Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

Contents
BAB I .......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 4
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................................... 7
C. Batasan Masalah ........................................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian........................................................................................................ 9
BAB II ....................................................................................................................................... 10
LANDASAN TEORI .................................................................................................................... 10
A. Metode Reading Guide ............................................................................................... 10
1. Pengertian Metode ................................................................................................. 10
2. Pengertian Metode Reading Guide......................................................................... 10
3. Tujuan Reading Guide ............................................................................................. 12
4. Prinsip – prinsip Metode Reading Guide ................................................................ 12
5. Kenggulan dan Kelemahan Metode Reading Guide ............................................... 13
6. Langkah – langkah Pelaksanaan Reading Guide ..................................................... 14
1. Pengertian Motivasi ................................................................................................ 15
2. Fungsi – fungsi Motivasi .......................................................................................... 16
3. Pengertian Belajar ................................................................................................... 16
4. Pengertian Motivasi Belajar .................................................................................... 17
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ................................................................... 18
6. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ................................................................................ 20
7. IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial) .................................................................................... 20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses dimana guru


memberikan pengetahuan kepada siswa untuk menuntun siswa agar dapat
berkembang dalam lingkungan sekitar yang mengakibatkan suatu perubahan
kearah yang lebih baik. Dalam pembelajaran diharapkan mencapai tujuan
yang diinginkan yaitu perubahan tingkah laku siswa dari yang belum tau
kearah yang lebih tau setelah pembelajaran berlangsung. Motivasi belajar
merupakan salah satu kunci keberhasilan siswa. Dalam mengikuti pengajaran
apabila memiliki motivasi yang tinggi maka akan tercapai tujuan pendidikan.
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, proses belajar mengajar harus
efisien, dan peserta didik harus dihadapkan pada lingkungan belajar yang
berkualitas yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas, baik sarana
maupun prasarananya. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan terpercaya, sistem pendidikan nasional harus berfungsi dengan
baik dan mampu mencapai tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang
sistem Pendidikan Nasional, Yang merumuskan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat,berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokrasi dan tanggung
jawab.
Di dalam pendidikan, terdapat hal – hal yang mempengaruhi nilai
pendidikan baik berhasil atau tidaknya suatu usaha pendidikan itu, seperti di
dalam proses belajar mengajar sebagian besar pendidikan yang ada di sekolah
– sekolah hanya berpusat pada guru yang berarti semua proses pembelajaran
mengarah kepada guru. Jika kita tinjau lebih lanjut pada pendekatan tersebut,
siswa lebih banyak mendengar, menghafal materi – materi yang sudah
diberikan oleh gurunya dan mengulanginya lagi pada saat ujian. Tentunya hal
ini mempengaruhi siswa menjadi pasif saat melakukan proses belajar. Karena
guru hanya menuntut siswa agar siswanya menerima semua materi yang
disampaikan oleh guru dan siswa di tuntut agar berhasil dalam ujian tanpa
memperhatikan sisi lain dari kebutuhan siswa. Maka dari itu guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
diajarkannya. Sekolah akan mendapatkan output yang baik, jika input dan
proses berjalan dengan baik. Karena sekolah itu sebagai sistem, maka input,
proses dan output merupakan satu kesatuan yang terintegrasi. Mengadakan
perubahan pada satu komponen akan mengakibatkan perubahan pada
komponen lainnya. Oleh karena itu perubahan yang dapat dilakukan, salah
satunya yaitu dengan meningkatkan efektivitas pelaksanaan proses pendidikan
kejuruan.
Reading Guide merupakan salah satu metode yang memandu peserta
didik untuk membaca panduan yang sudah disiapkan oleh guru sesuai dengan
materi yang akan di pelajari agar siswa lebih fokus dan lebih memahami
