Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MENGENAI PENTINGNYA MANAJER DALAM PENILAIAN


KINERJA KARYAWAN YANG OBJEKTIF

Disusun Oleh:

FAIZ HARITSAH (1902113134)

Dosen Pengampu:
Kurniawaty Fitri, SE., MM.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021
A.Masalah Penelitian
Penilaian kinerja merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam perusahaan
yang menerapkan sistem kompensasi berbasis kinerja. Sebab di dalam merancang sistem
kompensasi yang baik, setidaknya itu harus memperhatikan dua segi yaitu person dan
performance. Oleh karena itu, pemberian kompensasi didasarkan atas penilaian terhadap kinerja
individu. Individu-individu yang mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik akan memperoleh
kompensasi yang tinggi, misalnya mendapatkan insentif berupa bonus. Sedangkan mereka yang
berkinerja buruk akan mendapatkan kompensasi yang minimum.

Penilaian kinerja merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menilai atau
mengevaluasi dan untuk mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya
masing-masing secara baik atau tidak. Dalam melakukan penilaian kinerja itu diperlukan suatu
pengukuran kinerja. Pengukuran ini dapat dilakukan secara objektif ataupun subjektif.
Pengukuran kinerja secara objektif berarti pengukuran kinerja dapat diterima dan diukur pihak
lain selain yang melakukan penilaian kinerja. Sedangkan pengukuran kinerja yang bersifat
subyektif berarti dalam melakukan penilaian, manajer menggunakan pendapat pribadi dan
preferensi mereka sendiri.

Dalam melakukan penilaian kinerja tersebut, bisa saja terjadi bias. Apalagi jika penilaian
kinerja terhadap karyawan dilakukan dengan ukuran subjektif dan tidak lepas dari unsur
emosional para penilai. Berbeda dengan penilaian kinerja secara objektif yang mempunyai
ukuran-ukuran yang objektif dan terverifikasi, penilaian kinerja secara subjektif itu lebih
mengandalkan judgement penilai sehingga sangat rentan terhadap bias-bias keperilakuan (Bol
2008; Gibbs et al. 2004; Prendergast dan Topel 1996). Dengan demikian terjadi peluang
munculnya bias evaluasi kinerja. Bias merupakan distorsi pengukuran yang tidak akurat.

B.Rumusan Masalah
Adapun yang akan menjadi pertanyaan penelitian pada masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana cara manajer konsisten terhadap penilaian kinerja karyawan yang


objektif
2. Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi penilaian kinerja karyawan secara
objektif
3. Apakah hubungan emosional dapat mempengaruhi penilaian kinerja karyawan
4. Bagaimana peran perusahaan terhadap manajer yang melakukan penilaiaan
kinerja secara subjektif dan berdasarkan kedekatan karyawan terhadap manajer
C.Masalah Penelitian
1. Pengaruh konsistensi penilaian karyawan secara objektif terhadap kinerja karyawan
2. Faktor yang mempengaruhi dalam penilaian kinerja karyawan
3. Hubungan emosional dalam penilaian kinerja karyawan
4. Peran perusahaan dalam menghadapi manajer yang subjektif

D.Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana peran perusahaan dalam mengatasi manajer yang melakukan penilaian
kinerja secara subjektif

2. Metode apa yang sebaiknya dilakukan perusahaan dalam melatih manajernya


sehingga dalam penilaian kinerja dapat dilakukan secara objektif

E.Merancang Pemecahan Masalah


Permasalahan tentang manajer yang tidak konsisten dalam melakukan penilaian kinerja
merupakan permasalahan yang cukup sering dijumpain.Peran perusahaan dalam melatih serta
membuat seorang manajer dalam melakukan penilaian kinerja yang objektif harus menjadi
permasalahan yang diutamakan karena semakin seringnya seorang manajer melakukan penilaian
kinejra secara subjektif tentu saja karyawan yang tidak memiliki kompeten akan membuat
kemunduran bagi perusahaan,sehingga perusahaan harus membuat atau memilih metode apa
yang harus ditetapkan dalam perusahaannya ketika melakukan penilai kinejra.

Dipilihnya penggunaan metode 360 derajat ini dikarenakan dalam penilaiaan seorang
manajer harus melihat dari segala sisi dalam penilaiannya sehingga manajer dapat mengetahui
permasalahan apa yang membuat seorang karyawan itu lebih lambat dari karyawannya yang lain
serta dari metode ini bisa mengetahui karayaawan mana yang dapat dijadikan seorang pemimpin
kelak dikarenakan metodenya yang sangat terperinci serta mempertimbangkan segala aspek yang
berkaitan.

Meskipun metode ini jarang di pakai di perusahaan di indonesia dikarenakan ketidak


enakan hati,namun diharapkan para manajer ini dapat menggunakan metode ini secara
profesional serta dengan tingginya tingkat frekuensi dalam penilaian tentu saja akan memajukan
perusahaan dengan memberikan pelatihan apa yang cocok bagi setiap karayawan,karena sifat dan
kemampuan karyawan itu pasti berbeda-beda,dan diharapkan metode ini dapat meningkatkan
kinerja karyawan sehingga lebih giat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai