Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN &

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA


DENGAN ASMA

OLEH :
NAMA : Elliya Ningsih
NIM : 2014314901010

STIKES MAHARANI MALANG


PROGRAM STUDI NERS
2019/2020
A. KONSEP LANSIA
1. Pengertian
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh. Menua (menjadi
tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.

2. Teori – Teori Tentang Penuaan


a. Teori – teori biologi
a) Teori genetik dan mutasi (somatic mutatie theory)
Menurut teori ini menua telah terprogram secara genetik untuk spesies –
spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia
yang diprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi
dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel)
b) Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel – sel tubuh lelah (rusak)
c) Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory)
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat
khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat
tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d) Teori “immunology slow virus” (immunology slow virus theory)
Sistem immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan
masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ
tubuh.
e) Teori stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan
internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
f) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, tidak stabilnya radikal
bebas (kelompok atom) mengakibatkan osksidasi oksigen bahan-bahan
organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal bebas ini dapat
menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
g) Teori rantai silang
Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang
kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya
elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.
h) Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah
setelah sel-sel tersebut mati.
b. Teori kejiwaan sosial
a) Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Lansia mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat dilakukannya.
Teori ini menyatakan bahwa lansia yang sukses adalah mereka yang aktif
dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.
b) Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lansia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia.
c) Kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa
perubahan yang terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimiliki.
d) Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjaadi kehilangan
ganda (triple loss), yakni :
a. Kehilangan peran
b. Hambatan kontak sosial
c. Berkurangnya kontak komitmen
Sedangkan Teori penuaan secara umum menurut Ma’rifatul (2011)
dapat dibedakan menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan
psikososial:
1. Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika
seldari tubuh lansia dibiakkanlalu diobrservasi di laboratorium terlihat
jumlah sel–sel yang akan membelah sedikit. Pada beberapa sistem,
seperti sistem saraf, sistem musculoskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut
dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut
beresiko akan mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan
yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri
(Azizah, 2011)
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia.
Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan
kimia pada komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia
beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat
oleh tubuh dengan bentuk dan struktur yang berbeda dari protein yang
lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada
kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring
dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah dihubungkan
dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitanya dan
cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan
pada system musculoskeletal (Azizah dan Lilik, 2011).
c. Keracunan Oksigen
Teori ini tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam
tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat
racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri
tertentu. Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut
membuat struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi
kesalahan genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya
dapat berkomunikasi dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat
toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel
yang sangat penting bagi proses tersebut, dipengaruhi oleh rigiditas
membran. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan
reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di
semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan
peningkatan kerusakan sistem tubuh (Azizah dan Lilik, 2011).
d. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan.
Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem yang terdiri dari
sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor
yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau
perubahan protein pasca tranlasi, dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi
isomatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel,
maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap
sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya
peristiwa autoimun. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya
pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya
serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker
leluasa membelah-belah (Azizah dan Ma’rifatul L., 2011).
e. Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut Mc. Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono
(2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan
umur karena jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena
menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya
insulin dan hormon pertumbuhan.

2. Teori Psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara
keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa
mudanya tetap terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada
lansia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan sosial (Azizah dan Ma’rifatul, L., 2011).
b. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lansia. Identity
pada lansia yang sudah mantap memudahkan dalam memelihara
hubungan dengan masyarakat, melibatkan diri dengan masalah di
masyarakat, kelurga dan hubungan interpersonal (Azizah dan Lilik M,
2011).
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah dan Lilik M, 2011).

3. Pembagian Lansia
Menurut WHO (2013), klasifikasi lansia adalah sebagai berikut :
1) Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
2) Lansia (elderly), yaitu kelompok usia 55-65 tahun.
3) Lansia muda (young old), yaitu kelompok usia 66-74 tahun.
4) Lansia tua (old), yaitu kelompok usia 75-90 tahun.
5) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.
Berikut merupakan kategori umur menurut Depkes RI (2009) :
1) Masa balita = 0 – 5 th
2) Masa kanak-kanak = 5 – 11 th
3) Masa remaja awal = 12 – 16 th
4) Masa remaja akhir = 17 – 25 th
5) Masa dewasa awal = 26 – 35 th
6) Masa dewasa akhir = 36 – 45 th
7) Masa lansia awal = 46 – 55 th
8) Masa lansia akhir = 56 – 65 th
9) Masa manula = > 65 th

4. Perubahan Akibat Penuaan


semakin bertambahnya umur pada manusia maka terjadilah proses penuaan yang
menyebakan terjdinya perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan sexual
a. Perubahan Fisik
1) Sistem Indra
Sistem pendengaran; Prebiakusis (gangguan pada pendengaran) oleh
karena hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam,
terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang
tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60
tahun.
2) Sistem Intergumen: Pada lansia kulit mengalami atropi, kendur, tidak
elastis kering dan berkerut. Kulit akan kekurangan cairan sehingga menjadi
tipis dan berbercak. Kekeringan kulit disebabkan atropi glandula sebasea
dan glandula sudoritera, timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal
dengan liver spot.
3) Sistem Muskuloskeletal
Perubahan sistem muskuloskeletal pada lansia: Jaaringan penghubung
(kolagen dan elastin), kartilago, tulang, otot dan sendi.. Kolagen sebagai
pendukung utama kulit, tendon, tulang, kartilago dan jaringan pengikat
mengalami perubahan menjadi bentangan yang tidak teratur. Kartilago:
jaringan kartilago pada persendian menjadi lunak dan mengalami
granulasi, sehingga permukaan sendi menjadi rata. Kemampuan kartilago
untuk regenerasi berkurang dan degenerasi yang terjadi cenderung kearah
progresif, konsekuensinya kartilago pada persendiaan menjadi rentan
terhadap gesekan. Tulang: berkurangnya kepadatan tulang setelah diamati
adalah bagian dari penuaan fisiologi, sehingga akan mengakibatkan
osteoporosis dan lebih lanjut akan mengakibatkan nyeri, deformitas dan
fraktur. Otot: perubahan struktur otot pada penuaan sangat bervariasi,
penurunan jumlah dan ukuran serabut otot, peningkatan jaringan
penghubung dan jaringan lemak pada otot mengakibatkan efek negatif.
Sendi; pada lansia, jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament
dan fasia mengalami penuaan elastisitas.
4) Sistem kardiovaskuler
Perubahan pada sistem kardiovaskuler pada lansia adalah massa jantung
bertambah, ventrikel kiri mengalami hipertropi sehingga peregangan
jantung berkurang, kondisi ini terjadi karena perubahan jaringan ikat.
Perubahan ini disebabkan oleh penumpukan lipofusin, klasifikasi SA Node
dan jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat.
5) Sistem respirasi
Pada proses penuaan terjadi perubahan jaringan ikat paru, kapasitas total
paru tetap tetapi volume cadangan paru bertambah untuk mengkompensasi
kenaikan ruang paru, udara yang mengalir ke paru berkurang. Perubahan
pada otot, kartilago dan sendi torak mengakibatkan gerakan pernapasan
terganggu dan kemampuan peregangan toraks berkurang.
6) Pencernaan dan Metabolisme
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan, seperti penurunan produksi
sebagai kemunduran fungsi yang nyata karena kehilangan gigi, indra
pengecap
menurun, rasa lapar menurun (kepekaan rasa lapar menurun), liver (hati)
makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, dan berkurangnya
aliran darah.
7) Sistem perkemihan
Pada sistem perkemihan terjadi perubahan yang signifikan. Banyak fungsi
yang mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan
reabsorpsi oleh ginjal.
8) Sistem saraf
Sistem susunan saraf mengalami perubahan anatomi dan atropi yang
progresif pada serabut saraf lansia. Lansia mengalami penurunan
koordinasi dan kemampuan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
9) Sistem reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lansia ditandai dengan menciutnya ovary dan
uterus. Terjadi atropi payudara. Pada laki-laki testis masih dapat
memproduksi spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-
angsur.

b. Perubahan Kognitif
1) Memory (Daya ingat, Ingatan)
2) IQ (Intellegent Quotient)
3) Kemampuan Belajar (Learning)
4) Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
5) Pemecahan Masalah (Problem Solving)
6) Pengambilan Keputusan (Decision Making)
7) Kebijaksanaan (Wisdom)
8) Kinerja (Performance)
9) Motivasi

c. Perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
1) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan (hereditas)
5) Lingkungan
6) Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian.
7) Gangguan konsep diri akibat kehilangan kehilangan jabatan.
8) Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan
famili.
9) Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran
diri, perubahan konsep diri.
d. Perubahan spiritual
Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya. Lansia
semakin matang (mature) dalam kehidupan keagamaan, hal ini terlihat dalam
berfikir dan bertindak sehari-hari.

e. Perubahan Psikososial
1) Kesepian
Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal terutama jika
lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita penyakit fisik
berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama pendengaran.
2) Duka cita (Bereavement)
Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan kesayangan
dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada lansia. Hal
tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan kesehatan.
3) Depresi
Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu diikuti
dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu episode
depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan dan
menurunnya kemampuan adaptasi.
4) Gangguan cemas
Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas umum,
gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,
gangguan- gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda
dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek
samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.
5) Parafrenia
Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham (curiga),
lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya atau berniat
membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang terisolasi/diisolasi atau
menarik diri dari kegiatan sosial.
6) Sindroma Diogenes
Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku sangat
mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia bermain-main
dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang dengan tidak teratur.
Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat terulang kembali.

5. Faktor – Faktor Yg Mempengaruhi Penuaan Dan Penyakit Yang Sering Di Jumpai


a. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
 Hereditas atau ketuaan genetic
 Nutrisi atau makanan
 Status kesehatan
 Pengalaman hidup
 Lingkungan
 Stres
b. Penyakit yang sering dijumpai pada lanjut usia
Meliputi :
 Penyakit sistem pernafasan
 Penyakit kardiovaskuler dan pembulu daran
 Penyakit pencernaan makanan
 Penyakit sistem urogenitalk
 Penyakikt metabolik/endokrin
 Penyakit pada persendian tulang
 Penyakit- penyakit yang disebabkan proses keganasan
Timbulnya penyakit tersebut dipercepat atau diperberat oleh faktor-
faktor luar, misalnya makanan, kebiasaan hidup yang salah, infeksi, dan
trauma.
B. KONSEP PENYAKIT PENYERTA LANSIA
1. PENGERTIAN
Osteoatritis (OA) menurut american collage of rheumatology merupakan kondisi
heterogen yang mengarah pada tanda dan gejala sendi. Osteoatritis merupakan penyakit
generatif dan progresif, dimana seluruh struktur dari sendi mengalami perubahan patologis
yang ditandai dengan kerusakan tulang rawan (kartilago) hyline sendi, meningkatnya
ketebalan serta sclerosis dari lempeng tulang, pertumbuhan esteofit pada tepian sendi,
meregangnya kasula sendi, timbulnya peradangan, dan melemahnya otot-otot yang yang
menghubungkan sendi. Osteoatritis adalah gangguan sendi yang sering dijumpai dan biasanya
menyerang sendi pinggul, lutut, tangan, dan kaki yang ditandai dengan adanya nyeri,
krepitasi, dan morning stiffness.

2. KLASIFIKASI
Osteoatritis dikalsifikasikan menjadi 2 golongan yaitu OA primer dan OA skunder,
1) Osteoatritis primer belum diketahui pasti penyebabnya akan tetapi osteoatritis
primer banyak di hubungkan pada penunaan. Pada orang tua, volume air pada
tulang muda meningkat dan susunan protein tulang mengalami generasi, akhirnya
kastilago mulai generasi dengan mengelupas. Penggunaan berulang dari sendi-sendi
yang terpakai dari tahun ke tahun dapat membuat bantalan tulang mengalami iritasi
dan meradang, menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi. Kehilangan bantalan
tulang ini menyebabkan gesekan antar tulang, menjurus pada nyeri dan
keterbatasan mobilitas sendi. Peradangan dari kartilago dapat juga menstimulasi
pertumbuhanpertumbuhan tulang baru yang terbentuk di sekitar sendi-sendi.
2) Osteoartritis sekunder adalah OA yang disebabkan oleh penyakit atau kondisi
lainnya seperti pada post-traumatik, kelainan kongenital dan pertumbuhan (baik
lokal maupun generalisata), kelainan tulang dan sendi, penyakit akibat deposit
kalsium, kelainan endokrin, metabolik, inflamasi, imobilitas yang terlalu lama,
serta faktor risiko lainnya seperti obesitas, operasi yang berulangkali pada struktur-
struktur sendi, dan sebagainya.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Sedangkan berdasarkan gambar radiologi, OA lutut dapat di klasifikasikan dalam
lima grade menurut kallgren-lawrence yaitu :
 Grade 0 : tidak ditemukan penyempitan ruang sendi atau perubahan reaktif
 Grade 1 : penyempitan ruang sendi meragukan dengan kemungkinan
pembentukan osteofit
 Grade 2 : osteofit jelas, kemungkinan penyempitan ruang sendi
 Grade 3 : osteofit sedang, penyempitan ruang sendi jelas, Nampak sklerosis,
kemungkinan deformitas pada ujung tulang
 Grande 4 : osteofit besar, penyempitan ruang sendi jelas, sklerorosis beart,
Nampak deformitas pada ujung tulang

3. ETIOLOGI
a) Umum, berbagai macam OA dimulai dengan masalah mekanik pada sendi.
b) OA merupakan manifestasi dari upaya penyembuhan sendi dan memperbaiki
biomekanik abnormal sendi.
c) Proses OA dapat menyebabkan nyeri sendi tetapi sering mengarah ke kondisi stabil,
nyeri sendi yang minimal.
4. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari OA biasanya terjadi secara perlahan-lahan. Awalnya
persendian akan terasa nyeri di persendian, kemudian nyeri tersebut akan menjadi persisten
atau menetap, kemudian diikuti dengan kekakuan sendi terutama saat pagi hari atau pada
posisi tertentu pada waktu yang lama. Tanda kardinal dari OA adalah kekakuan dari
persendian setelah bangun dari tidur atau duduk dalam waktu yang lama, swelling (bengkak)
pada satu atau lebih persendian, terdengar bunyi atau gesekan (krepitasi) ketika persendian
digerakkan.
Seperti pada penyakit reumatik umumnya diagnosis tak dapat didasarkan hanya pada
satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya dilakukan pemeriksaan reumatologi ringkas
berdasarkan prinsip GALS (Gait, arms, legs, spine) dengan memperhatikan gejala-gejala dan
tanda-tanda sebagai berikut :

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


a) Nyeri sendi
Nyeri sendi merupakan hal yang paling sering dikeluhkan. Nyeri sendi pada OA
merupakan nyeri dalam yang terlokalisir, nyeri akan bertambah jika ada pergerakan dari
sendi yang terserang dan sedikit berkurang dengan istirahat. Nyeri juga dapat menjalar
(radikulopati) misalnya pada osteoarthritis servikal dan lumbal. Claudicatio intermitten
merupakan nyeri menjalar ke arah betis pada osteoartritis lumbal yang telah mengalami
stenosis spinal. Predileksi OA pada sendi-sendi; Carpometacarpal I (CMC I),
Metatarsophalangeal I (MTP I), sendi apofiseal tulang belakang, lutu, dan paha).
b) Kaku pada pagi hari (morning stiffness)
Kekakuan pada sendi yang terserang terjadi setelah imobilisasi misalnya karena
duduk di kursi atau mengendarai mobil dalam waktu yang sukup lama, bahkan sering
disebutkan kaku muncul pada pagi hari setelah bangun tidur (morning stiffness).
c) Hambatan pergerakan sendi
Hambatan pergerakan sendi ini bersifat progresif lambat, bertambah berat secara
perlahan sejalan dengan bertambahnya nyeri pada sendi
d) Krepitasi
Rasa gemeretak (seringkali sampai terdengar) yang terjadi pada sendi yang sakit.
e) Perubahan bentuk sendi
Sendi yang mengalami osteoarthritis biasanya mengalami perubahan berupa
perubahan bentuk dan penyempitan pada celah sendi. Perubahan ini dapat timbul karena
kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya
berjalan dan perubahan pada tulang dan permukaan sendi. Seringkali pada lutut atau tangan
mengalami perubahan bentuk membesar secara perlahan-lahan.
f) Perubahan gaya berjalan
Hal yang paling meresahkan pasien adalah perubahan gaya berjalan, hampir semua
pasien osteoarthritis pada pergelangan kaki, lutut dan panggul mengalami perubahan gaya
berjalan (pincang). Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


5. PEMERIKSAAN PENUNJANG / DIAGNOSTIK
a) Pemeriksaan Radiologi
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan gambaran
radiologis. Gambaran radiografi sendi yang menyokong diagnosis OA, ialah:
 Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada daerah yang
menanggung beban)
 Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
 Kista tulang
 Osteofit pada pinggir sendi
 Perubahan struktur anatomi sendi
Berdasarkan perubahan-perubahan radiologis diatas, secara radiografi OA dapat digradasi
menjadi ringan sampai berat; yaitu menurut Kellgren dan Lawrence. Harus diingat bahwa
pada awal penyakit, seringkali radiografi sendi masih normal.
b) Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA, biasanya tidak banyak berguna.
Pemeriksaan laboratorium akan membantu dalam mengidentifikasi penyebab pokok pada OA
sekunder. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas normal kecuali
OA generalisata yang harus dibedakan dengan arthritis peradangan. Pemeriksaan imunologi
(ANA, faktor rhematoi dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan,
mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan
ringan sel peradangan.
c) Pemeriksaan Marker
Destruksi rawan sendi pada OA melibatkan proses degradasi matriks molekul yang
akan dilepaskan kedalam cairan tubuh, seperti dalam cairan sendi, darah, dan urin. Beberapa
marker molekuler dari rawan sendi dapat digunakan dalam diagnosis, prognostik dan monitor
penyakit sendi seperti RA dan OA dan dapat digunakan pula mengidentifikasi mekanisme
penyakit pada tingkat molekuler. Marker yang dapat digunakan sebagai uji diagnostik pada
OA antara lain: Keratan sulfat, Konsentrasi fragmen agrekan, fragmen COMP (cartilage
alogometric matrix protein), metaloproteinase matriks dan inhibitornya dalam cairan sendi.
Keratan sulfat dalam serum dapat digunakan untuk uji diagnostik pada OA generalisata.
Marker sering pula digunakan untuk menentukan beratnya penyakit, yaitu dalam menentukan

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


derajat penyakit. Selain sebagai uji diagnostik marker dapat digunakan pula sebagai marker
prognostik untuk membuat prediksi kemungkinan memburuknya penyakit dan Marker dapat
digunakan pula untuk membuat prediksi terhadap respons pengobatan

6. PATOFISIOLOGI
Komposisi matriks ekstraseluler pada tulang rawan sendi berperan penting dalam
menyokong fungsi sendi sebagai penahan beban mekanik. Degradasi komponen matriks
merupakan mekanisme utama terjadinya OA, dimana terjadi kerusakan matriks ekstraselular
pada tulang rawan sendi, sehingga tidak dapat lagi berfungsi sebagaimana mestinya.
1) Kartilago Artikular Perubahan awal biokimia pada penyakit sendi degeneratif
selalu diawali dari kartilago artikular, dimana hilangnya proteoglikan dari matrix
sehingga kartilago melunak (chondromalacia) dan hilangnya elastisitas normal
yaitu kemampuannya untuk shock absorbing. Ditambah kandungan kolagen
berkurang sehingga mudah terjadi friksi dari fungsi sendi. Hal ini menyebabkan
lapisan tangensial kartilago berakselerasi dan bagian vertikal dalamnya
berpisah, dengan konsekuensinya terjadi fissuring dan fibrillation.
2) Membran Sinovial dan Kapsul Fibrosa Fragmen kecil dari kartilago mati yang
terlepas dapat mengambang di cairan sinovial sebagai benda asing (loose bodies).
Namun biasanya fragmen tersebut cenderung menempel pada membran sinovial
sehingga menyebabkan reaksi hipertrofi dan efusi sinovial. Cairan sinovial pada
kondisi efusi demikian mengandung musin yang lebih tinggi dan memberikan
gambaran viskositas yang meningkat. Kapsul fibrosa akan menebal dan fibrotik,
yang akan menyebabkan keterbatasan gerak sendi.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Pathway Osteoatritis
Proses penuaan trauma
Perubahan komponen sendi
-kollagen -intrinsik
-proteoglikan -ekstrinsik
-jaringan sub kondrial
Pemecahan kondrosit
Proses degratif yang panjang perubahan metabolisme
pengeluaran enzim
lisosom
MK: kerusakan
penatalaksanaa lingkungan

-Kurang kemampuan mengingat kerusakan matriks


-Kesalahan interpretasi kartilago

Penebalan tulang sendi perubahan


Fungsi sendi
MK : kurang pengetahuan penyempitan rongga sendi
Deformitas sendi

MK : resiko jatuh -Penurunana kekuatan MK: gangguan


-nyeri mobiltas fisik

MK: kurang perawatan diri

Kontraktur hipertrofi

MK : gangguan citra tubuh distensi cairan sendi

MK: nyeri akut

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


7. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah:
1) Meredakan nyeri
2) Mengoptimalkan fungsi sendi
3) Mengurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas hidup
4) Menghambat progresivitas penyakit
5) Mencegah terjadinya komplikasi.
Penatalaksanaan OA pada pasien berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang terkena) dan
berat ringannya sendi yang terkena. Pengelolaannya terdiri dari 2 hal:
1) Terapi non-farmakologis:
 Edukasi : memberitahukan tetang penyakitnya, bagaimana menjaganya agar
penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai
 Menurunkan berat badan : Berat badan berlebih merupakan faktor resiko
dan faktor yang akan memperberat penyakit OA. Oleh karenanya berat
badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan. Apabila berat badan
berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin
mendekati berat badan ideal.
 Terapi fisik dan Rehabilitasi medik/fisioterapi
 Terapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungu sendi yang sakit.
 Fisioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan
otot, dan menambah luas pergerakan sendi.
2) Tata Laksana Farmakologi
a) Penggunaan Analgetik
 Penggunaan obat anti inflamasi non-steroid (OAINS/NSAID; oral atau
topikal) atau tramadol untuk pasien dengan osteoarthritis lutut simtomatik
sangat direkomendasikan.
 Penggunaan asetaminofen, opioid, atau plester penghilang nyeri pada pasien
dengan osteoarthritis lutut simtomatik belum dapat direkomendasikan.
b) Injeksi intraartikular
Injeksi intratikular dibagi dalam tiga jrnis, yaitu :
Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020
 Viskosuplementasi dengan hyaluronic acid (HA)
HA adalah glikosaminoglikan alami dan merupakan komponen cairan sinovial dan
matriks kartilago.
 Kortikosteroid intra-artikular
Terapi yang sering digunakan untuk meredakan nyeri dan memperbaiki fungsi
sendi dalam jangka pendek.
 Platelet-rich plasma (PRP)
PRP sering disebut sebagai injeksi regeneratif konsentarsi dari platelet diaktivasi
dengan penembahan kalsium klorida dan menghasilkan pembentukan gel platelet
dan mengeluarkan growth factors (GF) dan melekul bioaktif dengan demikian,
platelet secara aktif berpartisipasi dalam proses penyembuhan dengan
memberikan spektrum GF yang luas ke lokasi cedera dan merangsang
kondogenesis, bone remodelling, proliferasi, angiogenesis, dan antiinflamasi.
c) pembedahan
Tindakan pembedahan dapat dipertimbangkan jika pasien tidak membaik
dengan tatalaksana konvervatif dan modalitas non-farmakologi. Pilihan operasi
pada OA lutut meliputu artroskopi, perbaikan kartilago, dan astroplasti

8. KOMPLIKASI
Osteoatritis yang tidak mendapatkan penanganan dapat menyebabkan nyeri dan rasa tidak
nyaman. Kondisi ini tidak dapat menyebabkan penderitanya mengalami beberapa
komplikasi seperti :
 Gangguan tidur
 Gangguan kecemasan depresi
 Osteonecrosis dan avascular necrosis ( kematian jaringan tulang)
 Infeksi pada sendi
 Saraf terjepit di tulang belakang

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


9. PROGNOSIS
Osteoatritis merupakan penyakit yang degenerative yang memiliki peran utama yg dapat
menyebabkan gangguan fungsional yang dapat mengurangi kebebasan bergerak pada orang yang
lebih tua. Osteoarthritis adalah penyakit yang berjalan kronis dan progresif. Sampai saat ini
belum ditemukan metode terapi yang dapat menyembuhkan OA, namun demikian, modalitas
terapi yang ada dapat mengatasi keluhan, menghambat progresifitas penyakit, dan menjaga
fungsi sendi. Komplikasi akibat obat AINS sangat sering terjadi dan dapat memberatkan
gangguan kualitas hidup. Prognosis pasien lebih baik jika dilakukan penggantian sendi total.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


DAFTARA PUSTAKA

Putra, A., Nurmalasari, Y., & Anita, T. (2018). GAMBARAN KLINIS OSTEOARTHRITIS
PRIMER PADA USIA 40-60 PADA LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN DI RSUD DR. H.
ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2018, 5, 188–194.

Wijaya, S. (2018). Osteoartritis Lutut, 45(6), 424–429.

Pratiwi, A. I. (2015). Diagnosis And Treatment Osteoarthritis, 4, 10–17.

Zaki, A. (2016). BUKU SAKU OSTEARTHRITIS LUTUT.

Bandiah, S. (2015). LANJUT USIA dan KEPERAWATAN GERONTIK.

Halifah, siti nur. (2016). Keperawatan Gerontik.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data umum klien
Nama : ny. B
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : perempan
Alamat : desa bulangan haji
Status perkawinan : menikah
Agama : islam
Suku : madura
Pendidikan : tidak ada
Tb/bb :140 cm/ 55 kg
Penampilan umum : rapi
Orang terdekat yg bisa dihubungi : -
Hubungan dengan usila :-
Tanggal masuk panti :-
Dx medis : Oateoatritis (OA)
Tgl pengkajian :-
Reg :-

2. Keluhan utama
Saat Masuk panti : -

Saat pengkajian : Ny. B mengatakan sakit dan kaku pada lutut pada pagi hari dan butuh
waktu < 30 menit untuk bisa bangun dari tempat tidur dan berjalan dan saat terlalu banyak
melakukan aktivitas. Px mengatakan sakit pada kakinya sebelah kiri dan Ny. B mengatakan
saat duduk terlalu lama akan merakan sakit dan kaku saat ingin berdiri dan berjalan. Px
mengatakan tidak terlalu banyak melakukan aktivitas seperti dulu karena sakit lututnya
.ssat perawat bertanya jika sakitnya dinilai 1 -10 sakitnya px mengatakan di angka 7

3. Riwayat penyakit sekarang

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Nyeri pada kaki sebelah kiri
4. Riwayat penyakit dahulu
1 tahun yang lalu
Hipertensi
5 tahun yang lalu
Hipertensi
5. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Hubungan pernikahan
: Klien
: Tinggal dalam satu rumah
: Meninggal dunia

Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Petani
………………………………………………………………………………
Alamat pekerjaan : …………………………………………………..
………………………………………………………………………………
Jarak dari rumah : ………………………….km
Alat transportasi : …………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
Pekerjaan sebelumnya : …………………………………………………..

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


………………………………………………………………………………
Berapa jarak dari rumah :………………………….km
Sumber –sumber pendapatan dan kecukupan thdp kebutuhan :……………
…………………………………..……………………………………………………………
…………………..……………………………………………
6. Riwayat Lingkungan hidup di panti
Tipe tempat tinggal : ……………………………………………
Jumlah kamar : ……………………………………………
Kondisi tempat tinggal : ……………………………………………
(pencahayaan cukup terang, ventilasi baik tidak lembab, bersih tidak pengap)
Jumlah org yg tinggal dirumah :laki laki:………orang/ perempuan………orang
Derajat privasi : ……………………………………………
Tetangga terdekat : ……………………………………………
(sarana penghuni panti di wisma sendiri dan wisma lainnya)
Alamat / telpon : ……………………………………………
7. Sistem Pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/ Fisioterapi : ……………………………………
Jarak dari rumah/ panti : …………………………km
Rumah Sakit/klinik :……………….Jarak:………..km
Pelayanan kesehatan di rumah : ……………………………………
………………………………………………………………………………..
Perawatan yang dilakukan keluarga/petugas panti sehari-hari : ……………
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
Lain-lain:
……………………………………………………………………..…………………………
………………………………………..…………………….
8. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : …………………………………………………..
……………………………………………………………………………………
Keanggotaan organisasi : ……………………………………………………

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


………………………………………………………………………………
Liburan perjalanan : ……………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Sistem pendukung : ……………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual : Px mengatakan sering ikut pengajian dimasijid 1 minggu sekali
Hal lainnya : tidak ada
10. Obat-obatan
NO Nama Obat Dosis Keterangan

Tidak ada

11. Status Imunisasi (catat tanggal terbaru)


Tetanus, difteri: tidak ada Influenza: tidak ada
Lain-lain: tidak ada
Alergi : (catat agen dan rekasi spesifik)
Obat obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor lingkungan :tidak ada

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


12. Kebutuhan ADL
ADL Dirumah Saat di Panti
Nutrisi - Px mengatakan sehari makan
2x jam 8 pada pagi hari dan
jam 5 pada untuk makan
malamnya px juga mengatakn
suka makan pepaya pada
siang hari px mengatakan
menu makanannya adalah
nasi ikan dan sayur hujau dan
kadang daging
Pola dan - Malam : jam 9 dan bangun
kebutuhan jam 5 subuh
tidur - Siang : tidur kira-kira 1 jaman

Eliminasi - BAB : px mengatakan 1x


sehari pada pagi hari kadang
sore hari
- BAK : px mengatakan tidak
ada masalah dan normal
Aktivitas - Px mengatakan sering nyapu
dikamarnya sediri kadang
cabut rumput di tanaman
depan rumahnya
- px mengatakan sering
membantu anak memasak
- Px mengatakan kekemar
mandi, makan, dan
berpakaian dilakukan
sendiri tanpa bantuan
siapapun

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Personal - Px mengatakan mandi sehari
hygiene 2x
- Px mengatakan keramas 3
hari sekali
- px mengatakan memotong
kuku sendiri saat panjang

13. Pengkajian fisik


a. Keadaan Umum : composmetis
Kesadaran : kesadran penuh dan baik
b. Head to toe
 Kepala dan leher:
Kepala : simetris, luka -, benjolan-, nyeri-, warna rambut putih/ beruban
Leher : luka -, bengkak-, benjolan-, nyeri-, pembesaran kelenjar limpa – dan tiroid-.
 Mata : simetris, bengka -, benjolan -, nyeri -, luka- lensa mata hitam
konjungtiva normal , buta warna-, rabun -, dan tidak menggunakan kaca mata
 Hidung : simetris, bengkak-, merah -, luka-, nyeri-.
 Mulut : bibir pink dan lembab, luka-, bengkak-, nyeri-
 Telinga : simetris, bengkak-, luka-, kemeran, dan nyeri-, dan tidak
memiliki gangguan pendengar atau menggunakan alat bantu pendengaran
 Wajah : simetris, luka-, kemerahan -, bengkak -, luka -, nyeri-.
 Dada / Thorax : dinding dada simetris, luka-, nyeri-, bengkak-, benjolan -terlihat
normal
- Jantung
Px tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
- Paru
Px tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
 Abdomen : - Inspeksi : tidak ada luka-, kemerahan, bengkak –
- Auskultasi : tidak dilakukan
- Perkusi : tidak dilakukan
- Palpasi : tidak ada nyeri -

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


 Genetalia : tidak dilakukan
 Integumen : warna kulit kuning langsat, keriput, merah-, luka -, nyeri –turgo
kulit < 2 detik
 Punggung : terlihat normal, bengkak ataupun benjolan -, luka -, kemeran -,
dan nyeri -.
 Ekstrimitas : - atas : tidak ada kelainan pada bentuk tulang dan tangan
-bawah : tidak ada kelainan pada bentuk tulang dan jari kaki,
hanya terjadi rasa sakit dan kaku pada lutut kanan
c. Pemeriksaan TTV
 Nadi : 80 x/mnt  RR : 22 x/mnt
 TD : 130/80 mmHg  S : 36.0 ºC

14. Pengkajian Status Fungsional, Kognitif Dan Afektif


a. Pengkajian Status Fungsional
INDEKZ KATZ
Skor Kriteria
A. Kemandirian dalam hal makan, berpindah tempat, kekamar kecil,
berpakaian dan mandi
B. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali satu dari
fungsi tersebut.
C. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi dan
satu fungsi tersebut.
D. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian dan satu fungsi tambahan
E. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan
F. Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari – hari, kecuali mandi,
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan.
G. Ketergantungan pada ke lima fungsi tersebut.
Lain – Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat diklasifikasikan
Lain sebagai C, D, E atau F

Analisa
klien Skor A : px mengatakan mandirian dalam hal makan, berpindah tempat,
kekamar kecil, berpakaian dan mandi tanpa dibantu orang lain

b. PengkajianStatus Kognitif dan Afektif

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


Short Portable Mental Status Questionnaire
Skor No Pertanyaan Jawaban
+ - 1. Jam berapa sekarang? Benar
2. Tahun berapa sekarang? Benar
3. Kapan Anda lahir? tidak tahu
4. Berapa umur Anda sekarang? Benar
5 Dimana Alamat anda sekarang? Benar
6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal Benar
bersama Anda?
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama Benar
Anda
8. Thun berapa kemerdekaan RI? Tidak tahu
9. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Benar
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? Benar
Jumlah Kesalahan Total 2
Keterangan :
1. Kesalahan 0 -2 : Fungsi Inteletual Utuh
2. Kesalahan 3-4 : Kerusakan Inteletual Ringan
3. Kesalahan 5-7 : Kerusakan Inteletual Sedang
4. Kesalahan 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya berpendidikan
sekolah dasar.

c. MMSE (Mini Mental State Exam)


No Item Penilaian Benar Salah
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? 
2. Musim apa sekarang ? 
3. Tanggal berapa sekarang ? 
4. Hari apa sekarang ? 
5. Bulan apa sekarang ?
6. Dinegara mana anda tinggal ?

7. Di Provinsi mana anda tinggal ? 
8. Di kabupaten mana anda tinggal ? 
9. Di kecamatan mana anda tinggal ? 
10. Di desa mana anda tinggal ? 

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga obyek
11. pulpen 
12. obat 
13. kertas 
3 PERHATIAN DAN KALKULASI Tidak bisa
Minta klien mengeja 5 kata dari membaca
belakang, misal” BAPAK “ dan buta
14. K huruf
15. A
16. P
17. A
18. B
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek
diatas
19. pulpen 
20. obat 
21. kertas 
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien
menyebutkan :
22. Jam tangan 
23. Pensil 
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi tiga kalimat
berikut
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi “ 
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! 
26. Lipat dua !
27. Taruh dilantai !

d. Turuti hal berikut 
28. Tutup mata
29. Tulis satu kalimat _
30. Salin gambar _
_

JUMLAH
Analisis hasil : 26 dan 4 nomer tidak dilakukan karena px mengatakan tidak bisa membaca
atau buta huruf dan tidak bisa menulis
Nilai < 21 : Kerusakan kognitif

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


d. Inventaris Depresi Beck
Inventaris Depresi Beck
Skor Uraian
A. Kesedihan
3 Saya sangat sedih atau tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya
2 Saya galau atau sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih.
B. Pesimisme
3 Saya merasa bahwa masa depan saya sia – sia dan sesuatu tidak dapat membaik
2 Saya merasa tidak mempunyai apa – apa untuk masa depan
1 Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan
0 Saya tidak begitu pesimis atau kecil hati tentang masa depan.
C. Rasa kegagalan
3 Saya merasa saya benar – benar gagal sebagai seseorang (orang tua, suami,
istri)
2 Seperti melihat ke belakang hidup saya, semua yang dapat saya lihat hanya
kegagalan
1 Saya merasa saya telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Saya tidak merasa gagal
D. Ketidakpuasan
3 Saya tidak puas dengan segalanya
2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apa pun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
E. Rasa Bersalah
3 Saya merasa seolah – olah saya sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk atau tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar benar bersalah
F. Tidak Menyukai Diri Sendiri
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G. Membahayakan Diri Sendiri
3 Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya mempunyai kesempatan
2 Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak mempunyai pikiran – pikiran mengenai membahyakan diri sendiri
H. Menarik Diri Dari Lingkungan Social
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak peduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I. Keragu – raguan
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J. Perubahan Gambaran Diri
3 Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak menjijikkan
2 Saya merasa bahwa ada perubahan – perubahan yang permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tak menarik
1 Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
0 Saya tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
K. Kesulitan Kerja
3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Saya telah mendorong diri sya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Ini memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
L. Keletihan
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya lelah lebih dari yang biasanya
0 Saya tidak lebih lelah dari biasanya
M. Anoreksia
3 Saya tidak lagi mempunyai nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak lebih buruk dari yang biasanya.
Nilai total
Keterangan :
0–4 : Depresi Tidak Ada Atau Minimal
5–7 : Depresi Ringan
8 – 15 : Depresi Sedang
> 16 : Depresi Berat

e. Skala Depresi Geriatrik


Skala Depresi Geriatric Yesavage
1. Apakah pada dasarnya anda puas dengan kehidupan anda? Ya
2. Sudahkah anda mengeluarkan aktivitas dan minat anda? Ya
3. Apakah anda merasa bahwa hidup anda kosong? Ya
4. Apakah anda sering bosan? Ya
5. Apakah anda sering bosan? Ya
6. Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada anda? Ya

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


7. Apakah anda merasa bahagia di setiap waktu? Ya
8. Apakah anda lebih suka tinggal di rumah pada malam hari, Ya
dari pada pergi dan melakukan sesuatu yang baru?
9. Apakah anda merasa bahwa anda mempunyai lebih banyak Ya
masalah dengan ingatan anda daripada yang lainnya?
10. Apakah anda berpikir sangat menyenangkan hidup Ya
sekarang ini?
11. Apakah anda merasa saya sangat tidak berguna dengan Ya
keadaan anda sekarang?
12. Apakah anda merasa penuh energy? Ya
13. Apakah anda berpikir bahwa situasi anda tak ada harapan? Ya
14. Apakah anda berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik Ya
dari pada anda?
Keterangan : penilaian jika jawaban pertanyaan sesuai indikasi dinilai poin 1
(nilai 1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban “YA” atau
“TIDAK” setelah pertanyaan). Nilai 5 atau lebih dapat menandakan depresi
Analisa klien : px mengatakan sangat bahagia dan terlihat baik-baik saja

f. Apgar Keluarga
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skor
1. Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga 2
(teman - teman) saya untuk membantu pada saat
saya sedang mengalami kesusahan.
2. Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan 2
mengungkapkan masalah dengan saya.
3. Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman - teman) saya 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas atau kegiatan baru.
4. Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman - teman) 2
saya mengekpresikan afek, dan berespon terhadap
emosi – emosi saya, seperti marah, sedih, atau
mencintai.
5. Pemecahan Saya puas dengan cara teman – teman saya dan saya 2
menyediakan waktu bersama – sama.
Keterangan : jika pertanyaan – pertanyaan yang dijawab dengan kata selalu (poin
2), kadang – kadang (poin 1), hampir tidak pernah (poin 0)
Analisa klien : px mengatakan puas dan bahagia tinggal bersama keluarag

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


g. Penilaian Resiko Jatuh Pada Geriatric
Skor Hari Perawatan Ke
No Resiko Skor
1 2 3 4 5 6 7
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, 4
menghentak, berayun)
2 Pusing/pingsan pada posisi tegak 3 _
3 Kebingungan setiap saat 3 _
4 Nokturia/inkontinen 3 _
5 Kebingungan interm itten 2 _
6 Kelemahan umum 2 2
7 Obat-obat beresiko tinggi (diuretic, 2 _
nakrotik, sedative, antipsikotik,
laksatif, vasodilator, antiangina,
antihipertensi, obat hipoglikemik, anti
depressant, neuroleptic, NSAID)
8 Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan 2 _
sebelumnya
9 Osteoporosis 1 _
10 Gangguan pendengaran dan atau 1 _
penglihatan
11 Usia >70 tahun 1 _
TOTAL SKOR 2

Keterangan: resiko rendah


Tingkat resiko:
1. Resiko rendah bila skor 1-3 : lakukan intervensi resiko rendah
2. Resiko tinggi bila skor > 4 : lakukan intervensi resiko tinggi

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi

1 DS : Nyeri akut bd. Cidera Perubahan fungsi


biologis
- px mengatakan sakit dan kaku pada lutut sendi
pada pagi hari dan butuh waktu < 30 menit
untuk bisa bangun dari tempat tidur dan
berjalan
Hipertrofit
- px mengatakan jika terlalu banyak
melakukan aktivitas px mengatakan sakit
pada kakinya sebelah kiri.

-px mengatakan saat duduk terlalu lama Destensi cairan


akan merakan sakit dan kaku saat ingin
berdiri dan berjalan. sendi

P : OA
Q : kaku
R : lutut sebalah kiri
S:7 Nyeri akut
T : disaat pagi hari dan duduk terlalu lama
DO :

-Px terlihat kesakitan saat ingin berdiri

-px terlihat memegangi lutut saat ingin


berjalan

- px menggunkan tongkat

TTV :
Nadi : 80 x/mnt
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/mnt
S : 36.0 ºC

Nutrisi : Px mengatakan sehari makan 2x


jam 8 pada pagi hari dan jam 5 pada untuk
makan malamnya px juga mengatakn suka
makan pepaya pada siang hari px
mengatakan menu makanannya adalah nasi
ikan dan sayur hujau dan kadang daging.

Pola tidur/ istirahat :


-Malam : jam 9 dan bangun jam 5 subuh
-Siang : tidur kira-kira 1 jaman

Eliminasi : BAB : px mengatakan 1x sehari

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


pada pagi hari kadang sore hari
BAK : px mengatakan tidak ada masalah
dan normal

Aktivitas : -Px mengatakan sering nyapu


dikamarnya sediri kadang cabut rumput di
tanaman depan rumahnya
-px mengatakan sering membantu anak
memasak
-Px mengatakan kekemar mandi, makan,
dan berpakaian dilakukan sendiri tanpa
bantuan siapapun

Personal hygiene :-Px mengatakan mandi


sehari 2x
-Px mengatakan keramas 3 hari sekali
-px mengatakan memotong kuku sendiri
saat panjang

2 DS : Hambatan mobilitas fisik Perubahan fungsi


bd.gangguan muskuloskletal
- px mengatakan sakit dan kaku pada lutut sendi
pada pagi hari dan butuh waktu < 30 menit
untuk bisa bangun dari tempat tidur dan
berjalan
Deformitas sendi
- px mengatakan jika terlalu banyak
melakukan aktivitas px mengatakan sakit
pada kakinya sebelah kiri.

-px mengatakan saat duduk terlalu lama Hamabatan


akan merakan sakit dan kaku saat ingin
berdiri dan berjalan. mobilitas fisik

. Px mengatakan tidak terlalu banyak


melakukan aktivitas seperti dulu karena
sakit lututnya

DO :

- px saat berjalan terlihat pelan dan hati-


hati

- -px terlihat memegangi lutut saat ingin


berjalan

- px menggunkan tongkat

TTV :
Nadi : 80 x/mnt
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/mnt

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


S : 36.0 ºC

Nutrisi : Px mengatakan sehari makan 2x


jam 8 pada pagi hari dan jam 5 pada untuk
makan malamnya px juga mengatakn suka
makan pepaya pada siang hari px
mengatakan menu makanannya adalah nasi
ikan dan sayur hujau dan kadang daging.

Pola tidur/ istirahat :


-Malam : jam 9 dan bangun jam 5 subuh
-Siang : tidur kira-kira 1 jaman

Eliminasi : BAB : px mengatakan 1x sehari


pada pagi hari kadang sore hari
BAK : px mengatakan tidak ada masalah
dan normal

Aktivitas : -Px mengatakan sering nyapu


dikamarnya sediri kadang cabut rumput di
tanaman depan rumahnya
-px mengatakan sering membantu anak
memasak
-Px mengatakan kekemar mandi, makan,
dan berpakaian dilakukan sendiri tanpa
bantuan siapapun

Personal hygiene :-Px mengatakan mandi


sehari 2x
-Px mengatakan keramas 3 hari sekali
-px mengatakan memotong kuku sendiri
saat panjang

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


3 DS : Resiko jatuh bd. Penururnan Penuaan/trauma
- px mengatakan jika terlalu banyak kekuatan ekstermitas bawah
melakukan aktivitas px mengatakan sakit
pada kakinya sebelah kiri.
Kerusakan matriks
-px mengatakan saat duduk terlalu lama kartilago
akan merakan sakit dan kaku saat ingin
berdiri dan berjalan.
Penebalan tulang
DO :
sendi
- px saat berjalan terlihat pelan dan hati-
hati

- -px terlihat memegangi lutut saat ingin


berjalan Penyempitan tulang
sendi
- px menggunkan tongkat

-Px mengalami sakit dan kaku pada lutut


sebalah kiri
Penururn kekuatan
TTV :
Nadi : 80 x/mnt dan nyeri
TD : 130/80 mmHg
RR : 22 x/mnt
S : 36.0 ºC

Nutrisi : Px mengatakan sehari makan 2x Resiko jatuh


jam 8 pada pagi hari dan jam 5 pada untuk
makan malamnya px juga mengatakn suka
makan pepaya pada siang hari px
mengatakan menu makanannya adalah nasi
ikan dan sayur hujau dan kadang daging.

Pola tidur/ istirahat :


-Malam : jam 9 dan bangun jam 5 subuh
-Siang : tidur kira-kira 1 jaman

Eliminasi : BAB : px mengatakan 1x sehari


pada pagi hari kadang sore hari
BAK : px mengatakan tidak ada masalah
dan normal

Aktivitas : -Px mengatakan sering nyapu


dikamarnya sediri kadang cabut rumput di
tanaman depan rumahnya
-px mengatakan sering membantu anak
memasak
-Px mengatakan kekemar mandi, makan,

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


dan berpakaian dilakukan sendiri tanpa
bantuan siapapun

Personal hygiene :-Px mengatakan mandi


sehari 2x
-Px mengatakan keramas 3 hari sekali
-px mengatakan memotong kuku sendiri
saat panjang

Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut bd. Cidera biologis


2. Hambatan mobilitas fisik bd.gangguan muskuloskletal
3. Resiko jatuh bd. Penururnan kekuatan ekstermitas bawah

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. B Umur : 65 tahun No.Reg: - Dx Medis: Osteoatritis

No Dx Keperawatan NOC NIC


1 Nyeri akut bd. Cidera Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24  Pemberian analgesic
biologis jam masalah dapat terselesaikan dengan kriteria hasil : - Tentukan lokasi, karakteristik , kualitas, dan
 Control nyeri keparahan nyeri sebelum mengobati pasien
- Mengenal kapan nyeri terjadi (2-4) - Cek adanya riwayat alergi obat
- Menggambarakan faktor penyebab (2-4) - Tentukaan pilihan obat analgesic (narkotika,
- menggunakan tindakan pencegahan (3-4) non-narkotika, atau NSAID) berdasarkan
- Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tipe dan keparahan nyeri
tanpa analgesic (2-4) - Tentukan analgesic sebelunya rute
- Menggunakan analgesic yang pemberian dan dosis untuk mendapatkan
direkomendasikan (1-3) hasil yang optimal
 Tingkat nyeri - Monitor tanda vital sebelum dan setelah
- Nyeri yang dilaporkan (2-4) pemberian analgesic
- panjangnya respon nyeri (3-4) - Berikan kebutuhan kenyamanan dan
- ekspresi wajah wajah (3-4) aktivitas lain yang dapat membantu relaksasi
untuk memfasilitasi penurunan nyeri.
- Informasikan pada pasien yang mendapatkan
obat yang mengandung narkotik
menyebabkan ngantuk kadang terjadi selama
2-3 hari dan setelah itu akan hilang.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


No Dx Keperawatan NOC NIC
2 Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24  Terapi latihan : mobilitas pergerakan sendi
bd.gangguan muskuloskletal
jam masalah dapat terselesaikan dengan kriteria hasil : - Tentukan batasan pergerakan sendi dan
 Pergerakan efeknya terhadap sendi
- Keseimbangan (3-4) - Jelaskan pada keluarga atau pasien manfaat
- Cara berjalan (3-4) dan tujuan melakukan latihan sendi
- Gerakan sendi (3-4) - Monitor lokasi dan kecenderungan adanya
 Ambulasi nyeri dan ketidaknyamananselama
- Berjalan dengan pelan (3-4) pergerakan atau aktivitas
- berjalan dengan cepat (2-4) - Pakaikan baju yang tidak menghambat
- berjalan menaiki tangga (3-4) pergerakan pasien
- jalan menuruni tangga (3-4) - Bantu pasien untuk mendapatkan posisi
tubuh yang optimal dalam melakukan
pergerakan sendi pasif ataupun aktif
- Dukung latihan ROM aktif, sesuai sesuai
jadwal teratur dan terencana
- Lakukan latihan ROM pasif atau ROM
dengan bantuan, sesuai indikasi
- Bantu pasien untuk membuat jawal latihan
ROM aktif
- Dukung pasien untuk melihat pergerakan
tubuh sebelum dan memulai latihan
- Bantu untuk melakukan pergerakan sendi

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


yang ritmis dan terratur sesuai kadar nyeri
yang bisa diintoleransi, ketahan dan
pergerakan sendi
- dukung pasien untuk duduk disamping
tempat tidur (mrnjuntai) atau dikursi sesuai
intoleransi
- Sediakan dukungan positif dalam melakukan
sendi.

No Dx Keperawatan NOC NIC


3 Resiko jatuh bd. Penururnan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24  Terapi latihan : keseimbangan
kekuatan ekstermitas bawah jam masalah dapat terselesaikan dengan kriteria hasil : - Evaluasi fungsi sensorik misalnya,
 Keseimbangan penglihatan, pendengaran, dan propriosepsi
- Memepertahankan keseimbangan posisi - Intruksikan pasien pentingnya terapi latihan
duduk ke berdiri (3-4) dalam menjaga dan meningkatkan
- Mempertahankan keseimbangan saat berdiri keseimbangan
(3-4) - Berikan kesempatan untuk mendiskusikan
- Mempertahankan keseimbangan ketika faktor-faktor yang mempengaruhi ketakutan
berjalan (3-4) akan jatuh
 Cara berjalan - Bantu dengan program penguat pergelangan
- Berjalan lambat karena sakit (2-4) kaki dan berjalan
- Kecepatan sesuai aktivitas (3-4) - Sediakan alat-alat bantu misalnya, tongkat,

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


waker,bantal atau bantalan untuk mendukung
pasien dalam melakukan latihan
- Bantu pasien untuk berpartisipasi dalam
latihan peregangan sambil berbaring, duduk
atau berdiri
- Berikan intruksi bagaimana memposisikan
tubuh dan bagaimana melakukan
gerakanuntuk mempertahankan
keseimbangan selama latihan dan aktivitas
sehari-hari.

Rahmawati Maulidia Form ASKEP Gerontik 2020


IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Tgl No Implementasi Evaluasi
Dx

18/02/2021 1 - Menentukan lokasi, S:


karakteristik , kualitas, dan
keparahan nyeri sebelum - px mengatakan sakit dan kaku pada
mengobati pasien lutut pada pagi hari dan butuh waktu <
- mengecek adanya riwayat 30 menit untuk bisa bangun dari tempat
alergi obat tidur dan berjalan
- Menentukaan pilihan obat - px mengatakan jika terlalu banyak
analgesic (narkotika, non- melakukan aktivitas px mengatakan
narkotika, atau NSAID) sakit pada kakinya sebelah kiri.
berdasarkan tipe dan
keparahan nyeri -px mengatakan saat duduk terlalu
- Menentukan analgesic lama akan merakan sakit dan kaku saat
sebelunya rute pemberian ingin berdiri dan berjalan.
dan dosis untuk
mendapatkan hasil yang P : OA
optimal Q : kaku
- Memoonitor tanda vital R : lutut sebalah kiri
sebelum dan setelah S:6
pemberian analgesic T : disaat pagi hari dan duduk terlalu
- memberikan kebutuhan lama
kenyamanan dan aktivitas O:
lain yang dapat membantu
-Px terlihat kesakitan saat ingin berdiri
relaksasi untuk memfasilitasi
penurunan nyeri. -px terlihat memegangi lutut saat ingin
- menginformasikan pada berjalan
pasien yang mendapatkan
obat yang mengandung - px menggunkan tongkat
narkotik menyebabkan
TTV :
ngantuk kadang terjadi
Nadi : 80 x/mnt
selama 2-3 hari dan setelah
TD : 130/80 mmHg
itu akan hilang.
RR : 22 x/mnt
S : 36.0 ºC

A : masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi
18/02/21 2 - Menentukan batasan S:
pergerakan sendi dan
efeknya terhadap sendi - px mengatakan sakit dan kaku pada
- MenJelaskan pada keluarga lutut pada pagi hari dan butuh waktu <
atau pasien manfaat dan 30 menit untuk bisa bangun dari tempat
tujuan melakukan latihan tidur dan berjalan
sendi - px mengatakan jika terlalu banyak
- Memonitor lokasi dan melakukan aktivitas px mengatakan
kecenderungan adanya nyeri sakit pada kakinya sebelah kiri.
dan ketidaknyamananselama
pergerakan atau aktivitas . Px mengatakan tidak terlalu banyak
- Menyarankan memakai baju melakukan aktivitas seperti dulu karena
yang tidak menghambat sakit lututnya
pergerakan pasien
- Membantu pasien untuk O:
mendapatkan posisi tubuh
- px saat berjalan terlihat pelan dan
yang optimal dalam
hati-hati
melakukan pergerakan sendi
pasif ataupun aktif - -px terlihat memegangi lutut saat
- Mendukung latihan ROM ingin berjalan
aktif, sesuai sesuai jadwal
teratur dan terencana - px menggunkan tongkat
- Melakukan latihan ROM
TTV :
pasif atau ROM dengan
Nadi : 80 x/mnt
bantuan, sesuai indikasi
TD : 130/80 mmHg
- Membantu pasien untuk
RR : 22 x/mnt
membuat jawal latihan ROM
S : 36.0 ºC
aktif
- Mendukung pasien untuk
melihat pergerakan tubuh
sebelum dan memulai latihan A : masalah belum teratasi
- Membantu untuk melakukan
P : Lanjutkan intervensi
pergerakan sendi yang ritmis
dan terratur sesuai kadar
nyeri yang bisa diintoleransi,
ketahan dan pergerakan
sendi
- Mendukung pasien untuk
duduk disamping tempat
tidur (mrnjuntai) atau dikursi
sesuai intoleransi
- Menyediakan dukungan
positif dalam melakukan
sendi
18/02/2021 3 - Mengevaluasi fungsi S:
sensorik misalnya, - px mengatakan jika terlalu banyak
penglihatan, pendengaran, melakukan aktivitas px mengatakan
dan propriosepsi sakit pada kakinya sebelah kiri.
- Mengintruksikan pasien
pentingnya terapi latihan -px mengatakan saat duduk terlalu
dalam menjaga dan lama akan merakan sakit dan kaku saat
meningkatkan keseimbangan ingin berdiri dan berjalan.
- Memberikan kesempatan
O:
untuk mendiskusikan faktor-
faktor yang mempengaruhi - px saat berjalan terlihat pelan dan
ketakutan akan jatuh hati-hati
- Membantu dengan program
penguat pergelangan kaki - -px terlihat memegangi lutut saat
dan berjalan ingin berjalan
- Menyediakan alat-alat bantu
- px menggunkan tongkat
misalnya, tongkat,
waker,bantal atau bantalan -Px mengalami sakit dan kaku pada
untuk mendukung pasien lutut sebalah kiri
dalam melakukan latihan
- membantu pasien untuk TTV :
berpartisipasi dalam latihan Nadi : 80 x/mnt
peregangan sambil TD : 130/80 mmHg
berbaring, duduk atau berdiri RR : 22 x/mnt
- Memberikan intruksi S : 36.0 ºC
bagaimana memposisikan
tubuh dan bagaimana
melakukan gerakan untuk A : masalah belum teratasi
mempertahankan
keseimbangan selama latihan P : Lanjutkan intervensi
dan aktivitas sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai