Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Kehidupan di dunia seluruhnya dipengaruhi oleh globalisasi yang berkembang


begitu pesat dari tahun ke tahun, bahkan tak terkecuali bidang pemerintahan yang ikut
terpengaruh oleh adanya globalisasi. Bidang pemerintahan yang terpengaruh dapat
dikatakan secara keseluruhan, terutama pemerintahan untuk melaksanakan
pembangunan negaranya. Pembangunan yang dimaksud bukan hanya membangun
secara harfiah, namun membangun yang dimaksud adalah melakukan perubahan pada
tata kehidupan dan penghidupan masyarakat untuk menjadi yang lebih baik dari
sebelumnya.
Tata kehidupan suatu negara sangat kental kaitannya dengan pengelolaan yang
dilakukan oleh lembaga pemerintahan dan juga pemerintah itu sendiri, sehingga tata
kehidupan suatu negara dipengaruhi oleh tata kelola pemerintahan. Tata kelola
pemerintahan merupakan suatu proses dari dijalankannya pemerintahan yang ada, atau
dengan kata lain adalah penyelenggaraan pemerintahan. Penyelenggaraan pemerintahan
adalah pemberian pelayanan publik kepada masyarakat yang dipengaruhi oleh dinamika
politik, ekonomi, perkembangan teknologi informasi, sosial budaya yang ke semuanya
bercampur dan memberi pengaruh penyelenggaraan pemerintahan (Putrijanti et al.
2018).
Penyelenggaraan pemerintahan pada setiap negara berbeda, terlebih adanya
sebutan ‘negara maju’ dan ‘negara berkembang’. Perbedaan tersebut dikarenakan
adanya pengaruh dari faktor-faktor yang ada, seperti cara berpikir yang mengutamakan
kualitas pelayanan, transparansi, integritas, kapasitas pengembangan kemampuan dan
didukung oleh hal lain bersifat non-teknis tetapi sangat menunjang terwujudnya tata
kelola pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan tidak hanya ditentukan
oleh bagaimana pemerintah bekerja tetapi juga ditentukan oleh kebijakan yang diambil
untuk kesejahteraan warga.
Globalisasi yang memengaruhi bidang pemerintahan ini menjadikan adanya
pergeseran konsep dari negara peronda (nachtwachtersstaat) ke konsep welfare state
yang mana pergeseran ini memengaruhi adanya pergeseran dari peran dan aktivitas
yang dilakukan oleh pemerintah. Konsep yang tadinya hanya menjadikan pemerintah
sebagai penjaga ketertiban dan keamanan masyarakat, berubah menjadi memiliki
kewenangan untuk ikut campur dan campur tangan ada segala aspek kehidupan
masyarakat sehingga menyebabkan adanya tindakan aktif ditengah dinamika kehidupan
masyarakat. Namun, meski pemerintah melakukan campur tangan terhadap masyarakat,
aktivitas tersebut harus berdasarkan peraturan yang ada atau perundangan yang berlaku.
Akan tetapi, globalisasi yang ada dan berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka akan sangat mungkin pemerintah melakukan aktivitas campur tangan
dalam menyelesaikan masalah yang timbul tanpa berdasar dari peraturan atau
perundangan yang ada (Dewi 2016).
Tindakan pemerintah yang tidak selalu berdasar pada peraturan atau
perundangan yang ada ini didasarkan adanya inisiatif dari pemerintah sendiri. Hal ini
merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam menyejahterakan umum.
Penyejahteraan umum tersebut senantiasa harus berdasar dari asasa-asas umum
pemerintahan yang baik atau yang dikenal dengan AAUPB. Asas-asas ini memiliki
fungsi sebagai pedoman atau penuntun bagi pemerintah dan juga pejabat administrasi
negara ketika melakukan kegiatan atau aktivitas pemerintahan guna terlaksananya
pemerintahan yang baik, sehingga ini juga sesungguhnya merupakan rambu-rambu bagi
para penyelenggara negara dalam menjalankan tugas. Rambu diperlukan agar tindakan
yang diambil pemerintah sesuai dengan tujuan hukum yang sesungguhnya.
Asas-asas pemerintahan yang baik merupakan isu yang banyak dibicarakan,
terlebih pada saat ini semakin banyaknya pemerintah sebagai penyelenggara tata
pemerintahan melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan sebelumnya.
Selain itu, selain asas-asas pemerintahan yang baik, terdapat pula pemerintahan yang
baik. Namun, pemerintahan yang baik atau lebih dikenal dengan good governance ini
lebih mengarah kepada mengenai tindakan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang
harus dihindarkan oleh pemerintah. Untuk itu, perlu diketahui pentingnya asas
pemerintahan yang baik juga perbedaannya dengan good governance.

Pembahasan
Tata kelola pemerintahan merupakan seluruh mekanisme, proses, dan lembaga-
lembaga di mana warga dan kelompok masyarakat mengutarakan kepentingan mereka,
menggunakan hak hukum, memenuhi kewajiban, serta menjembatani perbedaan-
perbedaan di antara mereka (Pratama 2020). Tata kelola pemerintahan tidak terlepas
dari adanya pemerintahan dan juga pemerintah. Pemerintahan memiliki arti sempit
maupun arti secara luas, begitu pun pemerintah. Pemerintahan dalam arti sempit
merupakan segala kegiatan, fungsi, tugas, dan kewajiban yang dijalakan oleh lembaga
eksekutif untuk mencapai tujuan dari negara, sedangkan dalam arti luas adalah semua
kegiatan yang tersusun atau terorganisir dengan bersumber pada kedaulatan dan
kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah
negara itu demi tercapainya tujuan negara. Di samping itu dari segi struktural
fungsional, pemerintahan memiliki pengertian atau definisi sebagai suatu sistem struktur
dan organisasi dari berbagai macam fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu
untuk mewujudkan tujuan negara. Pemerintah memiliki arti sempit merupakan lembaga
eksekutif, namun secara luar pemerintah memiliki arti yakni merupakan aparatur dari
negara yang terdiri dari semua organ, lembaga, dan badan (singkatnya perlengkapan
negara) yang melaksanakan berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan negara, sehingga
secara singkatnya arti luas dari pemerintah adalah semua lembaga negara mulai dari
tingkat legislatif, eksekutif, dan juga yudikatif (Adhyaksa dan Akhaddhian 2015).
Pengertian pemerintah dan pemerintahan secara singkat dapat diartikan sebagai
yang menjalankan atau menjadi alat untuk menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai
tujuan negara. Dari pengertian ini dapat pula mengartikan tata kelola pemerintahan
sebagai bagaimana proses dan juga mekanisme (atau cara menjalankan) dari kegiatan
untuk mencapai tujuan negara tersebut. Biasanya, pemerintah, pemerintahan, dan tata
kelola pemerintahan ditetapkan secara konstitusional dan terkandung dalam peraturan
atau perundang-undangan yang ada.
Adanya globalisasi yang menyebabkan majunya perkembangan ilmu dan
teknologi serta berbagai aspek lainnya menyebabkan adanya pergeseran konsep dari tata
kelola pemerintahan. Konsep pemerintahan yang tadinya hanya menjadikan pemerintah
sebagai pengawas, menjadikan pemerintah sekarang ini dapat campur tangan meski
dengan berlandaskan pada peraturan perundangan yang ada. Namun, terkadang perlu
adanya campur tangan pemerintah tanpa harus berpacu pada peraturan perundangan
yang ada. Hal ini dikarenakan tata kelola pemerintahan yang baik selalu berkembang
serta mengikuti perkembangan global, tidak mungkin hanya bersifat nasional saja.
Penyelenggaraan pemerintahan adalah untuk memberi pelayanan publik kepada
masyarakat, yang dipengaruhi oleh dinamika politik, ekonomi, perkembangan teknologi
informasi, sosial budaya yang kesemuanya bercampur dan memberi pengaruh
penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu, adanya asas-asas umum pemerintahan yang
baik.
Asas-asas umum pemerintahan yang baik atau nanti disebut juga sebagai
AAUPB asas-asas hukum tidak tertulis, dari mana untuk keadaan-keadaan tertentu
dapat ditarik aturan-aturan hukum yang dapat diterapkan. Pada kenyataannya, AAUPB
ini meskipun merupakan asas, namun tidak semuanya merupakan pemikiran yang
umum dan abstrak, dan dalam beberapa hal muncul sebagai aturan hukum yang konkret
atau tertuang secara tersurat dalam pasal undang-undang serta mempunyai sanksi
tertentu. Meski begitu, AAUPB tetap bukan merupakan hukum peraturan perundangan
yang berlaku, namun lebih kepada acuan untuk menegakkan atau pun melaksanakan tata
kelola pemerintahan berdasarkan konsep, doktrin, kebiasaan yang timbul dalam praktik
penyelenggaraan negara.
