Anda di halaman 1dari 29

TUGAS

AUDITING 1
DOSEN PENGAMPU : Dr. Mulyati Akib, S.E (Akt)., M.Si

OLEH

HARRY INDRAWAN
B1C1 19 106

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021

A Paket 200.indb 1 8/5/2015 10:04:55 AM


Standar Audit

Standar audit
Sa 220

Pengendalian Mutu untuk Audit


atas Laporan Keuangan

A Paket 200.indb 2 8/5/2015 10:04:55 AM


Standar audit 220
Pengendalian mutu untuk audit atas laporan
Keuangan

(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)

DAFTAR ISI
Paragraf

Pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 1
Sistem Pengendalian Mutu dan Peran Tim Perikatan ....... 2–4
Tanggal Efektif ................................................................... 5
Tujuan ...................................................................................... 6
Definisi ................................................................................... 7
Ketentuan
Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit ............ 8
Ketentuan Etika yang Relevan .......................................... 9–11
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan
dengan Klien dan Perikatan Audit .................... …….... 12–13
Penugasan Tim Perikatan................................................... 14
Pelaksanaan Perikatan ....................................................... 15–22
Pemantauan........................................................................ 23
Dokumentasi ...................................................................... 24–25
Materi Penerapan dan Penjelasan lain
Sistem Pengendalian Mutu dan Peran Tim Perikatan ....... A1–A2
Tanggung jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit ............. A3
Ketentuan Etika yang Relevan ........................................... A4–A7
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan
dengan Klien dan Perikatan Audit ................................ A8–A9
Penugasan Tim Perikatan................................................... A10–A12
Pelaksanaan Perikatan ....................................................... A13–A31
Pemantauan........................................................................ A32–A34
Dokumentasi....................................................................... A35

Standar Audit (“SA”) 220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan
Keuangan” harus dibaca bersama dengan SA 200, “Tujuan Keseluruhan
Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit.”

ii
Standar Audit

1 Pendahuluan
2
3 Ruang Lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) mengatur tanggung jawab tertentu
5 auditor dalam memperhatikan prosedur pengendalian mutu
6 untuk audit atas laporan keuangan. SA ini juga mengatur,
7 jika relevan, tanggung jawab penelaah pengendalian mutu
8 perikatan. SA ini harus dibaca bersama dengan ketentuan
9 etika yang relevan.
10
11 Sistem pengendalian mutu dan peran tim perikatan
12 2. Sistem, kebijakan, dan prosedur pengendalian mutu
13 merupakan tanggung jawab KAP. Berdasarkan SPM 1,
14 KAP berkewajiban untuk menetapkan dan memelihara suatu
15 sistem pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan
16 memadai bahwa:
17 (a) KAP dan personelnya mematuhi standar profesi serta
18 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku.
19 (b) Laporan yang diterbitkan oleh KAP atau rekan perikatan
20 telah sesuai dengan kondisinya.1
21 SA ini didasarkan atas suatu basis bahwa KAP harus mematuhi
22 ketentuan yang terdapat dalam SPM 1 atau ketentuan
23 yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, jika
24 ketentuan tersebut lebih ketat. (Ref: Para. A1)
25
26 3. Dalam hubungan dengan sistem pengendalian mutu KAP,
27 tim perikatan bertanggung jawab untuk menerapkan prosedur
28 pengendalian mutu yang dapat diterapkan terhadap perikatan
29 audit dan memberikan informasi yang relevan kepada KAP
30 untuk memungkinkan berfungsinya sistem pengendalian
31 mutu KAP yang berhubungan dengan independensi.
32
33 4. Tim perikatan berhak untuk mengandalkan sistem
34 pengendalian mutu KAP, kecuali informasi yang disediakan
35 oleh KAP atau pihak lain menunjukkan sebaliknya. (Ref: Para.
36 A2)
37
38
39
40 1
SPM1, “Pengendalian Mutu Bagi Kantor Akuntan Publik yang Melaksanakan
41 Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya) dan Perikatan
42 Selain Asurans,” paragraf 11.

SA 220.1

A Paket 200.indb 2 8/5/2015 10:04:55 AM


1 Tanggal Efektif
2 5. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
3 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
4 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
5 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
6 Emiten.
7
8
9 Tujuan
10
11 6. Tujuan auditor adalah untuk mengimplementasikan prosedur
12 pengendalian mutu pada tingkat perikatan untuk memberikan
13 keyakinan memadai bagi auditor bahwa:
14 (a) Audit telah dilakukan dengan mematuhi standar
15 profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
16 berlaku; dan
17 (b) Laporan auditor yang diterbitkan telah sesuai dengan
18 kondisinya.
19
20
21 Definisi
22
23 7. Untuk tujuan SA, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna
24 sebagai berikut:
25 (a) Rekan perikatan 2: Rekan atau personel lain dalam
26 KAP yang bertanggung jawab atas perikatan dan
27 pelaksanaannya dan atas laporan yang diterbitkan
28 atas nama KAP, serta yang, ketika disyaratkan, memiliki
29 wewenang yang tepat dari organisasi profesi, atau badan
30 pengatur.
31 (b) Penelaahan atas pengendalian mutu perikatan: Suatu
32 proses yang dirancang untuk menyediakan suatu
33 evaluasi yang objektif pada saat atau sebelum tanggal
34 laporan tentang pertimbangan signifikan yang dibuat
35 oleh tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik dalam
36 merumuskan laporan tersebut. Proses penelaahan
37 pengendalian mutu perikatan berlaku untuk audit atas
38 laporan keuangan bagi entitas yang merupakan emiten
39
40
41 2
“Partner Perikatan,” “Partner,” dan “KAP” harus dibaca mengacu pada sektor
42 publik yang relevan.”

SA 220.2
Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan

1 dan untuk perikatan lain, jika relevan, yang menurut


2 KAP perlu diterapkan penelaahan pengendalian mutu
3 perikatan.
4 (c) Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan,
5 personel lain dalam KAP, personel di luar KAP dengan
6 kualifikasi yang sesuai, atau suatu tim yang terdiri dari
7 individu-individu tersebut, yang tidak satupun dari
8 mereka merupakan bagian dari tim perikatan, dengan
9 pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat untuk
10 mengevaluasi secara objektif pertimbangan signifikan
11 yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang
12 ditarik dalam merumuskan laporan auditor.
13 (d) Tim perikatan: Semua rekan dan staf yang melaksanakan
14 perikatan, setiap individu yang ditugasi oleh KAP atau
15 KAP jejaring yang melaksanakan prosedur audit dalam
16 perikatan tersebut. Tim ini tidak mencakup pakar auditor
17 di luar KAP yang ditugaskan oleh KAP atau suatu KAP
18 jejaring.3
19 (e) KAP: Praktisi tunggal, suatu persekutuan atau korporasi,
20 atau entitas lain dari akuntan profesional.
21 (f) Inspeksi: Dalam hubungannya dengan perikatan
22 yang telah selesai, prosedur yang dirancang untuk
23 menyediakan bukti atas kepatuhan tim perikatan terhadap
24 kebijakan dan prosedur pengendalian mutu KAP.
25 (g) Emiten: Suatu entitas yang saham atau utangnya
26 dicatatkan di pasar modal yang diakui, atau dipasarkan
27 di bawah regulasi pasar modal yang diakui atau badan
28 lain yang setara.
29 (h) Pemantauan: Suatu proses yang terdiri dari pertimbangan
30 dan pengevaluasian secara terus menerus terhadap
31 sistem pengendalian mutu KAP, termasuk suatu
32 inspeksi periodik terhadap sejumlah perikatan yang telah
33 selesai yang dirancang untuk menyediakan keyakinan
34 memadai bagi KAP bahwa sistem pengendalian mutunya
35 beroperasi secara efektif.
36 (i) KAP Jejaring: Suatu KAP atau entitas yang menjadi
37 bagian dari suatu jejaring.
38 (j) Jejaring: Suatu struktur yang lebih besar:
39
40
41 3
SA 620, “Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor,” paragraf 6(a), mendefinisikan
42 istilah “pakar auditor.”

SA 220.3

8/5/2015 10:04:55 AM
A Paket 200.indb 3
1 (i) Yang ditujukan untuk kerja sama, dan
2 (ii) Yang secara jelas ditujukan untuk berbagi laba
3 atau biaya atau berbagi kepemilikan bersama,
4 pengendalian atau manajemen bersama, prosedur
5 dan kebijakan pengendalian mutu bersama,
6 strategi bisnis bersama, penggunaan nama merek
7 bersama, atau suatu bagian signifikan sumber daya
8 profesional.
9 (k) Rekan: Individu dengan wewenang yang mengikat KAP
10 yang berkaitan dengan pelaksanaan perikatan jasa
11 profesional yang dilaksanakan oleh individu tersebut.
12 (l) Personel: Rekan dan staf.
13 (m) Standar profesi: SA dan ketentuan etika yang relevan.
14 (n) Ketentuan etika yang relevan: Ketentuan etika yang harus
15 dipatuhi oleh tim perikatan dan penelaah pengendalian
16 mutu perikatan, yang terdiri dari Bagian A dan Bagian
17 B dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik (“Kode Etik”),
18 beserta ketentuan terkait lainnya yang lebih ketat dari
19 ketentuan Kode Etik.
20 (o) Staf: Staf profesional, selain rekan, termasuk pakar yang
21 dipekerjakan oleh KAP.
22 (p) Individu eksternal dengan kualifikasi yang sesuai: Individu
23 di luar KAP dengan kompetensi dan kemampuan untuk
24 bertindak sebagai contoh: (i) seorang rekan KAP lain, (ii)
25 seorang karyawan (dengan pengalaman yang memadai)
26 dari suatu badan akuntansi profesional yang anggotanya
27 dapat melaksanakan audit atas informasi keuangan
28 historis (jika relevan), atau (iii) seorang karyawan dari
29 suatu organisasi yang menyediakan jasa pengendalian
30 mutu yang relevan (jika relevan).
31
32
33 Ketentuan
34
35 Tanggung Jawab Kepemimpinan atas mutu audit
36 8. Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas keseluruhan
37 mutu setiap perikatan audit yang ditugaskan kepada rekan
38 yang bersangkutan. (Ref: Para. A3)
39
40 Ketentuan Etika yang relevan
41 9. Selama perikatan audit, rekan perikatan harus tetap waspada,
42 melalui observasi dan permintaan keterangan selama

SA 220.4
1 diperlukan, terhadap bukti atas ketidakpatuhan anggota tim
2 perikatan terhadap ketentuan etika yang relevan. (Ref: Para.
3 A4-A5)
4
5 10. Apabila terdapat hal yang menjadi perhatian rekan perikatan
6 melalui sistem pengendalian mutu KAP atau sebaliknya
7 yang mengindikasikan bahwa anggota tim perikatan tidak
8 mematuhi ketentuan etika yang relevan, maka rekan perikatan
9 harus menentukan tindakan yang tepat setelah berkonsultasi
10 dengan pihak lain dalam KAP. (Ref: Para. A5)
11
12 Independensi
13 11. Rekan perikatan harus menarik kesimpulan atas kepatuhan
14 terhadap ketentuan independensi yang berlaku dalam
15 perikatan audit. Dalam melakukan hal tersebut, rekan
16 perikatan harus: (Ref: Para. A5)
17 (a) Memperoleh informasi yang relevan dari KAP dan,
18 jika relevan, KAP jejaring, untuk mengidentifikasi dan
19 mengevaluasi kondisi dan hubungan yang menciptakan
20 ancaman terhadap independensi;
21 (b) Mengevaluasi informasi tentang pelanggaran yang
22 teridentifikasi, jika ada, terhadap kebijakan dan
23 prosedur independensi KAP untuk menentukan apakah
24 pelanggaran tersebut menciptakan ancaman terhadap
25 independensi bagi perikatan audit; dan
26 (c) Melakukan tindakan yang tepat untuk menghilangkan
27 ancaman atau menguranginya ke tingkat yang dapat
28 diterima dengan menerapkan pencegahan, atau apabila
29 dipandang tepat, menarik diri dari perikatan audit, ketika
30 penarikan diri tersebut dimungkinkan oleh peraturan
31 perundangan-undangan yang berlaku. Rekan perikatan
32 harus melaporkan dengan segera kepada KAP setiap
33 ketidakmampuan dalam menyelesaikan hal tersebut agar
34 dapat dilakukan tindakan yang tepat. (Ref: Para. A6–A7)
35
36 Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan
37 Perikatan Audit
38 12. Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa prosedur yang
39 tepat atas penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan
40 klien dan perikatan audit telah diikuti, dan harus menentukan
41 bahwa kesimpulan yang ditarik dalam hal ini sudah tepat.
42 (Ref: Para. A8–A9)

SA 220.5
1 13. Jika rekan perikatan memperoleh informasi yang dapat
2 menyebabkan KAP untuk menolak perikatan audit seandainya
3 informasi tersebut tersedia lebih awal, maka rekan perikatan
4 harus mengomunikasikan informasi tersebut dengan segera
5 kepada KAP, sehingga KAP dan rekan perikatan dapat
6 melakukan tindakan yang diperlukan. (Ref: Para. A9)
7
8 Penugasan Tim Perikatan
9 14. Rekan perikatan harus dapat diyakinkan bahwa tim perikatan,
10 dan setiap pakar auditor yang bukan merupakan bagian
11 dari tim perikatan, secara kolektif memiliki kompetensi dan
12 kemampuan yang sesuai untuk:
13 (a) Melaksanakan perikatan audit sesuai dengan standar
14 profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
15 berlaku; dan
16 (b) Memungkinkan diterbitkannya laporan auditor yang
17 sesuai dengan kondisinya. (Ref: Para. A10–A12)
18
19 Pelaksanaan Perikatan
20 Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan
21 15. Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas:
22 (a) Arah, supervisi, dan pelaksanaan perikatan audit sesuai
23 dengan standar profesi dan peraturan perundang-
24 undangan yang berlaku; dan (Ref: Para. A13–A15, A20)
25 (b) Laporan auditor yang sesuai dengan kondisinya.
26
27 Penelaahan
28 16. Rekan perikatan harus bertanggung jawab atas penelaahan
29 yang sedang dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur
30 penelaahan KAP. (Ref: Para. A16–A17, A20)
31
32 17. Pada atau sebelum tanggal laporan auditor, rekan perikatan
33 harus dapat diyakinkan, melalui suatu penelaahan atas
34 dokumentasi audit dan diskusi dengan tim perikatan, bahwa
35 bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh untuk
36 mendukung kesimpulan yang ditarik dan laporan auditor yang
37 diterbitkan. (Ref: Para. A18–A20)
38
39
40
41
42

SA 220.6
1 Konsultasi
2 18. Rekan perikatan harus:
3 (a) Bertanggung jawab atas dilakukannya konsultasi
4 yang tepat oleh tim perikatan atas hal yang sulit atau
5 kontroversial;
6 (b) Dapat diyakinkan bahwa anggota tim perikatan telah
7 melakukan konsultasi yang tepat selama pelaksanaan
8 perikatan, baik di antara sesama anggota tim perikatan
9 maupun antara tim perikatan dengan pihak lain pada
10 tingkatan yang tepat dalam KAP atau di luar KAP;
11 (c) Dapat diyakinkan bahwa sifat dan ruang lingkup, serta
12 kesimpulan yang dihasilkan dari konsultasi tersebut
13 disetujui oleh pihak yang dimintai konsultasi; dan
14 (d) Menentukan bahwa kesimpulan sebagai hasil dari
15 konsultasi tersebut telah diimplementasikan. (Ref: Para.
16 A21–A22)
17
18 Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
19 19. Untuk audit atas laporan keuangan emiten dan perikatan audit
20 lain, jika ada, yang telah ditetapkan oleh KAP untuk ditelaah
21 pengendalian mutunya, rekan perikatan harus:
22 (a) Menentukan bahwa penelaah pengendalian mutu
23 perikatan telah ditunjuk;
24 (b) Mendiskusikan dengan penelaah pengendalian mutu
25 perikatan tentang hal signifikan yang timbul selama
26 perikatan audit, termasuk yang diidentifikasi selama
27 penelaahan pengendalian mutu perikatan; dan
28 (c) Tidak memberi tanggal laporan auditor hingga penelaahan
29 pengendalian mutu perikatan telah selesai dilakukan.
30 (Ref: Para. A23–A25)
31
32 20. Penelaah pengendalian mutu perikatan harus melaksanakan
33 evaluasi secara objektif atas pertimbangan signifikan yang
34 dibuat oleh tim perikatan, dan kesimpulan yang ditarik
35 dalam memformulasikan laporan auditor. Evaluasi ini harus
36 mencakup:
37 (a) Pembahasan hal signifikan dengan rekan perikatan;
38 (b) Penelaahan atas laporan keuangan dan laporan auditor
39 yang diusulkan;
40
41
42

SA 220.7
1 (c) Penelaahan atas dokumentasi audit yang dipilih untuk
2 ditelaah yang berkaitan dengan pertimbangan signifikan
3 yang dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang
4 ditarik; dan
5 (d) Evaluasi terhadap kesimpulan yang ditarik dalam
6 memformulasikan laporan auditor dan pertimbangan atas
7 tepat atau tidak tepatnya laporan auditor yang diusulkan.
8 (Ref: Para. A26–A27, A29–A31)
9
10 21. Untuk audit atas laporan keuangan emiten, dalam menjalankan
11 penelaahan pengendalian mutu perikatan, penelaah
12 pengendalian mutu perikatan juga harus mempertimbangkan
13 hal-hal berikut:
14 (a) Apakah tim perikatan telah melakukan evaluasi atas
15 independensi KAP dalam kaitannya dengan perikatan
16 audit;
17 (b) Apakah konsultasi yang tepat telah dilakukan atas hal-hal
18 yang melibatkan perbedaan pendapat atau hal-hal rumit
19 atau kontroversial lain, dan kesimpulan yang ditarik dari
20 konsultasi tersebut; dan
21 (c) Apakah dokumentasi audit yang dipilih untuk penelaahan
22 mencerminkan pekerjaan yang telah dilaksanakan
23 terkait dengan pertimbangan signifikan dan mendukung
24 kesimpulan yang ditarik. (Ref: Para. A28–A31)
25
26 Perbedaaan Pendapat
27 22. Jika perbedaan pendapat terjadi di dalam tim perikatan,
28 dengan pihak yang dikonsultasi (jika relevan), antara rekan
29 perikatan dengan penelaah pengendalian mutu perikatan,
30 maka tim perikatan harus mengikuti kebijakan dan prosedur
31 KAP dalam merespons dan menyelesaikan perbedaan
32 pendapat tersebut.
33
34 Pemantauan
35 23. Sistem pengendalian mutu yang efektif mencakup proses
36 pemantauan yang dirancang untuk memberikan keyakinan
37 memadai bagi KAP bahwa kebijakan dan prosedur yang
38 berhubungan dengan sistem pengendalian mutu adalah
39 relevan, memadai, dan beroperasi secara efektif. Rekan
40
41
42

SA 220.8
1 perikatan harus mempertimbangkan hasil proses pemantauan
2 KAP sebagaimana dibuktikan dalam informasi yang terkini
3 yang disirkulasi oleh KAP dan, jika relevan, KAP jejaring lain,
4 dan apakah defisiensi yang diidentifikasi dalam informasi
5 tersebut dapat memengaruhi perikatan audit. (Ref: Para.
6 A32–A34)
7
8 Dokumentasi
9 24. Auditor harus memasukkan hal-hal berikut dalam dokumentasi
10 audit:4
11 (a) Isu yang diidentifikasi yang berkaitan dengan kepatuhan
12 terhadap ketentuan etika yang relevan dan bagaimana
13 isu tersebut diselesaikan.
14 (b) Kesimpulan tentang kepatuhan terhadap ketentuan
15 independensi yang berlaku bagi perikatan audit,
16 dan setiap diskusi dengan KAP yang relevan untuk
17 mendukung kesimpulan tersebut.
18 (c) Kesimpulan yang ditarik tentang penerimaan dan
19 keberlanjutan hubungan dengan klien dan perikatan
20 audit.
21 (d) Sifat dan ruang lingkup, serta kesimpulan yang ditarik
22 dari, konsultasi yang dilakukan selama pelaksanaan
23 perikatan audit. (Ref: Para. A35)
24
25 25. Untuk perikatan audit yang ditelaah, penelaah pengendalian
26 mutu perikatan harus mendokumentasikan bahwa:
27 (a) Prosedur yang diharuskan oleh kebijakan KAP dalam
28 penelaahan pengendalian mutu perikatan telah
29 dilaksanakan;
30 (b) Penelaahan pengendalian mutu perikatan telah
31 diselesaikan pada atau sebelum tanggal laporan auditor;
32 dan
33 (c) Penelaah tidak menemukan adanya hal-hal yang tidak
34 terselesaikan yang dapat menyebabkan penelaah
35 percaya bahwa pertimbangan signifikan yang dibuat oleh
36 tim perikatan dan kesimpulan yang ditarik tidak tepat.
37
38 ***
39
40
41
42 4
SA 230, “Dokumentasi Audit,” paragraf 8–11, dan paragraf A6.

SA 220.9
1 Materi Penerapan dan Penjelasan lain
2
3 Sistem pengendalian mutu dan peran tim perikatan (Ref: Para. 2)
4 A1. SPM 1 mengatur tanggung jawab KAP untuk menetapkan dan
5 memelihara sistem pengendalian mutu perikatan audit. Sistem
6 pengendalian mutu mencakup kebijakan dan prosedur yang
7 mengandung setiap unsur berikut ini:
8  Tanggung jawab kepemimpinan atas mutu di dalam
9 KAP;
10  Ketentuan etika yang relevan;
11  Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien
12 dan perikatan tertentu;
13  Sumber daya manusia;
14  Pelaksanaan perikatan; dan
15  Pemantauan.
16
17 Pengandalan pada Sistem Pengendalian Mutu KAP (Ref: Para. 4)
18 A2. Kecuali informasi yang disediakan oleh KAP atau pihak lain
19 menyatakan sebaliknya, tim perikatan dapat mengandalkan
20 sistem pengendalian mutu KAP dalam kaitannya dengan,
21 sebagai contoh:
22  Kompetensi personel melalui perekrutan dan pelatihan
23 formal.
24  Independensi melalui akumulasi dan komunikasi
25 informasi independensi yang relevan.
26  Pemeliharaan hubungan dengan klien melalui sistem
27 penerimaan dan keberlanjutan klien.
28  Kepatuhan terhadap ketentuan hukum dan peraturan
29 yang berlaku melalui proses pemantauan.
30
31 Tanggung Jawab Kepemimpinan atas Mutu Audit (Ref: Para. 8)
32 A3. Tindakan rekan perikatan dan pesan yang tepat kepada
33 anggota lain tim perikatan, dalam mengambil tanggung jawab
34 keseluruhan atas mutu setiap perikatan audit, menekankan:
35 (a) Pentingnya mutu audit atas:
36 (i) Pelaksanaan pekerjaan yang mematuhi standar
37 profesi serta ketentuan hukum dan peraturan yang
38 berlaku;
39 (ii) Kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
40 pengendalian mutu KAP yang berlaku;
41 (iii) Penerbitan laporan auditor yang sesuai dengan
42 kondisinya; dan

SA 220.10
1 (iv) Kemampuan tim perikatan untuk menyampaikan
2 hal-hal yang menjadi perhatiannya tanpa rasa takut
3 terhadap hal-hal yang dapat merugikan dirinya;
4 dan
5 (b) Fakta bahwa mutu merupakan hal yang esensial dalam
6 melaksanakan perikatan audit.
7
8 Ketentuan Etika yang relevan
9 Kepatuhan terhadap Ketentuan Etika yang Relevan (Ref: Para. 9)
10 A4. Kode Etik menetapkan prinsip dasar etika profesional, yang
11 mencakup:
12 (a) Integritas;
13 (b) Objektivitas;
14 (c) Kompetensi dan kecermatan profesional;
15 (d) Kerahasiaan; dan
16 (e) Perilaku profesional.
17
18 Definisi “KAP,” “Jejaring” dan “KAP Jejaring” (Ref: Para. 9–11)
19 A5. Definisi “KAP,” “Jejaring” dan “KAP Jejaring” dalam ketentuan
20 etika yang relevan dapat berbeda dari definisi yang terdapat
21 dalam SA ini. Sebagai contoh, Kode Etik mendefinisikan
22 “KAP” sebagai:
23 (a) Praktisi tunggal, suatu persekutuan atau korporasi, atau
24 entitas lain dari akuntan profesional;
25 (b) Entitas yang mengendalikan pihak-pihak di atas melalui
26 kepemilikan, manajemen atau cara lainnya; dan
27 (c) Entitas yang dikendalikan oleh pihak-pihak di atas melalui
28 kepemilikan, manajemen atau cara lainnya.
29 Kode Etik juga menyediakan panduan yang berhubungan
30 dengan istilah “Jejaring” dan “KAP Jejaring”.
31
32 Dalam mematuhi ketentuan yang terdapat dalam paragraf
33 9–11, definisi yang digunakan dalam ketentuan etika yang
34 relevan berlaku sepanjang sesuai dengan kebutuhan untuk
35 menginterpretasikan ketentuan etika tersebut.
36
37 Ancaman Terhadap Independensi (Ref: Para. 11(c))
38 A6. Rekan perikatan dapat mengidentifikasi ancaman terhadap
39 independensi yang berkaitan dengan perikatan audit yang di
40 dalamnya pencegahan mungkin tidak dapat menghilangkan
41 atau mengurangi ancaman tersebut ke tingkat yang dapat
42

SA 220.11
1 diterima. Dalam kondisi tersebut, seperti yang disyaratkan
2 dalam paragraf 11(c), rekan perikatan melaporkan kondisi
3 tersebut kepada pihak yang relevan di dalam KAP untuk
4 menentukan tindakan yang tepat, yang mungkin mencakup
5 penghilangan aktivitas atau kepentingan yang menciptakan
6 ancaman tersebut, atau menarik diri dari perikatan audit jika
7 dimungkinkan oleh peraturan perundang-undangan yang
8 berlaku.
9
10 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
11 A7. Ketentuan statutori dapat menyediakan pencegahan bagi
12 ancaman terhadap independensi auditor sektor publik.
13 Namun, auditor sektor publik atau KAP yang melaksanakan
14 audit sektor publik atas nama auditor pemerintah dapat,
15 tergantung dari ketentuan mandat dalam yurisdiksi tertentu,
16 perlu mengadaptasi pendekatan mereka untuk mendorong
17 kepatuhan terhadap semangat yang tercantum dalam paragraf
18 11. Hal ini dapat mencakup (jika mandat auditor sektor
19 publik tidak memperkenankan dilakukannya penarikan diri
20 dari perikatan) pengungkapan melalui suatu laporan publik
21 tentang kondisi, yang jika terjadi pada sektor privat, dapat
22 menuntun auditor untuk menarik diri dari perikatan.
23
24 Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan Klien dan
25 perikatan audit (Ref: Para. 12)
26 A8. SPM 1 mengharuskan KAP untuk memperoleh informasi yang
27 dipandang perlu sesuai dengan kondisinya sebelum menerima
28 suatu perikatan dari suatu klien baru, ketika memutuskan
29 apakah akan melanjutkan perikatan yang telah ada, dan
30 ketika mempertimbangkan penerimaan perikatan baru dari
31 klien yang telah ada.5 Informasi di bawah ini membantu rekan
32 perikatan dalam memutuskan apakah kesimpulan yang ditarik
33 menyangkut penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan
34 klien dan perikatan audit sudah tepat:
35  Integritas pemilik utama, manajemen inti, dan pihak yang
36 bertanggung jawab atas tata kelola entitas;
37  Kompetensi tim perikatan untuk melaksanakan perikatan
38 audit dan kapabilitas yang diperlukan, termasuk waktu
39 dan sumber daya;
40
41
42 5
SPM 1, paragraf 27(a).

SA 220.12
1  Kemampuan KAP dan tim perikatan untuk mematuhi
2 ketentuan etika yang relevan; dan
3  Hal signifikan yang timbul selama perikatan audit
4 periode kini atau periode lalu, dan implikasinya terhadap
5 keberlangsungan hubungan perikatan.
6
7 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik (Ref: Para. 12–13)
8 A9. Dalam mengaudit entitas sektor publik, auditor dapat ditunjuk
9 berdasarkan prosedur statutori. Oleh karena itu, ketentuan dan
10 pertimbangan tertentu tentang penerimaan dan keberlanjutan
11 hubungan dengan klien dan perikatan audit sebagaimana
12 diatur dalam paragraf 12, 13, dan A8 belum tentu relevan.
13 Namun, informasi yang dikumpulkan sebagai hasil dari
14 proses yang digambarkan tersebut mungkin berguna bagi
15 auditor sektor publik dalam melakukan penilaian risiko dan
16 melaksanakan tanggung jawab pelaporan.
17
18 Penugasan Tim Perikatan (Ref: Para. 14)
19 A10. Tim perikatan juga mencakup seseorang yang menggunakan
20 keahlian tertentu dalam bidang akuntansi atau audit, baik yang
21 ditugaskan maupun yang dipekerjakan oleh KAP, jika ada, yaitu
22 individu yang melaksanakan prosedur audit dalam perikatan
23 tersebut. Namun, individu dengan keahlian tersebut bukan
24 merupakan anggota tim perikatan jika keterlibatan individu
25 tersebut dalam perikatan hanya sebatas konsultasi. Konsultasi
26 diatur dalam paragraf 18, dan paragraf A21–A22.
27
28 A11. Ketika mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan
29 yang tepat yang diharapkan ada pada tim perikatan secara
30 keseluruhan, rekan perikatan dapat mempertimbangkan hal-
31 hal berikut ini bagi tim perikatan:
32  Pemahaman dan pengalaman praktik atas perikatan audit
33 dengan sifat dan kompleksitas serupa melalui pelatihan
34 dan partisipasi yang tepat.
35  Pemahaman standar profesi serta ketentuan hukum dan
36 peraturan yang berlaku.
37  Keahlian teknis, termasuk keahlian dalam bidang
38 teknologi informasi yang relevan dan keahlian tertentu
39 dalam bidang akuntansi atau audit.
40  Pengetahuan industri yang relevan dengan bidang usaha
41 klien.
42  Kemampuan menggunakan pertimbangan profesional.

SA 220.13
Standar Audit

1  Pemahaman tentang kebijakan dan prosedur


2 pengendalian mutu KAP.
3
4 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik
5 A12. Dalam mengaudit entitas sektor publik, kompetensi tambahan
6 yang tepat dapat mencakup keterampilan yang diperlukan untuk
7 memenuhi ketentuan perikatan audit dalam suatu yurisdiksi
8 tertentu. Kompetensi tersebut dapat mencakup pemahaman
9 atas pengaturan pelaporan yang berlaku, termasuk pelaporan
10 kepada lembaga legislatif atau badan pemerintahan lain, atau
11 pelaporan yang terkait dengan kepentingan publik. Ruang
12 lingkup yang lebih luas suatu audit sektor publik dapat mencakup,
13 sebagai contoh, beberapa aspek audit kinerja atau penilaian
14 komprehensif atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-
15 perundangan atau badan legislatif lain yang berwenang, serta
16 mencegah dan mendeteksi kecurangan dan korupsi.
17
18 Pelaksanaan Perikatan
19 Arah, Supervisi, dan Pelaksanaan (Ref: Para. 15(a))
20 A13. Arah tim perikatan mencakup komunikasi kepada anggota
21 tim perikatan hal-hal tertentu seperti di bawah ini:
22  Tanggung jawab tim perikatan, termasuk keharusan
23 untuk mematuhi ketentuan etika yang relevan, serta
24 untuk merencanakan dan melaksanakan audit dengan
25 skeptisisme profesional seperti yang disyaratkan oleh
26 SA 200.6
27  Tanggung jawab rekan yang bersangkutan ketika lebih
28 dari satu rekan terlibat dalam pelaksanaan perikatan
29 audit.
30  Tujuan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
31  Sifat bisnis entitas.
32  Isu yang terkait dengan risiko.
33  Masalah yang mungkin timbul.
34  Pendekatan detail atas pelaksanaan perikatan.
35 Diskusi di antara anggota tim perikatan memungkinkan
36 anggota tim yang kurang berpengalaman untuk mengajukan
37 pertanyaan kepada anggota tim yang lebih berpengalaman
38 agar komunikasi yang tepat dapat terjadi dalam tim
39 perikatan.
40
41 6
SA 200, “Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit
42 Berdasarkan Standar Audit,” paragraf 15.

SA 220.14

8/5/2015 10:04:55 AM
A Paket 200.indb 14
1 A14. Kerja sama tim dan pelatihan yang tepat membantu anggota
2 tim perikatan yang kurang berpengalaman untuk memahami
3 secara jelas tujuan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
4
5 A15. Supervisi mencakup hal-hal seperti berikut ini:
6  Memantau kemajuan perikatan audit.
7  Mempertimbangkan kompetensi dan kemampuan setiap
8 anggota tim perikatan, termasuk apakah mereka diberikan
9 waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaannya,
10 apakah mereka memahami instruksi yang diberikan,
11 dan apakah pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
12 pendekatan yang telah direncanakan dalam perikatan
13 audit.
14  Mengarahkan ke hal signifikan yang timbul selama
15 perikatan audit, mempertimbangkan signifikansi hal
16 tersebut dan memodifikasi pendekatan yang telah
17 direncanakan dengan tepat.
18  Mengidentifikasi hal yang perlu dikonsultasikan atau
19 dipertimbangkan oleh anggota tim perikatan yang lebih
20 berpengalaman selama perikatan audit.
21
22 Penelaahan
23 Tanggung jawab Penelaahan (Ref: Para. 16)
24 A16. Berdasarkan SPM 1, kebijakan dan prosedur KAP atas tanggung
25 jawab penelaahan ditentukan atas dasar bahwa pekerjaan
26 anggota tim perikatan yang kurang berpengalaman ditelaah
27 oleh anggota tim perikatan yang lebih berpengalaman.7
28
29 A17. Suatu penelaahan mencakup pertimbangan atas hal-hal
30 tertentu, sebagai contoh, apakah:
31  Pekerjaan telah dilaksanakan berdasarkan standar profesi
32 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
33  Hal-hal yang signifikan telah diidentifikasi untuk
34 pertimbangan selanjutnya;
35  Konsultasi yang tepat telah dilakukan dan kesimpulan
36 yang ditarik telah didokumentasikan dan diterapkan;
37  Terdapat kebutuhan untuk merevisi sifat, saat dan luas
38 pekerjaan yang dilakukan;
39
40
41
42 7
SPM 1, paragraf 33.

SA 220.15
Standar Audit

1  Pekerjaan yang dilaksanakan mendukung kesimpulan


2 yang dihasilkan dan hal tersebut telah didokumentasikan
3 dengan tepat;
4  Bukti yang diperoleh cukup dan tepat untuk mendukung
5 laporan; dan
6  Tujuan dari prosedur perikatan telah dicapai.
7
8 Penelaahan Pelaksanaan Pekerjaan oleh Rekan Perikatan (Ref:
9 Para. 17)
10 A18. Penelaahan secara tepat waktu oleh rekan perikatan atas
11 hal-hal di bawah ini pada tahap-tahap yang tepat selama
12 perikatan memungkinkan hal signifikan diselesaikan secara
13 tepat waktu sesuai dengan harapan rekan perikatan pada saat
14 atau sebelum tanggal laporan auditor:
15  Pertimbangan atas hal yang kritikal, terutama yang
16 terkait dengan hal-hal yang sulit atau kontroversial, yang
17 diidentifikasi selama pelaksanaan perikatan;
18  Risiko signifikan; dan
19  Hal lain yang dipandang penting oleh rekan perikatan.
20 Rekan perikatan tidak perlu menelaah seluruh dokumentasi
21 audit, tetapi dapat melakukannya ketika dikehendaki. Namun,
22 sebagaimana disyaratkan oleh SA 230, rekan perikatan tersebut
23 harus mendokumentasikan luas dan waktu penelaahan yang
24 dilakukan.8
25
26 A19. Rekan perikatan yang mengambil-alih suatu audit selama
27 perikatan dapat menerapkan prosedur penelahaan
28 sebagaimana dijelaskan dalam paragraf A18 untuk menelaah
29 pekerjaan yang telah dilakukan hingga tanggal serah terima
30 perikatan sehubungan dengan pengambilalihan tanggung
31 jawab rekan perikatan.
32
33 Pertimbangan yang Relevan Ketika Perikatan Audit Melibatkan
34 Anggota Tim Perikatan dengan Keahlian Tertentu dalam Bidang
35 Akuntansi atau Audit (Ref: Para. 15–17)
36 A20. Ketika perikatan audit melibatkan anggota tim perikatan
37 dengan keahlian tertentu dalam bidang akuntansi atau audit,
38 arah, supervisi, dan reviu atas pekerjaan anggota tim perikatan
39 tersebut dapat mencakup hal-hal sebagai berikut:
40
41
42 8
SA 230, paragraf 9(c).

A Paket 200.indb 16 8/5/2015 10:04:55 AM


1  Menyepakati dengan anggota tim perikatan sifat, ruang
2 lingkup, dan tujuan pekerjaan yang akan dilakukan oleh
3 anggota tim perikatan; serta peran, sifat, saat, dan luas
4 komunikasi antara anggota tim perikatan tersebut dengan
5 anggota lain tim perikatan.
6  Mengevaluasi kecukupan pekerjaan anggota tim perikatan,
7 termasuk relevansi dan kewajaran temuan anggota tim
8 perikatan, atau kesimpulan dan konsistensinya dengan
9 bukti audit lain.
10
11 Konsultasi (Ref: Para. 18)
12 A21. Konsultasi yang efektif atas hal-hal teknis, etis, dan lainnya
13 yang signifikan dalam KAP, atau jika relevan, di luar KAP, dapat
14 dicapai ketika pihak yang dikonsultasikan:
15  diberikan seluruh fakta yang relevan yang memungkinkan
16 mereka untuk memberikan advis; dan
17  memiliki pengetahuan, senioritas, dan pengalaman yang
18 tepat.
19
20 A22. Konsultasi tim perikatan dengan pihak diluar KAP mungkin
21 tepat untuk dilakukan, sebagai contoh, ketika kurang
22 tersedianya sumber daya internal yang tepat dalam KAP. KAP
23 dapat mengambil manfaat dari jasa advisory yang disediakan
24 oleh KAP lain, badan profesional dan badan pengatur, atau
25 organisasi komersial yang menyediakan jasa pengendalian
26 mutu yang relevan.
27
28 Reviu Pengendalian Mutu Perikatan
29 Penyelesaian Reviu Pengendalian Mutu Perikatan Sebelum
30 Tanggal Laporan Auditor (Ref: Para. 19(c))
31 A23. SA 700 tidak memperbolehkan laporan auditor diberi tanggal
32 sebelum tanggal diperolehnya seluruh bukti audit yang cukup
33 dan tepat yang menjadi basis bagi auditor dalam menyatakan
34 opini atas laporan keuangan.9 Dalam hal audit atas laporan
35 keuangan emiten atau ketika suatu perikatan memenuhi
36 kriteria untuk dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan,
37 reviu tersebut membantu auditor dalam menentukan apakah
38 bukti audit yang cukup dan tepat telah diperoleh.
39
40
41 9
SA 700, “Perumusan Suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,”
42 paragraf 41.

SA 220.17
Standar Audit

1 A24. Pelaksanaan reviu pengendalian mutu perikatan secara


2 tepat waktu dan pada tahapan yang tepat selama perikatan
3 berlangsung memungkinkan hal-hal yang signifikan dapat
4 diselesaikan secara tepat waktu dan memuaskan pereviu
5 pengendalian mutu perikatan pada tanggal atau sebelum
6 tanggal laporan auditor.
7
8 A25. Penyelesaian reviu pengendalian mutu perikatan ditandai
9 dengan diselesaikannya hal-hal yang diatur dalam paragraf
10 20–21 oleh pereviu pengendalian mutu perikatan, dan jika
11 relevan, kepatuhan terhadap ketentuan yang tercantum
12 dalam paragraf 22. Dokumentasi reviu pengendalian mutu
13 perikatan dapat diselesaikan setelah tanggal laporan auditor
14 sebagai bagian dari penyusunan kertas kerja audit final.
15 SA 230 menetapkan ketentuan dan menyediakan petunjuk
16 sehubungan dengan hal ini.10
17
18 Sifat, Saat, dan Luas Reviu atas Pengendalian Mutu Perikatan (Ref:
19 Para. 20)
20 A26. Menjaga kewaspadaan atas perubahan dalam kondisi
21 memungkinkan rekan perikatan untuk mengidentifikasi
22 situasi yang di dalamnya reviu pengendalian mutu perikatan
23 diperlukan, meskipun reviu tersebut tidak diharuskan ketika
24 perikatan dimulai.
25
26 A27. Luasnya reviu pengendalian mutu perikatan bergantung pada
27 antara lain kerumitan perikatan, apakah entitas yang menjadi
28 objek perikatan merupakan emiten, dan risiko bahwa laporan
29 auditor yang diterbitkan mungkin tidak tepat. Pelaksanaan
30 reviu pengendalian mutu perikatan tidak mengurangi tanggung
31 jawab rekan perikatan atas perikatan audit dan kinerjanya.
32
33 Reviu Pengendalian Mutu Perikatan atas Emiten (Ref: Para. 21)
34 A28. Hal-hal lain yang relevan untuk mengevaluasi pertimbangan
35 signifikan yang dilakukan oleh tim perikatan yang dapat
36 dipertimbangkan dalam reviu pengendalian mutu perikatan
37 atas audit laporan keuangan emiten mencakup:
38
39
40
41
42 10
SA 230, paragraf 14–16.

A Paket 200.indb 18 8/5/2015 10:04:55 AM


1  Risiko signifikan yang diidentifikasi selama perikatan
2 sebagaimana diatur dalam SA 315,11 dan respons
3 terhadap risiko tersebut sebagaimana diatur dalam SA
4 330,12 termasuk penilaian tim perikatan atas, dan respons
5 terhadap, risiko kecurangan sebagaimana diatur dalam
6 SA 240.13
7  Pertimbangan yang dilakukan, khususnya yang
8 berhubungan dengan materialitas dan risiko signifikan.
9  Signifikansi dan sifat kesalahan penyajian, baik yang
10 dikoreksi maupun yang tidak dikoreksi, yang ditemukan
11 selama berlangsungnya perikatan.
12  Hal-hal yang dikomunikasikan kepada manajemen dan
13 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan, jika
14 relevan, pihak lain seperti badan pengatur.
15 Hal-hal tersebut di atas, tergantung kondisinya, mungkin juga
16 berlaku dalam reviu pengendalian mutu perikatan untuk audit
17 laporan keuangan entitas lainnya.
18
19 Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil (Ref: Para.
20 20–21)
21 A29. Selain audit atas laporan keuangan emiten, reviu pengendalian
22 mutu perikatan diharuskan untuk perikatan audit yang
23 memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh KAP sebagai perikatan
24 yang harus dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan.
25 Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan bahwa tidak
26 ada satupun perikatan audit yang memenuhi kriteria untuk
27 dilakukan reviu pengendalian mutu perikatan.
28
29 Pertimbangan Spesifik atas Entitas Sektor Publik (Ref: Para. 20–21)
30 A30. Dalam mengaudit entitas sektor publik, auditor yang ditunjuk
31 berdasarkan peraturan perundangan-undangan (sebagai
32 contoh, Badan Pemeriksa Keuangan (“BPK”), atau pihak lain
33 dengan kualifikasi yang tepat yang bekerja atas nama BPK),
34 dapat memiliki peran yang setara dengan rekan perikatan
35 yang bertanggung jawab atas keseluruhan audit sektor
36
37
38 11
SA 315, “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
39 Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya.”
40 12
SA 330, “Respons Auditor terhadap Risiko yang telah Dinilai.”
41 13
SA 240, “Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu
42 Audit atas Laporan Keuangan.”

SA 220.19
1 publik. Dalam kondisi tersebut, jika relevan, pemilihan pereviu
2 pengendalian mutu perikatan mencakup pertimbangan atas
3 kebutuhan independensi terhadap entitas yang diaudit dan
4 kemampuan pereviu pengendalian mutu perikatan untuk
5 menyediakan pengevaluasian yang objektif.
6
7 A31. Emiten sebagaimana dirujuk dalam paragraf 21 dan A28 tidak
8 umum dalam sektor publik. Namun, mungkin terdapat entitas
9 sektor publik lain yang signifikan berdasarkan aspek ukuran,
10 kompleksitas, atau kepentingan publik, dan oleh karena
11 itu, memiliki pemangku kepentingan yang luas. Sebagai
12 contoh, badan usaha milik negara dan perusahaan penyedia
13 barang/jasa publik. Transformasi yang berlangsung dalam
14 sektor publik dapat menyebabkan timbulnya tipe entitas
15 signifikan yang baru. Tidak ada kriteria objektif yang tetap
16 yang menjadi dasar penentuan signifikansi entitas. Namun,
17 auditor sektor publik tetap harus mengevaluasi entitas yang
18 mungkin signifikan untuk menjamin dilaksanakannya reviu
19 pengendalian mutu perikatan.
20
21 Pemantauan (Ref: Para. 23)
22 A32. SPM 1 mensyaratkan KAP untuk menetapkan suatu proses
23 pemantauan yang dirancang untuk menyediakan asurans
24 memadai bahwa kebijakan dan prosedur yang terkait dengan
25 sistem pengendalian mutu relevan, memadai, dan berjalan
26 dengan efektif.14
27
28 A33. Dalam mempertimbangkan defisiensi yang mungkin
29 memengaruhi perikatan audit, rekan perikatan perlu
30 mempertimbangkan tindakan yang dilakukan oleh KAP untuk
31 mengatasi situasi tersebut yang dianggap memadai olehnya
32 dalam konteks audit.
33
34 A34. Suatu defisiensi dalam sistem pengendalian mutu KAP belum
35 tentu mengindikasikan bahwa suatu perikatan audit tertentu
36 tidak dilaksanakan sesuai dengan standar profesi serta
37 ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, atau bahwa
38 laporan auditor tidak sesuai dengan kondisinya.
39
40
41
42 14
SPM 1, paragraf 48.
1 Dokumentasi
2 Dokumentasi Konsultasi (Ref: Para. 24(d))
3 A35. Dokumentasi atas konsultasi yang dilakukan dengan
4 profesional lain yang melibatkan hal-hal yang sulit atau
5 kontroversial yang cukup lengkap dan detail memberikan
6 pemahaman atas:
7  Isu yang menjadi bahan konsultasi; dan
8  Hasil konsultasi, termasuk keputusan yang ditarik, dasar
9 keputusan tersebut, dan bagaimana keputusan tersebut
10 diimplementasikan.
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

SA 220.21
Standar Audit

Standar Profesional Akuntan Publik (disingkat SPAP) adalah kodifikasi


berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam
memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan oleh
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik
Indonesia (DSPAP IAPI).
Standar-standar yang tercakup dalam SPAP adalah:
 Standar Auditing
 Standar Atestasi
 Standar Jasa Akuntansi dan Review
 Standar Jasa Konsultansi
 Standar Pengendalian Mutu
Kelima standar profesional di atas merupakan standar teknis yang bertujuan
untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik di
Indonesia.
Standar Pengendalian Mutu
Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP)
memberikan panduan bagi kantor akuntan publik di dalam melaksanakan
pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi
berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan
Publik Institut Akuntan Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika
Kompartemen Akuntan Publik yang diterbitkan oleh IAPI.
Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap
KAP pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:
 independensi - meyakinkan semua personel pada setiap tingkat
organisasi harus mempertahankan independensi
 penugasan personel - meyakinkan bahwa perikatan akan
dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan
dan keahlian teknis untuk perikatan dimaksud
 konsultasi - meyakinkan bahwa personel akan memperoleh
informasi memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang
memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan
(judgement), dan wewenang memadai
 supervisi - meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi
standar mutu yang ditetapkan oleh KAP
 pemekerjaan (hiring) - meyakinkan bahwa semua orang yang
dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya, sehingga
memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten

A Paket 200.indb 22 8/5/2015 10:04:56 AM


 pengembangan profesional - meyakinkan bahwa setiap personel
memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka
memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional
berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi KAP untuk
memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk
memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier
mereka di KAP
 promosi (advancement) - meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang
disyaratkan untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
 penerimaan dan keberlanjutan klien - menentukan apakah perikatan
dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan
kemungkinan terjadinya hubungan dengan klien yang
manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan pada prinsip
pertimbangan kehati-hatian (prudence)
 inspeksi - meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan
unsur-unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011
tentang Akuntan Publik dijelaskan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP)
harus memiliki dan melampirkan rancangan sistem pengendalian mutu
(RSPM) KAP yang memenuhi Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
yang sekurang-kurangnya mencakup aspek kebijakan atas seluruh unsur
pengendalian mutu. KAP atau cabang KAP diharuskan untuk menjalankan
sistem pengendalian mutu tersebut. Berdasarkan SPAP yang dikeluarkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) tahun 2013 dalam Standar
Pengendalian Mutu (SPM) No. 01, sistem pengendalian mutu mencakup
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Tanggung jawab kepemimpinan KAP atas mutu,
2. Ketentuan etika profesi yang berlaku,
3. Penerimaan dan keberlanjutan hubungan dengan klien dan
perikatan tertentu,
4. Sumber daya manusia,
5. Pelaksanaan perikatan, dan
6. Pemantauan.
Sistem pengendalian mutu yang dibuat harus sesuai dengan aturan baku
yang ada dan harus diterapkan dengan sepenuhnya sesuai dengan sistem
pengendalian mutu yang telah ditetapkan, sehingga KAP dapat
melaksanakan tugas auditnya dengan baik dan guna meningkatkan
kredibilitasnya di masyarakat agar tidak diragukan dan independen.
Setiap unsur-unsur dalam pengendalian mutu memiliki kebijakan dan
Standar Audit
prosedur yang harus diterapkan oleh KAP. Secara umum, kebijakan dan
prosedur tersebut dalam SPM dapat dijelaskan dalam berikut ini.

Unsur Ikhtisar Persyaratan Contoh Prosedur

Tanggung jawab Perusahaan harus mempromosikan budaya internal dan Program pelatihan perusahaan
kepemimpinan harus menetapkan kebijakan serta prosedur yang menekankan pentingnya kerja
atas mutu mendukung budaya tersebut berkualitas.
Ketentuan etika Seluruh personel yang bertugas harus mempertahankan Setahun sekali setiap partner dan
profesi yang independensi, integritas dan objektivitasnya pegawai harus menjawab kuesioner
berlaku independensi
Penerimaan dan Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk Sebuah formulir penilaian klien harus
keberlanjutan memutuskan apakah akan menerima atau melanjutkan disiapkan untuk setiap klien baru
hubungan dengan hubungan dengan klien. sebelum penerimaan.
Klien
SDM Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk memberi Setiap profesional harus dievaluasi
KAP kepastian yang wajar bahwa semua personel baru atas setiap penugasan dengan
memiliki kompetensi, pekerjaan diserahkan kepada memakai laporan penilaian penugasan
personel yang kompeten, pendidikan dan pengembangan individu dari KAP yang bersangkutan
profesi bagi semua personel, promosi berdasarkan
kualifikasi dan kinerja.

Pelaksanaa Kebijakan dan prosedur harus memastikan bahwa Direktur akuntansi dan auditing KAP
n perikatan pekerjaan yang dilaksanakan oleh personel siap memberikan konsultasi serta
penugasan harus menyetujui semua penugasan
memenuhi standar profesi yang berlaku, persyaratan sebelum penugasan itu diakhiri
peraturan, dan standar mutu KAP itu sendiri
Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk memastikan Partner bagian pengendalian mutu
bahwa unsur pengendalian mutu lainnya diterapkan secara harus menguji prosedur pengendalian
efektif mutu setidaknya setahun sekali untuk
memastikan kepatuhan KAP

Sifat dan lingkup kebijakan dan prosedur pengendalian mutu yang


ditetapkan oleh KAP tergantung pada berbagai faktor, antara lain
ukuran KAP, tingkat otonomi yang diberikan kepada stafnya dan
kantor-kantor cabangnya, sifat praktik, organisasi kantornya, dan
pertimbangan biaya-manfaat. Hal ini bertujuan agar KAP mampu
menjaga kualitas kinerja staf dan auditornya agar hasil kerja auditor
tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan. Memperhatikan
pentingnya penerapan SPM tersebut, maka penelitian ini bertujuan
menjawab apakah KAP Ashari, CPA telah menetapkan sistem
pengendalian mutu sesuai dengan SPM 1. Periode penelitian Oktober
2016 s.d. Maret 2017. Aspek-aspek apa yang telah sesuai dan terpenuhi,
lalu berdasarkan analisis, didapat hasil dan rekomendasi untuk
perbaikan penerapan SPM.

Berdasarkan SPM No. 1 Tahun 2013 mengenai unsur ketentuan etika


profesi yang berlaku,
KAP harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya telah

A Paket 200.indb 22 8/5/2015 10:04:56 AM


mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku. KAP juga harus
menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk memberikan
keyakinan bahwa KAP dan personelnya diwajibkan untuk mematuhi
ketentuan independensi, menetapkan kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran
atas ketentuan independensi dapat diketahui dan untuk memungkinkan
KAP menentukan tindakan pencegahan yang tepat dalam menangani
pelanggaran tersebut. Etika profesi yang berlaku merujuk kepada kode
etik yang menetapkan lima prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu
integritas, objektivitas, kompetensi dan kecermatan serta kehati-hatian
profesional, kerahasiaan, dan perilaku profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.


Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013.
Standar Pengendalian Mutu (SPM) No. 1. Jakarta: Salemba Empat.
International Ethics S

Arens, Alvin A., Rondal J. Elder, dan Mark S.Beasley. 2014. Auditing and
Assurance Services An Integrated Approach. Fifteenth Edition. Pearson.
Kendallville. Terjemahan Herman Wibowo. 2015. Auditing dan Jasa Assurance
Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Edisi ke-15. Jakarta: Erlangga. Boynton,

Raymond N., Johnson, dan Walter G. Kell. 2001. Modern Auditing. Seventh
Edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Terjemahan Paul A. Rajoe dan
Ichsan Setyo Budi. 2003. Modern Auditing Jilid 1. Edisi ke-7. Jakarta: Erlangga.

Gade, Muhammad. 2005. Teori Akuntansi. Jakarta: Almahira


Standar Audit

A Paket 200.indb 22 8/5/2015 10:04:56 AM

Anda mungkin juga menyukai