Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN ICU

DISUSUN OLEH :
YULIUS
MUH. RAHMAT
MISNA SUNUSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES


HUSADA MANDIRI POSO 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Insentive Care Unit (ICU) merupakan
ruang perawatan dengan tindakan resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan
keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien.
Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi
dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan
yang tinggi membutuhakan manajemen ICU dan peralatan teknologi yang tinggi yang
menunjang.
Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin
dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang
menggerakan sumber daya, adanya perencanaan -pengorganisasian – penggerakan
pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian. Begitupun manajemen yang ada di
rumah sakit terutama diruang ICU, kita sebagai seorang perawat juga harus betul-
betul memahami seperti apa tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing
pelaksana Kesehatan, mengetahui seperti apa layaknya ruang ICU dan masih banyak
lainnya.
Atas dasar hal tersebut maka kami mengangkat judul “ Manajemen Ruang
Intensive Care Unit (ICU)”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah :
Bagaimana manajemen rumah sakit diruang Intensive Care Unit (ICU)?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penuisan dari makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata
kuliah manajemen kesehatan dan untuk mengetahui serta memahami manajemen
rumah sakit khususnya di ruang Intensive Care Unit (ICU).
D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang ingin kami apai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk memberikan informasi kepada para pembaca mengenai seperti apa manajemen
di ruang ICU.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI MANAJEMEN SECARA UMUM


Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-
sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Dari definisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata “proses”,
bukan “seni”. Mengartikan manajemen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara
sistematis untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan sebagai proses
karena semua manajer tanpa harus memperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus, harus melaksankan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Begitupun proses yang terjadi di rumah sakit. Rumah sakit adalah salah satu
subsistem pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk
masyarakat yaitu pelayanan Kesehatan dan pelayanan administrasi, olehnya itu
diperlukan suatu manajemen yang dapat menunjang pelaksanaan pemberian
pelayanan tersebut. Tidak hanya mencakup manajemen rumah sakit secara umum,
namun setiap bagian dari rumah sakit itupun juga memiliki stuktural dan proses
manajemen yang berbeda-beda.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen
merupakan kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan
dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan (planning), pengorgnisasian (organiszing), pengarahan (actuating), dan
pengawasan (controlling).
B. DEFINISI MANAJEMEN ICU
Perawatan intensive care unit merupakan pelayanan keperawatan yang saat
ini sangat perlu untuk dikembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan
bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversibe, memberikan asuhan pada
pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak
dapat diberikan di ruang perawatan umum. Memberikan pelayanan kesehatan bagi
pasien dengan potensial atau adanya kerusakan organ umumnya paru, mengurangi
kesakitan dan kematian yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit
kritis (Adam & Osbone, 1997).
C. TUJUAN PELAYANAN ICU
Adapun tujuan pelayanan yang dilakukan di ruang Intensive Care Unit antara
lain sebagai berikut :
a. Melakukan Tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat.
b. Mencegah terjadinya penyulit.
c. Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level yang
lebih tinggi.
d. Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien.
e. Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses
penyembuhan pasien.

D. JENIS-JENIS ICU

Menurut fungsinya Intensive Care Unit (ICU) dibagi menjadi beberapa unsur
yaitu :
a. ICU Khusus
Dimana pasien dirawat dengan payah dan akut dari satu jenis penyakit.
Adapun contohnya yaitu :
1) ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu ruang untuk pasien yang dirawat
dengan gangguan pembuluh darah coroner.
2) Respiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan mengalami
gangguan pernapasan.
3) Renal Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawaat dengan gangguan gagal
ginjal.
b. ICU Umum
Dimana pasien dirawat dengan sakit payah akut disemua bagian RS. Menurut
umur, ICU, anak & neonates dipisahkan dengan ICU dewasa.

E. SYARAT-SYARAT RUANG ICU

1. Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar.
(Recorvery Room).
2. Suhu ruangan diusahakan 22-25°C, nyaman, energi tidak banyak keluar.
3. Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar.
4. Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca-kaca.
5. Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus.
6. Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.
7. Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan
isolasi.
8. Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk
mengobservasi pasien.
F. INDIKASI MASUK ICU

a. Prioritas 1
Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan therapi
intensif dan agresif seperti gangguan atau gagal napas akut, gangguan atau gagal
sirkulasi, gangguan atau gagal susunan syaraf, gangguan atau gagal ginjal.
b. Prioritas 2
Pemantauan atau observasi intensif secara eksklusif atas keadaan-keadaan
yang dapat menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital misalnya
observasi intensif pasca operasi : post trepanasi, post open heart, post laparotomy
dengan komplikasi, observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil, dan
observasi pada pasca bedah dengan penyakit jantung.
c. Prioritas 3
Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan
kecil untuk penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mungkin memerlukan
therapi intensif untuk mengatasi penyakit akutnya, therapi tidak dilakukan tindakan
Invasife Intubasi atau Resusitasi Cardio Pulmoner. NB : Pasien prioritas 1 harus
didahulukan daripada prioritas 2 dan 3.
G. INDIKASI KELUAR ICU

Adapun indikasi keluar ICU antara lain sebagai berikut :


a. Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil.
b. Therapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien.
c. Pasien tdidak menggunakan ventilator.
d. Pasien mengalami mati batang otak.
e. Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir).
f. Pasien atau keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pulang paksa).
g. Pasien atau keluarga memerlukan therapi yang lebih gawat mau masuk ICU dan
tempat penuh.
BAB III
STRUKTURAL MANAJEMEN ICU
Iintensive Care Unit (ICU) adalah suatu kesatuan perawatan dan aktivitas
medis yang beroperasi mandiri dalam suatu rumah sakit dan didalamnya fasilitas
sumber daya manusia, keterampilan professional , piranti teknis dan ruang yang
memadai. Bagian ini digunakan untuk merawat pasien gawat akibat pembedahan,
tauma dan penyakit kritis, yang dengan therapi intensif dan therapi penujang fungsi
fital kehidupan (life support) diharapkan dapat sembuh dan menjalani hidup normal
kembali.
A. BAGAN STRUKTURAL INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD POSO
1. Kepala ICU
Tanggung jawab penatalaksanaan medis dan administrasi dibebankan pada
seorang dokter yang bekerja full time atau minimal 50% waktu kerjanya
dicurahkan untuk memberikan pelayanan intensif dan secara fisik dapat
dihubungi dan tidak terikat kewajiban lain yang menyita waktu dan
kedudukannya sebagai kepala ICU. Kepala ICU hanya memiliki tanggung jawab
medis dan administratif untuk bagian yang dibawahinya, dan posisi ini
sebaiknya tidak dirangkap dengan tanggungjawab sebagai atasan dibagian
atau fasilitas lain dirumah sakit tersebut. Kepala ICU bertanggungjawab atas
pelayanan yang dilakukan bersama profesi terkait baik yang menjadi
penanggungjawab pasien sebelum dirujuk ke ICU maupun bersama profesi
yang memberi konsultasi dan atau yang ikut melakukan perawatan/therapi.
Kepala ICU sebaiknya seorang yang telah mendalami spesialisasi anastesiologi,
ilmu penyakit dalam, bedah, ilmu Kesehatan anak atau bagian lain dan pernah
menjalani pelatihan dan pendidikan formal dibidang kedokteran perawatan
intensif. Di ruang ICU RSUD poso yang menjadi penanggung jawab adalah
dokter anastesi yaitu dr. Antonius lino, Sp.An.
2. Kepala Perawat / Kepala Ruangan
Kepala perawat ICU adalah perawat anastesi (D III atau sederajat) atau
perawat yang telah mendapat pelatihan dan Pendidikan dibidang perawatan
atau therapi intensif sekurang kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah
membantu pelayanan di ICU minimal 1 tahun.
Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan pendidikan bagi staf
perawat. Kepala perawat sebaiknya tidak dilibatkan dalam aktivitas
perawatan rutin. Di ruang ICU RSUD Poso yang menjadi kepala perawat yaitu
Ns. R.B.Edy Santoso, S.Kep.M.Kep
3. Ketua Tim
Jumlah ketua tim diruang ICU RSUD Poso ada dua orang yaitu Ns. Suprihatin,
S.Kep dan Theodor Metungku, A.Md.Kep. Adapun uraian tugas dan ketua tim
adalah sebagai berikut :
a. Menyusun rencana kerja ketua tim
b. Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di timnya,
melalui Kerjasama dengan perawat pelaksana
c. Berkoordinasi dengan kepala ruangan melaksanankan orientasi kepada
tenaga keperawatan sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan yang
berlaku di rumah sakit
d. Membantu kepala ruangan melaksanakan orientasi keppada tenaga
keperawatan baru yang akan bekerja di ruang rawat inap terutama di
timnya
e. Memberikan orientasi, membimbing dan mengawasi siswa/mahasiswa
keperawatan yang prkatek di ruangan dibawah lingkup timnya agar
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan
f. Mengendalikan pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan, obat-
obatan dan mutu asuhan keperawatan ditimnya
g. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan
medikal bedah pada anggota ditimnya
h. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan asuhan keperawatan
medikal bedah pada anggota timnya
i. Bersama dengan anggota tim memberikan orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit,
tata tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari-hari
j. Bersama anggota tim melaksakan dan mengendalikan pelayanan/asuhan
keperawatan kritis sesuai standar pelayanan keperawatan
k. Mengadakan pertemuan dengan anggota tim untuk membahas
permasalahan pelayanan pasien
l. Bersama anggota tim melaksanakan pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai
m. Mendampingi visite dokter dan mencatat instruksi dokter dan
mendokumentasikan dalam rekam medis pasien
n. Bersama anggota tim melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan secara tepat dan benar.
o. Bersama anggota tim memelihara kebersihan lingkungan ruang rawat.
p. Menjaga kerapian dan keamanan berkas catatan medik pasien dalam
masa perawatan.
q. Bersama anggota tim memberi penyuluhan Kesehatan kepada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan pasien dalam batas kewenangannya.
r. Bersama anggota tim melakukan serah terima pasien dan lain-lain pada
saat pergantian dinas.
Tanggung jawab ketua tim adalah bertanggung jawab kepada kepala ruangan
saat kepala ruangan tidak ditempat.
4. Perawat Pelaksana
Jumlah perawat pelaksana di ruang ICU RSUD Poso berjumlah 17 org. Berikut
nama-nama perawat pelaksana di ruang ICU RSUD Poso :
1) Nurhayati Kapimpi, A.Md.Kep
2) Yanus A. Pidode, A.Md.Kep
3) Rahmawati dg. Nusu, A.Md.Kep
4) Asmuna Lapuna, A.Md.Kep
5) Jumain, A.Md.Kep
6) Susanti Sudjiono, A.Md.Kep
7) Fauziah Samiri, A.Md.Kep
8) Fitriasari Lahambu, A.Md.Kep
9) Samuel K. Puadjole, A.Md.Kep
10) Ns. Yuliani Kosakoy, S.Kep
11) Ahyani Kasim, A.Md.Kep
12) Ni Putu Sulasih, A.Md.Kep
13) Sally Wandhini, A.Md.Kep
14) Sisilia Duruka, A.Md.Kep
15) Muh. Rahmat, A.Md.Kep
16) Yulius, A.Md.Kep
17) Novita mengkudji, A.Md.Kep
Adapun tugas dari perawat pelaksana adalah :
1. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan.
2. Ikut serta dalam operan dalam setiap shifnya.
3. Mengikuti dokter visite.
4. Memberikan informasi secara tepat dan benar sebatas tanggung jawab.
5. Berperan serta dalam melakukan penyuluhan Kesehatan kepada pasien
dan keluarga.
6. Melaksanakan tugas untuk kebersihan pasien, ruangan pasien, dan
lingkungan sesuai dengan tanggung jawab.
7. Membuat pelaporan asuhan keperawatan dengan benar/tepat.
8. Menyimpan, memelihara, dan menyiapkan peralatan yang diperlukan
sehingga siap pakai.
9. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai batas kemampuan dan
wewenangnya.
5. Ahli Fisioterapi
Tersedianya seorang ahli fidiotherapi yang bekerja 7 hari dalam seminggu.
Tapi untuk di RSUD Poso, petugas fisiotherapi bekerja hanya 5 hari dalam
seminggu yaitu hari senin sampai jumat. Hari sabtu, minggu atau hari libur
tidak ada petugas fisiotherapi.
6. Ahli Radiologi
Ahli radiologi sebaiknya dapat dihubungi setiap waktu dalam 24 jam.
Interpretasi hasil pemeriksaan oleh radiologi harus tersedia setiap waktu.
7. Ahli Gizi
Dapat dihubungi setiap waktu selama jam kerja normal.
8. Tenaga KebersihanTersedianya petugas kebersihan yang khusus yang sudah
mengetahui protokol pencegahan infeksi dan bahaya dari peralatan medis
BAB IV
PEMBAHASAN

A. STANDAR KUALIFIKASI INTENSIVE CARE UNIT


Ruang ICU merupakan suatu unit di RS yang dibandingkan dengan
ruangan lain, banyak perbedaan, tingkat pelayanannya. Tingkat pelayanan ini
ditentukan oleh jumlah staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam
pasien yang dirawat, untuk itu harus ditunjang oleh tenaga yang memenuhi
kualifikasi standart ICU.
Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :
1. Resusitasi jantung paru.
2. Pengelolaan jalan napas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan
ventilator sederhana.
3. Therapi oksigenasi.
4. Pemantauan EKG, pulse oximetri terus menerus.
5. Pemberian nutrisi enteral dan panenteral.
6. Pelaksaan terapi secara titrasi.
7. Kemampuan melaksanakan Teknik khusus sesuai kondisi pasien.
8. Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portabel selama
transportai pasen gawat.
9. Kemampuan melakukan fisiotherapi dada.
B. SARANA DAN PRASARANA
1. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan
berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke unit gawat darurat,
laboratorium dan radiologi.
2. Desain
Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan
ruangan yang adekuat. Adapun bangunan ICU sebaiknya terisolasi dan
mempunyai standart tertentu terhadap bahaya api, ventilasi, AC, pipa air,
komunikasi, bakteorologis, exhausts fan, kabel monitor, dan lantai mudah
dibersihkan, keras dan rata.
3. Area pasien
a) Unit terbuka 12-16 M2 pertempat tidur.
b) Unit tertutup 16-20 M2 pertempat tidur.
c) Jarak antara TT 2 meter.
d) Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan , setiap 2 TT.
e) Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan satu tempat cuci
tangan
f) Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan lampu
TL 10 watt/m2. Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan
pasien dan petugas, desain dari unit memperhatikan privasi pasien.
4. Area kerja meliputi :
a) Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual perawat dengan
pasien.
b) Ruang yang cukup untuk memonitor pasien, peralatan resusitasi, dan
penyimpanan obat dan alat (lemari pendingin).
c) Ruang yang cukup untuk X-Ray mobile dan mempunyai tekanan negatif.
d) Ruang untuk telpon dan system komunikasi lain seperti computer, koleksi
data, alat untuk menyimpan alat tulis.
5. Lingkungan
Mempunyai pendingin/AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban
sesuai dengan luas ruangan.
6. Ruang Isolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.
7. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa syringe,
alat-alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
8. Ruang tempat pembuangan alat atau bahan kotor
a) Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan
dan pembersihan pispot dan botol urine.
b) Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi.
9. Ruang perawat
Tempat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas
dan kepala ruangan.
10. Ruang staf dokter
11. Ruang tunggu keluarga pasien
12. Laboratorium yang terpusat
C. PERALATAN YANG HARUS TERSEDIA
1. Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.
2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu ada
program kalibrasi dan pemeliharaan alat, ada buku pemakain alat serta
pemeliharaan alat, ada protap-protap pemakaian kalibrasi dan pemeliharaan
alat-alat.
3. Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar yang meliputi :
- Alat hisap atau suction.
- Peralatan akses vaskuler.
- Peralatan monitor unvasif dan non invasive.
- Defibrillator dan alat pacu jantung.
- Alat pengatur suhu pasien.
- Peralatan drain thorak.
- Pompa infus dan pompa syringe.
- Peralatan portable untuk transportasi.
- Tempat tidur khusus.
- Lampu untuk tindakan.
- Ruang hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungsi ICU.
4. Monitoring Peralatan
Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk
peralatan yang digunakan untuk transportasi pasien yaitu :
- Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas
- Mengerti tentang kegagalan pasokan oksigen, maka alat yang secara
otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan tekanan pasokan
oksigen yang selalu terpasang diventilator
Pemantauan konsentrasi oksigen :
Semua petugas diruang ICU diharapkan mengetahui tentang bahaya
kegagalan ventilator atau diskonsentrasi system pernapasan. Pada pengguna
ventilator otomatis, harus ada alat yang didapat segera mendeteksi
kegagalan system pernapasan atau ventilator secara terus menerus :
- Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan
berkesinambungan.
- Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi
peningkatan suhu udara inspirasi.
- Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau
terus menerus.
- Harus tersedia pulse oximetri pada setiap pasien ICU.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dengan melihat tinjauan teori dan
pembahasannya maka kami dapat mengemukakan kesimpulan makalah ini sebagai berikut :
A. KESIMPULAN
Dari hasil uraian makalah ini dimana kami telah merangkum tinjauan teoritis dan
tinjauan kasus, serta pembahasan dari keduanya maka dapat diuraikan bahwa perawatan
intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk
dikembangkan di Indonesia khususnya di RSUD POSO yang bertujuan memberikan
asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversible, memberikan asuhan
pada pasien yang memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak
dapat diberikan diruang perawatan umum.
Ruangan ICU adalah suatu unit di RS yang dibandingkan dengan ruangan lain,
banyak perbedaan, tingkat pelayanannya. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh jumlah
staf, fasilitas, pelayanan penunjang, jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu
harus ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU.
B. SARAN
Adapun saran kami dalam penulisan makalah ini yaitu kami berharap dengan
adanya makalah ini, dapat dipergunakan sebagaimana mestinya sehingga dapat dijadikan
acuan perawat dalam mengatur atau memanage tugas-tugasnya dalam pemberian
pelayanan keperawatan di rumah sakit khususnya pada bagian Intensif Care Unit (ICU)
dan juga sebagai acuan dalam peningkatan pendidikan dan pengetahuan dalam
pemberian pelayanan Kesehatan demi terciptanya kualitas dan mutu pelayanan
Kesehatan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Morton, Patricia Gonce dkk. 2011. “Keperawatan kritis: pendekatan asuhan


holistic”.Jakarta: EGC

Weinstock, Doris. 2013. “Rujukan Cepat di Ruang ICU/CCU”.Jakarta: EGC

Zen, Raden. 2011. “Konsep Dasar ICU”. Diambil dari http://akatsuki-


ners.blogspot.co.id/2011/10/konsep-dasar-icu-intensive-care-unit.html.

Anda mungkin juga menyukai