Anda di halaman 1dari 40

Standar audit

Sa 200

tujuan Keseluruhan auditor independen dan


pelaksanaan audit Berdasarkan Standar audit

SA Paket 200.indb 1 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

Standar audit 200


tuJuan KESEluruHan auditOr indEpEndEn dan
pElaKSanaan audit BErdaSarKan Standar audit

(Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten),
atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini
dianjurkan untuk entitas selain Emiten.)

daFtar iSi
Paragraf
pendahuluan
Ruang Lingkup ................................................................... 1–2
Audit atas Laporan Keuangan ............................................ 3–9
Tanggal Efektif .................................................................... 10
tujuan Keseluruhan auditor ................................................. 11–12
definisi .................................................................................... 13
Ketentuan
Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit
atas Laporan Keuangan ..................................................... 14
Skeptisisme Profesional ..................................................... 15
Pertimbangan Profesional .................................................. 16
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko Audit ....... 17
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ............... 18–24
materi penerapan dan penjelasan lain
Audit atas Laporan Keuangan ............................................ A1–A13
Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan Audit
atas Laporan Keuangan ................................................ A14–A17
Skeptisisme Profesional ..................................................... A18–A22
Pertimbangan Profesional .................................................. A23–A27
Bukti Audit yang Cukup dan Tepat serta Risiko Audit ....... A28–A52
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit ................. A53–A76

ii

SA Paket 200.indb 2 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 pEndaHuluan
2
3 ruang lingkup
4 1. Standar Audit (“SA”) ini mengatur tanggung jawab keseluruhan
5 auditor independen ketika melaksanakan audit atas laporan
6 keuangan berdasarkan SA. Secara khusus, SA ini menetapkan
7 tujuan keseluruhan auditor independen, serta menjelaskan
8 sifat dan ruang lingkup suatu audit yang dirancang untuk
9 memungkinkan auditor independen mencapai tujuan
10 tersebut. SA ini juga menjelaskan ruang lingkup, wewenang,
11 dan struktur SA, serta mengatur ketentuan untuk menetapkan
12 tanggung jawab umum auditor independen yang berlaku
13 untuk semua audit, termasuk kewajiban untuk mematuhi
14 SA. Untuk selanjutnya auditor independen disebut sebagai
15 “auditor”.
16
17 2. SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang
18 dilakukan oleh auditor. Bila dipandang perlu, SA dapat
19 diadaptasi ketika diterapkan dalam audit atas informasi
20 keuangan historis lainnya. SA tidak mengatur tanggung jawab
21 auditor yang mungkin ada dalam legislasi, peraturan, atau
22 dalam hubungannya dengan, sebagai contoh, penawaran
23 efek kepada publik. Tanggung jawab tersebut dapat berbeda
24 dari tanggung jawab yang ditetapkan dalam SA. Oleh karena
25 itu, meskipun auditor mungkin menemukan aspek dalam SA
26 bermanfaat dalam kondisi tersebut, auditor tetap bertanggung
27 jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap seluruh
28 kewajiban hukum, regulasi, atau profesi yang relevan.
29
30 audit atas laporan Keuangan
31 3. Tujuan suatu audit adalah untuk meningkatkan tingkat
32 keyakinan pengguna laporan keuangan yang dituju. Hal
33 ini dicapai melalui pernyataan suatu opini oleh auditor
34 tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua
35 hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan
36 keuangan yang berlaku. Dalam hal kebanyakan kerangka
37 bertujuan umum, opini tersebut adalah tentang apakah
38 laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal
39 yang material, sesuai dengan kerangka. Suatu audit yang
40 dilaksanakan berdasarkan SA dan ketentuan etika yang
41 relevan memungkinkan auditor untuk merumuskan opini.
42 (Ref: Para. A1)

SA 200.1

SA Paket 200.indb 1 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

1 4. Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang


2 disusun oleh manajemen entitas dengan pengawasan
3 dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola. SA
4 tidak mengatur tanggung jawab manajemen atau pihak
5 yang bertanggung jawab atas tata kelola, serta tidak
6 mengesampingkan peraturan perundang-undangan dan
7 regulasi yang mengatur tanggung jawab mereka. Namun,
8 suatu audit berdasarkan SA dilaksanakan dengan premis
9 bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung
10 jawab atas tata kelola, mengakui tanggung jawab tertentu
11 yang fundamental bagi pelaksanaan audit. Audit atas laporan
12 keuangan tidak melepaskan manajemen atau pihak yang
13 bertanggung jawab atas tata kelola dari tanggung jawab
14 mereka. (Ref: Para. A2–A11)
15
16 5. Sebagai basis untuk opini auditor, SA mengharuskan auditor
17 untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
18 laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari kesalahan
19 penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
20 maupun kesalahan. Keyakinan memadai merupakan suatu
21 tingkat keyakinan tinggi. Keyakinan tersebut diperoleh ketika
22 auditor telah mendapatkan bukti audit yang cukup dan
23 tepat untuk menurunkan risiko audit (risiko bahwa auditor
24 menyatakan suatu opini yang tidak tepat ketika laporan
25 keuangan mengandung kesalahan penyajian material) ke
26 suatu tingkat rendah yang dapat diterima. Namun, keyakinan
27 memadai bukan merupakan suatu tingkat keyakinan absolut,
28 karena terdapat keterbatasan inheren dalam audit yang
29 menghasilkan kebanyakan bukti audit, yang menjadi basis
30 auditor dalam menarik kesimpulan dan merumuskan opini,
31 bersifat persuasif daripada konklusif. (Ref: Para. A28–A52)
32
33 6. Konsep materialitas diterapkan oleh auditor dalam perencanaan
34 dan pelaksanaan audit, serta dalam pengevaluasian dampak
35 kesalahan penyajian dalam audit dan kesalahan penyajian
36 yang tidak dikoreksi, jika ada, yang teridentifikasi terhadap
37 laporan keuangan.1 Pada umumnya, kesalahan penyajian,
38 termasuk penghilangan penyajian, dipandang material jika,
39
40 1
SA 320, “Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit” dan
41 SA 450, “Pengevaluasian atas Kesalahan Penyajian yang Diidentifikasi selama
42 Audit.”

SA 200.2

SA Paket 200.indb 2 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 baik secara individual maupun kolektif, kesalahan penyajian


2 tersebut diperkirakan secara wajar akan dapat memengaruhi
3 keputusan ekonomi pengguna yang dituju yang diambil
4 berdasarkan laporan keuangan. Pertimbangan tentang
5 materialitas dibuat dengan memperhatikan kondisi yang
6 melingkupinya, dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas
7 kebutuhan informasi keuangan pengguna laporan keuangan,
8 serta oleh ukuran atau sifat suatu kesalahan penyajian,
9 atau kombinasi dari keduanya. Oleh karena opini auditor
10 berhubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan,
11 auditor tidak bertanggung jawab untuk mendeteksi kesalahan
12 penyajian yang tidak material terhadap laporan keuangan
13 secara keseluruhan.
14
15 7. SA berisi tujuan, ketentuan, serta materi penerapan dan
16 penjelasan lain yang dirancang untuk mendukung auditor
17 dalam memperoleh keyakinan memadai. SA mengharuskan
18 auditor untuk menggunakan pertimbangan profesional dan
19 memelihara skeptisisme profesional selama perencanaan dan

• Mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian


20 pelaksanaan audit, dan antara lain mencakup:
21
22 material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
23 kesalahan, berdasarkan suatu pemahaman atas entitas
24 dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal

• Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang


25 entitas.
26
27 apakah terdapat kesalahan penyajian material, melalui
28 perancangan dan penerapan respons yang tepat

• Merumuskan suatu opini atas laporan keuangan


29 terhadap risiko yang dinilai.
30
31 berdasarkan kesimpulan yang ditarik dari bukti audit
32 yang diperoleh.
33
34 8. Bentuk opini yang dinyatakan oleh auditor akan bergantung
35 pada kerangka pelaporan keuangan yang berlaku serta
36 peraturan perundang-undangan atau regulasi yang berlaku.
37 (Ref: Para. A12–A13)
38
39 9. Auditor juga dapat memiliki tanggung jawab komunikasi dan
40 pelaporan lain tertentu kepada pengguna laporan keuangan,
41 manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
42 atau pihak-pihak di luar entitas, sehubungan dengan hal-

SA 200.3

SA Paket 200.indb 3 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

1 hal yang timbul dari audit. Tanggung jawab tersebut dapat


2 ditetapkan oleh SA atau peraturan perundang-undangan atau
3 regulasi yang berlaku.2
4
5 tanggal Efektif
6 10. SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
7 periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari
8 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014 (untuk entitas
9 selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
10 Emiten.
11
12
13 tuJuan KESEluruHan auditOr
14
15 11. Dalam melaksanakan suatu audit atas laporan keuangan,
16 tujuan keseluruhan auditor adalah:
17 (a) Memperoleh keyakinan memadai tentang apakah
18 laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
19 kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan
20 oleh kecurangan maupun kesalahan, dan oleh karena
21 itu memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu
22 opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam
23 semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka
24 pelaporan keuangan yang berlaku; dan
25 (b) Melaporkan atas laporan keuangan dan mengomunikasi-
26 kannya sebagaimana ditentukan oleh SA berdasarkan
27 temuan auditor.
28
29 12. Dalam hal keyakinan memadai tidak dapat diperoleh dan
30 suatu opini wajar dengan pengecualian dalam laporan
31 auditor tidak memadai dalam kondisi tersebut untuk tujuan
32 pelaporan kepada pengguna laporan keuangan yang dituju,
33 SA mengharuskan auditor untuk tidak menyatakan suatu
34 opini atau menarik diri (mengundurkan diri)3 dari perikatan,
35 jika penarikan diri dimungkinkan oleh peraturan perundang-
36 undangan atau regulasi yang berlaku.
37
38
39 2
Sebagai contoh, lihat SA 260, “Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung
40 Jawab atas Tata Kelola,” dan paragraf 43 SA 240, “Tanggung Jawab Auditor
41 Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan.”
42 3
Dalam SA, hanya istilah “Mengundurkan Diri” yang digunakan.

SA 200.4

SA Paket 200.indb 4 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 dEFiniSi
2
3 13. Untuk tujuan SA, terminologi di bawah ini memiliki arti sebagai
4 berikut:
5 (a) Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku: Kerangka
6 pelaporan keuangan yang diterapkan oleh manajemen
7 dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas
8 tata kelola, dalam penyusunan laporan keuangan yang
9 dapat diterima dari sudut pandang sifat entitas dan tujuan
10 laporan keuangan, atau yang diharuskan oleh peraturan
11 perundang-undangan atau regulasi.
12 Terminologi “kerangka penyajian wajar” digunakan untuk
13 menyebut suatu kerangka pelaporan keuangan yang
14 mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan kerangka
15 dan:
16 (i) Mengakui secara eksplisit atau implisit bahwa
17 untuk mencapai penyajian wajar laporan keuangan,
18 manajemen mungkin perlu menyediakan
19 pengungkapan yang melampaui pengungkapan
20 yang secara khusus diharuskan oleh kerangka;
21 atau
22 (ii) Mengakui secara eksplisit bahwa manajemen
23 mungkin perlu untuk menyimpang dari suatu
24 ketentuan kerangka untuk mencapai penyajian
25 wajar laporan keuangan. Penyimpangan tersebut
26 hanya terjadi dalam kondisi yang sangat jarang.
27 Terminologi “kerangka kepatuhan” digunakan untuk
28 menyebut suatu kerangka pelaporan keuangan yang
29 mengharuskan kepatuhan terhadap ketentuan kerangka,
30 tetapi tidak mengandung pengakuan dalam butir (i) atau
31 (ii) tersebut di atas.
32 (b) Bukti audit: Informasi yang digunakan oleh auditor dalam
33 mencapai kesimpulan yang mendasari opini auditor.
34 Bukti audit mencakup informasi yang terdapat dalam
35 catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan
36 dan informasi lainnya. Untuk tujuan SA:
37 (i) Kecukupan bukti audit merupakan ukuran kuantitas
38 bukti audit. Kuantitas bukti audit yang diperlukan
39 dipengaruhi oleh penilaian auditor atas risiko
40 kesalahan penyajian material dan juga oleh kualitas
41 bukti audit tersebut.
42

SA 200.5

SA Paket 200.indb 5 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

1 (ii) Ketepatan bukti audit merupakan ukuran kualitas


2 bukti audit, yaitu kerelevansian dan keandalan
3 bukti tersebut dalam mendukung kesimpulan yang
4 mendasari opini auditor.
5 (c) Risiko audit: Risiko bahwa auditor menyatakan suatu
6 opini audit yang tidak tepat ketika laporan keuangan
7 mengandung kesalahan penyajian material. Risiko audit
8 merupakan suatu fungsi risiko kesalahan penyajian
9 material dan risiko deteksi.
10 (d) Auditor: Terminologi “auditor” digunakan untuk menyebut
11 orang atau orang-orang yang melaksanakan audit
12 (biasanya rekan perikatan atau anggota lain tim perikatan)
13 atau, jika relevan, KAP. Bila suatu SA bermaksud
14 menyatakan bahwa suatu ketentuan atau tanggung
15 jawab harus dipenuhi oleh rekan perikatan, maka
16 terminologi “rekan perikatan” digunakan(dan bukan
17 terminologi “auditor”). Dalam sektor publik, terminologi
18 “rekan perikatan” dan “KAP” dibaca dengan mengacu
19 pada terminologi yang setara yang digunakan dalam
20 sektor publik.
21 (e) Risiko deteksi: Risiko bahwa prosedur yang dilaksanakan
22 oleh auditor untuk menurunkan risiko audit ke tingkat
23 rendah yang dapat diterima tidak akan mendeteksi
24 suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin
25 material, baik secara individual maupun secara kolektif
26 ketika digabungkan dengan kesalahan penyajian
27 lainnya.
28 (f) Laporan keuangan: Suatu representasi terstruktur
29 atas informasi keuangan historis, termasuk catatan
30 atas laporan keuangan terkait, yang dimaksudkan
31 untuk mengomunikasikan sumber daya ekonomi atau
32 kewajiban entitas pada suatu tanggal atau perubahan
33 atasnya untuk suatu periode sesuai dengan suatu
34 kerangka pelaporan keuangan. Pada umumnya, catatan
35 atas laporan keuangan terkait terdiri dari suatu ikhtisar
36 kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjelasan
37 lainnya. Pada umumnya, terminologi “laporan keuangan”
38 mengacu pada suatu set laporan keuangan lengkap
39 sebagaimana ditentukan oleh kerangka pelaporan
40 keuangan yang berlaku, tetapi juga dapat mengacu pada
41 suatu laporan keuangan tunggal.
42

SA 200.6

SA Paket 200.indb 6 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 (g) Informasi keuangan historis: Informasi yang dinyatakan


2 dalam terminologi keuangan suatu entitas tertentu,
3 yang terutama dihasilkan oleh sistem akuntansi entitas
4 tersebut, yang mencerminkan peristiwa ekonomi yang
5 terjadi pada periode lalu atau kondisi ekonomi pada
6 tanggal tertentu di masa lalu.
7 (h) Manajemen: Orang atau orang-orang dengan tanggung
8 jawab eksekutif untuk melaksanakan kegiatan entitas.
9 Untuk beberapa entitas di beberapa yurisdiksi,
10 manajemen mencakup beberapa atau seluruh individu
11 yang bertanggung jawab atas tata kelola, sebagai contoh,
12 anggota eksekutif Dewan Komisaris atau Komite Audit,
13 atau seorang pemilik-pengelola.
14 (i) Kesalahan penyajian: Suatu selisih atas angka,
15 klasifikasi, penyajian, atau pengungkapan suatu pos
16 laporan keuangan, antara yang dilaporkan dalam
17 laporan keuangan dengan yang seharusnya menurut
18 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Kesalahan
19 penyajian dapat diakibatkan oleh kesalahan maupun
20 kecurangan.
21 Ketika auditor menyatakan suatu opini tentang apakah
22 laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua
23 hal yang material, kesalahan penyajian juga mencakup
24 penyesuaian terhadap angka, klasifikasi, penyajian, atau
25 pengungkapan yang, menurut pertimbangan auditor
26 diperlukan agar laporan keuangan disajikan secara wajar,
27 dalam semua hal yang material.
28 (j) Premis, berkaitan dengan tanggung jawab manajemen
29 dan, jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata
30 kelola, yang melandasi pelaksanaan suatu audit: Bahwa
31 manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung
32 jawab terhadap tata kelola, mengakui dan memahami
33 bahwa mereka memiliki tanggung jawab di bawah ini yang
34 fundamental bagi pelaksanaan suatu audit berdasarkan
35 SA:
36 (i) Menyusun laporan keuangan sesuai dengan
37 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,
38 termasuk, jika relevan, penyajian wajar laporan
39 keuangan;
40 (ii) Menetapkan dan menjalankan pengendalian internal
41 yang dipandang perlu oleh manajemen dan, jika
42 relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata

SA 200.7

SA Paket 200.indb 7 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

1 kelola untuk memungkinkan penyusunan laporan


2 keuangan yang bebas dari kesalahan penyajian
3 material, baik yang disebabkan oleh kecurangan
4 maupun kesalahan; dan
5 (iii) Menyediakan hal-hal di bawah ini bagi auditor:
6 a. Akses ke seluruh informasi yang disadari oleh
7 manajemen dan, jika relevan, pihak yang
8 bertanggung jawab atas tata kelola, relevan
9 dengan penyusunan laporan keuangan, seperti
10 catatan, dokumentasi, dan hal-hal lain;
11 b. Informasi tambahan yang mungkin diminta oleh
12 auditor dari manajemen dan, jika relevan, pihak
13 yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk
14 tujuan audit; dan
15 c. Akses tidak terbatas ke orang-orang dalam
16 entitas yang dipandang perlu oleh auditor
17 untuk memperoleh bukti audit.
18 Dalam hal kerangka penyajian wajar, butir (i) tersebut di
19 atas dapat dibaca sebagai “tanggung jawab penyusunan
20 dan penyajian wajar laporan keuangan sesuai dengan
21 kerangka pelaporan keuangan”.
22 Terminologi “premis, berkaitan dengan tanggung jawab
23 manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung
24 jawab atas tata kelola, yang melandasi pelaksanaan
25 suatu audit” juga dapat disebut sebagai “premis”.
26 (k) Pertimbangan profesional: Penerapan pelatihan,
27 pengetahuan, dan pengalaman yang relevan, dalam
28 konteks standar audit, akuntansi, dan etika, dalam
29 membuat keputusan yang diinformasikan tentang
30 tindakan yang tepat sesuai dengan kondisi dalam
31 perikatan audit.
32 (l) Skeptisisme profesional: Suatu sikap yang mencakup
33 suatu pikiran yang selalu mempertanyakan, waspada
34 terhadap kondisi yang dapat mengindikasikan kemung-
35 kinan kesalahan penyajian, baik yang disebabkan oleh
36 kecurangan maupun kesalahan, dan suatu penilaian
37 penting atas bukti audit.
38 (m) Keyakinan memadai: Dalam konteks suatu audit atas
39 laporan keuangan, suatu tingkat keyakinan tinggi, tetapi
40 bukan tingkat keyakinan absolut.
41 (n) Risiko kesalahan penyajian material: Risiko bahwa
42 laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian

SA 200.8

SA Paket 200.indb 8 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 material sebelum dilakukan audit. Risiko tersebut terdiri


2 dari dua komponen yang dijelaskan di bawah ini pada
3 tingkat asersi:
4 (i) Risiko inheren: Kerentanan suatu asersi tentang suatu
5 golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
6 terhadap suatu kesalahan penyajian yang mungkin
7 material, baik secara individual maupun secara
8 kolektif ketika digabungkan dengan kesalahan
9 penyajian lainnya, sebelum mempertimbangkan
10 pengendalian internal yang terkait.
11 (ii) Risiko pengendalian: Risiko bahwa suatu kesalahan
12 penyajian yang mungkin terjadi dalam suatu asersi
13 tentang suatu golongan transaksi, saldo akun,
14 atau pengungkapan yang mungkin material, baik
15 secara individual maupun secara kolektif ketika
16 digabungkan dengan kesalahan penyajian lainnya,
17 tidak akan dapat dicegah, atau dideteksi dan
18 dikoreksi, secara tepat waktu oleh pengendalian
19 internal entitas.
20 (o) Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola: Orang
21 atau orang-orang, atau organisasi (sebagai contoh: suatu
22 wali amanat korporasi), dengan tanggung jawab untuk
23 mengawasi arah strategis entitas dan kewajiban yang
24 terkait dengan akuntabilitas entitas. Hal ini mencakup
25 pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan.
26 Untuk beberapa entitas dalam beberapa yurisdiksi,
27 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dapat
28 mencakup personel manajemen, sebagai contoh,
29 anggota eksekutif Dewan Komisaris atau Komite Audit
30 suatu entitas sektor privat atau sektor publik, atau
31 seorang pemilik-pengelola.
32 (p) Entitas dengan Kepentingan Publik: Seluruh Emiten dan
33 setiap entitas: (i) yang didefinisikan oleh regulasi atau
34 legislasi sebagai Entitas dengan Kepentingan Publik;
35 atau (ii) yang terhadapnya diterapkan suatu audit dengan
36 menggunakan ketentuan independensi yang sama
37 seperti audit yang dilakukan terhadap Emiten menurut
38 regulasi atau legislasi.
39 (q) Emiten: Entitas yang efeknya terdaftar dan diperdagangkan
40 suatu bursa efek yang diakui, atau dipasarkan menurut
41 regulasi suatu bursa efek yang diakui atau institusi setara
42 lainnya.

SA 200.9

SA Paket 200.indb 9 8/5/2015 10:04:52 AM


Standar Audit

1 KEtEntuan
2
3 Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan audit atas laporan
4 Keuangan
5 14. Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk
6 ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan
7 audit atas laporan keuangan. (Ref: Para. A14–A17)
8
9 Skeptisisme profesional
10 15. Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan
11 skeptisisme profesional mengingat kondisi tertentu dapat saja
12 terjadi yang menyebabkan laporan keuangan mengandung
13 kesalahan penyajian material. (Ref: Para. A18–A22)
14
15 pertimbangan profesional
16 16. Auditor harus menggunakan pertimbangan profesional
17 dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan
18 keuangan. (Ref: Para. A23–A27)
19
20 Bukti audit yang Cukup dan tepat serta risiko audit
21 17. Untuk memperoleh keyakinan memadai, auditor harus
22 memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat untuk
23 menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat
24 diterima, dan oleh karena itu, memungkinkan auditor untuk
25 menarik kesimpulan wajar yang mendasari opini auditor. (Ref:
26 Para. A28–A52)
27
28 pelaksanaan audit Berdasarkan Sa
29 Kepatuhan terhadap SA yang Relevan dengan Audit
30 18. Auditor harus mematuhi seluruh SA yang relevan dengan
31 audit. Suatu SA relevan dengan audit bila SA tersebut berlaku
32 dan terdapat hal-hal yang diatur oleh SA tersebut. (Ref: Para.
33 A53–A57)
34
35 19. Auditor harus memiliki suatu pemahaman tentang keseluruhan
36 isi suatu SA, termasuk materi penerapan dan penjelasan lain,
37 untuk memahami tujuan SA dan menerapkan ketentuan SA
38 tersebut dengan tepat. (Ref: Para. A58–A66)
39
40 20. Auditor tidak diperkenankan untuk menyatakan kepatuhannnya
41 terhadap SA dalam laporan auditor kecuali auditor telah
42

SA 200.10

SA Paket 200.indb 10 8/5/2015 10:04:52 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 mematuhi ketentuan SA ini dan seluruh SA lainnya yang relevan


2 dengan audit.
3
4 Tujuan yang Dinyatakan dalam Setiap SA
5 21. Untuk mencapai tujuan keseluruhan auditor, auditor harus
6 menggunakan tujuan yang dinyatakan dalam SA yang relevan
7 dalam merencanakan dan melaksanakan audit, dengan
8 memperhatikan interelasi di antara SA, untuk: (Ref: Para.
9 A67–A69)
10 (a) Menentukan apakah diperlukan prosedur audit lain selain
11 prosedur audit yang diharuskan oleh SA untuk mencapai
12 tujuan yang dinyatakan dalam SA; dan (Ref: Para. A70)
13 (b) Mengevaluasi apakah bukti audit yang cukup telah
14 diperoleh. (Ref: Para. A71)
15
16 Kepatuhan terhadap Ketentuan yang Relevan
17 22. Tergantung dari ketentuan dalam paragraf 23, auditor harus
18 mematuhi setiap ketentuan suatu SA dalam suatu audit,
19 kecuali:
20 (a) Keseluruhan SA tidak relevan; atau
21 (b) Ketentuan tersebut tidak relevan karena ketentuan
22 tersebut bergantung pada suatu kondisi dan kondisi
23 tersebut tidak terjadi. (Ref: Para. A72–A73)
24
25 23. Dalam kondisi luar biasa, auditor dapat memutuskan untuk
26 menyimpang dari suatu ketentuan relevan dalam suatu SA.
27 Dalam kondisi tersebut, auditor harus melaksanakan prosedur
28 audit alternatif untuk mencapai tujuan ketentuan tersebut.
29 Kebutuhan untuk menyimpang dari suatu ketentuan relevan
30 diharapkan hanya terjadi ketika ketentuan tersebut hanya
31 untuk suatu prosedur khusus yang akan dilaksanakan dan,
32 dalam kondisi tertentu perikatan audit, prosedur tersebut tidak
33 akan efektif untuk mencapai tujuan ketentuan tersebut. (Ref:
34 Para. A74)
35
36 Kegagalan untuk Mencapai suatu Tujuan
37 24. Jika suatu tujuan dalam suatu SA yang relevan tidak dapat
38 dicapai, auditor harus mengevaluasi apakah hal ini menghalangi
39 auditor untuk mencapai tujuan keseluruhan auditor dan oleh
40 karena itu, mengharuskan auditor, berdasarkan SA, untuk
41 memodifikasi opini auditor atau menarik diri dari perikatan
42

SA 200.11

SA Paket 200.indb 11 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 (jika penarikan diri dimungkinkan oleh peraturan perundang-


2 undangan atau regulasi yang berlaku). Kegagalan untuk
3 mencapai suatu tujuan merupakan suatu hal signifikan yang
4 membutuhkan suatu dokumentasi menurut SA 230.4 (Ref:
5 Para. A75–A76)
6
7 ***
8
9 matEri pEnErapan dan pEnJElaSan lain
10
11 audit atas laporan Keuangan
12 Ruang Lingkup Audit (Ref: Para. 3)
13 A1. Opini auditor atas laporan keuangan menyatakan apakah
14 laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
15 sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
16 Opini tersebut merupakan hal yang umum dalam semua audit
17 atas laporan keuangan. Oleh karena itu, opini auditor tidak
18 memberikan keyakinan atas, sebagai contoh, kelangsungan
19 hidup entitas di masa depan maupun efisiensi atau efektivitas
20 manajemen dalam melaksanakan kegiatan entitas. Namun,
21 dalam beberapa yurisdiksi, peraturan perundang-undangan
22 atau regulasi yang berlaku mungkin mengharuskan auditor
23 untuk menyatakan opini atas hal-hal khusus lainnya, seperti
24 keefektifan pengendalian internal, atau konsistensi suatu
25 laporan manajemen terpisah dengan laporan keuangan.
26 Sementara SA mencantumkan ketentuan dan pedoman
27 sehubungan dengan hal-hal tersebut sepanjang ketentuan
28 tersebut relevan dengan perumusan suatu opini atas laporan
29 keuangan, auditor diharuskan untuk melakukan prosedur
30 tambahan jika auditor memiliki tanggung jawab tambahan
31 untuk menyatakan opini tersebut.
32
33 Penyusunan Laporan Keuangan (Ref: Para. 4)
34 A2. Peraturan perundang-undangan atau regulasi dapat
35 menetapkan tanggung jawab manajemen dan, jika relevan,
36 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, sehubungan
37 dengan pelaporan keuangan. Namun, luas tanggung jawab
38 tersebut, atau cara tanggung jawab tersebut dijelaskan, dapat
39 berbeda di antara yurisdiksi. Walaupun terdapat perbedaan-
40
41
42 4
SA 230, “Dokumentasi Audit,” paragraf 8(c).

SA 200.12

SA Paket 200.indb 12 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 perbedaan tersebut, suatu audit berdasarkan SA dilaksanakan


2 dengan premis bahwa manajemen dan, jika relevan, pihak
3 yang bertanggung jawab atas tata kelola, mengakui dan
4 memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab:
5 (a) Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kerangka
6 pelaporan keuangan yang berlaku, termasuk, jika relevan,
7 penyajian wajar laporan keuangan;
8 (b) Menetapkan dan menjalankan pengendalian internal
9 yang dipandang perlu oleh manajemen dan, jika relevan,
10 pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola untuk
11 memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang
12 bebas dari kesalahan penyajian material, baik yang
13 disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan; dan
14 (c) Menyediakan hal-hal di bawah ini bagi auditor:
15 (i) Akses ke seluruh informasi yang disadari oleh
16 manajemen dan, jika relevan, pihak yang
17 bertanggung jawab atas tata kelola, relevan dengan
18 penyusunan laporan keuangan, seperti catatan,
19 dokumentasi, dan hal-hal lain;
20 (ii) Informasi tambahan yang mungkin diminta oleh
21 auditor dari manajemen dan, jika relevan, pihak
22 yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk
23 tujuan audit; dan
24 (iii) Akses tidak terbatas ke orang-orang dalam
25 entitas yang dipandang perlu oleh auditor untuk
26 memperoleh bukti audit.
27
28 A3. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen dan, jika
29 relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,

• Pengidentifikasian atas kerangka pelaporan keuangan


30 mengharuskan:
31
32 yang berlaku, dalam konteks peraturan perundang-

• Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kerangka


33 undangan atau regulasi yang relevan.
34

• Pencantuman deskripsi yang memadai mengenai


35 tersebut.
36
37 kerangka tersebut dalam laporan keuangan.
38 Penyusunan laporan keuangan mengharuskan manajemen
39 untuk menggunakan pertimbangan dalam membuat estimasi
40 akuntansi yang wajar sesuai dengan kondisinya, serta untuk
41 memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi yang tepat.
42

SA 200.13

SA Paket 200.indb 13 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 Pertimbangan tersebut dibuat dalam konteks kerangka


2 pelaporan keuangan yang berlaku.
3
4 A4. Laporan keuangan dapat disusun sesuai dengan suatu
5 kerangka pelaporan keuangan yang dirancang untuk

• Kebutuhan berbagai pengguna laporan keuangan atas


6 memenuhi:
7
8 informasi keuangan umum (“laporan keuangan bertujuan

• Kebutuhan pengguna laporan keuangan tertentu atas


9 umum”); atau
10
11 informasi keuangan (“laporan keuangan bertujuan
12 khusus”).
13
14 A5. Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku sering mencakup
15 standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu
16 organisasi penyusun standar yang berwenang atau diakui,
17 atau oleh regulator atau menurut ketentuan legislasi. Dalam
18 beberapa kasus, kerangka pelaporan keuangan dapat
19 mencakup standar pelaporan keuangan yang ditetapkan
20 oleh suatu organisasi penyusun standar yang berwenang
21 atau diakui dan regulator atau menurut ketentuan legislasi.
22 Sumber-sumber lain dapat menyediakan panduan atas
23 penerapan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
24 Dalam beberapa kasus, kerangka pelaporan keuangan yang
25 berlaku dapat mencakup sumber-sumber lain tersebut, atau
26 bahkan dapat hanya terdiri dari sumber-sumber lain tersebut.

• Lingkungan hukum dan etika, termasuk statuta, regulasi,


27 Sumber-sumber lain tersebut dapat mencakup:
28
29 keputusan pengadilan, dan kewajiban etika profesi dalam

• Interpretasi akuntansi dengan berbagai kewenangan


30 hubungannya dengan masalah akuntansi;
31
32 yang dipublikasikan oleh organisasi penyusun standar,

• Pandangan-pandangan tentang isu akuntansi terkini


33 organisasi profesi, atau regulator;
34
35 dengan berbagai kewenangan yang dipublikasikan oleh
36 organisasi penyusun standar, organisasi profesional, atau

• Praktik umum dan industri yang diakui secara luas dan


37 regulator;
38

• Literatur akuntansi.
39 lazim; dan
40
41
42

SA 200.14

SA Paket 200.indb 14 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 Jika terdapat konflik antara kerangka pelaporan keuangan


2 dengan sumber-sumber lain yang memberikan arah dalam
3 penerapan kerangka pelaporan keuangan, atau jika terdapat
4 konflik di antara berbagai sumber-sumber yang mencakup
5 kerangka pelaporan keuangan, sumber dengan kewenangan
6 tertinggi menjadi sumber yang harus digunakan.
7
8 A6. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
9 menentukan bentuk dan isi laporan keuangan. Meskipun
10 kerangka tersebut belum tentu menentukan bagaimana
11 membukukan atau mengungkapkan seluruh transaksi atau
12 peristiwa, pada umumnya kerangka tersebut berisi sejumlah
13 prinsip yang luas dan memadai yang dapat menjadi suatu
14 basis untuk pengembangan dan penerapan kebijakan
15 akuntansi yang konsisten dengan konsep yang melandasi
16 ketentuan kerangka tersebut.
17
18 A7. Beberapa kerangka pelaporan keuangan merupakan
19 kerangka penyajian wajar, sementara beberapa kerangka
20 pelaporan keuangan lainnya merupakan kerangka kepatuhan.
21 Kerangka pelaporan keuangan yang terutama mencakup
22 standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh suatu
23 organisasi yang berwenang atau diakui untuk menetapkan
24 standar yang akan digunakan oleh entitas untuk menyusun
25 laporan bertujuan umum sering dirancang untuk mencapai
26 penyajian wajar, sebagai contoh, Standar Akuntansi Keuangan
27 di Indonesia.
28
29 A8. Ketentuan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku juga
30 menentukan definisi suatu set laporan keuangan lengkap.
31 Dalam hal terdapat banyak kerangka, laporan keuangan
32 dimaksudkan untuk menyediakan informasi tentang posisi
33 keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas.
34 Bagi kerangka tersebut, suatu set laporan keuangan lengkap
35 mencakup laporan posisi keuangan, laporan laba rugi
36 komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas,
37 dan catatan atas laporan keuangan terkait. Bagi kerangka
38 pelaporan keuangan lainnya, suatu laporan keuangan
39 tunggal dan catatan atas laporan keuangan terkait mungkin
40 merupakan suatu set laporan keuangan lengkap:
41
42

SA 200.15

SA Paket 200.indb 15 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 • Sebagai contoh, International Public Sector Accounting


2 Standard (“IPSAS”), “Financial Reporting Under the Cash
3 Basis of Accounting”, yang ditetapkan oleh International
4 Public Sector Accounting Standards Board menyatakan
5 bahwa laporan keuangan utama berisi laporan
6 penerimaan kas dan pengeluaran kas ketika suatu entitas
7 sektor publik menyusun laporan keuangannya sesuai


8 dengan IPSAS.
9 Contoh-contoh lainnya suatu laporan keuangan tunggal,
10 yang masing-masing juga mencakup catatan atas laporan
11 keuangan terkait, adalah:
12 o Laporan posisi keuangan.
13 o Laporan laba rugi komprehensif.
14 o Laporan saldo laba.
15 o Laporan arus kas.
16 o Laporan aset dan liabilitas yang tidak mencakup
17 ekuitas pemilik.
18 o Laporan perubahan ekuitas.
19 o Laporan pendapatan dan beban.
20 o Laporan laba rugi berdasarkan lini produk.
21
22 A9. SA 210 menetapkan ketentuan dan menyediakan panduan
23 dalam menetapkan keterterimaan kerangka pelaporan
24 keuangan yang berlaku.5 SA 800 mengatur pertimbangan
25 khusus ketika laporan keuangan disusun sesuai dengan suatu
26 kerangka bertujuan khusus.6
27
28 A10. Oleh karena signifikansi premis pelaksanaan audit, auditor
29 diharuskan untuk memperoleh persetujuan manajemen dan,
30 jika relevan, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola,
31 bahwa mereka mengakui dan memahami bahwa mereka
32 memiliki tanggung jawab sebagaimana diatur dalam paragraf
33 A2 sebagai suatu prakondisi untuk menerima perikatan
34 audit.7
35
36
37
38
39 5
SA 210, “Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit,” paragraf 6(a).
40 6
SA 800, “Pertimbangan Khusus–Audit atas Laporan Keuangan yang Disusun
41 sesuai dengan Kerangka Bertujuan khusus,” paragraf 8.
42 7
SA 210, paragraf 6(b).

SA 200.16

SA Paket 200.indb 16 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 Pertimbangan Spesifik dalam Audit Sektor Publik


2 A11. Mandat untuk audit atas laporan keuangan entitas sektor publik
3 dapat lebih luas daripada entitas-entitas lain. Oleh karena
4 itu, premis, berkaitan dengan tanggung jawab manajemen
5 yang melandasi pelaksanaan suatu audit atas laporan
6 keuangan entitas sektor publik, dapat mencakup tanggung
7 jawab tambahan, seperti tanggung jawab atas pelaksanaan
8 transaksi dan peristiwa sesuai dengan peraturan perundang-
9 undangan, regulasi, atau otoritas lainnya.8
10
11 Bentuk Opini Auditor (Ref: Para. 8)
12 A12. Opini yang dinyatakan oleh auditor adalah tentang apakah
13 laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
14 sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
15 Namun, bentuk opini auditor akan bergantung pada kerangka
16 pelaporan keuangan yang berlaku dan peraturan perundang-
17 undangan atau regulasi yang berlaku. Kebanyakan
18 kerangka pelaporan keuangan berisi ketentuan tentang
19 penyajian laporan keuangan; oleh karena itu, bagi kerangka
20 tersebut, penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan
21 kerangka pelaporan keuangan yang berlaku juga mencakup
22 penyajian.
23
24 A13. Jika kerangka pelaporan keuangan merupakan suatu kerangka
25 penyajian wajar, sebagaimana halnya dalam laporan keuangan
26 bertujuan umum, opini menurut SA adalah tentang apakah
27 laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal
28 yang material. Jika kerangka pelaporan keuangan merupakan
29 suatu kerangka kepatuhan, opini menurut SA adalah apakah
30 laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang material,
31 sesuai dengan kerangka tersebut. Kecuali secara khusus
32 dinyatakan lain, pengacuan pada opini auditor dalam SA
33 mencakup kedua bentuk opini tersebut.
34
35 Ketentuan Etika yang Berkaitan dengan audit atas laporan
36 Keuangan (Ref: Para. 14)
37 A14. Auditor harus memenuhi ketentuan etika yang relevan,
38 termasuk ketentuan yang berkaitan dengan independensi,
39 sehubungan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.
40
41
42 8
Lihat paragraf A57.

SA 200.17

SA Paket 200.indb 17 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 Ketentuan etika tersebut tercantum dalam Kode Etik Profesi


2 Akuntan Publik (“Kode Etik”) yang ditetapkan oleh Institut
3 Akuntan Publik Indonesia, yang terdiri dari Bagian A dan
4 Bagian B.
5
6 A15. Bagian A dari Kode Etik menetapkan prinsip dasar etika profesi
7 yang relevan bagi auditor ketika melaksanakan suatu audit
8 atas laporan keuangan dan menyediakan suatu kerangka
9 konseptual untuk menerapkan prinsip dasar tersebut. Prinsip-
10 prinsip dasar yang harus dipatuhi oleh auditor menurut Kode
11 Etik adalah sebagai berikut:
12 (a) Integritas;
13 (b) Objektivitas;
14 (c) Kompetensi dan kecermatan profesional;
15 (d) Kerahasiaan; dan
16 (e) Perilaku profesional.
17 Bagian B dari Kode Etik memberikan ilustrasi bagaimana
18 kerangka konseptual diterapkan dalam situasi tertentu.
19
20 A16. Oleh karena perikatan audit menyangkut kepentingan publik,
21 sebagaimana diatur dalam Kode Etik, auditor harus independen
22 dari entitas yang diaudit. Kode Etik menjelaskan independensi
23 sebagai independensi dalam pemikiran dan independensi
24 dalam penampilan. Independensi auditor melindungi
25 kemampuan auditor untuk merumuskan suatu opini audit
26 tanpa dapat dipengaruhi. Independensi meningkatkan
27 kemampuan auditor dalam menjaga integritasnya, serta
28 bertindak secara objektif, dan memelihara suatu sikap
29 skeptisisme profesional.
30
31 A17. Standar Pengendalian Mutu (“SPM”) 1,9 atau ketentuan setara
32 lainnya,10 mengatur tanggung jawab KAP untuk menetapkan
33 dan memelihara sistem pengendalian mutu untuk perikatan
34 audit. SPM 1 menetapkan tanggung jawab KAP untuk
35 menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
36 memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personelnya
37 mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk yang
38
39 9
Standar Pengendalian Mutu (“SPM”) 1, “Pengendalian Mutu bagi KAP yang
40 Melaksanakan Perikatan Asurans (Audit, Reviu, dan Perikatan Asurans Lainnya)
41 dan Perikatan Selain Asurans.”
42 10
SA 220, “Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan,” paragraf 2.

SA 200.18

SA Paket 200.indb 18 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 berkaitan dengan independensi. 11 SA 220 menetapkan


2 tanggung jawab rekan perikatan sehubungan dengan
3 ketentuan etika yang relevan. Tanggung jawab tersebut
4 mencakup kewaspadaan yang berkesinambungan, melalui
5 observasi dan pengajuan pertanyaan yang diperlukan, atas
6 bukti adanya ketidakpatuhan dengan ketentuan etika yang
7 relevan oleh anggota tim perikatan, penentuan tindakan yang
8 tepat atas hal-hal yang menjadi perhatian rekan perikatan,
9 yang mengindikasikan bahwa anggota tim perikatan tidak
10 mematuhi ketentuan etika yang relevan, dan perumusan suatu
11 kesimpulan atas kepatuhan terhadap ketentuan independensi
12 yang berlaku dalam perikatan audit.12 SA 220 mengakui
13 bahwa tim perikatan berhak untuk mengandalkan sistem
14 pengendalian mutu KAP dalam memenuhi tanggung jawab
15 atas prosedur pengendalian mutu yang berlaku bagi setiap
16 perikatan audit, kecuali jika informasi yang disediakan oleh
17 KAP atau pihak lain menunjukkan sebaliknya.
18
19 Skeptisisme profesional (Ref: Para. 15)
20 A18. Skeptisisme profesional mencakup kewaspadaan terhadap

• Bukti audit yang bertentangan dengan bukti audit lain


21 antara lain hal-hal sebagai berikut:
22

• Informasi yang menimbulkan pertanyaan tentang


23 yang diperoleh.
24
25 keandalan dokumen dan respons terhadap permintaan

• Keadaan yang mengindikasikan adanya kemungkinan


26 keterangan yang digunakan sebagai bukti audit.
27

• Kondisi yang menyarankan perlunya prosedur audit


28 kecurangan.
29
30 tambahan selain prosedur yang disyaratkan oleh SA.
31
32 A19. Mempertahankan skeptisisme profesional selama audit
33 diperlukan jika auditor berusaha untuk, mengurangi risiko,

• Kegagalan dalam melihat kondisi-kondisi tidak lazim.


34 seperti misalnya:

• Terlalu menyamaratakan kesimpulan ketika menarik


35
36

• Menggunakan asumsi yang tidak tepat dalam menetapkan


37 kesimpulan tersebut dari observasi audit.
38
39
40
41 11
SPM 1, paragraf 20-25.
42 12
SA 220, paragraf 9-12.

SA 200.19

SA Paket 200.indb 19 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 sifat, saat, dan luas prosedur audit serta penilaian atas


2 hasilnya.
3
4 A20. Skeptisisme profesional diperlukan dalam penilaian penting
5 atas bukti audit. Hal ini mencakup sikap mempertanyakan
6 bukti audit yang kontradiktif, keandalan dokumen dan respons
7 terhadap pertanyaan, dan informasi lain yang diperoleh
8 dari manajemen dan pihak yang bertanggung jawab atas
9 tata kelola. Hal ini juga mencakup pertimbangan mengenai
10 kecukupan dan ketepatan bukti audit yang diperoleh sesuai
11 dengan kondisi perikatan, sebagai contoh, dalam hal ketika
12 terdapat faktor risiko kecurangan dan suatu dokumen tunggal,
13 yang rentan terhadap kecurangan, merupakan satu-satunya
14 bukti pendukung bagi suatu angka material dalam laporan
15 keuangan.
16
17 A21. Auditor dapat menganggap catatan dan dokumen yang
18 diterimanya asli, kecuali auditor memiliki alasan untuk
19 meyakini sebaliknya. Namun, auditor tetap diharuskan
20 untuk mempertimbangkan keandalan informasi yang akan
21 digunakan sebagai bukti audit.13 Jika terdapat keraguan
22 terhadap keandalan informasi atau terdapat indikasi
23 kemungkinan adanya kecurangan (sebagai contoh, jika
24 kondisi yang teridentifikasi selama audit menyebabkan auditor
25 untuk meyakini bahwa suatu dokumen tidak otentik atau isi
26 dokumen telah dimanipulasi), SA mengharuskan auditor untuk
27 menginvestigasi lebih lanjut dan menentukan perlu atau tidak
28 perlunya dilakukan modifikasi atau penambahan terhadap
29 prosedur audit untuk menyelesaikan hal tersebut.14
30
31 A22. Auditor tidak dapat mengabaikan pengalaman lalu
32 mengenai kejujuran dan integritas manajemen dan pihak
33 yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas. Namun,
34 suatu keyakinan bahwa manajemen dan pihak yang
35 bertanggung jawab atas tata kelola adalah jujur dan memiliki
36 integritas tidak melepaskan auditor dari kebutuhan untuk
37 memelihara skeptisisme profesional atau memperbolehkan
38
39
40 13
SA 500, “Bukti Audit,” paragraf 7-9.
41 14
SA 240, paragraf 13; SA 500, paragraf 11; SA 505, “Konfirmasi Eksternal,”
42 paragraf 10-11, dan 16.

SA 200.20

SA Paket 200.indb 20 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 auditor menerima bukti audit yang kurang persuasif, ketika


2 memperoleh keyakinan memadai.
3
4 pertimbangan profesional (Ref: Para. 16)
5 A23. Pertimbangan profesional merupakan hal penting untuk
6 melaksanakan audit secara tepat. Hal ini karena interpretasi
7 ketentuan etika dan SA yang relevan, serta keputusan yang
8 telah diinformasikan yang diharuskan selama audit tidak
9 dapat dibuat tanpa penerapan pengetahuan dan pengalaman
10 yang relevan pada fakta dan kondisi terkait. Pertimbangan
11 profesional diperlukan terutama dalam membuat keputusan

• Materialitas dan risiko audit.


12 tentang:

• Sifat, saat, dan luas prosedur audit yang digunakan


13
14
15 untuk memenuhi ketentuan SA dan mengumpulkan bukti

• Pengevaluasian tentang apakah bukti audit yang cukup


16 audit.
17
18 dan tepat telah diperoleh, dan apakah pengevaluasian
19 lebih lanjut dibutuhkan untuk mencapai tujuan SA dan

• Pengevaluasian tentang pertimbangan manajemen


20 tujuan keseluruhan auditor.
21
22 dalam menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang

• Penarikan kesimpulan berdasarkan bukti audit yang


23 berlaku bagi entitas.
24
25 diperoleh, sebagai contoh, penilaian atas kewajaran
26 estimasi yang dibuat oleh manajemen dalam menyusun
27 laporan keuangan.
28
29 A24. Karakteristik unik pertimbangan profesional yang diharapkan
30 dari seorang auditor adalah pertimbangan yang dibuat
31 oleh seorang auditor yang pelatihan, pengetahuan, dan
32 pengalamannya telah membantu pengembangan kompetensi
33 yang diperlukan untuk mencapai pertimbangan-pertimbangan
34 wajar yang dibuatnya.
35
36 A25. Pelaksanaan pertimbangan profesional dalam kasus tertentu
37 didasarkan pada fakta dan kondisi yang diketahui oleh
38 auditor. Konsultasi atas hal yang sulit atau kontroversial
39 selama pelaksanaan audit, baik di antara anggota tim
40 perikatan maupun antara tim perikatan dengan pihak lain
41
42

SA 200.21

SA Paket 200.indb 21 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 pada tingkat yang tepat di dalam atau di luar KAP, seperti yang
2 diharuskan oleh SA 220,15 membantu auditor dalam membuat
3 pertimbangan yang diinformasikan dan wajar.
4
5 A26. Pertimbangan profesional dapat dievaluasi berdasarkan
6 apakah pertimbangan yang dibuat mencerminkan suatu
7 penerapan prinsip audit dan akuntansi yang kompeten dan
8 tepat, serta konsisten dengan fakta dan kondisi yang diketahui
9 oleh auditor hingga tanggal laporan auditor.
10
11 A27. Pertimbangan profesional perlu dilakukan sepanjang audit.
12 Pertimbangan profesional juga perlu didokumentasikan
13 dengan tepat. Dalam hal ini, auditor diharuskan untuk
14 membuat dokumentasi audit yang cukup untuk memungkinkan
15 seorang auditor lain yang berpengalaman, yang sebelumnya
16 tidak memiliki hubungan dengan audit tersebut, memahami
17 pertimbangan profesional signifikan yang dibuat dalam
18 menarik kesimpulan atas hal-hal signifikan yang timbul selama
19 audit.16 Pertimbangan profesional tidak untuk digunakan
20 sebagai justifikasi untuk keputusan yang tidak didukung oleh
21 fakta dan kondisi perikatan atau bukti audit yang tidak cukup
22 dan tidak tepat.
23
24 Bukti audit yang Cukup dan tepat serta risiko audit (Ref: Para.
25 5 dan 17)
26 Bukti Audit yang Cukup dan Tepat
27 A28. Bukti audit diperlukan untuk mendukung opini dan laporan
28 auditor. Bukti audit bersifat kumulatif dan terutama diperoleh dari
29 prosedur audit yang dilaksanakan selama audit. Namun, bukti
30 audit juga mencakup informasi yang diperoleh dari sumber-
31 sumber lain, seperti audit periode lalu (sepanjang auditor
32 telah menentukan apakah telah terjadi perubahan sejak audit
33 periode lalu yang dapat memengaruhi relevansi audit periode
34 lalu dengan audit periode kini17) atau prosedur pengendalian
35 mutu suatu KAP untuk penerimaan dan keberlanjutan klien.
36 Selain sumber-sumber lain yang diperoleh dari dalam dan luar
37
38
39 15
SA 220, paragraf 18.
40 16
SA 230, paragraf 8.
41 17
SA 315, “Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material
42 Melalui Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya,” paragraf 9.

SA 200.22

SA Paket 200.indb 22 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 entitas, catatan akuntansi entitas merupakan sumber bukti


2 audit yang penting. Selain itu, informasi yang dapat digunakan
3 sebagai bukti audit mungkin telah disusun oleh seorang pakar
4 yang dipekerjakan atau ditugaskan oleh entitas. Bukti audit
5 terdiri dari informasi yang mendukung dan menguatkan asersi
6 manajemen dan setiap informasi yang bertentangan dengan
7 asersi tersebut. Sebagai tambahan, dalam beberapa kasus,
8 ketiadaan informasi (sebagai contoh, penolakan manajemen
9 untuk menyediakan representasi yang diminta) digunakan
10 oleh auditor dan, oleh karena itu, juga merupakan bukti audit.
11 Sebagian besar pekerjaan auditor dalam merumuskan opini
12 auditor terdiri dari pemerolehan dan pengevaluasian bukti
13 audit.
14
15 A29. Kecukupan dan ketepatan bukti audit saling berhubungan.
16 Kecukupan merupakan ukuran kuantitas bukti audit. Kuantitas
17 bukti audit yang diperlukan dipengaruhi oleh pertimbangan
18 auditor atas risiko kesalahan penyajian (makin tinggi risiko
19 yang dinilai, makin banyak bukti audit yang dibutuhkan) dan
20 juga dipengaruhi oleh kualitas bukti audit tersebut (makin
21 tinggi kualitasnya, makin kurang bukti audit yang dibutuhkan).
22 Namun, pemerolehan bukti audit yang lebih banyak belum
23 tentu dapat mengompensasi kualitas bukti audit yang
24 buruk.
25
26 A30. Ketepatan merupakan ukuran kualitas bukti audit; yaitu
27 relevansi dan keandalannya dalam mendukung kesimpulan
28 yang mendasari opini auditor. Keandalan bukti audit
29 dipengaruhi oleh sumber dan sifatnya, serta bergantung pada
30 kondisi-kondisi dari bukti tersebut pada saat diperoleh.
31
32 A31. Hal mengenai apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
33 diperoleh untuk mengurangi risiko audit ke tingkat rendah
34 yang dapat diterima, dan memungkinkan auditor untuk
35 menarik kesimpulan wajar yang mendasari opini auditor,
36 merupakan suatu pertimbangan profesional. SA 500 dan SA
37 lainnya yang relevan menetapkan ketentuan tambahan dan
38 memberikan panduan lebih lanjut sepanjang audit tentang
39 pertimbangan auditor dalam mendapatkan bukti audit yang
40 cukup dan tepat.
41
42

SA 200.23

SA Paket 200.indb 23 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 Risiko Audit
2 A32. Risiko audit merupakan fungsi dari risiko kesalahan penyajian
3 material dan risiko deteksi. Penilaian risiko didasarkan pada
4 prosedur audit untuk mendapatkan informasi yang diperlukan
5 untuk tujuan tersebut dan bukti yang diperoleh sepanjang
6 audit. Penilaian risiko merupakan pertimbangan profesional,
7 dan bukan merupakan hal untuk mendapatkan pengukuran
8 yang tepat.
9
10 A33. Untuk tujuan SA, risiko audit tidak termasuk risiko bahwa
11 auditor mungkin menyatakan opini bahwa laporan keuangan
12 mengandung kesalahan penyajian yang material padahal
13 laporan keuangan tersebut tidak mengandung kesalahan
14 penyajian material. Risiko ini biasanya tidak signifikan. Di
15 samping itu, risiko audit merupakan istilah teknis yang
16 berkaitan dengan proses audit. Risiko audit tidak mengacu
17 ke risiko bisnis auditor seperti kerugian dari litigasi, publikasi
18 yang merugikan, atau peristiwa lain yang timbul sehubungan
19 dengan audit atas laporan keuangan.
20
21 Risiko Kesalahan Penyajian Material
22 A34. Risiko kesalahan penyajian material dapat terjadi di dua

• Tingkat laporan keuangan secara keseluruhan; dan


23 tingkat:

• Tingkat asersi untuk golongan transaksi, saldo akun, dan


24
25
26 pengungkapan.
27
28 A35. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
29 keuangan secara keseluruhan mengacu ke risiko kesalahan
30 penyajian material yang berdampak luas (pervasif) terhadap
31 laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi
32 memengaruhi banyak asersi.
33
34 A36. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
35 dinilai untuk menentukan sifat, saat, dan luas prosedur
36 audit yang diperlukan untuk memperoleh bukti audit yang
37 cukup dan tepat. Bukti audit tersebut memungkinkan auditor
38 untuk menyatakan opini atas laporan keuangan pada tingkat
39 risiko rendah yang dapat diterima. Auditor menggunakan
40 beberapa pendekatan untuk mencapai tujuan penilaian
41 risiko kesalahan penyajian material. Sebagai contoh, auditor
42 dapat menggunakan suatu model yang menggambarkan

SA 200.24

SA Paket 200.indb 24 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 hubungan umum berbagai komponen risiko audit dalam


2 istilah matematis untuk mencapai tingkat risiko deteksi yang
3 dapat diterima. Beberapa auditor menemukan bahwa model
4 tersebut berguna ketika merencanakan prosedur audit.
5
6 A37. Risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
7 terdiri dari dua komponen yaitu risiko bawaan dan risiko
8 pengendalian. Risiko inheren dan risiko pengendalian
9 merupakan risiko entitas; kedua risiko tersebut timbul secara
10 terpisah dalam audit atas laporan keuangan.
11
12 A38. Risiko inheren dapat lebih tinggi untuk beberapa asersi dan
13 golongan transaksi, saldo akun, serta pengungkapan tertentu.
14 Sebagai contoh, risiko bawaan mungkin lebih tinggi untuk
15 perhitungan yang kompleks atau untuk akun yang terdiri dari
16 angka yang berasal dari estimasi akuntansi yang tergantung
17 pada ketidakpastian estimasi signifikan. Kondisi eksternal
18 yang menimbulkan risiko bisnis juga dapat memengaruhi
19 risiko bawaan. Sebagai contoh, perkembangan teknologi
20 dapat mengakibatkan produk tertentu menjadi usang, dengan
21 demikian mengakibatkan persediaan menjadi makin rentan
22 terhadap kelebihan penyajian. Faktor dalam entitas dan
23 lingkungannya yang berhubungan dengan sebagian atau
24 semua golongan transaksi, saldo akun, atau pengungkapan
25 dapat memengaruhi risiko bawaan yang berkaitan dengan
26 asersi tertentu. Sebagai contoh, faktor tersebut dapat
27 mencakup tidak ada modal kerja yang cukup untuk
28 meneruskan operasi atau penurunan industri yang ditandai
29 dengan jumlah kegagalan bisnis yang tinggi.
30
31 A39. Risiko pengendalian merupakan fungsi dari efektivitas desain,
32 implementasi, dan pengelolaan pengendalian internal oleh
33 manajemen untuk merespons risiko yang teridentifikasi yang
34 mengancam pencapaian tujuan entitas yang relevan dengan
35 penyusunan laporan keuangan entitas. Namun, sebaik
36 apa pun desain dan pengoperasian pengendalian internal,
37 hanya dapat mengurangi, tetapi tidak menghilangkan, risiko
38 kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan,
39 karena keterbatasan inheren dari pengendalian internal. Hal
40 ini termasuk, sebagai contoh, kemungkinan kesalahan atau
41 kelalaian manusia, atau pengendalian yang disalahgunakan
42 melalui kolusi dan campur tangan yang tidak tepat oleh

SA 200.25

SA Paket 200.indb 25 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 manajemen. Oleh karena itu, beberapa risiko pengendalian


2 akan tetap ada. SA memuat kondisi yang mengharuskan atau
3 memberikan opsi bagi auditor untuk menguji efektivitas operasi
4 pengendalian dalam menentukan sifat, saat, luas dari prosedur
5 substantif yang akan dilakukan.18
6
7 A40. SA biasanya tidak mengacu ke risiko inheren dan risiko
8 pengendalian secara terpisah, namun mengacu ke penilaian
9 gabungan “risiko kesalahan penyajian material.” Namun,
10 auditor dapat membuat penilaian risiko bawaan dan risiko
11 pengendalian secara terpisah atau gabungan, tergantung
12 pada teknik atau metodologi audit yang lebih disukai dan
13 pertimbangan praktis. Penilaian risiko kesalahan penyajian
14 material dapat dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, seperti
15 dalam persentase, atau dalam bentuk nonkuantitatif. Dalam
16 kondisi apa pun, kebutuhan auditor untuk menilai risiko yang
17 tepat lebih penting daripada pendekatan yang berbeda yang
18 digunakan untuk menetapkan risiko.
19
20 A41. SA 315 menetapkan ketentuan dan memberikan panduan
21 dalam mengidentifikasi dan menetapkan risiko kesalahan
22 penyajian material pada tingkat laporan keuangan dan tingkat
23 asersi.
24
25 Risiko Deteksi
26 A42. Untuk tingkat risiko audit tertentu, tingkat risiko deteksi yang
27 dapat diterima mempunyai hubungan berbanding terbalik
28 dengan risiko kesalahan penyajian material yang dinilai pada
29 tingkat asersi. Sebagai contoh, makin tinggi risiko kesalahan
30 penyajian material yang diyakini ada oleh auditor, makin
31 rendah risiko deteksi yang dapat diterima dan, oleh karena
32 itu, makin banyak bukti audit persuasif yang dibutuhkan oleh
33 auditor.
34
35 A43. Risiko deteksi berhubungan dengan sifat, saat, dan luas
36 prosedur audit yang ditentukan oleh auditor untuk mengurangi
37 risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima. Oleh karena
38 itu, risiko ini merupakan fungsi dari efektivitas suatu prosedur
39 audit dan penerapannya oleh auditor. Hal-hal seperti:
40
41
42 18
SA 330, “Respons Auditor terhadap Risiko yang telah Dinilai,” paragraf 7-17.

SA 200.26

SA Paket 200.indb 26 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit



1 perencanaan yang memadai;
2 penugasan personel yang tepat ke dalam tim

• penerapan skeptisisme profesional; dan


3 perikatan;

• supervisi dan reviu atas pekerjaan audit yang telah


4
5
6 dilaksanakan,
7 membantu meningkatkan efektivitas prosedur audit dan
8 penerapannya serta mengurangi kemungkinan bahwa
9 auditor memilih prosedur audit yang tidak tepat, salah
10 menerapkan suatu prosedur audit yang tepat, atau salah
11 menginterpretasikan hasil audit.
12
13 A44. SA 30019 dan SA 330 menetapkan ketentuan dan memberikan
14 panduan dalam merencanakan audit atas laporan keuangan
15 dan respons auditor terhadap risiko yang telah dinilai. Namun,
16 risiko deteksi hanya dapat dikurangi, bukan dihilangkan,
17 karena adanya keterbatasan inheren dalam suatu audit. Oleh
18 karena itu, sebagian risiko deteksi akan selalu ada.
19
20 Keterbatasan Inheren dalam Suatu Audit
21 A45. Auditor tidak diharapkan untuk, dan tidak dapat, mengurangi
22 risiko audit hingga tidak ada sama sekali dan oleh karena itu
23 auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolut bahwa
24 laporan keuangan bebas dari kesalahan penyajian material
25 karena kecurangan atau kesalahan. Hal ini disebabkan adanya
26 keterbatasan inheren dalam suatu audit, yang mengakibatkan
27 hampir semua bukti audit yang menjadi basis bagi auditor
28 dalam menarik kesimpulan dan menyatakan opini merupakan
29 bukti yang bersifat persuasif bukan konklusif. Keterbatasan

• Sifat pelaporan keuangan;


30 bawaan suatu audit timbul dari:

• Sifat prosedur audit; dan


31

• Kebutuhan agar audit dilaksanakan dalam jangka waktu


32
33
34 dan biaya yang wajar.
35
36 Sifat Pelaporan Keuangan
37 A46. Penyusunan laporan keuangan melibatkan pertimbangan oleh
38 manajemen dalam menerapkan ketentuan dalam kerangka
39 pelaporan keuangan yang berlaku bagi entitas sesuai dengan
40
41
42 19
SA 300, “Perencanaan suatu Audit atas Laporan Keuangan.”

SA 200.27

SA Paket 200.indb 27 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 fakta dan kondisi entitas yang bersangkutan. Di samping


2 itu, banyak unsur laporan keuangan melibatkan keputusan
3 atau penilaian subjektif atau suatu tingkat ketidakpastian,
4 dan mungkin terdapat kisar penafsiran atau pertimbangan
5 yang mungkin dibuat. Sebagai konsekuensinya, sebagian
6 unsur laporan keuangan memiliki tingkat variabilitas inheren
7 yang tidak dapat dieliminasi dengan menerapkan prosedur
8 audit tambahan. Sebagai contoh, hal ini sering berkaitan
9 dengan estimasi akuntansi tertentu. Meskipun demikian, SA
10 mengharuskan auditor untuk memberikan pertimbangan
11 khusus tentang apakah estimasi akuntansi wajar dalam
12 konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
13 dan pengungkapan yang terkait, serta aspek kualitatif
14 praktik akuntansi entitas, termasuk adanya kemungkinan
15 keberpihakan dalam pertimbangan manajemen.20
16
17 Sifat Prosedur Audit
18 A47. Terdapat keterbatasan, baik secara praktik maupun legal, atas
19 kemampuan auditor untuk mendapat bukti audit. Sebagai

• Terdapat kemungkinan bahwa manajemen atau pihak


20 contoh:
21
22 lain tidak memberikan, baik disengaja maupun tidak
23 disengaja, informasi yang lengkap yang relevan dengan
24 penyusunan laporan keuangan atau yang telah diminta oleh
25 auditor. Oleh karena itu, auditor tidak dapat memastikan
26 kelengkapan informasi, meskipun auditor telah melakukan
27 prosedur audit untuk memperoleh keyakinan bahwa

• Terorganisasi dengan rapi yang dirancang untuk


28 semua informasi yang relevan telah diperoleh.
29
30 menutupi kecurangan tersebut. Oleh karena itu, prosedur
31 audit yang digunakan untuk mengumpulkan bukti audit
32 mungkin tidak efektif untuk mendeteksi kesalahan
33 penyajian yang diakibatkan oleh kecurangan tersebut,
34 sebagai contoh kolusi untuk memanipulasi dokumentasi
35 yang dapat mengakibatkan auditor yakin bahwa bukti
36 audit adalah sah, padahal kenyataannya tidak. Auditor
37 tidak terlatih atau tidak diharapkan untuk menjadi pakar
38 dalam pembuktian keaslian dokumen.
39
40 20
SA 540, “Audit atas Estimasi Akuntansi, Termasuk Estimasi akuntansi Nilai
41 Wajar, dan Pengungkapan yang Bersangkutan,” dan SA 700, “Perumusan
42 suatu Opini dan Pelaporan atas Laporan Keuangan,” paragraf 12.

SA 200.28

SA Paket 200.indb 28 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 • Audit bukan merupakan suatu investigasi resmi atas


2 dugaan suatu perbuatan yang salah. Oleh karena itu,
3 auditor tidak diberi kekuasaan hukum khusus, seperti
4 kekuasaan untuk melakukan penggeledahan yang
5 mungkin diperlukan untuk suatu investigasi.
6
7 Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan dan Keseimbangan antara
8 Manfaat dan Biaya
9 A48. Kesulitan, waktu, atau biaya yang terlibat tidak dengan
10 sendirinya merupakan suatu basis yang valid bagi auditor
11 untuk meniadakan suatu prosedur audit ketika tidak
12 terdapat alternatif atau menerima bukti audit yang kurang
13 persuasif. Perencanaan yang tepat membantu auditor dalam
14 mengusahakan tersedianya waktu dan sumber daya yang
15 cukup untuk pelaksanaan audit. Namun, relevansi informasi
16 dan nilainya cenderung berkurang dengan berlalunya waktu,
17 dan terdapat suatu keseimbangan yang harus dipertimbangkan
18 antara keandalan informasi dan biayanya. Hal ini diakui dalam
19 kerangka pelaporan keuangan tertentu (sebagai contoh,
20 lihat “Kerangka untuk Penyusunan dan Penyajian Laporan
21 Keuangan”). Oleh karena itu, terdapat harapan dari pengguna
22 laporan keuangan bahwa auditor akan merumuskan suatu
23 opini atas laporan keuangan dalam suatu periode dan biaya
24 yang wajar, dengan menyadari bahwa tidak praktis untuk
25 menangani seluruh informasi yang mungkin ada atau untuk
26 meneliti lebih jauh setiap hal secara mendalam dengan
27 asumsi bahwa informasi tersebut mengandung kesalahan
28 atau kecurangan hingga terbukti sebaliknya.
29
30 A49. Sebagai akibatnya, auditor perlu melakukan hal-hal di bawah

• Merencanakan audit, sehingga audit dapat dilaksanakan


31 ini:
32

• Mengarahkan audit ke area yang paling diduga


33 secara efektif;
34
35 mengandung risiko kesalahan penyajian material, baik
36 yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan,
37 dengan upaya yang lebih sedikit diarahkan ke area lain;

• Menggunakan pengujian dan cara lainnya dalam


38 dan
39
40 memeriksa populasi untuk kesalahan penyajian.
41
42

SA 200.29

SA Paket 200.indb 29 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 A50. Sehubungan dengan pendekatan yang dijelaskan dalam


2 paragraf A49, SA berisi ketentuan untuk perencanaan dan
3 pelaksanaan audit, dan mengharuskan auditor untuk antara

• Memiliki suatu basis untuk mengidentifikasi dan menilai


4 lain melakukan hal-hal di bawah ini:
5
6 risiko kesalahan penyajian material pada tingkat laporan
7 keuangan dan asersi melalui pelaksanaan prosedur

• Menggunakan pengujian dan cara lainnya dalam


8 penilaian risiko dan aktivitas terkait;21 dan
9
10 memeriksa populasi sedemikian rupa sehingga
11 menyediakan suatu basis wajar bagi auditor untuk
12 menarik kesimpulan tentang populasi.22
13
14 Hal-Hal Lain yang Memengaruhi Keterbatasan Inheren suatu Audit
15 A51. Dalam hal asersi atau hal pokok tertentu, dampak potensial
16 dari keterbatasan inheren atas kemampuan auditor untuk
17 mendeteksi kesalahan penyajian material adalah signifikan.

• Kecurangan, terutama kecurangan yang melibatkan


18 Asersi atau hal pokok tersebut mencakup:
19
20 manajemen senior atau kolusi. Lihat SA 240 untuk

• Eksistensi dan kelengkapan hubungan dan transaksi


21 pembahasan lebih lanjut.
22
23 pihak berelasi. Lihat SA 55023 untuk pembahasan lebih

• Keterjadian atas ketidakpatuhan terhadap peraturan


24 lanjut.
25
26 perundangan-undangan dan regulasi. Lihat SA 25024

• Peristiwa atau kondisi masa depan yang dapat


27 untuk pembahasan lebih lanjut.
28
29 menyebabkan suatu entitas tidak dapat melanjutkan
30 kelangsungan usahanya. Lihat SA 570 25 untuk
31 pembahasan lebih lanjut.
32 SA yang relevan mengidentifikasi prosedur audit khusus untuk
33 membantu dalam memitigasi dampak keterbatasan inheren.
34
35
36
37 21
SA 315, paragraf 5–10.
38 22
SA 330; SA 500; SA 520, “Prosedur Analitis,” SA 530, “Sampling Audit.”
39 23
SA 550, “Pihak Berelasi.”
40 24
SA 250, “Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas
41 Laporan Keuangan.”
42 25
SA 570, “Kelangsungan Usaha.”

SA 200.30

SA Paket 200.indb 30 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 A52. Oleh karena keterbatasan inheren suatu audit, terdapat suatu


2 risiko yang tidak terhindarkan bahwa beberapa kesalahan
3 penyajian material dalam laporan keuangan belum tentu
4 dapat terdeteksi, meskipun audit telah direncanakan dan
5 dilaksanakan dengan tepat berdasarkan SA. Oleh karena
6 itu, penemuan kemudian atas suatu kesalahan penyajian
7 material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh
8 kecurangan atau kesalahan tidak dengan sendirinya
9 mengindikasikan adanya suatu kegagalan dalam pelaksanaan
10 audit berdasarkan SA. Namun, keterbatasan inheren suatu
11 audit bukan merupakan suatu pembenaran bagi auditor
12 untuk menerima bukti audit yang kurang persuasif. Apakah
13 auditor telah melaksanakan suatu audit berdasarkan SA,
14 ditentukan oleh prosedur audit yang dilaksanakan sesuai
15 dengan kondisinya, kecukupan dan ketepatan bukti audit
16 yang diperoleh, dan kesesuaian laporan auditor berdasarkan
17 suatu pengevaluasian atas bukti audit sehubungan dengan
18 tujuan keseluruhan auditor.
19
20 pelaksanaan suatu audit Berdasarkan Sa
21 Sifat SA (Ref: Para. 18)
22 A53. Secara kolektif, SA menyediakan standar bagi pekerjaan
23 auditor dalam memenuhi tujuan keseluruhan auditor. SA
24 mengatur tanggung jawab umum auditor, dan pertimbangan
25 lebih lanjut auditor yang berkaitan dengan penerapan
26 tanggung jawab tersebut dalam hal-hal tertentu.
27
28 A54. Ruang lingkup, tanggal berlaku efektif, dan keterbatasan
29 tertentu penerapan SA tertentu dijelaskan dalam SA. Auditor
30 tidak diperbolehkan untuk menerapkan suatu SA sebelum
31 tanggal berlaku efektif yang tercantum di dalamnya untuk
32 audit atas laporan keuangan bertujuan umum.
33
34 A55. Dalam melaksanakan suatu audit, selain ketentuan dalam
35 SA, auditor dapat disyaratkan untuk mematuhi ketentuan
36 hukum atau regulasi. SA tidak mengesampingkan peraturan
37 perundang-undangan atau regulasi yang mengatur suatu
38 audit atas laporan keuangan. Jika peraturan perundang-
39 undangan atau regulasi tersebut berbeda dari SA, suatu audit
40 yang dilaksanakan hanya berdasarkan peraturan perundang-
41 undangan atau regulasi tidak secara otomatis dianggap
42 mematuhi SA.

SA 200.31

SA Paket 200.indb 31 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 A56. Auditor juga dapat melaksanakan audit berdasarkan SA dan


2 standar audit suatu yurisdiksi atau negara tertentu secara
3 bersamaan. Dalam kondisi tersebut, selain mematuhi setiap
4 ketentuan SA yang relevan dengan audit, auditor mungkin
5 perlu melaksanakan prosedur audit tambahan untuk mematuhi
6 standar audit yurisdiksi atau negara tersebut yang relevan.
7
8 Pertimbangan Spesifik bagi Audit Sektor Publik
9 A57. SA juga relevan untuk perikatan audit sektor publik. Namun,
10 tanggung jawab auditor sektor publik dapat dipengaruhi oleh
11 mandat audit, atau oleh kewajiban entitas sektor publik yang
12 timbul dari peraturan perundang-undangan, regulasi, atau
13 otoritas lainnya (seperti kebijakan kementerian, ketentuan
14 kebijakan pemerintah, atau keputusan legislasi), yang dapat
15 mencakup suatu ruang lingkup yang lebih luas daripada suatu
16 audit atas laporan keuangan berdasarkan SA. Tanggung
17 jawab tambahan tersebut tidak diatur dalam SA. Tanggung
18 jawab tambahan tersebut mungkin diatur dalam standar
19 profesi yang ditetapkan oleh organisasi audit sektor publik,
20 atau dalam pedoman yang ditetapkan oleh organisasi audit
21 pemerintah.
22
23 Isi SA (Ref: Para. 19)
24 A58. Selain tujuan dan ketentuan (ketentuan dinyatakan dalam SA
25 dengan menggunakan kata “harus”), suatu SA berisi panduan
26 terkait dalam bentuk materi penerapan dan penjelasan
27 lain. Suatu SA juga dapat berisi materi pendahuluan
28 yang menyediakan konteks yang relevan dengan suatu
29 pemahaman yang tepat atas SA, dan definisinya. Oleh karena
30 itu, keseluruhan teks suatu SA relevan dengan pemahaman
31 tujuan yang dinyatakan dalam suatu SA dan penerapan yang
32 tepat atas ketentuan suatu SA.
33
34 A59. Jika diperlukan, materi penerapan dan penjelasan lain
35 menyediakan penjelasan lebih lanjut tentang ketentuan suatu
36 SA dan panduan untuk melaksanakannya. Secara khusus,

• Menjelaskan secara lebih akurat apa yang diharuskan


37 materi penerapan dan penjelasan lain dapat:
38

• Mencakup contoh-contoh prosedur yang mungkin tepat


39 oleh suatu ketentuan dan apa yang hendak dicakup.
40
41 sesuai dengan kondisinya.
42

SA 200.32

SA Paket 200.indb 32 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 Meskipun panduan tersebut tidak dengan sendirinya


2 merupakan suatu ketentuan, panduan tersebut relevan
3 dengan penerapan yang tepat atas ketentuan suatu SA. Materi
4 penerapan dan penjelasan lain juga dapat menyediakan latar
5 belakang hal-hal yang diatur dalam suatu SA.
6
7 A60. Lampiran-lampiran merupakan bagian dari materi penerapan
8 dan penjelasan lain. Tujuan dan penggunaan yang dimaksud
9 dari suatu lampiran dijelaskan dalam bagian isi dari SA terkait
10 atau dalam judul dan pendahuluan dari lampiran tersebut.
11
12 A61. Jika diperlukan, materi pendahuluan dapat mencakup

• Tujuan dan ruang lingkup SA, termasuk bagaimana


13 penjelasan atas hal-hal di bawah ini:
14

• Hal pokok SA.


15 suatu SA berkaitan dengan SA lainnya.

• Tanggung jawab terkait dari auditor dan pihak lain dalam


16
17

• Konteks penetapan SA.


18 hubungannya dengan hal pokok SA.
19
20
21 A62. Suatu SA dapat mencakup, dalam suatu seksi terpisah di bawah
22 judul “Definisi”, suatu penjelasan tentang arti dari terminologi
23 tertentu untuk tujuan SA. Definisi tersebut disediakan untuk
24 membantu penerapan dan interpretasi yang konsisten atas
25 SA, dan tidak dimaksudkan untuk mengesampingkan definisi
26 yang ditetapkan untuk tujuan lain, baik dalam peraturan
27 perundang-undangan, regulasi, atau lainnya. Kecuali
28 dinyatakan lain, terminologi tersebut memiliki arti yang sama
29 di seluruh SA. Daftar Terminologi yang berkaitan dengan
30 Standar Profesional Akuntan Publik (“SPAP”) dan Kode Etik
31 yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (“IAPI”)
32 berisi suatu daftar lengkap terminologi yang digunakan dalam
33 SA. Daftar terminologi tersebut juga berisi penjelasan tentang
34 terminologi lain dalam SA untuk membantu interpretasi SA
35 secara umum dan konsisten.
36
37 A63. Jika relevan, pertimbangan tambahan tertentu untuk
38 audit atas entitas yang lebih kecil dan entitas sektor publik
39 tercantum dalam materi penerapan dan penjelasan lain suatu
40 SA. Pertimbangan tambahan tersebut membantu penerapan
41
42

SA 200.33

SA Paket 200.indb 33 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 ketentuan SA dalam audit atas entitas tersebut. Namun,


2 pertimbangan tambahan tersebut tidak membatasi atau
3 mengurangi tanggung jawab auditor untuk menerapkan dan
4 mematuhi ketentuan SA.
5
6 Pertimbangan Spesifik bagi Entitas yang Lebih Kecil
7 A64. Untuk tujuan penentuan penggunaan pertimbangan tambahan
8 dalam audit atas entitas yang lebih kecil, suatu “entitas yang
9 lebih kecil” mengacu pada suatu entitas yang pada umumnya
10 memiliki karakteristik kualitatif seperti di bawah ini:
11 (a) Konsentrasi kepemilikan dan manajemen pada sejumlah
12 kecil individu (sering seorang individu: baik individu
13 dalam pengertian sebenarnya atau suatu perusahaan
14 yang memiliki entitas yang lebih kecil tersebut, sepanjang
15 pemiliknya menunjukkan karakteristik kualitatif yang
16 relevan); dan
17 (b) Memiliki satu atau lebih karakteristik sebagai berikut:
18 (i) Transaksi sederhana atau tidak rumit;
19 (ii) Penyelenggaraan catatan yang sederhana;
20 (iii) Sedikit lini bisnis dan sedikit produk dalam lini bisnis
21 tersebut;
22 (iv) Sedikit pengendalian internal;
23 (v) Sedikit tingkatan manajemen dengan tanggung
24 jawab pengendalian yang luas; atau
25 (vi) Sedikit personel, yang pada umumnya masing-
26 masing memiliki tugas yang luas.
27 Karakteristik kualitatif tersebut bukan merupakan suatu daftar
28 lengkap dan tidak secara eksklusif merupakan karakteristik
29 kualitatif entitas yang lebih kecil, serta entitas yang lebih kecil
30 belum tentu memiliki seluruh karakteristik tersebut.
31
32 A65. Pertimbangan spesifik bagi entitas yang lebih kecil yang
33 tercantum dalam SA dikembangkan terutama dengan
34 kerangka berpikir entitas selain Entitas dengan Kepentingan
35 Publik. Namun, beberapa pertimbangan tersebut mungkin
36 berguna dalam audit atas Entitas dengan Kepentingan Publik
37 yang lebih kecil.
38
39 A66. SA mengacu pada pemilik entitas yang lebih kecil, yaitu
40 individu yang menjalankan kegiatan usaha entitas sehari-hari
41 sebagai “pemilik-pengelola.”
42

SA 200.34

SA Paket 200.indb 34 8/5/2015 10:04:53 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 Tujuan yang Dinyatakan dalam setiap SA (Ref: Para. 21)


2 A67. Setiap SA berisi satu atau lebih tujuan yang menyediakan
3 suatu hubungan antara ketentuan dan tujuan keseluruhan
4 auditor. Tujuan setiap SA adalah untuk mengarahkan auditor
5 pada hasil yang dikehendaki oleh SA tersebut, sementara

• Memahami apa yang akan dicapai, dan jika diperlukan,


6 cukup spesifik untuk membantu auditor dalam:
7

• Memutuskan apakah diperlukan prosedur tambahan


8 cara yang tepat untuk mencapainya; dan
9
10 untuk mencapai tujuan SA tersebut sesuai dengan
11 kondisi yang ada dalam perikatan audit.
12
13 A68. Tujuan setiap SA harus dipahami dalam konteks tujuan
14 keseluruhan auditor yang dinyatakan dalam paragraf 11 SA
15 ini. Seperti halnya tujuan keseluruhan auditor, kemampuan
16 untuk mencapai suatu tujuan setiap SA yang tercantum dalam
17 SA juga tergantung pada keterbatasan inheren suatu audit.
18
19 A69. Dalam menggunakan tujuan SA, auditor diharuskan untuk
20 memperhatikan interelasi antar-SA. Hal ini karena, sebagaimana
21 ditunjukkan dalam paragraf A53, dalam beberapa kasus, SA
22 mengatur tanggung jawab umum, dan dalam kasus lainnya,
23 mengatur penerapan tanggung jawab tersebut dalam hal-hal
24 tertentu. Sebagai contoh, SA ini mengharuskan auditor untuk
25 memiliki sikap skeptisisme profesional; hal ini diperlukan
26 dalam seluruh aspek perencanaan dan pelaksanaan audit,
27 tetapi tidak mencantumkan kembali ketentuan setiap SA.
28 Pada tingkat yang lebih detail, SA 315 dan SA 330 masing-
29 masing berisi antara lain tujuan dan ketentuan yang
30 mengatur tanggung jawab auditor untuk mengidentifikasi
31 dan menetapkan risiko kesalahan penyajian material, serta
32 merancang dan melaksanakan dan melaksanakan prosedur
33 audit lebih lanjut dan merespons risiko yang dinilai tersebut;
34 Tujuan dan ketentuan tersebut berlaku sepanjang audit. Suatu
35 SA yang mengatur aspek tertentu audit (sebagai contoh,
36 SA 540) dapat meluas ke bagaimana tujuan dan ketentuan
37 SA tersebut, seperti SA 315 dan SA 330, diterapkan dalam
38 hubungannya dengan subjek SA, tetapi tidak mencantumkan
39 kembali tujuan dan ketentuan tersebut. Oleh karena itu, dalam
40 mencapai tujuan yang dinyatakan dalam SA 540, auditor harus
41 memperhatikan tujuan dan ketentuan SA lain yang relevan.
42

SA 200.35

SA Paket 200.indb 35 8/5/2015 10:04:53 AM


Standar Audit

1 Penggunaan Tujuan SA untuk Menentukan Kebutuhan Prosedur


2 Audit Tambahan (Ref: Para. 21(a))
3 A70. Ketentuan SA dirancang untuk memungkinkan auditor untuk
4 mencapai tujuan yang dalam SA dan tujuan keseluruhan
5 auditor. Oleh karena itu, penerapan yang tepat atas ketentuan
6 SA oleh auditor diharapkan dapat memberikan suatu basis
7 yang memadai bagi auditor untuk mencapai tujuan. Namun,
8 karena kondisi perikatan audit bervariasi, dan seluruh
9 kondisi tersebut tidak dapat diantisipasi dalam SA, auditor
10 bertanggung jawab untuk menentukan prosedur audit
11 yang diperlukan untuk memenuhi ketentuan SA dan untuk
12 mencapai tujuan terkait. Kondisi perikatan tertentu mungkin
13 mengharuskan auditor untuk melaksanakan prosedur audit
14 selain yang diharuskan oleh SA untuk mencapai tujuan yang
15 dinyatakan dalam SA.
16
17 Penggunaan Tujuan untuk Mengevaluasi Kecukupan dan
18 Ketepatan Bukti Audit yang telah Diperoleh (Ref: Para. 21(b))
19 A71. Auditor diharuskan untuk menggunakan tujuan SA untuk
20 mengevaluasi apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
21 diperoleh dalam konteks tujuan keseluruhan auditor. Jika
22 auditor menyimpulkan bahwa bukti audit tidak cukup dan tidak
23 tepat, auditor dapat mengambil satu atau lebih pendekatan di

• Mengevaluasi apakah bukti audit lebih lanjut yang relevan


24 bawah ini untuk memenuhi ketentuan paragraf 21(b):
25
26 telah atau akan diperoleh sebagai hasil kepatuhan

• Memperluas pekerjaan yang telah dilakukan dalam


27 terhadap SA lainnya;
28

• Melaksanakan prosedur lain yang dipandang perlu oleh


29 menerapkan satu atau lebih ketentuan SA; atau
30
31 auditor dalam kondisi tersebut.
32 Jika tidak ada satupun pendekatan tersebut di atas yang
33 dianggap praktis atau memungkinkan dalam kondisi
34 perikatan, auditor tidak akan dapat memperoleh bukti audit
35 yang cukup dan tepat sebagaimana diharuskan oleh SA untuk
36 menentukan dampak terhadap laporan auditor atau terhadap
37 kemampuan auditor untuk menyelesaikan perikatan.
38
39 Kepatuhan Terhadap Ketentuan yang Relevan
40 Ketentuan yang Relevan (Ref: Para. 22)
41 A72. Dalam beberapa kasus, suatu SA (dan oleh karena itu, seluruh
42 ketentuan dalam SA tersebut) belum tentu relevan dengan

SA 200.36

SA Paket 200.indb 36 8/5/2015 10:04:54 AM


Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan
Pelaksanaan Audit Berdasarkan Standar Audit

1 kondisi perikatan. Sebagai contoh, jika suatu entitas tidak


2 memiliki fungsi audit internal, maka ketentuan dalam SA 61026
3 menjadi tidak relevan.
4
5 A73. Suatu SA yang relevan, mungkin berisi ketentuan bersyarat.
6 Ketentuan tersebut relevan ketika kondisi yang digambarkan
7 dalam ketentuan tersebut berlaku dan terjadi. Secara umum,
8 kebersyaratan suatu ketentuan dapat bersifat eksplisit atau

• Ketentuan untuk memodifikasi opini auditor jika terdapat


9 implisit, sebagai contoh:
10
11 suatu pembatasan terhadap ruang lingkup27 merupakan

• Ketentuan untuk mengomunikasikan defisiensi signifikan


12 suatu ketentuan bersyarat eksplisit.
13
14 dalam pengendalian internal yang teridentifikasi selama
15 audit kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata
16 kelola,28 yang bergantung pada eksistensi defisiensi
17 signifikan yang teridentifikasi tersebut; dan ketentuan
18 untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat atas
19 penyajian dan pengungkapan informasi segmen sesuai
20 dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku,29
21 yang bergantung pada kerangka yang mengharuskan
22 atau memperbolehkan pengungkapan tersebut,
23 merupakan ketentuan bersyarat implisit.
24 Dalam beberapa kasus, suatu ketentuan dapat dinyatakan
25 sebagai bersyarat dalam peraturan perundangan-undangan atau
26 regulasi yang berlaku. Sebagai contoh, standar profesi mungkin
27 mengharuskan auditor untuk menarik diri dari perikatan audit,
28 jika penarikan diri dimungkinkan menurut peraturan perundang-
29 undangan atau regulasi yang berlaku, atau mengharuskan
30 auditor untuk melakukan sesuatu, kecuali dilarang oleh peraturan
31 perundang-undangan atau regulasi. Izin atau larangan hukum
32 atau regulasi dapat bersifat eksplisit atau implisit.
33
34
35
36
37 26
SA 610, “Penggunaan Pekerjaan Auditor Internal.”
38 27
SA 705, “Modifikasi terhadap opini dalam Laporan Auditor Independen,”
39 paragraf 13.
40 28
SA 265, “Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal kepada Pihak
41 yang Bertanggung Jawab atas Tata kelola dan Manajemen,” paragraf 9.
42 29
SA 501, “Bukti Audit–Pertimbangan Spesifik atas Unsur Pilihan,” paragraf 13.

SA 200.37

SA Paket 200.indb 37 8/5/2015 10:04:54 AM


Standar Audit

1 Penyimpangan dari suatu Ketentuan (Ref: Para. 23)


2 A74. SA 230 menetapkan ketentuan dokumentasi dalam kondisi luar
3 biasa ketika auditor menyimpang dari suatu ketentuan yang
4 relevan.30 SA tidak mengharuskan kepatuhan terhadap suatu
5 ketentuan yang tidak relevan dengan kondisi suatu audit.
6
7 Kegagalan untuk Mencapai Tujuan (Ref: Para. 24)
8 A75. Apakah suatu tujuan telah tercapai adalah suatu hal yang
9 merupakan pertimbangan profesional auditor. Pertimbangan
10 tersebut memperhitungkan hasil pelaksanaan prosedur
11 audit dalam mematuhi ketentuan SA, dan pengevaluasian
12 auditor atas apakah bukti audit yang cukup dan tepat telah
13 diperoleh dan apakah perlu dilakukan prosedur lebih lanjut
14 sesuai dengan kondisi perikatan audit untuk mencapai tujuan
15 yang dinyatakan dalam SA. Oleh karena itu, kondisi yang
16 dapat menyebabkan kegagalan untuk mencapai suatu tujuan

• Menghalangi auditor dalam mematuhi ketentuan suatu


17 mencakup hal-hal di bawah ini:
18

• Menyebabkan auditor tidak dapat atau tidak mungkin


19 SA yang relevan.
20
21 melaksanakan prosedur audit tambahan atau memperoleh
22 bukti audit lebih lanjut yang diperlukan dari penggunaan
23 tujuan sebagaimana dinyatakan dalam paragraf 21,
24 sebagai contoh, karena adanya suatu keterbatasan
25 dalam bukti audit yang tersedia.
26
27 A76. Dokumentasi audit yang memenuhi ketentuan SA 230 dan
28 ketentuan dokumentasi tertentu dari SA lain yang relevan,
29 memberikan bukti bagi basis kesimpulan auditor dalam
30 pencapaian tujuan keseluruhan auditor. Meskipun auditor
31 tidak perlu mendokumentasikan secara terpisah (seperti
32 dalam suatu ceklis) bahwa setiap tujuan SA telah tercapai,
33 dokumentasi tentang kegagalan untuk mencapai suatu tujuan
34 membantu pengevaluasian auditor atas apakah kegagalan
35 tersebut telah menghalangi auditor dalam mencapai tujuan
36 keseluruhan auditor.
37
38
39
40
41
42 30
SA 230, paragraf 12.

SA 200.38

SA Paket 200.indb 38 8/5/2015 10:04:54 AM

Anda mungkin juga menyukai