Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


“MERANCANG KEMBALI ORGANISASI DENGAN SISTEM
INFORMASI”

OLEH

1. HARDIANSYAH (B1C119104)

2. HARDIMAN (B1C119105)

3. HARRY INDRAWAN (B1C119106)

4. HERNINA MPOLO (B1C119107)

5. HUSNUL ANNISA (B1C119108)

6. IDA BAGUS SURYA (B1C119109)

7. INANG SASLINA (B1C119110)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNI
UNIVERSITAS HALU OLEO

1
KENDARI
2020

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah Sistem Informasi Manajemen ” Merancang Kembali Organisasi
Dengan Sistem Informasi “ dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari Sistem Informasi Manajemen.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT. senantiasa meridhai segala usaha kita semua. Amin.

Penulis

Kelompok 7

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1

1.1. LATAR BELAKANG....................................................................................1

1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................................1

1.3. TUJUAN.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................4

2.1. KONSEP DAN KARAKTERISTIK SISTEM...............................................4

2.1.1. Konsep Sistem.........................................................................................4

2.1.2. Karakteristik Sistem................................................................................7

2.2. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN ORGANISASI YANG TERENCANA9

2.3. MENETAPKAN PERSYARATAN INFORMASI UNTUK ORGANISASI.


12

2.4. SISTEM BARU DAPAT MENGUBAH ORGANISASI.............................13

2.5. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI YANG COCOK DENGAN


PERENCANAAN BISNIS......................................................................................14

2.6. MENGIDENTIFIKASI AKTIVITAS INTI PROSES PENGEMBANGAN


SISTEM...................................................................................................................16

BAB III PENUTUP.....................................................................................................20

3.1. KESIMPULAN.............................................................................................20

iii
3.2. SARAN.........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................21

Anonim.2017.Bab 13 mengembangkan sistem informasi (building information


systems).(Diakses 16 Desember 2020)
.http://drediana.blogspot.com/2017/05/bab-13-mengembangkan-sistem-
informasi.html......................................................................................................21

Ruangsinau.2018.Merancang kembali organisasi dengan sistem informasi (sesi 11


-12).(Diakes 16 Desember 2020).
https://ruangsinau.wordpress.com/2018/03/25/merancang-kembali-organisasi-
dengan-sistem-informasi-sesi-11-12/..........................................................................21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Semakin berkembangnya teknologi banyak perubahan-perubahan


dalam dunia organisasi. Organisasi-organisasi kini dirancang dengan SI
(Sistem Informasi). Dengan adanya SI suatu organisasi dapat berjalan lebih
baik, fleksibel dan efisien.

SI terbilang suatu elemen penting dalam sebuah organisasi. Dengan


adanya SI semua kegiatan organisasi dapat terbantu dan dapat berjalan lebih
baik serta dapat mencapai tujuan organisasi dengan lebih mudah.

Karena fungsinya yang sangat penting dalam suatu organisasi itulah SI


banyak digunakan oleh banyak organisasi. Namun, penerapan SI haruslah
dirancang berdasarkan kebutuhan organisasi dan dikemas sesuai dengan
struktur, tugas-tugas, tujuan, budaya, politik dan manajemen organisasi.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah konsep dan karakteristik system itu?
2. Bagaimana system sebagai perubahan organisasi yang terencana?
3. Bagaimana persyaratan informasi untuk organisasi?
4. Bagaimana Sistem Baru dapat Mengubah Organisasi?
5. Apa saja pengembangan sistem informasi yang cocok dengan perencanaan
bisnis?
6. Bagaiamana aktivitas inti proses pengembangan system?

1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dan karakteristik system itu?
2. Untuk mengetahui system sebagai perubahan organisasi yang terencana?
3. Untuk mengetahui persyaratan informasi untuk organisasi?
4. Untuk mengetahui Sistem Baru dapat Mengubah Organisasi?
5. Untuk mengetahui pengembangan sistem informasi yang cocok dengan
perencanaan bisnis?
6. Untuk mengetahui aktivitas inti proses pengembangan system?

2
3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KONSEP DAN KARAKTERISTIK SISTEM

2.1.1. Konsep Sistem

Sistem berasal dari bahasa Yunani, system. Sehingga Gerald,et.al.


(1981) dalam Husaini (2009) mendefinisikan sistem ialah tata cara kerja yang
saling berkaitan, dan bekerjasama membentuk suatu aktivitas atau mencapai
suatu tujuan tertentu. Sementara itu Banghart (1990) dalam Husaini (2009)
menyebutkan bahwa sistem ialah sekelompok elemen-elemen yang saling
berkaitan yang secara bersama-sama diarahkan untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Lebih jauh Murdick & Ross (1982) dalam Husaini (2009)
mendefinisikan sistem sebagai seperangkat unsur yang melakukan suatu
kegiatan atau membuat skema dalam rangka mencapai tujuan dengan
mengolah data dan atau energi serta barang-barang dalam waktu tertentu
untuk menghasilkan informasi dan energy atau benda.

Von Bertalanffy yang dikutip Karhi Nisjar dan Winardi (1997) dalam
Kambey (2006) menyebutkan bahwa a system is a complex of interacting
elements (suatu sistem adalah interaksi unsur-unsur yang bersifat kompleks).

M.J. Alexander (1982) dalam Kambey (2010) menyebutkan bahwa


sistem merupakan sekelompok elemen, baik yang bersifat fisik maupun non

4
fisik yang menunjukkan suatu kumpulan yang saling berhubungan satu sama
lain dan berinteraksi bersama-sama menuju satu atau lebih tujuan sebagai
sasaran akhir dari sistem tersebut.

Lebih jauh James A. O’Brien (1990) dalam Kambey (2010)


memandang sistem dari sudut input, proses, dan output, dengan demikian a
system is a group of interrelated component working together toward a
common goal by accepting inputs and producing outputs in an organized
transformation process (sistem adalah sekumpulan komponen yang terhubung
satu sama lainnya, bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama
dengan menerima masukan dan menghasilkan keluaran dalam suatu proses
transformasi yang terorganisir)

Aceng dan Suryadi (Tim Dosen UPI Bandung) (2009) menyebutkan


bahwa sistem adalah seperangkat komponen yang terdiri dari dua atau lebih,
yang saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain, untuk
mencapai tujuan bersama. Pengertian inipun sejalan dengan Prajudio
Atmosudirdjo (1979) dalam Aceng dan Suryadi (2009) yang menyebutkan
bahwa sistem adalah setiap sesuatu yang terdiri atas objek-objek, atau unsur-
unsur, atau komponen-komponen yang bertata-kaitan dan bertata-hubungan
satu sama lain sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan
suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu. Lebih rinci
William A. Shorde (1995) dalam Eti Rochaety (2008) menyebutkan ada
sekitar enam ciri sebuah sistem, yaitu: perilaku berdasarkan tujuan tertentu,
keseluruhan, keterbukaan, terjadi transformasi, terjadi korelasi, dan memiliki
mekanisme kontrol artinya terdapat kekuatan yang mempersatukan dan

5
mempertahankan sistem yang bersangkutan.

Konsep lain yang terkandung di dalam definisi tentang sistem adalah


konsep sinergi, dimana konsep ini mengandaikan bahwa di dalam suatu sistem
output dari organisasi diharapkan lebih besar daripada output individual atau
output masing-masing bagian. Kegiatan bersama dari bagian yang terpisah
tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan menghasilkan efek total
yang lebih besar daripada jumlah bagian secara individu dan terpisah
(Mudrick et.al:1984) dalam Wahyudi (2004). Karena itulah sistem organisasi
mengutamakan pekerjaan-pekerjaan di dalam tim. Selain itu cara pandang
sistem mensyaratkan suatu pelaksanaan pekerjaan secara integratif, baik
menyangkut manusia, peralatan, metode, maupun sumberdaya yang
dimanfaatkan.

6
2.1.2. Karakteristik Sistem
1. Memiliki komponen :

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling


berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-
komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian
dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu
mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap
subsistemmempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan
suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih
besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat
disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem
yang lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau
dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat
disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan
dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah
subsistemnya.

2. Batas sistem (boundary) :

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara


suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environment)

Adalah apapun di luar batas dari sistem yang


mempengaruhi operasi sistem.

7
4. Penghubung sistem (interface) :

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan


subsistem yang lainnya.

5. Masukan sistem (input) :

Merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem.


Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan
masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalahenergi
yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal
input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai
contoh didalam sistem komputer, program adalah maintanance input
yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah
signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran sistem (Output) :

Merupakan hasil dari energi yang diolah oleh sistem.

7. Pengolah sistem (Process) :

Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi


keluaran yang diinginkan.

8. Sasaran sistem

Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak


akan ada gunanya.

8
2.2. SISTEM SEBAGAI PERUBAHAN ORGANISASI YANG TERENCANA

Membangun sebuah sistem informasi yang baru merupakan salah satu


jenis dari perubahan organisasi yang terencana. Karena dalam membuat suatu
sistem informasi yang baru membutuhkan lebih dari software  dan hardware.
Ketika kita merancang sebuah sistem informasi yang baru maka kita juga
mendesain ulang suatu organisasi tersebut. Seorang percancang sistem harus
benar-benar memahami bagaimana sebuah sistem akan mempengaruhi proses
bisnis secara spesifik dan organisasi itu sendiri.

1. Pengembangan Sistem dan Perubahan Organisasi

Teknologi informasi dapat mendorong perubahan organisasi. Peraga


13-1 menunjukan 4 macam perubahan struktur organisasi yang dapat
dipengaruhi oleh teknologi informasi:

a. automation,
b. rationalization,
c. business process redesign, dan
d. paradigm shifts.

Masing-masing mempunyai resiko dan penghargaan yang


berbeda.Yang paling umum dari teknologi informasi yang dapat
mempengaruhi perubahan organisasi adalah automation (otomatisasi).
Penerapan pertama dari teknologi informasi yaitu membantu pekerja dalam
menjalankan tugas mereka agar lebih efektif dan efisien.

9
Bentuk yang lebih dalam dari perubahan organisasi yang mengikuti au
tomation adalah rationalization of procedures (prosedur rasionalisasi).
Prosedur Rasionalisasi adalah pelurusan prosedur standar operasi. Prosedur
Rasionalisasi biasanya ditemukan dalam program untuk pembuatan seri
perbaikan kualitas yang berkelanjutan dalam produk.

Tipe yang lebih kuat dari perubahan organisasi adalah business


process redesign (rancangan ulang proses bisnis), dimana proses bisnis adalah
menganalisis, menyederhanakan, dan merancang ulang. Prosedur rasionalisasi
dan rancangan ulang proses bisnis terbatas pada bagian spesifik dari sebuah
bisnis. Sistem informasi yang baru pada akhirnya dapat meempengaruhi
rancangan dari sebuah organisasi dengan merubah bagaimana organisasi
tersebut keluar dari bisnis tersebut atau bahkan sifat dari bisnis itu sendiri.

Bentuk perubahan bisnis yang lebih radikal ini disebut


sebagai paradigm shift (pergeseran paradigma). Sebuah pergeseran paradigma
melibatkan pemikiran ulang sifat dari bisnis dan organisasi tersebut.
Pergeseran paradigma dan rekayasa ulang biasanya gagal karena perubahan
organisasi secara luas itu sangat sulit.

2. Perancangan Ulang Proses Bisnis

Manajemen proses bisnis menyediakan berbagai alat dan metodologi


untuk menganalisis proses yang ada, merancang proses yang baru dan
mengoptimalkan proses tersebut. Perusahaan melakukan manajemen proses
bisnis melalui langkah-langkah berikut:

 Mengidentifikasi proses untuk perubahan

Salah satu penetapan strategi yang paling penting dimana sebuah


perusahaan dapat membuat untuk tidak memutuskan bagaimana menggunakan

10
komputer untuk memperbaiki proses bisnis, tapi memahami bisnis apa yang
butuh untuk diperbaiki.

 Menganalisis proses yang ada

Proses bisnis yang ada harus termodel dan terdokumentasi,


memperhatikan input, output, sumber daya, dan urutan aktivitas.

 Merancang proses yang baru

Suatu proses yang ada dipetakan dan diukur dalam kurun waktu dan
biaya, tim perancang proses akan mencoba memperbaiki proses yang ada
dengan merancang yang baru.

 Mengimplementasikan proses yang baru

Suatu proses yang telah termodel dan dianalisis, harus diterjemahkan


ke dalam sebuah kesatuan prosedur dan aturan kerja yang baru.