pelajaran yang disampaikan. Pelajaran aktif adalah pendekatan pembelajaran
yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik. Peserta didik di
stimulasi untuk mengikuti pembelajaran dengan antusias dan motivasi yang
tinggi untuk membangun kerja sama (asis saefuddin, 2015, p. 33)
Sedangkan menurut Santosa (Hidayah, 2014) reading guide adalah
membaca dengan teliti, semuanya sama, dan memeriksa buku serupa.
Instruktur berperan sebagai saksi mata dan fasilitator, dipercayakan untuk
memberikan pertanyaan kesepakatan, dan siswa pada dasarnya dapat
menjawab. Hal ini cenderung dianggap bahwa strategi membaca ajudan
adalah teknik membaca yang memandu siswa dalam setiap tindakan membaca
untuk membuat kemajuan dalam membaca..
Dalam kamus umum Bahasa Indonesia disebutkan bahwa motivasi
adalah dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha mendorong seseorang atau
kelompok agar tergerak melakukan sesuatu sesuai dengan tujuannya agar
tercapai dan semua itu dilakukan secara sadar atau tidak sadar. (Kompri, 2016,
p. 55)
Motivasi belajar merupakan daya penggerak dari dalam maupun dari
luar siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi
dari luar itu di dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, sedangkan motivasi dari
dalam dipengaruhi oleh diri seseorang itu sendiri. Untuk meningkatkan sebuah
motivasi dibutuhkan semangat serta dorongan yang tinggi untuk melakukan
sesuatu hal.
Rendahnya motivasi belajar membuat siswa malas dalam mengikuti
pembelajaran. Ketika guru memberikan pertanyaan hanya beberapa siswa
yang mau menjawab, sedangkan siswa yang lain hanya bermalas – malasan
dan tidak mau memperhatikan guru saat mengajar. Ketika guru memberikan
tugas untuk dikerjakan oleh siswa, siswa yang malas tidak segera
mengerjakan. Ada siswa yang hanya tiduran diatas meja, ada siswa yang
berbicara sendiri dengan temannya, dan ada juga yang bersandar di dinding.
Permasalahan tersebut sering terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung.
Masalah dalam pendidikan khususnya masalah dalam kelas sering
terjadi dan menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Saat peneliti
melakukan observasi di SMP Negeri 1 Gempol peneliti sering menjumpai
beberapa siswa yang malas dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang
malas dalam mengikuti pembelajaran cenderung mendapat nilai dibawah rata
– rata. Untuk mengubah sikap siswa tersebut harus melalui sebuah proses
yaitu proses dimana guru mampu mempengaruhi siswanya untuk menerima
rangsangan melalui pelajaran yang berikan. Permasalahan dalam kelas sering
terjadi di sekolah manapun, namun tingkat permasalahannya berbeda.
Berdasarkan masalah pendidikan di atas khususnya masalah dalam
proses pembelajaran penting untuk kita selesaikan secara bersama. Kerja sama
dari semua pihak diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut. Untuk
mengatasi masalah di atas maka peneliti tertarik untuk menerapkan metode
Reading Guide dikarenakan metode reading guide ini efektif untuk
meningkatkan kemampuan motivasi belajar siswa dan diharapkan metode ini
dapat meningkatkan rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Dengan permasalahan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Efektivitas Penerapan Metode Reading Guide Terhadap
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 1
Gempol.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di identifikasi
masalahnya sebagai berikut:
1. Kurangnya minat membaca bagi peserta didik.
2. Peserta didik tidak menyukai mata pelajaran.
3. Metode pengajaran yang monoton.
4. Penyampaian materi yang kurang dipahami peserta didik.
5. Kurangnya penggunaan media pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah Penulis membatasi masalah sebagai
berikut:
1. Adakah efektivitas dari penggunaan penerapan metode reading guide
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Gempol.
2. Seberapa besar efektivitas penerapan metode reading guide dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1
Gempol.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah penerapan metode reading guide dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas eksperimen?
2. Apakah penerapan metode reading guide dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas kontrol?
3. Apakah terdapat perbedaan motivasi siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial antara kelas eksperimen dan kelas kontrol?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas eksperimen.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas kontrol.
3. Untuk mengetahui perbedaan motivasi siswa pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu pengetahuan
khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2) Memudahkan mempelajari materi mata pelajaran ilmu pengetahuan
sosial dengan metode yang baru.
b. Bagi Guru
1) Bertambahnya pengetahuan tentang penggunaan metode reading
guide.
2) Memotivasi guru agar dapat menggunakan metode yang bervariasi
dalam proses pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial,
sehingga bisa meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi sekolah.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Metode Reading Guide

1. Pengertian Metode
Secara bahasa kata metode berasal dari bahasa Yunani yakni
“Metodos” yang terdiri dari dua kata yaitu Metha yang artinya melalui atau
melewati dan Hodos artinya jalan atau cara. (M.Arifin, 1996, p. 61)
Menurut Nata, dalam (Rohmah A. , 2011, p. 25) metode berasal dari
dua kata, yaitu metha dan hodos yang berarti jalan atau cara. Dengan
demikian teknik dapat berarti cara atau cara yang harus dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Secara eksplisit sejauh pelatihan, menurut
Jalaluddin, bahwa: metode adalah suatu cara untuk menyampaikan topik
kepada siswa (anggota).
Berdasarkan pengertian - pengertian di atas, cenderung dapat
disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara untuk menyampaikan topik
kepada siswa, sehingga tujuan instruktif dapat tercapai, sedangkan prosedur
adalah metode yang digunakan oleh pengajar atau pengajar untuk mencapai
tujuan instruktif yang telah direncanakan baru-baru ini. .

2. Pengertian Metode Reading Guide


Metode reading guide merupakan metode membaca terbimbing. Hal
ini dilakukan dengan cara instruktur memilih materi yang akan
dikonsentrasikan pada hari itu. Kemudian, pada saat itu, instruktur
membuat ikhtisar tentang berapa banyak pertanyaan yang akan bijaksana
tergantung pada materi yang akan dipertimbangkan (SM, 2008, p. 82). Saat
pembelajaran berlangsung, instruktur menyebarkan materi kepada siswa di
samping daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Tugas siswa
adalah berkonsentrasi pada materi dengan memanfaatkan pertanyaan atau
kisi - kisi saat ini. Menjelang akhir ilustrasi, pendidik memberikan audit
materi yang memadai, setelah pertanyaan atau kerangka kerja diperiksa
dengan mengajukan kepada siswa jawaban yang sesuai.
Menurut Bariroh, Metode Reading Guide adalah Suatu sistem yang
membimbing siswa untuk mempelajari materi yang disusun oleh guru
sesuai dengan materi yang akan diajarkan dengan waktu yang telah
ditentukan, kemudian guru juga akan memberikan pertanyaan yang
membahas tentang materi yang telah dipelajari siswa setelah melakukan
gerakan membaca dengan siswa. membaca panduan yang telah disusun.
diberikan oleh guru. (Ahmad nasir ari wibowo, 2012)
Metode Reading guide adalah strategi panduan membaca untuk
memahami topik. strategi ini membimbing siswa untuk membaca dengan
teliti materi pembantu yang telah disusun dan dengan waktu yang terbatas.
Instruktur mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari.
(Suciati, 2007, p. 36)
Reading Guide merupakan metode pembelajaran yang menggunakan
suatu panduan baku. Metode Reading Guide Hal ini dilengkapi dengan
pendidik memilih materi yang akan dikonsentrasikan pada hari itu.
Kemudian, pada saat itu, instruktur membuat daftar pertanyaan nomor
berapa pun yang akan bijaksana tergantung pada materi yang akan
dipertimbangkan. Jadi ikhtisar pertanyaan telah mencakup semua materi
inti dalam buku kursus. Selain itu, materi dan daftar pertanyaan diedarkan
kepada semua siswa untuk dikonsentrasikan dengan hati-hati dan berusaha
untuk mengamati jawaban berdasarkan aturan dari daftar pertanyaan yang
tersedia. Setelah waktu pembelajaran yang ditentukan selesai, pendidik
kemudian, kemudian mengarahkan siswa dengan menyampaikan setiap
pertanyaan secara individual untuk ditangani oleh siswa dengan kerangka
kerja setelah siswa menutup buku pelajaran dan daftar pelajaran.
pertanyaan di samping jawaban mereka. Hal ini bertujuan agar siswa dalam
menjawab setiap pertanyaan benar-benar didasarkan pada ingatan mereka.
Siapa pun yang mengangkat tangannya lebih dulu, instruktur akan
memilihnya sebagai pengganti yang tepat untuk menjawab pertanyaan. Hal
ini diharapkan dengan tujuan agar mahasiswa lebih dinamis dan mandiri.
Juga untuk nilai, setiap siswa hanya memenuhi syarat untuk menjawab satu
pertanyaan, kecuali jika itu terjadi, jawaban yang tepat tidak benar maka
dia masih memenuhi syarat untuk tertarik pada pertarungan untuk
menjawab pertanyaan berikutnya. (SM, 2008, p. 81)

3. Tujuan Reading Guide


Tujuan dari Reading Guide antara lain: melatih siswa untuk membaca
dengan tepat dan efektif, siswa dapat memahami isi dari membaca dengan
bebas, selain itu siswa dipersiapkan untuk mengikuti sistem pembelajaran.
(winata, 2019)
Reading Guide adalah metode yang diharapkan dapat mempersiapkan
siswa untuk lebih berhati - hati dan lebih mengerti dalam pemahaman
mereka tentang suatu topik, yang digunakan untuk bekerja dengan siswa
dalam siklus belajar dan belajar siswa tanpa batas.. (Rohmah, 2011)
Dapat disimpulkan bahwa Metode Reading Guide berfokus pada
latihan siswa dalam menemukan, menangani, dan merinci data dari aset
pembelajaran. Sistem pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan
dan menarik, siswa lebih fokus pada materi yang telah diberikan oleh
instruktur, sehingga sistem pembelajaran lebih menarik dan efektif.

4. Prinsip – prinsip Metode Reading Guide


Ada 5 prinsip strategi proses belajar mengajar dengan penggunaan
metode reading guide (S, 2012) yaitu:
1) Motivasi
Proses pengajaran dan pengambilan tidak dapat dipisahkan dari
adanya inspirasi, baik inspirasi khas yang datang dari siswa seperti
keinginan untuk belajar dengan baik maupun inspirasi asing yang datang
dari siswa luar seperti penghiburan dari wali dan pengajar.
2) Kooperatif dan Kompetisi
Diharapkan untuk pengaturan sikap yang menyenangkan dalam
mencapai tujuan bersama seperti percakapan bersama tentang suatu
materi.
3) Korelasi dan Integrasi
Mengenai gagasan pembatasan manusia untuk mengingat apa yang
telah mereka sadari, misalnya siswa saling melengkapi kekurangan,
siswa memiliki teman.
4) Aplikasi dan transformasi
ini adalah jenis penggunaan hipotesis / standar dan memutuskan
bahwa telah dibuat. dipelajari oleh siswa
5) Individualisasi
Proses individualisasi diselesaikan oleh siswa secara efektif mencari
materi dengan membaca dengan teliti. kesepakatan buku dan
mengajukan pertanyaan kepada instruktur atau wali.

5. Kenggulan dan Kelemahan Metode Reading Guide


a. Keunggulan
Penerapan reading guide akan menghasilkan beberapa keunggulan
sebagai berikut:
1) Membantu peserta didik memahami poin – poin penting dalam waktu
relatif singkat.
2) Mengulas materi dalam jumlah besar dalam waktu singkat.
3) Efektivis melatih respons peserta didik, serta
4) Dapat diterapkan dalam semua mata pelajaran.
b. Kelemahan
Reading guide tidak lepas dari beberapa kelemahan sebagai berikut:
1) Peserta didik rentan merasa jenuh membaca bahan bacaan, serta.
2) Hanya terpaku pada teks tanpa adanya pengembangan imajinasi dan
kreativitas.
3) Bagi siswa yang takut bertanya maupun menjawab pertanyaan dari
guru akan ketinggalan dalam pencapaian kriteria ketuntasan minimal.
(muslimah, 2010)

6. Langkah – langkah Pelaksanaan Reading Guide


Langkah – langkah penerapan strategi pembelajaran reading guide
adalah sebagai berikut:

1) Tentukan bacaan yang akan dipelajari.


2) Buatlah pertanyaan – pertanyaan yang akan di jawab oleh peserta didik,
bisa berupa kisi – kisi atau boleh juga dalam bentuk bagan atau skema
yang dapat diisi berdasarkan bahan bacaan yang telah dipilih.
3) Bagikan bahan bacaan dengan pertanyaan atau kisi – kisinya kepada
peserta.
4) Tugas peserta didik ialah mempelajari bahan bacaan tersebut dengan
menggunakan pertanyaan atau kisi – kisi yang ada. Batasi aktivitas ini
sehingga tidak memakan durasi yang berlebihan.
5) Bahas pertanyaan atau kisi – kisi tersebut dengan menanyakan
jawabannya kepada peserta didik.
6) Pada akhir pembelajaran, berilah ulasan atau penjelasan secukupnya.
7) Pendidik membuat kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut. (hisyam,
2002, p. 8)
B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebgai
kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung,
tetapi dapat interprestasikan dalam tingkah launya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
(B.Uno, 2016, p. 3)
Hamalik dalam buku (rahmat, 2018, p. 189) menyatakan bahwa
motivasi memberikan setiap indikasi yang terkandung dalam dorongan
kegiatan menuju tujuan tertentu, di mana belum ada perkembangan ke arah
tujuan itu. Motivasi adalah dorongan utama umum dalam diri individu atau
siswa untuk mengkoordinasikan, dan menjaga perilaku individu sehingga
ia terdorong untuk bertindak, mencapai sesuatu untuk mencapai hasil atau
tujuan tertentu.
Menurut Murray juga menawarkan sudut pandangnya dirinya tentang
inspirasi perhatikan inspirasi sebagai niat untuk mengalahkan penghalang
atau di sisi lain berusaha untuk melakukan yang terbaik apa lagi langsung
posisi merepotkan. Walgito menyatakan bahwa inspirasi adalah kekuatan
yang ada di kehidupan membentuk alasan itu makhluk itu bertindak atau
bertindak juga drive ini umumnya ditujukan untuk tujuan tertentu.
Sejalan dengan penilaian di atas, Suryabrata mengungkapkan inspirasi
dari suatu keadaan di dalam orang yang mengemudi orang untuk
menyelesaikan latihan tertentu untuk mencapai tertentu alasan.
Mengingat penggambaran di atas jelas Saya percaya bahwa inspirasi
terkait erat dengan sebuah alasan. Yang lebih signifikan alasan itu bagi
orang yang bersangkutan, semakin membumi inspirasi. Jadi inspirasi
sangat membantu untuk kegiatan atau aktivitas seseorang.
2. Fungsi – fungsi Motivasi
1) Memberdayakan individu untuk bertindak/berbuat. Kapasitas inspirasi
sebagai pendorong atau mesin utama yang memberikan
energi/solidaritas kepada seseorang untuk mencapai sesuatu.
2) Tentukan arah kegiatan. Untuk menjadi spesifik terhadap pengakuan
tujuan atau keyakinan. Inspirasi menjaga penyimpangan dari cara yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Semakin jelas tujuannya,
semakin jelas pula jalan yang harus ditempuh.
3) Memilih kegiatan. Ini menyiratkan mencari tahu kegiatan mana yang
harus dilakukan, yang layak, untuk mencapai tujuan itu dengan
menyimpan kegiatan yang tidak menguntungkan untuk tujuan itu.
(Purwanto, 2002, p. 71)

3. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja dengan
tujuan akhir yang ingin dicapai alasan. Menurut Muhibbin Syah (1999:89)
Belajar adalah transformasi atau perubahan perilaku moderat. sesuai
Vernon S Gerlach dan Donald P. Ely dalam bukunya Pengajaran dan
Media Sebuah metodologi yang disengaja dikutip dari Arsyad (2011:3)
merekomendasikan bahwa belajar adalah penyesuaian tingkah laku,
sedangkan tingkah laku itu merupakan aktivitas yang dapat dideteksi. Pada
akhirnya, perilaku adalah kegiatan yang aktivitas yang dapat dilihat atau
dihasilkan atau aktivitas yang dapat diperhatikan. Selain itu, Abdillah
dalam Aunurrahman (2010:35) mengandaikan bahwa: Belajar adalah
pengerahan tenaga sadar yang dilakukan oleh orang-orang dalam
mengubah perilaku perilaku yang tepat melalui pelatihan dan pengalaman
termasuk intelektual, penuh sudut perasaan apalagi psikomotor untuk
mencapai tujuan tertentu. (Emda, 2017)
Berdasarkan penjelasan di atas bisa dikatakan bahwa belajar akan
membawa perubahan bagi orang yang belajar, baik dari informasi,
kemampuan, mentalitas, minat, karakter dan variasi.
4. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan Inspirasi belajar merupakan komponen
non-ilmiah. Seorang siswa yang memiliki wawasan cukup tinggi, bisa
membom karena tidak adanya inspirasi dalam belajar. Pada saat-saat yang
terjadi di Indonesia, penurunan inspirasi belajar yang terjadi pada siswa
dapat terjadi karena beberapa hal, yang dapat disebabkan oleh variabel-
variabel dari luar sekolah yang mengakibatkan kelemahan siswa yang
sebenarnya, khususnya faktor dari dalam siswa yang sebenarnya..
(Syarwani ahmad, 2020, p. 77)
Hamalik (2010) dalam buku (rahmat, 2018, p. 189) menyatakan
bahwa motivasi memberikan setiap indikasi yang terkandung dalam
dorongan kegiatan menuju tujuan tertentu, di mana belum ada
perkembangan ke arah tujuan itu. Motivasi adalah dorongan utama umum
dalam diri individu atau siswa untuk mengkoordinasikan, dan menjaga
perilaku individu sehingga ia terdorong untuk bertindak, mencapai sesuatu
untuk mencapai hasil atau tujuan tertentu..
Kemudian Menurut brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi
belajar fokus pada reaksi intelektual, khususnya kecenderungan siswa
untuk menyelesaikan latihan skolastik yang signifikan dan bermanfaat, dan
mencoba untuk mengambil keuntungan dari latihan ini. Siswa yang
memiliki inspirasi belajar akan fokus pada ilustrasi yang disampaikan oleh
pengajar, membaca materi sehingga dapat memahaminya, dan
memanfaatkan metodologi pembelajaran tertentu yang membantu.
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Upaya meningkatkan motivasi
belajar anak dalam kegiatan belajar di sekolah, ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan oleh guru diungkapkan Sardiman (Sardiman, 2005), yaitu:

1) Memberi Angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya.Banyak siswa yang justru untuk mencapai angka atau nilai
yang baik. Sehingga yang dikejar hanyalah nilai ulangan atau nilai
raport yang baik.Angka - angka yang baik itu bagi para siswa
merupakan motivasi yang sangat kuat.Yang perlu diingat oleh guru,
bahwa pencapaian angka-angka tersebut belum merupakan hasil belajar
yang sejati dan bermakna.Harapannya angkaangka tersebut dikaitkan
dengan nilai afeksinya bukan sekedar kognitifnya saja.
2) Hadiah
Dapat menjadi motivasi yang kuat, dimana siswa tertarik pada bidang
tertentu yang akan diberikan hadiah. Tidak demikian jika hadiah
diberikan untuk suatu pekerjaan yang tidak menarik menurut siswa.
3) Kompetisi
Persaingan, baik yang individu atau kelompok, dapat menjadi sarana
untuk meningkatkan motivasi belajar. Karena terkadang jika ada
saingan, siswa akan menjadi lebih bersemangat dalam mencapai hasil
yang terbaik.
4) Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras adalah
sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Bentuk kerja
keras siswa dapat terlibat secara kognitif yaitu dengan mencari cara
untuk dapat meningkatkan motivasi.
5) Memberi Ulangan
Para siswa akan giat belajar kalau mengetahui akan diadakan
ulangan. Tetapi ulangan jangan terlalu sering dilakukan karena akan
membosankan dan akan jadi rutinitas belaka.
6) Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui hasil belajarnya, siswa akan terdorong untuk belajar
lebih giat. Apalagi jika hasil belajar itu mengalami kemajuan, siswa
pasti akan berusaha mempertahankannya atau bahkan termotivasi untuk
dapat meningkatkannya.
7) Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan
baik, maka perlu diberikan pujian.Pujian adalah bentuk reinforcement
yang positif dan memberikan motivasi yang baik bagi siswa.
Pemberiannya juga harus pada waktu yang tepat, sehingga akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi motivasi
belajar serta sekaligus akan membangkitkan harga diri.
8) Hukuman
Hukuman adalah bentuk reinforcement yang negatif, tetapi jika
diberikan secara tepat dan bijaksana, bisa menjadi alat motivasi.Oleh
karena itu, guru harus memahami prinsipprinsip pemberian hukuman
tersebut.

Sedangkan Menurut Dimyati (Damyati, 2002) cara yang dapat


dilakukan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah :

1) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-


hal penting dari bahan tersebut dicatat.
2) Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara
memecahkannya.
3) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada
siswa dalam mengatasi kesukaran.
4) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
5) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan
masalah dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami
kesulitan.
6) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi
kesulitan belajarnya sendiri.
7) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara
mandiri.

6. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

C. IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial)

Anda mungkin juga menyukai