Anda di halaman 1dari 25

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

Dijukan Untuk Memenuhi Tugas Revisi Makalah Mata Kuliah Biologi Umum

Azza Nuzullah Putri M. Pd

Disusun Oleh :

1. Diana (1503-8420-5076)
2. Jumaira (1503-8420-5010)
3. Nolis Febry Anggraini (1503-8420-5048)
4. Septrina Rahma Yola (1503-8420-5055)
5. Siti Hidayati (1503-8420-5023)
6. Ulli Pena Ardo Prianto (1503-8420-5079)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIME RAJA ALI HAJI
TAHUN AJARAN 2015/ 2016
TANJUNGPINANG

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT, karena telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP”.

Penulis menydari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat
banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata. Penulis memohon maaf dan juga
bimbingan semua pihak semoga kedepannya menjadi lebih baik.

Penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-


pihak yang ikut terlibat baik dalam member bantuan ide dan saran. Penulis juga
mengucapka terimakasih kepada :

1. Teman-teman yang telah memberikan kontribusi besar dalam menyelesaikan


makalah ini.
2. Ibu Azza Nuzullah Putri M. Pd, selaku dosen pembimbing.

Dalam penulisan mkalah ini, kami berharap semua pihak yang membaca dapat
menarik hikmah dan kebaikannya, serta mengaplikasikan keanekaragaman makhluk
hidup dalam proses belajar mengajar.

Tanjungpinang, 13 November 2015

Hormat saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………... 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1


1.2 Rumusan masalah …………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan penulisan ………………………………………………………………….. 2
1.4 Manfaat penulisan ………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….. 3

2.1 Keanekaragaman Makhluk Hidup ………………………………………………… 3


2.2 Klasifikasi Makhluk Hidup ……………………………………………………….. 6
2.3 Penamaan Makhluk Hidup ……………………………………………………….. 12
2.4 Karakteristik Makhluk Hidup di Indonesia ………………………………………. 15

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………… 17

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………….. 17


3.2 Saran ……………………………………………………………………………… 17
3.3 Daftar Pertanyaan dan Jawaban ………………………………………………….. 17

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keanekaragaman makhluk hidup menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada mahluk
hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang ada disuatu lingkungan tertentu.
Keanekaragaman makhluk hidup yang ada dibumi kita ini merupakan hasil proses evolusi
yang lama, sehingga melahirkan bermacam-macam mahluk hidup. Setiap makhluk hidup
memeiliki ciri dan tempat hidup yang berbeda. Melalaui pengamatan, kita dapat
membedakan jenis-jenis mahluk hidup. Pembedaan makhluk hidup dibuat berdasarkan
bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, fungsi organ, tingkah laku, cara berkembang biak, dan
jenis makanan.
Berdasarkan adanya keanekaragaman makhluk hidup, maka dibuatlah klasifikasi
makhluk hidup agar kita dimudahkan untuk mengenali dan mengetahui dengan baik dan
benar tentang suatu makhluk hidup. Serta dengan adanya klasifikasi, munculah sistem
penamaan makhluk hidup dan aturan pemberian nama ilmiah suatu makhluk hidup.
Di Indonesia, tanaman atau hewan yang memiliki karakteristik keanekaragaman sangat
tinggi dan dilindungi dengan berbagai macam cara, mulai dari membuat taman nasional,
cagar alam, suaka margasatwa, dan lain sebagainya.
Usaha-usaha yang digunakan untuk melindungi taman tersebut memiliki manfaat yang
sangat berguna bagi masyarakat dengan bagaimana masyarakat itu sendiri menggunakannya
dengan baik atau tidak sebagian besar manfaat usaha tersebut timbul karena adanya kerja
sama dengan baik antara pengurus usaha tersebut dengan masyarakat disekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah

1 Apa itu keanekaragaman makhluk hidup?


2 Apa saja klasifikasi makhluk hidup?
3 Bagaimana cara penamaan pada makhluk hidup?
4 Bagaimana karakteristik mahluk hidup di Indonesia ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami apa itu keanekaragaman makhluk hidup?


