“KOMUNIKASI NON-VERBAL”
Disusun oleh :
Kelompok 2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai
menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moril maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Komunikasi Non-verbal.............................................................6
2.2. Karakteristik Komunikasi Non-verbal........................................................7
2.3. Jenis Komunikasi Non-verbal dan Bahasa Tubuh........................................
2.4. Pedoman Untuk Meningkatkan Komunikasi Non-verbal.............................
2.5. .......................................................................................................................
2.6. .......................................................................................................................
2.7. .......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Antara komunikasi verbal dan non-verbal merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan sebagai bagian dari komunikasi dua arah, dalam arti kedua
bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun,
keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan. Sebagaimana seiring dengan
perkembangan teori komunikasi non-verbal yang dikemukakan oleh beberapa ahli
berikut :
1. Frank EX dan Carl E. Larson
Komunikasi no-verbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada
isi simbolik untuk memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic
content meaning.)
2. Edward Sapir
Komunikasi non-verbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak
dimana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh
semua (an elabore code that is written, known to none, and understood by
all.)
3. Malando dan Barker
Dikutip dari Ilya Sunarwinadi : Komunikasi Antar Budaya, memberikan
batasan-batasan sebagai berikut :
a. Komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata.
b. Komunikasi no-verbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa
menggunakan suara.
c. Komunikasi non-verbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh
seseorang yang diberi makna oleh orang lain.
d. Komunikasi non-verbal adalah studi mengenai ekspresi wajah,
sentuhan, waktu, gerak, isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
4. Adityawarman (2000)
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang tidak menggunakan kata-
kata.
5. Resberry (2004)
Komunikasi nor-verbal merupakan suatu tindakan dan perilaku manusia
serta memiliki makna.
6. Atep Adya Barata
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang diungkapkan lewat ojek
di setiap kategori lainnya (the object language), komunikasi menggunakan
gerak (gesture) sebagai sinyal (sign language), serta komunikasi melalui
tindakan atau gerakan tubuh (action language).
B. Karakteristik Komunikasi Non-verbal
Menurut Ronald Adler dan George Rodman, komunikasi non-verbal
memiliki empat karakteristik yaitu keberadaannya sebagaimana
komunikasi langsung dan tidak langsung, kemampuannya menyampaikan
pesan tanpa bahasa verbal, sifat ambuguitasnya dan keterikatannya dalam
suatu kultur tertentu. Berikut uraian karakteristik komunikasi non-verbal :
a. Eksistensi
Eksistensi atau keberadaan komunikasi non-verbal akan dapat diamati
ketika kita melakukan tindak komunikasi secara verbal, maupun pada
saat bahasa verbal tidak digunakan. Atau dengan kata lain, komunikasi
non-verbal.
Akan selalu muncul dalam setiap tindakan komunikasi, disadari
maupun tidak disadari. Keberadaan komunikasi non-verbal ini pada
gilirannya akan membawa kepada cirinya yang lain, yaitu bahwa kita
dapat berkomunikasi secara non-verbal, karena setiap orang mampu
mengirim pesan secara non-verbal kepada orang lain, tanpa
menggunakan tanda-tanda verbal.
b. Sifat Ambiguitas
Sifat ambiguitas dalam arti banyak kemungkinan penafsiran terhadap
setiap perilaku. Sifat ambigu atau mendua ini sangat penting bagi
penerima (receiver) untuk menguji setiap interpretasi sebelum sampai
pada kesimpulan tentang makna dari suatu pesan non-verbal. Dan
karakteristik terakhir adalah bahwa komunikasi non-verbal terikat
dalam suatu kultur atau budaya tertentu. Maksudnya, perilaku-
perilaku yang memiliki makna khusus dalam satu budaya, akan
mengekspresikan pesan-pesan yang berbeda dalam ikatan kultur yang
lain.
c. Perilaku Non-verbal Memiliki Nilai Pesan
Meskipun kita mungkin menutup mulut dan menahan diri untuk tidak
berbicara, sangat tidak mungkin kita berhenti berperilaku. Perilaku
kita baik disengaja atau tidak selalu aktif. Cobalah sebisa mungkin,
anda tidak bisa berhenti mengirim pesan non-verbal. Sejauh
seseorang menyadari kehadiran anda dan mampu memproses sikap
non-verbal anda, mustahil bagi anda untuk tidak berkomunikasi.
