265
ISA-SA-300 s.d. 450
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Kelompok 8
Widyawati Indahyani (1213092)
Like Liyadi (1213106)
Melisa Mangesa (1213115)
PENDAHULUAN
SA ditulis dalam konteks audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
auditor. SA tidak mengatur tanggung jawab auditor yang mungkin ada dalam legislasi
atau peraturan. Namun auditor tetap bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan
terhadap seluruh kewajiban hukum, regulasi atau profesi yang relevan.
Laporan keuangan yang diaudit adalah milik entitas, yang disusun oleh
manajemen entitas dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata
kelola.
Sebagai basis untuk opini auditor, SA mengharuskan auditor untuk memperoleh
keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan bebas dari
kesalahan penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan. Keyakinan tersebut diperoleh ketika auditor telah mendapatkan bukti audit
yang cukup dan tepat untuk menrunkan risiko audit ke suatu tingkat rendah yang
dapat diterima.
SA berisi tujuan, ketentuan, serta materi penerapan dan penjelasan lain yang
dirancang untuk mendukung auditor dalam memperoleh keyakinan memadai.
Bentuk opini yang dinyatakan oleh auditor akan bergantung pada kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku serta peraturan perundang-undangan atau regulasi
yang berlaku.
Auditor juga dapat memiliki tanggung jawab komunikasi dan pelaporan lain
tertentu kepada pengguna laporan keuangan, manajemen, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola, atau pihak diluar entitas, sehubungan dengan hal-hal yang
timbul dari audit.
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 januari 2013 (untuk emiten), atau (ii) 1 januari
2014 (untuk entitas selain emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain
Emiten.
Dalam hal keyakinan memadai tidak dapat diperoleh dan suatu opini wajar dengan
pengecualian dalam laporan auditor tidak memadai dalam kondisi tersebut untuk
tujuan pelaporan kepada pengguna laporan keuangan yang dituju, SA mengharuskan
auditor untuk menyatakan suatu opini atau menarik diri dari perikatan sesuai dengan
regulasi yang berlaku.
DEFINISI
Untuk tujuan SA, terminology dibawah ini memiliki arti sebagai berikut:
(a) Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku: kerangka pelaporan keuangan yang
diterapkan oleh manajemen dan jika relevan, maka pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola dapat diterima dari sudut pandang sifat entitas dan tujuan
laporan keuangan.
(b) Bukti audit: informasi yang digunakan auditor dalam mencapai kesimpulan yang
mendasari opini auditor. Bukti audit mencakup informasi yang terdapat dalam
catatan akuntansi yang mendasari laporan keuangan dan informasi lainnya.
(c) Resiko audit: risiko bahwa auditor menyatakan suatu opini audit yang tidak tepat
ketika laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian material.
(d) Auditor: terminologi auditor digunakan untuk menyebut orang yang
melaksanakan audit atau jika relevan disebut KAP.
(e) Resiko deteksi: resiko bahwa prosedur yang dilaksanakan oleh auditor untuk
menurunkan risiko audit ke tingkat rendah yang dapat diterima tidak akan
mendeteksi suatu kesalahan penyajian yang ada dan yang mungkin material, baik
secara individual maupun secara kolektif.
(f) Laporan keuangan: suatu representasi terstruktur atas informasi keuangan
historis, termasuk catatan atas laporan keuangan terkait, yang dimaksudkan untuk
mengkomunikasikan sumber daya ekonomi atau kewajiban entitas pada suatu
tanggal atau perubahan pada suatu periode sesuai dengan kerangka pelaporannya.
(g) Informasi keuangan historis: informasi yang dinyatakan dalam terminology
keuangan suatu entitas tertentu, yang terutama dihasilkan oleh system akuntansi
entitas.
(h) Manajemen: orang dengan tanggung jawab eksekutif untuk melaksanakan
kegiatan entitas.
(i) Kesalahan penyajian: suatu selisih atas angka, klasifikasi, penyajian, atau
pengungkapan suatu pos laporan keuangan, antara yang dilaporkan dalam
laporan keuangan dengan yang seharusnya menurut kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
(j) Premis, berkaitan dengan tanggung jawab manajemen dan jika relevan, pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola yang melandasi pelaksanaan suatu audit.
(k) Pertimbangan professional: penerapan pelatihan, pengetahuan, dan pengalaman
yang relevan dalam konteks standar audit, akuntansi dan etika dalam membuat
keputusan.
(l) Skeptisisme professional: suatu sikap yang mencakup suatu pikiran yang selalu
mempertanyakan, waspada terhadap kondisi kesalahan penyajian baik
disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan.
(m) Keyakinan memadai: dalam konteks audit atas laporan keuangan, suatu tingkat
keyakinan tinggi, tetapi bukan tingkat keyakinan absolut.
(n) Risiko kesalahan penyajian material: risiko bahwa laporan keuangan
mengandung kesalahan penyajian material sebelum dilakukan audit.
(o) Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola: orang-orang atau organisasi
dengan tanggung jawab untuk mengawasi arah strategis entitas dengan kewajiban
yang terkait dengan akuntabilitas entitas.
(p) Entitas dengan kepentingan publik: seluruh emiten dan setiap entitas: yang
didefinisikan oleh regulasi atau legislasi sebagai entitas atau kepentingan publik.
(q) Emiten: entitas yang efeknya terdaftar dan diperdagangkan oleh suatu bursa efek
yang diakui.
KETENTUAN
Ketentuan etika yang berkaitan dengan audit atas laporan keuangan
Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan
independensi yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan
keuangan.
Skeptisisme professional
Auditor harus menggunakan pertimbangan professional dalam
melaksanakan audit dengan skeptisisme porfesional mengingat kondisi
tertentu yang dapat menyebabkan laporan keuangan mengandung
kesalahan penyajian material.
Pertimbangan professional
Auditor harus menggunakan pertimbangan professional dalam
merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan.
Bukti audit yang cukup dan tepat serta risiko audit
Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen dan jika relevan maka pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola yang mengharuskan:
Opini yang dinyatakan oleh auditor adalah tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
Jika kerangka pelaporan keuangan merupakan suatu kerangka penyajian wajar,
maka opini menurut SA adalah tentang apakah laporan keuangan disajikan secara
wajar dalam semua hal material.
c. Skeptisisme professional
d. Pertimbangan professional
PENDAHULUAN
Standar audit ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
syarat perikatan audit dengan manajemen dan dengan pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola entitas.
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal : (i) 1 januari 2013(untuk emiten), atau (ii) 1 januari
2014 (untuk entitas selain emiten).
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk menerima atau melanjutkan perikatan audit hanya ketika
bisnis yang melandasi pelaksanaan audit telah disepakati, melalui:
DEFINISI
Untuk tujuan SA ini, istilah dibawah ini bermakna sebagai berikut: prakondisi
untuk suatu audit: penggunaan suatu kerangka pelaporan keuangan yang dapat
diterima dalam penyusunan laporan keuangan oleh manajemen dan
persetujuan manajemen.
KETENTUAN
a. Prakondisi untuk suatu audit
c. Audit berulang
Dalam audit berulang, auditor harus menilai apakah terdapat kondisi yang
memerlukan suatu revisi terhadap ketentuan perikatan audit dan apakah perlu
mengingatkan entitas yang bersangkutan tentang ketentuan perikatan audit yang
masih berlaku.
a. Menarik diri dari perikatan aduit sesuai dengan peraturan yang berlaku, dan
b. Menentuka apakah ada kewajiban, baik secara kontrak maupun dalam bentuk
lainnya.
DOKUMENTASI AUDIT
PENDAHULUAN
Standar audit ini berkaitan dengan kewajiban auditor dalam menyusun dokumentasi
audit untuk keperluan audit atas laporan keuangan. Lampiran pada SA biasanya
memuat panduan dan ketentuan yang spesifik. Ketentuan dokumentasi spesifik dalam
SA lain tidak membatasi penerapan SA ini. Peraturan undang-undang juga dapat
menambahkan ketentuan dokumentasi.
Memberikan bukti dasar bagi auditor untuk menarik suatu kesimpulan tentang
pencapaian tujuan keseluruhan auditor
TUJUAN
Catatan yang cukup dan tepat sebagai dasar untuk laporan auditor
Bukti bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan SA dan
peraturan undang-undang yang berlaku
DEFINISI
Dokumentasi audit: dokumentasi atas prosedur audit yang telah dilakukan, bukti
audit yang relevan diperoleh, dan kesimpulan yang ditarik oleh auditor
Folder audit: satu atau lebih folder atau media penyimpanan lain, dalam bentuk
fiscal atau elektronis, yang berisi dokumentasi audit untuk suatu perikatan.
KETENTUAN
a. Penyiapan dokumentasi audit tepat waktu
Auditor harus menyusun dokumentasi audit dalam sebuah folder audit dan
melengkapi proses administrative yang diperlukan secara tepat waktu
setelah tanggal laporan audit. Namun, setelah penyusunan folder audit
final selesai dilakukan, auditor tidak boleh menghapus atau membuang
dokumentasi audit apa pun sebelum masa penyimpanan yang disyaratkan
berakhir.
PENDAHULUAN
Standar audit ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang terkait
dengan kecurangan, dalam suatu audit atas laporan keuangan. Karakteristik
kecurangan itu biasanya berada pada kesalahan penyajian dalam laporan keuangan
yang biasanya timbul akibat kecurangan atau kesalahan.
Tanggung jawab utama untuk pencegahan dan pendeteksian kecurangan berada pada
dua pihak yaitu yang bertanggung jawab atas tata kelola entitas dan manajemen. Hal
ini juga memerlukan komitmen untuk menciptakan budaya jujur dan perilaku etis
yang dapat ditegakkan dengan pengawasan aktif oleh pihak yang bertanggung jawab
atas tata kelola. Pengawasan tersebut meliputi pertimbangan tentang potensi
pengesampingan pengendalian atau pengaruh yang tidak wajar terhadap proses
laporan keuangan.
TUJUAN
Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan penilaian resiko
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan, dan
DEFINISI
Kecurangan: suatu tindakan yang disengaja oleh suatu individu, atau lebih dalam
manajemen, atau pihak ketiga yang melibatkan penggunaan tipu muslihat untuk
memperoleh suatu keuntungan
Factor risiko kecurangan: peristiwa atau kondisi yang menunjukkan adanya tekanan
untuk melakukan kecurangan atau memberi peluang untuk melakukan kecurangan.
KETENTUAN
a. Skeptisisme professional
SA 315 mensyaratkan adanya pembahasan di antara anggota tim perikatan tentang hal
yang dikomunikasikan kepada anggota tim yang tidak terlibat dalam pembahasan.
Pembahasan ini dapat menekankan secara khusus bagaimana dan dimana laporan
keuangan entitas mungkin rentan terhadap kesalahan penyajian material yang
diakibatkan oleh kecurangan.
e. Dokumentasi
Risiko kesalahan penyajian material yang telah diidentifikasi dan ditentukan yang
diakibatkan oleh kecurangan pada tingkat laporan keuangan dan asersi.
a. Karakteristik kecurangan
b. Skeptisisme profesional
SA 330, mensyaratkan auditor berdasarkan prosedur audit yang dilakukan dan bukti
audit yang diperoleh, untuk mengevaluasi apakah penilaian resiko kesalahan
penyajian material pada tingkat asersi masih tepat. Evaluasi ini bersifat kualititif
berdasarkan pertimbangan auditor. Evaluasi seperti itu dapat memberikan wawasan
lebih lanjut terhadap resiko kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh
kecurangan.
e. Representasi tertulis
PENDAHULUAN
Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk
mempertimbangkan peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan
keuangan. SA ini tidak berlaku bagi perikatan assurance lain yang di dalamnya
auditor secara spesifik ditugaskan untuk melakukan pengujian dan pelaporan secara
terpisah terhadap kepatuhan peraturan perundang-undangan tertentu.
Tanggung Jawab Auditor, ketentuan dalam SA ini dirancang untuk membantu auditor
dalam mengidentifkasi kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan yang
disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, namun
auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan tidak dapat diharapkan untuk
mendeteksi ketidakpatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan.
Tanggal efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal ; (i) 1 januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 januari 2014
(untuk entitas selain emiten)
TUJUAN
a. Untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat terkait dengan kepatuhan
terhadap ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
b. Untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu
mengungkapkan adanya ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan.
c. Untuk merespons adanya ketidakpatuhan atau dugaan ketidakpatuhan
peraturan perundang-undangan.
PENDAHULUAN
SA ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk berkomunikasi dengan pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam audit atas laporan keuangan.
Meskipun SA ini diterapkan dengan mengabaikan struktur atau besarnya tata kelola
atau ukuran entitas, SA ini menyediakan kerangka menyeluruh untuk komunikasi
auditor dengan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, dan mengidentifikasi
beberapa hal spesifik yang perlu dikomunikasikan kepada mereka.
Peran komunikasi :
Fokus utama SA ini adalah komunikasi dari auditor kepada pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola. Meskipun demikian, peran komunikasi dua arah yang efektif
penting untuk membantu :
a. Auditor dan pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memahami
hal yang terkait dengan konteks audit.
b. Auditor dalam memperoleh informasi audir yang relevan dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola.
c. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dalam memenuhi tanggung
jawab mereka untuk mengawasi proses pelaporan keuangan.
