O
L
E
H
Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen bidang studi Kesuburan Tanah yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada
penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai
kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya dan khususnya
bagi penulis sendiri sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar isi..............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................
1.4 Manfaat penulisan penulisan ..............................................................................
Tinjauan Pustaka..................................................................................................................
Metode.................................................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Tanah Dalam Edapologi......................................................................................
2.2 Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman............................................................
2.3 Kesuburan Tanah dan Pemupukan ......................................................................
2.4 Hubungan Sifat Tanah dan Tanaman...................................................................
2.4.1 Sifat Fisik Tanah...............................................................................................
2.4.2 Sifat Kimia Tanah.............................................................................................
2.4.3 Sifat Biologi Tanah...........................................................................................
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk lebih
memahami dan mengetahui hubungan tanah dengan tumbuhan dalam konsep edapologi.
Dan diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari.
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk
diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan
tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih
besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu
aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa
diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap.
2.4.2 Sifat Kimia Tanah
Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan
mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan
gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah
nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH-
didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada
kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-,
sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OH- larutan
tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena
berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut
terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh
tanaman.
Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa
seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat
sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9
karena banyak mengandung garam natrium.
Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui :
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman,
pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH
tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara
mudah larut dalam air.
2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun
bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium
yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat
diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi
mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu
dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi
tanaman.
3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam
tanah. Pada pH 5.5 – 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang
dengan baik Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah
diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu
diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah
sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai.
Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat
memperburuk pH tanah.
Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan
kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan
penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan
tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki
kesesuaian pH yang berbeda.
b. Mikrofauna
Terdiri dari Protozoa dan Nematoda. Protozoa merupakan hewan bersel satu
yang memakan bakteri, sehingga dapat menghambat daur ulang unsur hara atau
menghambat berbagai proses dalam tanah yang melibatkan bakteri. Nematoda
merupakan cacing yang sangat kecil seperti benang, berdasarkan jenis makanannya
nematoda dibedakan menjadi omnivorus makan sisa bahan organik, predaceous, makan
hewan-hewan tanahtermasuk nematoda yang lain, parasitik merusak akar tanaman,
c. Makroflora
Akar tumbuhan yang mati di dalam tanah menyediakan energi dan makanan
hewan dan mikroflora. Akar tanamanmeningkatkan agregasi tanah, dan karena akar
menembus ke lapisan tanah yang dallam maka ia membusuk dan mmenjadi humus. akar
tanaman yang masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan
unsur hara oleh akar tersebut. Selain itu akar juga mempengaruhi ketersediaan unsur
hara karna dapat membentuk asam organik dipermukaannya yang dapat meningkatkan
kelarutan unsur hara. Dikeluarkannya asam AMINO yang mudah dihancurkan dan
terlepasnya beberapa bagian kulit akar dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme
disekitar akar . jumlah organisme disekitar akar ini 10-100 kali lebih banyak daripada
diluar daerah perakaran. Jadi ketersediaan unsur hara sangat dipengaruhi oleh bahan
yang dikeluarkan oleh akar dan aktivitas mikroorganisme di rhizophere (daerah sekitar
perakaran)
d. Mikroflora
Terdiri dari bakteri, fungi, actinomycetes, algae, dan virus.
1. Bakteri
Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph.
Autotroph yaitu bakteri yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik,
misalnya melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri yang mendapatkan
makanannya dari bahan organik yang telah ada.
Bakteri autotroph bermanfaat karena mempengaruhi sifat-sifat tanah. Misalnya merubah
nitrit menjadi nitrat, sulfida menjadi sulfat dsb. Nitrifikasi berpengaruh terhadap
kualitas lingkungan karena oksidasi dari NH4 menjadi NO3 yang mudah larut, dapat
menyebabkan pencemmaran nitrat pada air tanah . konsentrasi nitrat yang tinggi dalam
air dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Bakteri heterotroph dalam tanah dapat
dibedakan menjadi bakteri pengikat nitrogen dan bukan pengikat nitrogen.
2. Actinomycetes
Secara taksonomi dan morfologi dapat digolongkan sebagai fungi ataupun
bakteri, tetapi akhir-akhir ini diklasifikasikan sebagai bakteri. Fungsi utamanya yaitu
dalamm dekomposisi bahan organik terutama selulosa dan bahan organik lain yang
resisten. Keadaan yang baik untuk perkembangan actinomycetes yaitu banyak tersedia
bahan organik segar, pH tanah netral sampai agak masam, tanah lembab, tetapi lebih
tahan kekeringan daripada fungi.
3. Algae
Algae mempunyai chlorophyl dan terdiri dari green algae, blue green algae,
yellow green algae, dan diatomae. Berkembang biaka pada tanah yang subur. Pada
tanaman padi sawah algae membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan
mengikat N yang ada di udara.
4. Virus
Berbeda dengan mikroflora yang lain, virus tidak dapat hidup lama didalam
tanah, dan tidak dapat berkembang biak tanpa induk semangnya. Virus dapat diberantas
dengan memberantas pembawa virus seperti nematoda, fungi dan akar akar tanaman.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan
menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan
penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan
hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan
produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun
kehutanan. Yang dimasud dengan pengolahan tanah adalah suatu usaha manusia untuk
merubah sifat-sifat yang dimiliki oleh tanah sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki
oleh manusia.
Adapun tujuan pengolahan tanah adalah untuk menciptakan kondisi fisik;
khemis dan biologis tanah yang lebih baik sampai kedalaman tertentu agar sesuai untuk
pertumbuhan tanaman; membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan;
menempatkan seresah atau sisa-sisa tanaman pada tempat yang sesuai agar dekomposisi
dapat berjalan dengan baik; menurunkan laju erosi; meratakan tanah untuk
memudahkan pekerjaan di lapangan; mempersatukan pupuk dengan tanah; serta
mempersiapkan tanah untuk mempermudah dalam pengaturan air.
Daftar Pustaka
http://nurafni.com/2011/04/27/dasar-dasar-teknologi-tanah/
http://usupress.usu.ac.id/files/Kesuburan%20Tanah%20dan%20Pemupukan%20-
%20Final_bab%201.pdf
http://setengahbaya.info/arsip/hubungan-tanah-dan-tanaman-kesuburan-tanah.html
http://haryanthogeo.blogspot.com/2011/10/sifat-biologi-tanah.html