OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS JEMBER
2016
PSA No.5 Pengujian Substantif sebelum Tanggal Neraca (SA seksi
313) :
Tujuan Audit:
Prosedur Audit :
Tujuan Audit :
Prosedur Audit:
a. Tujuan audit.
b. Membangun dan mempertahankan pengendalian intern yang efektif
terhadap pelaporan keuangan.
c. Mengidentifikasi dan menjamin bahwa entitas mematuhi peraturan
perundangan yang berlaku terhadap aktivitasnya.
d. Membuat semua catatan keuangan dan informasi yang berkaitan
tersedia bagi auditor.
e. Menyediakan suatu surat bagi auditor yang menegaskan representasi
tertentu yang dibuat selama audit berlangsung.
4. Pada pelaksanaan audit berdasaran SA yang ditetapkan oleh IAI yang
mengisyarakan bahwa auditor memperoleh keyakinan yang memadai,
bukan mutlak. Tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji
material yang disebabkan kekeliruhan, dan audit tidak didesain untuk
mendeteksi kekeliruhan atau kecurangan yang tidak material terhadap LK.
5. Perencaan audit dalam pemahaman atas pengendalian intern untuk
menentukan sifat, saat, luas dan prosedur audit yang akan dilaksanakan
dengan menjamin bahwa komite audit memiliki kewenangan dan tanggung
jawab akannya kondisi yang diketahui oleh auditor.
Tujuan Audit :
Prosedur Audit:
1. Auditor melaksanakan audit berdasarkan standar audit yang ditetapkan
oleh IAI di dalam mempertimbangkan dan menerapkan prosedur
perencanaan dan supervisi, termasuk penyiapan program audit,
pengumpulan informasi tentang bisnis entitas, penyelesaian perbedaan
pendapat di antara personel kantor akuntan.Auditor mendelegasikan
sebagian fungsi perencanaan dan supervisi audit kepada personel dalam
kantor akuntan sebagai penanggung jawab akhir audit.
2. Perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan masalah yang
berkaitan dengan bisnis entitas dan industri, kebijakan dan prosedur
akuntansi entitas, metode yang digunakan oleh entitas, tingat resiko
pengendalian, pertimbangan dalam mengelolah informasi akuntansi yang
signifikan. Yang diharapkan pengembangan strategi menyeluruh
pelaksanaan dan lingkup audit.
3. Auditor dapat mempertimbangkan prosedur yang meliputi meriew arsip
korespondensi, membahas masalah yang berdampak terhadap audit dengan
personel kantor akuntan, membaca LK, mempertimbangkan,
mengkoordinasi, menentukan, dan melaksanakan pekerjaan audit yang
mencangkup review terhadap catatan auditor yang berkaitan tentang
entitas dan pembahasan dengan personel lainnya. Auditor dapat membuat
memorandum yang diterapkan rencana audit awal terutama untuk entitas
4. Auditor harus mempertimbangkan sifat, lingkup, dan pekerjaan yang harus
dilaksanakan dalam membuat suatu program audit secara tertulis. Program
audit harus menggariskan dengan rinci prosedur audit menurut tingkat
keyakinan. Bentuk program audit dan tingkat kerincianya sesuai dengan
keadaan dalam pengembangan yang harus diarahkan oleh hasil
pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya dengan menghadapi
perubahan kondisi yang menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur
audit.
5. Tingkat pengetahuan auditor tentang bisnis entitas yang memungkinkan
untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya berdasarkan Standar
Auditing yang telah ditetapkan oleh IAI yang memungkinkan mempunyai
dampak terhadap LK yang seharusnya pengetahuan pada umumnya
dimiliki oleh manajemen terhadap pengolahan bisnis entitas jauh lebih
banyak dibandingkan oleh auditor. Hal yang harus dipertimbangkan oleh
auditor yaitu praktik akuntansi yang berlaku.
6. Pertimbangan metode kembali yang digunakan oleh entitas dalam
mengolah informasi dalam perencanaan audit oleh auditor yang memiliki
pengaruh terhadap pengendalian internal. Pengolahan secara kompleks
akan mempengaruhi sifat, saat, dan luasnya prosedur audit yang akan
digunakan oleh auditor atas audit Laporan keuangan dengan
mempertimbangkan
a. Luasnya penggunaan komputer dalam setiap aplikasi akuntansi.
b. Kompleksitas operasi komputer entitas, termasuk penggunaan jasa
perusahaan pengolahan data dengan komputer dari luar.
c. Struktur organisasi kegiatan pengolahan data dengan komputer.
d. Tersedianya data. Dokumen yang digunakan untuk memasukkan
informasi ke dalam komputer untuk diolah, arsip komputer tertentu,
dan bukti audit lain yang diperlukan oleh auditor kemungkinan hanya
ada dalam periode yang pendek atau hanya dalam bentuk yang dapat
dibaca dengan komputer. Dalam beberapa sistem komputer, dokumen
masukan seringkali tidak ada sama sekali karena informasi secara
langsung dimasukkan ke dalam sistem. Kebijakan penyimpanan data
yang dibuat oleh entitas mungkin mengharuskan auditor untuk
meminta dilakukannya penyimpanan informasi untuk keperluan
review atau untuk melaksanakan prosedur audit pada saat informasi
tersebut tersedia. Sebagai tambahan, informasi tertentu yang
dihasilkan oleh komputer untuk keperluan intern manajemen
kemungkinan bermanfaat dalam pelaksanaan pengujian substantif
(terutama untuk prosedur analitik).
e. Penggunaan teknik audit berbantuan komputer (TABK) dapat
meningkatkan efisiensi pelaksanaan prosedur audit. Penggunaan
teknik ini juga menyediakan kesempatan bagi auditor untuk
menerapkan prosedur audit tertentu terhadap keseluruhan populasi
akun atau transaksi. Sebagai tambahan, dalam beberapa sistem
akuntansi, sulit bahkan tidak mungkin bagi auditor, untuk
menganalisis data tertentu atau menguji prosedur pengendalian
khusus tanpa komputer.
7. Kealihan khusus diperlukan oleh auditor dalam mempertimbangkan
dampak pengolahan komputer terhadap auditnya, untuk memahami
pengendalian intern, kebijakan, dan prosedur atau merancang dan
melaksanakan prosedur audit dalam mengevaluasi apakah hasil
prosedur yang ditentukan tersebut dapat mencapai tujuan auditor dan
mengevaluasi hasil prosedur
8. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh asisten harus direview dalam
menentukan apakah pekerjaan yang telah dilaksanakan secara
memadai dan auditor harus menilainya apakah sejalan dengan
kesimpulan dalam laporan auditor. Auditor yang akan bertanggung
jawab akhir mengenai audit dan asistennya harus menyadari prosedur
yang harus diikuti jika terdapat perbedaan pendapat mengenai
masalah akuntansi diantara personel kantor akuntan publik yang
terlibat, dasar penyelesaian akhir masalah harus juga
didokumentasikan.
Tujuan Audit :
Prosedur Audit :
b. Diperdagangkan
Prosedur Audit
1. Inspeksi fisik
2. Konfirmasi dengan penerbit (issuer)
3. Konfirmasi dengan kustodian
4. Konfirmasi dengan pialang mengenai transaksi yang belum
diselesaikan.
5. Konfirmasi dengan pihak imbangan (counterparty)
6. Membaca perjanjian pelaksanaan kemitraan atau perjanjian
sejenis
1. Prosedur awal
a. mendapatkan pemahaman atas bisnis dan industri
b. Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan investasi yang
akan mendapat pengujian lebih lanjut
2. Melaksanakan prosedur analitis
3. Pengujian rincian transaksi
4. Pengujian rincian saldo
5. Penyajian dan pengungkapan membandingkan penyajian laporan
dengan GAAP
Dalam menilai maksud manajemen yang berkaitan dengan investasi,
auditor harus mempertimbangkan apakah aktivitas investasi menguatkan atau
bertentangan dengan maksud manajemen yang telah dinyatakan. Ketika
mempertimbangkan aktivitas investasi, auditor biasanya harus memeriksa bukti
guna menilai kelayakan aktivitas tersebut.
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor dalam
pembuatan kesimpulan (opini) dibuat. Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan
auditan. Setelah auditor mengembangkan tujuan audit spesifik untuk saldo akun
atau golongan transaksi yang material, selanjutnya ia akan mengembangkan
prosedur audit yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan
bahan bukti kompeten yang cukup.
Tujuan Audit :
b. Kelengkapan (completeness).
Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah
semua transaksi dan akun yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan telah dicantumkan di dalamnya.
c. Hak dan kewajiban (right and obligation).
Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan
apakah aktiva merupakan hak entitas dan utang merupakan
kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
d. Penilaian (valuation) atau lokasi.
Asersi tentang penilaian atau alokasi berhubungan dengan
apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan
biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada jumlah
yang semestinya.
e. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan
dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan
diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
3. Pengamatan (observtion)
Berkaitan dengan memperhatikan pelaksanaan beberapa
kegiatan atau proses yang bertujuan untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern.
5. Konfirmasi (confirmations)
Prosedur Konfirmasi
Pada dasarnya, seorang Auditor harus menerapkan skeptisme
profesional pada tingkat memadai selama proses konfirmasi (lihat SA
Seksi 230 [PSA No. 04) Penggunaan Kemahiran Profesional dengan
Cermat dan Seksama).
1. Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi
Permintaan konfirmasi, jika didesain secara memadai oleh auditor,
dapat ditujukan kepada satu atau lebih asersi tersebut. Namun,
konfirmasi tidak ditujukan kepada semua asersi secara bersama-
sama.
Tujuan Audit
Prosedur Audit
Tujuan Audit :
Prosedur Audit :
Tujuan Audit :
1. Memberikan jaminan bahwa jika daya banding laporan keuangan di antara dua
periode dipengaruhi secara material oleh perubahan prinsip akuntansi,
maka auditor akan mengungkapkan perubahan tersebut dalam laporannya.
2. Mengamati konsistensi penerapannya dalam setiap periode akuntansi
yang bersangkutan.
3. Memahami hubungan antara konsistensi dengan daya banding laporan
keuangan. Walaupun ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi
dapat menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan, namun
faktor lain yang tidak berhubungan dengan konsistensi dapat pula
menyebabkan kurangnya daya banding laporan keuangan.
Prosedur Audit :
Tujuan Audit :
1. Mengungkapkan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mencakup dimuatnya
pengungkapan informatif yang memadai atas hal-hal material.
2. Mempertimbangkan cukup atau tidaknya pengungkapan dalam segala
aspek yang dilakukan oleh entitas dan memastikan kerahasiaan tersebut
tetap terjaga.
Prosedur Audit :