UEU Journal 4449 Planesa Wahyu Agung Widagdo
UEU Journal 4449 Planesa Wahyu Agung Widagdo
Kali Besar,
Jakarta Barat)
Abstrak
Koridor Kali Besar merupakan salah satu urban heritage district atau kawasan kota tua di Jakarta.
Urban Heritage hadir sebagai kesatuan dari aspek fisik suatu bangunan, ruang publik dan
morfologi kota yang diwariskan untuk generasi saat ini dan yang akan datang. Keberadan urban
heritage sebagai warisan sejarah dan kebudayaan dapat menunjukkan identitas asli sebuah kota.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, Jakarta berkembang mengikuti pola keinginan
masyarakat tanpa memperhatikan eksistensi akar sejarah dan kebudayaan yang ada. Keberadaan
urban heritage semakin tersingkir dan terlupakan akibat modernisasi yang terjadi. Padahal apabila
dikelola dan dimanfaatkan secara tepat, tidak menutup kemungkinan urban heritage tourism dapat
menjadi sumber pendapatan daerah yang dapat mendorong pertumbuhan perekonomian kota.
Pemerintah DKI Jakarta termasuk lambat dalam usaha pengembangan Kawasan Kota Tua Jakarta,
termasuk Kawasan Kali Besar. Selama lebih dari 30 tahun, rencana revitalisasi kota tua hanya
menjadi sekedar wacana, tanpa ada realisasi yang berarti. Kendala-kendala yang dihadapi dalam
usaha pengembangan kawasan kota tua yang telah dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta antara
lain produk unggulan yang kurang berkembang, penurunan kualitas dan kuantitas bangunan di
kawasan kota tua, kurangnya SDM yang berkualitas, kurangnya sarana-prasarana, kurangnya
promosi dan kurangnya peran serta masyarakat. Agar usaha pengembangan dapat berhasil,
diperlukan strategi pengembangan yang tepat. Studi ini bertujuan untuk menentukan strategi
pengembangan urban heritage tourism yang paling tepat, yang dapat diterapkan di Koridor Kali
Besar. Variabel penelitian yang digunakan mencakup beberapa aspek, yaitu kondisi fisik
bangunan, sarana dan prasarana penunjang kegiatan, lalu lintas serta aksesibilitas, dan kondisi
lingkungan, baik alamiah maupun buatan, termasuk di dalamnya kondisi kebersihan, keamanan
dan kenyamanan lingkungan. Penilaian dilakukan melalui pengamatan langsung, penyebaran
kuesioner dan wawancara. Didukung dengan data-data sekunder yang diperoleh. Data-data
variabel penelitian yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan analisis
SWOT. Analisis SWOT merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menyusun suatu
strategi. Strategi diperoleh dengan cara melakukan analisis internal dan eksternal untuk
mengetahui faktor-faktor strength, weakness, opportunity serta threat yang dimiliki oleh obyek
studi. Kemudian tiap faktor dimasukkan kedalam mariks SWOT sehingga keluarlah strategi
pengembangan SO, ST, WO dan WT yang diharapkan.
dan 18. Sejumlah bangunan yang saat ini masih merupakan aset peradaban masa lalu yang punya
berdiri dengan ciri khas bangunan Eropa tempo dulu nilai jual dari sisi pariwisata.
adalah Gedung Asuransi Lloyd, Standard Chartered Dari rumusan masalah tersebut kemudian
Bank, PT. Samudra Indonesia, PT. Bhanda, Graha muncul pertanyaan-pertanyaan yang kemudian
Raksa, dan Toko Merah. menjadi pertanyaan penelitian dan ingin diden-
Pemda DKI terus berupaya untuk menjadi tifikasi di dalam studi ini, yaitu :
kawasan kota tua ini sebagai salah satu tujuan 1. Potensi apa yang masih dimiliki oleh wilayah
wisata. Tapi sejauh ini Kali Besar belum berhasil studi yang dapat dikembangkan?
meraih banyak pemasukan baik dari para wisatawan 2. Kendala-Kendala apa saja yang menjadi
mancanegara maupun domestik. Salah satu penghambat dalam usaha-usaha pengembangan
penyebabnya adalah banyaknya gedung tua yang yang pernah dan akan dilakukan?
tidak terawat. Padahal untuk mendukung kegiatan 3. Bagaimana strategi pengembangan urban heri-
wisata, di sini telah didirikan hotel berbintang lima, tage tourism yang paling tepat guna meng-
Omni Batavia. hidupkan kembali wilayah studi sebagai upaya
Namun tampaknya usaha ini juga kurang pelestarian Urban Heritage?
memberikan hasil yang menggembirakan. Para
tamu hotel tidak tahan duduk berlama-lama ditepi Tujuan Penelitian
Ciliwung meskipun sudah diberi tempat-tempat Tujuan penelitian ini adalah untuk me-
duduk dan lampu taman karena airnya kotor dan nyusun strategi pengembangan urban heritage
berbau. tourism yang dapat menyatukan seluruh aktivitas
Selama lebih dari 30 tahun program itu modern dengan potensi urban heritage yang ada di
dicanangkan, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. wilayah studi berdasarkan potensi serta perma-
Baru setelah 30 tahun lebih, tepatnya pada perte- salahan yang ada, guna menghidupkan kembali
ngahan tahun 2006, Pemerintah Provinsi Jakarta Koridor Kali Besar sebagai upaya pelestarian Urban
mulai menunjukkan keseriusannya dalam Heritage.
menghidupkan kembali kawasan Kota Tua Jakarta. Sedangkan sasaran penelitiannya adalah :
Hal ini ditandai dengan pembangunan semipedes- 1. Mengidentifikasi potensi yang dimiliki wilayah
trian untuk mengawali proyek Revitalisasi Kota Tua studi yang masih dapat dikembangkan.
Jakarta pada tanggal 27 Agustus 2006 lalu sebagai 2. Mengidentifikasi kendala yang menjadi peng-
program unggulan yang dimaksud guna menekan hambat dalam usaha pengembangan yang pernah
arus lalu lintas sehingga memudahkan para pejalan dan akan dilakukan pada wilayah studi.
kaki menikmati Kota Tua.
Melihat lambatnya usaha yang dilakukan Merumuskan strategi pengembangan urban
pemerintah DKI dalam mengembangkan kawasan heritage tourism yang tepat guna menghidupkan
kota tua menjadi kawasan wisata, mendorong kembali wilayah studi.
peneliti untuk melakukan studi ini, untuk lebih jauh
mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi Metode Penelitian
pemerintah maupun pihak-pihak lain yang terkait Teknik pengumpulan data
dalam upaya-upaya pengembangan yang telah Dalam penelitian ini, data yang diperlukan
dilakukan sehingga dapat dijadikan masukan atau meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
pertimbangan dalam penyusunan strategi pengem- yang diperlukan antara lain :
bangan yang tepat ke depan , sesuai dengan potensi, 1. Data gambaran kondisi eksisting fisik ba-
permasalahan, serta aktivitas yang berkembang di ngunan, serta kondisi lingkungan sekitar daerah
kawasan tersebut saat ini. obyek studi.
2. Atraksi serta aktivitas wisata yang ada
3. Ketersediaan serta kondisi akomodasi
Rumusan Permasalahan 4. Ketersediaan serta kondisi fasilitas pendukung:
Dari fakta-fakta yang telah dikumpulkan, 5. Kondisi sarana transportasi
dapat disusun rumusan permasalahan pada 6. Ketersediaan serta kondisi prasarana pendu-
penelitian ini, yaitu: Degradasi kualitas dan kuan- kung:
titas lingkungan beserta bangunan-bangunan tua di 7. Elemen kelembagaan
sepanjang Koridor Kali Besar yang termasuk 8. Penilaian serta keinginan masyarakat terhadap
kedalam kawasan cagar budaya akibat modernisasi kondisi lingkungan obyek studi, termasuk
dan tuntutan pasar, sementara kawasan ini
Jurnal PLANESATM Vol. 1, No. 1, Mei 2010 71
Strategi Pengembangan Wisata Kota Tua Sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Urban Heritage (Studi Kasus : Koridor Kali Besar,
Jakarta Barat)
didalamnya faktor kebersihan, keamanan, ke- Penggunaan teknik analisis SWOT dimak-
nyamanan lingkungan sudkan untuk mengetahui faktor-faktor internal
9. Kendala-kendala yang dihadapi dalam usaha- yaitu strength (kelebihan) dan weakness (kelema-
usaha pengembangan yang pernah dilakukan han), maupun faktor eksternal yaitu opportunity
(peluang/kesempatan) serta threat (ancaman/
Data-data mengenai kondisi eksisting di- tantangan) apa saja pada rencana atau program pe-
dapatkan dengan melakukan survey lapangan secara ngembangan wisata kota lama di wilayah studi,
langsung, sedangkan informasi mengenai penilaian berdasarkan data-data yang telah diperoleh dari
serta keinginan dari masyarakat terhadap kondisi survey primer maupun sekunder. Hasil analisis ini,
bangunan dan lingkungan wilayah studi diperoleh diharapkan dapat menjadi acuan guna menyusun
dari penyebaran kuesioner terhadap masyarakat arahan serta strategi yang tepat dalam pengem-
umum yang pada saat survey dilakukan, sedang bangan urban heritage tourism di kawasan studi.
berada di sekitar Koridor Kali Besar, baik masya-
rakat yang berdomisili di wilayah studi, maupun Identifikasi Faktor Internal
masyarakat pendatang, misalnya melakukan pe- S (Strength)
kerjaan atau kegiatan lain di wilayah studi, bahkan S.1 Undang-Undang dan SK Gubernur
yang hanya sekedar melintasi atau berkunjung ke S.2 Bangunan-bangunan tua di sepanjang Koridor
wilayah studi. Kali Besar
Untuk data mengenai kondisi elemen ke- S.3 Memiliki beberapa bangunan bernilai sejarah
lembagaan yang terkait serta usaha-usaha mengem- tinggi.
bangkan yang telah atau sedang dilakukan berikut S.4 Lokasi yang strategis
kendala-kendala yang dihadapi, didapatkan dengan Tersedianya fasilitas penginapan berbintang 5,
cara wawancara kepada pihak-pihak atau instansi- rumah makan dan parkir yang baik sebagai fasilitas
instansi yang terkait dalam ruang lingkup penelitian, pendukung kegiatan wisata.
yang antara lain adalah Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan DKI Jakarta, W (Weakness)
Sedangkan data sekunder berupa data W.1 Penurunan kualitas dan kuantitas bangunan.
statistik mengenai kondisi pariwisata DKI Jakarta W.2 Kurangnya daya tarik wisata
didapatkan dari instansi yang terkait. W.3 Badan sungai yang dipenuhi sampah
W.4 Kurangnya tingkat keamanan pada malam
Pemilihan Stakeholder hari.
Stakeholder utama adalah pihak Pihak Pe-
merintah, dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Identifikasi Faktor Eksternal
Kebudayaan DKI Jakarta. Pemilihan ini dilakukan O (Opportunity)
karena hanya pihak Pemerintah yang mempunyai O.1 Dukungan dari masyarakat DKI Jakarta
kewenangan untuk membuat strategi dan mengem- O.2 Dukungan dari organisasi peduli kota tua
bangkan Kawasan Kali Besar menjadi salah satu O.3 Pemanfaatan SDM yang berkompeten serta
satu tujuan wisata kota tua di DKI Jakarta. berkualitas
O.4 Pengadaan busway hingga ke Kawasan Kota
Teknik Analisis (Jakarta Barat)
Berdasarkan jenis penelitian serta jenis O.5 Berdekatan dengan beberapa ODTW yang
variable yang akan diamati dalam penelitian ini, bervariatif jenisnya.
maka penelitian ini termasuk jenis analisis kua-
litatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengkaji T (Threat)
informasi tentang aspek-aspek kualitatif (tak
terukur) pada sistem manusia, fisik, sosial dan po- T.1 Bangunan tua yang tidak terawat
litik, serta kaitan timbal balik antar sistem tersebut. T.2 Dampak atraksi dan aktivitas wisata terhadap
Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah kelestarian lingkungan
analisis SWOT. T.3 Kurangnya promosi yang dilakukan baik
SWOT adalah perangkat umum yang di- melalui media cetak maupun media elektronik
desain dan digunakan sebagai langkah awal dalam dalam hal memperkenalkan Kawasan Kali
proses pembuatan keputusan dan sebagai peren- Besar sebagai kawasan yang memiliki potensi
canaan strategis dalam berbagai terapan. urban heritage tourism.
Analisis Faktor Internal Jangka Pendek digunakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
DKI Jakarta dalam jangka pendek adalah strategi
Tabel 1
IFAS Untuk Jangka Pendek
yang memanfaatkan kekuatan (Strenght) dan me-
manfaatkan peluang (opportunity)
Faktor-faktor Strategi
Bobot Rating 2x3
Internal Grand strategi untuk jangka pendek
(1) (2) (3) (4) Dari hasil analisis menggunakan matrik
SWOT terhadap identifikasi faktor internal dan
Kekuatan (S) :
faktor eksternal sebagaimana dijelaskan sebelum-
1. Regulasi yang 14 3 0,42 nya, maka diketahui bahwa strategi yang dipilih
mengatur tentang untuk jangka pendek adalah S-O yaitu strategi yang
pelestarian benda- mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang.
benda cagar budaya.
Analisis Faktor Eksternal Jangka Pendek
2. Adanya bangunan-
bangunan tua di 15 4 0,60 Tabel 2
wilayah studi. EFAS Untuk Jangka Pendek
3. Adanya bangunan Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating 2x3
yang memiliki nilai 15 4 0,60 (1) (2) (3) (4)
sejarah tinggi. Peluang (O) :
4. Keberadaan wilayah 1. Dukungan masyarakat DKI 14 3 0,42
studi yang strategis. 13 3 0,39 Jakarta.
5. Tersedianya fasilitas 2. Dukungan dari organisasi
pendukung wisata. 12 3 0,36 peduli kota tua. 15 3 0,45
3. Pemanfaatan SDM yang
Total (S) 69 2,37 kompeten. 14 3 0,42
Kelemahan (W) : 4. Pengadaan bus Trans Jakarta
1. Adanya penurunan 7 4 0,28 5. Daya tarik/atraksi wisata yang 13 3 0,39
kualitas dan kuantitas berdekatan dengan wilayah
bangunan. studi. 15 4 0,60
2. Daya tarik/atraksi wisata
lain di wilayah studi. 9 4 0,36 Total (O) 71 2,28
3. Kondisi badan sungai Ancaman (T) :
sering dipenuhi sampah. 1. Bangunan-bangunan tua yang 0,36
4. Kurangnya tingkat 7 4 0,28 tidak terawat (mahalnya biaya 9 4
keamanan di malam hari. perawatan).
2. Dampak atraksi dan aktivitas
8 4 0,32 wisata terhadap kelestarian 9 0,36
Total (W) 31 1,24 lingkungan. 4
Total (S + W) 100 3,61 3. Kurangnya promosi untuk
memperkenalkan wilayah studi 11 4 0,44
Namun strategi S-O tersebut masih merupakan Analisis Faktor Eksternal Jangka Panjang
strategi yang bersifat umum dan harus dijabarkan
Tabel 4
lagi ke dalam langkah-langkah atau strategi kecil EFAS Untuk Jangka Panjang
yang akan diimplementasikan lebih lanjut dalam
bentuk rencana tindakan (action plan). Untuk me- Faktor-faktor Strategi
Bobot Rating 2x3
ngetahui langkah-langkah strategi apa saja yang da- Eksternal
pat dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebu- (1) (2) (3) (4)
dayaan DKI Jakarta, dalam rangka melaksanakan Peluang (O) :
strategi S-O yang telah dipilih, akan diuraikan 1.Dukungan dari 13 3 0,39
dalam matrik Grand Strategy, yaitu matrik yang organisasi peduli kota
menguraikan beberapa kemungkinan langkah atau tua.
strategi kecil yang akan dijalankan dalam rangka 2.Pemanfaatan SDM yang 13 3 0,39
mencapai strategi besar (S-O, W-O, S-T dan W-T). kompeten.
3.Daya tarik/atraksi wisata
Tabel 3 yang berdekatan dengan 13 4 0,52
EFAS Untuk Jangka Panjang wilayah studi.
Faktor-faktor Strategi 4.Promosi untuk
Bobot Rating 2x3 memperkenalkan 13 4 0,52
Internal
wilayah studi sebagai
(1) (2) (3) (4)
Urban Heritage.
Kekuatan (S) :
Total (O) 52 1,82
1.Regulasi yang mengatur 11 3 0,33
Ancaman (T) :
tentang pelestarian
1.Dukungan masyarakat 12 3 0,36
benda-benda cagar
DKI Jakarta.
budaya. 12 4 0,48
2.Pengadaan busway. 12 3 0,36
2.Adanya bangunan-
3.Bangunan-bangunan tua
bangunan tua di wilayah 11 3 0,33
yang tidak terawat 12 4 0,48
studi.
(mahalnya biaya
3.Keberadaan wilayah 11 4 0,44
perawatan).
studi yang strategis.
4.Dampak atraksi dan 12 4 0,48
4.Adanya peningkatan 11 4 0,44
aktivitas wisata terhadap
kualitas dan kuantitas
kelestarian lingkungan.
bangunan 11 4 0,44
Total (T) 48 1,68
5.Daya tarik/atraksi wisata
Total (O + T) 100 3,5
lain di wilayah studi.
6.Tingkat keamanan di
malam hari. Berdasarkan nilai pembobotan dari Internal
Total (S) 67 2,46 Factor Analysis Summary (IFAS) dan External
Kelemahan (W) : Factor Analysis Summary (EFAS), diketahui bahwa
1.Adanya bangunan yang 11 4 0,44 strategi yang mempunyai nilai paling besar untuk
memiliki nilai sejarah jangka panjang adalah strategi Strenghtness
tinggi. 11 3 0,33 Opportunity (SO) sebesar 4,28. Hal ini berarti stra-
2.Tersedianya fasilitas tegi yang sebaiknya digunakan oleh Dinas Pari-
pendukung wisata. 11 4 0,44 wisata dan Kebudayaan DKI Jakarta dalam jangka
3.Kondisi badan sungai pendek adalah strategi yang memanfaatkan ke-
sering dipenuhi sampah. kuatan (Strenght) dan memanfaatkan peluang
Total (W) 33 1,21 (opportunity).
Total (S + W) 100 3,67
Grand Strategi Untuk Jangka Panjang
Dari hasil analisis menggunakan matrik
SWOT terhadap identifikasi faktor internal dan
faktor eksternal sebagaimana dijelaskan sebelum-
nya, maka diketahui bahwa strategi yang dipilih
untuk jangka panjang adalah S-O yaitu strategi yang
mampu memanfaatkan kekuatan dan peluang.
74 Jurnal PLANESATM Vol. 1, No. 1, Mei 2010
Strategi Pengembangan Wisata Kota Tua Sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Urban Heritage (Studi Kasus : Koridor Kali Besar,
Jakarta Barat)