Anda di halaman 1dari 3

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS PERTANIAN

MATA PRAKTIKUM : MIKROBIOLOGI PERTANIAN


PROGRAM PENDIDIKAN : PERTANIAN
PROGRAM STUDI/SEMESTER : AGROTEKNOLOGI/ III / GOL ..............
HARI/TANGGAL : :
DOSEN PENGUJI :

1. -Faktor-faktor lingkungan yang menguasai kehidupan bakteri pada Suhu adalah faktor
Nama : RIRIN AMBAWATI
yang terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan, multiplikasi dan kelangsungan
NPM : 19025010001
hidup dari semua organisme hidup. Suhu yang rendah umumya memperlambat
metabolisme seluler, sedangkan suhu yang lebih tinggi meningkatkan taraf kegiatan
Tanda Tangan :
sel. Tetapi tiap organisme memiliki batas suhu terendah, batas-batas terhentinya
tumbuh, dan suhu optimum untuk pertumbuhan dan reproduksi. Ketiga suhu ini
dinamakan suhu kardinal (titik kardinal) yakni meliputi suhu pertumbuhan minimum,
suhu pertumbuhan optimum dan suhu pertumbuhan maksimum.
-Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri adalah pH. Derajat keasaman
atau pH yang optimum untuk pertumbuhan Bacillus adalah pH 7,0. Sebagian besar
mikroorganisme tumbuh dengan baik pada pH 6,0-8,0. Mikroba yang ditumbuhkan
pada media dengan pH 7,0 menunjukkan aktivitas yang tinggi, dengan adanya
gelembung dan endapan warna. Hal ini disebabkan mungkin bakteri tersebut optimum
hidup pada pH 7,0 sehingga metabolit sekunder yang dihasilkan juga optimal.
2. membuat medium NA (Nutrien Agar) NA digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri. Pembuatan medium percobaan ini dengan menggunakan NA (nutrient agar )
dan dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan cara menimbang bahan yang
akan digunakan ke dalam neraca analitik sesuai dengan jumlah yang diperlukan
kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 250 ml, dimana bahan tersebut
adalahaquades,Nadanagar.
Aquades berfungsi sebagai pelarut, NA berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi jamur at
au bakteri, sedangkan agar berfungsi untuk mengentalkan medium. Setelah itu di
panaskan di atas hot plate di ikuti oleh pengadukan dengan menggunakan
batang pengaduk. Tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk
menghomogenkan NA dengan aquades, dimana dengan pemanasan dapat
mempercepat pelarutan dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit
larutan berubah warna dari keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan
larutaan telah homogen. Kemudian dimasukkan kedalam autoklaf dengan mulut
erlenmeyer disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas aluminium diluarnya. Tujuan
dari penutupan ini agar meminimalkan kontaminasi. Pembuatan NA berdasarkan
konsistennya termasuk medium padat dan menurut kegunaannya termasuk media
umum.
-Pada praktikum kedua yaitu pembuatan medium PDA (Potato Dextrose Agar) yang
digunakan untuk menumbuhkan fungi atau jamur, dimana dalam pembuatannya
terlebih dahulu dengan cara memasukkan aquades dan ekstrak kentang kemudian
dipanaskan diatas hot
plate, diikuti oleh pengadukan dengan tujuan dari pemanasan dan pengadukan
ini untuk menghomogenkan PDA dengan aquades, dan pemanasan bertujuan
mempercepat pelarutan dari PDA. Setelah dipanaskan beberapamenit larutan berubah
warna dari keruh menjadi kuning tua, hal ini menunjukkanlarutan
telah homogen. Setelah itu dimasukkan kedalam autoklaf tetapi sebelumdimasukkan
mulut erlenmeyer ditutup dengan kapas dan kemudian dibungkus dengankertas, hal
ini bertujuan agar meminimalkan kontaminasi. PDA termasuk mediumnonsintetik
karena termasuk medium padat sedangkan menurut fungsinya termasukmedium
umum
3. -Kontaminasi yang disebabkan oleh mikroorganisme endofilik (organisme yang hidup
didalam sel atau antar ruang antar sel tanaman) yang sering merupakan tanaman
sumber eksplan, sulit diatasi dengan sterilisasi permukaan.  Keadaan ini disebabkan
oleh koloni bakteri sering tidak muncul pada saat baru dikulturkan pertama kali, tetapi
beberapa minggu kemudian muncul koloni bakteri. Bateri tersebut tetap ada setelah
disubkulturkan beberapakali, karena hidupnya memang secara epifit didalam jaringan
tanaman.
-Proses sterilisasi alat dan media yang akan digunakan memerlukan proses
pembungkusan menggunakan kertas sesuai karakter alat, pada media PDA dan NA
menggunakan erlemeyer sebagai wadah medianya. Setelah itu media akan disterilisasi
dengan autoklaf dengan waktu selama 20 mneit dengan suhu 121 oC dan tekanan 15
lb/in2 dan dilihat perubahannya. Untuk menghilangkan kontaminasi pada media
dilakukan dengan perebusan media sebelum media di buang (Killing) dan setelah itu
dilakukan pencucian alat yang digunakan yaitu erlemyer. Media PDA dan NA yang
terkontaminasi oleh bakteri atau jamur disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena
alat yang digunakan belum steril, bisa juga saat menutup erlemeyer dengan kertas
tidak tertutup rapat sehingga menghasilkan celah bagi bakteri dan jamur, proses kerja
saat setrilisasi alat laboratorium yang jauh dari api bunsen dan tempat kerja untuk
pembuatan media yang belum steril atau belum bersih.
4. Pengambilan sampel untuk isolasi dapat melalui jaringan tanaman dan perakaran
(rhizosfer) dilakukan dengan Teknik isolasi mikroba terbagi menjadi beberapa jenis:
teknik sebar, teknik tuang, dan teknik gores. Teknik sebar dilakukan dengan cara
mengambil sejumlah kecil cairan yang mengandung campuran mikroba dan
meletakannya di medium padat, kemudian cairan diratakan pada permukaan medium
dengan menggunakan spatel bentuk L atau spatel drygalski. Teknik tuang dilakukan
dengan cara mecairkan medium dan memasukkan beberapa ose bahan cair yang akan
diperiksa ke dalam medium yang telah dicairkan tadi, kemudian medium yang sudah
diinokulasi di tuang ke cawan petri yang steril dan digoyang-goyang hingga merata.
Setelah terbentuk koloni, biakan murni dapat dibuat dengan cara mengambil beberapa
ose dari koloni tersebut dan dipindahkan ke medium steril yang lain. Teknik gores
dilakukan dengan menggores biakan di atas media agar padat. Teknik gores terbagi-
bagi menjadi beberapa jenis goresan: goresan kuadran, zigzag

Anda mungkin juga menyukai