233 385 1 PB
233 385 1 PB
HASIL PENELITIAN
bermuara pada pusat (kota besar yang administrasi Kabupaten Bandung Barat.
merupakan inti) yang dapat dilihat dari aliran Terdapat masalah pencemaran udara di kawasan
tenaga kerja dan aktivitas komersial perumahan/permukiman pinggiran metropolitan
(http://www.wikipedia.org). akibat transportasi dan terdapat tingkat
Pembangunan fisik kota dan berdirinya kebisingan suara yang cukup siknifikan pada
pusat-pusat industri diikuti oleh melonjaknya kawasan perumahan/permukiman pinggiran
produksi kendaraan bermotor telah metropolitan.
mengakibatkan peningkatan kepadatan lalu- Secara umum tujuan penelitian ini
lintas dan hasil produksi sampingannya adalah merancang suatu model pencemaran
mengakibatkan pencemaran udara. udara di kawasan perumahan/permukiman di
Konsentrasi pencemaran udara di beberapa kota pinggiran kota metropolitan, dalam upaya
besar dan daerah industri Indonesia mengatasi permasalahan pencemaran udara dan
menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat kebisingan akibat transportasi di kawasan
kota, seperti: gangguan pernafasan, iritasi pada permukiman di pinggiran metropolitan dari
mata dan telinga, serta timbulnya penyakit mulai tahun pelaksanaan kebijakan (2014)
tertentu. Selain itu juga mengakibatkan sampai pada tahun rencana (2040).
gangguan jarak pandang (visibilitas) yang sering Dalam mencapai tujuan tersebut,
menimbulkan kecelakaan lalu-lintas (terutama sasaran yang harus dicapai adalah menghasilkan
lalu-lintas di udara dan laut). kebijakan manajemen transportasi yang
Pembangunan perumahan yang pesat di berkelanjutan, sebagai berikut: (a) diketahuinya
perkotaan belakangan ini memicu pertumbuhan kondisi lalu-lintas yang ada di lokasi wilayah
lokasi-lokasi perumahan baru yang mengarah studi di kawasan pinggiran metropolitan; (b)
dan tersebar ke pinggiran kota terutama pada diketahuinya tingkat pencemaran di kawasan
kota-kota metropolitan. Hal ini lama-kelamaan perumahan/permukiman di pinggiran
akan menimbulkan masalah lingkungan yang metropolitan tersebut; (c) perancangan model
cukup serius, karena para penghuni perumahan dinamis transportasi di lokasi wilayah studi di
tetap harus bekerja di pusat kota, yang akhirnya kawasan pinggiran metropolitan yang
mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas memenuhi validitas.
yang berujung pada pencemaran udara
perkotaan. Akar dari permasalahan ini adalah KAJIAN PUSTAKA
masalah transportasi. Transportasi dalam bentuk lalu lintas
Pencemaran udara akibat kegiatan kendaraan bermotor di jalan-jalan di dalam kota
transportasi yang sangat penting adalah akibat dapat menyebabkan terjadinya kemacetan
kendaraan bermotor di darat. Kendaraan (traffic congestion), kecelakaan (traffic
bermotor merupakan sumber pencemaran udara accident), dan pencemaran udara (traffic air
yaitu dengan dihasilkannya gas CO, NOx, pollution). Pencemaran udara adalah hadirnya
Hidrokarbon, SO2, dan tetraethyl lead, yang di dalam atmosfer/udara luar, satu atau lebih
merupakan bahan logam timah yang kontaminan (bahan pencemar) udara, atau
ditambahkan ke dalam bensin berkualitas kombinasinya dalam jumlah dan waktu
rendah untuk meningkatkan nilai oktan guna sedemikian yang cenderung melukai/menyakiti
mencegah terjadinya letupan pada mesin. manusia, tanaman, hewan, atau benda milik
Parameter-parameter penting akibat aktivitas ini manusia (Poernomosidhi 1995).
adalah CO, Partikulat, NOx, HC, Pb dan SOx Pencemaran udara akibat transportasi
(Soedomo, 2001). terutama terpusat di sekitar daerah perkotaan
Penelitian ini mengambil lokasi di dan pada prinsipnya disebabkan oleh lalu lintas
kawasan perumahan yang ada di Bandung Utara di perkotaan. Kendaraan bermotor yang berhenti
yaitu di perumahan Setiabudhi Regensi, dan mulai berjalan (di kebanyakan jalan-jalan
perumahan Graha Puspa dan perumahan arteri kota) mempunyai pengaruh yang sangat
Trinity yang termasuk dalam wilayah
PENGELOLAAN PENCEMARAN UDARA AKIBAT TRANSPORTASI… 3
besar dalam emisi gas-gas hidrokarbon dan dilakukan dengan antara lain: (a) mengubah
karbon monoksida dari kendaraan. mesin pembakar dalam (internal combustion
Dispersi pencemaran udara tergantung pada engines), hingga penggunaan bahan bakar
beberapa kondisi, seperti meteorologi, topografi, berkurang dan polusinya lebih sedikit; (b)
dan aerografi dari daerah perkotaan. Polutan memakai mesin yang lebih efisien tenaganya,
(bahan pencemar) yang dominan adalah: CO, hingga polusi yang dihasilkan juga lebih sedikit;
SOx, NOx, THC (Total Hydro Carbon), dan (c) mengurangi berat kendaraan dengan
TSP (Total Suspended Particulate) atau debu memakai lebih banyak bahan plastik dan logam
partikulat, dengan kontribusi CO, NOx, dan ringan untuk badan (body) kendaraan.
hidrokarbon berasal dari transportasi, SOx dari Bising adalah bunyi yang tidak
kegiatan industri, dan TSP umumnya dari dikehendaki, atau tenaga getaran yang tidak
kegiatan permukiman. terkendali. Umumnya ada tiga sumber
Pencemaran udara di banyak kota-kota kebisingan (Poernomosidhi 1995), yaitu:(a)
besar pada umumnya berhubungan dengan kebisingan lalu lintas/transportasi; (b)
pembangunan dari kegiatan-kegiatan di sektor kebisingan pekerjaan atau industri; dan (c)
transportasi dan industri, meskipun sektor kebisingan penduduk/permukiman. Semua
perdagangan dan permukiman tetap kebisingan tersebut dapat menghasilkan
memberikan kontribusi yang cukup besar pula. kerusakan fisik dan psikologis. Kebisingan lalu
Usaha mengubah mesin kendaraan bermotor lintas adalah konstan dan menyebar luas, karena
agar gas buang yang dihasilkan lebih sedikit itu menimbulkan masalah-masalah yang lebih
mencemari udara (kurang polutif), dapat serius.
Kadar COx
Kadar NOx
+ -
-
+
Kadar SOx
-
Kadar SPM
Kadar
Kebisingan
Gambar 1. Causal loop sub model sistem pencemaran udara dan kebisingan
4 T.P.M.PANJAITAN, B. PRAMUDYA, MANUWOTO,& I.F.P. POERWO
Fraksi_COx_vs_Volume_Lalu_Lintas Baku_Mutu_COx
Index_Kualitas_Udara_COx
Kadar_COx
Kadar_NOxIndex_Kualitas_Udara_NOx
Tk_pert_vol_LL_normal Baku_Mutu_NOx
Tk_pengurangan_vol_LL_normal
Fraksi_NOx_vs_Volume_lalu_Lintas
Tk_pertumb__LL Volume_LL
Rate_5
Kadar_HCIndex_Kualitas_Udara_HC
Index_Kualitas_Udara
Fraksi_HC_vs_Volume_Lalu_Lintas
Baku_mutu_HC
Baku_Mutu_SOx
Kadar_SOx Index_Kualitas_Udara_SOx
Fraksi_SOx_vs_Volume_Lalu_Lintas
Fr_Kebisingan
Kadar_SPM_di_Udara
Index_Kualitas_Udara_SPM
Baku_Mutu_SPM
Kebisingan
Fraksi_SPM_vs_Volume_Lalu_Lintas
20 2 2 2 2
15
10 Kadar_COx
1
Baku_Mutu_COx
1 2
5
1 1 1
0
2,010 2,020 2,030 2,040
Tahun
0.15
1
0.10
Kadar_NOx
1
0.05 Baku_Mutu_NOx
2 2 2 2 2
1
1 1
0.00
2,010 2,020 2,030 2,040
Tahun
Rancangan Penelitian
Penelitian ini dirancang dalam empat Partikel (SPM). Diagram alir seluruh parameter
tahap kajian sesuai dengan proses penelitian dan (Gambar 2).
dianalisis dengan menggunakan sistem dinamik.
Untuk mendukung analisis tersebut tools Kadar Pencemar Udara COx
(perangkat lunak) yang digunakan adalah Pada tahun pelaksanaan kebijakan
Powersim Constructor versi 2.5. transportasi (2014), kadar pencemar udara COx
masih jauh dibawah baku mutu yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN ditentukan (Gambar 3). Pada tahun pelaksanaan
Dalam model pencemaran lingkungan kebijakan transportasi (tahun 2014), kadar NOx
ini hanya diambil beberapa parameter yang semula berada di atas baku mutu turun
pencemaran udara dan kebisingan. Parameter drastis sehingga berada di bawah baku mutu.
pencemaran udara yang diambil adalah untuk 5 Pada tahun-tahun berikutnya kada NOx naik
jenis pencemar (Gambar 1), yaitu: Karbon kembali, tapi sampai tahun 2040 kadar NOx
Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NOx), masih di bawah baku mutu (Gambar 4).
Hidrokarbon (HC), Sulfur Dioksida (SO2), dan
6 T.P.M.PANJAITAN, B. PRAMUDYA, MANUWOTO,& I.F.P. POERWO
4 1
2
1 1 1
0 2 2 2 2
Kadar_HC
1
-2 Baku_mutu_HC
2
-4
0.10 2 2 2 2
0.05 Kadar_SOx
1
Baku_Mutu_SOx
2
1
1 1 1
0.00
2,010 2,020 2,030 2,040
Tahun
(Keputusan Gubernur DKI Jakarta no.587 tahun model juga menunjukkan bahwa dengan
1980). pelaksanaan alternatif kebijakan 5, indeks
kualitas udara pada tahun 2040 masih berada
KESIMPULAN DAN SARAN pada nilai 97,40 %, kadar NOx pada tahun 2040
Kesimpulan sebesar 0,04 masih berada di bawah baku mutu
Berdasarkan pendekatan dalam (0,05), atau dengan kata lain kualitas udara
metodologi penelitian ini dapat disimpulkan kawasan permukiman tersebut masih sangat
150 1 1 1 1
100
2 Baku_Mutu_SPM
1
50 Kadar_SPM_di_Udara
2
2 2 2
0
2,010 2,020 2,030 2,040
Tahun
60 2 2 2 2
50
3 3 3 3
40
Kebisingan
30 1
Maximum_yang_diperkenankan
2
Maximum_yang_Diinginkan
20 3
10 1
1 1 1
0
2,010 2,020 2,030 2,040
Tahun
beberapa hal sebagai berikut: (a) simulasi model layak bagi penghuninya; (c) data kualitas udara
tersebut juga menunjukkan bahwa apabila tidak ambien menunjukkan bahwa konsentrasi
ada perubahan kebijakan transportasi, maka beberapa kandungan pencemar udara di
pada tahun 2040 kadar HC akan mencapai +/- kawasan perumahan di kawasan Bandung Utara
5ppm, jauh melebihi baku mutu yang telah ini telah melampaui batas baku mutu yang telah
ditentukan (0,24ppm) dan kadar Nox akan ditentukan, yaitu konsentrasi Hidro Carbon
mencapai +/-0,17, jauh melebihi baku mutu (HC) dan Nitrogen Oksida (NOx) padahal
yang ditentukan (0,05); (b) analisis perilaku belum terjadi kemacetan lalu lintas.
8 T.P.M.PANJAITAN, B. PRAMUDYA, MANUWOTO,& I.F.P. POERWO
Dari kenyataan ini dapat disimpulkan Houghton, Sir John CBE FRS (1995),
bahwa tingkat pencemaran suatu kawasan Transport and the Environment, Oxford
perumahan tidak hanya ditentukan oleh derajat University Press, New York.
kejenuhan jaringan jalan atau volume lalu lintas Kanafani Adib, (1983), Transportation Demand
yang tinggi, tetapi ada faktor lain yang Analysis, McGraw-Hill Book Company,
memengaruhinya. Hal ini memerlukan New York.
penelitian lebih lanjut. Khisty C.Jotin and Lall B.Kent,(2003),
Transportation Engineering: An
Saran Introduction/Third Edition, Pearson
Hasil penelitian ini dapat dipakai Education, Inc, Chicago
sebagai salah satu acuan untuk perencanaan Marimin, Prof.Dr.Ir. MSc, (2004),
kebijakan pembangunan perumahan di kawasan Pengambilan Keputusan Kriteria
Bandung Utara atau perumahan di kawasan Majemuk, PT. Gramedia Widiasarana
pinggiran metropolitan lainnya dengan Indonesia, Jakarta.
perubahan pada parameter-parameter tertentu Masri Rina Marina (2009), Kajian Perubahan
yang disesuaikan dengan kondisi kawasan yang Lingkungan di Zona Buruk Untuk
akan diteliti untuk memperoleh kebijakan Perumahan (Studi Kasus Kawasan
pengelolaan transportasi dan pengelolaan Bandung Utara), Disertasi, Sekolah Pasca
lingkungan hidup yang berkelanjutan. Sarjana - Institut Pertanian Bogor.
Dalam penelitian ini banyak asumsi dan Muhammadi, Aminullah Erman, Soesilo Budhi
data yang mungkin masih belum tepat sesuai (2001), Analisis Sistem Dinamis, UMJ
dengan kenyataan di lapangan, hal ini Press, Jakarta.
disebabkan oleh karena adanya kesulitan Pfaffenbichler P.C. and S.P. Shepherd (2002),
perolehan data, sehingga dalam pembuatan A Dynamic Model to Appraise Strategic
modelnya diasumsikan berdasarkan “trend” Land-Use and Transport Policies,
pertumbuhan rata-rata dari beberapa kota European Journal of Transport and
metropolitan di Indonesia, dibandingkan dengan Infrastructure Research.
data hasil penelitian di kawasan Bandung utara Tasrif Muhammad, Dr. (2005), Analisis
yang pernah dilakukan, sehingga mungkin Kebijakan Menggunakan Model “System
memengaruhi validitas model yang telah dibuat Dynamics” Program Magister Studi
dalam penelitian ini. Pembangunan ITB, Bandung.
Apabila dikemudian hari diperoleh data Avianto, Teten W. (2006), Tutorial Powersim
yang lebih tepat untuk dipakai sebagai masukan Constructor, Program Magister Studi
parameter dan asumsi model, data tersebut dapat Pembangunan ITB, Bandung.
dipakai dalam model ini dengan tetap berpegang
pada struktur model yang sudah ada. ISSN 2085-7020
DAFTAR PUSTAKA
Banister David and Stead Dominic (2002),
Reducing Transport Intensity, European
Journal of Technology and Infrastructure
Research, 2, no. 3/4 (2002), pp.161-178,
Delft University of Technology, Delft, The
Netherlands.
Banister David, (1998), Transport Policy And
The Environment, E & FN SPON, London.
Button, Kenneth (1998), Transportation
Research, an International Journal,
Elsevier Science Ltd, Exeter, UK.