PEMELIHARAAN TANAMAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Setelah ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama
pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti
: gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya.
Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil. Oleh karena itu, perlu adanya
tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut.
Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena
merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik
cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman
dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan
semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang
menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu
memberikan hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan
sangatlah penting dalam proses budidaya tanaman karena merupakan salah satu
faktor utama. Seringkali para petani melalaikan pemeliharaan teradap tanaman,
sehingga mangalami kerugian. Hal ini tentunya bukanlah yang diharapkan oleh
mereka. Ada beberapa perlakuan tanaman yang diberikan agar diperoleh hasil
tanaman bermutu baik. Iklim tidak dapat dikontrol. Yang masih bisa dipengaruhi
adalah Ketersediaan air, penyerbukan dan jumlah buah yang dihasilkan ( Untung,
1996 ).
B. Tujuan
Dapat mempelajari berbagai macam pemeliharaan tanaman pada berbagai macam
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Alat :
Cangkul
Sabit
Gembor
Lux meter
Pancong
2. Bahan :
Pupuk
Pestisida
Tanaman semusim (jagung dan kangkung)
Tanaman tahunan (durian)
c. durian.
1. Pembumbunan dilakukan 2 kali seminggu
2. Penyiangan rumput dilakukan dua minggu sekali.
3. Pemupukan dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan pupuk urea,
KCL, dan SP36.
4. Penggunaan pestisida
V. HASIL PENGAMATAN
PERLAKUAN
a.Jagung
1. Pembumbunan dilakukan 2 kali seminggu
2. Penyiraman dilakukan 2 kjali sehari pagi dan sore
3. Pemangkasan/detaseling, pada saat usia tanaman 57HST
4. Penyiangan rumput dilakukan dua minggu sekali
5. Pemupukan;
pupuk dasar; urea, KCL, SP 36, dengan dosis 225 gram diberikan pada
saat penanaman, jarak 5 cm dari lubang tanaman.
pupuk lanjutan; urea diberikan 14 HST.
b. kangkung
1 1
( a + c ) + ( a + b)
Intensitas cahaya yang diterima = 2 2
2
1 1
(760 + 1801) + (760 + 980)
Intensitas cahaya yang diterima = 2 2
2
= 1075,25 Klux
2. Tanaman semusim (jagung)
HASIL
a.Pada tanaman semusim yang dipelihara dengan intensif menunjukkan hasil
yang lebih baik doibandingkan bila tidak diberi perawatan yang baik.
Perawatan dan pemupukan yang dilakukan sangat berguna bagi kesuburan
tanaman dan meningkatkan aktivitas visiologi tanaman, seperti fotosintesis.
b. Pada tanaman tahunan, perlakuan yang dilakukan belum
terlihat hasilnya karena waktu pengamatan hanya sekitar 2 bulan, tanaman
yang dipelihara juga sudah tua. Durian yang dipelihara belum dapat dilihat
hasilnya, namun pemeloiharaan yang dilakukan akan memperbaiki aktivitas
fisiologi pada tanaman, memperbaiki penyerapan unsure hara, perbaikan
pada hama yang menggerek batang sangat diperlukan guna menjaga tetap
tegarnya batang tanaman.
VI. PEMBAHASAN
1. Penyiraman
Cara paling ekonomis dan praktis untuk memenuhi kebutuhan air pada
budidaya baby corn dan kangkung adalah dengan mengandalkan curah hujan atau
saluran irigasi yang ada. Pada saat ini musim hujan jadi pelaksanaan penyiraman
masih mengandalkan dari adanya hujan, namun apabila tidak hujan dilakukan
penyiraman yang intensif dengan bantuan alat gembor untuk menyiram. Dan
kebutuhan air baby corn sebenarnya tidak terlalu banyak, terutama dibutuhkan
pada saat pertumbuhan dan pembentukan tongkol. Apabila tanaman jagung
kekurangan air pada masa pertumbuhan dan pembentukkan tongkol dapat
menyebabkan tongkol menjadi kerdil dan akan tetap kerdil meskipun diberi
perlakuan apapun. Sedangkan pada kangkung pengairan harus diperhatikan agar
tanaman yang kangkung yang diharapkan bisa diperoleh, karena bila lahan
kekurangan air maka kangkung tidak tumbuh secara optimal sehingga harus
dilakukan penyiraman.
2. Pemberian pupuk
Tujuan dari pemupukan adalah membuat tanah menjadi subur dan
mensuplai unsur-unsur hara yang kurang di dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman. Pemupukan yang teratur akan menghasilkan tanah yang subur.
Pemupukan juga harus sesuai dengan dosis, apabila terlalu banyak akan membuat
tanah menjadi padat sehingga tanaman menjadi layu dan pada akhirnya dapat
menimbulkan kematian. Dalam praktikum yang dilakukan menggunakan pupuk
Urea, KCl, dan SP36. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman antara lain :
a. Phosphor(P)
Unsur ini penting sekali sekali untuk pertumbuhan tanaman, mulai dari
perakaran, batang sampai daun. Peranan unsur phosphor di dalam dunia
pertanian amat penting sekali hingga phosphor kerap disebut sebagai The
masterkey of agriculture (kunci utama dalam pertanian). Penggunaan unsur
phosphor haruslah hati-hati karena senyawa unsur phosphor yang diberikan
dalam bentuk senyawa DS atau super phosphat dan triple phosphat tidak
mudah meresap dalam tanah. Peresapan unsur phosphor ini dapat berjalan
dengan cepat, jika tanah cukup banyak mengandung humus. Maka dari itu
penggunaan phosphor ini sebaiknya dicampur dengan pupuk kandang,
kemudian dimasukkan agak dalam ke tanah.
b. Kapur (Ca)
Didalam tanah banyak sekali terdapat zat kapur. Disamping itu zat kapur
juga banyak terdapat di batang, ranting dan perakaran yang besar. Semakin
bertambah tua umur tanaman akan bertambah pula kadar zat kapurnya.
Kekurangan zat kapur ini menurut Reeddomhaas, akan nampak jelas dialami
tanaman yang masih muda. Tanda-tanda yang nampak ialah daunnya
menguning, terutama di bagian tulang daun sehingga daun mudah rontok,
tunas-tunas baru banyak yang tumbuh tapi lekas mati. Hal ini disebabkan
kondisi perakaran jelek dan banyak yang membusuk.
c. Zat mangaan (Mn)
Zat mangaan diperlukan untuk pembentukan hijau daun. Gejala kekurangan
zat ini terlihat pada daun yang mulai tua, warnanya hijau keputihan akan
tetapi warna tulang daunnya tetap hijau
d. Nitrogen (N)
Unsur ini punya pengaruh besar terhadap pertumbuhan batang dan daun,
terlebih pada saat tanaman mulai berbunga dan berbuah. Pemberian unsur
nitrogen tidak perlu menunggu sampai menjelang unsur tersebut diperlukan
tanaman karena biasanya tanaman dapatn menyimpan sendiri unsur
nitrogen. Pemberian pupuk yang mengandung nitrogen harus
memperhatikan faktor-faktor seperti umur tanaman, jenis-jenis tanah,
banyaknya curah hujan, kandungan bahan organik.
e. Magnesium (Mg)
Unsur Magnesium sangat diperlukan untuk pembentukan zat hijau daun.
Bagian tanaman yang banyak mengandung zat magnesium adalah biji. Jika
terjadi hujan terus menerus, zat magnesium ini dapat dengan mudah tercuci
sebab zat ini mudah larut sehingga tanah menjadi asam.
f. Kalium (K)
Peranan unsur kalium bagi tanaman tidak kalah penting dengan unsur yang
lain. Tanaman yang kekurangan zat kalium dapat berakibat menipisnya zat
pati (hidrat arang), sehingga tanaman tidak tahan terhadap kekeringan. Hal
ini menunjukkan bahwa unsur kalium mempunyai hubungan erat dengan
sistem penghisapan dan penyimpanan air di seluruh bagian tanaman.
Kekurangan unsur kalium pada tingkat yang berat menyebabkan warna daun
nampak menguning hingga keabu-abuan dan di bagian dekat pokok tulang
daun tampak kering.
g. Zat kuningan (Cu)
Tanaman kekurangan zat kuningan akan mengalami perubahan pada
beberapa bagian tanaman, seperti daun menjadi kasar dan buahnya hijau tua.
Ranting-ranting yang baru terbentuk akan melengkung seperti huruf S dan
didalam kulit serta kayunya terdapat kantong-kantong berisi getah.
Sebaliknya tanaman yang kelebihan zat kuningan akan mengakibatkan kulit
pohon pecah-pecah dan mengeluarkan getah, daun berjatuhan dan akhirnya
pohon mati. Kelebihan zat kuningan dapat terjadi pada tanah-tanah yang
masam sangat cerul dan banyak mengandung pasir.
h. Belerang (S)
Zat belerang pada tanaman berpengaruh terhadap pembentukan zat protein.
Kekurangan zat ini mengakibatkan daun yang masih muda (pucuk)
menguning dan menjadi kerdil, tunas muda lekas menguning.
i. Zat Besi (Fe)
Zat besi juga punya peranan penting dalam pertumbuhan tanaman. Zat ini
sangat dibutuhkan untuk pembentukan zat hiaju daun dan proses asimilasi.
Hal ini nampak jelas pada daun yang masih muda yang berwarna kuning
atau kehijauan seperti transparan karena kandungan zat hijau daun yang
banyak, sedangkan tulang-tulang daunnya tampak hijau. Tanaman yang
kekurangan unsur zat besi pertumbuhannya akan menjadi kerdil dan
akhirnya berhenti sama sekali. Tanaman di tanah yang mengandung kapur
umumnya sering mengalami kekurangan zat besi. Tanah yang kekurangan
zat besi disebut tanah alkalis. Tanah yang kekurangan zat besi dapat diatasi
dengan cara diberi pupuk ZA atau dengan sulfat besi.
j. Zat seng (Zn)
Kekurangan zat seng hanya terjadi pada tanah bersifat asam atau banyak
mengandung kapur.
k. Zat borium (Bo)
Kekurangan zat borium dapat mengakibatkan pecahnya daun dan
pembentukan callus pada pokok tulang daun dan tulang daun yang lain.
Dari berbagai macam zat yang telah diuraikan seperti tersebut di atas,
ternyata unsur NPK sangat penting dan mutlak harus ada, supaya tanaman
dapat berproduksi tinggi. Selain itu penentuan dosis yang tepat dan
penentuan saat pemupukan yang tepat juga menentukan kesuksesan panen.
Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap.
Penempatan yang tepat dan saat pemberian merupakan faktor sangat penting
dalam pemupukan. Agar efektif, pupuk harus diberikan di tempat dan di
saat tanaman memerlukannya. Pupuk-pupuk yang gampang larut, dengan
konsentrasi tinggi tidak dapat diberikan pada tanaman-tanaman yang sedang
tumbuh, terutama bila masih muda, karena kerusakan akibat garam. Pada
tanaman tahunan atau pada tanaman setahun berumur panjang, ketersediaan
hara lebih efisien diatur dengan pemberian berulang selama masa tanam. Ini
terutama harus dilakukan untuk pemupukan nitrogen, karena jumlah
berlebihan dapat diboroskan akibat pencucian, dan saat pemberian-
pemberian sangat kritikal dalam hal tanggapan tanaman. Terdapat berbagai
cara penempatan pupuk. Pemberian secara broadcast, menunjukkan pada
penebaran terserak dari bahan secara merata pada permukaan tanah.
Biasanya dilakukan sebelum tanaman ditanamkan. Pemberian secara
permukaan tersebut, mungkin tidak seefektif seperti cara top dressing yaitu
penempatan pupuk langsung di atas tanaman tumbuh. Bila tanaman peka
terhadap kerusakan, pupuk dapat ditempatkan sepanjang sisi tanaman
sebagai side dressing. Pemberian secara side dressing sering dilaksanakan
bersama penyiangan, jadi tercampur dengan tanah.
3. Penyulaman
Penyulaman dilakukan bagi tanaman yang tidak tumbuh secara baik.
Dimana penyulaman merupakan kegiatan penanaman kembali benih yang tidak
tumbuh atau mengganti tanaman yang pertumbuhannya tidak sempurna
(terhambat). Penyulaman dilakukan 17 hari setelah tanam. Hal ini sangat tepat
karena waktu tersebut tanaman sudah mulai tumbuh secara merata. Dan bagi
tanaman yang tidak tumbuh secara baik baru dilakukan penyulaman pada tanaman
tersebut.
4. Penyiangan
Penyiangan sangat perlu dilakukan agar tanaman jagung dan kangkung
tidak sampai terganggu tanaman liar (gulma). Gulma yang paling banyak terdapat
pada lahan adalah rumput teki. Penyiangan dilakukan dengan cara
membersihkan/ mencabuti tanaman liar (gulma). Gulma yang dibiarkan tumbuh
akan menjadi pesaing bagi tanamn jagung maupun kangkung. Oleh karena itu
penyiangan harus dilakukan sesering mungkin.
5. Pembumbunan
Pembumbunan hanya dilakukan pada tanaman jagung saja sedangkan pada
tanaman kangkung tidak dilakukan pembumbunan. Pembumbunan dilakukan
dengan cara menimbun tanah disekeliling tanaman. Pada saat penyiangan,
pembumbunan dilakukan dengan cara membenamkan potongan rumput pada
lahan yang telah dibersihkan pada tanah yang diambil dari tengah ruangan di
antara dua barisan tanaman.
Pembumbunan bertujuan untuk menutup bagian di sekitar perakaran agar batang
tanaman menjadi kokoh dan tidak mudah rebah sekaligus untuk menggemburkan
tanah di sekitar tanaman, selain itu tanaman bisa tumbuh dengan baik secara
optimal tanpa takut roboh atau tertiup angin.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Nazaruddin. 1995. Budi Daya dan Pengaturan Panen Sayuran Dataran Rendah.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Tim Penulis PS. 1996. Sweet Corn – Baby Corn. Jakarta : Penebar Swadaya