Anda di halaman 1dari 65

SISTEM PENYALURAN LISTRIK DI PLTH PANTAI BARU

PANDANSIMO, BANTUL, YOGYAKARTA

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Airlangga Seto Pandanaran


5160711073

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI DAN ELEKTRO
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2020
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN KERJA PRAKTIK

SISTEM PENYALURAN LISTRIK DI PLTH PANTAI BARU


PANDANSIMO, BANTUL, YOGYAKARTA

Disusun oleh:
AIRLANGGA SETO PANDANARAN
5160711073

Telah diseminarkan
pada tanggal ................................

Dosen Pembimbing

Rodhiyah Mardhiyyah, S.Kom., M.Kom.


NIK 110918170

Yogyakarta, ........................
Ketua Program Studi Teknik Elektro

MS Hendriyawan A., S.T., M.Eng., Ph.D.


NIK 110810056

ii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya

Nama : Airlangga Seto Pandanaran


NPM : 5160711073
Program Studi : Teknik Elektro
Program : Sarjana
Fakultas : Teknologi Informasi dan Elektro

Menyatakan bahwa laporan kerja praktik dengan Judul “SISTEM


PENYALURAN LISTRIK DI PLTH PANTAI BARU PANDANSIMO,
BANTUL, YOGYAKARTA” adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya, laporan kerja praktik ini tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dengan mengikuti tata cara dan
etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab saya.

Yogyakarta, ...................................
Penulis,

Airlangga Seto Pandanaran

iii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan kerja praktik di PLTH Bayu Baru, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktik dengan judul “SISTEM
PENYALURAN LISTRIK DI PLTH PANTAI BARU PANDANSIMO,
BANTUL, YOGYAKARTA”. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat pencapaian gelar sarjana Teknik Elektro pada Program Studi
Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro ,Universitas Teknologi
Yogyakarta.

Didalam penyusunan laporan ini penulis menyadari bahwa penyusun tidak


berdiri sendiri, banyak pihak yang memberikan dukungan dan bantuan serta
bimbingan dari masa perkuliahan hingga terselesaikannya penyusun laporan kerja
praktik ini .Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmatnya penulis dapat melakukan
kerja praktik di PLTH Bayu Baru Bantul, Yogyakarta dan dapat
menyelesaikan laporan kerja praktik.
2. M.S. Hendriyawan A., S.T, M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Elektro.
3. Rodhiyah Mardhiyyah, S.Kom., M.Kom. selaku Dosen pembimbing Kerja
Praktik Fakultas Teknologi Informasi dan Elektro , Universitas Teknologi
Yogyakarta.
4. Bpk. Iwan Fahmiraharja. A.Md. selaku Ketua pengolola di PLTH pantai
baru yang telah memberikan persetujuan untuk bisa melakukan Kerja
Praktik di PLTH Bayu Baru.

iv
5. Bpk. Jeffri selaku Pembimbing di PLTH pantai baru yang telah
memberikan bantuan dalam melengkapi data-data yang diperlukan penulis
untuk menyelesaikan laporan Kerja Praktik.
6. Serta bapak dan ibu yang telah memberikan dukungan dalam bentuk moril,
materil, sertadoa . yang tidak henti-hentinya memberikan kasih sayang
serta doa yang ditunjukan kepada penulis.
7. Teman – teman Teknik Elektro yang selalu memberikan dukungan kepada
penulis sehingga terselesaikannya laporan kerja praktik ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan didalam


penyusunan laporan kerja praktik ini ,sehingga penulis sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan perbaikan di
kemudian hari. Penulis berharap semoga laporan kerja praktik ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan kontribusi kepada
pembaca.

Yogyakarta, 2020

Airlangga Seto Pandanaran

v
ABSTRAK

Listrik merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat karena banyak


digunakan pada alat-alat rumah tangga, seperti lampu, televisi, kipas angin, lemari
es, dan lain-lain. Tapi dibeberapa wilayah Indonesia masih belum mendapatkan
distribusi energi listrik yang merata, khususnya di daerah terpencil. Untuk
memenuhi kebutuhan energi listrik di daerah terpencil salah satunya adalah
dengan membangun energi yang ramah lingkungan seperti Pembangkit listrik
tenaga hybrid dengan sistem offgrid. Pembangkit listrik tenaga hybrid ini
gabungan antara Surya dan Angin sebagai sumber pembangkit listrik terbarukan.
Pada kerja praktik ini akan dilakukan pengamatan pada sistem penyaluran
listrik di PLTH Pantai Baru Pandansimo, Bantul, Yogyakarta. Pembangkit listrik
ini memanfaatkan potensi alam untuk dikonversikan menjadi listrik, kemudian
listrik yang dihasilkan disimpan ke dalam baterai menggunakan charger agar
listrik yang dihasilkan tetap dapat di distribusikan dalam waktu 24 jam walaupun
proses produksi listrik berhenti pada siklus waktu tertentu.
Penelitian ini dilakukan selama 5 hari dari tanggal 1 Oktober 2019 sampai 7
Oktober 2019. Efisiensi pengisian daya baterai pada PLTH sebesar 36,35%
dengan rata-rata dihasil daya sebesar 34939,39 VAh dan untuk Efisiensi
penggunaan daya baterai untuk kebutuhan listrik pelanggan rata-rata 26,70%
dengan daya pelanggan rata-rata sebesar 25640 VAh. Dengan lama operasi
pembangkit sistem 48 Volt dengan penggunaan daya pada baterai maksimal dapat
dicapai adalah 8,23 jam. Dengan sisa daya rata-rata sebesar 93000VAh, maka
sistem pada PLTH tersebut sudah mampu mencukupi kebutuhan listrik pelanggan.

Kata Kunci : efisiensi, baterai, sistem pendistribusian

vi
ABSTRACT

Electricity is a basic need for the community because it is widely used in


household appliances, such as lights, televisions, fans, refrigerators, and others.
But in some parts of Indonesia there is still no uniform distribution of electricity,
especially in remote areas. To meet the needs of electrical energy in remote areas
one of them is to build environmentally friendly energy such as hybrid power
plants with offgrid systems. This hybrid power plant combines solar and wind as
a renewable power source.
In this practical work observations will be made on the electricity
distribution system in PLTH Pantai Baru Pandansimo, Bantul, Yogyakarta. This
power plant uses natural potential to be converted into electricity, then the
electricity produced is stored in batteries using a charger so that the electricity
generated can still be distributed within 24 hours.
This research was conducted for 5 days starting October 1, 2019 to October
7, 2019. Saving battery power in PLTH is 36.35% with an average power output
of 34939.39 VAh and for efficient use of battery power for average electricity
needs of 26.70 % with an average customer power of 25640 VAh. With a long
operation of the 48 Volt system generator with maximum battery power usage can
be supported at 8.23 hours. With an average remaining power of 93000VAh, the
system on this PLTH has been able to meet the customer's electricity needs.

Keywords: efficiency, battery, distribution system

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN.............................................................................. iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
ABSTRAK......................................................................................................... vi
ABSTRACT....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah...................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................... 2
1.5 Manfaat Peneleitian................................................................................. 2
1.6 Sistematika Penulisan.............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN................................................ 5
2.1 Tinjauan Umum Instansi......................................................................... 5
2.1.1 Sejarah dan Profil PLTH Bayu Baru........................................... 5
2.1.2 Struktur Organisasi...................................................................... 6
2.1.3 Uraian Tugas Tenaga Kerja PLTH Bayu Baru........................... 7
2.1.4 Daerah Kerja PLTH Bayu Baru.................................................. 9
2.1.5 Lokasi PLTH Bayu Baru............................................................. 9
2.1.6 Unit Usaha................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori........................................................................................ 11
2.2.1 Pembangkit Listrik...................................................................... 12
2.2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid............................................. 13
2.2.3 Penyimpanan Daya...................................................................... 15
2.2.4 Prinsip Kerja PLTH Pantai Baru................................................. 16
2.2.5 Sistem Penyaluran Listrik........................................................... 16
2.2.6 Proses Penyaluran....................................................................... 17
BAB III METODOLOGI................................................................................. 11
3.1 Langkah Penelitian.................................................................................. 19
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................ 21
3.2.1 Alat.............................................................................................. 21
3.2.2 Bahan........................................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 28
4.1 Hasil Pengamatan.................................................................................... 28
4.1.1 Grup Pembangkit Energi Listrik PLTH Bayu Baru.................... 29
4.1.2 Penyimpanan Energi Listrik........................................................ 29
4.1.3 Inverter........................................................................................ 30

viii
4.1.4 Pemanfaatan Energi..................................................................... 30
4.1.5 KWH Meter................................................................................. 31
4.2 Pembahasan Hasil................................................................................... 31
4.2.1 Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu Baru.......................... 32
4.2.2 Pengawasan Sistem Distribusi..................................................... 33
4.2.3 Kapasitas Daya Baterai................................................................ 33
4.2.4 Daya Masuk Baterai.................................................................... 34
4.2.5 Daya Keluar................................................................................. 35
4.2.6 Efisiensi Charging....................................................................... 36
4.2.7 Efisiensi Discharge..................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN..................................................................................... 46
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 46
5.2 Saran........................................................................................................ 46
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 48
LAMPIRAN.......................................................................................................

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur organisasi PLTH Bayu Baru.................................. 8


Gambar 3.1 Diagram alur penelitian........................................................ 13
Gambar 3.2 Panel Surya di PLTH Bayu Baru......................................... 14
Gambar 3.3 Inverter sistem 240 V........................................................... 15
Gambar 3.4 Inverter sistem 48 V............................................................. 15
Gambar 3.5 Baterai penyimpanan sistem 240 V..................................... 17
Gambar 3.6 Baterai penyimpanan sistem 48 V....................................... 18
Gambar 3.7 Hygrometer elektronik......................................................... 19
Gambar 3.8 Tang Ampere........................................................................ 20
Gambar 3.9 Solar charge control (SCC)................................................. 21
Gambar 4.1 Sistem PV di PLTH Bayu Baru........................................... 23
Gambar 4.2 Grafik Daya Hari ke-1.......................................................... 24
Gambar 4.3 Grafik Tegangan dan Arus Hari ke-1................................... 25
Gambar 4.4 Grafik Daya Hari ke-2.......................................................... 26
Gambar 4.5 Grafik Tegangan dan Arus Hari ke-2................................... 27
Gambar 4.6 Grafik Daya Hari ke-3.......................................................... 28
Gambar 4.7 Grafik Tegangan dan Arus Hari ke-3................................... 29
Gambar 4.8 Grafik Daya Hari ke-4.......................................................... 30
Gambar 4.9 Grafik Tegangan dan Arus Hari ke-4................................... 31
Gambar 4.10 Grafik Daya Hari ke-5........................................................ 32
Gambar 4.11 Grafik Tegangan dan Arus Hari ke-5................................. 32

x
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Spesifikasi Panel Surya............................................................ 14


Tabel 3.2 Spesifikasi Inverter 240 V dan 48 V....................................... 16
Tabel 3.3 Spesifikasi baterai sistem 240 V.............................................. 17
Tabel 3.4 Spesifikasi baterai sistem 48 V................................................ 18
Tabel 3.5 Spesifikasi solar charge control.............................................. 21
Tabel 4.1 Data Pengukuran Parameter Hari ke-1.................................... 24
Tabel 4.2 Data Pengukuran Parameter Hari ke-2.................................... 26
Tabel 4.3 Data Pengukuran Parameter Hari ke-3.................................... 28
Tabel 4.4 Data Pengukuran Parameter Hari ke-4.................................... 30
Tabel 4.5 Data Pengukuran Parameter Hari ke-5.................................... 31

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting
dan vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir
tidak dapat melakukan pekerjaan yang ada dengan baik ataupun memenuhi
kebutuhannya. Kekurangan energi listrik dapat mengganggu aktivitas manusia.
Oleh sebab itu kesinambungan dan ketersediaan energi listrik harus
dipertahankan. Saat ini kebutuhan energi listrik semakin meningkat seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dan kemajuan teknologi serta informasi.
Indonesia terletak di wilayah khatulistiwa yang memiliki sumber energi surya
yang sangat melimpah setiap tahunnya. Energi surya dapat dimanfaatkan langsung
sebagai sumber alternatif yang ramah lingkungan. Penggunaan energi surya
ditujukan pada daerah-daerah terpencil di Indonesia yang sulit mendapatkan
pasokan listrik dari PLN. Disamping sulitnya mendapatkan pasokan listrik dari
PLN, letak geografis Indonesia yang terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang
menyebabkan setiap daerah harus memiliki sumber listrik mandiri.
Tetapi karena adanya keterbatasan ketersediaan akan energi angin dan
cahaya matahari (tidak sepanjang hari angin dan matahari tersedia) maka
ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan
energi yang berfungsi sebagai back-up atau cadangan energi listrik. Ketika beban
penggunaan daya listrik masyarakat atau ketika kecepatan angin suatu daerah.
sedang menurun dan tidak adanya cahaya matahari (mendung, malam hari) maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita
perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya
pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada
masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan
alat penyimpan energi yaitu baterai (aki) sebelum selanjutnya didistribusikan ke
beban - beban. Pemerintah melalui Kementrian Riset dan Teknologi telah
membangun

1
2

PLTH Bayu Baru Kabupaten Bantul sebagai salah satu perwujudan energi
terbarukan masa depan yang berbasis energi angin dan surya yang dikelola di
bawah pemerintah kabupaten Bantul.
Dari ulasan tersebut penulis mengambil judul: “Sistem Penyaluran Listrik
Di PLTH Pantai Baru, Pandansimo, Bantul.”

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses penyaluran daya listrik di PLTH Bayu Baru ?
2. Berapa besar rata-rata daya listrik yang dikeluarkan di PLTH Bayu Baru
untuk keperluan penerangan jalan umum dan warung disekitar pantai?

1.3 Batasan Masalah


Dengan adanya permasalahan yang harus diatasi maka pada penelitan ini
diberikan batasan sebagai berikut :
1. Ruang lingkup pengukuran adalah tegangan dan arus dari pembangkit
kemudian dikonversikan ke daya.
2. Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2019

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui besar rata-rata daya listrik yang dikeluarkan oleh PLTH Bayu
Baru.
2. Mengetahui proses penyaluran daya listrik di PLTH Bayu Baru.

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang dapat diambil setelah melaksanakan kerja
praktik industri, antara lain :
1. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengetahui kondisi nyata suatu perusahaan baik dari segi
manajemen yang diterapkan, kondisi, teknologi yang digunakan, kinerja
karyawan serta proses produksi nyata yang ada di industri.
3

b. Dapat memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan teknik


yang relevan dengan program studi yang ditekuni.
c. Dapat mengetahui dan dapat mengikuti perkembangan ilmu dan
teknologi sesuai dengan tuntunan perkembangan industri.
2. Bagi lembaga pendidikan
a. Menciptakan hubungan yang bersifat relasi antara Prodi Teknik Elektro
Universitas Teknologi Yogyakarta dengan PLTH Bayu Baru, sehingga
memungkinkan kerjasama antara kedua belah pihak.
b. Memperoleh umpan balik untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sehingga selalu sesuai dengan perkembangan dunia industri.
c. Mengetahui sejauh mana relevansi ilmu yang didapat di kampus dengan
penerapannya di Industri, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan kebijakan
3. Bagi PLTH Bayu Baru Pandansimo
a. Sebagai wujud kepedulian PLTH Bayu Baru Pandansimo Bantul
terhadap kualitas sumberdaya manusia khususnya kemampuan pada
bidang kelistrikan.
b. Sebagai bentuk kerja sama simbiosis mutualisme dalam melaksanakan
aktivitas atau kegiatan di PLTH Bayu Baru Pandansimo Bantul.
c. Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan teori yang sudah ada
dan teori yang akan diadopsi dari dunia pendidikan.
d. Terbantunya operasional pelayanan dan kegiatan PLTH Bayu Baru
Pandansimo.

1.6 Sistematika Penulisan


1. BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, serta manfaat penelitian bagi mahasiswa, akademik, dan
Perusahaan yang digunakan untuk pelatihan kerja praktik.
4

2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


Dalam bab ini penulis membahas tentang gambaran umum suatu
perusahaan seperti :
a. Sejarah dan profil perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan
c. Unit usaha perusahan
3. BAB III METODOLOGI
Dalam bab ini penulis membahas tentang langkah-langkah (metode) yang
digunakan untuk melakukan penelitian serta membahas alat dan bahan yang
digunakan untuk melakukan penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang hasil pengamatan yang berupa
data-data hasil pengamatan di lapangan, kemudian data-data tersebut diolah
agar menjadi data yang bersifat informatif agar mudah dipahami oleh
pembaca.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini penulis membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian
yang sudah dibuktikan dengan hipotesis serta memberikan gambaran saran
kepada akademik maupun perusahaan.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Tinjauan Umum Instansi


PLTH merupakan sistem inovasi daerah, guna untuk meningkatkan
kebutuhan masyarakat. Dibangunnya PLTH ini menerapkan sumber alam demi
kemajuan masyarakat daerah seperti dalam bidang pariwisata, perikanan,
pertanian, edukasi dan lain-lain. Tujuan utama dari pembangkit ini adalah untuk
meningkatkan informasi tentang performa dari turbin angin dan panel surya,
dalam rangka memberikan energi pada daerah terpencil. Untuk mendapatkan
informasi sebuah lembaga akademis UGM mengadakan penelitian untuk
menganalisis sistem dan membuat beberapa rekomendasi untuk meningkatkan
efisiensi sistem.

2.1.1. Sejarah dan Profil PLTH Bayu Baru


Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid terbentuk dari evaluasi proyek
percobaan yang dipimpin oleh Kementrian Riset dan instansi yang lain, meliputi:
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Kementrian Kelautan
dan Perikanan (KKP), Kementrian Riset dan Teknologi (RISTEK), Pemkab
Bantul, Universitas Gadjah Mada (UGM), E-Wind Energy dan Komonitas
Ilmuwan dan Ahli Teknologi Indonesia pada tahun 2007. Setahun kemudian
Pandansimo dilakukan uji kelayakan tentang sistem tenaga hybrid. Akhirnya
sistem ini dibangun pada tanggal 27 Juli 2010, ditandai dengan tanda
Momerandum of Understanding (MoU) antara Kementrian Riset dan Teknologi,
Pemkab Bantul, LAPAN, dan UGM.
Kementrian Riset dan Teknologi adalah kepala fondasi Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid Pandansimo. Ide yang muncul untuk membangun sebuah
pembangkit dengan energi terbarukan yang dapat memberi listrik didaerah
terpencil yang kurang akan suplai listrik dari pemerintah. Sampai saat ini,
RISTEK masih menyediakan biaya operasional dan pemeliharaan sistem yang ada

5
6

di pembangkit maupun workshop karena uang yang dikumpulkan dari daya dan
biaya perawatan tidak cukup untuk menutupi biaya semua itu.

LAPAN merupakan pelaksanaan utama dari PLTH ini. Lembaga ini


bertanggung jawab atas sistem operasional dan manajemen harian, dan juga
meningkatkan data untuk komunitas individu atau akademik riset di sistem
hybrid. Tugas utama LAPAN adalah menginstalasi turbin angin buatan sendiri
untuk perbaikan itu sendiri.

E-Wind Energy adalah perubahan lokal yang menyediakan turbin angin


untuk sistem hybrid tersebut. Program ini untuk meningkatkan rasa kepemilikan
masyarakat terhadap PLTH Pandansimo tersebut dan perusahaan ini mewakili
masyarakat setempat, yang berarti bahwa masyarakat memiliki beberapa
kontribusi terhadap pemeliharaan daerah di sekitar pembangkit. Berikut adalah
profil PLTH Bayu Baru;

Nama : Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Pantai


Baru Pandansimo.
Alamat Workshop PLTH : Jln. Raya Pandansimo Km.2 Kedungbule Trimurti
Srandakan Kab.Bantul,D.I Yogyakarta.
Alamat PLTH : Pantai Baru, Poncosari, Srandakan, Kab. Bantul,
D.I Yogyakarta.

2.1.2. Struktur Organisasi


Struktur organisasi digunakan dalam perusahaan atau instansi-instansi
sebagai sebuah susunan berbagai komponen atau unit-unit kerja dalam sebuah
organisasi yang ada di perusahaan atau instansi tersebut. Struktur tersebut
merupakan komponen penting yang harus ada dalam organisasi yang memuat
terkait pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam penjelasan
struktur tersebut terdapat hubungan antar komponen dan posisi yang ada di
dalamnya, dan semua komponen tersebut mengalami saling ketergantungan.
Hampir semua operator dan teknisi yang bertanggung jawab dalam sistem
hybrid direkrut dari warga sekitar pantai baru pandansimo, kecuali koordinator
7

dan wakil koordinator yang awalnya pegawai pemerintah LAPAN. Gambar 2.1
dibawah menunjukkan struktur organisasi yang bertanggung jawab di PLTH
Pantai Baru Pandansimo.
7

Penanggung Jawab PLTH

BP3 ESDM Bantul

Ketua PLTH

Iwan Fahmiharja, A.Md

Sekretaris / Bendahara Wakil

Arif Nofiyanto Jefri Dwi Haryanto

PLTH Workshop

Murjito Aar Faisal

Wijiyo

Hanindiyo

Gambar 2.1 Struktur organisasi PLTH Bayu Baru

2.1.3. Uraian Tugas Tenaga Kerja PLTH Bayu Baru


Masing-masing pegawai bertanggung jawab terhadap bagian atau posisi
daripada pegawai tersebut. Beberapa ada yang turun langsung ke lapangan dan
ada juga yang hanya di kantor untuk monitoring data pembangkit yang sedang
berjalan.
Pegawai yang monitoring pun kadang kala berganti begitu pula dengan
pegawai yang di lapangan, mereka juga punya bagian pekerjaan mereka masing-
8

masing seperti bagian perawatan pembangkit, bagian pengecekkan penerangan


jalan umum, dan sebagainya.
1. Ketua pengelola
Ketua adalah posisi tertinggi dalam kelompok yang terorganisir seperti
direksi, komite atau badan deliberatif. Orang yang memegang posisi ini
biasanya dipilih atau ditunjuk oleh para anggota kelompok atau organisasi.
Ketua memimpin pertemuan dari kelompok yang berkumpul dan melakukan
meeting secara teratur. Bertanggung jawab atas segala proses di PLTH Bayu
Baru. Ketua juga pengambil keputusan atau kebijakan untuk PLTH Bayu
Baru.

2. Wakil
Bersama-sama ketua bertanggung jawab dari segala proses, dan
membantu ketua menyusun rencana di PLTH Bayu Baru, juga membantu
dalam pengambilan keputusan/kebijakan.

3. Sekretaris
Sekretaris memiliki tugas yang berperan penting dalam membantu
dalam hal Direksi, dan juga membuat jadwal mingguan di PLTH Bayu Baru.

4. Bendahara
Bendahara memiliki tugas mengatur keuangan perusahaan dan
bertanggung jawab membuat rencana anggaran pengeluaran perusahaan di
PLTH Bayu Baru.

5. Teknisi
Teknisi adalah orang yang menguasai bidang teknologi tertentu yang
lebih banyak memahami teori bidang tersebut seperti insinyur. Umumnya
mereka lebih menguasai teknik dibandingkan orang yang lainnya, atau yang
profesional dalam bidang itu. Pemahaman tingkat menengah atas teori dan
teknik tingkat tinggi umumnya dikuasai oleh teknisi untuk menjadi ahli dalam
hal peralatan atau keahlian tertentu. Ini bisa menjadi bagian proses
(manufaktur) yang lebih besar.
9

2.1.4. Daerah Kerja PLTH Bayu Baru


Daerah kerja PLTH Bayu Baru sebagai pusat listrik (Pembangkit) ke
warung kuliner yang ada di wilayah Pantai Baru Bantul sebanyak 40 warung.
Berikut gambar 2.2 dibawah yang menunjukkan denah kincir yang berada pada
PLTH Pantai Baru.

Gambar 2.2 Sistem Instalasi Kincir Angin PLTH Bayu Baru, Sebelah
Kiri Kincir Angin Grup 1 atau Grup Barat, dan Sebelah Kanan Kincir
Angin Grup 2 atau Grup Timur.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Sistem elektrik dari kedua grup pada Gambar 2.2 diintegrasikan
menjadi satu sistem. Keluaran dari PV dan Kincir Angin pada grup 1 dan 2
diubah menjadi tegangan DC oleh sistem kontrol untuk dimasukkan ke
baterai. Namun untuk PV di grup 2 memiliki baterai dan inverter sendiri,
sehingga terpisah dari sistem utama. Sistem utama memiliki baterai dan
inverter yang menerima pasokan dari grup 1 yakni Kincir Angin kapasitas
maksimal 21 kw dan Panel Surya 15 kw, serta grup 2 dari Kincir Angin
kapasitas maksimal 29 kw, berupa 1x10 kw, 6x2,5 kw, 4x1 kw dan PV
dengan kapasitas 2 kW.
10

2.1.5. Lokasi PLTH Bayu Baru


Lokasi PLTH Bayu Baru terletak di daerah Pantai Baru, Ngentak, Poncosari,
Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Dan workshop PLTH Bayu Baru
sebagai sarana perbaikan, training, perawatan, dan juga sebagai sarana edukasi
sistem energi terbarukan bagi pengunjung PLTH Bayu Baru terletak di
Kedungbule, Trimurti, Srandakan, Bantul, D.I Yogyakarta. Berikut gambar 2.3
yang menunjukkan batu nama yang berada pada PLTH Pantai Baru dan gambar
2.4 yang menunjukkan lokasi PLTH Pantai Baru.

Gambar 2.3 Batu Nama PLTH Bayu Baru Pantai Baru, Ngentak,
Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta.
(Sumber: Dokumen Pribadi)
11

Gambar 2.4 Lokasi PLTH Bayu Baru Pantai Baru, Ngentak,


Poncosari, Srandakan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta.
(Sumber: Google Maps, 2019)
2.1.6. Unit Usaha
PLTH Pantai Baru memiliki beberapa unit usaha diantaranya biogas, panel
surya, dan kincir angin. Listrik di pesisir Pantai Baru ini dipasok dari Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) yakni gabungan dari pembangkit listrik tenaga
surya (matahari) dan bayu (angin).  Selain itu, daerah ini juga mempunyai
kawasan pengolahan bahan bakar ramah lingkungan yaitu biogas, dari sisa
kotoran ternak Sapi. Beberapa unit usaha tersebut dikelola oleh pengurus PLTH
sendiri.
1. Kincir angin dan panel surya
Siklus kerja pada PLTH adalah menghasilkan listrik dari panel dan
kincir yang mana hasil produksi disimpan dalam satu tempat. Jadi sumber
energi listrik yang diperoleh dari panas matahari serta angin yang diolah
melalui sel surya serta kincir angin. Listrik yang diperoleh masing-masing
dikontrol dengan sistem kontrol, kemudian disimpan didalam baterai. Jika
listrik akan digunakan arus akan dialirkan pada inverter, kemudian baru bisa
disalurkan ke pelanggan.

2. Biogas
PLTH Pandansimo tidak hanya menghasilkan listrik saja, tetapi juga
memproduksi biogas, pupuk, dan air. Biogas dihasilkan dari kotoran sapi
yang diolah sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gas yang dapat
digunakan di warung kuliner. Hasil olahan biogas yang lain adalah pupuk
yang digunakan untuk pertanian. PLTH menghasilkan listrik guna
menghidupkan pompa yang digunakan untuk perikanan, pertanian, dan
warung kuliner di daerah pantai baru.

2.2. Landasan Teori


12

Energi hibrid merupakan perpaduan dua atau lebih sumber energi


yang berbeda. Sistem hibrid atau Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid
(PLTH) merupakan salah satu alternatif sistem pembangkit yang tepat
diaplikasikan pada daerah- daerah yang sukar dijangkau oleh sistem
pembangkit besar seperti jaringan PLN, PLTH ini memanfaatkan energi
terbarukan sebagai sumber utama tenaga listrik. (Rahayu, 2014)

Teknologi hibrid ini merupakan percontohan untuk dikembangkan


ke daerah lain, terutama daerah terpencil guna memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat terpencil. Hal ini bertujuan agar kesejahteraan masyarakat di
Indonesia dapat merata. Tetapi karena adanya keterbatasan ketersediaan
akan energi angin dan cahaya matahari (tidak sepanjang hari angin dan
matahari tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. (Winardi,
2018)
Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi
sebagai back-up atau cadangan energi listrik. Ketika beban penggunaan
daya listrik masyarakat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang
menurun dan minimnya cahaya matahari (mendung, malam hari) maka
kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena
itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi
kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat
penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini
diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi yaitu baterai
(aki) sebelum selanjutnya didistribusikan ke beban - beban. (Wakhid,
2019)

2.2.1. Pembangkit Listrik


Pembangkit listrik adalah suatu alat yang dapat membangkitkan
dan memproduksi tegangan listrik dengan cara mengubah suatu energi
tertentu menjadi energi listrik selain itu, pembangkit listrik bisa disebut
juga dengan semua mesin yang mengubah tenaga gerak, cahaya dan
minyak bumi atau benda kimia lainnya menjadi tenaga listrik. Pembangkit
13

listrik telah menjadi salah satu kebutuhan primer manusia karena


kehidupan manusia pada jaman modern ini sangat tergantung dengan
listrik. Pembangkit listrik biasanya terhubung ke dalam sistem kelistrikan.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yakni mesin
berputar yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip medan magnet dan penghantar listrik. Mesin
generator ini diaktifkan dengan menggunakan berbagai sumber energi
yang sangat bemanfaat dalam suatu pembangkit listrik. (Putra, 2019)
Untuk mendapatkan energi listrik dapat memanfaatkan bermacam-
macam sumber energi, misalnya tenaga air, tenaga angin, bahan bakar
fosil, dan bahan bakar nuklir. Dengan memakai sumber energi tersebut
diperoleh tenaga untuk menggerakkan turbin yang akan mengaktifkan
generator listrik. Energi listrik yang dihasilkan harus diubah menjadi
tegangan yang sesuai untuk transmisi. Setelah proses ini, arus listrik
dialirkan melalui jaringan kabel transmisi ke daerah yang memerlukan.
Pada proses pembangkitan tenaga listrik telah terjadi proses perubahan
energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum pembangkit tenaga
listrik dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu pembangkit listrik
thermis dan pembangkit listrik non thermis. (Sianipar, 2014)
Pembangkit listrik thermis mengubah energi panas menjadi energi
listrik. Panas di sini bisa dihasilkan oleh panas bumi, minyak, uap dan
yang lainnya. Hal ini dikatakan bahwa pembangkit thermis yang
dihasilkan dari panas bumi mempunyai penggerak mula panas bumi,
biasanya disebut pembangkit panas bumi. Sedangkan pembangkit non
thermis penggerak mulanya bukan dari panas. Seperti pada pembangkit
thermis penggerak mula inilah yang menentukan nama/jenis pembangkit
tenaga listrik tersebut, misalnya apabila penggerak mulanya berupa air
maka air inilah yang menentukan jenis pembangkit tenaga non thermis
tersebut, biasanya disederhanakan sebutannya menjadi pembangkit tenaga
air (PLTA), dan lain sebagainya. (Saputra, 2019)
14

2.2.2. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid


Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid pada umumnya adalah
penggunaan dua atau lebih pembangkit listrik dengan sumber energi yang
berbeda. Tujuan utama dari sistem hibrid pada dasarnya adalah suatu
sistem pembangkit listrik yang memadukan beberapa jenis pembangkit
listrik. (Wijanarko, 2016)
Pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai
Baru Pandansimo ini memiliki dua kombinasi pembangkit yaitu
Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang bersumber dari kincir
angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang bersumber dari
panel surya. (Pradito, 2015)
Pada PLTH Pantai Baru Pandansimo, energi terbarukan yang
digunakan dapat berasal dari energi panas matahari dan energi angin yang
dikombinasikan dengan Diesel-Generator Set sehingga menjadi
pembangkit yang efesien, efektif, dan handal untuk mensuplai energi baik
warung kuliner, pompa air, dan kebutuhan industri di daerah tersebut.
(Saputra, 2019)
1. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB)
Hembusan angin digunakan untuk meutarkan baling-baling kemudian
putaran tersebut digunakan untuk memutarkan generator. Dari
generator inilah energi mekanik diubah menjadi energi listrik melalui bantuan
solarcell agar energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan perlu
disimpan pada baterai.
Tenaga listrik yang biasa dihasilkan oleh pembangkit listrik biasanya
dibangkitkan dalam arus bolak balik yang berbalik arah sebanyak 50 atau 60
kali per detik. (Aldi, 2019)
Satuan untuk mengukur daya listrik adalah watt. Tenaga yang biasa
dihasilkan oleh pembangkit listrik adalah sebesar satu kilowatt (1000 watt)
atau satu megawat (sejuta watt). biasanya dipasang pada daerah daerah yang
memiliki kekuatan angin yang cukup kuat dan stabil. turbin angin modern
15

lebih berukuran lebih besar ketimbang turbin angin yang dipasang pada tahun
1970-an dan juga lebih efisien. (Saputra, 2019)
2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
Panel surya adalah suatu komponen yang dapat digunakan untuk
mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip yang disebut efek photovoltaic. Energi listrik yang
diproduksi biasanya akan digunakan untuk kebutuhan listrik dan ada yang
disimpan terlebih dahulu dengan baterai. Energi dari cahaya matahari dapat
langsung diubah menjadi energi listrik oleh konventer generator dan disimpan
didalam baterai. (Putra, 2019)
Cara kerja sistem panel bertenaga matahari ini tetap dapat berjalan
meski keadaan sore, malam hari maupun hujan sekalipun karena
menggunakan bantuan baterai tersebut. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
adalah salah satu pembangkit yang tidak menggerakkan mesin dalam
menciptakan arus. Solar panel terdiri dari 3 lapisan, lapisan panel P di bagian
atas, lapisan pembatas di tengah, dan lapisan panel N di bagian bawah. Proses
fotoelektrik adalah di mana sinar matahari menyebabkan elektron di lapisan
panel P terlepas, sehingga hal ini menyebabkan proton mengalir ke lapisan
panel N di bagian bawah dan perpindahan arus proton ini adalah arus listrik.
(Saputra, 2019)

2.2.3. Penyimpanan Daya


Mengingat PLTH sangat tergantung pada energi matahari dan
energi angin, maka diperlukan media penyimpan energy yaitu baterai
atau accu. Baterai tersebut menyimpan energi listrik apabila sistem
pembangkit tidak mendapatkan sumber. Beberapa teknologi baterai yang
umum dikenal adalah lead acid, alkalin, NiFe, Ni-Cad dan Li-ion.
Masing-masing jenis baterai memiliki kelemahan dan kelebihan baik
dari segi teknis maupun ekonomi (harga). Baterai lead acid dinilai lebih
unggul dari jenis lain jika mempertimbangkan kedua aspek tersebut.
(Winardi, 2018)
16

Pada PLTH, baterai yang berfungsi untuk penyimpanan (storage)


juga berbeda dari baterai untuk buffer atau stabilitas. Baterai untuk
pemakaian PLTH lazim dikenal dan menggunakan deep cycle lead acid,
artinya muatan baterai jenis ini dapat dikeluarkan (discharge) secara
terus menerus secara maksimal mencapai kapasitas nominal. Baterai
adalah komponen utama PLTH yang membutuhkan biaya investasi awal
terbesar setelah panel surya dan inverter. Namun, pengoperasian dan
pemeliharaan yang kurang tepat dapat menyebabkan umur baterai
berkurang lebih cepat dari yang direncanakan, sehingga meningkatkan
biaya operasi dan pemeliharaan. Atau dampak yang paling minimal
adalah baterai tidak dapat dioperasikan sesuai kapasitasnya. (Prihatno,
2013)
Pada baterai memiliki proses pengisian (charging). Tegangan
sebenarnya pada baterai 2 Volt adalah 2,30 - 2,45 V. Kondisi pada
baterai ini tergantung dari suhu dan kelembaban, mengingat di PLTH
tingkat kelembaban udara cukup tinggi. Suhu tinggi menyebabkan
baterai cepat rusak. Pada saat proses pengisian baterai pada suhu
ruangan melebihi 30˚C. Tegangan yang direkomendasikan pada baterai
adalah 2,35 V. Pada saat pengisian/charging, dan suhu ruangan tetap di
bawah 30˚C, maka tegangan pada saat charge disarankan 2,40 - 2,45
V Jika proses charging baterai sudah melebihi 2,45 V maka secara
otomatis baterai akan menghentikan proses pengisian. (Ma’ruf, 2019)

2.2.4. Prinsip Kerja PLTH Pantai Baru


PLTH adalah suatu sistem pembangkit listrik yang memadukan
beberapa jenis pembangkit listrik, pada umumnya antara pembangkit
listrik berbasis energi terbarukan ada pula pembangkit listrik yang
memadukan tenaga angin dengan tenaga matahari. (Wakhid, 2019)
Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid sangat tergantung
dari bentuk beban atau fluktuasi pemakain energi (load profile) yang mana
selama 24 jam distribusi beban tidak merata untuk setiap waktunya. Load
17

profil ini sangat dipengaruhi penyediaan energinya. Untuk mengatasi


permasalahan tersebut maka kombinasi sumber energi antara sumber
energi terbarukan dan diesel generator atau disebut Pembangkit Listrik
Sistem Hibrid adalah salah satu solusi paling cocok untuk sistem
pembangkitan yang terisolir dengan jaringan yang lebih besar seperti
jaringan PLN. (Saputra, 2019)
Merupakan solusi untuk mengatasi krisisnya berbahan fosil dan
ketiadaan listrik di daerah terpencil, pulau- pulau kecil dan pada daerah
pekotaan, umumnya terdiri atas : modul surya, turbin angin, baterai, dan
peralatan kontrol yang reintegrasi. Tujuan PLTH ini adalah
mengkombinasi keunggulan dari setiap pembamgkit sekaligus menutupi
kelemahan masing- masing pembangkit untuk kondisi- kondisi tertentu,
sehingga secara keseluruhan sistem dapat beroperasi lebih ekonomis dan
efisien. Mampu menghasilkan daya listrik secara efisien pada berbagai
kondisi pembebanan. (Pradityo, 2015)

2.2.5. Sistem Penyaluran Listrik


Sistem penyaluran di PLTH Bayu Baru yaitu dengan menyalurkan
energi listrik dari pembangkit ke beban. Penyaluran energi listrik pusat
atau pembangkit ke beban disalurkan melalui box kontrol distribusi.
Tegangan beban dari kontrol distribusi kemudian masuk ke KWH meter.
Dari KWH meter disalurkan langsung ke beban yaitu penerangan jalan
umum dan warung kuliner grup barat, timur, dan tengah di sekitar Pantai
Baru. (Aldi, 2019)
Inverter bekerja non-stop dengan pengawasan penuh dari petugas.
Pada siang hari inverter dapat bekerja dengan maksimal karena tegangan
baterai stabil dikarenakan sumber energi listrik dari photo voltaic
melimpah. Namun, pada saat malam hari inverter sering kali kekurangan
tegangan baterai karena sumber tegangan yang masuk ke baterai hanya
bersumber dari turbin angin. Untuk mengantisipasi kekurangan daya,
petugas akan megurangi beban pemakaian tegangan listrik yang tidak
18

terpakai. Dengan begitu tegangan output dari inverter akan stabil.


(Wijanarko, 2016)
Inverter cadangan pada sistem distribusi hanya melalui switch yang
terhubung ke handle switch. Jadi, jika ada kerusakan pada inverter utama
maka petugas akan memindahkan tuas cam starter ke posisi inverter
cadangan. Inverter cadangan berbeda dayanya dengan inverter tetap.
(Prihanto, 2013)

2.2.6. Proses Penyaluran


Pembangkit listrik tenaga hibrid yang berlokasi di kawasan Pantai Baru
Pandansimo ini memiliki dua kombinasi pembangkit yaitu Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) yang bersumber dari kincir angin dan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) yang bersumber dari panel surya. Pada pembangkit tenaga
angin, kincir yang digunakan merupakan Turbin Angin putaran rendah, spesifikasi
turbin rata-rata yang digunakan adalah turbin angin kapasitas daya 1 KW.
Dikarenakan kecepatan rata-rata angin tahunan di kawasan pesisir pantai baru
sekitar 5 m/s dalam kondisi cuaca normal. Sedangkan untuk panel surya yang
berada di PLTH Pantai Baru Pandansimo asumsi penyinaran yaitu 12 jam dari
pagi sampai sore dengan sistem pembangkit tegangan 240 V dan tegangan 48
Volt. (Ma’ruf, 2019)
Dalam pendistribusian energi listrik PLTH Pandansimo ini, digunakan
tiang PJU setinggi 7 meter sebagai tiang untuk menyalurkan listrik kepada beban.
Dan kabel yang digunakan adalah SPLN 42-10 Apolo Cable NFA2X 2x15.
Karena adanya kerusakan pada inverter di rumah daya induk akibat dari sambaran
petir, maka pendistribusian daya untuk beban yang seharusnya disuplay oleh
pembangkit grup barat dan grup timur untuk sementara di suplay dengan energi
listrik yang dihasilkan oleh Photovolatic. (Suswanto, 2010)
Baterai yang digunakan berkapasitas 1000Ah/ 2V dengan jumlah 48 unit.
Baterai ini diseri kemudian diparalel. Pertama 24 baterai dirangkai seri, kemudian
3 rangkaian yang telah diseri dirangkai secara parallel, sehingga didapatkan total
kapasitas 2000Ah/ 48 V. Dari baterai ini, energi listrik disalurkan ke beban
19

dengan melalui 3 buah inverter yang masing-masing mempunyai kapasitas 2 KW.


Sesuai dengan jumlah inverternya, beban dari baterai ini juga dibagi menjadi 3
bagian, yaitu beban grup barat, beban grup timur dan beban grup tengah. (Putra,
2019)
1. Pendistribusian energi listrik baterai grup warung kuliner
Pada saat kegiatan kerja praktek berlangsung, susunan baterai di grup
ini banyak mengalami perubahan, pada grup ini terdiri dari baterai 105Ah/
12V 40 unit dan baterai 113Ah/12V 60 unit. Dari baterai 105Ah/ 12V ini
disusun secara seri 20 unit, dan selanjutnya disusun secara paralel. Untuk
baterai 113Ah/ 12V, 20 unit baterai disusun secara seri kemudian dari 3
susunan baterai yang disusun secara seri ini disusun secara paralel, sehingga
total energi yang dapat disimpan adalah 339Ah/240V. Kemudian baterai aki
105Ah/240V dan 339Ah/ 240V disusun secara paralel sehingga total energi
listrik yang dapat disimpan adalah 549Ah/240V. Pemanfaatan dari grup
baterai ini digunakan untuk pendistribusian/ mensuplay beban warung kuliner
dan lampu PJU. (Prihanto, 2013)
2. Pendistribusian 2 grup baterai 2100 Ah/ 12 V
Pada grup ini ada dua macam beban yang disuplay yaitu lampu
penerangan kantor dan pompa air. Ada 40 unit baterai aki 105Ah/ 12 V, dari
40 unit baterai tersebut, 20 unit disusun secar parelel dan kemudian di
suplaykan ke beban. Sehingga diperoleh total kapasitas penyimpanan battery
2100Ah/12 V, dimana 2100Ah/12V pertama masuk ke inverter 3 KW
digunakan untuk mensuplay pompa dan 2100Ah/12V kedua masuk ke
inverter 3 KW digunakan untuk mensuplay lampu penerangan kantor.
(Prihanto, 2013)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Langkah Penelitian


Metode penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pekerjaan dan
pengamatan yang dilakukan selama melakukan kerja praktik. Selain melakukan
pekerjaan dan pengamatan dilapangan, penulis juga membaca referensi untuk
mendapatkan informasi dalam penulisan laporan ini. Kemudian metode
pengumpulan data dengan cara wawancara dengan pembimbing di lapangan,
observasi dan studi literatur. Selanjutnya konsultasi dengan dosen pembimbing
mengenai data apa saja yang sudah di dapatkkan selama melakukan kerja praktik.

Berikut adalah metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan kerja


praktik:
1. Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer merupakan data hasil pengamatan dan pengujian secara
langsung di lapangan atau melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai
pembanding. Dalam memperoleh data primer dilakukan dengan
menggunakan dua metode yaitu:
1) Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab langsung dengan pihak industri di lapangan.
Interview atau wawancara dilakukan dengan teknisi PLTH Bayu Baru
yang mengerti cara menangani masalah bagian-bagian, cara kerja, serta
pengoperasian alat kerja yang ada di PLTH Bayu Baru Pandansimo.
Dari metode wawancara didapat data berupa fungsi dari alat kerja yang
ada di PLTH Bayu Baru.

19
2) Metode Observasi
Metode observasi adalah metode pengambilan data dengan cara
mengamati secara langsung dan mencatat pada obyek yang dipelajari.
Langkah-langkah yang dilakukan pada metode ini yaitu pengamatan
langsung di lapangan serta mencatat dan mengumpulkan data. Dari
metode observasi didapat data berupa spesifikasi dari daya listrik, serta
batterai atau aki yang dipakai di PLTH Bayu Baru.
b. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang didapat dari hasil beberapa
referensi luar yang meliputi jurnal penelitian maupun dari internet. Dalam
memperoleh data sekunder dilakukan dengan menggunakan metode studi
literature. Studi literatur adalah membuat penulisan laporan kerja praktik
dengan mencari berbagai sumber tulisan untuk mendapatkan konsep
teoritis. Salah satunya adalah dengan membaca buku-buku, jurnal
penelitian, artikel-artikel terkait, dan internet.
2. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mengubah data hasil dari penelitian menjadi sebuah informasi baru agar
karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah dimengerti.
3. Analisis data
Analisis data merupakan suatu kegiatan menganalisa data hasil penelitian
yang akan berguna untuk solusi suatu permasalahan yang dapat digunakan
dalam membuat kesimpulan.
4. Pengambilan Kesimpulan
Setelah melakukan pengumpulan data dan pengolahan data, maka dapat
diambil kesimpulan bagaimana proses penyaluran di PLTH Bayu Baru
Pandansimo.
21

Mulai

Pengumpulan data

Pengolahan data

Analisis data

Penarikan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alur penelitian

3.2 Alat dan Bahan


Untuk mengambil beberapa data, perlu beberapa sumber yang diolah
menjadi informasi. Oleh karena itu, penulis mengambil beberapa data untuk
dijadikan hasil akhir. Untuk mengambil data penulis perlu beberapa alat untuk
membantunya.

3.2.1 Alat
Alat merupakan perkakas yang dipakai dalam melakukan kegiatan di
lapangan. Alat-alat tersebut berguna untuk membantu dalam melakukan
pekerjaan. Contoh alat-alat tersebut yaitu:
1. Tang Ampere
Tang Ampere atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Clamp Meter
adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur arus listrik pada sebuah kabel
konduktor yang dialiri arus listrik dengan menggunakan dua rahang penjepitnya
(Clamp) tanpa harus memiliki kontak langsung dengan terminal listriknya.
22

Dengan demikian, tidak perlu mengganggu rangkaian listrik yang akan diukur,
cukup dengan ditempatkan pada sekeliling kabel listrik yang akan diukur. Pada
Gambar 3.2 dibawah ini menunjukkan gambar tang ampere. (Putra, 2019)

Gambar 3.2 Tang Ampere


(Sumber : google.com)

2. Multi Meter Digital


Multi meter digital adalah alat untuk mengukur tegangan dan arus
yang pembacaan hasil  ukurnya berupa digit angka. Alat ini digunakan
untuk mengukur tegangan yang dihasilkan oleh turbin angin dan panel
surya, tegangan dan arus baterai yang menuju inverter, serta tegangan dan
arus yang mengalir dari inverter ke konsumen. Pada Gambar 3.3 dibawah
ini menunjukkan gambar multi meter. (Aldi, 2019)

Gambar 3.3 Multi Meter Digital


(Sumber : google.com)
23

3.2.2 Bahan
Selama melaksanakan kerja praktek di Pembangkit Listrik Tenaga
Hibrid (PLTH) Pantai Baru, menggunakan beberapa bahan penelitian
seperti berikut:
1. Inverter
Energi yang dihasilkan oleh turbin angin berupa tegangan DC
kemudian disimpan pada baterai dengan arus keluaran baterai yaitu DC.
Untuk dapat digunakan menyuplai peralatan pelanggan diperlukan Inverter
untuk mengubah tegangan DC menjadi AC 220V 50Hz seperti listrik
jaringan PLN di Indonesia. (Wakhid, 2019)
Inverter yang digunakan di PLTH ada dua sesuai dengan sistem
penyimpanan yang ada. Adapun jenis inverter sebagai berikut :
a. Inverter sistem 240 volt
Pada Gambar 3.4 menunjukkan gambar inverter sistem 240 volt.

Gambar 3.4 Inverter sistem 240 volt


(Sumber : Dokumen PLTH Bayu Baru)

b. Inverter sistem 48 volt


Pada gambar 3.5 menunjukkan gambar inverter sistem 48 volt dan
spesifikasi inverter 240 Volt dan 48 Volt yang akan ditunjukkan oleh tabel
3.1. (Wakhid, 2019)
24

Gambar 3.5 Inverter sistem 48 volt


(Sumber : Dokumen PLTH Bayu Baru)

Tabel 3.1 Spesifikasi Inverter 240 Volt dan 48 Volt


Jenis Inverter Jumlah Unit Jumlah Daya
Inverter 240 V
15 kW 1 Unit 15 KW
(1 Phase)
Inverter 240 V
1 Unit 5 KW
5 kW (1 Phase)
Inverter 48 V
35 kW 3 Unit 10,5 KW
(1 Phase)
Inverter 48 V
1 Unit 2 KW
2 kW (1 Phase)
Total Daya 32,5 KW

2. Baterai
Baterai merupakan alat penyimpan energi listrik yang merubah
energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Baterai memiliki
kelebihan yang dapat diisi ulang atau melalui proses charging. Baterai di
PLTH Bayu Baru memiliki 2 sistem penyimpanan baterai. (Ma’ruf, 2019)
a. Baterai penyimpanan 240 volt/aki basah
Sistem penyimpanan memiliki kapasitas energi berupa baterai 100 unit
dimana 20 unit dengan kapasitas per-unit 100Ah/12 V, 40 unit dengan
kapasitas per-unit 180Ah/12 V, dan 40 unit dengan kapasitas per-unit
120Ah/12 V. Baterai tersebut dipasang 5 rangkaian paralel, dimana setiap
rangkaian berisi 20 unit baterai dipasang seri. Jenis aki atau baterai yang
25

digunakan pada pembangkit listrik di PLTH grup barat ini adalah aki basah
atau lead acid. Pada baterai memiliki proses pengisian dan pengosongan
(charging atau discharging). Pada Gambar 3.6 dibawah ini menunjukkan
gambar baterai penyimpanan sistem 240 volt dan Spesifikasi Baterai Sistem
240 V akan ditunjukkan pada tabel 3.2. (Ma’ruf, 2019)

Gambar 3.6 Baterai Penyimpanan sistem 240 volt


(Sumber : Dokumen Pribadi)

Tabel 3.2 Spesifikasi Baterai Sistem Tegangan 240 V


Keterangan Nilai
Sistem 240 Volt
Merk Sacred – Sun
Jenis Basah
Tegangan 12 Volt
100 Ah/20 unit
Arus & Jumlah 180 Ah/40 unit
120 Ah/40 unit

b. Baterai penyimpanan 48 volt/ aki kering


Baterai penyimpanan sisem 48V memiliki kapasitas energi berupa baterai
sebanyak 48 unit, dengan kapasitas per unit 1000 Ah/ 2 V. Baterai tersebut
dipasang secara seri maupun paralel. Jenis aki atau baterai yang digunakan
yaitu aki kering. Tegangan sebenarnya pada baterai adalah 2V. (Ma’ruf, 2019)
26

Pada Gambar 3.7 di bawah ini ditunjukkan gambar baterai penyimpanan


sistem 48 volt dan Spesifikasi Baterai Sistem 240 V akan ditunjukkan pada
tabel 3.3.

Gambar 3.7 Baterai Penyimpanan 48 volt


(Sumber : Dokumen pribadi)
Tabel 3.3 Spesifikasi Baterai Sistem Tegangan 48 Volt
Keterangan Nilai
Sistem 48 Volt
Merk Sacred – Sun
Jenis Kering
Tegangan 2 Volt
Arus 1000 Ah
Jumlah 48 unit

3. Handle Switch
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai Baru terdapat dua
sistem pembangkit yaitu sistem 48 Volt dan 240 Volt, oleh karena itu
diperlukan handle switch untuk mengatur pembangkit yang akan digunakan
untuk menyalurkan energi listrik ke pelanggan. Dengan metode ini, kedua
sistem ini dapat saling melengkapi apabila salah satu sistem belum mampu
memenuhi kebutuhan pelanggan maka sistem yang lain akan menyuplai
kebutuhan pelanggan. (Putra, 2019)
Pada Gambar 3.8 menunjukkan gambar handle switch dan Spesifikasi
handle switch akan ditunjukkan pada tabel 3.3.
27

Gambar 3.8 Handle Switch


(Sumber : Dokumen pribadi)

Tabel 3.4 Spesifikasi handle switch


Nama Keterangan
Model Kwh meter analog
Fasa 1 fasa (dua kawat)
Pembuat P.T. FUJI DHARMA ELECTRIC
Kelas Kelas 2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Sistem distribusi pada dasarnya adalah sistem penyalur energi listrik siap
pakai dari baterai penyimpanan ke beban. Sebelum dari sistem distribusi tegangan
AC 220V mula-mula adalah tegangan DC, tetapi pada saluran transmisi tegangan
dirubah. Perubahan ini dikarenakan kebutuhan beban adalah tegangan AC. Alat
yang berfungsi sebagai pengubah tegangan DC ke AC yaitu Inverter.
Sistem ini memungkinkan energi listrik dapat tersalurkan ke beban. Karena
pada sistem ini penyaluran energi listrik dari PLTH selalu dicek, pengecekkan
dilakukkan secara manual menggunakan clamp meter. Pengontrolan ini dilakukan
agar tegangan tersimpan di baterai dengan penggunaan beban selalu dalam tingkat
normal.
Karena sistem distribusi berhubungan langsung dengan beban, maka sistem
ini bisa dikatakan tidak boleh mati. Sistem distribusi dilengkapi dengan Inverter
cadangan, Inverter cadangan berfungsi untuk membantu apabila jika Inverter
yang digunakan mengalami kerusakan.
Sistem distribusi yang ada di PLTH Bayu Baru menggunakan jaringan
distribusi pola radial. Jaringan distribusi pola radial yaitu jaringan yang setiap
saluran primernya hanya mampu menyalurkan daya dalam satu arah aliran daya.
Jaringan ini biasa dipakai untuk melayani daerah dengan tingkat kerapatan beban
yang rendah.
Keuntungannya ada pada kesederhanaan dari segi teknis dan biaya investasi
yang rendah. Adapun kerugiannya apabila terjadi gangguan dekat dengan sumber,
maka semua beban saluran tersebut akan ikut padam sampai gangguan tersebuat
dapat diatasi.
29

4.1.1 Grup Pembangkit Energi Listrik PLTH Bayu Baru


Produksi listrik pada PLTH Bayu Baru dibagi menjadi dua grup dengan
masing-masing grup terdiri dari sistem pembangkit turbin angin dan panel surya,
serta kapasitas daya yang berbeda dapat ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Grup pembangkit energi listrik (PLTH Bayu baru, 2019)
Jumlah
Jenis Pembangkit Jumlah Unit
Daya
Turbin Angin 1
4 Unit 4 KW
KW/48V (Lattice)
Sistem
20 unit
48 V Panel Surya 2 2 KWP
@100WP/24V
Grup KWP/48V
Timur Turbin Angin 2,5
2 Unit 5 KW
KW/240V (Lattice)
Turbin Angin 10
1 Unit 10 KW
KW/240V (Lattice)

Sistem Turbin Angin 10


1 Unit 10 KW
240 V KW/240V (Lattice)
Turbin Angin
5 KW/240V 1 Unit 5 KW
(Tri Angle)
Panel Surya 20 Unit
2 KWP
2 KWP/240V @100WP/12V
Sistem Turbin Angin
20 Unit 20 KW
Grup 240 V 1 KW/240V
Barat Sistem Panel Surya 150 Unit
15 KWP
240 V 15 KWP/240V @100WP/12V
Grup Sistem Panel Surya 48 Unit
10,5 KWP
KKP 48 V 10,5 KWP/48V @220WP/24V
Total Pembangkit Energi Listrik 83,5 KW

4.1.2 Penyimpanan Energi listrik


Baterai bank pada PLTH Bayu Baru dibagi menjadi dua jenis dalam tiga
grup dengan masing – masing grup memiliki kapasitas penyimpanan serta
tegangan kerja yang berbeda. Kapasitas penyimpanan serta tegangan kerja pada
masing – masing grup secara rinci dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2. (Aldi, 2019)
30

Tabel 4.2 Penyimpanan energi listrik (PLTH Bayu Baru, 2019)


Jumlah
Battery (ACCU) Kapasitas Jumlah (Ah)
Unit

Grup Barat 105 Ah /12V (basah) 80 Unit 420Ah/240V


Sistem 240V 113 Ah /12V (basah) 80 Unit 452Ah/240V

Grup Timur 105 Ah/12V (kering) 4 Unit 105 Ah/48V


Sistem 240V 120 Ah/12 V (kering) 20 Unit 120 Ah/240V
Grup KKP
1000Ah/2V(kering) 48 unit 2000 Ah/48V
Sistem 48V
Total Penyimpanan Energi Listrik 3097 Ah

4.1.3 Inverter
Inverter yang ada di PLTH Bayu Baru ada beberapa jenisnya seperti 240 V
dan 48 V, berikut jenis inverter yang dipakai di PLTH Bayu Baru ditunjukkan
pada Tabel 4.3. (Saputra, 2019)
Tabel 4.3 Jenis Inverter
Jumlah Jumlah
Jenis Inverter
Unit Daya
Inverter 240V
1 Unit 15 KW
15 KW (1 phase)
Inverter 240V
1 Unit 5 KW
5 KW (1 phase)
Inverter 48V
3 Unit 10,5 KW
3,5 KW (1 phase)
Inverter 48V
1 Unit 2 KW
2 KW (1 phase)
Total Daya 32,5 KW

4.1.4 Pemanfaatan Energi


Listrik yang dihasilkan PLTH Bayu Baru dimanfaatkan untuk memenuhi
berbagai keperluan di sekitar obyek wisata pantai baru seperti warung dan
penerangan jalan umum serta di PLTH sendiri dengan beban yang bervariasi.
Adapun beberapa deskripsi tersebut dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.4. (Wakhid,
2019)
31

Tabel 4.4 Pemanfaatan Energi Listrik


Beban Jenis Beban Jumlah Daya
Lampu, AC, Kipas Angin,
Kantor 2500 Watt
Dispenser, dll
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Barat)
Warung Kuliner
19 Warung 1200 Watt
(Grup Timur)
Warung Kuliner
18 Warung 1200 Watt
(Grup Tengah)
Penerangan Jalan Umum
60 Titik Lampu 1000 Watt
(PJU)
Pompa Air 1 Unit 900 Watt
Total Daya 8000 Watt

4.1.5 KWH Meter


KWH meter berguna untuk menghitung total daya yang terpakai, KWH
meter yang digunakan di PLTH Bayu Baru masih berjenis analog. Terdapat 1 unit
KWH meter per-satu grup beban. Gambar 4.1 menunjukkan KWH meter di PLTH
Bayu Baru. (Winardi, 2018)

Gambar 4.1 KWH Meter


(Sumber : Dokumen pribadi)

4.2 Pembahasan Hasil


Hasil pembangkitan energi listrik dari PLTH Pantai Baru memerlukan
tempat penyimpanan, media penyimpanan yang digunakan pada PLTH Pantai
Baru ada beberapa macam. Energi alam yang sudah dikonversi menjadi energi
32

listrik oleh pembangkit listrik dari turbin angin maupun panel surya selanjutnya di
simpan ke dalam alat penyimpan energi listrik yaitu Baterai yang merubah energi
listrik menjadi energi kimia. Saat digunakan untuk menyalakan beban maka
baterai akan merubah energi kimia menjadi energi listrik.

4.2.1. Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu Baru


Cara kerja sistem distribusi di PLTH Bayu Baru yaitu dengan menyalurkan
energi listrik dari pembangkit ke beban. Penyaluran energi listrik pusat atau
pembangkit ke beban disalurkan melalui box kontrol distribusi. Tegangan beban
dari kontrol distribusi kemudian masuk ke KWH meter. Dari KWH meter
disalurkan langsung ke beban yaitu penerangan jalan umum dan warung kuliner
grup barat, timur, dan tengah di sekitar Pantai Baru. (Aldi, 2019)
Inverter bekerja non-stop dengan pengawasan penuh dari petugas. Pada
siang hari inverter dapat bekerja dengan maksimal karena tegangan baterai stabil
dikarenakan sumber energi listrik dari photo voltaic melimpah. Namun, pada saat
malam hari inverter sering kali kekurangan tegangan baterai karena sumber
tegangan yang masuk ke baterai hanya bersumber dari turbin angin. Untuk
mengantisipasi kekurangan daya, petugas akan megurangi beban pemakaian
tegangan listrik yang tidak terpakai. Dengan begitu tegangan output dari inverter
akan stabil. (Wijanarko, 2016)
Inverter cadangan pada sistem distribusi hanya melalui switch yang
terhubung ke handle switch. Jadi, jika ada kerusakan pada inverter utama maka
petugas akan memindahkan tuas cam starter ke posisi inverter cadangan. Inverter
cadangan berbeda dayanya dengan inverter tetap. Inverter tetap dayanya yaitu
sebesar 15 KW sedangkan untuk inverter cadangan total dayanya yaitu 3,5 KW.
Untuk tegangan dari inverter 15 KW yaitu sebesar 120 V dan untuk yang
berkapasitas 3,5 KW bertegangan 48 V. (Prihanto, 2013)
Berikut blok diagram cara kerja sistem distribusi PLTH Bayu Baru
ditampilkan pada gambar 4.2.
33

Terminal
Handle Box
Baterai Kontrol Inverter Beban
Switch Distribusi
DC

Gambar 4.2 Blok Diagram Cara Kerja Sistem Distribusi PLTH Bayu Baru

4.2.2. Pengawasan Sistem Distribusi


Pengawasan pada sistem distribusi yaitu pengawasan tegangan dan arus
baterai dan arus yang didistribusikan ke beban. Pengawasan dilakukan dengan
cara manual yaitu dengan menggunakan alat Digital Clamp Meter dan Digital
Multimeter. Pengecekkan meliputi tegangan dan arus baterai, serta arus yang
didistribusikan ke beban, model dari pengawasan ini adalah menyimpan data per-
satuan waktu, dalam hal ini biasanya pengecekkan dilakukkan dalam waktu per 30
menit. Gambar 4.3 menunjukkan cara pengecekkan arus menggunakan clamp
meter di PLTH Bayu Baru. (Aldi, 2019)

Gambar 4.3 KWH Meter


(Sumber : Dokumen pribadi)

4.2.3. Kapasitas Daya Baterai


Kapasitas daya baterai adalah jumlah daya listrik yang mampu oleh
baterai dan dinyatakan di dalam Ampere per-jam. Pada sistem penyimpanan 48
Volt PLTH Bayu Baru menggunakan baterai sel kering dengan kapasitas 1000
34

Ah tegangan sel 2 Volt yang disusun seri – paralel sehingga menghasilkan


baterai dengan kapasitas 2000 Ah dengan tegangan 48 Volt. (Ma’ruf, 2019)
Dari kapasitas penyimpanan baterai serta tegangan kerja baterai tersebut
dapat diketahui kapasitas daya yang tersimpan di dalam baterai. kapasitas daya
yang tersimpan pada baterai = kapasitas baterai × tegangan kerja baterai,
sehingga diperoleh perhitungan daya sebagai berikut. (Prihanto, 2013)
Kapasitas Daya = Kapasitas baterai × tegangan baterai
= 2000 Ah × 48 V (4.1)
= 96000 VAh
Dari perhitungan pada rumus 4.1, didapatkan kapasitas penyimpanan
daya baterai sebesar 96000 VAh, artinya baterai tersebut dapat menyimpan daya
listrik yang dapat digunakan untuk mensuplai beban dengan daya sebesar 96000
VAh selama 1 jam. Apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik
selama 24 jam maka didapatkan rata-rata daya yang mampu disuplai sebagai
berikut. (Prihanto, 2013)
Daya rata-rata = Kapasitas daya / waktu operasi
= 96000 VAh / 24 h (4.2)
= 4000 VA
Berdasarkan perhitungan pada rumus 4.2, daya baterai yang dapat
disalurkan ke beban selama 24 jam secara kontinyu hingga daya habis adalah
4000 VA. Namun di dalam sistem pembangkit listrik penggunaan daya baterai
tidak mencapai titik nol atau daya baterai benar-benar habis, hal ini bertujuan
untuk menjaga baterai agar masa pakai baterai lebih panjang, karena baterai yang
sering dioperasikan pada tegangan under voltage dapat mengakibatkan kerusakan
pada sel baterai. (Prihanto, 2013)

4.2.4. Daya Masuk Baterai


Daya listrik diperoleh dari pembangkit berupa panel surya dan turbin angin,
akan tetapi pada saat itu hanya panel surya yang bisa digunakan dikarenakan
turbin angin sedang dalam tahap perbaikan atau maintenance. Panel surya yang
digunakan adalah panel surya 24 Volt dengan output maksimal adalah 220 Watt.
35

Array panel sistem 48 Volt terdiri dari 48 unit panel surya dengan hubung seri 2
panel surya dan hubung paralel 24 panel surya. (Wakhid, 2019)
Daya maksimal yang mampu dihasilkan panel surya dapat dilihat pada
rumus 4.3 berikut.
Daya = jumlah panel surya × daya panel surya
= 48 × 220 VA (4.3)
= 10560 VA
Di dalam satu hari, pembangkit listrik tenaga surya pada PLTH bayu baru
mendapatkan penyinaran matahari rata-rata selama 8 jam. Sehingga daya listrik
yang mampu dihasilkan dalam satu hari dapat diketahui dengan perhitungan pada
rumus 4.4 berikut.
Daya Total = Daya × waktu
= 10560 VA × 8 h (4.4)
= 84480 Vah
Dari perhitungan tersebut didapatkan jumlah daya yang mampu dihasilkan
pembangkit listrik tenaga matahari PLTH bayu baru dengan sistem 48 Volt
sebesar 84480 VAh. Namun pada kenyataannya jumlah daya yang mampu
dihasilkan panel surya tergantung intensitas cahaya matahari yang diterima panel
surya, sehingga jumlah daya harian yang dihasilkan selalu mengalami perubahan.
(Prihanto, 2013)

4.2.5. Daya Keluar


Daya keluar adalah daya yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga surya
yang siap didistribusikan kepada pelanggan. Daya keluar merupakan daya yang
mampu disimpan baterai dikalikan dengan efisiensi inverter. Pada pembangkit
listrik tenaga matahari bayu baru ini menggunakan pure sine wave inverter
dengan efisiensi mencapai 90%. Daya keluar yang mampu dihasilkan pembangkit
listrik tenaga surya sistem 48 Volt ini dapat diketahui dalam perhitungan rumus
4.5 berikut. (Ma’ruf, 2019)
Daya keluar = Daya baterai × Efisiensi inverter
= 96000 VAh × 90% (4.5)
36

= 86400 VAh
Daya rata- rata yang mampu disalurkan baterai dalam 24 jam bisa dilihat
pada rumus 4.6 berikut.
Daya rata-rata = Daya keluar / 24 jam
= 86400 VAh / 24h (4.6)
= 3600 VA
Karena pada sistem 48 Volt pembangkit listrik ini menggunakan inverter
3,5 KVA sejumlah 3 unit maka lama operasi sistem pembangkit dengan daya
maksimal dapat dihitung dalam rumus 4.7 berikut.
Lama operasi = Daya baterai / daya inverter
= 86400 VAh / (3500 VA x 3) (4.7)
= 8,23 h
Namun demikian proses produksi listrik tidak dapat mencapai waktu sesuai
perhitungan yang diperoleh di atas, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan
tegangan seiring dengan berkurangnya kapasitas daya yang tersimpan di dalam
baterai. Sedangkan inverter yang digunakan pada pembangkit listrik tenaga surya
PLTH mempunyai jangkauan tegangan kerja yang terbatas, sekurang – kurangnya
nominal tegangan masukan inverter adalah 5 Volt dari tegangan kerja dan
maksimal tegangan masukan adalah 10 volt. Jika dinyatakan dalam Volt maka
inverter beroperasi pada tegangan masukan yaitu sebesar 43-58 Volt. (Prihanto,
2013)

4.2.6. Efisiensi Charging


Di dalam proses pengisian daya baterai, arus listrik mengalir dari tegangan
yang lebih tinggi menuju ke tegangan yang lebih rendah. Sehingga agar terjadi
pengisian daya pada baterai maka tegangan yang dihasilkan sumber pembangkit
harus lebih besar dari tegangan baterai agar terjadi aliran arus listrik menuju
baterai. Kemampuan sumber pembangkit di dalam menyediakan tegangan untuk
charging baterai cukup baik. Semakin tinggi beda potensial sumber pembangkit
dan baterai maka semakin besar arus yang mengalir menuju baterai, dan tegangan
pada panel surya akan mengalami penerunan dari nominal tegangan open circuit
37

tetapi dalam nominal yang lebih tinggi dari pada tegangan baterai. Jumlah
produksi daya listrik pembangkit listrik tenaga surya PLTH Bayu Baru yang
tercatat selama pengambilan data pada saat penelitian. Berikut data tersebut dapat
disajikan dalam bentuk tabel dimana V DC adalah tegangan output yang dihasilkan
oleh pembangkit, I DC adalah arus dari pembangkit, serta P adalah daya yang
dihasilkan. Terdapat dua I DC dikarenakan arus masuknya juga dua, dan daya (P)
yang dihasilkan merupakan perkalian antara V DC dan I DC, serta total daya yang
dihasilkan antara P1 ditambah P2 dengan satuan VAh. Berikut adalah tabel 4.5
sampai 4.9 yang akan menunjukkan data tersebut. (Wakhid, 2019)

Tabel 4.5 Data pengamatan hasil input daya pada Selasa, 1 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 20,44 19,9 1.099,672 1.070,62 2.170,292
2 08.30 53,9 16,55 18,51 892,045 997,689 1.889,734
3 09.00 54,8 14,61 18,73 800,628 1.026,404 1.827,032
4 09.30 55,6 14,69 20,29 816,764 1.128,124 1.944,888
5 10.00 53,2 28,35 29,87 1.508,22 1.589,084 1.508,22
6 10.30 53,6 28,57 31,2 1.531,352 1.672,32 3.203,672
7 11.00 55 27,89 25,5 1.533,95 1.402,5 2.936,45
8 11.30 54,5 30,11 20,11 1.640,995 1.095,995 2.736,99
9 12.00 54,6 28,96 32,37 1.581,216 1.767,402 3.348,618
10 12.30 54,9 29 24,98 1.592,1 1.371,402 2.963,502
11 13.00 55,6 29,67 26,15 1.649,652 1.453,94 3.103,592
12 13.30 54 25,11 21,11 1.355,94 1.139,94 2.495,88
13 14.00 54,6 24,78 17,13 1.352,988 935,298 2.288,286
14 14.30 53,54 26,87 15,87 1.438,62 849,6798 2.288,2996
15 15.00 51,8 27,11 13,63 1.404,298 706,034 2.110,332
16 15.30 51 21,19 9,11 1.080,69 464,61 1.545,3
17 16.00 51 24,03 8,08 1.225,53 412,08 1.637,61
Jumlah 39.998,6976

Dari tabel 4.5 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data yang
dilakukan pada hari Selasa, 1 Oktober 2019 didapatkan bahwa tegangan input (V
DC) terendah sebesar 51 V yang terjadi pada pukul 15.30 dan 16.00, serta tegangan
yang tertinggi sebesar 55,6 V yang terjadi pada pukul 09.30 dan pukul 13.00.
Arus input 1 (I DC 1) terendah sebesar 14,61 A yang terjadi pada pukul 09.00, serta
38

arus yang tertinggi sebesar 30,11 A yang terjadi pada pukul 11.30. Arus input 2 (I
DC 2) terendah sebesar 8,08 A yang terjadi pada pukul 16.00, serta arus yang
tertinggi sebesar 32,37 A yang terjadi pada pukul 12.00. Daya output 1 (P1)
terendah sebesar 800,628 VAh yang terjadi pada pukul 09.00, serta daya yang
tertinggi sebesar 1.649,652 VAh yang terjadi pada pukul 11.30. Daya output 2 (P2)
terendah sebesar 412,08 VAh yang terjadi pada pukul 16.00, serta daya yang
tertinggi sebesar 1.767,402 VAh yang terjadi pada pukul 12.00. Total daya
terendah sebesar 1.508,22 VAh yang terjadi pada pukul 10.00, serta daya yang
tertinggi sebesar 3.348,618 VAh yang terjadi pada pukul 12.00. Dan, jumlah total
daya keseluruhan pada tabel diatas adalah 39.998,6976 VAh.
39

Tabel 4.6 Data pengamatan hasil input daya pada Rabu, 2 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 52,8 16,05 17,84 847,44 941,952 1.789,392
2 08.30 54,11 14,72 21,99 796,4992 1.189,879 1.986,3781
3 09.00 54,5 14,33 21,28 780,985 1.159,76 1.940,745
4 09.30 54,25 18 18,11 976,5 982,4675 1.958,9675
5 10.00 55 18,33 18,53 1.008,15 1.019,15 2.027,3
6 10.30 55,41 21,27 18,22 1.178,571 1.009,57 2.188,1409
7 11.00 55,2 17,04 20,81 940,608 1.148,712 2.089,32
8 11.30 55,81 16,11 26,11 899,0991 1.457,199 2.356,2982
9 12.00 55,6 16,22 26,2 901,832 1.456,72 2.358,552
10 12.30 54,31 16,69 19,28 906,4339 1.047,097 1.953,5307
11 13.00 53,8 16,28 28,56 875,864 1.536,528 2.412,392
12 13.30 54,81 21,47 19,24 1.176,771 1.054,544 2.231,3151
13 14.00 53,4 18,93 25,01 1.010,862 1.335,534 2.346,396
14 14.30 53,8 17,96 22,85 966,248 1.229,33 2.195,578
15 15.00 54,2 17,86 20,35 968,012 1.102,97 2.070,982
16 15.30 51,3 19,3 18,51 990,09 949,563 1.939,653
17 16.00 50,1 24,01 18,41 1.202,901 922,341 2.125,242
Jumlah 33.844,9405

Dari tabel 4.6 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data yang
dilakukan pada hari Rabu, 2 Oktober 2019 didapatkan bahwa tegangan input (V
) terendah sebesar 50,1 V yang terjadi pada pukul 16.00, serta tegangan yang
DC

tertinggi sebesar 55,6 V yang terjadi pada pukul 12.00. Arus input 1 (I DC 1)
terendah sebesar 14,33 A yang terjadi pada pukul 09.00, serta arus yang tertinggi
sebesar 24,01 A yang terjadi pada pukul 16.00. Arus input 2 (I DC 2) terendah
sebesar 17,84 A yang terjadi pada pukul 08.00, serta arus yang tertinggi sebesar
28,56 A yang terjadi pada pukul 13.00. Daya output 1 (P1) terendah sebesar
780,985 VAh yang terjadi pada pukul 09.00, serta daya yang tertinggi sebesar
1.202,901 VAh yang terjadi pada pukul 16.00. Daya output 2 (P2) terendah sebesar
922,341 VAh yang terjadi pada pukul 16.00, serta daya yang tertinggi sebesar
1.536,528 VAh yang terjadi pada pukul 13.00. Total daya terendah sebesar
1.789,392 VAh yang terjadi pada pukul 08.00, serta daya yang tertinggi sebesar
2.412,392 VAh yang terjadi pada pukul 13.00. Dan, jumlah total daya keseluruhan
40

pada tabel diatas adalah 33.844,9405 VAh.

Tabel 4.7 Data pengamatan hasil input daya pada Kamis, 3 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,2 18,16 18,68 966,112 993,776 1.959,888
2 08.30 50,31 16,43 21,24 826,5933 1.068,584 1.895,1777
3 09.00 54,3 20,76 16,97 1.127,268 921,471 2.048,739
4 09.30 53,9 19,81 17,11 1.067,759 922,229 1.989,988
5 10.00 55,2 20,29 17,07 1.120,008 942,264 2.062,272
6 10.30 54,9 15,91 19,21 873,459 1.054,629 1.928,088
7 11.00 55,1 16,45 20,98 906,395 1.155,998 2.062,393
8 11.30 55 21,81 20,35 1.199,55 1.119,25 2.318,8
9 12.00 54,2 18,63 21,02 1.009,746 1.139,284 2.149,03
10 12.30 54,1 19,91 21,51 1.077,131 1.163,691 2.240,822
11 13.00 54,3 15,62 26,15 848,166 1.419,945 2.268,111
12 13.30 55,2 17,54 21,57 968,208 1.190,664 2.158,872
13 14.00 54,7 17,14 20,13 937,558 1.101,111 2.038,669
14 14.30 56 13,96 25,21 781,76 1.411,76 2.193,52
15 15.00 54,3 18,5 22,8 1.004,55 1.238,04 2.242,59
16 15.30 55,4 16,84 6,11 932,936 338,494 1.271,43
17 16.00 54,8 17,09 6,22 936,532 340,856 1.277,388
Jumlah 34.105,7777

Dari tabel 4.7 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data yang
dilakukan pada hari Kamis, 3 Oktober 2019 didapatkan bahwa tegangan input (V
DC) terendah sebesar 50,31 V yang terjadi pada pukul 08.30, serta tegangan yang
tertinggi sebesar 56 V yang terjadi pada pukul 14.30. Arus input 1 (I DC 1)
terendah sebesar 13,96 A yang terjadi pada pukul 14.30, serta arus yang tertinggi
sebesar 21,81 A yang terjadi pada pukul 11.30. Arus input 2 (I DC 2) terendah
sebesar 6,11 A yang terjadi pada pukul 15.30, serta arus yang tertinggi sebesar
26,15 A yang terjadi pada pukul 13.00. Daya output 1 (P1) terendah sebesar
781,76 VAh yang terjadi pada pukul 14.30, serta daya yang tertinggi sebesar
1.127,268 VAh yang terjadi pada pukul 09.00. Daya output 2 (P2) terendah sebesar
338,494 VAh yang terjadi pada pukul 15.30, serta daya yang tertinggi sebesar
1.419,945 VAh yang terjadi pada pukul 13.00. Total daya terendah sebesar
1.271,43 VAh yang terjadi pada pukul 15.30, serta daya yang tertinggi sebesar
41

2.318,8 VAh yang terjadi pada pukul 11.30. Dan, jumlah total daya keseluruhan
pada tabel diatas adalah 34.105,7777 VAh.

Tabel 4.8 Data pengamatan hasil input daya pada Jumat, 4 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 53,8 17,55 18,28 944,19 983,464 1.927,654
2 08.30 55,5 14,7 17,85 815,85 990,675 1.806,525
3 09.00 55,5 17,06 19,26 946,83 1.068,93 2.015,76
4 09.30 55 17,11 16,11 941,05 886,05 1.827,1
5 10.00 55,4 16,08 12,65 890,832 700,81 1.591,642
6 10.30 55,11 17,15 18,25 945,1365 1.005,758 1.950,894
7 11.00 55 18,63 19,36 1.024,65 1.064,8 2.089,45
8 11.30 54,31 14,19 23,35 770,6589 1.268,139 2.038,7974
9 12.00 51,4 21,2 21,35 1.089,68 1.097,39 2.187,07
10 12.30 51,2 19,21 25,25 983,552 1.292,8 2.276,352
11 13.00 51 18,76 27,56 956,76 1.405,56 2.362,32
12 13.30 53,9 18,87 25,61 1.017,093 1.380,379 2.397,472
13 14.00 57,5 19,5 20,23 1.121,25 1.163,225 2.284,475
14 14.30 55,11 16,8 21,11 925,848 1.163,372 2.089,2201
15 15.00 55,4 19,98 19,12 1.106,892 1.059,248 2.166,14
16 15.30 51,11 20,61 13,87 1.053,377 708,8957 1.762,2728
17 16.00 50,2 19,54 15,84 980,908 795,168 1.776,076
Jumlah 34.549,2203

Dari tabel 4.8 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data yang
dilakukan pada hari Jumat, 4 Oktober 2019 didapatkan bahwa tegangan input (V
) terendah sebesar 50,2 V yang terjadi pada pukul 16.00, serta tegangan yang
DC

tertinggi sebesar 57,5 V yang terjadi pada pukul 14.00. Arus input 1 (I DC 1)
terendah sebesar 14,19 A yang terjadi pada pukul 11.30, serta arus yang tertinggi
sebesar 21,2 A yang terjadi pada pukul 12.00. Arus input 2 (I DC 2) terendah
sebesar 12,65 A yang terjadi pada pukul 10.00, serta arus yang tertinggi sebesar
27,56 A yang terjadi pada pukul 13.00. Daya output 1 (P1) terendah sebesar
770,6589 VAh yang terjadi pada pukul 11.30, serta daya yang tertinggi sebesar
1.121,25 VAh yang terjadi pada pukul 14.00. Daya output 2 (P2) terendah sebesar
700,81 VAh yang terjadi pada pukul 10.00, serta daya yang tertinggi sebesar
1.405,56 VAh yang terjadi pada pukul 13.00. Total daya terendah sebesar
42

1.591,642 VAh yang terjadi pada pukul 10.00, serta daya yang tertinggi sebesar
2.397,472 VAh yang terjadi pada pukul 13.30. Dan, jumlah total daya keseluruhan
pada tabel diatas adalah 34.549,2203 VAh.
Tabel 4.9 Data pengamatan hasil input daya pada Senin, 7 Oktober 2019
Input Daya Total
No jam I DC I DC Total Daya (VAh)
V DC P1 P2
(1) (2)
1 08.00 49,6 18,37 19,73 911,152 978,608 1.889,76
2 08.30 49,3 18,5 15,98 912,05 787,814 1.699,864
3 09.00 54,7 17,73 17,24 969,831 943,028 1.912,859
4 09.30 55,8 14 13,76 781,2 767,808 1.549,008
5 10.00 54,6 16,24 19,22 886,704 1.049,412 1.936,116
6 10.30 55,9 19,11 18,5 1.068,249 1.034,15 2.102,399
7 11.00 54,3 19 19,62 1.031,7 1.065,366 2.097,066
8 11.30 55,9 18,34 19,11 1.025,206 1.068,249 2.093,455
9 12.00 55,2 15,93 19,31 879,336 1.065,912 1.945,248
10 12.30 56 12,87 17,33 720,72 970,48 1.691,2
11 13.00 55,9 14,81 18,85 827,879 1.053,715 1.881,594
12 13.30 55,94 14,85 19,11 830,709 1.069,013 1.899,7224
13 14.00 55,8 14,89 19,94 830,862 1.112,652 1.943,514
14 14.30 53,5 14,02 20,53 750,07 1.098,355 1.848,425
15 15.00 54,6 17,87 28,32 975,702 1.546,272 2.521,974
16 15.30 54,9 17,22 19,98 945,378 1.096,902 2.042,28
17 16.00 51,2 16,5 5,84 844,8 299,008 1.143,808
Jumlah 32.198,2924

Dari tabel 4.9 di atas, dapat disimpulkan bahwa pengambilan data yang
dilakukan pada hari Senin, 7 Oktober 2019 didapatkan bahwa tegangan input (V DC)
terendah sebesar 49,3 V yang terjadi pada pukul 08.30, serta tegangan yang
tertinggi sebesar 56 V yang terjadi pada pukul 12.30. Arus input 1 (I DC 1) terendah
sebesar 12,87 A yang terjadi pada pukul 12.30, serta arus yang tertinggi sebesar
19,11 A yang terjadi pada pukul 10.30. Arus input 2 (I DC 2) terendah sebesar 5,84
A yang terjadi pada pukul 16.00, serta arus yang tertinggi sebesar 28,32 A yang
terjadi pada pukul 12.00. Daya output 1 (P1) terendah sebesar 720,72 VAh yang
terjadi pada pukul 12.30, serta daya yang tertinggi sebesar 1.068,249 VAh yang
terjadi pada pukul 10.30. Daya output 2 (P2) terendah sebesar 299,008 VAh yang
terjadi pada pukul 16.00, serta daya yang tertinggi sebesar 1.546,272 VAh yang
43

terjadi pada pukul 15.00. Total daya terendah sebesar 1.143,808 VAh yang terjadi
pada pukul 16.00, serta daya yang tertinggi sebesar 2.521,974 VAh yang terjadi
pada pukul 15.00. Dan, jumlah total daya keseluruhan pada tabel diatas adalah
32.198,2924 VAh.
Dari data di atas didapatkan rata-rata daya yang diperoleh dari sumber
pembangkit sebesar 34939,39 VAh. Sedangkan kapasitas daya yang mampu
disimpan di dalam baterai adalah 96000VAh, sehingga efisiensi daya baterai
dapat dihitung melalui rumus berikut.

daya masuk
Efisiensi pengisian daya= ×100 %
kapasitas daya masuk

34.939VAh
¿ (4.8)
96.000VAh

¿ 36,35 %

Berdasarkan perhitungan pada rumus 4.8, efisiensi pengisian daya baterai


hanya mencapai 36,35% dari kapasitas daya baterai. Persentase tersebut
merupakan persentase rata-rata efisiensi pengisian daya baterai. Jumlah energi
listrik yang mampu diproduksi setiap hari selalu mengalami perubahan, hal ini
disebabkan karena produksi energi listrik mengandalkan ketersedian sumber
energi berupa cahaya matahari dan angin. Sedangkan cahaya matahari sendiri
dapat mengalami perubahan intensitas dalam waktu yang sangat cepat, yang
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah awan yang menghambat
pancaran sinar matahari dan obyek yang berada di sekitar panel surya yang
menghalangi cahaya matahari. (Wakhid, N.A, 2019)

4.2.7. Efisiensi Discharge


Daya yang tersimpan di dalam baterai tidak dapat digunakan secara total
untuk menyuplai beban listrik. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal yang
diantaranya adalah batas bawah input inverter yaitu 5 Volt dari tegangan kerja
44

sistem. Serta untuk menjaga baterai agar tidak terjadi undervoltage yang dapat
menyebabkan kerusakan pada baterai maka pemakaian daya baterai dibatasi. Dan
selanjutnya adalah sebagai antisipasi terjadinya drop daya yang disebabkan
penurunan kapasitas baterai seiring bertambahnya usia pemakaian baterai yang
menyebabkan sel di dalam baterai mengalami penurunan fungsi yang berakibat
pada berkurangnya kapasitas penyimpanan daya pada baterai.
Persentase penggunaan daya baterai yang digunakan untuk menyuplai beban
dibandingkan dengan kapasitas penyimpanan daya baterai dapat diketahui pada
rumus 4.9 berikut. (Wakhid, N.A, 2019)

kebutuhan daya pelanggan (4.9)


Penggunaan daya baterai= ×100 %
kapasitas daya baterai

Berdasarkan data yang diperoleh penulis pada saat penelitian, perbedaan


beban listrik yang tercatat pada KWh meter selama 5 hari dengan dinamika
pengunjung pantai serta kondisi cuaca dapat digambarkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 hasil daya pelanggan yang tercatat pada KWh meter
Beban
Hari
No Hari Grup Sebelum Hari H Total
nya
Selasa, 1 Grup Timur 16.842,3 16.850,6 8,3
1 Oktober Grup Tengah 17.205,7 17.214,5 8,8
2019 Grup Barat 11.344,5 11.346,1 1,6
Total KWh 18,7

Rabu, 2 Grup Timur 16.850,6 16.858,6 8


2 Oktober Grup Tengah 17.214,5 17.224,9 10,4
2019 Grup Barat 11.346,1 11.350,1 4
Total KWh 22,4

Kamis, 3 Grup Timur 16.858,6 16.867 8,4


3 Oktober Grup Tengah 17.224,9 17.235,1 10,2
2019 Grup Barat 11.350,1 11.352,7 2,6
Total KWh 21,2

Jumat, 4 Grup Timur 16.867 16.873,9 6,9


Grup Tengah 17.235,1 17.245,6 10,5
45

4 Oktober Grup Barat 11.352,7 11.355,5 2,8


2019
Total KWh 20,2

5 Senin, 7 Grup Timur 16.873,9 16.878,9 5


Oktober Grup Tengah 17.245,6 17.254,1 8,5
2019 Grup Barat 11.355,5 11.358,3 2,8
Total KWh 16,3

Dari Tabel 4.10 tersebut didapatkan konsumsi daya sebesar 19,76 KWh
dari data rata-rata penggunaan pelanggan dengan konsumsi daya listrik terendah
pada tanggal 7 Oktober 2019 sebesar 16,3 KWh dan konsumsi daya listrik
tertinggi pada tanggal 2 Oktober 2019 sebesar 22,4 KWh. Sehingga efisiensi
penggunaan energi listrik yang disimpan baterai dapat diketahui pada rumus 4.10
sampai 4.12 berikut:

daya keluar rata−rata


Penggunaan daya rata−rata= ×100 %
kapasitas daya baterai
19.760VAh (4.10)
¿ ×100 % ¿ 20,58 %
96.000VAh
daya keluar minimum
Penggunaan daya minimum= ×100 %
kapasitas daya baterai

16.300VAh
¿ ×100 %
96.000VAh
¿ 16,97 %
(4.11)
daya keluar minimum
Penggunaan daya maksimum= × 100 %
kapasitas daya baterai
22.400VAh
¿ ×100 %
96.000VAh
¿ 23,33 %
(4.12)

Dari hasil perhitungan rumus 4.10, diketahui efisiensi penggunaan daya


baterai rata – rata adalah 20,58% dari total kapasitas penyimpanan daya baterai
yang mencapai 96000VAh. Dengan demikian, sisa kapasitas daya baterai dari
penggunaan daya rata-rata sebesar 76240 VAh dapat dicadangkan untuk
46

memenuhi kebutuhan daya apabila produksi daya listrik mengalami penurunan


yang diakibatkan cuaca mendung serta dapat digunakan untuk memperpanjangkan
masa pakai sistem, karena kapasitas real baterai selalu mengalami penurunan.
(Prihanto, T.A, 2013)
BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil kerja praktik yang dilakukan di PLTH Bayu Baru selama satu
bulan terhitung dari 1 Oktober – 1 November 2019 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sistem pendistribusian listrik dari pembangkit ke beban melalui beberapa
tahapan. Diantaranya adalah konversi tegangan yang mulanya dari tegangan
DC ke tegangan AC. Tegangan masukan inverter bersumber dari baterai
penyimpanan dengan jenis tegangan DC, kemudian inverter akan merubah
tegangan baterai sesuai dengan tegangan beban yaitu tegangan AC. Setelah
melewati inverter, kemudian tegangan AC disalurkan ke box kontrol
distribusi yang membagi tegangan inverter ke masing-masing beban. Jika
tegangan baterai tidak mencukupi untuk diolah inverter maka keluaran
inverter yang masuk ke beban akan dikurangi, pengurangan tegangan beban
inverter adalah dengan menonaktifkan suplai listrik ke grup tertentu.
2. Efisiensi pengisian daya baterai pada pembangkit listrik tenaga surya di
PLTH Bayu Baru sebesar 36,35%, dengan rata-rata daya yang dihasilkan
panel surya sebesar 34939,39 VAh. Efisiensi penggunaan daya baterai yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pelangan rata-rata sebesar
26,70%, dengan penggunaan daya pelanggan rata-rata sebesar 25640 VAh.
Dengan adanya sisa daya rata-rata sebesar 9300VAh, maka sistem pada
pembangkit listrik tenaga surya tersebut sudah mampu mencukupi
kebutuhan listrik pelanggan.

5.2. Saran
Setelah dilakukannya kerja praktik peneliti memiliki beberapa saran yaitu:
1. Sebelum terlaksananya kerja praktik sebaiknya mempelajari terlebih dahulu
komponen-komponen serta peralatan yang akan digunakan di dalam kerja
48

praktik, agar pada saat pelaksanaan kerja praktik tidak terkendala dalam
pengoperasian terhadap perlengkapan yang digunakan.
2. Dari pengalaman penulis selama kerja praktik di PLTH Pantai Baru, pihak
PLTH hanya memberikan sedikit penjelasan dari penelitian yang diajukan
mahasiswa kerja praktik. Saran penulis, mahasiswa yang melakukan kerja
praktik harus lebih aktif bertanya kepada pembimbing lapangan maupun
karyawan-karyawan lain di PLTH agar hasil laporan kerja praktik lebih
nyata dan akurat.
3. Bagi mahasiswa yang mengambil kerja praktik di PLTH sebaiknya
melakukan riset ataupun penelitian di lapangan sendiri yang lebih banyak
agar diperoleh hasil yang lebih nyata. Jika tidak memungkinkan untuk
melakukan hal tersebut, bisa melakukan riset melalui jurnal ataupun
laporan-laporan sebelumnya karena di PLTH melakukan semua kegiatan
yang membuat berkurangnya informasi yang diperoleh dalam permasalahan
penelitian yang diambil.
DAFTAR PUSTAKA

Prihanto, T.A. (2013). Sistem Penyimpanan Baterai Dan Pendistribusian Energi


Listrik PLTH Pantai Bayu Baru Bantul.

Pradito, J. (2015). Evaluasi Dan Optimasi Sistem Off Grid Pembangkit Listrik
Tenaga Hybrid (PLTH) Bayu Baru, Bantul, D.I. Yogyakarta.

Rahayu, Y.P. (2014). Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Di


Wilayah Pesisir Pantai Pandansimo, Bantul. Tesis, Bandung: Magister Ilmu
Lingkungan, UPB.

Wakhid, N.A. (2019). Pengaruh Suhu Dan Kelembaban Udara Terhadap Daya
Yang Dihasilkan Panel Surya Di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Bayu
Baru.

Saputra, R.R.D. (2019). Sistem Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dan
Angin Di Plth Bayu Baru Pandansimo Bantul Yogyakarta.

Suswanto, D. (2010, November 25). Sistem Distribusi Tenaga Listrik.


September 14, 2016. https://daman48.wordpress.com/2010/11/25/14/.

Aldi, R.B. (2019). Analisa Efisiensi Panel Surya Dan Turbin Angin Di Pembangkit
Listrik Tenaga Hybrid Bayu Baru Pantai Baru Pandansimo Bantul
Yogyakarta.

Putra, G.E. (2019). Efisiensi Panel Surya Photovoltaic (PV) 240 V/15 KW Sistem
240 Volt Pada Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH) Pantai Baru
Bantul Yogyakarta.

Sianipar, R. (2014). Dasar Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya. ISSN


1412-0372.

Wijanarko, W. (2016). Efisiensi Charge And Dicharge Baterai Pada Pembangkit


Listrik Tenaga Hibrid Pantai Baru. 145/L-kp/PLTH B.B/2016.

Anggraini, D. (2016). Analisis Potensi Angin Di Pantai Baru Pandansimo


Kabupaten Bantul.
50

Ma’ruf, A. (2019). Sistem Pendistribusian Dan Efisiensi Baterai Pada Sistem 48


Volt Di Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Bayu Baru Pantai Baru
Pandansimo Bantul Yogyakarta.

Winardi, B. (2018). Operasi Ekonomis Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid Bayu


Baru Di Bantul, D.I. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai