Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ambar Wulandari

NIM : 6411419039
Rombel : 2A Kesmas

1. Jelaskan tentang program PIK-R


PIK-R akronim dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja
merupakan salah satu pendekatan dari program GenRe, artinya PIK-R
merupakan bagian dari GenRe.
PIK-R ini merupakan langkah operasional menuju tegar remaja,
yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIA KRR,
yakni seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA. Diharapkan remaja mau
menunda usia pernikahan hingga memasuki usia ideal perkwaninan (20
bagi perempaun dan 25 bagi pria), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil
bahagia, sejahtera, serta mau menjadi contoh, model, idola, dan sumber
informasi bagi teman sebanyanya.
PIK Remaja dikembangkan melalui jalur pendidikan dan
masyarakat. Jalur pendidikan meliputi sekolah, perguruan tinggi, dan
pesantren. Sedangkan di jalur masyarakat diantaranya melalui organisasi
kepemudaan, organisasi keagamaan, dan komunitas remaja. Pembentukan
PIK Remaja di kedua jalur tersebut akan membantu mendekatkan akses
remaja terhadap informasi GenRe khususnya Kesehatan Reproduksi
Remaja, Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, Life Skills,
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Tujuan dibentuknya PIK-R agar para remaja tidak melewati masa
remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Berupaya untuk
membentuk remaja tegar dan diharapkan agar para remaja memiliki
pengetahuan yang memadai seputar dunianya.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK
Remaja perlu dikembangkan suatu kegiatan yang memacu kelompok-
kelompok tersebut untuk lebih maju dan mandiri. Salah satu kegiatan yang
dilakukan adalah pemilihan PIK Remaja. Pemilihan tersebut diharapkan
akan mendorong setiap PIK Remaja untuk berusaha meningkatkan kualitas
dan kapasitasnya. PIK Remaja yang menjadi unggulan akan lebih mapan
dan memiliki fungsi tambahan sebagai model, tempat rujukan, studi
banding, dan magang bagi PIK Remaja lainnya.
2. Jelaskan tentang program GenRe
Program GenRe (Generasi Berencana) adalah suatu program yang
dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi
remaja melalui pemahaman tentang Pendewasaan Usia Perkawinan
sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara
terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah
dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi.
Program GenRe adalah program yang mengedepankan
pembentukan karakter bangsa dikalangan generasi muda. Program GenRe
merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena
mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pra nikah, dan
NAPZA guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam
pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa.
Untuk mencapai tujuan diatas, maka di dalam program GenRe
dikembangkan materi-materi diantaranya kesehatan reproduksi remaja, life
skill, penyiapan kehidupan berkeluarga, serta kependudukan dan
pembangunan keluarga. Program GenRe dilaksanakan melalui
pengembangan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dengan
pendekatan dari, oleh dan untuk remaja sesuai dengan kecenderungan
remaja yang lebih menyukai bercerita tentang permasalahnnya dengan
teman sebaya.
Sasaran GenRe yaitu remaja usia 20-24 tahun yang belum
menikan, keluarga yang memiliki remaja, dan masyarakat yang perduli
dengan remaja.
Dalam rangka meningkatkan sosialisasi dan promosi program
GenRe, khusunya pengembangan PIK Remaja, maka diperlukan figur
motivator dari kalangan remaja. Figur motivator inilah yang akan menjadi
wakil atau Duta GenRe. Dengan adanya Duta GenRe, sosialisasi dan
promosi program GenRe dilingkungan remaja akan lebih efektif karena
komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari, oleh dan
untuk remaja sehingga menjadi ramah remaja. Disamping itu, di
lingkungan remaja secara umum, ikon Duta GenRe dirasa memberi nilai
lebih dalam hal sosialisasi dan promosi program GenRe.
3. Jelaskan apa hubungan antara pandemi Covid dengan program KB
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia memiliki
kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Namun merebaknya wabah
Covid-19 menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah
kelahiran akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi.
Dilansir dari berita Voaindonesia Kepala BKKBN dr. Hasto
Wardoyo, Sp.OG (K), menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 sangat
berdampak terhadap Kegiatan Pelayanan KB yang dijalankan BKKBN.
Menurutnya dengan kondisi layanan normal maka jumlah kelahiran sekitar
4,7 juta di tahun 2020. Namun dengan adanya pandemi dan layanan yang
terhambat maka potensi terjadinya kelahiran atau kehamilan yang tidak
diinginkan akan meningkat.
Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan peserta KB,
menurut Kepala BKKBN terdapat penurunan peserta KB pada bulan
Maret 2020. Pemakaian IUD pada Februari 2020 sejumlah 36.155 turun
menjadi 23.383. sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536, suntik dari
524.989 menjadi 341.109, pil 251.619 menjadi 146.767, kondom dari
31.502 menjadi 19.583, MOP dari 2.283 menjadi 1.196, dan MOW dari
13.571 menjadi 8.093.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya lonjakan
kelahiran bayi atau baby boom setelah pandemi Covid-19. Pada kondisi
pandemi ini diharapkan PUS terutama PUS dengan 4 Terlalu (4T)
diharapkan tidak hamil. Untuk mengantisipasi WHO, organisasi profesi
dan lintas sektor terkait (BKKBN) mensepakati beberapa rekomendasi
untuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi pada situasi bencana
sebagai berikut :
Rekomendasi Bagi Masyarakat terkait Pelayanan KB pada Situasi
Pandemi Covid-19
1) Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir
2) Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas kesehatan, kecuali
yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih
dahulu dengan petugas kesehatan
3) Bagi akseptor IUD/implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak
memungkinkan untuk datang ke petugas kesehatan dapat
menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi
petugas PLKB atau kader melalui telfon. Jika tidak mendapatkan
kondom dapat menggunakan cara manual yaitu tidak bersenggama
atau senggama terputus.
4) Bagi akseptor suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai
jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya, bila tidak
memungkinkan bisa menggunakan kondom.
5) Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau
kader atau petugas kesehatan via telfon untuk mendapatkan pil KB.
6) Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB
Pasca Persalinan (KBPP)
7) Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan
konseling terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi via
telpon.
Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga
Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19

1) Petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat


menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan
perjanjian terlebih dahulu dari klien :
a. Akseptor yang mempunyai keluhan
b. Bagi akseptor IUD/implan yang sudah habis masa pakainya
c. Bagi akseptor suntik yand datang sesuai jadwal
2) Petugas kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program
yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca Plasenta /
MOW)
3) Petugas kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk
minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan
yaitu :
a. Bagi akseptor IUD/implan/suntik yang sudah habis masa pakainya,
tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan
b. Bagi akseptor suntik yang tidakn bisa kontrol kembali ke petugas
kesehatan sesuai jadwal
4) Petugas kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk
minta bantuan pemberian pil KB kepada klien yang membutuhkan
yaitu : bagi akseptor pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal
5) Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta
pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat
dilaksanakan secara online atau konsultasi via telpon.

Selain itu BKKBN melakukan sejumlah upaya untuk memastikan


keberlangsungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama masa
pandemi. Antara lain dengan pelayanan KB bergerak seperti mengunjungi
pasangan usia subur. Selain itu juga mengoptimalkan peran Penyuluh
Keluarga Berencana (PKB), meluncurkan informasi keluarga berencana
yang masif dalam bentuk vlog dengan melibatkan publik figur, serta
berkoordinasi dengan bidan untuk pelayanan KB.
DAFTAR PUSTAKA

Daud, M. K., & Dasmidar. (2017). Program Generasi Berencana BKKBN


Provinsi Aceh dan Korelasinya dengan Adat Beguru dalam Masyarakat
(Studi Kasus di Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues). Jurnal
Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 149-173.

Gendre Indonesia. PIK Remaja. Diakses pada tanggal 7 Juni 2020 di


http://www.genreindonesia.com/pusat-informasi-konseling/
............................... Duta Genre Indonesia. Diakses pada tanggal 7 Juni 2020 di
http://www.genreindonesia.com/duta-genre-indonesia/
Voa Indoneia. ( 8 Juni 2020). Dampak Pandemi Covid_19 Bagi Program KB di
Indonesia di akses pada tanggal 8 Juni 2020 di
https://www.voaindonesia.com/amp/dampak-pandemi-covid-19-bagi
-program-kb-di-
indonesia/5411470.html#referrer=https://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai