181 422 1 SM
181 422 1 SM
e-mail: marthasiahaya@yahoo.co.id
ABSTRACT
One important aspect of sustainable development is the participation of local communities that follows. In urban
areas, such participation is required in the mangrove forest conservation to support the development of the coastal areas.
This study aims to explain the conservation efforts undertaken in mangrove forests by local communities residing in urban
areas. The method used is a case study, in which data collection is done through in-depth nterviews and participant
observation. The results showed that the communities applying traditional ecological knowledge and establish institutions
so the mangrove preservation kept maintained. The city government and local companies also played a role by supporting
the efforts made by the local communities.
Keywords: Cultural Capital, Local Communities Mangrove, Participation, Traditional Ecological Knowledge.
ABSTRAK
Salah satu aspek penting dari pembangunan berkelanjutan adalah partisipasi masyarakat lokal yang mengikuti.
Di daerah perkotaan, partisipasi seperti itu diperlukan dalam konservasi hutan mangrove untuk mendukung
pengembangan daerah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan upaya konservasi yang dilakukan hutan bakau
oleh masyarakat lokal yang berada di daerah perkotaan. Metode yang digunakan adalah studi kasus, di mana pengumpulan
data dilakukan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
menerapkan pengetahuan ekologi traisional dan mendirikan institusi sehingga pelestarian mangrove tetap terjaga.
Pemerintah kota dan perusahaan lokal juga memainkan peran dengan mendukung upaya-upaya dibuat oleh komunitas
lokal.
Kata kunci: Komunitas Lokal, Mangrove, Modal Budaya, Partisipasi, Pengetahuan Ekologi Tradisional.
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015
Universitas Mataram)
12
Jurnal Nusa Sylva Vol 16 No 1 tahun 2016
13
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015
Universitas Mataram)
Jurnal Nusa Sylva Vol 16 No 1 tahun 2016
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015
Universitas Mataram)
14
Jurnal Nusa Sylva Vol 16 No 1 tahun 2016
tahun masyarakat etnis Tidung melakukan (subsisten). Jika tidak ada mangrove, maka
pesta adat yang diberi nama “pesta iraw dapat dipastikan hasil produksi dari laut dan
tengkayu”. Tradisi ritual tersebut dilakukan pantai yang mereka usahakan akan berkurang
sebagai wujud nyata tanda syukur masyarakat secara nyata. Selain itu masyarakat
etnis Tidung atas hasil laut dan keselamatan berpandangan bahwa keberadaan mangrove
mereka dalam melakukan aktivitasnya sebagai memiliki peranan penting dalam melindungi
nelayan. Menurut Anonim (2001) masyarakat daerah pantai terutama pemukiman mereka
etnis Tidung selalu menjaga keselarasan dari abrasi maupun angin kencang yang sering
hubungan yang harmonis antara alam terjadi.
(ekosistem flora dan fauna), manusia, dan Bentuk partisipasi masyarakat Desa
penguasa jagad raya. Mamburungan dalam pelestarian mangrove,
Kondisi ekosistem hutan mangrove di antara lain sebagai berikut:
pesisir Pulau Tarakan yang mengalami 1. Masyarakat, khususnya masyarakat yang
degradasi cukup serius telah mendorong sumber mata pencahariannya sebagai
masyarakat lokal untuk meningkatkan nelayan, memiliki inisiatif dan kesadaran
partisipasinya dalam konservasi mangrove. sendiri untuk melakukan penanaman
Masyarakat sangat memahami bahwa mangrove. Bibitnya diambil dari buah-
keberadaan hutan mangrove sangat besar buah mangrove di sekitar jalur sungai
peranannya bagi masyarakat yang tinggal di yang mereka lalui ketika melaut.
sekitar kawasan tersebut. Pemahaman ini Penanaman ini dimaksudkan sebagai
ditunjang oleh upaya masyarakat dalam pengayaan tanaman ataupun
memanfaatkan pengetahuan ekologis menggantikan mangrove yang sudah mati.
tradisionalnya dan mengembangkan 2. Masyarakat memunguti sampah-sampah,
kelembagaan lokal berupa norma dan nilai baik organik maupun anorganik, yang
budaya yang sangat berperan bagi konservasi tersangkut di akar-akar mangrove ketika
mangrove. Masyarakat percaya bahwa aturan- terjadi banjir atau pasang tinggi. Sampah-
aturan tertulis maupun tidak tertulis dapat sampah tersebut kemudian dipilah-pilah
berfungsi menjaga kelestarian alam terutama lagi dan sebagian besar sampah-sampah
kawasan mangrove baik dari segi penguasaan anorganik dijual ke pemulung. Namun,
maupun pemanfaatannya. sampah-sampah berupa botol-botol air
Ada tiga jenis vegetasi mangrove primer mineral digunakan kembali sebagai
yang terdapat di kawasan konservasi mangrove pelampung yang digunakan dalam
Desa Mamburungan, yaitu: jenis Avicennia sp, budidaya rumput laut.
Rhizopora sp dan Sonneratia sp. Masyarakat 3. Masyarakat nelayan biasanya hanya
di desa ini memiliki kepercayaan bahwa menangkap kepiting jantan saja,
mangrove di desanya merupakan sumber sementara kepiting betina dilepaskan
kehidupan yang menjadi sumber pakan utama kembali ke laut. Hal ini dilakukan untuk
bagi keberadaan ikan, udang, kepiting, kerang, menjaga perkembangbiakan kepiting yang
dan lain-lain yang mereka manfaatkan. Agar terdapat di mangrove, sehingga pada
hasil laut tersebut selalu tersedia melimpah akhirnya akan berimbas positif pada
maka keberadaan mangrove di harus terjaga kelestarian hasil bagi nelayan.
dengan baik. Untuk itulah maka masyarakat Bentuk partisipasi masyarakat Desa
baik secara individu ataupun berkelompok Mamburungan di atas didukung oleh studi
secara sukarela berupaya untuk menjaga yang dilakukan Arbain (2012) mengenai nilai-
kelestarian hutan mangrovenya. Hasil laut nilai kearifan lokal masyarakat etnis Tidung,
dipanen dengan tujuan untuk dijual antara lain:
(komersial) ataupun sebagai konsumsi (1) Masyarakat Etnis Tidung adalah sosok
keluarga untuk pemenuhan ekonomi keluarga masyarakat yang unik dan senantiasa
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015
Universitas Mataram) 15
Jurnal Nusa Sylva Vol 16 No 1 tahun 2016
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015 16
Universitas Mataram)
Jurnal Nusa Sylva Vol 16 No 1 tahun 2016
(Artikel ini telah dipresentasikan di International Seminar on Tropical Natural Resources 2015 17
Universitas Mataram)