 Pengukuran yang berlanjut

Suatu proses yang telah diimplementasikan dan dioptimalkan,


membutuhkan pengukuran yang berlanjut. Karena proses mungkin akan
memburuk.

3. Peralatan untuk Manajemen Proses Bisnis

Lebih dari 100 perusahaan software menyediakan perlatan untuk


menunjang berbagai aspek dari manajemen proses bisnis, termasuk IBM,
Oracle, dan TIBCO. Peralatan ini membantu mengidentifikasi bisnis dan
memproses dokumen yang memerlukan perbaikan, menciptakan model
perbaikan proses, menangkap dan melaksanakan aturan bisnis untuk

11
melakukan proses, dan mengintegrasikan sistem yang ada untuk mendukung
proses yang baru. Peralatan software manajemen proses bisnis juga
menyediakan analitik untuk memverifikasi pelaksanaan proses yang telah
diperbaiki dan untuk mengukur akibat dari perubahan proses terhadap
indikator pelaksanaan bisnis.

Beberapa peralatan dokumen dan monitor proses bisnis untuk


membantu perusahaan mengidentifikasi ketidakefisienan,
menggunakan software untuk menghubungkan dengan sistem yang lain yang
digunakan oleh perusahaan tersebut untuk proses tertentu untuk
mengidentifikasi titik kesalahan. Selain itu peralatan juga mengotomatisasi
beberapa bagian dari proses bisnis dan melaksanakan aturan bisnis sehingga
kinerja pekerja dalam proses lebih efektif dan efisien. Fungsi ketiga yaitu
peralatan membantu bisnis mengintegrasikan sistem mereka yang ada untuk
mendukung proses perbaikan.

2.3. MENETAPKAN PERSYARATAN INFORMASI UNTUK


ORGANISASI.

Dua prinsip metodologi untuk menetapkan persyaratan informasi dari


organisasi sebagai satu kesatuan adalah :

1. Analisis Enterprise (Perencanaan Sistem Bisnis)

Analisis ini berargumen bahwa persyaratan informasi perusahaan


hanya bisa dipahami dengan cara melihat organisasi secara keseluruhan dalam
hal unit organisasi, fungsi, proses, dan unsure-unsur data.

2. Analisis Strategis atau faktor-faktor Penting Kesuksesan

12
Pendekatan ini berpendapat bahwa persyaratan informasi organisasi
ditentukan oleh sejumlahg kecil factor-faktor penting kesuksesan (CSF) dari
manajer. Kekuatan dari metode CSF adalah Ia menghasilkan set data yang
lebih kecil untuk dianalisis daripada yang dihasilkan oleh analisis enterprise.
Sedangkan kelemahan utama metode ini adalah proses pengumpulan dan
analisis data dilakukan dalam format seni.

3. Pengembangan sistem dan Perubahan Organisasi

Sistem informasi yang baru bisa menjadi alat yang ampuh bagi
perubahan organisasi, memungkinkan organisasi, memungkinkan organisasi
merancang ulang struktur, cakupan, kekuatan relasi, alur kerja, produk, dan
layanan mereka.

2.4. SISTEM BARU DAPAT MENGUBAH ORGANISASI

Sistem informasi sebagai perubahan organisasi yang


terencana. Pengenalan sistem informasi baru tidak hanya melibatkan
perangkat keras dan perangkat lunak.Ini juga mencakup tentang perubahan
pekerjaan, keterampilan, manajemen, dan organisasi.Dalam filsafat
sociotechnical,jika suatu organisasi tidak bisa menggunakansistem
informasi yang baru, maka perlu dilakukan desainulang organisasi.

Satu hal penting untuk mengetahui tentang pembangunan sebuah


sistem informasi baruyaitu proses perencanaan perubahan organisasi.
Perancang sistem harus memahami bagaimana satu sistem akan
mempengaruhi organisasi secara keseluruhan, memfokuskan terutama
pada konflik organisasi dan perubahan pada tempat kedudukan dari ciri-
ciri keputusan.

13
Perancanasistem juga harus mempertimbangkan bagaimana sifat
alami kelompok kerja terhadap pergantian sistem baru. Sistem baru dapat
berhasilsecara teknis kecuali terjadi kegagalan organisasional akibat satu
kegagalan dalam sosial dan proses politik dalam membangun system.

Analis dan perancangbertanggung jawab untuk memastikan bahwa


anggota inti organisasi berpartisipasi dalam proses pembuatan system baru.

2.5. PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI YANG COCOK DENGAN


PERENCANAAN BISNIS

Suatu organisasi yang memutuskan menggunakan system yang


baru akan berpikir untuk membangun sistem menjadi komponen penting dari
proses perencanaan organisasi. Organisasi perlu mengembangkan
rencana sistem informsasi yang mendukung seluruh rencana bisnis
mereka danmenggabungkan sistem yang strategis sampai tingkat atas
perencanaan. Satu proyek tertentu yang telah dipilih dalam konteks keseluruhan
rencana strategis untuk area sistem, maka sistem informasi yang terencana dapat
dikembangkan.Rencanatersebut berfungsi sebagai petunjuk dalam
pengembangan sistem, dasar pemikiran, situasi saat ini, strategi
pengelolaan, rencana pelaksanaan, dan anggaran dana.

Hal mendasar dalam pengembangan sistem yaitu penganalisa


sistem yangmerupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan
sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan
pemakai akhir.

Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :

14
 Produktifitas, saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih
bagus dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak
programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi
kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengambangkan sendiri,
bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih
baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan untuk
perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan
perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.

 Realibilitas, waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara


umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem.
Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan di
berbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya sangat
tidak mudah untuk mengubahnya. Jika terjadi kesalahan, ada dua
cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan pelacakan sumber
kesalahan dan harus menemukan cara untuk mengoreksi
kesalahan tersebut dengan mengganti program, menghilangkan
sejumlah statement lama atau menambahkan sejumlah statement
baru.

 Maintabilitas, perawatan mencakup ;Pengelola sistem informasi


terorganisasi dalam suatu struktur manajemen. Oleh karena itu
bentuk / jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan
level manajemennya.
 Manajemen level atas : untuk perencanaan strategis,
kebijakan dan pengambilan keputusan.
 Manajemen level menengah : untuk perencanaan taktis.

15
 Manajemen level bawah : untuk perencanaan dan
pengawasan operasi.
 Operator : untuk pemrosesan transaksi dan merespon
permintaan.

Untuk pengembangan sebuah sistem informasi diperlukan


struktur manajemen organisasi personil. Strutktur dasarnya:

 Direktur Sistem Informasi


 Manajer Pengembangan Sistem
 Analis Sistem
 Programmer
 Manejer Komputer dan Operasi.

2.6. MENGIDENTIFIKASI AKTIVITAS INTI PROSES


PENGEMBANGAN SISTEM

1. Perlunya Pengembangan Sistem

Dengan seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu


tidak selamanya dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada
perubahan terhadap sistem tersebut baik dengan cara memperbaiki sistem
yang lama ataupun jika perlu untuk mengganti sistem yang lama. Ada
beberapa hal yang mendasari hal tersebut, antara lain:

 Ada permasalahan pada sistem yang lama.

Permasalahan yang dimaksud disini seperti adanya ketidakberesan


pada sistem yang lama sehingga hasilnyapun tidak sesuai dengan yang

16
diharapkan. Contohnya : terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja
ataupun tidak yang menyebabkan data pada suatu perusahaan tidak
dapat terjamin kebenarannya, adanya kesempatan atau peluang anggota
dari sistem tersebut untuk melakukan kecurangan. Permasalahan yang
lain juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan organisasi tersebut.
Contohnya pada sebuah perusahaan perdagangan yang berkembang yang
sebelumnya hanya sebatas dalam kota kini hingga nasional bahkan
internasional. Pertumbuhan organisasi (perusahaan) memaksa sistem
yang dimiliki sebelumnya harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja
dari perusahaan tersebut, misalnya transaksi yang sebelumnya bersifat
konvensional kini lebih moderen dengan memanfaatkan internet.

 Untuk meraih kesempatan (opportunities)

Sebuah sistem harus diperbaiki atau dikembangkan juga disebabkan


untuk meraih kesempatan dari suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya pada
tingkat manajer pada sebuah perusahaan dituntut untuk cepat
menghasilkan suatu kebijakan agar perusahaan mendapatkan keuntungan
yang lebih banyak, sehingga perusahaan tersebut memanfaatkan Sistem
Pendukung Keputusan agar kebijakan yang didapat lebih cepat.

 Adanya intruksi-intruksi (directives)

Sistem harus diperbaharui atau dikembangkan juga disebabkan oleh


faktor eksternal seperti pemerintah. Adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah memaksa sebuah perusahaan menggunakan sistem yang tidak
bertentangan dengan kebijakan tersebut.Pengembangan atau pembuatan
sebuah sistem tentu tidak memakan biaya yang sedikit, sehingga
organisasi harus secara bijak menentukan apakah sistem yang digunakan

17
masih layak untuk dipakai atau sudah harus dikembangkan atau
diganti. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat sebuah
sistem harus diperbaiki adalah : keluhan dari pelanggan, pengiriman
barang yang sering tertunda, pembayaran gaji yang terlambat,
ketidakberesan keuangan, persediaan barang yang terlalu tinggi, investasi yang
tidak efisien, dll.

Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem


informasi adalah sebagai berikut:

 Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan


kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
 Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program,
prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk
mendukung sistem informasi
 Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara
akurat. Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan
mengoperasikan perangkat lunak
 Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru,
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
 Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan
melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
 Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan
seberapa bagus sistem telah dioperasikan.

Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di


atas merupakan model klasik dari pengembangan sistem informasi.

18
Model-model baru, seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi
dikembangkan dari model klasik di atas.

2. Analisis Sistem

Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:

 Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan


kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem
sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
 Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi
atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau
tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi.
 Mengimplementasikan ide atau teknologi baru. Meningkatkan
performansi system secara keseluruhan.

19
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Sistem adalah konsep sinergi, dimana konsep ini mengandaikan bahwa


di dalam suatu sistem output dari organisasi diharapkan lebih besar daripada
output individual atau output masing-masing bagian. Kegiatan bersama dari
bagian yang terpisah tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan
menghasilkan efek total yang lebih besar daripada jumlah bagian secara
individu dan terpisah (Mudrick et.al:1984) dalam Wahyudi (2004).

Membangun sebuah sistem informasi yang baru merupakan salah satu


jenis dari perubahan organisasi yang terencana. Karena dalam membuat suatu
sistem informasi yang baru membutuhkan lebih dari software  dan hardware.
Ketika kita merancang sebuah sistem informasi yang baru maka kita juga
mendesain ulang suatu organisasi tersebut. Seorang percancang sistem harus
benar-benar memahami bagaimana sebuah sistem akan mempengaruhi proses
bisnis secara spesifik dan organisasi itu sendiri.

3.2. SARAN
Dalam merancang sebuah organisasi diperlukan adanya suatu sistem
informasi. Karena pentingnya sistem informasi dalam sebuah organisasi maka
banyak perusahaan yang menggunakan SI. Namun ada baiknya juga apabila
SI yang digunakan dalam suatu perusahaan disesuaikan dengan struktur,
tugas-tugas, tujuan, budaya, politik dan manajemen organisasi.

20
1.3.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010. Konsep dasar memahami system dalam organisasi. . (Diakses 16


Desember 2020). http://taliabupomai.blogspot.com/2010/05/konsep-dasar-
memahami-sistem-dalam.html#:~:text=(1981)%20dalam%20Husaini
%20(2009,atau%20mencapai%20suatu%20tujuan%20tertentu

Anonim.2017.Bab 13 mengembangkan sistem informasi (building information


systems).(Diakses 16 Desember 2020)
.http://drediana.blogspot.com/2017/05/bab-13-mengembangkan-sistem-
informasi.html

Pranoto,Hamdani.2016. Desain ulang organisasi dengan sistem informasi. (Diakses


16 Desember 2020).https://docplayer.info/33525934-Desain-ulang-
organisasi-dengan-sistem-informasi.html

Ruangsinau.2018.Merancang kembali organisasi dengan sistem informasi (sesi 11


-12).(Diakes 16 Desember 2020).
https://ruangsinau.wordpress.com/2018/03/25/merancang-kembali-
organisasi-dengan-sistem-informasi-sesi-11-12/

22
23

Anda mungkin juga menyukai