Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR

Acara : 4

Aplikasi Suatu Konsentrasi

Disusun oleh :

Nama : Katharina Hermawan

No. Mhs : 210802241

Hari/Tanggal : Kamis, 9 September 2021

Asisten : Devi Alvina dan Dian Ariana Saputra

LABORATORIUM TEKNOBIO PANGAN


FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2021
KREDIT NILAI LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Acara : Aplikasi Suatu Konsentrasi

NILAI NILAI NILAI


NO KRITERIA
MAKSIMAL REVISI I ACC
I PENDAHULUAN

JUDUL PERCOBAAN 5 4,1 4,4

TUJUAN PRAKTIKUM 5 3,5 4,7

II HASIL DAN PEMBAHASAN 60 15,9 37

III KESIMPULAN 10 3,3 9,1

IV DAFTAR PUSTAKA 20 -4,5 + 1 -5,5 + 1


JUMLAH 100 23,3 50,7

Nama Mahasiswa : Katharina Hermawan


No Mhs : 210802241

Mengetahui,
Asisten Praktikan

(Devi Alvina ) (Katharina Hermawan)

(Dian Ariani Saputra)


I. PENDAHULUAN

A. Judul
Aplikasi Suatu Larutan

B. Tujuan
1. Mengetahui cara membuat larutan sukrosa 20%.
2. Mengetahui cara membuat infusa secang (Biancaea sappan) 0,5%.
3. Mengetahui cara membuat NaOH 0,1 N.
4. Mengetahui hasil konversi konsentrasi molar menjadi ppm.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar larutan
tersebut dapat memberikan informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut
dan pelarutnya. Macam macam satuan konsentrasi adalah Molaritas (M),
molalitas (m), Normalitas (N), Fraksi Mol (X), dan ppm (Rusman dkk., 2018).
Molaritas (M) istilah yang berkaitan dengan stoikiometri suatu reaksi dalam
larutan. Dinyatakan sebagai jumlah mol suatu solute dalam larutan dibagi dengan
volume larutan yang ditentukan dalam liter. Menurut Rusman dkk (2018), rumus
dari molaritas adalah sebagai berikut,

M=

Molalitas (m), merupakan suatu konsentrasi larutan yang menyatakan


banyaknya mol senyawa atau zat setiap kilogram pelarut (solvent). Jika Mm
adalah massa molar (g-mol-1) , menurut Rusman dkk (2018) rumus dari molalitas
adalah sebagai berikut

m=

Persen massa menyatakan massa zat terlarut dibagi massa larutan dikalikan
100%. Persen massa seringkali disebut juga dengan persen berat. Walaupun istilah
persen berat ini kurang tepat namun kalau Anda menemui istilah tersebut maka
Anda dapat menganggapnya sebagai persen massa. Menurut Yahmin (2019),
persen massa memiliki rumus sebagai berikut,

Satuan bagian per juta (ppm) dan bagian per miliar (ppb = part per billion)
sering digunakan oleh kimiawan lingkungan. Secara umum, 1 ppm berarti 1
bagian dari zat terlarut untuk setiap 106 bagian larutan. Dalam kasus konsentrasi
larutan sangat encer, konsentrasi 1 ppm sama dengan 1 µg zat terlarut per 1 mL
larutan karena untuk pelarut air maka massa 1 mL larutan sama dengan 1 g (ingat,
densitas air 1 g mL-1). Menurut Yahmin (2019), rumus dari ppm adalah sebagai
berikut,

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan satu atau lebih konstituen dari
suatu padatan dengan mengontakkannya dengan pelarut cair. Prinsip dari ekstraksi
padat-cair adalah komponen yang terlarut dari suatu padatan, yang mengandung
matriks inert dan agent aktif, diekstraksi dengan menggunakan pelarut (Kristijati
dan Arlene, 2012). Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan cara
mengekstraksi zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai (Mukhriani,
2014).
Ekstrak kering merupakan sediaan padat yang diperoleh dengan cara
menguapkan pelarut berdasarkan kandungan bahan aktif. Ekstrak kering memiliki
nilai susut pengeringan biasanya tidak lebih dari 5%. Ekstrak kering mudah
menarik lembab dan cendrung membentuk gumpalan-gumpalan (Rivai dkk.,
2013).
Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent merupakan
proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan zat terlarut
yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak (solvent)
(Mirwan, 2013). Metode ekstraksi cara kering sama halnya dengan cara basah,
namun sampel terlebih dahulu dikeringkan dengan oven suhu 400C dibuat serbuk
dengan cara diblender dan diayak dengan ayakan 100 mesh (Rifkowaty dan
Wardanu, 2016).
Pembuatan ekstrak kering simplisia jati belanda lumpang disterilisasikan
terlebih dahulu dengan cara memanaskan lumpang dengan menggunakan air
panas, kemudian ekstrak kental dimasukkan kedalam lumpang dan ditambahkan
laktosa sedikit demi sedikit sambil digerus hingga merata. Ekstrak kering dibuat
dengan cara tiga perlakuan, yaitu:
a. Pengeringan dengan laktosa 1 x berat ekstrak kental
b. Pengeringan dengan laktosa 1½ x berat ekstrak kental
c. Pengeringan dengan laktosa 2 x berat ekstrak kental
Massa yang kering ditambahkan pelarut heksan ± 300 mL heksan untuk tiap
100 g ekstrak, kemudian diaduk sempurna beberapa kali selama 2 jam, dibiarkan
mengendap dan dienaptuangkan cairan. Lalu sisa dicampurkan dengan heksan 300
mL, diaduk sempurna dan dipisahkan kelebihan heksan, proses pencucian
diulangi satu kali dengan heksan, dikeringkan pada suhu ± 70⁰C. Di timbang dan
ditentukan kadar dan karakteristiknya (Rivai dkk., 2013).
Metode ekstraksi cara basah meliputi persiapan bahan, sortasi,
penghancuran, penimbangan 60 gram, ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol +
asam sitrat 3% dengan perbandingan bahan dan pelarut 1:4 selama 24 jam suhu
ruang sambil diaduk dengan stirrer secara countinue , dilanjutkan dengan
penyaringan, maserasi dengan pelarut baru, penyaringan dengan pompa vakum,
serta pemekatan yaitu menguapkan pelarut dengan penangas air suhu 600C
sehingga diperoleh ekstrak pigmen kental. Metode ekstraksi cara kering sama
halnya dengan cara basah, namun sampel terlebih dahulu dikeringkan dengan
oven suhu 400C , dibuat serbuk dengan cara diblender dan diayak dengan ayakan
100 mesh (Rifkowaty dan Wardanu, 2016).
Filler atau bahan pengisi merupakan substansi tak aktif yang digunakan
untuk membuat obat-obatan agar lebih mudah dibentuk, contohnya dalam
pembuatan obat dalam fasa tablet dengan dosis yang rendah, maka ditambahkan
sejumlah filler agar bentuk obat cukup besar dan kandungan obat tetap dalam
dosis yang diizinkan, juga dapat memperbaiki daya kohesi. Prinsip kerja filler
adalah mengikat air pada ekstrak, dimana semakin besar konsentrasi bahan
pengisi yang ditambahkan maka bahan pengisi akan mengikat air di dalam ekstrak
lebih banyak. Jenis-jenis filler yang ada antara lain dekstrosa, laktosa, sukrosa,
pati/starch, magnesium stearate, microcrystalline cellulose (MCC), dan
maltodekstrin (Susanti dkk., 2015).
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut (Rusman, dkk., 2018). Ekstrak kering merupakan sediaan padat yang
diperoleh dengan cara menguapkan pelarut berdasarkan kandungan bahan aktif
(Rivai dkk., 2013). Ekstraksi cair-cair atau yang dikenal dengan ekstraksi solvent
merupakan proses pemisahan fasa cair yang memanfaatkan perbedaan kelarutan
zat terlarut yang akan dipisahkan antara larutan asal dan pelarut pengekstrak
(solvent) (Mirwan, 2013).
Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut dalam setiap satuan larutan
atau pelarut. Konsentrasi larutan merupakan suatu label larutan, agar larutan
tersebut dapat memberikan informasi tentang perbandingan jumlah zat terlarut
dan pelarutnya (Rusman dkk., 2018). Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh
dengan cara mengekstraksi zat aktif dengan menggunakan pelarut yang sesuai
(Mukhriani, 2014).
Cara kerja larutan sukrosa 20% adalah sukrosa ditimbang sebanyak 10
gram, sukrosa dimasukkan ke dalam labu ukur. Aquades ditambahkan hingga
tanda batas. Labu ukur ditutup, labu ukur digojok. Konsentrasi dihitung dengan
rumus sebagai berikut,

%=

Cara kerja infusa secang 0,5% adalah secang ditimbang sebanyak 5gram,
secang dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Aquades ditambahkan sebanyak 50ml
larutan di water bath pada suhu 900C selama15 menit. Konsentrasi dihitung, hasil
infusa diambil sebanyak 2,5ml, larutan dimasukkan ke labu ukur. Aquades
ditambahkan hingga tanda batas, labu ukur ditutup, labu ukur di gojok.
Konsentrasi dihitung dengan rumus sebagai berikut,
V1 x N1 = V2 x N2

Cara kerja NaOH 0,1N adalah NaOH ditimbang sebanyak 0,2gram. Larutan
dimasukkan kedalam labu ukur, aquades ditambahkan hingga tanda batas. Labu
ukur di gojok, konsentrasi dihitung dengan rumus sebagai berikut dan berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil seperti pada Tabel 1, tabel 2, dan
tabel 3

Konsentrasi molar =

Tabel 1. Hasil Perhitungan Larutan Sukrosa 20%


Konsentrasi Sukrosa Volume Akhir Massa Sukrosa

20% 50 10
Berdasarkan hasil tabel 1 diperoleh bahwa larutan sukrosa 20% mempunyai
volume akhir 50mL dan massa sukrosa sebanyak 10gram. Massa sukrosa
dibutuhkan perhitungan konsentrasi persen sesuai dengan pernyataan Yahmin
(2019) bahwa persen massa/volume (% m/V) digunakan untuk menunjukkan zat
terlarut diukur berdasar massa dan kuantitas larutan berdasar volume.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Volume Infusa Secang 0,5%


Konsentrasi Konsentrasi Volume Akhir Volume Infusa
Infusa Akhir yang diambil

10% 0,5% 50ml 2,5ml

Berdasarkan hasil dari tabel 2 diperoleh bahwa konsentrasi infusa awal


sebesar 10% dan mempunyai konsentrasi akhir 0,5%. Volume akhir sebanyak
50ml dan volume infusa yang diambil sebanyak 2,5mL.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Konsentrasi NaOH 0,1N.
Konsentrasi NaOH 0,1N Volume Massa

Molar ppm

0,1 4000 0,05L 0,2

Berdasarkan hasil dari tabel 3 diperoleh bahwa molar dari konsentrasi


NaOH adalah 0,1N. ppm dari Konsentrasi NaOH adalah 4000ppm, volume dari
konsentrasi NaOH adalah 0,05L. Massa dari konsentrasi NaOH adalah 0,2gram.
III. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan


bahwa:

1. Larutan sukrosa ditimbang, larutan dimasukkan ke dalam labu ukur.


Aquades ditambahkan hingga garis batas, labu ukur di gojok. Konsentrasi
dihitung.
2. Secang ditimbang, secang dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Aquades
ditambahkan, larutan di water bath dengan suhu 900C selama 15 menit.
Konsentrasi dihitung, hasil infusa diambil, larutan dimasukkan ke labu ukur.
Aquades ditambahkan hingga tanda batas, labu ukur digojok. Konsentrasi
dihitung kembali.
3. NaOH ditimbang. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur. Aquades
ditambahkan hingga tanda batas. Labu ukur digojok, konsentrasi dihitung.
4. Hasil konversi konsentrasi molar 0,1 N menjadi ppm adalah 4000ppm.
DAFTAR PUSTAKA

Rusman, Rahmayani, F.R.I., dan Mukhlis, 2018. Buku Ajar Kimia Larutan. ISBN
: 978-602-5679-74-2. Syiah Kuala University Press Darussalam, Banda
Aceh.
Kristijarti, A.P. dan Arlene, A. 2012. Isolasi Zat Warna Ungu pada Ipomoea
batatas Poir dengan Pelarut Air. No: III/LPPM/2012-02/10-P.
Rivai, H., Wahyuni, A.H., dan Fadhilah, H., 2013. Pembuatan dan karakterisasi
ekstak kering dan simpliasi jati belanda. Jurnal Farmasi Higea. 5 (1).
Mirwan, A., 2013. Keberlakuan model HB-GFT system n-HEKSANA=MEK-
AIR pada ekraksi cair cair kolom isian. Konversi. 2 (1).
Rifkowaty, E.E. dan Wardanu, A.P., 2016. Pengaruh Ekstraksi Cara Basah dan
Cara Kering Terhadap Aktivitas Antioksidan Ekstrak Cengkodok
(Melastoma malabathricum L.). Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 5 (1).
Susanti, R.F., Arie, A.A., dan Solihin, G.C. 2015. Pengaruh jenis konsentrasi
bahan pengisi dan suhu pengeringan terhadap kualitas ekstrak buah physalis
angulata yang diperoleh dengan ekstraksi menggunakan air subkritik.
III/LPPM/2015-02/8-P
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai