Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KASUS

GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN (EKSIM/DERMATITIS ATOPIK)


Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Medical Bedah III

Dosen Pengampu :
Ria Inriyani, S.Kep., Ners. M.Hkes
Disusun Oleh :
Kelompok 2
IKP 3B

1. Aldi Ahmad Afandi (1910105485)


2. Annisa Musliyanti (1910105489)
3. Ika Sulastri (1910105500)
4. Julia Agustina Sari (1910105503)
5. Yulita Pajriyani (1910105539)
6. Deri Julian Rai (1810105412)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SEBELAS APRIL
TAHUN 2021/2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat, karunia serta Hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Makalah ini.
Makalah yang berjudul” ANALISIS KASUS EKSIM/DERMATITIS ATOPIK” ini kami
susun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Tentunya tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya
makalah ini, maka dalam kesempatan ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ria Inriyani, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan Medikal
Bedah Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Sebelas April
Sumedang yang telah memberikan arahan serta dukungan dalam menulis dan
menyelesaikan makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang di miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.

Wabillahitaufiqwalhidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Sumedang, 22 November 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 1
1.4 Manfaat Penelitia ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAAN ....................................................................................... 3

2.1 Fatofisiologi Dermatitis Atopik ..................................................................... 3


2.2 Pengkajian Tambahan yang Penting Dilakukan ............................................ 4
2.3 Pathway Dermatitis Atopik ............................................................................ 8
2.4 Rencana Asuhan Keperawatan (NCP) ........................................................... 9
2.5 Tela’ah Jurnal................................................................................................. 13
2.6 Penkes atau Discharge Planning .................................................................... 15
2.7 Peran Perawat Pada Gangguan SistemIntegumen ......................................... 19

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 21

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 21


3.2 Saran .............................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dermatitis Atopik (DA) atau dalam istilah awam dikenal dengan Eksim Atopik
merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan inflamasi kronik pada kulit. Penyakit
ini disebabkan karena keturunan, artinya dapat menyerang satu keluarga penuh karena
penyakit ini berkaitan dengan gen yang menurunkan sifat dari ayah dan atau ibu ke
anaknya. Sehingga apabila ayah, ibu, kekek, atau nenek terkena DA maka kemungkinan
besar akan menurun ke anak cucunya, sehingga DA akan mengurangi kualitas hidup
pasien (Avena-Woods, 2017). Dermatitis dapat dengan mudah timbul pada pasien
dengan kulit Atopik dikarenakan pasien memiliki IgE yang tinggi sehingga apabila
terpapar sedikit saja zat yang dapat merangsang IgE maka akan muncul manifestasi
klinis berupa Dermatitis atau eksim (Osada-Oka et al., 2018).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana patofisiologi dermatitis atopic?
2. Apa saja pengkajian tambahan yang penting dilakukan?
3. Bagaimana pathway dermatitis atopic?
4. Apa saja nursing care plane dermatitis atopic?
5. Bagaimana telaah jurnal dari Dermatitis atopic ?
6. Apa penkes dan discharge planning dermatitis atopic?
7. Bagaimana peran perawat untuk klien dermatitis atopic

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui patofisiologi dermatitis atopic
2. Untuk mengetahui pengkajian tambahan yang dilakukan pada dermatitis atopic
3. Untuk mengetahui pathway dermatitis atopic
4. Untuk mengetahui nursing care plane dermatitis atopic
5. Untuk mengetahui penkes dan discharge planning dermatitis atopic
6. Untuk mengetahui peran perawat pada klien dermatitis atopic

1
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan penelitian
selanjutnya dan semoga penelitian ini dapat memberikan informasi kepada penulis dan
kepada khalayak umum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Patofisiologi Dermatitis Atopik


Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui
kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan
merusak sel epidermis.
Ada 2 jenis bahan iritan yaitu: iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat akan
menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua orang, sedang
iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami kontak
berulangulang. Faktor lain yang dapat mempengaruhi yaitu: kelembaban udara, tekanan,
gesekan, mempunyai andil pada terjadinya kerusakan tersebut. Berkaitan dengan gejala
diatas dapat menimbulkan rasa nyeri yang timbul akibat lesi kulit, erupsi dan gatal. Selain
itu, dapat menimbulkan gangguan intergritas kulit dan gangguan citra tubuh yang timbul
karena vesikel kecil, kulit kering, pecah-pecah dan kulit bersisik.
Faktor endogen yang berperan, meliputi disfungsi sawar kulit, riwayat atopi, dan
hipersensitivitas akibat peningkatan kadar IgE total dan spesifik. Faktor eksogen pada
dermatitis atopik, antara lain adalah bahan iritan, allergen dan hygiene
lingkungan. Faktor endogen lebih berperan sebagai faktor predisposisi sedangkan
faktor eksogen cenderung menjadi faktor pencetus (Boediardja, 2009).
1. Faktor Endogen:

1) Disfungsi sawar kulit penderita


2) Riwayat atopi Istilah atopi berasal dari bahasa Yunani yaitu “atopos” yang berarti
“out of place” atau “di luar dari tempatnya”, dan ditujukan pada penderita dengan
penyakit yang diperantarai oleh IgE (Kariosentono, 2006).
3) Hipersensitivitas. Gangguan imunologi yang menonjol pada dermatitis atopik
adalah adanya peningkatan IgE karena aktivitas limfosit T yang meningkat.
Aktivitas limfosit T meningkat terjadi karena adanya pengaruh dari IL-4.
Sementara produksi IL-4 dipengaruhi oleh aktivitas sel T helper dan Sel T helper
akan merangsang sel B untuk memproduksi IgE.

3
2. Faktor Eksogen

1) Iritan Kulit penderita dermatitis atopik ternyata lebih rentan terhadap bahan iritan,
antara lain sabun alkalis, bahan kimia yang terkandung pada berbagai obat gosok
untuk bayi dan anak, sinar matahari, dan pakaian wol (Ring et al., 2012).
2) Lingkungan. Faktor lingkungan bersih berpengaruh terhadap kekambuhan
dermatitis atopik misalnya: hewan peliharaan, dan mikroorganisme.
3) Alergen. Penderita dermatitis atopik mudah mengalami alergi terutama terhadap
beberapa alergen, antara lain: alergan hirup dan alergan makanan.

2.2 Pengkajian Tambahan Yang Penting Dilakukan


1. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang Pola PQRST dapat digunakan untuk menanyakan
keluhan klien misalnya pada klien dengan keluhan klien. Misalnya,pada klien
pada keluhan gatal,dapat dikembangkan pengkajiannya sebagai berikut:
P = Provokatif/Paliatif(pencetus) Apa penyebab rasa gatal, yang meringankan dan
memperberat rasa gatal tersebut?
Q = Quality/quqntity(kualitas) Bagaimana gambaran rasa gatal tersebut(seperti
membakar,hilang timbul atau bercampur nyeri).
R = Region/radiasi(lokasi) Rasa gatal tersebut terasa dimana? Apakah menjalar?
Jika menjalar sampai dimana?
S = Sevirity Scale/(tingkat keperahan) Berapa lama berlangsungnya dan apakah
mengganggu aktifitas sehari-hari?
T = Timing(waktu) Kapan pertama kali dirasakan? Apakah timbul setiap saat atau
sewaktu-waktu?
2) Riwayat kesehatan dahulu Untuk informasi riwayat kesehatan yang dahulu,
misalnya demam, penyakit kulit yang pernah diderita penyakit pernapasan atau
pencernaan, riwayat alergi, dan lainlain.
2. Riwayat pengobatan atau terpapar zat
1) Tanyakan pada klien obat apa saja yang telah dikonsumsi atau pernahkah klien
terpapar factor-faktor yang tidak lazim. Misalnya, terkena zat-zat kimia atau
bahan iritan lainya.

4
2) Riwayat pekerjaan atau aktivitas sehari-hari Kebiasaan dan aktivitas sehari-hari
klien perlu ditanyakan Misalnya, bagaimana pola tidur klien, sebab pola tidur
dan istirahat sangat mempengaruhi kesehatan kulit.
3) Lingkungan kerja klien juga perlu dikaji untuk mengetahui apakah klien
berkontak dengan bahan-bahan iritan.
4) Riwayat psikososial Keadaan psikologis klien yang perlu dikaji misalnya, stress
yang berkepanjangan yang akan mempengaruhi kesehatan kulit seseorang ,
bahkan dapat menimbulkan kelainan kulit
3. Pola fungsional
1) Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Tanyakan kepada klien pendapatnya mengenai kesehatan dan penyakit. Apakah
pasien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai penyakit tersebut
mengganggu aktivitas pasien.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
a. Tanyakan bagaimana pola dan porsi makan sehari-hari klien ( pagi, siang dan
malam )
b. Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah, pantangan
atau alergi
c. Tanyakan apakah klien mengalami gangguan dalam menelan
d. Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
yang mengandung vitamin antioksidant
3) Pola eliminasi
a. Tanyakan bagaimana pola BAK dan BAB, warna dan karakteristiknya
b. Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi
c. Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah penggunaan alat
bantu untuk miksi dan defekasi.
4) Pola aktivitas/olahraga
a. Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan pada kulit.
b. Kekuatan Otot :Biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan ototnya
karena yang terganggu adalah kulitnya
c. Keluhan Beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
5) Pola istirahat/tidur
a. Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur pasien

5
b. Masalah Pola Tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur yang
berhubungan dengan gangguan pada kulit
c. Bagaimana perasaan klien setelah bangun tidur? Apakah merasa segar atau
tidak?
6) Pola kognitif/persepsi
a. Kaji status mental klien
b. Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam memahami
sesuatu
c. Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara klien.
Identifikasi penyebab kecemasan klien
d. Kaji penglihatan dan pendengaran klien.
e. Kaji apakah klien mengalami vertigo
f. Kaji nyeri : Gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah pada kulit.
7) Pola persepsi dan konsep diri
a. Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambarkan dirinya sendiri, apakah
kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran dirinya
b. Tanyakan apa yang menjadi pikiran bagi klien, apakah merasa cemas, depresi
atau takut
c. Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
8) Pola peran hubungan
a. Tanyakan apa pekerjaan pasien
b. Tanyakan tentang system pendukung dalam kehidupan klien seperti:
pasangan, teman.
c. Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan penyakit
klien
9) Pola seksualitas/reproduksi
a. Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan penyakitnya
b. Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan terkait dengan
menopause
c. Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan/perubahan dalam pemenuhan
kebutuhan seks
10) Pola koping-toleransi stress
a. Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial atau
perawatan diri )

6
b. Kaji keadan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasannya (mekanisme koping klien ). Apakah ada penggunaan obat untuk
penghilang stress atau klien sering berbagi masalahnya dengan orang-orang
terdekat.
11) Pola keyakinan nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam beragama
serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya. Orang yang dekat kepada
Tuhannya lebih berfikiran positif.

7
2.3 Pathway Deramatitis Atopik

Etiologi dan factor resiko Bahan Kimia


Dan Alergan
 Genetik
 Laktasi DERMSATITIS ATOPIC
 Sosioekonimi
 Polusi Lingkungan

Kerusakan Sel Bahan kimia/alergan Antigen (Ag)


dikonsumsi/ kontak
langsung
Kelainan kulit Sel Penyampai Ag

Iritan kontak dengan Ag


Lapisan tanduk rusak Sel T
Iritan kontak dengan Ag
HMC
Denaturasi Keratin
Sel plasma dan basofil Pelepasan limfokim
Menyingkirkan lemak memebentuk Ab IgE
Lapisan tanduk
Lepas Makrofag
Memicu proses
Mengubah daya ikat degranulasi
air di kulit Kerusakan Jaringan
Pelepasan medioator
Merusak lapisan kimia berlebih Kelempan kulit
epidermis menurun
Reaksi Peradangan
MK : Gangguan Kulit kering,
Integritas Jaringan perubahan warna
Gatal di malam hari dan
rubor kulit
Lapisan epidermis
terbuka invasi bakteri MK : Gangguan Citra
Reaksi menggaruk Tubuh
berlebih
MK : Resiko Infeksi

MK : Gangguan Rasa MK : Gangguan Pola


Nyaman Tidur

8
2.4 Rencana Asuhan Keperawatan ( Nursing Care Plan)

Analisis data
DS :
1. Pasien mengeluh gatal di area muka, alis mata dan kulit kepala
2. Pasien mengatakan timbul bercak kemerahan bersisik dimuka kulit kepala dan alis
mata.
3. Pasien mengatakan gatel sering timbul pada waktu tidur terkatang tibul pada waktu
yang tidak tentu
4. Gatal berkurang bila pasien mandi dan diberikan salep (resep dokter)
DO:
1. Klien tampak tentang dan bersemangat untuk sembuh
2. Klien tampak mampu bersosialisasi dengan baik dengan perawat ditandai dengan
mau di ajak komunikasi
3. Kline tampak pasrah dan menerima keadaan sekarang
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hipersensitivitas terhadap allergen
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pelepasan teksis bakteri
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan rasa gatal
4. Gangguan pola tidur berhubungn dengan rasa gatal
5. Gangguan citra tubuh b.d iritasi yang terjadi pada kulit
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI IMPLEMTASI EVALUASI
KRITERIA
HASIL

1. Gangguan Tujuan : setelah 1. Kaji tanda 1. Mengetahui S:


integritas dilakukan lesi dan gejala dan mengatakan
kulit b.d perawatan respon tanda kulitnya
peradangan inflamasi
hipersensitivi 2x24jam, mulai
2. Berikan untuk
tas terhadap integritas kulit bedak yang memberikan sembuh dari
alergi kembali mengandung tindakan dan kemerahan
membaik salisil menegakakan
3. Berikan prognosisnya
Kriteria hasil antihistamin 2. Salisil pada
O: tampak
sesuai doasis kulit akan
1. Kulit kline yang telah menimbulkan tenang
tidak merah, ditentukan rasa sejul dan
tidak lecet tim medis mencegah
dan tidak ada kuman untuk
vesikula A: masalah
menginfeksi
2. Kline tidak teratasi
3. Antihistamin
mengeluh dapat sebagian
gatal menurunkan
aktivitas

9
komplemen P: intervensi
C1 dan dilanjutkan
menghambat
aktivitas
bradikinin dan
zat kimia
lainnya
2. Resiko Tujuan : setelah 1. Miliki 1. Setiap S : sudah
infeksi b.d melakukan indeksi keadaaan yang mulai bersih
pelepasan perawatan 2x24 kecurigaan menggagu bercak
yang tinggi status imum
toksik bakteri jam, kline dapat merahnya
terhadap akan
bebas dari resiko suatu infeksi memperbesar
infeksi O: tampak
pada pasien reaksi
tenang
2. Berikan terjadinya
petunjuk infeksi kulit A: masalah
yang jelas 2. Perdidikan
Kriteria hasil : teratasi
dan rinci pasien yang
kepada efektif sebagian
1. Tetap bebas
dari infeksi pasien tergantung
P: lanjutkan
2. Meningkatka mengenai kepada
program terampilan intervensi
n kebersihan
kulit dan terapi keterampilan
pencegahan 3. Laksanakana interpensional
kerusakan n pemakaian professional
3. Mengidentifi kompres kesehatan
kasi tanda basah seperti yang jelas
dan gejala yang yang diperkuat
infeksi untuk diprogramka dengan
dilaporkan n untuk instruksi
mengurangi tertulis
intensitas 3. Kompres
inflamasi basah akan
menghasilkan
pendinginan
lewat
pengisatan
yang
menimbulkan
vasokontriksi
pembuluh
darah kulit dan
dengan
demikian
menguragi
eritema serta
produksi
serum

10
3. Gangguan Kriteria hasil : 1. Pemeriksaan 1. Memeriksa S:
rasa nyaman daerah yang daerah yang mengatakan
1. Menyatakan terlihat lesi terlihat lesi
b.d rasa gatal gatalnya
rasanyaman 2. Upayakan 2. Mengupayaka
setelah gatal sudah mulai
untuk n untuk
berkurang menentukan peyebab berkurang
2. Mampu penyebab gangguan rasa
mengontrol O : tampak
rasa nyaman nyaman
kecemasan 3. Gunakan 3. Menggunakan tenang
3. Status sabun yang sabun yang
lingkungan A: masalah
lembut atau lembut atau
yang nyaman sabun untuk sabun untuk teratasi
4. Kualitas sensitive kulit sensitive sebagian
tidur dan 4. Lepaskan 4. Melepaskan
istirahat yang kelebihan kelebihan P: intervensi
adekuat pakaian atau pakaian atau dilanjutkan
5. Status peralatan di peralatan di
kenyamanan tempat tidr tempat tidur
meningkat 5. Oleskan 5. Mengoleskan
lotion 11ank lotion dank
rim kulit rim kulit
segera segera setelan
setelah mandi mandi
6. Anjurkan 6. Mengajurkan
melakukan melakukan
kebersihan kebercihan
dengan cara dengan cara
memotong memotong
kuku kuku
4. Gangguan Kriteria hasil: 1. Bantu pasien 1. Membantu S:
pola tidur melakukan pasien mengatakan
1. Jumlah tidut gerakan melakukan
berhubungn sudah biasa
dalam batsa badan secara gerakan badan
dengan rasa normal 6-8 tidur
teratur secara teratur
gatal jam/hari 2. Cegah dan 2. Mencegah dan O : tampak
2. Pola tidur obati kulit obati kulit
kualitas nyaman dan
keing kering
dalam 3. Anjurkan 3. Menganjurkan segar
normal kepda kline kepada klien
3. Perasaan A: masalah
untuk untuk menjaga
segar menjaga kulit kulit agar teratasi
sesudah tidur agar selalu selalu lembab sebagian
atau istirahat lemban 4. Menciptakan
4. Mampu 4. Ciptakan lingkungan P : intervensi
mengidentifi lingkungan yag nyaman dilanjutkan
kasikan hal yang nyaman 5. Menjaga
hal yang 5. Jaga kamar kamar tidur
meningkatka tiduragar agar tetap
n tidur tetap memiliki
memiliki ventilasi dan

11
ventilasi dan kelembaban
kelembaban yang baik
yang baik 6. Menganjurkan
6. Anjurkan klien
kline mengindari
mengindari minuman yang
minuman mengandung
yang kafein
mengandung menjelang
kafein tidur malam
menjelang hari
tidur di 7. Menganjurkan
malam hari klien
7. Anjurkan mengerjakan
kline hal hal hal hal yang
yang ritual ritual dan rutin
dan rutin menjelang
menjelang tidur
tidur
5. Gangguan Kretria hasil : 1. Biarkan 1. Melalui S : pasien
citra tubuh pasien berbicara, sudah
1. Mengungkap mengungkap pasien dapat
b.d iritasi menerima
kan perasaan kan perasaan dibimbing
yang terjadi tentang keadaan yang
mengenai untuk
pada kulit perubahan kondisi kulit memisahkan sekarang
penampilan mereka. penampilan
tubuh 2. Kaji persepsi fisik dari
2. Mengungkap pasien perasaan nilai O :tampak
kan perasaan tentang pribadi.
negatif tenang
perubahan 2. perawat perlu
tentangkondi penampilan memahami
si kulit Bantu pasien sikap pasien
3. Takut akan dalam tentang A:masalah
penolakan perubahan
mengartikula teratasi
atau reaksi terlihat dalam
orang lain sikan sebagian
penampilan
4. Pasien tanggapan kulit yang
terhadap P: intervensi
mengungkap terjadi dengan
kan perasaan pertanyaan dermatitis. dilanjutkan
tentang lesi dari orang 3. Pasien
dan lain mungkin
melanjutkan memerlukan
mengenai lesi
aktivitas panduan
sehari-hari dan
dalam
dan interaksi penularan menentukan
sosial. apa yang harus
dikatakan
kepada orang-
orang yang
berkomentar

12
tentang
penampilan
kulit mereka.
Dermatitis
bukanlah
kondisi kulit
yang menular

2.5 Telaah Jurnal


1. Judul artikel
Judul artikel yang saya telaah adalah "SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT
ALERGI KULIT EKSIM PADA ORANG DEWASA MENGGUNAKAN METODE
CERTAINTY FACTOR"
Dari judul diatas penulis mengambil lingkup yang luas tetapi mudah saat meneliti karena
menggunakan satu metode yaitu metode certainty factor
Variabel yang digunakan juga sudah cukup baik, karena menghubungkan diagnosa
penyakit dengan sebuah metode certainty faktor yaitu berhubungan dengan seberapa
yakin pakar terhadap masalah ini
2. Latar belakang masalah
Di latar belakang artikel dijelaskan apa itu alergi Sampai apa itu alergi eksim serta apa
itu sistem pakar yang bisa menirukan kecerdasan buatan yang meniru cara berpikir
manusia . Di latar belakang ini juga dijelaskan bahwa kecerdasan buatan adalah salah
satu bida ng ilmu komputer sehingga berperilaku cerdas meniru manusia. Perkembangan
teknologi semakin berkembang pesat hampir semua pekerjaan membutuhkan yang
namanya tekhnologi . Begitupun di dunia medis dapat digunakan dan dimanfaatkan .
Dengan menggunakan teknologi berbasis pengetahuan,fakta, dan penalaran.
3. Tujuan
Di dalam artikel ini di tujuan nya sudah tercakup tujuan umum dan tujuan khusus yaitu
1) Untuk mengidentifikasi penyakit alergi kulit eksim pada orang dewasa.
2) Menerapkan metode Certainty Factor untuk mendiagnosa penyakit alergi kulit eksim
pada orang dewasa.
3) Untuk merancang sistem pakar agar dapat mendiagnosa penyakit alergi kulit eksim
dengan menggunakan metode Certainty Factor.

13
4. Variabel penelitian
Variabel independen nya adalah sistem pakar diagnosa penyakit alergi kulit eksim ,
variabel dependen nya metode certainty factor ,ini sudah sesuai dengan judul artikel.
5. Hipotesis
Penulis disini menyertakan hipotesis agar nanti pembahasannya itu sejalur dan tidak
keluar dari topik yang akan dibahas .
6. Desain penelitian
Dalam artikel ini menjelaskan bahwa penelitian menggunakan metode certainty factor
yaitu artinya merupakan metode yang mendefinisikan ukuran kepastian terhadap fakta
atau aturan untuk menggambarkan keyakinan seorang pakar terhadap masalah yang
sedang dihadapi.
7. Definisi operasional
Penulis menyertakan penjelasan mengenai skala ukur dan kategori muncul dalam
pengolahan dan analisa data .
8. Prosedur penelitian
Dijelaskan di penelitian ini bahwa dengan metode ini pasien dewasa yang lebih dari 17
tahun . Mengumpulkan informasi terkait gejala eksim dan nilai kemungkinan pengalami
penyakit kulit eksim dari Dr. Dinasari Novita, Sp.KK, . Didapatkan gejala penyakit
alergi eksim dan nilai pakar dan jawaban user gejala lalu kaidah tersebut dihitung dengan
cf- lalu kombinasi CF[H,E] dengan CF[H,E] : CFcombine lalu use case, alogaritma dan
didapatkan lah diagnosa .
9. Pengolahan dan analisis data
Sesudah didapatkan nya gejala eksim langsung dibuat form atau tabel . Yang dimana
disana disajikan 2 tabel , tabel pertama gejal penyakit nilai pakar di tabel kedua berisi
jawaban gejala scor dari user . Langsung digunakan metode CF dengan hasil presentase
tingkat keyakinan 91%
10. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan yang ada sudah baik dan lengkap, tetapi pada penulisan" bab bab" itu satu
kali saja contoh " seperti bab sebelumnya" menggunakan metode CF ini memang bagus
karena memudahkan juga untuk konsultasi keluhan klien sebelum pergi konsultasi ke
dokter . seiring perkembangan teknologi sangat pesat ,diharapkan nanti juga banyak
peneliti peneliti yang membuat terobosan baru dengan metode baru. Penulis
mencantumkan saran. Yang cukup jelas

14
2.6 Penkes Atau Discharge Planning

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Pembahasan : Penyakit Kulit ( Eksim )


Sub pokok pembahasan : Pencegahan Penyakit Eksim
Sasaran : Pasien dan Kleuarga
Hari/tanggal : 23 November 2021
Tempat : Ruangan Pasien
Pukul : 10.00 WIB
Penyuluh : Nisrina

1. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit tentang penyakit Kulit Eksim diharapkan
klien mengetahui tentang cara pencegahan penyakit Kulit ( Eksim)
Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan keluarga pasien mampu :
1) Menjelaskan pengertian Eksim
2) Mengetahui penyebab Eksim
3) Menyebutkan tanda dan gejala Eksim
4) Mengetahui cara pencegahan Eksim
5) Materi (terlampir)
Materi penyuluhan yang akan disampaikan meliputi :
1) Pengertian Eksim
2) Penyebab Eksim
3) Tanda dan gejala Eksim
4) Cara pencegahan Eksim
2 Media
Poster
3. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
4. Kegiatan Penyuluhan

15
No, Waktu, Kegiatan Penyuluhan, Respon Peserta
1. Pembukaan(5 menit)
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Menggali pengetahuan keluarga pasien tentang Dermatitis Atopik
Menjelaskan tujuan Penyuluhan
Membuat kontrak waktu
Menjawab salam
Mendengarkan dan memperhatikan
Menjawab pertanyaan
Mendengarkan dan memperhatikan
Menyetujui kontrak waktu
2. Kegiatan Inti (5 menit)
Menjelaskan tentang
Pengertian Eksim
Penyebab Eksim
Tanda dan gejala Eksim
Cara Pencegahan Eksim
Memberikan kesempatan untuk bertanya
Menjawab pertanyaan peserta
Mendengarkan dan memperhatikan penjelasan Penyuluh
Aktif bertanya
Mendengarkan
3. Penutup ( 5 menit)
Menyimpulkan materi yang disampaikan oleh penyuluh
Mengevaluasi peserta atas penjelasan yang disampaikan dan penyuluh
menanyakan kembali mengenai materi penyuluhan
Salam Penutup
Mendengarkan dan Memperhatikan
Menjawab pertanyaan yang diberikan
Menjawab salam
Evaluasi Lisan
1. Apa pengertian Eksim ?
2. Apa saja yang bisa menyebabkan terjadinya Eksim ?

16
3. Bagaimana cara penularan Eksim ?
4. Sebutkan tanda dan gejala Eksim ?
5. Bagaimana cara pencegahan Eksim ?

1. Pengertian Eksim, Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit
yang mana kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja
namun yang paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling
sering dijumpai adalah eksim atopik atau dermatitis atopik. Gejala eksim akan mulai
muncul pada masa anak anak terutama saat mereka berumur diatas 2 tahun. Pada
beberapa kasus, eksim akan menghilang dengan bertambahnya usia, namun tidak
sedikit pula yang akan menderita seumur hidupnya. Dengan pengobatan yang tepat,
penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga mengurangi angka kekambuhan.
2. Gejala EksimDimanapun lokasi timbulnya eksim, gejala utama yang dirasakan pasien
adalah gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada
kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki,
namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.Daerah yang
terkena akan terasa sangat kering, menebal atau keropeng. Pada orang kulit putih,
daerah ini pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi cokelat.
Sementara itu pada orang dengan kulit lebih gelap, eksim akan mempengaruhi pigmen
kulit sehingga daerah eksim akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
3. Penyebab Eksim, Penyebab dari eksim sebenarnya belum diketahui dengan pasti,
namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan
tubuh (imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi
berlebihan terhadap bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit.
Oleh karena itu, eksim banyak ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi
atau asma.Tiap tiap orang mempunyai pencetus eksim yang berbeda beda. Ada orang
yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada
pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul
pun bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang
sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus
timbulnya eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih
buruk.Meskipun penyembuhan eksim sangat sulit dilakukan, namun pada banyak
kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan

17
yang tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan eksim. Perlu diingat,
penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang lain.
4. Cara pengobatan Eksim.Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa
gatal untuk mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal,
lotion dan krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih
lembab. Tindakan ini biasanya dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat
habis mandi sehingga lotion yang dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit.
Kompres dingin juga diduga dapat mengurangi rasa gatal yang terjadi.Salep atau krim
yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi
proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter akan
memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah eksim telah terinfeksi maka
bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi. Obat lain yang
dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang terlalu berat, dan
cyclosporin untuk penderita yang tidak berespon terhadap semua jenis pengobatan yang
diberikan.
5. Pencegahan EksimMunculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa tips
dibawah ini :Jaga kelembaban kulit.Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang
mendadak.Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.Kurangi Stress.Hindari
pakaian yang menggunakan bahan yang menggaruk seperti wool dan lain lain.Hindari
sabun dengan bahan yang terlalu keras, deterjen dan larutan lainnya.Hindari faktor
lingkungan lain yang dapat mencetuskan alergi seperti serbuk bunga, debu, bulu binatang
dan lain lain.Hati hati dalam memilih makanan yang bisa menyebabkan alergi.
DISCHARGE PLANNING
Masalah yang lazim muncul
1. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
2. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri dan persepsi diri
tentang ketidak bersihan
3. Nyeri b.d lesi kulit
4. Resiko infeksi b.d lesi, bercak-bercak merah pada kulit

Discharge Planning

1. Gunakanlah kosmetik hipoalergen


2. Setelah mandi keringkan kulit dengan menepuk-menepuk bukan menggosok

18
3. Gunakan mild soap atau pengganti sabunJangan mandi terlalu lama karena akan
membuat menjadi kering
4. Kenakan pelembab
5. Hindari penggunaan wol atau pemaparan terhadap iritan seperti ditergen dan gunakan
ditergen yang tidak mengandung bahan pemutih
6. Jangan menggaruk atau menggosok atau menggosok kulit
7. Penderita yang sedang menggunakan salep kortikosteroid atau krim sebaiknya hanya
mengoleskan pada bagian kulit yang membutuhkan lalu dipijat secara perlahan.
2.7 Peran Perawat Pada Gangguan Sistem Integumen
1) Pemberi asuhan keperawatan
Dilakukan mulai dari saat pasien datang dengan keluahan kemudian perawat memberikan
asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian dan didapatkan diagnose yang tepat
untuk membantu klien dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu kesehatan diri melalui
proses keperawatan secara komprehensif
2) Sebagai Advokat klien
Perawat menejelaskan mengenai penyakit yang diderita pasien (Scabies) secara detail,
Menjelaskan bahwa pasien berhak untuk mengambil keputusan atas tindakan keperawatan
yang akan dilakukan, berhak untuk memilih ruang perawatan (seperti ruang isolasi atau
tirai) untuk privasinya

3) Sebagai Kolaborator
Perawat mengkolaborasikan masalah pasien scabies kepada tim kesehatan lainnya seperti
Dokter specialis kulit ahli gizi dan farmakologi.

4) Sebagai Edukator
1) Edukasi yang dapat diberikan pada pasien, seperti :
2) Mandi dengan sabun mandi 2x sehari terutama setelah beraktivitas dan berkeringat.
3) Baju, handuk, pakaian dalam harus diganti. Gunakan handuk kecil agar mudah
mencucinya.
4) Pengobatan intigumen harus tertib (rutin control sesuai petunjuk dokter) dan
penggunaan salep khusus (yang diorder oleh dokter)
5) Sebaiknya mencuci pakaian atau kain/sprey yang kontak dengan penderita dicuci
dengan air panas.
6) Kasur sebaiknya seminggu sekali dipanaskan dibawah sinar matahari.

19
7) Tidak bertukar-tukar barang pribadi seperti pakaian, pakaian dalam, handuk, bantal,
dan sprey, Memotong kuku secara rutin.
5) Sebagai Konsultan
Perawat berperan untuk mendengarkan dan memberikan masukan. kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan yang pasien ingikan. Misalnya pasien ingin berkonsultasi tentang
dokter yang tepat untuk menangani kondisinya, makanan seperti apa yang bisa
dikonsumsi dan dihindari, konsulatasi tentang personal hygine, dan sebagainya

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh iritan melalui
kerja kimiawi atau fisik. Bahan irisan merusak lapisan tanduk, denaturasi keratin,
menyingkirkan lemak lapisan tanduk, dan mengubah daya ikat air kulit. Keadaan ini akan
merusak sel epidermis.
Eksim atau Dermatitis adalah istilah kedokteran untuk kelainan kulit yang mana
kulit tampak meradang dan iritasi. Keradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang
paling sering terkena adalah tangan dan kaki. Jenis eksim yang paling sering dijumpai
adalah eksim atopik atau dermatitis atopik.
Pencegahan EksimMunculnya eksim dapat dihindari dengan melakukan beberapa
tips dibawah ini :Jaga kelembaban kulit.Hindari perubahan suhu dan kelembaban yang
mendadak.Hindari berkeringat terlalu banyak atau kepanasan.
3.2 Saran
Dalam membuat makalah ini sebaiknya penulis dan pembaca dapat menguasai dan
mengetahui penyakit eksim atau dermatitis atopik. Kami mengharapkan segala bentuk dan
saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbgai pihak demi perbaikan
makalah ini kedepan nya.

21
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/344895897/Tugas-Makalah-Dermatitis

https://nurseslabs.com/dermatitis-nursing-care-plans/

https://id.scribd.com/document/378770053/NCP-Dermatitis

https://id.scribd.com/doc/130408203/Eksim-Atau-Dermatitis-Oke

https://kalbemed.com/diseases/36

22
23

Anda mungkin juga menyukai