AAUPB pada saat ini disahkan dan termasuk ke dalamnya sebagai perundangan
yang pertama kali mengatur mengenai tata laksana pemerintahan yang sesuai dengan
UUD NRI 1945 dan Pancasila pada Undang-undang Nomor 30 tahun 2014. Meski pada
awalnya ini merupakan asas dan bukan merupakan undang-undang yang tertulis, namun
seiring berjalannya waktu dan pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka perlu adanya peningkatan pada tata kelola pemerintahan yang baik.
Untuk itu, Undang-undang Nomor 30 tahun 2014 ini menjadi penting dan diperlukan
bagi semua pihak, baik pemerintah, masyarakat serta PTUN dengan faktor kepentingan
yang berbeda tetapi secara keseluruhan memiliki persamaan yaitu untuk meningkatkan
tata kelola pemerintahan yang baik. Hal ini juga dikarenakan pada undang-undang
tersebut terdapat adanya AAUPB yang merupakan asas untuk melaksanakan suatu
pemerintahan yang baik, maupun putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap
serta praktik pemerintahan.
AAUPB erat kaitannya pula terhadap pelayanan publik, hal ini dikarenakan
untuk mencapai negara yang sejahtera sebagaimana konsep yang digunakan atau
welfare state maka diperlukan pelaksanaan pelayanan publik yang terjamin kualitasnya.
Pelayanan publik bukan hanya dalam administrasi, namun juga penegakkan hukum.
Pada hal administrasi, pelayanan yang berkualitas, prosedur yang jelas, cepat dan biaya
yang pantas terus mengemuka dalam perkembangan penyelenggaraan pemerintahan
merupakan hal yang perlu dan harus terjamin. Hal ini juga dikarenakan seiring
berjalannya waktu, warga semakin mengerti mengenai hak dan kewajiban (terutama
hak) dalam mendapatkan pelayanan yang baik, dan kewajiban pemerintah untuk
memberikan pelayanan publik yang berkualitas (Muhaimin 2018).
Pelayanan publik dimaksudkan sebagai terciptanya kesejahteraan bagi rakyat
Indonesia sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Fungsi pemerintahan yang efisien
dan efektif sesungguhnya telah diatur dalam UU No. 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bebas dan Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
yaitu berdasar atas asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas
kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalisme dan
asas akuntabilitas. Penyelenggaraan berdasarkan UU tersebut juga disebut sebagai good
governance. Dari sini terlihat adanya perbedaan antara AAUPB dan good governance,
yang mana AAUP lebih kepada pelayanan kepada masyarakat secara umum, yang mana
terwujudnya hubungan yang jelas natara hak dan kewajiban, terwujudnya sistem
penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan
korporasi yang baik, penyelenggaraan publik yang sesuai dengan perundangan, dan
terwujudnya erlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik (Solechan 2019).
AAUPB yang terdiri dari asas kepastian hukum, asas kemanfaatan, asas
ketidakberpihakan, asas kecermatan, asas tidak menyalahgunakan kewenangan, asas
keterbukaan, asas kepentingan umum, dan asas pelayanan yang baik, serta terdapat asas
tambahan yaitu : asas keseimbangan, Asas Tidak Mencampuradukkan Kewenangan,
dan asas keadilan dan kewajaran ini cukup terlihat perbedaannya apabila dibandingkan
dengan asas pada good governance. AAUPB lebih lengkap dan menyeluruh
dibandingkan dengan good governance. Wajar, hal ini dikarenakan apabila dilihat, good
governance (di Indonsia terutama) merupakan dasar dari AAUPB yang lebih lengkap
dan juga lebih menyeluruh.

Kesimpulan
Globalisasi yang memengaruhi segala aspek kehidupan, tak terkecuali
memengaruhi aspek pemerintahan. Aspek pemerintahan ini terpangruh oleh globalisasi
menyebabkan adanya perubahan konsep pada pemerintahan, yang mana tadinya
pemerintah hanya sebagai pengawas, namun sekarang menjadi dapat campur tangan
dengan apa yang terjadi di negaranya. Namun, tetap saja tindakan pemerintah harus
berdasar pada peraturan atau undang-undang yang ada. Semakin pesatnya globalisasi
juga menyebabkan meleknya warga terhadap hak juga kewajibannya, terutama hak yang
ingin didapatkannya dari pemerintah. Sehingga, pemerintah ketika melakukan campur
tangan urusan masyarakatnya perlu adanya pelayanan yang baik.
Pelayanan yang baik dari pemerintahan erat kaitannya dengan asas-asas umum
pemerintahan yang baik. Hal ini karena pelayanan publik bukan hanya dalam
administrasi, namun juga penegakkan hukum. Dengan ini, maka terbentunya
kesejahteraan rakyat yang berujung dengan kesejahteraan negara.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai