PIK-R akronim dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja merupakan salah satu pendekatan dari program GenRe, artinya PIK-R merupakan bagian dari GenRe. PIK-R ini merupakan langkah operasional menuju tegar remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIA KRR, yakni seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA. Diharapkan remaja mau menunda usia pernikahan hingga memasuki usia ideal perkwaninan (20 bagi perempaun dan 25 bagi pria), bercita-cita mewujudkan keluarga kecil bahagia, sejahtera, serta mau menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebanyanya. PIK Remaja dikembangkan melalui jalur pendidikan dan masyarakat. Jalur pendidikan meliputi sekolah, perguruan tinggi, dan pesantren. Sedangkan di jalur masyarakat diantaranya melalui organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, dan komunitas remaja. Pembentukan PIK Remaja di kedua jalur tersebut akan membantu mendekatkan akses remaja terhadap informasi GenRe khususnya Kesehatan Reproduksi Remaja, Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja, Life Skills, Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Tujuan dibentuknya PIK-R agar para remaja tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Berupaya untuk membentuk remaja tegar dan diharapkan agar para remaja memiliki pengetahuan yang memadai seputar dunianya. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanan PIK Remaja perlu dikembangkan suatu kegiatan yang memacu kelompok- kelompok tersebut untuk lebih maju dan mandiri. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pemilihan PIK Remaja. Pemilihan tersebut diharapkan akan mendorong setiap PIK Remaja untuk berusaha meningkatkan kualitas dan kapasitasnya. PIK Remaja yang menjadi unggulan akan lebih mapan dan memiliki fungsi tambahan sebagai model, tempat rujukan, studi banding, dan magang bagi PIK Remaja lainnya. 2. Jelaskan tentang program GenRe Program GenRe (Generasi Berencana) adalah suatu program yang dikembangkan dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja melalui pemahaman tentang Pendewasaan Usia Perkawinan sehingga mereka mampu melangsungkan jenjang pendidikan secara terencana, berkarir dalam pekerjaan secara terencana, serta menikah dengan penuh perencanaan sesuai siklus kesehatan reproduksi. Program GenRe adalah program yang mengedepankan pembentukan karakter bangsa dikalangan generasi muda. Program GenRe merupakan wadah untuk mengembangkan karakter bangsa karena mengajarkan remaja untuk menjauhi pernikahan dini, seks pra nikah, dan NAPZA guna menjadi remaja tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta berguna bagi nusa dan bangsa. Untuk mencapai tujuan diatas, maka di dalam program GenRe dikembangkan materi-materi diantaranya kesehatan reproduksi remaja, life skill, penyiapan kehidupan berkeluarga, serta kependudukan dan pembangunan keluarga. Program GenRe dilaksanakan melalui pengembangan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dengan pendekatan dari, oleh dan untuk remaja sesuai dengan kecenderungan remaja yang lebih menyukai bercerita tentang permasalahnnya dengan teman sebaya. Sasaran GenRe yaitu remaja usia 20-24 tahun yang belum menikan, keluarga yang memiliki remaja, dan masyarakat yang perduli dengan remaja. Dalam rangka meningkatkan sosialisasi dan promosi program GenRe, khusunya pengembangan PIK Remaja, maka diperlukan figur motivator dari kalangan remaja. Figur motivator inilah yang akan menjadi wakil atau Duta GenRe. Dengan adanya Duta GenRe, sosialisasi dan promosi program GenRe dilingkungan remaja akan lebih efektif karena komunikasi yang terjalin dilakukan dengan pendekatan dari, oleh dan untuk remaja sehingga menjadi ramah remaja. Disamping itu, di lingkungan remaja secara umum, ikon Duta GenRe dirasa memberi nilai lebih dalam hal sosialisasi dan promosi program GenRe. 3. Jelaskan apa hubungan antara pandemi Covid dengan program KB Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) Indonesia memiliki kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Namun merebaknya wabah Covid-19 menimbulkan kekhawatiran akan meningkatnya jumlah kelahiran akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi. Dilansir dari berita Voaindonesia Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap Kegiatan Pelayanan KB yang dijalankan BKKBN. Menurutnya dengan kondisi layanan normal maka jumlah kelahiran sekitar 4,7 juta di tahun 2020. Namun dengan adanya pandemi dan layanan yang terhambat maka potensi terjadinya kelahiran atau kehamilan yang tidak diinginkan akan meningkat. Pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan peserta KB, menurut Kepala BKKBN terdapat penurunan peserta KB pada bulan Maret 2020. Pemakaian IUD pada Februari 2020 sejumlah 36.155 turun menjadi 23.383. sedangkan implan dari 81.062 menjadi 51.536, suntik dari 524.989 menjadi 341.109, pil 251.619 menjadi 146.767, kondom dari 31.502 menjadi 19.583, MOP dari 2.283 menjadi 1.196, dan MOW dari 13.571 menjadi 8.093. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran akan adanya lonjakan kelahiran bayi atau baby boom setelah pandemi Covid-19. Pada kondisi pandemi ini diharapkan PUS terutama PUS dengan 4 Terlalu (4T) diharapkan tidak hamil. Untuk mengantisipasi WHO, organisasi profesi dan lintas sektor terkait (BKKBN) mensepakati beberapa rekomendasi untuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi pada situasi bencana sebagai berikut : Rekomendasi Bagi Masyarakat terkait Pelayanan KB pada Situasi Pandemi Covid-19 1) Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir 2) Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas kesehatan, kecuali yang mempunyai keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih dahulu dengan petugas kesehatan 3) Bagi akseptor IUD/implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak memungkinkan untuk datang ke petugas kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon. Jika tidak mendapatkan kondom dapat menggunakan cara manual yaitu tidak bersenggama atau senggama terputus. 4) Bagi akseptor suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan membuat perjanjian sebelumnya, bila tidak memungkinkan bisa menggunakan kondom. 5) Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader atau petugas kesehatan via telfon untuk mendapatkan pil KB. 6) Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB Pasca Persalinan (KBPP) 7) Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling terkait KB dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telpon. Rekomendasi bagi Petugas Kesehatan terkait Pelayanan Keluarga Berencana pada Situasi Pandemi Covid-19
1) Petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan KB dengan syarat
menggunakan APD lengkap sesuai standar dan sudah mendapatkan perjanjian terlebih dahulu dari klien : a. Akseptor yang mempunyai keluhan b. Bagi akseptor IUD/implan yang sudah habis masa pakainya c. Bagi akseptor suntik yand datang sesuai jadwal 2) Petugas kesehatan tetap memberikan pelayanan KBPP sesuai program yaitu dengan mengutamakan metode MKJP (IUD Pasca Plasenta / MOW) 3) Petugas kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk minta bantuan pemberian kondom kepada klien yang membutuhkan yaitu : a. Bagi akseptor IUD/implan/suntik yang sudah habis masa pakainya, tetapi tidak bisa kontrol ke petugas kesehatan b. Bagi akseptor suntik yang tidakn bisa kontrol kembali ke petugas kesehatan sesuai jadwal 4) Petugas kesehatan dapat berkoordinasi dengan PL KB dan kader untuk minta bantuan pemberian pil KB kepada klien yang membutuhkan yaitu : bagi akseptor pil yang harus mendapatkan sesuai jadwal 5) Pemberian Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling terkait kesehatan reproduksi dan KB dapat dilaksanakan secara online atau konsultasi via telpon.
Selain itu BKKBN melakukan sejumlah upaya untuk memastikan
keberlangsungan penggunaan alat dan obat kontrasepsi selama masa pandemi. Antara lain dengan pelayanan KB bergerak seperti mengunjungi pasangan usia subur. Selain itu juga mengoptimalkan peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), meluncurkan informasi keluarga berencana yang masif dalam bentuk vlog dengan melibatkan publik figur, serta berkoordinasi dengan bidan untuk pelayanan KB. DAFTAR PUSTAKA
Daud, M. K., & Dasmidar. (2017). Program Generasi Berencana BKKBN
Provinsi Aceh dan Korelasinya dengan Adat Beguru dalam Masyarakat (Studi Kasus di Kecamatan Kutapanjang Kabupaten Gayo Lues). Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam, 149-173.
Gendre Indonesia. PIK Remaja. Diakses pada tanggal 7 Juni 2020 di
http://www.genreindonesia.com/pusat-informasi-konseling/ ............................... Duta Genre Indonesia. Diakses pada tanggal 7 Juni 2020 di http://www.genreindonesia.com/duta-genre-indonesia/ Voa Indoneia. ( 8 Juni 2020). Dampak Pandemi Covid_19 Bagi Program KB di Indonesia di akses pada tanggal 8 Juni 2020 di https://www.voaindonesia.com/amp/dampak-pandemi-covid-19-bagi -program-kb-di- indonesia/5411470.html#referrer=https://www.google.com