Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN MINI RISET

PENGANTAR GEOGRAFI

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT NELAYAN ( Studi kasus


desa Gambus laut, kecamatan lima puluh pesisir, kab. Batubara)

Dosen Pengampuh :

Dr. Darwin Parlaungan Lubis M.Si

Disusun Oleh

Kelompok 3

Irsyad Maulana Siregar (3213131003)

Josua Parlaungan Ujung (3213331021)

M Alffi Shafa Sudharma (3213331023)

Melinda Roselli Angkat (3212431007)

Mary Christin Sitinjak (32133331035)

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2021
Abstract

Tulisan ini di buat untuk mengetahui bagaimana keadaan social ekonomi masyarakat nelayanyang
berada di desa gambus laut, Kec. Lima puluh Pesissir, kab. Batubara. Dimana nelayan merupakan
prfesi yang dominan di daerah tersebut. Nelayan berperan ssebagai mata pencaharian utama di
daerah Desa Gambus Laut tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi langsung
dan wawancara kepada beberapa nelayan yang ada di lokasi peneltian.

Kata kunci : Nelayan , Sosial ekonomi , gambus laut, Kabupaten Batubara

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur patut kita tinggikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang memberikan nikmat
sempt dan nikmat sehat agar penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset yang penting ini. Atas
Rahmat,Taufik, dan Hidayahnya. Tidak lupa juga saya berterima kasih kepada Dr. Darwin
Parlaungan Lubis M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantr Geografi

Penulis sangat berharap semoga karya Mini Riset yang penting ini bermanfaat untuk
menambah ilmu dan pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya kekurangan dalam
tugas ini dan jauh dari harapan penulis, oleh karena itu penulis berharap dapat diberikan kritik, dan
saran untuk perbaikan kedepannya.

Semoga tugas sederhana ini dapat dimengerti oleh siapa pun yang membacanya. Jika laporan
yang disiapkan bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca. Sebelumnya penulis meminta maaf
atas kesalahan kata yang kurang menyenangkan, dan meminta kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan

Medan, Oktober 2021

Kelompok 3

iii
DAFTAR ISI

Abstract........................................................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Riset....................................................................................................................................... 2
D. Manfaat Riset .................................................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................................................................. 11
A. Pengertian Nelayan ...............................................................................................................................

B. Pengertian sosial ekonomi .....................................................................................................................

BAB III METODOLOGI .................................................................................................................................. 11


A. Tempat dan Waktu Survey.............................................................................................................. 11
B. Subjek survei ................................................................................................................................... 11
C. Teknik pengambilan data (metode survei) ..................................................................................... 11
D. Analisi Data ..................................................................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP .......................................................................................................................................... 14
Kesimpulan.............................................................................................................................................. 14
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………………………………………………7

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nelayan adalah orang atau individu yang aktif dalam melakukan penangkapan ikan
dan binatang air lainnya (suyitno, 2012). Tingkat kesejahteraan nelayan sangat ditentukan
oleh hasil tangkapannya. Seiring dengan banyaknya tangkapan maka akan terlihat juga
besarnya pendapatan yang diterima oleh nelayan yang nantinya dipergunakan untuk
konsumsi keluarga, dengan demikian tingkat pemenuhan konsumsi keluarga sangat
ditentukan oleh pendapatan yang diterima.

Kompleksitas persoalan nelayan saaat ini berdampak pada pada perekonomian mereka
yang semakin menurun. Sehingga, menyebabkan kemiskinan dikalangan nelayan dan
masyarakat pesisir. Padahal, nelayan adalah salah satu mata pencaharian utama guna
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menafkahi anggota keluarga. Banyaknya
permasalahan kemiskinan yang menimpa nelayan, membuat hidup mereka pasang surut.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Gmabus Laut, Kecamatan
Limapuluh Pesisir, Kabupaten Batubara?
2. Apakah keadaan sosial ekonomi nelayan di Desa Gambus Laut selalu stabil?

1
C. Tujuan Riset
1. Untuk memenuhi salah satu syarat bentuk penugasan mata
kuliah Pengantar Geografi
2. Untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi nelayan di Desa
Gambus

D. Manfaat Riset
Adapun manfaar riset ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam
bidang sosial ekonomi masyarakat nelayan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Nelayan
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja
menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun permukaan
perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat merupakan perairan
tawar, payau maupun laut. Nelayan tradisional adalah orang perorangan yang pekerjaannya
melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan perahu dan alat tangkap yang
sederhana (tradisional).
M.Khalil Mansyur (dalam Imron :2012) mengartikan nelayan dengan artian yang
lebih luas lagi, yaitu masyarakat nelayan bukan berarti mereka yang dalam mengatur
hidupnya hanya mencari ikan di laut untuk menghidupi keluarganya akan tetapi juga orang-
orang yang interal dalam lingkungan itu. Maka dari semua pengertian nelayan yg telah di
jelaskan dapat dikatakan bahwa nelayan secara umum adalah manusia yang bekerja di
daerah perairan untuk melakukan penangkapan ikan sebagai sumber mata pencaharian
guna menyambung kehidupan.
Nelayan di klasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

A. KLASIFIKASI NELAYAN MENURUT STATISTIK PERIKANAN KKP:

1. Nelayan Penuh

Nelayan tipe ini hanya memiliki satu mata pencaharian, yaitu sebagai nelayan. Hanya
menggantungkan hidupnya dengan profesi kerjanya sebagai nelayan dan tidak memiliki
pekerjaan dan keaahllian selain menjadi seorang nelayan.

2. Nelayan Sambilan Utama

Nelayan tipe ini mereka menjadikan nelayan sebagai profesi utama tetapi memiliki pekerjaan
lainnya untuk tambahan penghasilan. Apabila sebagian besar pendapatan seseorang berasal dari
kegiatan penangkapan ikan ia disebut sebagai nelayan. (Mubyarto, 2002:18).

3. Nelayan Sambilan Tambahan

3
Nelayan tipe ini biasanya memiliki pekerjaan lain sebagai sumber penghasilan, sedangkan
pekerjaan sebagai nelayan hanya untuk tambahan penghasilan.

B. KLASIFIKASl KELOMPOK NELAYAN BERDASAR KEPEMILIKAN SARANA


PENANGKAPAN IKAN (UU Bagi Hasil Perikanan):

1. Nelayan Penggarap

Nelayan penggarap adalah orang yang sebagai kesatuan menyediakan tenaganya turut serta
dalam usaha penangkapan ikan laut, bekerja dengan sarana penangkapan ikan milik orang lain.

2. Juragan/Pemilik

orang atau badan hukum yang dengan hak apapun berkuasa/memiliki atas sesuatu kapal/perahu
dan alat-alat penangkapan ikan yang dipergunakan dalam usaha penangkapan ikan, yang
dioperasikan oleh orang lain. Jika pemilik tidak melaut maka disebut juragan/pengusaha. Jika
pemilik sekaligus bekerja melaut menangkap ikan maka dapat disebut sebagai nelayan yang
sekaligus pemilik kapal.

C. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR KELOMPOK KERJA

1. Nelayan Perorangan

Nelayan yang memiliki peralatan tangkap ikan sendiri, dalam pengoprasiannya tidak melibatkan
orang lain.

2. Nelayan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

Adalah gabungan dari minimal 10 (sepuluh) orang nelayan yang kegiatan usahanya terorganisir
tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama non-badan hukum.

3. Nelayan Perusahaan

Adalah nelayan pekerja atau Pelaut Perikanan yang terikat dengan Perjanjian Kerja Laut (PKL)
dengan badan usaha perikanan.

4
D. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR JENIS PERAIRAN

1. Nelayan Laut

Adalah nelayan yang menangkap ikan pada perairan laut.

a. Nelayan Pantai (Teritory Fishers)

Adalah nelayan yang menangkap ikan pada perairan laut teritorial.

b. Nelayan Lepas Pantai (ZEE Fishers)

Adalah nelayan yang menangkap ikan pada perairan laut Lepas Pantai (ZEE)

c. Nelayan Laut Lepas (High Seas Fishers)

Adalah nelayan yang menangkap ikan pada perairan laut Lepas(High Seas)

2. Nelayan Perairan umum pedalaman (PUD)

Adalah nelayan yang menangkap ikan pada perairan umum pedalaman (PUD)

E. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR UU PERIKANAN

1. Nelayan

Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. (Sumber:
Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).

2. Nelayan Kecil

Nelayan kecil adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran
paling besar 5 (lima) gross ton (GT). (Sumber: Pasal 1 Angka 11 UU Nomor 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan).

5
F. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR MATA PENCAHARIAN

1. Nelayan subsisten (subsistence fishers)

Adalah nelayan yang menangkap ikan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

2. Nelayan asli (native/indigenous/aboriginal fishers)

Adalah nelayan yang sedikit banyak memiliki karakter yang sama dengan kelompok
pertama, namun memiliki juga hak untuk melakukan aktivitas secara komersial walaupun dalam
skala yang sangat kecil.

3. Nelayan komersial (commercial fishers)

Adalah nelayan yang menangkap ikan untuk tujuan komersial atau dipasarkan baik untuk
pasar domestik maupun pasar ekspor.

4. Nelayan rekreasi (recreational/sport fishers)

adalah orang-orang yang secara prinsip melakukan kegiatan penangkapan ikan hanya
sekedar untuk kesenangan atau berolahraga.

G. KALSIFIKASI NELAYAN BERDASAR ASPEK KETERAMPILAN PROFESI

1. Nelayan non-formal

Keterampilan profesi menangkap ikan yang diturunkan/dilatih dari orang tua atau
generasi pendahulu secara non-formal.

2. Nelayan formal akademis

Keterampilan profesi menangkap ikan yang didapat dari belajar dan berlatih secara
sistematis akademis dan bersertifikasi/berijasah.

6
H. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR TEKNOLOGI

1. Nelayan Tradisional
Nelayan Tradisional mengunakan teknologi penangkapan yang sederhana, umumnya peralatan
penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia. Kemampuan jelajah
operasional terbatas pada perairan pantai.

2. Nelayan Modern

Nelayan modern mengunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan dengan
nelayan tradisional. Ukuran modernitas bukan semata-mata karena pengunaan motor untuk
mengerakkan perahu, melainkan juga besar kecilnya motor yang digunakan serta tingkat
eksploitasi dari alat tangkap yang digunakan. Perbedaan modernitas teknologi alat tangkap juga
akan berpengaruh pada kemampuan jelajah operasional mereka (Imron, 2003:68).

I. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR MOBILITAS

1. Nelayan Lokal

Nelayan yang beroperasi menangkap ikan sesuai perairan WPP dalam ijin yang dikeluarkan oleh
otoritas Pemerintah Daerah setempat.

2. Nelayan Andon

Nelayan dengan kapal berukuran maksimal 30 (tiga puluh) Gross Tonage yang beroperasi
menangkap ikan mengikuti ruaya kembara ikan di perairan otoritas teritorial dengan legalitas ijin
antar Pemerintah Daerah.

J. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR STATUS KEWARGANEGARAAN

1. Nelayan Indonesia

Nelayan yang berasal dari kewarganegaraan Indonesia yang terdaftar dalam database nasional
dan memiliki identitas Kartu Nelayan Indonesia (KNI).

7
2. Nelayan Asing

Nelayan yang berasal dari kewarganegaraan Negara lain yang terdaftar dalam database nasional
Indonesia dan memiliki identitas Kartu Nelayan Asing (KNA) di Indonesia.

K. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR DAFTAR IDENTITAS

1. Nelayan Beridentitas

Nelayan yang terdaftar dalam database nasional Indonesia dan memiliki identitas Kartu Nelayan
Indonesia.

2. Nelayan Tanpa Identitas

Nelayan yang tidak terdaftar dalam database nasional Indonesia dan tidak memiliki identitas
Kartu Nelayan Indonesia.

L. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR GENDER

1. Wanita Nelayan

adalah istri dari nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), pihak yang
secara langsung terlibat dalam kondisi dari aktivitas penunjang kegiatan produksi ikan nelayan.
Wanita nelayan umumnya berperan membantu mendistribusikan hasil laut dari suami atau
keluarganya dengan cara mengolah ikan atau menjualnya kepasar.

2. Taruna (Putra-Putri) Nelayan

Adalah Putra-Putri dari nelayan yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB), pihak
yang secara tidak langsung menunjang kegiatan produksi penangkapan nelayan. Kegiatan berupa
pelestarian lingkungan sumberdaya ikan berupa mangrove, padang lamun, terumbu karang,
bersih pantai dan sungai.

M. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR BESARAN KAPAL/PERAHU

8
1. Nelayan Mikro

Adalah nelayan yang menangkap ikan dengan kapal/perahu berukuran 0 (nol) GT sampai dengan
10 (sepuluh) GT.

2. Nelayan Kecil

Adalah nelayan yang menangkap ikan dengan kapal/perahu berukuran mulai 11 (sebelas) GT
sampai dengan 60 (enam puluh) GT

3. Nelayan Menengah

Adalah nelayan yang menangkap ikan dengan dengan kapal/perahu berukuran mulai 61 (enam
puluh satu) GT sampai dengan 134 (seratus tiga puluh empat) GT

4. Nelayan Besar

Adalah nelayan yang menangkap ikan dengan dengan kapal/perahu berukuran mulai 135 (seratus
tiga puluh lima) GT keatas.

N. KLASIFIKASI NELAYAN BERDASAR SARANA APUNG

1. Nelayan Berkapal/perahu

Adalah nelayan yang operasi penangkapannya menggunakan sarana apung berupa kapal/perahu

2. Nelayan Rakit

Adalah nelayan yang operasi penangkapannya menggunakan sarana apung berupa rakit.

3. Nelayan Tanpa Sarana Apung

Adalah nelayan yang operasi penangkapannya tidak menggunakan sarana apung.

B. Pengertian Sosial Ekonomi

9
Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang
ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan. Dalam pembahasannya
sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.

Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers (2002: 21) keadaan sosial ekonomi
adalah suatu kedudukan yang secara rasional dan menetapkan seseorang pada posisi tertentu
dalam masyarakat, pemberian posisi itu disertai pula dengan seperangkat hak dan kewajiban
yang harus dimainkan oleh si pembawa status.

Ada beberapa indikator yang mempengaruhi status sosial ekonomi orang tua, seperti tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, jabatan atau golongan orang tua. Status sosial
ekonomi orang tua sangat berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pendidikan
yang rendah membuka peluang untuk berada di tingkat bawah pada status sosial ekonomi. Hal
ini dikarenakan minim nya pengetahuan sehingga mengalami ketertinggalan dalam dunia saing
ketenagakerjaan.

Selanjutnya jenis pekerjaan , dimana jenis pekerjaan menjadi pembeda utama dalam
penghasilan. Semakin tinggi pangkat atau jabatan seseorang dalam dunia kerja maka akan
semakin tinggi pula taraf ekonomi yang di miliki.

Pada penelitian ini keadaan sosial ekonomi yang dikaji akan merujuk pada masyarakat
nelayan yang berada di lokasi penelitian.Yang pada akhirnya dengan dilakukannya penelitian ini
dapat mengetahui tingkat keadaan sosial ekonomi masyarakat nelayan mulai dari tingkat low,
middle, maupun up.

10
BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Survey


Kegiatan penelitian ini dilakukan di Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Pesisir
Kabupaten Batubara. Penelitian dilakukan pada Jumat 29 Oktober 2021 hingga 1 November
2021

B. Subjek survei
Subjek survei dari diadakannya mini riset ini merujuk pada masyarakat nelayan yang
berada di tempat yang bersangkutan. Di mana nelayan merupakan profesi yang paling umum
untuk dijumpai pada daerah gambus laut. Keberadaan profesi ini sudah dikerjakan sejak dulu
sebagai sumber mata pencaharian utama

C. Teknik pengambilan data (metode survei)


Yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung wawancara langsung
kepada beberapa apa nilai and yang ada di lokasi si penelitian

D. Analisi Data
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis dimana analisis ini digunakan untuk
menganalisis interaksi dengan orang orang. Analisis ini berfokus pada konteks sosial atau
komunikasi antara peneliti dengan responden nantinya analisis wacana juga akan melihat
bagaimana lingkungan responden sehari-hari dan menggunakan informasi itu selama analisis

11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan yaitu berupa wawancara langsung terhadap dua
orang nelayan di gambus laut

1. Abdullah Hanifah batubara 48 tahun mengatakan bahwa sudah hampir 20 tahun bekerja
sebagai nelayan. Ucapaya bekerja sebagai kapten nelayan memiliki pendapatan yang
cukup banyak. Berbeda dengan anggota nelayan, berdasarkan keterangan narasumber
ketika ikan cukup banyak nelayan bisa mendapatkan 5 sampai 6 fiber/hari dengan 1 fiber
adalah 200 kg
2. Rizal 40 tahun menjelaskan bahwa nilai and punya banyak risiko di bidang penghasilan.
Ketika ikan di laut kurang banyak mereka hanya mendapatkan 1-2 fiber per hari, dan
berdasarkan keterangan 1-2 fiber itu sudah sangat sedikit. Terkadang mereka pergi melaut
tetapi tidak mendapatkan ikan sama sekali. Narasumber menjelaskan bahwa ketika mereka
melaut tetapi tidak mendapatkan ikan maka untuk esok hari nya pun mereka tidak melaut
karena kemungkinan besar hasilnya akan sama.
Ketika saat beginilah nelayan akan mengalami kesulitan di bidang ekonomi.
Namun dari keterangan kedua narasumber 3 tahun terakhir keadaan ekonomi masyarakat
nelayan cukup baik. Narasumber menjelaskan bahwa dalam kurun 3 tahun terakhir jumlah
ikan cukup banyak di laut

Berdasarkan keterangan narasumber nelayan melaut sudah memakai peran teknologi.


Peran yang di maksud adalah bagaimana nelayan menggunakan peta digital untuk melihat keadaan
ikan di laut. Beberapa diantara mereka sudah memasang alat di tempat tertentu untuk mengetahui
jumlah ikan. Ketika alat itu berbunyi berarti itu menjadi pertanda bahwa ikan cukup banyak di titik
itu, dan mereka harus melaut. Namun tak jarang di antara mereka tidak mendapatkan ikan ketika
melaut walaupun alat yang di pasang itu berbunyi. Karena berdasarkan keterangan nelayan alat
berbunyi disebabkan oleh dua faktor, yang pertama karena adanya ikan, dan yang kedua adalah
jebakan. Ketika alat itu berbunyi karena jebakan maka saat itula nelayan akan mengalam kerugian.
Kerugian yang dimaksud adalah semua biaya yang di pakai untuk melaut akan habis tetapi tidak
mendapatkan hasil berupa ikan.

12
Salah seorang ibu di lokasi penelitian menambahkan bahwa hidup menjadi nelayan tidak
mudah. Banyak resiko yang harus di ambil, mulai dari tingkat keuangan yang tidak selalu stabil
sampai resiko kesehatan ketika saat melaut. Tingkat keuangan tidak stabil sering di akibatkan oleh
harga ikan tidak sesuai ketika di pasarkan.
Para nelayan dapat mengambil ikan sampai ke perbatasan antar negara, baik Negara
Malaysia maupun negara lainnya, bukannya hanya itu saja. Kedua nelayan ini juga sering
mengekspor ikan tersebut ke negara lain demi mensejahterakan perekonomian nelayan.
Nelayan di Desa gambus laut sangat tidak menentu dalam memperoleh penghasilan
melautnya. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan alam dan cuaca yang terjadi pada saat melaut, dan
juga dipengaruhi oleh nasib para nelayan itu sendiri. Ketika musim ikan dan kerang tiba, maka
hasil tangkapan laut yang diperoleh nelayan akan banyak. Tetapi sebaliknya pada saat musim
paceklik tiba, maka hasil tangkapan laut yang diperoleh nelayan sangat sedikit bahkan nelayan
bisa tidak mendapatkan hasil tangkapan sama sekali. Adanya kontribusi modal yang tidak sama
dalam melakukan kerjasama, dalam pembagian hasil kerjasamanya juragan (pemilik perahu)
mendapatkan bagian sebesar 70% sedangkan jurag (nelayan) hanya mendapatkan bagian 30%.

Nelayan kecil atau nelayan tradisional mempunyai tingkat kehidupan yang tidak banyak
berubah apabila dilihat dari segi sosial ekonominya. Artinya, tingkat kesejahteraan nelayan
semakin merosot jika dibandingkan masa-masa tahun 1970-an. Karena tingkat sosial ekonomi dan
kesejahteraan hidup yang rendah, dan nelayan merupakan lapisan sosial yang berada di lapisan
low atau bawah. Sebagai bangsa yang memiliki wilayah laut luas dan daratan yang subur, sudah
semestinya Indonesia menjadi bangsa yang makmur jika sebagian besar penduduk nya bijak dalam
memanfaakan sumber daya yang ada.

13
BAB IV

PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang di lakukan dengan metode observasi maka dapat di simpulkan bahwa
kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan pada umumnya berada di kalangan middle,
artinya sosial ekonomi masyarakat nelayan tidak selalu berada di bawah rata rata. Karena ada
kalanya jumlah penghasilan nelayan cukup besar. Nelayan menjalani kehidupan meraka dengan
banyak jenis situasi sosial ekonomi. Ada kalanya nelayan mengalami keterpurukan di bidang
ekonomi. Hal ini di akibatkan karena jumlah tangkapan dan harga ikan di pasaran tidak sesuai.
Nelayan harus mampu menyesuaikan kehidupan mereka di segala jenis situasi dan kondisi
perekonomian nya.

14
Daftar lampiran

Dokumentasi foto bersama nelayan sebagai narasumber

Peta kab. Batubara

15
16

Anda mungkin juga menyukai