedaan Kelas Pelecypoda dengan Filum Brachiopoda
Tubuh pipih secara lateral, tertutup mantel dan 2 keping cangkang yang dihubungkan dengan
sendi engsel (hinge ligamen).Tidak mempunyai kepala dan radula.
Sendi engsel
dalam
cangkang
a
Otot
aduktor
b
a. Taxodonta
metab
Protein Protein
Mucopolysoc Mucopolysoc
Cangkang
Parasite
Epitel Mantel
Mantel
Mutiara
A. B. C.
Pericardial Coelom
Rectem Exhalant
Shell Bladder
Ventricle Chamber
Auricle
Glandular
part of
Foot nephridium Foot
Septum
Gill Gill
Foot
Intestine Gonad
Auricle
Otot adductor
anterior Otot adductor
posterior
Lubang air
keluar
Mulut
Posterior
Anterior Palp
Lubang air
masuk
Sistem syaraf –- berupa statocyst yang terletak pada kaki dekat ganglion
kaki. Terdapat ocelli untuk mendeteksi perubahan intensitas cahaya.
Ginjal Head
ganglion Visceral
Kaki ganglion
Vein Insang
Mantel
Mantle Artery
Foot ganglion
Reproduksi seksual, umumya dioecious, kopulasi tidak ada,
pembuahan di luar atau di dalam, beberapa mengerami telur
(Ostrea dan Anodonta).
Glochidium dari
Anodonta
Female Clam
Young clams on Lasidium
Bottom
A. Diagram Daur Hidup Kerang Air Tawar Anodonites
Sotong ( Sepia )
KELAS SCAPHOPODA
❑Disebut “tusk-shells” atau siput taring,
karena bentuk cangkangnya mirip taring
gajah atau taring pada umumnya.
❖ Terdapat 350 spesies hidup & 300 spesies fosil, dibagi dalam dua ordo
atas jumlah dan bentuk captacula, serta bentuk kaki.
Terima Kasih