Anda di halaman 1dari 26

STANDAR PEKERJAAN

LAPANGAN
SA Seksi 310
PENUNJUKAN AUDITOR INDEPENDEN
Sumber: PSA No. 5
PENDAHULUAN
01 Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi sebagai
berikut:Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan
jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
02 Aspek supervisi asisten asisten dijelaskan dalam SA seksi
210 [PSA No. 04] Pelatihan dan Keahlian Auditor
Independen dan SA Seksi 311 [PSA No. 05]
Perencanaan dan Supervisi. Aspek perencanaan
pekerjaan lapangan dansaat pelaksanaan prosedur audit
dijelaskan dalam SA Seksi 313 [PSA No. 02] Pengujian
Substantif Sebelum Tanggal Laporan Posisi Keuangan
(Neraca).


PENUNJUKAN AUDITOR INDEPENDEN
03 Penunjukan auditor independen secara dini akan memberikan
banyak manfaat bagi auditor maupun klien. Penunjukan secara dini
memungkinkan auditor merencanakan pekerjaannya sedemikian
rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan dengan cepat
dan efisien serta dapat menentukan seberapa jauh pekerjaan
tersebut dapat dilaksanakan sebelum tanggal laporan posisi
keuangan (neraca).
PENUNJUKAN AUDITOR INDEPENDEN MENDEKATI ATAU SETELAH
TANGGAL AKHIR PERIODE
04 Walaupun penunjukan dini lebih baik, auditor
independen dapat menerima perikatan pada saat
mendekati atauu setelah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).


MEMBANGUN PEMAHAMAN DENGAN KLIEN
05 Auditor harus membangun pemahaman dengan klien tentang jasa yang akan diaksanakan
untuk setiap perikatan.
06 Pemahaman dengan klien tentang audit atas laporan keuangan umumnya mencakup hal-hal
berikut ini:
a. Tujuan audit
b. Manajemen bertanggung jawab terhadap pelaporan keuangan
c. Manajemen bertanggung jawab bahwa entitas mematuhi peraturan peundangan yang
berlaku terhadao aktivtasnya
d. Manajemen bertanggung jawab untuk membuat semua catatan keuangan dan informasi
yang berkaitan bagi auditor
e. Pada akhir perikatan, manajemen akan menyediakan suatu surat bagi auditor
yang menegaskan representasi tertentu yang dibuat selama audit berlangsung
f. Auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan audit berdasarkan
standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia
g. Suatu audit mencakup pemerolehan pemahaman atas pengendalian
intern yng cukup untuk merencanakan audit dan untuk menentukan sifat,
saat, dan luasnya prosedur audit yang harus dilaksanakan

07 Pemahaman dengan klien juga mencakup hal-hal lain seperti berikut ini:
a. Pengaturan pelaksanaan perikatan
b. Pengaturan keikutsertaan spesialis atau auditor intern, jika
diperlukan
c. Pengaturan keikutsertaan auditor pendahulu
d. Pengaturan fee dan penagihan
e. Pengaturan lain kewajiban auditor atau klien
f. Kondisi yang memungkinkan pihak lain diperbolehkan untuk
melakukan akses kertas kerja auditor
g. Jasa tambahan yang disediakan berkaiatan dengan pemenuhan
persyaratan badan pengatur
h. Pengaturan jasa lain

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
08 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001.

SA Seksi 311
PERENCANAAN DAN SUPERVISI
Sumber: PSA NO. 5
PENDAHULUAN
01 Harus mempertimbangkan dan menerapkan prosedur
perencanaan dan supervisi, penyiapan program audit,
pengumpulan informasi tentang bisnis entitas, penyelesaian
perbedaan pendapat diantara personel kantor akuntan
02 Auditor sebagai penanggung jawab akhir dapat
mendelegasikan sebagian fungsi perencanaan dan
supervise auditnya kepada personel lain dalam
kantor akuntannya

PERENCANAAN
03 Pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang
diharapkan. Sifat, lingkup, dan saat perencanaan bervariasi dengan
ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas, dan
pengetahuan bisnis entitas
04 Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan
supervise biasanya mencakup review terhadap catatan auditor
05 Dalam perencanaan auditnya, auditor harus membuat suatu program
secara tertulis untuk setiap audit. Dalam mengembangkan program audit,
harus diarahkan oleh hasil pertimabangan dan prosedur perencanaan
auditnya
06 Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis
entitas yang memungkinkan untuk memahami peristiwa,
trasnsaksi,praktik yang menurut pertimbangannya
kemungkinan mempunyai dampak terhadap laporan
keuangan

07 Auditor harus memperoleh pengetahuan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan sifat bisnis entitas, organisasinya, dan
karakteristik operasinya
08 Pengetahuan mengenai bisnis entitas biasanya diperoleh auditor
melalui pengalamannya dengan entitas atau industrinya serta dari
permintaan keterangan kepada personel perusahaan
09 Auditor harus mempertimbangkan metode yang digunakan oleh
entitas untuk mengolah informasi dalam perencanaan audit karena
metode tersebut mempunyai pengaruh terhadap desain
pengendalian intern
10 Auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian
khusus diperlukan untuk mempertimbangkan dampak
pengolahan computer terhadap auditny, untuk
memahami pengendalian intern, kebijakan dan
prosedur atau untuk merencanakan dan melaksanakan
prosedur audit

SUPERVISI
11 Supervisi mencakup pengarahan usaha asisten dalam
mencapai tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut
tercapai
12 Para asisten harus diberitahu tanggung jawab mereka dan
tuhuan prosedur yang mereka laksanakan
13 Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus di-review
14 Auditor dan asisten harus menyadari prosedur yang harus
diikuti, prosedur tersebut harus memungkinkan asisten
mendokumentasikan ketidaksetujuan dan kesimpulan

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
15 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001

SA Seksi 312
RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT
Sumber: PSA No. 25
PENDAHULUAN
01 Seksi ini memberikan panduan bagi auditor dalam mempetimbangkan
risiko dan materialitas dalam pelaksanaan audit
02 Adanya risiko audit diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang
tanggung jawab dan fungsi auditor independen
03 Konsep materialitas mengakui bahwa beberapa hal penting bagi
kewajaran penyajian laporan keuangan
04Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau
kecurangan
05Auditor berkepentingan dengan masalah-masalah yang
mungkin material terhadap laporan keuangan

06 Istilah kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak disengaja
jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan
07 Kepentingan auditor secara khusus berkaitan dengan tindakan curang
yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan
08 Pada waktu mempertimbangkan tanggung jawab auditor untuk
memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah
saji material, tidak ada perbedaan penting antar kekeliruan dengan
kecurangan.
09 Pada waktu menyimpulkan apakah dampak salah saji, secara individual
atau secara gabungan, material, auditor biasanya harus
mempertimbangkan sifat dan jumlah dalam kaitannya
10 Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan
pertimbangan professional
11 Sebagai akibat interaksi antara pertimbangan kuantitatif
dan kualitatif, salah saji yang jumlahnya relative kecil yang
ditemukan oleh auditor dapat berdampak material

PERENCANAAN AUDIT
12 Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan
materialitas

Pertimbangan pada Tingkat Laporan Keuangan
13 Auditor harus merencanakan auditnya sedemikian rupa
sehingga risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah
14 SA Seksi 311 [PSA No. 05]
15 Menurut SA Seksi 311 [PSA No. 05] tersebut, sifat,
saar, dan lingkup perencanaan bervariasi sesuai
faktor-faktor
16 Penaksiran risiko salah saji material harus
dilakukan dalam perencanaan

17 Bila auditor menyimpulkan terdapat risiko signifikan salah saji
material, auditor harus mempertimbangkan kesimpulannya dalam
menentukan sifat, saat, atau luasnya prosedur,penugasan staf, atau
perlunya tingkat supervise yang semestinya
18 Auditor harus mempertimbangkan luasnya prosedur audit yang
harus dilaksanakan di lokasi atau komponen pilihan
19 Auditor harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan
tingkat risiko audit yang cukup rendah
20 Auditor merencanakan audit untuk mencapai keyakinan
21 Auditor mempertimbangkan materialitas sebelum laporan
keuangan yang akan diaudit selesai disusun
22 Auditor harus mengevaluasi kembali kecukupan
prosedur audit yang telah dilaksanakan
23 Auditor harus mempertimbangkan sifat, sebab, dan
jumlah salah saji

Pertimbangan pada Tingkat Saldo Akun Individual atau Golongan
Transaksi
24 Auditor menyadari bahwa risiko audit dan petimbangan
meterialitas audit mempunyai hubungan tebalik
25 Auditor harus merancang suatu prosedur yang dapat memberinya
keyakinan memadai
26 Auditor perlu mempertimbangkan risiko audit pada tingkat akun
atau golongan transaksi secara individual
27 Cara yang digunakan oleh auditor untuk
mempertimbangkan komponen dan kombinasi
melibatkan pertimbangan professional auditor dan
tergantung pada pendekatan audit yang dilakukannya.
Risiko bawaan, risiko pengendalian, risiko deteksi
28 Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbada
dengan risiko deteksi

29 Saat auitor menetapkam risiko bawaan, ia mengevaluasi berbagai
factor yang memerlukan pertimbangan professional
30 Auditor juga menggunakan pertimbangan professional dalam
menetapkan risiko pengendalian
31 Auditor dapat melakukan penetapan risiko bawaan dan risiko
pengendalian secara terpisah atau secara gabungan
32 Risiko deteksi yang dapat diterima oleh auditor tergantung pada
tingkat yang diinginkanuntuk membatasi risiko audit
33 Audit terhadap laporan keuangan adalah suatu proses kumulatif
EVALUASI TEMUAN AUDIT
34 Sesuai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
auditor haru menggabungkan semua salah saji yang
tidak dikoreksi
35 Penggabungan salah saji yang diuraikan diatas harus
mencakup estimasi tersebut

36 Risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan umumnya
lebih besar jika saldo akun dan golongan transaksi berisi estimasi
akuntansi, dibandingkan dengan jika saldo akun dan golongan transaksi
berisi data yang bersifat factual
37 Kemungkinan salah saji periode sebelumhya belum dikoreksi karena hal
itu tidak menyebabkan salah saji material
38 Jika auditor berkesimpulan berdasarkan bukti audit ia harus meminta
kepada manajemen untuk menghilangkan salah saji tersebut
39 Jika auditor berkesimpulan penggabungan salah saji tidak akan
mengakibatkan salah saji ia harus menyadari bahwa laporan keuangan
masih dapat mengandung salah saji
40 Dalam menggabungkan salah saji yang diketahui dan yang
mungkin terjadi yang tidak dikoreksi oleh entitas

TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
41 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001

SA Seksi 313
PENGUJIAN SUBSTANTIF SEBELUM TANGGAL LAPORAN POSISI
KEUANGAN (NERACA)
Sumber: PSA No. 05
PENDAHULUAN
01 Seksi ini memberikan panduan audit atas laporan keuangan,
panduan mengenai waktu pelaksanaan pengujian atas
pengendalian terdapat dalam SA Seksi 322 [PSA No. 33]
Pertimbangan Auditor atas Fungsi Auditor Intern dalam Audit atas
Laporan Keuangan, paragraph 55
02 Pengujian audit pada tanggal interim memungkinkan pertimbangan
dini atas hal-hal signifikan
03 Penerapan pengujian substantive utama atas rincian aset atau
liabilitas pada tanggal interim dan bukan pada tanggal laporan
posisi keuangan

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN SEBELUM
PENERAPAN PENGUJIAN SUBSTANTIF UTAMA ATAS RINCIAN
AKUN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) PADA TANGGAL
INTERIM
04 Auditor harus menentukan kesulitan dalam pengendalian
atas kenaikan risikoo audit
05 enentuan risiko pengendalian pada tingkat dibawah
maksimum tidak disyaratkan dalam upaya memperoleh dasar
06 Auditor harus mempertimbangkan apakah
terdapat perubahan pesat dalam kodisi bisnis
07 Auditor harus mempertimbangkan apakah saldo
akhir tahun akun aset atau liabilitas tertentu yang
terpilih untuk diperiksa dalam audit interim

PERLUASAN KESIMPULAN AUDIT KE TANGGAL LAPORAN POSISI
KEUANGAN (NERACA)
08 Pengujian substantive harus dirancang untuk mecakuo sisa periode
sedemikian rupa
09 Jika salah saji dideteksi dalam saldo-saldo akun pada tanggal
interim, auditor perlu memodifikasi sifat, waktu, atau lingkup
pengujian substantive
PENGKOORDINASIAN WAKTU PELAKSANAAN PROSEDUR AUDIT
10 Waktu pelaksanaan prosedur audit melibatkan
pertimabangan apakah prosedur audit yang berkaitan telah
dikoordinasi dengan seksama
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
11 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001

SA Seksi 314
PENENTUAN RISIKO DAN PENGENDALIAN INTER PERTIMBANGAN DAN
KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KOMPUTER
Sumber: PSA No. 60
PENDAHULUAN
01 SA Seksi 335 [PSA No. 57] Auditing dalam Lingkungan Sistem Informasi
Komputer (SIK)
STRUKTUR ORGANISASI
02 Dalam lingkungan SIK, entitas akan membentuk struktur
organisasi dan prosedur untuk mengelola aktivitas SIK.
Karakteristik suatu organisasi SIK adalah pemusatan fungsi dan
pengetahuan, pemusatan program dan data
SIFAT PENGOLAHAN
03 Karakteristik sistem sebagai akibat dari sifat SIK adalah
tidak adanya dokumen masukan, tidak adanya jejakk
transaksi, tidak adanya keluaran yang dapat dilihat
dengan mata

ASPEK DESAIN DAN PROSEDUR
04 Pengembangan sistem SIK biasanya akan menghasilkan
karakterisitik dalam desain dan prosedur yang berbeda dengan
yang dijumpai dalam sistem manual
PENGENDALIAN INTERN DALAM LINGKUNGAN SIK
05 Prosedur pengendalian manual dan computer terdiri atas
pengendalian menyeluruh yang berdampak terhadap lingkungan
SIK
PENGENDALIAN UMUM SIK
06 Tujuan pengendalian umum SIK adalah untuk membuat
rerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas SIK
07 Terdapat penjagaan keamanan SIK yang lain
PENGENDALIAN APLIKASI SIK
08 Tujuan pengendalian aplikasi SIK adalah untuk
menetapkan prosedur pengendalian khusus atas
aplikasi akuntansi

REVIEW ATAS PENGENDALIAN UMUM SIK
09 Pengendalian umum SIK yang diuji oleh auditor telah
dijelaskan dalam paragraph 06
REVIEW ATAS PENGENDALIAN APLIKASI
10 Pengendalian atas masukan, pengolahan, file, data dan
keluaran dapat dilaksanakan oleh karyawan SIK, pemakai
sistem, grup pengendali terpisah atau dapat diprogram ke
dalam perangkat lunak aplikasi
EVALUASI
11 Pengendalian umum SIK dapat memiliki dampak
luas atau pengolahan transaksi dalam sistem
aplikasi
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
12 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001


SA Seksi 315
KOMUNIKASI ANTARA AUDITOR PENDAHULU DENGAN AUDITOR PENGGANTI
Sumber: PSA No. 16
PENDAHULUAN
01 Seksi ini memberikan panduan tentang komunikasi antara auditor pendahulu
dengan auditor pengganti pada waktu terjadi perubahan auditor
02 Istilah auditor pengganti adalah auditor yang sedang mempertimbangkan untuk
menerima perikatan untuk mengaudit laporan keuangan
PERUBAHAN AUDITOR
03 Auditor harus tidak menerima suatu perikatan sampai komunikasi sebagaimana
dijelaskan dalam paragraph 07 s.d. 10
04 Komunikasi lain antara auditor penggati dengan pendahulu adalah
dianjurkan untuk membantu auditor pengganti dalam merencakan
perikatan
05 Bila terdapat lebih dari satu auditor, auditor pendahulu harus tidak
diharapkan menanggapi permintaan
06 Inisiatif untuk mengadakan komunikasi terletak di tangan auditor
pengganti komunikasidapat tertulis atau lisan

KOMUNIKASI SEBELUM AUDITOR PENGGANTI MENERIMA PERIKATAN
07 Permintaan keterangan kepada auditor pendahulu merupakan suatu prosedur
yang perlu dilaksanakan
08 Auditor pengganti harus meminta izin dari calon klien untuk meminta keluarga
dari auditor pendahulu sebelum penerimaan final perikatan
09 Auditor pengganti harus meminta keterangan yang spesifik dan masuk akal kepada
auditor pendahulu
10 Auditor pendahulu harus memberikan jawaban dengan segera dan lengkapatas
petanyaan yang masuk akal dari auditor pengganti
KONUNIKASI LAIN
11 Auditor pengganti harus meminta klien agar memberikan izin kepada
auditor pendahulu untuk memperbolehkan agar auditor pengganti
melakukan review atas kertas kerja auditor pendahulu
PENGGUNAAN KOMUNIKASI AUDITOR PENGGANTI
12 Auditor pengganti harus memperoleh bukti kompeten yang cukup
13 Review yang dilakukan auditor pengganti dapat memberikan
beberapa pengaruh

AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN YANG SEBELUMNYA TELAH DIAUDIT
14 Seksi 210.10 Kode Etik Profesi Akuntan Publik
15 Auditor pengganti dapat mempertimbangkan informasi yang diperoleh
16 Auditor pegganti harus merencakan dan melaksanakan pengauditan kembali berdasarkan
standar
17 Jika auditor pengganti telah mengaudit periode berjalan, hasil auditnya dapat
dipertimbangkan
18 Jika dalam perikatan pengauditan kembali, auditor pengganti tidak dapat memperoleh bukti
kompeten yang cukup
19 Auditor pengganti harus meminta kertas kerja
20 Dalam pengauditan kembali, auditor pengganti umumnya tidak akan dapat mengamati
persediaan
PENEMUAN TENTANG SALAH SAJI YANG MUNGKIN TERJADI DALAM
LAPORAN KEUANGAN YANG DILAPORKAN OLEH AUDITOR PENDAHULU
21 Auditor pengganti harus mengkomunikasikan setiap informasi yang perlu
dipertimbangkan kepada auditor pendahulu
22 Auditor pengganti dapat melakukan konsultasi dengan penasihat hukumnya
TANGGAL BERLAKU EFEKTIF
23 Seksi ini berlaku efektif tanggal 1 Agustus 2001

SA Seksi 316
PERTIMBANGAN ATAS KECURANGAN DALAM AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Sumber: PSA No. 70
PENDAHULUAN
01 SA Seksi 110 [PSA No. 01] Tanggung jawab dan fungsi Auditor Independen
02 Seksi ini berfokus ke pertimbangan auditor atas kecuranagan dalam audit terhadap laporan
keuangan
GAMBARAN DAN KARAKTERISTIK KECURANGAN
03 Kepentingan auditor berkaitan secara khusus ke tindakan kecurangan yang berakibat
terhadap salah saji material dalam laporan keuangan
O4 Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
05 Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aset
06 Kecurangan sering menyangkut suatu tekanan dan suatu peluang
07 Kecurangan dapat disembunyikan dengan memalsukan dokumentasi
termasuk pemalsuan tanda tangan
08 Kecurangan juga disembunyikan melalui kolusi diantara manajemen,
karyawan, atau pihak ketiga
09 Adanya factor risiko dapat memperingatkan auditor tentang kemungkinan
adanya kecurangan
10 Auditor tidak dapat memperoleh keyakinan absolute bahwa salah saji
dalam laporan keuangan akan terdeteksi

Anda mungkin juga menyukai