Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN ANAK

OLEH :

Nama : Kristina Fitri Kurnia


Nim : 191111020
Kelas : A
Semester : V

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
2021
1. KONSEP TEORY
 Pengertian
Glomerulonefritis kronis (GNC) adalah suatu kondisi peradangan yanglama dari
sel-sel glomerulus dengan diagnosis klinis berdasarkanditemukannya hematuria dan
proteinuria yang menetap. Glomerulonefritiskronis sering timbul beberapa tahun setelah
cedera dan peradanganglomerulus subklinis yang disertai oleh hematuria (darah dalam
urine) dan proteinuria (protein dalam urine) ringan (Mutaqqin dan Sari, 2012;Mansjoer,
et al., 2000). Glomerulonefritis ialah reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteriatau
virus tertentu. Terjadi akibat infeksi kuman streptococcus. Seringditemukan pada usia 3-7
tahun (pada awal usia sekolah). Lebih seringmengenai anak laki-laki dari pada wanita
dengan perbandingan 2 : 1(Mansjoer, Arif, dkk. 2000 : 487).
 ETIOLOGI
 seringkali tanpa riwayat infeksi
 Keracunan (timah hitam)
 Diabetes mellitus
 Hipertensi kronik
 Kelainan sistem imun ( penyakit lupus )
 PATOFISIOLOGI
Glomerulonefritis kronis, awalnya seperti glomerulonefritis akut
atautampak sebagai tipe reaksi antigen/antibody yang lebih ringan,
kadang-kadang sangat ringan, sehingga terabaikan. Setelah kejadian
berulanginfeksi ini, ukuran ginjal sedikit berkurang sekitar seperlima
dariukuran normal,dan terdiri dari jaringan fibrosa yang luas,
korteksmengecil menjadi lapisan yang tebalnya 1-2 mm atau kurang.
Berkas jaringan parut merusak sistem korteks, menyebabkan permukaan
ginjalkasar dan ireguler. Sejumlah glomeruli dan tubulusnya berubah
menjadi jaringan parut, dan cabang-cabang arteri renal menebal.
Pada Glomerulonefritis kronik akumulasi produk ureum
yangmempengaruh hampir semua sistem organ. Sehingga terjadi Uremia
pada GFR sekitar 10 mL/menit yang kemudian berlanjut padakeadaan
gagal ginjal terminal. Respons perubahan secara structural dan fungsional
memberikan berbagai masalah keperawatan pada pasien yang
mengalami glomerulus kronis.Glomerulonefritis progresif cepat
berkaitan dengan proliferas i difusselsel gomerulus didalam ruang
Bowman. Hal ini menimbulkan struktur yang berbentuk mirip bulan sabit
yang merusak ruang Bowman. Kecepatan filtrasi glomerulus menurun
sehingga terjadigagal ginjal.

 MANIFESTASI KLINIS
Glomerulusnefritis kronis ditandai dengan kerusakan glomerulus secara
progresiflambat akibat glomerulusnefritis yang berlangsung lama.GEJALA
UTAMA:
 Hematuria (kencing bercampur darah)
 Edema pada bagian wajah biasanya sekitar mata (kelopak),
 Penurunan kadar albumin (hipoalbuminemia)
 Hipertensi
 Peningkatan suhu badan
 Sakit kepala, lemah, gelisah
 Mual, tidak ada nafsu makan, berat badan menurun
 Ureum dan kreatinin meningkat
 Proteinurea
 Suhu subfebril
 Kolesterol darah naik
 Fungsi ginjal dan kematian *uremia*gagal ginjal kematian * selalu
merasa haus dan miksi pada malam hari (nokturia)

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Adapun pemeriksaan penunjang untuk GNC menurut Beta Gelly & Sowden
Linda(2002) adalah :
1. Pemeriksaan laboraturium
 LED (Laju Endap Darah) meningkat.
 Kadar Hb menurun sebagai akibat hipervolemia (retensi
garam dan air).
 Pemeriksaan urin menunjukkan jumlah urin menurun,
Berat jenis urinemeningkat.
 Ureum dan kreatinin meningkat.
 USG- CT SCAN untuk melihat bentuk dan ukuran ginjal
 Uji fungsi ginjal normal pada 50% pasien.- Test
gangguan kompleks imun- Biopsi ginjal.

 PENATALAKSANAAN MEDIK
 Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu lalu dianjurkan
selama 6-8 minggu
 Pemberian penisilin pada fase akut.
 Pengaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan
keseimbangan cairandan elektrolit).
 Pengobatan terhadap hipertensi
 Bila anuria berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus
dikeluarkan daridalam darah. Dapat dengan cara peritoneum
dialisis, hemodialisis, transfusetukar dan sebagainya.
 Bila tidak timbul gagal gagal jantung, diberikan digitalis,
sedativum danoksigen
 KEPERAWATAN
 stirahat mutlak selama 2 minggu.
 Pengawasan tanda-tanda vital secara 3x sehari
 Jika terdapat gejala dyspnea/ortopnea dan pasien terlihat
lemahadalah kemungkinan adanya gejala payah jantung,
segera berikan posisi yang nyaman (semi fowler), berikan
O2 dan hubungidokter.
 Diet protein 1 gr/kg BB/hari dan garam 1 gr/hari (rendah
garam).
2.KONSEP ASKEP
Pengkajian Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk mengetahui masalah
pasien dengan tepat, sebab pengkajian merupakan awal dari proses keperawatan. Dan
keberhasilan proses keperawatan tergantung dari pengkajian.
1. Pengkajian Umum
 Keluhan Utama Keluhan orang tua atau anak pada waktu ke rumah sakit Pasien
mengeluh mual , anoreksia, muntah, mengeluh demam , mengeluh sakit kepala/pusing ,
mengeluh sesak
 Riwayat Kesehatan Riwayat kesehatan sekarang Anak tampak odema , muntah, pada
saat disentuh teraba hangat, mengalami, anak tampak lemah , adanya peningkatan
tekanan darah
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
 Prenatal History Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Streptococus), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan serta
penyakit DM pada ibu.
 Intra natal 12 Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
 Riwayat Neonatus kaji riwayat neunatus saat bayi pertamakali lahir apa ada tanda atau
gejala yang mucul dari neunatus. Pada pasien GNC biasanya tidak ditemukan tanda
gejal pada usia nenatus.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang yang mengalami Gluronefritis Cronic
(GNC)
b. Penyakit keturunan atau diwariskan
c. Penyakit congenital atau bawaan
d. Riwayat pertumbuhan dan Perkembangan
 Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8 Tinggi badan = 2 kali tinggi badan lahir.
Perkembangan psikoseksual : anak berada pada fase oedipal/falik dengan ciri
meraba-raba dan merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, senang
bermain dengan anak berjenis kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-
laki lebih dekat dengan ibu,
 elektra kompleks untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs rasa
bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman baru. Jika
usahanya diomeli atau dicela anak
 Akan merasa bersalah dan menjadi anak peragu. Perkembangan kognitif :
masuk tahap pre operasional yaitu mulai mempresentasekan dunia dengan
bahasa, bermain dan meniru, menggunakan alat-alat sederhana
 Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, menggambar orang dengan
kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-jarinya,
menyebut hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal empat warna,
membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.

2 Pengkajian fisik
Keadaan umum klien lemah dan terlihat saki berat dengan tingkat kesadaran biasanya
composmentis. Pada TTV sering tidak didapatkan adanya perubahan.
a. B1 (Breatihing). Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas
walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama pada fase akut. Pada fase lanjut
di dapatkan adanya gangguan pola nafas dan jalan nafas yang merupakan respons edema
pilmonerdan efusi fleura.
b. B2 (Blood ). Sering ditemukan penurunan curah jantung respons sekunder dari
peningkatan beban volume.
c. B3 (Brain). Didapatkan adanya edema wajah terutama periorbital, seklera tidak ikteri
status neurologi mengalami perubahan sesuai dengan tingkat paranya azotemia pada
sistem saraf pusat.
d. B4 (Bladder). Perubahan warna urine output seperti warna urine warnanya kola.
e. B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia sehingga sering didapatkan
penurunan intake nutrisi kurang dari kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen. 15
f. B6 (Bone). Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum, efek sekunder dari edema
tungkai dari keletihan fisik secara umum.

Diagnosa
1. Gangguan eliminasi urine
2. Kelebihan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Perencanaan
DIAGNOSIS KEPERAWATAN Gangguan Eliminasi Urine Definisi: disfungsi pada
eliminasi urine Batasan Karakteristik: Disuria Sering berkemih Anyang-anyangan Inkontinensia
Nokturia Retensi Dorongan Factor yang berhubungan Obstruksi anatomic Penyebab multiple
Gangguan sensori motorik Infeksi saluran kemih

NIC

 Urinanry elimination  Urinary conntinuence Kriteria hasil: Kandung kemih kosong secara
penuh Tidak ada residu urine ≥100-200cc Intake cairan dalam rentang normal Bebas dari ISK
Tidak ada spasme bladder Balance cairan seimbang Urinary Retention Care Lakukan penilaian
kemih yang komprehdnsif berfokus pada inkontinensia (misalnya, output urine, pola berkemih,
fungsi kognitif, dan masalah kencing praeksisten) Memantau penggunaan obat dengan sifat
antikolinergik atau property alpha agonis Memonitor efek dari obat-obatan yang diresepkan,
seperti calcium channe blockers dan antikolinergik Menyediakan penghapusan privasi Gunakan
kekuatan sugesti dengan menjalankan air atau disiram toilet Merangsang refleks kandung kemih
dengan menerapkan dingin untuk perut membelai tinggi batin, atau air Sediakan waktu yang
cukup untuk pengosongan kandung kemih (10 menit) Gunakan spirit.
NOC Electrolit and acid base balance Fluid balance Hydration Kriteria Hasil : Terbebas dari
edema, efusi, anaskara Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspnea/ortopneu Terbebas dari distensi
vena jugularis, reflek hepatojugular (+) Memelihara tekanan vena sentral, tekanan kapiler paru,
output jantung dan vital sign dalam batas normal Terbebas dari 17 wintergreen di pispot atau
urinal Menyediakan maneuver crede, yang diperlukan Gunakan double-void teknik Masukkan
kateter kemih Anjurkan pasien/keluarga untuk merekam output urine Intruksikan cara-cara untuk
menghindari konstipasi atau impaksi tinja Memantau asupan dan keluaran Memantau tingkat
distensi kandung kemih dengan palpasi dan perkusi Membantu dengan toilet secara berkala
Memasukkan pipa ke dlaam lubang tubuh untuk sisa Menerapkan katerissi intermiten Merujuk
ke spesialis kontinensia kemih. NIC Fluid management Timbang popok atau pembalut jika
diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Pasang urin kateter jika diperlukan
Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolalitas urin) Monitor status
hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCWP Monitor vital sign Monitor indikasi
retensi/kelebihan cairan hematocrit  Penurunan hemoglobin  Dyspnea  Edema 
Peningkatan tekanan vena sentral  Asupan melebihi haluaran  Distensi vena jugularis 
Oliguria  Ortopnea  Efusi pleura  Refleksi hepatojugular positif  Perubahan tekanan
arteri pulmonal  Kengesti pulmunal  Gelisah  Perubahan berat jenis urin  Bunyi jantung
S3  Penambahan berat badan dalam waktu sangat singkat Factor – factor yang berhubungan :
 Gangguan mekanisme regulasi  Kelebihan asupan cairan  Kelebihan asupan natrium
kelelahan, kecemasan atau kebingungan  Menjelaskan indikator kelebihan cairan

18. (cracles, CVP, edema, distensi vena leher, asites) Kaji lokasi dan luas edema Monitor
masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori Monitor status nutrisi Kaloborasi pemberian
diuretic sesuai intruksi Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum
Na <130 mEq/l Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Fluid Monitoring
Tentukan riwayat jumlah dan tipe intake cairan dan eliminasi Tentukan kemungkinan factor
resiko dari ketidakseimbangan cairan (hipertermia, terapi diuretic, kelainan renal, gagal jantung,
diaphoresis, disfungsi hati dll) Monitor berat badan, BP, HR, dan RR Monitor serum dan
osmilalitas urin Monitor tekanan darah orthostatic dan perubahan irama jantung Monitor
parameter hemodinamik infasif Catat secara akurat intake dan output Monitor adanya distensi
leher, ronchi, oedem perifer dan penambahan BB Monitor tanda dan gejala daro oedema
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Definisi : Asupan nutrisi tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic Batasan Karakteristik Kram abdomen Nyeri
abdomen Menghindari makanan Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler Diare Kehilangan rambut berlebihan Bising usus hiperaktif Kurang makanan
Kurang informasi Kurang minat pada makanan Penurunan berat badan dengan asupan makanan
adekuat Kesalahan konsepsi Kesalahan informasi Membrane mukosa pucat Ketidakmampuan
memakan makanan Tonus otot menurun Mengeluh gangguan makanan kurang dari RDA
(recommended daily allowance) Cepat kenyang setelah makan Sariawan rongga mulut.

NOC Nutritional Status : Nutritional Status : food and fluid intake Nutritional Status : nutrient
intake Weight control Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidak
ada tanda-tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak
terjadi penurunan berat badan yang berarti

19. NIC Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan
substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih (sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien
bagaimana membuat catatan makanan harian Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan
berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau
orang tua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan.
 Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi  Monitor turgor kulit  Monitor
kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah  Monitor mual muntah  Monitor kadar
albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht  Monitor pertumbuhan dan perkembangan  Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva  Monitor kalori dan intake nutrisi 
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papilla lidah dan cavitas oral  Catat jika lidah
berwarna magenta scarlet Steatorea Kelemahan otot pengunyah Kelemahan otot untuk menelan
Factor yang berhubungan : Factor biologis Factor ekonomi Ketidakmampuan untuk
mengabsorbsi nutrient Ketidakmampuan untuk mencerna makanan Ketidakmampuan menelan
makanan Factor psikologis

Anda mungkin juga menyukai