Anda di halaman 1dari 1

Sebagian besar responden menggunakan produk insektisida yang berbahan aktif piretroid sintetik

dengan gunakan produk insektisida yang berbahan aktif piretroid sintetik dengan berbagai cara
aplikasi. Bahan ini merupakan bahan yang umum digunakan oleh banyak produsen obat nyamuk di
Indonesia karena relatif aman, mudah terdegradasi menjadi senyawa yang lebih sederhana, spektrum
luas dan efektif untuk hampir semua serangga di rumah tangga. Selain itu piretroid juga bersifat
repellent. Sifat sintetik piretroid adalah tidak mudah menguap (volatilitas rendah), potensi
insektisidanya tinggi, dan toksisitasnya terhadap manusia rendah pada penggunaan normal.

Jenis repelen atau penolak nyamuk yaitu DEET juga cukup banyak digunakan oleh responden.
Kepraktisan penggunaan repelen mungkin lebih disukai masyarakat, bahkan penelitian di Bogor
menunjukkan pemakaian repelen secara masal jangka panjang dapat menurunkan kepadatan jentik
dan nyamuk di suatu komunitas masyarakat.

The Center for Disease (CFD) merekomendasikan kadar DEET 30–50% untuk mencegah resistensi dari
serangga, DEET disarankan tidak digunakan pada pemakaian berulang setelah delapan jam. DEET dapat
berpenetrasi melalui kulit sehingga menimbulkan keracunan. The America Academy of Pediatrics
merekomendasikan agar DEET tidak digunakan pada bayi yang berumur kurang dari dua bulan.
Diethyltoluamide merupakan bahan aktif yang paling banyak ditemukan pada kemasan insektisida oles
yang beredar di masyarakat.

Formula bahan aktif setiap produsen insektisida bervariasi mulai dari bahan aktif yang digunakan
secara tunggal atau campuran dari beberapa bahan aktif hingga konsentrasi yang berbeda,
sehingga dibutuhkan kecermatan masyarakat untuk menggunakan produk insektisida tersebut
sesuai dengan kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai