Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INDIVIDU

KESEHATAN KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA TENAGA KERJA


BONGKAR MUAT (TKBM)
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pesisir Kepulauan
Dosen Pengampu : Nurmaladewi, S.KM., M.P.H.

Oleh:
Nama : Almas Azatil’ismah
NIM : J1A120112
Kelas :B

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang. Alhamdulillah atas
kehadirat Allah SWT sang penguasa alam semesta dan memberi kesabaran kepada penulis,
hingga makalah kesehatan kerja dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja bongkar muat
selesai tepat waktu.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW tercinta sebagai
sosok terbaik didunia, yang telah membawa manusia dari era kegelapan menuju era yang terang
seperti saat ini.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu
Nurmaladewi, S.KM., M.P.H. pada mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pesisir
Kepulauan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kesehatan
kerja dan penyakit akibat kerja pada tenaga kerja bongkar muat, bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Nurmaladewi, S.KM., M.P.H., selaku dosen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pesisir Kepulauan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 19 November 2021

Almas Azatil’ismah
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Masalah 2

BAB II PEMBAHASAN 3

2.1 Definisi Kesehatan Kerja 3

2.2 Definisi Dari Penyakit Akibat Kerja 3

2.3 Potensi Bahaya dalam Kegiatan Bongkar Muat 4

2.4 Upaya Mengurangi Kecelakaan Kerja Terhadap Penyebab Akibat 6

Kerja Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 7

3.1 Kesimpulan 7

3.2 Saran 7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hampir semua pekerjaan berisiko. Termasuk pada tenaga kerja bongkar muat atau
TKBM. Risiko-risiko yang berbahaya seperti ini misalnya gangguan kesehatan dan ancaman
keselamatan bisa saja terjadi. Apalagi jika pekerjaan yang dilakukan ini dalam segala
perusahaan atau industri yang cukup besar dan kompleks.

Juga potensi kecelakaan dan gangguan kesehatan kerja cukup besar. untuk mengurangi
atau bahkan menihilkan potensi kecelakaan akibat kerja di suatu industri atau perusahaan,
maka perlu dilakukan suatu upaya proteksi kesehatan dan keselamatan kerja semua orang di
perusahaan tersebut dan di lingkungan kerja, dengan menerapkan prosedur K3.

Maka dari itu untuk mengantisipasi dan meminimalisir risiko terjadinya kecelakaan
kerja maka dibutuhkan suatu upaya pencegahan mengikuti prosedur yang dikenal K3
(keselamatan dan kesehatan kerja). K3 adalah suatu prosedur yang bisa melindungi para
tenaga kerja perusahaan lingkungan hidup dan masyarakat sekitar dari dampak bahaya
akibat kecelakaan kerja.

Perlindungan kesehatan dari penyakit akibat kerja adalah kewajiban yang harus
dipenuhi oleh semua industri maupun perusahaan demi tercapainya efisiensi efektivitas,
keamanan dan kenyamanan kerja. K3 bertujuan mencegah mengurangi bahkan menihilkan
risiko-risiko kecelakaan kerja.

Penerapan prosedur K3 sebaiknya jangan dianggap sebagai usaha pencegahan yang


hanya habiskan biaya yang besar bagi perusahaan. Namun, harus dianggap sebagai sebuah
tanggung jawab perusahaan atas keselamatan kerja tenaga kerja dan juga memberikan
keuntungan non materiil besar di masa depan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kesehatan kerja?
2. Apa definisi dari penyakit akibat kerja?
3. Apa potensi bahaya dalam kegiatan bongkar muat?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja
terhadap penyebab akibat kerja pada tenaga kerja bongkar muat?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui definisi dari kesehatan kerja
2. Mengetahui definisi dari penyakit akibat kerja
3. Mengetahui potensi bahaya dalam kegiatan bongkar muat
4. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja
terhadap penyebab akibat kerja pada tenaga kerja bongkar muat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan pekerjaan.
Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk peningkatan dan pemeliharaan
derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang setinggi-tingginya bagi pekerja di semua
jenis pekerjaan, pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan; perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor
yang merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya. Secara
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.
Kesehatan kerja menurut Suma’mur didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta prakteknya, agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang
diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit
umum.

Notoatmodjo menyatakan bahwa kesehatan kerja adalah merupakan aplikasi kesehatan


masyarakat di dalam suatu tempat kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dan sebagainya) dan
yang menjadi pasien dari kesehatan kerja ialah masyarakat pekerja dan masyarakat sekitar
perusahan tersebut. Ciri pokoknya adalah preventif (pencegahan penyakit) dan promotif
(peningkatan kesehatan). Oleh sebab itu, dalam kesehatan kerja pedomannya ialah:
“ penyakit dan kecelakaan akibat kerja dapat dicegah”. Dari aspek ekonomi,
penyelenggaraan kesehatan kerja bagi suatu perusahaan adalah sangat menguntungkan
karena tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah meningkatkan produktifitas seoptimal
mungkin.

2.2 Definisi Penyakit Akibat Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah oleh aktivitas kerja ataupun kondisi lain
yang berhubungan dengan pekerjaan.

3
Menurut Suma’mur (1985) penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit ini artefisial oleh karena
timbulnya di sebabkan oleh adanya pekerjaan. Kepadanya sering diberikan nama penyakit
buatan manusia (Manmade disease).

Beberapa contoh penyakit akibat kerja (PAK) antara lain : silicosis (karena
paparan debu silica), asbestosis (karena paparan debu asbes), low back pain (karena
pengangkutan manual), white finger syndrom (karena getaran mekanis pada alat
kerja), dsb.

Beberapa faktor penyebab penyakit akibat kerja (PAK) antara


lain : Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia (Bahan Beracun
dan Berbahaya/Radioaktif), Fisik (Tekanan, Suhu, Kebisingan,
Cahaya), Biomekanik (Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan
Manual), Psikologi (Stress, dsb).

2.3 Potensi Bahaya Dalam Kegiatan Bongkar Muat

Setiap pekerjaan pastinya berpotensi menimbulkan bahaya kecelakaan, baik itu dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Begitu juga pada kegiatan bongkar muat, menurut
Endy Prihandono potensi bahaya yang dapat muncul pada kegiatan bongkar muat adalah:

Tabel Potensi Bahaya pada Kegiatan Bongkar Muat


No. Kategori Potensi Bahaya
(1) (2) (3)
Kapal menabrak dermaga
1 Kapal berada di dermaga atau Petugas Pandu terpeleset dan terjatuh
bersandar saat turun ke darat
Haluan kapal menabrak Container
Crane (CC)
2 Pekerja/TKBM (Tenaga Kerja
Bongkar Muat) naik ke kapal Pekerja/TKBM terpeleset, tersandung,
kejatuhan benda di deck kapal.

Loading and Unloading Pekerja/TKBM terjatuh dari ketinggian


3 Containers pada saat sewaktu berada di atas petikemas pada
didermaga waktu loading/unloading.
Pekerja/TKBM tertimpa petikemas
sewaktu loading/unloading.

4
Pekerja/TKBM terkena petikemas
sewaktu loading/unloading
Komponen kapal ditabrak Spreader
atau petikemas
Pencemaran udara (gas buang dari
knalpot Head Truck (HT), Engine CC
dan kapal
CC Roboh
CC tertabrak HT
Sakit punggung, pusing (Ergonomics)
4 Pengoperasian CC (Container Loading dan Unloading Containers
Crane)
5 Pengisian Bahan Bakar Kebakaran
Penggunaan sumber energi air yang
6 Pengisian Air ke Kapal
berlebihan
Jatuh dari ketinggian, terpeleset,
terjepit, tersengat aliran listrik,
kejatuhan benda dan tertabrak alat
7 Perawatan dan Perbaikan
Limbah oli bekas dan barang/material
(majun) yang terkontaminasi oli serta
gemuk
8 Pencucian CC (Container Terpeleset, tersandung, jatuh dari
Crane) ketinggian dan iritasi
Pekerja/TKBM tertabrak RTG (Rubber
Tyred Gantry) sewaktu Loading dan
Loading and Unloading pada Unloading
9 saat di CY (Container
Yard)/Lapangan Penumpukan Pekerja/TKBM tertimpa petikemas
sewaktu loading/unloading.
Pekerja/TKBM tertabrak Stacker, Forklift,
Side Loader
Sakit punggung, pusing (Ergonomics)
10 Pengoperasian RTG (Rubber RTG Roboh
Tyred Gantry)
Loading/Unloading Containers
RTG tertabrak HT (Head Truck)
Terpeleset, tersandung, jatuh
11 Pencucian RTG
dariketinggian dan iritasi
Sakit punggung, pusing (Ergonomics)
12 Pengoperasian Stacker, Side Loading/Unloading Containers
Loader dan Forklift
Stacker, Side Loader dan Forklift

13 Pengoperasian HT tertabrak HT
Operator HT sakit
Truck Loading dan Truck Lossing
Haulage

5
Tabrakan antar HT
14 Gate In/Out Gate in/out
Sumber: (Endy Prihandono, 2010)

2.4 Upaya Mengurangi Kecelakaan Kerja Terhadap Penyebab Akibat Kerja


Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat

Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu :

1. Pengendalian Hirarki

Pengendalian Hirarki adalah suatu tindakan yang diambil untuk


meminimalisir risiko kecelakaan. Pengendalian hirarki terdiri dari eliminasi,
substitusi, pengendalian teknik, warning system, Administrasi Kontrol dan
Alat Pelindung Diri (APD).

2. Risk Assessment

Risk Assessment merupakan metode mengidentifikasi bahaya dengan


cara mengidentifikasi bahaya apa yang akan terjadi, sehingga dapat ditentukan
prioritas perbaikan untuk memitigasi risiko yang sudah teridentifikasi tersebut.

6
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesehatan kerja adalah adanya jaminan kesehatan pada saat melakukan
pekerjaan. Menurut WHO/ILO (1995), kesehatan kerja bertujuan untuk
peningkatan dan pemeliharaan derajat kesehatan fisik, mental dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja di semua jenis pekerjaan, pencegahan terhadap
gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan;
perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari risiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.
Secara ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap
manusia kepada pekerjaan atau jabatannya.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani
maupun rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah oleh aktivitas kerja
ataupun kondisi lain yang berhubungan dengan pekerjaan.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi faktor risiko dari penyakit
akibat kerja tenaga bongkar muat adalah pengendalian hirarki dan risk
assessment.

3.2 Saran
Pekerjaan tenaga kerja bongkar muat memang mempunyai risiko yang
cukup berat. Maka dari itu pentingnya pemberlakuan kesehatan dan
keselamatan kerja di area Pelabuhan dan juga penerapannya harus sesuai
dengan standar operasional prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3).

7
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya. 2020. “K3 untuk Tenaga Kerja Bongkar Muat”.


https://callaconvention.org/k3-untuk-tenaga-kerja-bongkar-muat/ diakses
pada 20 November 2021 pukul 19.09.

Mania, Pshycology. 2020. “Pengertian Kesehatan Kerja”.


https://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-kesehatan-kerja.html
diakses pada 20 November 2021 pukul 19.11.

Setyawati. Devita Putriana. 2016. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemakaian


Alat Pelindung Diri (APD) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Di Terminal
Peti Kemas Semarang”. Skripsi. Semarang : Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai