SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Matematika
FANI YULIANTI
NIM 17510179
S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA
PENDAHULUAN
Pendidikan dalam era ini menjadi salah satu hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Hal ini menuntut Indonesia untuk lebih maju dalam
perkembangan ilmu dan teknologi agar dapat bersaing dengan negara lain dalam
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab kemasyarakatan dan
dapat menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi, untuk itu
baru yang belum pernah diidentifikasi manusia dan belum ditemukan obat untuk
dan juga jarak fisik (physical distancing). Kebijakan tersebut telah membawa
dampak besar dalam penurunan kualitas belajar siswa (Sahu, 2020), sehingga
pada saat masa pandemi ini mengharuskan pembelajaran baik tingkat formal
maupun informal di semua jenjang yang biasanya dilakukan dengan tatap muka
(dalam jaringan).
Edmodo, Schoology, Zoom Meeting dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp
mengatasi hambatan secara fisik untuk belajar dalam ruang lingkup kelas
(Ahmed, 2018). Semua mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa pada setiap
jenjang pendidikan harus diajarkan secara daring termasuk mata pelajaran
matematika.
menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk bangsa dan negara,
yang lain. Oleh sebab itu, menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 menyatakan
bahwa pendidikan matematika harus disampaikan sejak dini dengan tujuan agar
siswa mampu berfikir kritis, logis, sistematis, cermat, efektif, dan efisien dalam
manusia dan disiplin ilmu lainnya. Sehingga banyak konsep matematika yang
yaitu bangun ruang sisi datar. Materi bangun ruang sisi datar ini dapat
kurikulum nasional bangun ruang sisi datar menjadi materi matematika yang
wajib dipelajari pada siswa kelas VIII. Berdasarkan data yang peroleh dari
Kemendikbud (2020) pada tahun 2020/2021 di semester genap, jumlah anak yang
bangun ruang sisi datar di kelas VIII pada mata pelajaran matematika.
dinilai dalam mata pelajaran matematika ada tiga aspek yakni pemahaman
praktik di lapangan, mempelajari konsep bangun ruang sisi datar masih dianggap
sebagai bagian yang paling sulit di pahami oleh siswa (Fajriah & Sari, 2016).
materi yang mempunyai tingkat kesulitan dan keabstarakan yang tinggi adalah
materi dimensi tiga (bangun ruang). Sejalan dengan hal tersebut, menurut
berbeda-beda dan pada kenyataannya masih banyak siswa yang dirasa kurang
dalam pemahaman materi bangun ruang sisi datar sehingga berpengaruh kepada
hasil belajar yang belum memenuhi standar tertentu. Berdasarkan hasil penelitian
terdahulu pada siswa kelas VIII, siswa itu tidak memahami secara benar
bagaimana menentukan luas permukaan kubus, balok, prisma, dan limas, serta
siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal terkait volume limas, bidang diagonal,
dan diagonal ruang (Hasibuan, 2018). Dari hasil penelitian tersebut diperoleh
bahwa rendahnya penguasaan materi bangun ruang sisi datar pada siswa di
kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan materi bangun ruang sisi datar.
rendah, berada pada rangking di bawah rata-rata skor internasional (Shodiq et al.,
dimana salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik adalah
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam mempelajari materi bangun ruang
sisi datar dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa dapat
tersampaikan kepada siswa. Salah satu pendekatan yang dianggap sesuai untuk
menstimulus siswa agar lebih aktif dalam mempelajari materi bangun ruang sisi
penerapan konsep-konsep materi bangun ruang sisi datar dalam kehidupan sehari-
masalah merupakan hal penting dalam pembelajaran. Sesuai dengan salah satu
lebih kritis, aktif, kreatif, dan logis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan
pembelajaran daring dapat dilakukan melalui obrolan yang dipandu oleh guru
diharapkan tujuan dari pembelajaran dapat tercapai melalui adanya interaksi atau
diskusi dalam kelas daring antara guru dan siswa sesuai dengan langkah-langkah
banyak dikeluhkan oleh peserta didik seperti tidak mempunyai data kuota,
keterbatasan jaringan di wilayah tertentu, dan juga sering sekali menimbulkan
tingkat produktivitas belajar siswa dalam mempelajari materi bangun ruang sisi
datar. Sehingga sebagai tenaga pendidik harus berfikir kreatif bagaimana cara
daring yang menyenangkan tanpa membebani peserta didik. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan oleh tenaga pendidik dalam mengatasi masalah tersebut
siswa memahami materi konsep bangun ruang sisi datar (Safitri et al., 2020).
Dalam situasi pembelajaran daring saat ini, tenaga pendidik dapat menyampaikan
materi bangun ruang sisi datar dengan berbantuan software Geogebra melalui
zoom meeting kepada siswa. Pendidik juga menyarankan kepada siswa untuk
yang tinggi bagi peserta didik dalam mempelajari materi bangun ruang sisi datar,
mengkaji tentang “Pembelajaran Daring Materi Bangun Ruang Sisi Datar Pada
B. Rumusan Masalah
Ruang Sisi Datar pada siswa SMP kelas VIII dengan menggunakan
2. Bagaimana respon guru dan siswa kelas VIII terhadap pembelajaran daring
pembelajaran daring?
C. Tujuan Penelitian
Software Geogebra.
2. Respon guru dan siswa SMP kelas VIII terhadap pembelajaran daring materi
daring.
D. Manfaat Penelitian
berfikir tingkat tinggi Higher Order Thinking Skill (HOTS) siswa dalam
prasyaratnya.
Datar.
E. Definisi Oprasional
1. Bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang yang sisinya berbentuk datar
semuanya berbentuk datar maka ia disebut dengan bangun ruang sisi datar,
indikator yang diambil untuk soal pada materi Bangun Ruang Sisi Datar ini
KAJIAN TEORITIS
A. Kajian Teoritis
Menurut (Sari, 2017) bangun ruang sisi datar adalah bangun ruang
sebanyak apapun sisinya jika semuanya berbentuk datar maka disebut dengan
bangun ruang sisi datar. Ada banyak sekali bangun ruang sisi datar mulai yang
paling sederhana seperti kubus, balok, limas, prisma sampai yang sangat
kompleks seperti limas segi banyak atau bangun yang menyerupai kristal.
Namun yang akan di bahas spesifik tentang bangun ruang sisi datar hanya
sifatnya yaitu :
1) Kubus
H G
Bidang/sisi
E F
Rusuk
D C
A B
Titik sudut
Diagonal bidang
Diagonal ruang
Gambar 2.1 Kubus ABCD.EFGH
Unsur-unsur kubus:
dalam dari suatu bangun ruang. Bidang-bidang pada gambar 2.1 adalah
sebagai bidang kiri, bidang BCGF sebagai bidang kanan, bidang ABFE
sebagai bidang depan, dan DCGH sebagai bidang belakang. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kubus mempunyai 6 bidang yang semuanya
berbentuk persegi.
2. Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan
rusuknya yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG dan
DH.
3. Titik sudut
Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Pada gambar 2.1
G, dan H.
4. Diagonal bidang
Pada gambar 2.1 jika titik A dan titik H dihubungkan, maka akan
diperoleh ruas garis AH. Begitupun jika titik E dan titik G dihubungkan
akan diperoleh ruas garis EG. Ruas garis seperti AH dan EG inilah
5. Diagonal ruang
Pada gambar 2.1 jika titik E dan titik C dihubungkan kita akan
yang akan dicari adalah diagonal ruang BH. Panjang rusuk adalah a
BH2 = (a √ 2)2 + 𝑎2
BH2 = 2𝑎2 + 𝑎2
BH2 = 3𝑎2
BH = √ 3 a2
BH = 𝑎√ 3
6. Bidang diagonal
Perhatikan gambar 2.1 terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus
yang dibatasi oleh dua buah diagonal bidang dan dua buah rusuk yang
saling berhadapan dan sejajar yang membagi bangun ruang kubus
Sifat-sifat kubus :
2. Kubus memiliki 12 buah rusuk yang sama panjang. Rusuk kubus pada
gambar 2.1 yaitu AB, BF, FE, AE, BC, AD, DC, HG, CG, DH, FG dan
EH. Rusuk-rusuk AB, BC, CD, dan AD disebut rusuk alas, sedangkan
rusuk AE, BF, CG, dan DH disebut rusuk tegak. Rusuk-rusuk yang
AE//BF//CG//DH.
dan H.
panjang, diantaranya adalah AC, BD, AF, BE, BG, CF, AH, DE, DG,
5. Kubus pada gambar 2.1 memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang
Jaring-jaring kubus
Jaring-jaring kubus adalah model atau pola dari sebuah bangun ruang
kubus yang berbentuk bangun datar. Sisi-sisi pola ini tersambung dengan
sisi-sisi lainnya.
Jaring-jaring kubus terdiri dari enam bangun datar persegi atau bujur
sangkar.
s
Gambar 2.2 Jaring-jaring Kubus
Misalkan panjang rusuk kubus adalah s maka dapat dilihat pada gambar
2.2 bahwa luas 1 sisi kubus adalah s × s=s 2. Karena kubus memiliki 6
Volume Kubus
Kubus memiliki enam sisi persegi yang panjang semua rusuknya sama dan
2) Balok
Balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi berhadapan,
memiliki bentuk dan ukuran yang sama dimana setiap sisinya berbentuk
persegi panjang.
H G
E F
Bidang/ sisi
D C
A B
Titik sudut
Rusuk
Gambar 2.3 Balok ABCD.EFGH
Unsur-unsur Balok:
1. Bidang
belakang.
2. Rusuk
adalah garis potong antara dua sisi/bidang balok dan terlihat seperti
buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH, HE, AE, BF, CG,
dan DH.
3. Titik sudut
4. Diagonal bidang
sudut yang saling berhadapan dalam satu bidang. Dari gambar 2.3 dapat
diketahui bahwa panjang balok adalah AB, DC, EF, dan HG; lebar
balok adalah AD, BC, EH dan FG; dan tinggi balok adalah AE, BF, CG
dan DH. Jika gambar tersebut digambar secara terpisah, maka akan
E F F G H G
l t l
A p B B l C
E p F
(i) (ii) (iii
)
Gambar 2.4 Diagonal Bidang Balok ABCD.EFGH
Terliha pada gambar 2.4 bahwa ruas garis EB, AF, FC, BG, HF dan
5. Diagonal ruang
H G
E F
t
D C
l
A pB
Gambar 2.5 Ruas Garis EC pada Balok ABCD.EFGH
Pada gambar 2.5 jika titik E dan titik C dihubungkan kita akan
memperoleh ruas garis EC, begitu juga dengan jika titik H dihubungkan
dengan titik B maka akan diperoleh ruas garis HB. Ruas garis EC dan
pada balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik sudut
yang saling berhadapan tak sebidang pada balok. Pada bidang ABCD,
√ p 2+ l2.
Misalkan yang akan dicari adalah diagonal ruang EC. Bidang diagonal
EC2 = 𝑝2 + 𝑙2 + 𝑡2
EC = √ p 2+ l 2+t 2
Diagonal bidang pada balok tidak sama panjang, akan tetapi diagonal
6. Bidang diagonal
H G H F
E F
t
D C D B
A B (ii)
(i)
Gambar 2.6 Bidang Diagonal DBFH pada Balok ABCD.EFGH
Pada gambar 2.6 terdapat dua buah diagonal bidang yaitu DB dan HF.
Diagonal bidang DB dan HF beserta dua rusuk balok yang sejajar yaitu
𝐿D𝐵𝐹𝐻 ¿ 𝐷𝐵 × 𝐷𝐻
¿ √ p 2+ l2 x t
¿ t √ p2 +l 2
Sifat-sifat balok :
ABCD = EFGH.
Rusuk AB = DC = EF = HG
Rusuk AE = DH = BF = CG
Rusuk AD = BC = EH = FG
3. Balok memiliki 8 titik sudut. Titik sudut pada gambar 2.3 yaitu titik A,
B, C, D, E, F, G, dan H.
diantaranya AC, BD, BG, CF, DG, HC, EG, FH, AH, ED, AF, dan EB.
5. Balok memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan
di satu titik. Diagonal ruang pada gambar 2.5 yaitu AG, BH, CE, dan
DF.
berikut.
(i (ii)
)
Gambar 2.7 Jaring-jaring balok
Sehingga :
Volume balok
Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang tersusun oleh 3 pasang segi
pasangan sisi segi empat yang mempunyai bentuk yang berbeda. Untuk
Volume Balok = p x l x t
3) Prisma
Prisma adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua bidang sejajar. Dua
bidang atas yang sejajar dan kongruen. Sisi lainnya berupa sisi tegak
tidak tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atasnya. Bangun seperti
segitiga, prisma segi empat, prisma segi lima, dan seterusnya. Jika alasnya
Unsur-unsur Prisma:
F
D
Tinggi
E
Sisi atap
C
A
Sisi alas
B
Gambar 2.10 Unsur-unsur prisma segitiga ABC.DEF
5. Memiliki 9 rusuk AD, BE, AB,AC, BC, DE, EF, DF, dan CF.
6. Ada 6 diagonal bidang yaitu AF, CD, BF, CE, AE, dan BD.
Sifat-sifat prisma
3. Prisma memiliki rusuk tegak. Dalam kondisi lain, ada juga prisma yang
4. Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang
sama.
Jaring-jaring prisma
identik dan tiga buah persegipanjang sebagai sisi tegak. Dengan demikian,
luas FEBC)
berikut:
Atau
Volume prisma
Coba perhatikan balok pada gambar 2.12 yang diiris menjadi dua prisma
segitiga tegak. Prisma-prisma segitiga tegak (ii) dan (iii) sama bentuk dan
ukurannya, sehingga jumlah volume kedua prisma segitiga tegak itu sama
1
Volume prisma segitiga tegak = x volume balok
2
1
= x ( p x l x t)
2
1
= x ( p x l) x t
2
1
Periksalah x ( p x l) adalah luas alas prisma yang berbentuk segitiga.
2
1
Bila luas sisi alas dinamakan A, maka A= ( p x l ), sehingga volume
2
Volume Prisma¿ A x t
4) Limas
Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga,
segi empat, atau segi lima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga
yang berpotongan pada satu titik. Berikut ini adalah gambar macam-
Seperti halnya prisma, pada limas juga diberi nama berdasarkan bentuk
dinamakan limas segitiga. Jika alas suatu limas berbentuk segi lima
Unsur-unsur limas
Tinggi
sisi Tinggi
tegak limas
limas
1. Sisi/Bidang
Setiap limas memiliki sisi samping yang berbentuk segitiga. Pada gambar
2.14 sisi-sisi yang terbentuk adalah ABCD (sisi alas), ABE (sisi belakang),
DCF (sisi depan), BCF (sisi samping kanan), dan ACF (sisi samping kiri).
2. Rusuk
Perhatikan gambar 2.14 Limas F.ABCD tersebut memiliki 4 rusuk alas dan
4 rusuk tegak. Rusuk alasnya adalah AC, CD,BD, dan AB. Adapun rusuk
3. Titik Sudut
Jumlah titik sudut suatu limas sangat bergantung pada bentuk alasnya.
Setiap limas memiliki titik puncak (titik yang letaknya atas). Limas
limas segilima memiliki 6 titik sudut, dan limas segienam memiliki 7 titik
sudut.
Jaring-jaring limas
Jadi, Luas Permukaan Limas ¿ Luas alas+¿Jumlah luas seluruh sisi tegak
Volume limas
(i) (ii)
Gambar 2.16 Kubus dan limas
Pada gambar 2.16 (i) tersebut menunjukkan kubus yang panjang rusuknya
1
Volume limas ¿ x volume kubus
6
1
¿ x 2a x 2 a x 2 a
6
1
¿ x (2 a)2 x 2 a
6
1 2
¿ x (2 a ) x a
3
1
¿ x luas alasxtinggi
3
1
Jadi dapat disimpulkan volume limas ¿ x luas alasxtinggi
3
5) Menemukan syarat-syarat tertentu yang harus diketahui pada suatu soal agar
dan balok
10) Menemukan hubungan antara diagonal ruang, diagonal bidang, dan bidang
Sisi Datar, maka saya dalam penelitian ini memakai Indikator Pencapaian
Problem solving berasal dari kata bahasa Inggris yang terdiri dari dua
sedangkan solving berasal dari kata solve yang artinya memecahkan (Echols,
suatu masalah merupakan usaha dalam mencari solusi dari suatu kesulitan).
Sedangkan menurut (Jacobsen et al., 2009) mendefinisikan bahwa pendekatan
problem solving sebagai salah suatu pendekatan yang menuntut guru untuk
understand the problem, (b) make a plan, (c) carry out our plan, dan (d)
rencana), (e) evaluate the plan (mengevaluasi rencana), dan (f) evaluate the
Problem Solving di atas, maka dalam penelitian ini saya memilih langkah
Pada tahap ini masalah harus diyakini benar, dengan cara dibaca
yang diketahui dan apa yang tidak diketahui, dan lain-lain, untuk
setiap langkah yang ada pada langkah kedua dan kemudian menuliskannya
yang dihadapi
matematika
Sedangkan kelemahan pembelajaran problem solving yaitu :
3. Software GeoGebra
sisi datar, dan juga siswa dapat membuat kontruksi masalah matematika dan
instal dengan bebas dan penggunaannya itu dapat dilakukan secara offline
2005).
Menurut (Ekawati, 2016) secara umum ada tiga bagian utama dari
1) Input bar
Input bar berfungsi untuk membuat objek, persamaan, dan fungsi baru yang
akan ditampilkan.
2) Tampilan aljabar
yang dibuat.
3) Tampilan grafik
untuk membuat gambar bangun ruang, menentukan volume dan luas bangun
ruang yang akan kita buat, berikut alat kontruksi pada Geogebra :
Contoh Soal :
Langkah-langkah Penyelesaian :
4 s=32 cm
32 cm
s=
4
s=8 cm
Gambar
(0,0), (8,0), (0,8), dan (8,8). Kemudian satukan keempat titik tersebut
polygon
Gambar 2.21 Alas limas persegi pada software Geogebra
Masuk ke menu 3D graphics dan klik tools extrude to pyramid, lalu klik
(i)
(ii)
Klik tools volume, kemudian klik bangun ruang limas perseginya sehingga
otomatis akan muncul nilai volume limas tersebut seperti gambar 2.23
berikut ini.
Gambar 2.23 Volume limas persegi pada software Geogebra
4. Pembelajaran Daring
1) Zoom Meeting
Aplikasi ini didirikan oleh Eric Yuan yang diresmikan tahun 2011 dengan
kantor pusatnya berada di San Jose, California (Haqien & Rahman, 2020).
2) WhatsApp Group
Wijaya & Hamidah dalam (Yulianto et al., 2020) WhatsApp group dapat
3) Google Classroom
untuk pendidikan. Menurut (Azhar & Iqbal, 2018) bahwa “ The Google
for both teachers and students because of the appearance and use of social
such as google form, google drive, google doc, google slide, Youtube, and
4) Google Form
Google Form adalah suatu aplikasi berupa template formulir atau
BAB III
pembelajaran daring pada materi bangun ruang sisi datar dengan menggunakan
1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan
b. Menyusun instrumen
d. Mengurus perizinan
2. Tahap Pelaksanaan
b. Memberikan soal dan tes angket kepada siswa diakhir pertemuan melalui
3. Tahap Evaluasi
a. Mengumpulkan data
b. Mereduksi data
c. Analisis data
d. Penyusunan skripsi
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP kelas VIII di SMP 02
classroom pada siswa SMP Negeri 02 Cipongkor yang berlokasi di Jl. Desa
2. Siswa cepat merasa bosan dan jenuh dalam belajar matematika melalui belajar
daring
4. Siswa tidak mampu menyimpulkan informasi dari suatu konsep yang diberikan
5. Siswa tidak terlalu familiar dengan software geogebra
C. Instrumen Penelitian
a. Tes tertulis untuk mengukur pengetahuan siswa pada materi bangun ruang sisi
datar
b. Angket/Skala sikap untuk mengukur respon guru dan siswa (terbuka dan
tertutup)
menjadi dua kelompok, yaitu instrumen tes dan non tes. Adapun penjelasan dari
a. Instrumen Tes
Instrumen tes dalam penelitian ini adalah soal uraian yang terdiri dari 7
butir soal. Soal tes diberikan setelah proses pembelajaran daring materi bangun
kemampuan pengetahuan siswa terhadap materi bangun ruang sisi datar setelah
1. Validitas
melukiskan derajat kesahihan atau korelasi (r ) skor siswa pada butir yang
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy = 2 2
√ N ∑ X −( ∑ X ) . √ N ∑ Y − ( ∑ Y )
2 2
Keterangan :
r xy : koefisien koleasi
N : jumlah sampel
berikut.
Tabel 3.1
Interpretasi Validitas Soal
Besarnyar Tingkat Validitas
0,00¿ r xy ≤ 0,20 Sangat rendah
0,20¿ r xy ≤ 0,40 Rendah
0,40¿ r xy ≤ 0,60 Cukup
0,60¿ r xy ≤ 0,80 Tinggi
r
0,80 xy 1,00
¿ ≤ Tinggi
Dari hasil uji coba instrumen terhadap 28 siswa diperoleh validitas untuk
Tabel 3.2
Analisis Validasi Tiap Butir Soal
No. Soal r xy Interpretasi Validitas
1 0,42 Sedang
2 0,58 Sedang
3 0,46 Sedang
4 0,72 Tinggi
5 0,56 Sedang
6 0,78 Tinggi
7 0,63 Tinggi
2. Reliabilitas
memadai jika alat ukur tersebut diuji cobakan pada waktu yang berbeda,
soal berkaitan dengan suatu perangkat soal apabila diujikan kepada subjek
hasil (Rahayu & Djazari, 2016). Untuk mengetahui reliabilitas tes tipe
k S t 2 − ∑ Si 2
r 11 = ×
k−1 St 2
Keterangan:
r 11 : koefisien reliabilitas
berikut.
Tabel 3.3
Interpretasi Reliabilitas Soal
Tabel 3.4
Analisis Reliabilitas Instrumen Soal
No. Soal r 11 Interpretasi Reliabilitas
1
2
3
4 0,89 Sangat Tinggi
5
6
7
3. Daya Pembeda
soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang
JB A−JB B
DP=
JS A . SMI
Keterangan :
DP : daya beda
peserta tes)
berikut.
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
Besarnya DP Klasifikasi
0,00 ≤ DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 ≤ DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 ≤ DP ≤ 0,70 Baik
0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Baik sekali
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh daya pembeda untuk tiap butir
Tabel 3.6
Analisis Daya Pembeda Tiap Butir Soal
No. Soal JB A JBB JS A SMI DP Klasifikasi
1 153 124 8 20 0,18 Jelek
2 148 73 8 30 0,31 Cukup
3 141 65 8 25 0,38 Cukup
4 117 15 8 15 0,85 Baik Sekali
5 96 52 8 25 0,22 Cukup
6 59 0 8 15 0,49 Baik
7 29 0 8 10 0,36 Cukup
Berdasarkan tabel 3.6 didapat bahwa soal nomor 1, memiliki kriteria daya
kriteria daya pembeda dengan klasifikasi baik, dan soal nomor 4 memiliki
4. Indeks Kesukaran
proporsi jumlah skor jawaban benar pada butir tes yang bersangkutan
kesukaran dari suatu instrumen mulai dari mudah, sedang, dan sulit
J A+ J B
IK =
2 JS A . SM I
Keterangan:
IK : indeks kesukaran
peserta tes)
berikut.
Tabel 3.7
Klasifikasi Indeks kesukaran
Besarnya IK Keterangan
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu Mudah
Dari hasil uji coba instrumen diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal
sebagai berikut.
Tabel 3.8
Hasil perhitungan Indeks Kesukaran Tiap Butir Soal
No. Soal IK Keterangan
1 0,87 Mudah
2 0,46 Sedang
3 0,52 Sedang
4 0,55 Sedang
5 0,37 Sedang
6 0,25 Sukar
7 0,18 Sukar
Dari tabel 3.8 diperoleh bahwa soal nomor 1 memiliki kriteria indeks
tabel 3.4, daya pembeda pada tabel 3.6, dan indeks kesukaran pada tabel
3.8 maka diperoleh hasil rekapitulasi uji coba instrumen sebagai berikut.
Tabel 3.9
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Tes
No. Daya Indeks Kesimpulan
Validitas Reliabilitas
Soal Pembeda Kesukaran
1 Sedang Jelek Mudah Soal dipakai
2 Sedang Jelek Sedang Soal dipakai
3 Sedang Cukup Sedang Soal dipakai
4 Tinggi Baik Sedang Soal dipakai
Sangat
5 Sedang Jelek Sedang Soal dipakai
Tinggi
6 Tinggi Cukup Sukar Soal dipakai
7 Tinggi Cukup Sukar Soal dipakai
1. Angket
Menurut (Riany et al., 2016) angket adalah salah satu alat evaluasi
ini adalah angket tertutup bentuk check list berskala Likert. Dalam angket
tertutup responden menjawab pertanyaan dengan memilih jawaban yang
siswa yang terdiri dari 34 pertanyaan positif dan negatif dan angket untuk
guru yang terdiri dari 34 pernyataan positif dan negatif. Angket diberikan
selesai diterapkan, agar diperoleh data respon siswa dan guru terhadap
Dibawah ini disajikan tabel rubrik penskoran skala Likert sebagai berikut.
Tabel 3.10
Rubrik Penskoran Angket Skala Likert
2. Lembar Observasi
excel untuk mengetahui deskripsi sejauh mana pemahaman materi Bangun Ruang
Sisi Datar pada siswa kelas VIII-C SMP Negeri 02 Cipongkor, deskripsi
1. Tes
Tes yang diberikan kepada siswa dalam bentuk soal uraian kemudian
Keterangan
Siswa dikatakan tuntas jika nilainya ≥ nilai KKM. Adapun nilai KKM
yang ditetapkan disekolah tersebut saat dilakukan penelitian adalah 70. Jadi,
diperoleh ≥70. Adapun presentasi siswa yang mencapai KKM dapat dihitung
(Widoyoko, 2009)
t−r
Ji=
Jk
Keterangan:
Ji = Jarak interval
Tabel 3.11
Pedoman Konversi Interval Persentase Menjadi Kategori
No Persentase Kategori
(%)
1 80 ¿ X ¿100 Sangat Baik
2 60 ¿ X≤ 80 Baik
3 40 ¿ X ≤ 60 Cukup
4 20 ¿ X ≤ 40 Kurang
5 0 ¿ X ≤ 20 Sangkat Kurang
KKM minimal memenuhi kriteria baik yaitu paling sedikit ada 60% dari total
2. Angket
Data yang didapat dari hasil angket guru dan siswa dioleh
x=
∑X
n
Nilai rata-rata total skor yang diperoleh dari setiap pernyataan angket,
klasifikasi kriteria penilaian dari angket respon guru dan siswa. Klasifikasi
penilaian angket respon guru dan siswa disajikan dalam tabel berikut
(Widoyoko, 2009).
Tabel 3.12
Klasifikasi Penilaian Angket Respon Guru dan Siswa
No Rentang Skor Kriteria
1 X ≥ X 1+1,5 sbi Sangat Baik
2 X 1+0,5 sbi< X ≤ X 1+1,5 sbi Baik
3 X 1−0,5 sbi< X ≤ X 1+ 0,5 sbi Cukup Baik
4 X 1−1,5 sbi< X ≤ X 1−0,5 sbi Kurang Baik
Keterangan :
X 1 = Mean ideal
1
= (skor maksimal ideal + skor minimal ideal )
2
1
= (skor maksimal ideal - skor minimal ideal )
6
X = Skor empiris
maksimal ideal adalah 4 dan skor minimal ideal adalah 1. Maka berdasarkan
tabel 3.12 diperoleh tabel klasifikasi penilaian angket respon guru dan siswa
sebagai berikut.
Tabel 3.13
Kriteria Penilaian Angket Respon Guru dan Siswa
No Rentang Skor Kriteria
1 X >3,25 Sangat Baik
2 2,75< X ≤ 3,25 Baik
3 2,25< X ≤ 2,75 Cukup Baik
4 1,75< X ≤ 2,25 Kurang Baik
3. Lembar Observasi
yang terdiri dari empat pilihan tanggapan yaitu sangat baik (4), baik (3),
cukup baik (2), dan kurang baik (1). Data yang didapat dari hasil observasi
aktivitas guru kemudian diolah dengan menghitung rata-rata skor total dari
x=
∑X
n
Nilai rata-rata total skor yang diperoleh dari setiap aspek yang
disusun tabel klasifikasi kriteria penilaian dari hasil observasi guru tersebut.
sebagai berikut.
Tabel 3.14
Kriteria Penilaian Observasi Aktivitas Guru
No Rentang Skor Kriteria
1 X >3,25 Sangat Baik
2 2,75< X ≤ 3,25 Baik
3 2,25< X ≤ 2,75 Cukup Baik
4 1,75< X ≤ 2,25 Kurang Baik
(Sugandi, 2001).
Q
P= x 100 %
R
Keterangan :
t−r
Ji=
Jk
Keterangan:
Ji = Jarak interval