NRP 2038211065
No. Kelompok 60
Manusia hidup didunia hanya sementara. Jika kita hanya mengurusi urusan dunia, maka kita
termasuk orang yang rugi karena kehidupan didunia tidak sebanding dengan kehidupan
diakhirat.
Seperti yang kita ketahui, keberadaan kita di dunia didukung oleh kenikmatan yang banyak.
Tuhan menciptakan kedua hal tersebut supaya kita senantiasa bersyukur dan beribadah
kepada-Nya.
Setiap manusia harus memiliki akhlak. Akhlak digunakan untuk mengatur seluruh tatanan hidup
seseorang agar hidupnya adil, damai, tertib, santun, dan sejahtera.
Membangun karakter sama artinya dengan membangun adab. Ayat yang berkaitan dengan
akhlak yang baik dan berbudi pekerti yang agung adalah surat Al-Qalam ayat 4 yang artinya,
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. Lalu, didukung oleh surat
Al-Ahzab ayat 33 yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada diri Nabi Muhammad suri
tauladan yang baik….”
Manusia memiliki beberapa penyakit hati, contohnya takabur, thoma’, dan chassud. Cara untuk
mengatasinya adalah dengan berdzikir, qiyamul lail, membaca Al-Quran, puasa, dan berteman
dengan orang yang sholeh. Penyakit tersebut bisa datang dari hasutan setan. Maka dari itu,
sudah seharusnya kita menganggap setan sebagai musuh karena setan selalu membawa kita
ke hal yang buruk dan menjauhi Allah SWT.
Terdapat 4 elemen yang dapat mempengaruhi kita untuk berakhlak baik, yaitu hati, setan, akal,
dan nafsu. Kunci dari ketulusan dalam bertindak adalah hati kita sendiri.
Seseorang dikatakan sukses dalam salat ketika ia seolah-olah melihat Allah SWT. Apabila ia
tidak bisa melihat, maka anggaplah Allah SWT. sedang melihat dirinya sendiri. Jika hamba-Nya
sudah melaksanakan salat dengan baik, maka tanpa ia sadari, kehidupannya juga semakin
baik.
Definisi adab dalam surat Al mujadalah, yaitu kita harus melapangkan dada kita, niscaya allah
akan melapangkan persoalan di kehidupan kita. Beberapa adab yang perlu kita ketahui, yaitu:
1. Adab ketika di majelis, contohnya dengan mengucap salam, mengambil tempat yang
kosong, tidak melangkahi bahu orang lain, memberi jalan lewat, berusaha hadir lebih
awal, menjaga kesopanan, berlapang dada dalam masa khilafiyah, serta memiliki sifat
bijaksana dan menghiasi diri.
2. Adab kepada guru dan dosen, contohnya dengan duduk tenang, sopan dihadapannya,
menerima ilmunya dengan baik dan benar, menghormatinya, dan memohon doa
kepadanya.