A. GOAL JKN-KIS
Merujuk pada UU 40 2004 SJSJN, dan UU 11 2014 tentang BPJS, ada
beberapa hal yang menjadi goal JKN-KIS antara lain yaitu Kesinambungan
Program, Kepuasan Peserta dan Cakupan Semesta. Agar hal tersebut bisa
tercapai khususnya kesinambungan program maka diperlukan beberapa
indikator-indikator kinerja suatu badan/ korporasi dengan yang diukur dengan
konsep Balanced Score Card yaitu perspektif proses bisnis internal, finansial,
customer maupun pembelajaran dan pertumbuhan. Terlebih lagi khususnya
indikator dari perspektif Finansial, adalah bagaimana Kendali Mutu dan Kendali
Biaya, berperan besar melalui sistem rujukan berjenjang berbasis kompetensi
dengan melihat ratio rujukan maupun program rujuk balik {PRB}
1. KENDALI BIAYA
Kendali Kendali biaya dari sisi PPK (supply)
a. Metode pembayaran fasilitas kesehatan.
Menurut Liu & Mills (2007), metode pembayaran PPK yang ideal
hendaknya mampu mendorong ke arah kendali biaya, jaminan mutu dan
efisiensi internal. Selain itu disertai dengan tidak memberikan insentif
kepada PPK yang memberikan pelayanan berlebihan atau bahkan
sebaliknya dibawah standar.
b. Utilization Review.
Utilization review merupakan suatu metode untuk menjamin mutu
pelayanan terkait penghematan biaya. Mekanisme pengendalian
biaya utilization review dengan memeriksa apakah pelayanan secara
medis perlu diberikan dan apakah pelayanan diberikan secara
tepat. Utilization review memiliki keuntungan yang jelas dan telah
dipraktekkan oleh banyak perusahaan asuransi yaitu mengevaluasi
ketepatan penggunaan pelayanan kesehatan agar menghilangkan dan
mengurangi hal-hal yang tidak perlu serta resiko potensial pasien.
c. Standarisasi Pelayanan.
Upaya pelayanan kesehatan untuk melakukan kendali biaya sekaligus
kendali mutu adalah dengan menerapkan suatu standarisasi pelayanan di
faskes.
2. KENDALI MUTU
Mutu pelayanan dirumuskan oleh Institute of Medicine (1990) sebagai berikut:
“Suatu kondisi dimana pelayanan kesehatan pada individu dan populasi
mampu memperbesar kemungkinan terwujudnya tingkat kesehatan yang
diinginkan dan selaras dengan pengetahuan profesional terkini”.
Definisi mutu pelayanan bervariasi dari satu institusi/negara ke
institusi/negara lain, sehingga dapat mengesankan bahwa mutu pelayanan
adalah suatu yang abstrak, kompleks, dan susah diukur. Padahal tidaklah
demikian. Mutu dapat diukur. Mutu pelayanan terdiri dari 2 elemen. Elemen
pertama adalah ilmu kedokteran atau ranah teknis, dan elemen kedua adalah
hubungan dokter dengan pasiennya atau ranah seni (art). Hubungan antara
dua elemen ini dapat ditelaah dari berbagai dimensi dan dimensi ini kemudian
diukur dengan suatu indikator.
Menurut WHO, tercatat 16 indikator yang digunakan untuk menilai dimensi
mutu, tetapi yang konsisten dan sering digunakan adalah 9 indikator yaitu :
a. Accessible: pelayanan mudah dijangkau, dapat segera digunakan pada
saat dibutuhkan, dan fasilitas kesehatannya memadai dan kompeten.
b. Appropriateness: pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan, rasional,
tidak berlebihan, tidak pula kekurangan.
c. Continuity: pelayanan diberikan bersinambung, tidak terputus, dan tuntas
sampai masalah kesehatan teratasi.
d. Effectiveness: pelayanan diberikan sesuai dengan bukti ilmiah, sesuai
dengan indikasi medis, dan bertujuan meningkatkan status kesehatan
perorangan.
e. Efficiency: pelayanan diberikan dengan memaksimalkan penggunaan
sumber daya dan mencegah pemakaian sumber daya yang tidak
diperlukan.
f. Safety: pelayanan diberikan dengan meminimalkan risiko yang dapat
membahayakan pasien.
g. Acceptable: pelayanan diberikan dengan memperhitungkan dan
mempertimbangkan preferensi dan aspirasi pasien serta budaya dalam
komunitas mereka.
h. Equity: pelayanan diberikan dengan mutu yang sama kepada setiap orang
tanpa membedakan jenis kelamin, suku, status ekonomi, karakteristik dan
lokasi geografis.
i. Affordable: pelayanan diberikan dengan biaya yang terjangkau dan masuk
akal.
C. UTILIZATION REVIEW
1. Grafik Kunjungan dan Rujukan Peserta Tahun 2020 dan 2021 (sd
Agustus)
2. Tren Rasio Rujukan Tahun 2020 dan 2021 (sd Agustus)
3. Tabel Capaian Rasio Rujukan Tahun 2020 dan 2021 (sd Agustus)
Pertanyaan :