Tanggal efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal : (i) 1 januari 2013 (untuk emiten), atau (ii) 1
januari 2014 (untuk entitas selain emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk
entitas selain emiten.
TUJUAN
Untuk tujuan SA ini, beberapa istilah berikut memiliki arti seperti di bawah
berikut :
a. Pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola : individu atau organisasi,
seperti wali amanat korporasi yang memilki tanggung jawab untuk mengawasi
arah strategis entitas dan pemenuhan kewajiban yang berkaitan dengan
akuntabilitas entitas.
b. Manajemen : individu atau kelompok individu dengan tanggung jawab
eksekutif untuk melaksanakan operasi entitas.
Komunikasi yang jelas atas tanggung jawab auditor, ruang lingkup dan saat
audit yang direncanakan, dan isi umum dari komunikasi yang diharapkan
membantu dalam menetapkan basis untuk komunikasi dua arah yang efektif.
Hal-hal yang mungkin membantu dalam komunikasi dua-arah yang efektif
mencakup pembahasan tentang :
- Tujuan komunikasi.
- Bentuk komunikasi yang akan dilakukan.
- Individu atau individu-individu dari tim audit dan dari pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola yang akan melakukan komunikasi atas
hal-hal tertentu.
- Harapan auditro atas komunikasi akan menjadi dua arah, dan bahwa pihak
yang bertanggung jawab atas tata kelola akan mengkomunikasikan kepada
auditor.
- Proses untuk mengambil tindakan dan melaporkan kembali beberapa hal
yang dikomunikasikan oleh auditor.
- Proses untuk mengambil tindakan dan melaporkan kembali beberapa hal
yang dikomunikasikan.
Proses komunikasi akan bervariasi sesuai dengan kondisi, termasuk ukuran
dan struktur tata kelola entitas, bagaimana pihak yang bertanggung jawab atas
tata kelola menjalankan tugasnya, dan pandangan auditor mengenai
pentingnya untuk mengkomunikasikan hal-hal signifikan.
Ketika suatu hal signifikan dibahas dengan salah satu anggota pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola, misalnya, ketua komite audit, auditor
mungkin perlu meringkas hal tersebut dalam komunikasi selanjutnya,
sehingga semua pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola memiliki
informasi yang lengkap dan seimbang.
PENDAHULUAN
TUJUAN
KETENTUAN
Auditor harus menentukan apakah, berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukan,
auditor telah mengidentifikasikan satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian
internal.
Jika auditor telah mengidentifikasi satu atau lebih defisiensi dalam pengendalian
internal, auditor harus menetukan, berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukan,
apakah defisiensi tersebut, secara individual atau kombinasi merupakan defisiensi
signifikan. Signifikan suatu defisiensi atau kombinasi dari beberapa defisiensi dalam
pengendalian internal tidak hanya tergantung pada apakah kesalahan penyajian telah
terjadi, namun juga pada kemungkinan bahwa kesalahan penyajian dapat terjadi dan
dampak dari kesalahan penyajian tersebut. Oleh karenanya, defisiensi signifikan
mungkin saja terjadi meskipun auditor belum mengidentifikasi kesalahan penyajian
selama auditnya.
PENDAHULUAN
Standar Audit (SA) ini mengatur tanggung jawab auditor untuk merencanakan audit
atas laporan keuanga. SA ini ditulis dalam konteks audit berulang. Pertimbangan
tambahan dalam perikatan audit tahun pertama diidentifikasi secara terpisah.
Perencanaan suatu audit melibatkan penetapan strategi audit secara keseluruhan untuk
perikatan tersebut dan pengembangan rencana audit. Perencanaan yang cukup
bermanfaat dalam audit atas laporan keuangan dalam beberapa hal, termasuk hal-hal
sebagai berikut :
- Membantu auditor untuk mencurahkan perhatian yang tepat terhadap area yang
penting dalam audit.
- Membantu auditor untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang potensial
secara tepat waktu.
- Membantu auditor untuk mengorganisasikan dan mengelola perikatan audit dengan
baik.
Tanggal efektif, SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk
periode yang dimulai pada atau setelah tanggal : (i) 1 januari 2013 (untuk emiten),
atau (ii) 1 januari 2014 (untuk entitas selain emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk
entitas selain emiten.
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untu merencanakan audit agar audit tersebut dapat
dilaksanakan dengan efektif. Perencanaan bukan merupakan suatu fase audit yang
terpisah dari fase audit lainnya, tetapi lebih merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan berulang yang sering dimulai seketika setelah penyelesaian audit
periode sebelumnya dan berlanjut hingga penyelesaian perikatan audit periode kini.
Namun, perencanaan mencakup pertimbangan tentang kapan dilakukan aktivitas dan
prosedur audit tertentu yang perlu dilengkapi sebelum pelaksanaan audit lanjutan.
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material dalam laporan
keuangan, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas.
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013(untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014
(untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian
material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada tingkat laporan keuangan
dan asersi, melalui pemahaman atas entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas, oleh karena itu menyediakan suatu dasar untuk
merancang dan mengimplementasikan respons terhadap risiko yang ditetapkan atas
kesalahan penyajian material tersebut.
DEFINISI
Untuk tujuan SA istilah berikut memiliki makna sebagai diuraikan dibawah ini :
a. Asersi: Representasi oleh manajemen, secara eksplisit atau dengan cara lain,
yang terkandung dalam laporan keuangan, yang dipakai oleh auditor untuk
mempertimbangkan berbagai jenis kesalahan panyajian potensial yang
mungkin terjadi.
b. Risiko bisnis: Suatu risiko sebagai akibat dari kondisi, peristiwa, keadaan
tindakan atau tidak adanya tindakan signifikan yang dapat berdampak negatif
terhadap kemampuan entitas dalam mencapai tujuannya dan dalam
melaksanakan strateginya, atau dari penetapan sasaran dan strategi yang tidak
tepat.
c. Pengendalian Internal: Proses yang dirancang, diimplementasikan, dan
dipelihara oleh pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, manajemen,
dan personel lain untuk menyediakan keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan suatu entitas yang berkaitan dengan keandalan pelaporan keuangan,
efisiensi dan efektivitas operasi, dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan. Istilah pengendalian mengacu pada setiap aspek dari satu atau
lebih komponen pengendalian internal.
d. Prosedur penilaian risiko: prosedur audit yang dilaksanakan untuk
memperoleh suatu pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internal entitas, untuk mengidentifikasi dan menilai risiko
kesalahan penyajian material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, pada
tingkat laporan keuangan dan asersi.
e. Risiko signifikan: Suatu risiko kesalahan penyajian material yang
diidentifikasi dan dinilai yang, dalam pertimbangan auditor, memerlukan
pertimbangan khusus.
KETENTUAN
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk menerapkan
konsep materialitas dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
SA 450 menjelaskan tentang bagaimana materialitas diterapkan dalam mengevaluasi
dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam suatu audit dan kesalahan
penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan.
Pembahasan tersebut di atas, jika ada dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, menyediakan kerangka acuan bagi auditor dalam menentukan materialitas
untuk audit. Jika kerangka pelaporan keuangan yang berlaku tidak mencakup
pembahasan tentang konsep materialitas, maka karakteristik-karakteristik yang
diuraikan dalam paragraf 2 dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi auditor
dalam menentukan materialitas.
Konsep materialitas diterapkan oleh auditor pada tahap perencanaan dan pelaksanaan
audit. serta pada saat dampak kesalahan penyajian yang teridentifikasi dalam audit
dan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi, jika ada, terhadap laporan keuangan
dan pada saat merumuskan opini dalam laporan auditor. (Ref: Para. A1)
Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang
ukuran kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan
tersebut menyediakan suatu dasar untuk:
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal: (i) Januari 2013 (untuk Emiten), atau (ii) 1 Januari 2014
(untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk menerapkan konsep materialitas secara tepat dalam
perencanaan dan pelaksanaan audit.
DEFINISI
Untuk tujuan SA ini, materialitas pelaksanaan (performance materiality) adalah suatu
jumlah yang ditetapkan oleh auditor, pada tingkat yang lebih rendah daripada
materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan, untuk mengurangi ke tingkat
rendah yang semestinya kemungkinan kesalahan penyajian yang tidak dikoreksi dan
yang tidak terdeteksi yang secara agregat melebihi untuk laporan keuangan secara
keseluruhan. Jika berlaku, materialitas pelaksanaan dapat ditetapkan oleh auditor
pada jumlah yang lebih rendah daripada materialitas golongan transaksi, saldo akun
atau pengungkapan tertentu.
KETENTUAN
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor untuk merancang
dan menerapkan respons risiko kesalahan penyajian material yang diidentifikasi dan
dinilai oleh auditor berdasarkan SA 315 dalam suatu audit atas laporan keuangan
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (i) 1 Januari 2014
(untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
TUJUAN
Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bukti audit cukup dan tepat yang berkaitan
dengan penilaian risiko kesalahan penyajian materia melalui pendesainan dan
penerapan respons yang tepat terhadap risiko tersebut.
DEFINISI
Untuk tujuan SA ini, istilah-istilah berikut mempunyai arti yang dijelaskan seperti di
bawah ini:
KETENTUAN
1. Respons Keseluruhan
2. Prosedur Audit sebagai Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian
Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
3. Kecukupan Penyajian dan Pengungkapan
4. Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit
5. Dokumentasi
MATERI PENERAPAN DAN PENJELASAN LAIN
1. Respons Keseluruhan
2. Prosedur Audit sebagai Respons terhadap Risiko Kesalahan Penyajian
Material yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi
3. Kecukupan Penyajian dan Pengungkapan
4. Evaluasi terhadap Kecukupan dan Ketepatan Bukti Audit
5. Dokumentasi
PENDAHULUAN
Ruang Lingkup
Standar Audit (SA) ini mengatur tentang tanggung jawab auditor pengguna untuk
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat ketika suatu entitas pengguna
memanfaatkan jasa dari satu atau lebih organisasi jasa. Secara spesifik, standar ini
menjelaskan tentang bagaimana auditor pengguna menerapkan SA 315 dan SA 302
dalam memperoleh pemahaman tentang entitas pengguna termasuk pengendalian
internal yang relevan dengan audit, yang cukup untuk mengidentifikasi dan menilai
risiko adanya kesalahan penyajian material dan dalam merancang dan melaksanakan
prosedur audit lebih lanjut sebagai respons terhadap risiko tersebut.
Jasa yang diberikan oleh organisasi jasa relevan dengan audit atas laporan keuangan
entitas pengguna ketika jasa tersebut, dan pengendalian terhadap jasa tersebut,
merupakan bagian dari sistem informasi entitas pengguna, termasuk proses bisnis
yang terkait yang relevan terhadap pelaporan keuangan. Walaupun sebagian besar
pengendalian di organisasi jasa kemungkinan besar berhubungan dengan pelaporan
keuangan, ada kemungkinan terdapat pengendalian lain yang relevan terhadap audit,
seperti pengendalian atas pengamanan aset. Jasa suatu organisasi Jasa yang
merupakan bagian dari sistem informasi entitas pengguna, termasuk proses bisnis
yang terkait, relevan terhadap pelaporan keuangan jika jasa tersebut berdampak
terhadap salah satu di bawah ini:
Sifat dan luas pekerjaan yang dilaksanakan oleh auditor pengguna yang berkaitan
dengan jasa yang disediakan oleh organisasi jasa tergantung pada sifat dan
signifikansi jasa tersebut terhadap entitas pengguna dan relevansinya terhadap audit
SA ini tidak berlaku bagi jasa yang disediakan oleh institusi Keuangan yang terbatas
pada pemrosesan, untuk rekening entitas yang ada di institusi keuangan, transaksi
yang diotorisasi secara spesifik oleh entitas, seperti pemrosesan transaksi rekening
giro oleh bank atau pemrosesan transaksi oleh pialang. Di samping itu, SA ini tidak
berlaku terhadap atas transaksi yang berasal dari hak kepentingan keuangan dalam
entitas lain, seperti firma, korporasi, dan joint venture, ketika hak
kepemilikan kepentingan dipertanggungjawabkan dan dilaporkan kepada pemegang
kepentingan.
Tanggal Efektif
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai
pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari 2013 (untuk Emiten), atau (i) 1 Januari 2014
(untuk entitas selain Emiten). Penerapan dini dianjurkan untuk entitas selain Emiten.
TUJUAN
Tujuan auditor pengguna, ketika entitas pengguna menggunakan jasa dari suatu
organisasi jasa, adalah:
a. Untuk memperoleh pemahaman tentang sifat dan dan yang disediakan oleh
organisasi jasa dan dampaknya terhadap pengendalian internal entitas
pengguna yang relevan dengan audit, yang cukup untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko kesalahan penyajian material; dan
b. Untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit sebagai respons terhadap
risiko tersebut.
DEFINISI
Untuk tujuan SA, istilah-istilah di bawah ini memiliki makna sebagai berikut:
KETENTUAN