Karena pendengar cenderung memproses isyarat non-verbal secara
otomatis dan hampir secara tidak sadar, bahkan jika anda berpaling
dari pendengar dan menjatuhkan diri dari pandangannya, anda sedang
berkomunikasi.
d. Relasional
Kita sering menemukan diri kita secara tidak sadar dan tanpa sadar
menyampaikan rasa suka, ketertarikan, kemarahan, rasa hormat
terhadap seseorang atau otoritas, dan perasaan emosional lainnya
secara non-verbal. Terkadang kita tidak menyadari isyarat nonverbal
yang kita kirimkan sebagai hasilnya, secara tidak sengaja
mengungkapkan informasi yang lebih baik disembunyikan.
Pesan non-verbal kita menunjukkan kepada orang lain bagaimana
perasaan kita yang sebenarnya tentang diri kita sendiri dan tentang
mereka. Faktanya, sarana utama kita untuk mengungkapkan keadaan
batin kita, yang biasanya tidak segera disampaikan menggunakan
kata-kata, adalah melalui komunikasi non-verbal. Ketika kesadaran
kita akan komunikasi nonverbal meningkat, nilai informasinya
menurun. Akibatnya, niat sadar untuk mengelola kesan yang kita
sampaikan berarti bahwa kita akan melakukan yang terbaik hanya
untuk mengkomunikasikan pesan yang menjadi kepentingan terbaik
untuk kita sendiri.
e. Cenderung Mengungkapkan Penipuan
Ketika seseorang mengatakan satu hal tetapi berarti hal lain, kita
dapat mendeteksi penipuan keterampilan Open In New Window untuk
menentukan bahwa perilaku orang tersebut bertentangan dengan kata-
katanya. Dalam kebanyakan situasi, ketika ada perbedaan atau
inkonsistensi antara pesan verbal dan nonverbal, peneliti
menyarankan agar mempercayai isyarat non-verbal, yang lebih sulit
untuk dipalsukan. Petunjuk penipuan atau kebocoran dapat didekteksi
dalam perubahan ekspresi wajah atau vocal, gerak tubuh, atau slip
lidah. Faktanya, begitu emosi yang kuat dibangkitkan, perubahan ini
dapat terjadi secara otomatis, dengan kata-kata, tubuh, dan suara kita
menggagalkan upaya kita untuk menyembunyikannya.
2.3. Jenis Komunikasi Non-verbal dan Bahasa Tubuh
1. Penggunaan Tubuh : Kinesik
a. Gestur
Gestur adalah gerakan tangan, lengan, dan jari kita untuk
menggambarkan atau menekankan suatu poin. Namun, orang berbeda-
beda dalam jumlah isyarat yang menyertai pesan lisannya. Misalnya,
beberapa orang berbicara dengan menggunakan tangan mereka,
sayangnya menggunakan tangan terlalu banyak bisa mengalahkan tujuan
kita dan mengalihkan perhatian pendengar dari pesan yang kita coba
sampaikan.
b. Kontak Mata
Istilah teknis untuk kontak mata atau tatapan adalah oculesics. Ini ada
hubungannya dengan bagaimana dan seberapa banyak kita melihat orang
lain ketika kita berkomunikasi. Walaupun jumlah kontak mata berbeda
dari orang ke orang lain, dari situasi ke situasi, penelitian menunjukkan
40% dari waktu, dan pendengar hampir 70% dari waktu.
Mata adalah jendela jiwa, mengakui betapa kuatnya kita
mengekspresikan emosi melalui kontak mata. Dengan kontak mata, anda
dapat mengetahui seseorang atau audiens memperhatikan dan tertarik
dengan apa yang dikatakan.
c. Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah adalah susunan otot-otot wajah untuk berkomunikasi
keadaan emosional atau reaksi terhadap pesan. Ekspresi wajah penting
dalam menyampaikan emosi dasar manusia yaitu kebahagiaan,
kesedihan, terkejut, marah, dan jijik. Studi menunjukkan bahwa ada
banyak kesamaan dalam komunikasi non-verbal lintas budaya berkaitan
dengan ekspresi wajah. Misalnya sedikit mengangkat alis menunjukkan
pengakuan, sedangkan mengernyitkan hidung menunjukkan penolakan.
d. Postur
Postur adalah bagaimana kita memposisikan (orientasi tubuh) dan
menggerakkan tubuh kita. Dari postur kita, orang lain menafsirkan
betapa penuh perhatian dan hormat. Orientasi tubuh mengacu pada
postur dalam hubungannya dengan orang lain. Menghadapi orang lain
secara langsung disebut orientasi tubuh langsung. Ketika dua tubuh
orang saling bersudut, ini disebut orientasi tubuh tidak langsung. Dalam
banyak situasi, orientasi tubuh langsung menandakan perhatian dan rasa
hormat. Sedangkan orientasi tubuh tidak langsung menunjukkan
kurangnya perhatian dan rasa tidak hormat.
e. Haptics (sentuhan)
Haptics adalah istilah teknis untuk apa dan bagaimana sentuhan
berkomunikasi. Sentuhan perilaku adalah aspek mendasar dari
komunikasi non-verbal.
2. Penggunaan Suara : Vokal
a. Nada
Pitch adalah tinggi rendahnya nada suara. Orang-orang menaikkan dan
menurunkan vocal untuk menekankan ide-ide dan emosi untuk
menunjukkan pertanyaan. Orang kadang-kadang angkat nada ketika
mereka gugup atau takut. Mereka mungkin menurunkan nada untuk
menyampaian kedamaian atau kesedihan.
b. Volume
Volume adalah keras atau lembutnya nada. Orang yang berbicara terlalu
keras terlihat menjengkelkan atau memaksa. Sedangkan orang yang
berbicara terlalu pelan mungkin nampak pemalu dan tidak percaya diri.
Terlepas dari tingkat volume normal mereka, bagaimanapun juga orang
cenderung memvariasikan volume tergantung pada situasi, topik diskusi
dan niat emosional. Misalkan, orang berbicara dengan keras ketika ingin
didengar di tempat bising. Mereka mungkin berbicara ketika marah dan
lebih lembut ketika sedang romantis atau penuh kasih.
c. Nilai
Rate adalah kecepatan seseorang dalam berbicara. Kebanyakan orang
secara alami berbicara antara 100 dan 200 kata permenit. Orang
cenderung akan berbicara lebih cepat ketika merasa senang, takut,
gugup, atau bersemangat dan lebih lambat ketika sedang memecahkan
masalah atau menekankan suatu hal.
d. Kualitas (timbre)
Kualitas adalah suara seseorang yang membedakannya dengan orang
lain. Meskipun kualitas suara setiap orang memiliki kualitas yang
berbeda, terlalu banyak nafas dalam membuat orang terlihat lemah,
terlalu banyak sengau dapat membuat orang terdengar tidak dewasa atau
tidak cerdas.
e. Intonasi
Intonasi adalah variasi, melodi, atau infleksi dalam suara seseorang.
Suara dengan intonasi kecil digambarkan monoton dan cenderung
membosankan pendengar. Orang lebih suka mendengarkan suara dengan
intonasi sedang.
f. Jeda Vokal
Jeda Vokal adalah suara atau kata-kata yang mengganggu pembicaraan
lancar. Kadang-kadang kita dapat menggunakan jeda vocal untuk
menahan giliran kita ketika sejenak mencari kata atau ide yang tepat,
karena mereka tidak mendapatkan pesan dari yang dimaksudkan, jeda
vocal sesekali umumnya diabaikan oleh mereka yang menafsirkan
pesan.
3. Penggunaan Ruang
a. Ruang Pribadi
Ruang pribadi adalah jarak yang kita coba pertahankan ketika sedang
berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan dan penggunaan ruang
pribadi berasal dari territorial biologis kita, dimana ruang mekanisme
pelindung. Berapa banyak ruang yang kita rasakan sebagaimana
mestinya tergantung pada preferensi individu kita, sifat hubungan kita
kepada orang lain atau orang lain, dan budaya kita.
b. Ruang Fisik
Ruang fisik adalah ruang yang dibatasi oleh unsur-unsur fisik yang
nyata dan mempunyai karakter yang serupa dan biasanya ditandai
dengan batas-batas administrasi. Sifat territorial ini tidak hanya
membuat jarak pribadi tetapi juga menegaskan klaim kepemilikan atas
bagian dari ruang fisik yang kita tempati.
c. Artefak
Artefak adalah benda dan harta yang kita gunakan untuk menghias fisik
ruang yang kita kendalikan. Ketika orang lain memasuki rumah kita,
kantor kita, atau kamar asrama kita, mereka akan melihat sekeliling dan
memperhatikan objek yang telah kita atur sedemikian rupa. Kemudian
orang akan memberi makna apa yang mereka lihat.
4. Penggunaan waktu : kronologis
a. Kronemia
Kronemia adalah bagaimana kita menafsirkan penggunaan waktu dan
sebagian besar didasarkan pada konteks budaya. Orang-orang dari
budaya Barat cenderung sangat sadar waktu. Kita membawa agenda
harian dan memakai jam tangan digital agar bisa sampai di waktu yang
tepat. Orang orang dari budaya lain jauh lebih tidak sadar waktu, dalam
beberapa budaya misalnya di Meksiko, jarang menentukan waktu yang
tepat bagi tamu untuk makan malam.
b. Isyarat Presentasi Diri
Orang-orang belajar banyak tentang kita berdasarkan penampilan kita.
Termasuk fisik kita, penampilan serta pakaian dan dandanan kita. Orang
membuat penilaian tentang orang lain berdasarkan penampilan,
termasuk tipe tubuh juga ciri fisik termasuk rambut dan mata.
Tubuh kita adalah salah satu hal yang pertama orang lain lihat. Ada tiga
bentuk tubuh umum. Endromorph, yang berbentuk bulat dan berat
distereotipkan sebagai baik, lembut dan periang. Mesomorph, yang
berotot dan kuat, diyakini energik, ramah dan percaya diri. Ectomorphs,
yang tubuhnya ramping dan memiliki sedikit perkembangan otot,
diyakini sebagai cerdas, cemas dan hati-hati. Meskipun tidak semua
orang cocok dengan salah satu dari kategori ini, tetapi ada banyak bukti
anekdotal untuk menunjukkan bahwa banyak dari kita membentuk kesan
pertama berdasarkan stereotip tipe tubuh.
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Komunikasi non-verbal adalah proses penyampaian maksud atau tujuan tanpa
menggunakan kata-kata baik tertulis atau lisan. Dengan kata lain, komunikasi apapun
yang dilakukan antara dua orang atau lebih melalui penggunaan ekspresi wajah,
gerakan tangan, bahasa tubuh, postur, dan gerak tubuh disebut sebagai komunikasi
non-verbal.
1.2. Saran
https://pakarkomunikasi.com/teori-dalam-komunikasi-non-verbal
https://b-pikiran.cekkembali.com/komunikasi-non-verbal/
https://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_nonverbal