Anda di halaman 1dari 7

KEGIATAN PRAKTIKUM

PEMISAHAN ASAM AMINO DENGAN TEKNIK KROMATOGRAFI LAPIS


TIPIS

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan identifikasi
asamasam amino yang terdapat pada protein hasil hidrolisis (hidrolisat protein)
dengan teknik kromatografi lapis tipis.

B. TEORI SINGKAT
Hidrolisat protein adalah hasil hidrolisis protein baik oleh panas, asam maupun
air menjadi asam-asam amino penyusunnya. Asam-asam amino akan mengalir
dengan pelarut di permukaan lapisan tipis silika sampai akhirnya aliran tersebut
terhenti, karena terjadi adsorbsi asam amino di permukaan lapisan tersebut.
Kecepatan aliran dan adsorbsi tiap asam amino berbeda-beda karena perbedaan
kimiawi masing-masing asam amino. Dengan menggunakan asam amino yang
sudah diketahui sebagai pembanding dapat diketahui apakah asam amino
semacam terkandung di dalam larutan yang diuji. Ninhidrin dipakai sebagai
pereaksi penampak noda karena reaksi ninhidrin dengan asam amino
menghasilkan warna khas ungu – biru sampai kecoklatan atau kuning
tergantung pada jenis asam aminonya. Dengan menggunakan teknik
kromatografi, berbagai asam amino dalam hidrolisat protein dapat
diidentifikasi.
BAB II
METODE PRAKTIKUM

A. ALAT DAN BAHAN


1. Alat :
- Lempeng KLT
- Bejana KLT
- Gelas ukur
- Oven
- Botol penyemprot

2. Bahan :
- Hidrolisat protein
- Beberapa asam amino sebagai standar
- Pelarut (n-butanol : asam asetat glasial : akuadestilata dalam perbandingan
2:1:1)
- Larutan ninhidrin 0,3 % dalam aseton

B. CARA KERJA
a. Isi bejana KLT dengan pelarut yang sudah disiapkan setinggi 1,5 cm
kemudian ditutup. Biarkan beberapa saat supaya uap pelarut memenuhi
ruang bejana tersebut.
b. Siapkan lempeng KLT sebelum digunakan dan dipilih yang baik.
c. Teteskan hidrolisat protein dan asam amino yang sudah diketahui masing-
masing berjarak 2 cm satu sama lain dan 2 cm dari ujung bawah lempeng.
Cara penetesan adalah sebagai berikut: sentuhkan dahulu ujung pipa kapiler
yang berisi hidrolisat protein di atas kertas tissu, kemudian barulah di
tempat yang sudah ditentukan. Lakukan beberapa kali penetesan sampai
agak pekat setelah penetesan pertama kering. Ulangi cara tersebut dengan
menggunakan pipa kapiler berisi asam amino yang telah diketahui.
d. Letakkan lempeng KLT dengan hati-hati dalam bejana yang telah berisi
pelarut. Posisi lempeng tegak lurus dengan bagian yang berbintik di
bawah. Tutup bejana dan biarkan pelarut mengalir ke atas dan jangan
dibuka selama pelarut belum sampai pada batas yang telah ditentukan.
e. Keluarkan lempeng, keringkan di udara atau dengan alat pengering selama
3 – 5 menit atau sampai kering benar.
f. Semprot perlahan-lahan permukaan lempeng tersebut dengan larutan
Ninhidrin dari jarak  45 cm. Lakukan penyenprotan dengan hati-hati dan
hindari penyemprotan yang berlebihan.
g. Biarkan mengering 2 – 3 menit, selanjutnya dikeringkan di dalam oven
100oC selama 2 – 3 menit sampai muncul bintik bintik (spot) yang
berwarna.
h. Keluarkan lempeng dari oven, dinginkan dan amati serta ukur jarak noda
dan hitunglah Rf masing-masing asam amino.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
B. PEMBAHASAN
Hidrolisat protein adalah hasil hidrolisis protein baik yang diperoleh dari
panas, asam maupun air menjadi asam-asam amino penyusunnya. Kecepatan
aliran dan adsorbsi tiap asam amino berbeda-beda karena adanya perbedaan
kimiawi masing-masing asam amino. Ninhidrin dipakai sebagai pereaksi
penampak noda karena reaksi ninhidrin dengan asam amino menghasilkan
warna khas ungu – biru sampai kecoklatan atau kuning tergantung pada jenis
asam aminonya.
Pada praktikum ini yang dilakukan adalah dengan cara pelarut sebanyak 1,5 cm
dibiarkan menguap beberapa saat memenuhi ruang bejana KLT. Pada lempeng
KLT teteskan protein dan asam amino dengan jarak 2 cm pada satu sama lain
dan 2 cm dari ujung bawah lempeng. Setelah itu, lempeng diletakkan dalam
bejana dan ditutup dengan rapat dengan posisi tegak lurus sampai pelarut
terserap sampai batas yang telah ditentukan. Setelah pelarut sudah mencapai
batas, lempeng dikeringkan selama 3-5 menit, lalu semprotkan dengan larutan
Ninhidrin dengan cara tidak berlebihan dari jarak kurang lebih 45 cm, lalu
dikeringkan selama 2-3 menit. Setelah itu, masukkan ke dalam oven dengan
suhu 100oC selama 2-3 menit sampai terdapat munculnya spot uang berwarna,
ukur dan amati noda yang telah dihasilkan.
Hasil pada praktikum ini adalah :
- larutan fenilalanin = Rf 0,86
- larutan glisin = Rf 0,7
- larutan triptofan = Rf 0,86
- larutan sampel A = Rf 0,7
- larutan sampel B = Rf 0,87.

BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Asam-asam amino yang terdapat di dalam hidrolisat protein yaitu
fenilalanin, glisin, dan triptofan
2. Nilai masing-masing Rf asam amino berbeda karena mempunyai kombinasi
dan sekuens yang berbeda-beda.
3. Ninhidrin merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan
asam amino akan menghasilkan zat berwarna ungu
4. Hidrolisat protein adalah hasil hidrolisis protein baik yang diperoleh dari
panas, asam maupun air menjadi asam-asam amino penyusunnya.
5. Kecepatan aliran dan adsorbsi tiap asam amino berbeda-beda karena
adanya perbedaan kimiawi masing-masing asam amino

Pertanyaan :
1. Dari hasil percobaan tentukan asam-asam amino apa saja yang terdapat di
dalam hidrolisat protein.
2. Mengapa diperlukan larutan ninhidrin sebagai pereaksi penampak noda.
Jelaskan.
3. Mengapa nilai Rf dari masing-masing asam amino berbeda. Jelaskan.

Jawaban :
1. fenilalanin, glisin, triptofan
2. Ninhidrin dipakai sebagai pereaksi penampak noda karena reaksi ninhidrin
dengan asam amino menghasilkan warna khas ungu – biru sampai
kecoklatan atau kuning tergantung pada jenis asam aminonya.
3. Nilai masing-masing Rf asam amino berbeda karena mempunyai kombinasi
dan sekuens yang berbeda-beda

DAFTAR PUSTAKA

Modul : Jalip, IS. 2020. Penuntun Praktikum Biokimia Fakultas Biologi. Universitas
Nasional. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai