Anda di halaman 1dari 3

Nama : Didi Riyadi

NIM : 4211420059

Komputer Kuantum
Teknologi komputer merupakan salah satu teknologi yang paling cepat mengalami
perkembangan dan kemajuan. Komputer-komputer yang ada saat ini sudah mencapai
kemampuan yang sangat mengagumkan. Tetapi kedahsyatan komputer tercanggih yang ada
saat ini pun masih belum bisa memuaskan keinginan manusia yang bermimpi untuk membuat
sebuah superkomputer yang benar-benar memiliki kecepatan super. Komputer yang nantinya
layak untuk benar-benar disebut sebagai Komputer Super ini adalah Komputer Kuantum.
Teori tentang komputer kuantum ini pertama kali dicetuskan oleh fisikawan dari
Argonne National Laboratory sekitar 20 tahun lalu. Paul Benioff merupakan orang pertama
yang mengaplikasikan teori fisika kuantum pada dunia komputer di tahun 1981.
Komputer yang biasa kita gunakan sehari-hari merupakan komputer digital. Komputer
digital sangat berbeda dengan komputer kuantum yang super itu. Komputer digital bekerja
dengan bantuan microprocessor yang berbentuk chip kecil yang tersusun dari banyak
transistor. Microprocessor biasanya lebih dikenal dengan istilah Central Processing Unit
(CPU) dan merupakan ‘jantung’nya komputer. Microprocessor yang pertama adalah Intel
4004 yang diperkenalkan pada tahun 1971. Komputer pertama ini cuma bisa melakukan
perhitungan penjumlahan dan pengurangan saja. Adapun permasalahannya adalah
ketidakpuasan manusia terhadap kecepatan pada komputer konvensional yang ada sekarang.
Quantum Computer atau komputer kuantum memanfaatkan fenomena ‘aneh’ yang
disebut sebagai superposisi. Dalam mekanika kuantum, suatu partikel bisa berada dalam dua
keadaan sekaligus. Inilah yang disebut keadaan superposisi. Dalam komputer kuantum, selain
0 dan 1 dikenal pula superposisi dari keduanya. Ini berarti keadaannya bisa berupa 0 dan 1,
bukan hanya 0 atau 1 seperti di komputer digital biasa. Komputer kuantum tidak
menggunakan Bits tetapi QUBITS (Quantum Bits). Karena kemampuannya untuk berada di
bermacam keadaan (multiple states), komputer kuantum memiliki potensi untuk
melaksanakan berbagai perhitungan secara simultan sehingga jauh lebih cepat dari komputer
digital. Komputer kuantum menggunakan partikel yang bisa berada dalam dua keadaan
sekaligus, misalnya atom-atom yang pada saat yang sama berada dalam keadaan tereksitasi
dan tidak tereksitasi, atau foton (partikel cahaya) yang berada di dua tempat berbeda pada
saat bersamaan.
Komputer kuantum tidak menggunakan bits melainkan quantum bits atau qubits.
Dalam mekanika kuantum, fenomena superposisi diartikan sebagai kemampuan suatu partikel
untuk berada dalam dua keadaan sekaligus. Fenomena ini dimanfaat-kan dalam sistem kerja
komputer kuantum. Jika pada komputer digital hanya dikenal 0 dan 1, maka dalam komputer
kuantum selain 0 dan 1 juga dikenal superposisi dari 0 dan 1. Karena komputer kuantum
memiliki kemampuan untuk berada di berbagai macam keadaan, maka komputer ini memiliki
peluang besar untuk dapat melakukan penghitungan secara simultan dan jauh lebih cepat dari
pada komputer digital (Saputra, 2009).
Fenomena lain dari mekanika kuantum yang dimanfaatkan dalam kinerja komputer
kuantum adalah entanglement. Dua atom yang dikenai gaya tertentu dapat berada dalam
keadaan entanglement. Atom-atom yang terhubung melalui fenomena entanglement ini akan
tetap terhubung meskipun jaraknya saling berjauhan. Perlakuan pada salah satu atom akan
memberikan dampak juga pada atom pasangannya. Hal inilah yang menyebabkan transfer
informasi melalui komputer kuantum dapat dilakukan secara instan dan luar biasa cepat
(Saputra, 2009).
Perkembangan komputer kuantum harus diimbangi dengan perkembangan
kriptosistem yang baik. Di satu sisi, komputer kuantum memberikan manfaat yang besar bagi
manusia khususnya dalam penilaian produktivitas kerja dan efisiensi. Namun di sisi yang
lain, dampak buruknya juga akan dirasakan jika pemanfaatannya diarahkan untuk hal-hal
negatif dan tidak diawasi dengan ketat. Komputer kuantum mampu menembus kriptosistem
yang mendasarkan keamanannya pada tingkat kesulitan memfaktorkan bilangan bulat integer
yang besar. Oleh karena itu, pada dekade terakhir ini banyak dikembangkan kriptosistem
yang tidak mendasarkan keamannya pada algoritma diskrit suatu angka. Kriptosistem
McEliece adalah salah satu contohnya.
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, H. 2009. Kajian Tentang Komputer Kuantum Sebagai Pengganti Komputer
Konvensional Di Masa Depan. Jurnal Generic, vol.4, no.2, pp.15-18.
Ilmiyah, N, F. 2018. KAJIAN TENTANG KRIPTOSISTEM MCELIECE DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN KOMPUTER KUANTUM DI ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0. Prosiding Seminar Nasional MIPA 2018. Hal 216-226.

Anda mungkin juga menyukai