2. Untuk mengetahui apa saja klasifikasi makhluk hidup?
3. Untuk mengetahui dan memahami cara penamaan pada makhluk hidup.
4. Untuk mengetahui karakteristik mahluk hidup di indonesia.
5. Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan pada kelompok ini.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang materi keanekaragaman makhluk


hidup dan membuat pembaca memahami materi ini dengan baik.
2. Manfaat bagi penulis itu sendiri selain untuk meningkatkan pemahaman penulis sekaligus
juga sebagai salah satu syarat penilaian pada mata kuliah biologi umum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keanekaragaman Makhluk Hidup

Keanekaragaman adalah tata majemuk yang mengacu pada jumlah spesies.


Keanekaragaman dapat dikarenakan oleh adanya proses evolusi atau adaptasi. Adaptasi
merupakan proses penyesuain diri makhluk hidup terhadap lingkungannya untuk dapat
bertahan hidup. Ada beberapa factor yang menyebabkan timbulnya keanekaragaman
makhluk hidup :

 Mutasi : peristiwa perubahan yang disebabkan oleh factor internal seperti,


lingkungan, radiasi, dan suhu.
 Rekombinasi : merupakan proses atau peristiwa yang berakibat terbentuknya
kombinasi gen baru pada kromosom. Individu baru dari reproduksi seksual akan
memiliki factor keturunan dari kedua induknya.

Keanekaragaman makhluk hidup terbagi atas :

A. Keanekaragaman Individu

Kata Individu berasal dari bahasa Latin : in = tidak + dividuus = dapat dibagi. Di bumi ini
tidak ada dua individu makhluk hidup apa pun yang benar-benar sama. Setiap individu makhluk
hidup memiiki ciri-ciri antara individu makhluk tersebut. Ciri-ciri khusus yang dimiliki makhluk
hidup itu merupakan “faktor pembeda” antara individu-individu makhluk hidup lain.
Keanekaragaman individu ini mencakup ;
 Keanekaraman tingkat gen : merupakan tingkat keanekaragaman paling rendah. Gen
adalah materi hereditas di dalam kromosom yang mengendalikan sifat makhluk hidup. Gen
terdapat di setiap inti sel makhluk hidup. Gen pada makhluk hidup memiliki perangkat dasar
yang sama, tetapi memiliki susunan yang berbeda. Hal ini menyebabkan setiap makhluk
hidup memiliki fenotipe maupun genotipe yang berbeda. Keanekaragaman gen juga dapat
dikemukakan melaui hibridisasi atau perkawinan silang antara species satu dengan species
yang berbeda sifat atau melaui proses domestikasi.

3
Contoh : perbedaan warna pada bunga, variasi kelapa (kelapa kopyor, kelapa gading,
kelapa hijau), variasi mangga (mangga golek, mangga arum manis, mangga kuini).

 Keanekaragaman tingkat jenis : Adanya perbedaan yang bisa ditemukan pada kelompok
atau komunitas pada berbagai spesies yang hidup disuatu habitat tertentu. Umumnya tingkat
spesies dianggap sebagai yang paling alami untuk melihat keragaman seluruh organisme.
Selain itu spesies juga merupakan focus utama dari mekanisme evolusi, dan asal muasal.
Kepunahan spesies adalah agen utama dalam mengatur keanekaragaman hayati yang ada.
Keanekaragaman hayati tingkat jenis menunjukkan keanekaragaman atau variasi yang
terdapat pada berbagai jenis atau spesies makhluk hidup dalam genus yang sama atau
familia yang sama. Pada berbagai spesies tersebut terdapat perbedaan-perbedaan sifat.

Contoh : Famili Fellidae : kucing, harimau, singa. Famili Palmae : kelapa, aren, palem,
siwalan, lontar. Famili Papilionaceae : kacang tanah, kacang buncis, kacang panjang,

4
kacang kapri. Familia graminae  : rumput teki, padi, jagung. Genus Ipomoea : ketela
rambat (Ipomoea batatas) dan kangkungan (Ipomoea crassicaulis). Genus Ficus :
pohon beringin (Ficus benjamina) dan pohon Preh (Ficus ribes).

B. Keanekaragaman Populasi
Kata Populasi berasal dari bahasa Latin : populus = rakyat, penduduk .Populasi itu suatu
kelompok individu sejenis atau se-spesies. Di dunia ini terdapat banyak sekali populasi makhluk
hidup yang bervariasi (beranekaragam) jenis atau spesiesnya. Apabila berbicara tentang
populasi makhluk hidup, kita harus menyebutkan nama jenis individu makhluk hidup yang
merupakan anggota populasi itu, dan kita membatasi mengenai waktu dan tempatnya. Populasi
makhluk hidup selalu menyangkut tentang nama jenis individu, waktu dan tempat(ekosistem).

5
Dalam keanekaragaman makhluk hidup terdapat kurva bentuk bel (Genta) atau disebut
Kurva Normal, adalah suatu kurva yang menggambarkan (menunjukkan) wilayah distribusi
frekuensi variasi (keanekaragaman) dalam suatu populasi. Melihat bentuknya yang demikian
itu, maka kita dapat menarik kesimpulan  bahwa nilai variabel di ujung-ujung kurva
distribusi,memperoleh frekuensi yang paling rendah (sedikit). Sedang nilai variabel yang
ditengah-tengah kurva distribusi, memperoleh frekuensi yang tinggi (banyak).

2.2 Klasifikasi Makluk Hidup

Klasifikasi merupakan suatu cara memilah dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi
golongan atau unit tertentu. Urutan klasifikasi yang sekarang digunakan dari tingkat tertinggi ke
rendah adalah Domain (Daerah), Kingdom (Kerjaan), Phylum/ Divisio, Class (Kelas), Ordo
(Bangsa), Family (Suku), Genus (Marga), Species (Jenis).

6
7
A. Tujuan dan Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah untuk mempermudah mengenali,


membandingkan, dan mempelajari makhluk hidup. Membandingkan berarti mencari
persamaan dan perbedaan sifat atau ciri pada makhluk hidup. Klasifikasi didasarkan pada
:

1. Berdasarkan persamaan yang dimiliki.

2. Berdasarkan perbedaan yang dimiliki.

3. Berdasarkan ciri morfologi dan anatomi.

4. Berdasarkan ciri biokimia.

5. Berdasarkan manfaat

B. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup.

 Sistem Kalsifikasi 2 Kingdom

Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup atas 2, yiatu tumbuhan dan hewan,
yang merupakan klasifikasi paling kuno. Aristosteles (384 SM - 322 SM),
mengelompokkan hewan dalam bukunya “Sejarah Hewan”, dan muridnya Theophrastus
(sekitar 371 SM – 287 SM) secara bersamaan menulis tentang klasifikasi tumbuhan.

Carrolus Linneaus (1707-1778), meletakkan dasar nomenclature biologi modern,


yang sekarang distandarisasi dalam Nomenclature Codes. Dia mengklasifikasi makhluk
hidup menjadi dua kingdom: Regnum Animale ('kingdom hewan')
untuk hewan dan Regnum Vegetabile ('kingdom tumbuhan') untuk tumbuhan. (Linnaeus
juga memasukkan includedmineral, menjadikannya kingdom ketiga, Regnum Lapideum.)
Linnaeus membagi setiap kingdom menjadi beberapa kelompok yang
bernama phyla untuk hewan dan divisi untuk tumbuhan.

Regnum Vegetabile (Tumbuhan)

Makhluk Hidup

Regnum Animalia (Hewan)


 Sistem Klasifikasi 3 Kingdom

8
Pada tahun 1674, Antonie van Leeuwenhoek, yaitu "bapak mikroskopi", mengirim
copy dari pengamatan perdananya tentang organisme mikroskopik bersel tunggal kepada
Royal Society, di London. Hingga saat ini, keberadaan organisme mikroskopik tersebut
tidak diketahui. Pada awalnya organisme-organisme ini diklasifikasikan menjadi hewan
dan tumbuhan. Lalu, di pertengahan tahun 1800-an dikotomi kingdom tumbuhan dan
hewan semakin buram batasannya dan ketinggalan zaman. Pada tahun 1866, setelah
proposal yang diajukan Richard Owen dan John Hogg, Ernst Haeckel mengajukan
kingdom ketiga. Haeckel merevisi kandungan kingdom ini berkali-kali sebelum akhirnya
memutuskan dasar klasifikasinya, yaitu apakah bersel tunggal (Protista) atau bersel
banyak (hewan dan tumbuhan).

Kingdom Protista (bersel tunggal)

Makhluk Hidup Kingdom Plantae (Tumbuhan)

Kingdom Animalia (Hewan)


 Sistem Klasifikasi 4 Kingdom

Perkembangan dunia mikroskopi dan khususnya mikroskop elektron, membuat para


ilmuwan mengenali perbedaan penting antara prokaryote (organisme bersel satu yang
tidak punya inti sel) dan eukaryote (organisme bersel satu ataupun bersel banyak yang
punya inti sel). Pada tahun 1938, Herbert F. Copeland mengusulkan klasifikasi empat
kingdom, yang memindah dua prokaryote, bacteria dan "algae biru-hijau", ke dalam
Kingdom Monera.

Kingdom Monera (Prokaryote)

Kingdom Protista (Eukaryote)


Makhluk Hidup
Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

Lalu perlahan-lahan semakin nampak pentingnya membedakan prokaryote dan


eukaryote, sehingga Stanier dan van Niel memopulerkan proposal dari Édouard
Chatton pada tahun 1960-an untuk mengenalinya ke dalam klasifikasi formal. Sehingga
dibuatlah tingkat di atas kingdom, yaitu superkingdom atau empire.

9
Kingdom Monera

Empire Prokaryote
Kingdom Protista
Makhluk hidup
Empire Eukaryote Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

 Sistem Klasifikasi 5 Kingdom

Perbedaan antara fungi dan organisme lain tumbuhan semakin mencolok. Di satu sisi


Haeckel pernah memindah fungi ke dalam Protista. Robert Whittaker menambahkan
fungi sebagai kingdom tambahan. Sistem lima kingdom diusulkan pada tahun 1969, dan
modifikasinya masih digunakan di sebagian kecil publikasi saat ini.

Perbedaannya adalah di nutrisi; Plantae autotrof bersel banyak, Animalia heterotrof


bersel banyak, dan Fungi adalah saprotrof bersel banyak. Dua kingdom sisanya, Protista
dan Monera, meliputi koloni bersel sederhana dan bersel satu. Sistem lima kingdom dapat
dikombinasikan dengan sistem dua empire.

Kingdom Monera

Empire Prokaryote Kingdom Protista


Makhluk Hidup
Kingdom Fungi
Empire Eukaryote

Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

 Sistem Klasifikasi 6 Kingdom

Pada tahun 2004, seorang ilmuwan, Thomas Cavalier-Smith mengklasifikasikan


makhluk hidup menjadi 6 Kingdom, namun dengan memisahkan Eukaryota dari Protista
yang bersifat autotrof menjadi Kingdom baru, yaitu Chromista. Walaupun sekarang

10
Indonesia sedang berusaha mengadaptasikan klasifikasi Domain, namun klasifikasi
menurut ketentuan terakhir (yang terbaru) adalah klasifikasi Cavalier-Smith ini.

Makhluk Hidup

Prokaryote Eukaryote

Kingdom Bacteria Kingdom Protozoa


Kingom Chromista

Archaebacteria Eubacteria Kingdom Fungi


Kingdom Plantae
Kingdom Animalia

Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel
tunggal (uniseluler). Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria
memiliki sel prokariotik (sel sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan
terluarnya dan dinding sel didalamnya). Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteri.
Organisme yang dikelompokkan ke dalam kingdom ini memiliki peptidoglikan di dalam
dinding sel mereka.
Kingdom Archaebacteria
Pada tahun 1977 seorang mikrobiolog bernama Carl Woese dan peneliti lain
dari University of Illinois menemukan suatu kelompok bakteri yang memiliki ciri unik
dan berbeda dari anggota kingdom Monera lainnya. Kelompok tersebut dinamakan
Archaebacteria. Archaebacteria lebih mendekati makhluk hidup eukariota dibandingkan
bakteri lain yang merupakan prokariota. Hal itu menyebabkan sistem klasifikasi 6
kingdom pemisah kingdom Archaebacteria dari anggota kingdom Monera lain yang
disebut Eubacteria. Namun hingga sekarang yang diakui sebagai sistem klasifikasi
standar adalah sistem lima kingdom yang ditemukan oleh Whittaker.

11
Makhluk hidup di kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di
kingdom Eubacteria karena mereka dulunya satu kingdom. Namun Archaebacteria
umumnya tahan di lingkungan yang lebih ekstrem.

Kingdom Protista
Makhluk hidup yang ada dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi.
Protista umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari
Protista menyerupai tumbuhan (ganggang atau Protophyta), Protista menyerupai jamur,
dan Protista menyerupai hewan (Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa
mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem alat geraknya,
yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk,
contoh Euglena, Volvox, Noctiluca, Trypanosoma,
dan Trichomonas), Cilliata/ Infusiora (rambut getar,
contoh Paramaecium), Rhizopoda/ Sarcodina (kaki semu, contohAmoeba),
dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak, contoh Plasmodium). Ganggang
dikelompokkan berdasarkan pigmen / jenis chlorophyl, yaitu Chrolophyta (warn; hijau),
Euglenoid, Chrysophyta (warna; keemasan/kuning), Rhodophyta (warna; merah),
Phaeophyta (warna; coklat), dan Phyropyta (warna; api).
Kingdom Fungi (Jamur)
Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tidak bisa membuat makanan sendiri. Cara
makannya bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga
hidupnya bersifat parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali
jamur lendir (Myxomycota) dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara
lain:
a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contohnya Physarum policephalius.
b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor
mue)dan spesies jamur lainnya
Kingdom Plantae (Tumbuhan)

12
Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta),
tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae).
Tumbuhan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya terdiri dari banyak sel yang
berdiferensiasi membentuk jaringan. Tumbuhan memiliki kloroplas sehingga dapat
membuat makanannya sendiri (bersifat autotrof).

Kingdom Animalia (Hewan)


Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah
berdiferensiasi membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri
sehingga bersifat heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak
bertulang belakang (invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

 Sistem Klasifikasi 3 Domain

Sejak pertengahan 1970-an, semakin banyak riset di bidang komparasi gen pada level
molekular (dimulai dengan gen ribosomal RNA) sebagai faktor utama dalam klasifikasi;
kemiripan genetik ditekankan terhadap penampilan luar dan perilaku. Tingakatan
taxonomi, termasuk kingdom, adalah kelompok organisme dengan nenek moyang yang
sama, baik monofilik (semua keturunan dari satu nenek moyang yang sama)
atau parafilik (hanya beberapa keturunan dari satu nenek moyang yang sama).
Berdasarkan studi RNA, Carl Woese membagi prokaryote (Kingdom Monera)
menjadi dua kelompok, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria, karena ada banyak
perbedaan genetik antara dua kelompok ini. Eukaryote , seperti tumbuhan, fungi dan
hewan mungkin nampak serupa, tapi mirip dalam genetiknya di tingkatan molekular
dibandingkan Eubacteria atau Archaebacteria. (Ditemukan juga bahwa eukaryote lebih
dekat secara genetik dengan Archaebacteria daripada dengan Eubacteria.) Woese
menciptakan sistem "tiga kingdom utama" atau "urkingdom".

Kingdom Bacteria

Domain Bacteria Kingdom Archae

Makhluk Hidup Domain Archae Kingdom Protista

Kingdom Fungi
13
Domain Eukarya
Kingdom Plantae

Kingdom Animalia

2.3 Penamaan Makhluk Hidup


a. Sistem Klasifikasi
Suatu kajian tentang pengelompokkan mahluk hidup kedalam tingkatan atau
takson tertentu yang disebut taksonomi.seorang tokoh yang sangat berperan dalam
klasifikasi mahluk hidup dan dikenal sebagai bapak taksonomi adalah Carolus
Linnaeus (1707-1778). Sistem klasifikasi dapat dibedakan berdasarkan cara dan
tujuannya, yaitu :
1. Sistem klasifikasi buatan (artificial)
Didasarkan pada pertimbangan secara sekehendak hatimpara ahli taksonomi
dengan melihat habitat (tempat hidup) dan nilai dari mahluk hidup tersebut.
2. Sistem klasifikasi alamiah (natural)
Didasarkan pada kesamaan morfologi secara fenotif yang ada hubungannya
dengan mahluk hidup yang sesungguhnya.
3. Sistem klasifikasi evolusi (filogenetik)
Sistem ini lebih menekankan aspek hubungan kekerabatan dan sejarah
perkembangan evolusi mahluk hidup yang ada sekarang.
b. Sistem Binomial Nomenklatur
Pada pertengahan abad ke-18 (1707-1778) Carolus Linnaeus mengajukan sistem
penamaan mahluk hidup didalam tulisannya “systema nature” dengan istilah
“binomial nomenclature” (bi=dua, nomen=nama) yang artinya tata nama seluruh
organisme ditandai dengan nama ilmiah yang diterdiri dari dua kata latin atau yang
dilatinkan.
Kata pertama menunjukkan genus, yang penulisannya dimulai dengan huruf
kecil.misalya untuk nama ilmiah singkong Felis domesticus .Felis menunjukkan
genus, sedangkan domesticus merupakan ciri khususnya , yang bearti sejenis hewan
yang dipelihara di dalam rumah (domestic).
c. Aturan Pemberian Nama Ilmiah

14
Peraturan nama ilmiah memuat aturan sebagai berikut :
1. Setiap organisme mempunyai nama ilmiah tertentu.
2. Untuk nama ilmiah digunakan bahasa latin atau yang dilatinkan.
3. Tidak ada dua organisme atau lebih yang mempunyai nama spesies yang sama
(tautonim) atau hampir sama.
4. Nama genus harus terdiri dari satu kata dan penulisannya selalu dimulai dengan
huruf besar.
5. Nama spesies terdiri dari dua kata.kata pertama merupakan nama genus dan kata
kedua merupakan petunjuk spesies.
Contoh nama ilmiah padi : Oryza(1) sativa(2)
1 = nama genus.
2 = nama petunjuk spesies.
6. Penulisan nama spesies harus ditulis miring atau digaris bawahi. Garis bawah kata
pertama dan kedua secara terpisah.
7. Nama penemu boleh dicantumkan dibelakang nama spesies, seperti : Oryza sativa
L, Rosa hybrida Hort, dsb.
8. Untuk pemberian nama suku (family) terdiri dari satu kata majemuk dibentuk dari
salah satu nama genus yang dibawahnya ditambah akhiran –aceae untuk
tumbuhan dan akhiran –idea untuk hewan.
Contoh :
Solanum + aceae = Solanaaceae .
Felis + idea = Felidae .
d. Tingkatan / Takson Mahluk Hidup .
Kelompok taksonomi pada takson yang sama memiliki kategori yang sama. Urutan
takson yang tertinggi sampai terendah sebagai berikut :

Kingdom
Phylum/ Divisio
Class
Ordo

15
Family
Genus
Species

Setiap takson memiliki persamaan dan perbedaan ciri. Makin tinggi takson makin
sedikit persamaan ciri yang dimilikinya dan dengan demikian makin banyak pula
perbedaannya. Sebaliknya makin rendah takson, maka makin banyak persamaannya
dan makin sedikit perbedaanya.
e. Konsep Spesies
Konsep spesies menurut para ahli taksonomi merupakan gabungan populasi alami
yang secara morfologi dan ekologi serupa dan yang dapat melakukan perkawinan
(interbreeding) serta menghasilkan keturunan yang fertile. Contohnya, kuda dan
kedelai dapat melakukan perkawinan dan menghasilkan bagal, tetapi bagal ini mandul
maka kuda dan kedelai bukan termasuk satu spesies.

2.4 Karakteristik Keanekaragaman Makhluk Hidup Di Indonesia


a. Berdasarkan kaakteristik wilayahnya : secara geografis, wilayah Indonesia terletak
pada pertemuan rangkaian penggunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania
yang memiliki banyak gunung berapi.sehingga tanah menjadi subur. Contohnya
sebagai berikut: burung cenderawasih di papua ; komodo dipulau komodo ; bunga
bangkai (Amorphophallus sp) merupakan flora langka khas di indonesia.
b. Berdasarkan penyebarannya : spesies-spesies melakukan persebaran ke berbagai
daerah dan melakukan adaptasi sehingga terjadi pembentukan spesies baru yang
sesuai dengan karakteristik lingkungan yang ditempatinya.hal tersebut mengakibatkan
terjadinya keanekaragaman flora dan fauna di indoesia.
1. Persebaran Hewan Di Wilayah Indonesia Barat
Bagian barat yang merupakan paparan sunda memiliki fauna Oriental Asia,
contohnya : gajah, tapir, badak bercula dua, harimau, siamang, orang utan,
badak bercula satu, harimau, banteng, kera berhidung panjang, dan beruang
madu.
2. Persebaran Hewan Di Wilayah Indonesia Timur

16
Bagian timur indonesia ditempati fauna tipe Australia yang terdiri atas burung
dengan warna menyolok misalnya Kasuari, burung nuri, parkit, cendrawasih,
dan merpati berjambul, beberapa jenis hewan berkantung misalnya kanguru,
wallabi, dan kanguru pohon. Dibagian tengah , seperti sulawesi terdapat hewan
yang khas yaitu anoa,dan dipulau komodo terdapat komodo (biawak besar).
3. Persebaran Fauna di Zona Peralihan
Sebelah timur dari garis wallace , jumlah hewan kawasan Oriental akan
menyusut secara mencolok. Sebaliknya, sebelah barat jumlah hewan kawasan
Australia menurun secara jelas. Beberapa jenis mamalia berkantung memasuki
daerah wallace dan burung pelatuk oriental menuju ke sebelah timur garis
wallace. Menurut Weber, daerah Indonesia tersebut adalah daerah peralihan
bertahap antara kawasan Oriental dan Australia. Daerah yang merupakan
daerah peralihan adalah Sulawesi.
4. Flora Malesiana
Flora malesiana meliputi tumbuh tumbuhan yang berada diwilayah Indonesia,
Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Flora malesiana
dapat dikatakan sebagai sumber plasma nutfah karena keanekaragaman
yang tinggi. Umumnya, hutan hutan di Indonesia didominasi oleh tumbuhan
Dipterocarpaciaea (tumbuhan berbiji bersayap), seperti meranti. Tumbuhan khas
malesiana yang terkenal adalah Rafflesia arnoldii.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keanekaragaman mahluk hidup dimuka bumi ini ditunjukkan dengan adanya berbagai
variasi bentuk, ukuran ,warna dan sifat mahluk hidup lainnya. Indonesia terletak didaerah
tropis yang memiliki karakteristik keanekaragaman makhluk hidup yang tinggi di
bandingkan dengan daerah subtropik dan kutub.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetic
dan faktor lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetic dan faktor lingkungan dalam
mempengaruhi sifat mahluk hidup.
Adanya sistem klasifiksi memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup, serta
adanya sistem penamaan kita dapat mengetahui nama-nama makhluk hidup sesuai ketentuan.

3.2 Saran

Isi makalah dan beberapa pembahasan di atas tiadak sepenuhnya sempurna, untuk itu
penulis mohon kepada para pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang baik.
Harap mahklum jika terdapat adanya beberapa kejanggalan dan ketidaksempurnaan makalah.
Atas perhatian para pembaca, penulis mengucapkan terima kasih

3.3 Daftar Pertayaan dan Jawaban

No Nama Penanya Pertanyaan

18
.
1. Eggy Amelia Putri Apakah ada pengaruh kegiatan manusia terhadap
keanekaragaman makhluk hidup?
2. Ririn Syintia Nendela Mengapa terjadi tingkat keanekaragaman tingkat
ekosistem?
3. Devi Syahputri Manfaat apa saja yang dihasilkan dari keanekaragaman
makhluk hidup?
4. Riska Atmanegara Factor apa saja yang menyebabkan terjadinya
ekosistem?
5. Sandi Oktora Bagaimana caranya agar kegiatan manusia tidak
memepengaruhi keanekaragaman makhluk hidup?
6. Rosyanti Sitorus Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman
tingkat ekosistem sehingga adanya ekosistem laut dan
ekosistem sawah?
7. Riana Putri Meilany Apa perbedaan keanekaragaman tingkat gen, spesies,
dan ekosistem?
8. Siti Nurhasidah Apa saja tingkatan yang ada pada keanekaragaman
makhluk hidup?
9. Maryanik Nanda W. Apa faktor yang menyebabkan variasi dalam satu jenis?

No Nama penjawab Jawaban


.
1. Jumaira Tentu saja ada karena selain factor seleksi alam,
aktivitas manusia juga berdampak pada terjadinya
keanekaragaman makhluk hidup.
2. Nolis Febry Anggraini Karena adanya kebergaman kondisi lingkungan dan
keanekaragam makhluk hidupnya. Tiap-tiap ekosistem
memiliki keanekaragaman tertentu, interaksi dari
makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya,
menyebabkan terjadinya ekosistem.
3. Diana Manfaat pangan : tumbuh-tumbuhan ada yang dapat
dijadikan sumber makanan protein nabati, dan hewan
sebgai sumber protein hewani. Manfaat sandang : bulu
domba dijadikan wol untuk pakaian, . Manfaat
papan : .Sumber plasma nutfah, obat-obatan, sumber
pengetahuan dan keindahan.
4. Siti Hidayati Factor interaksi biotik-abiotik, factor seleksi alam dan
factor aktivitas manusia.
5. Jumaira Keanekragaman makhluk hidup dimuka bumi ini
bukanlah suatu yang bersifat kekal, artinya setiap saat
terjadi perubahan. Dan sebagian besar perubahan
keanekaragaman makhluk hidup disebabkan oleh
aktivitas manusia, bencana alam dan seleksi alam.
Aktivitas manusia tersebut ada yang menyebabkan
berkurangnya keanekaragaman makhluk hidup

19
contohnya, membakar hutan sehingga makhluk hidup
yang ada didalamnya tidak memiliki tempat tinggal, dan
ada yang meningkatkan makhluk hidup contohnya,
adanya penghijauan hutan, penangkaran hewan,
perkawinan silang makhluk hidup, serta perlindungan
hewan langka. Jadi, tidak mungkin aktivitas manusia
tidak mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup,
karena kita manusia hidup berdampingan dengan alam
yang didalamnya terdapat banyak sekali
keanekaragaman makhluk hidup. Dengan adanya faktor
lain yang mempengaruhi kanekaragaman makhluk
hidup, ada beberapa aktivitas manusia yang bisa
meningkatkan keanekaragaman makhluk hidup, maka
kita sebagai manusia harus berusaha menjaga dan
melestarikannya.
6. Nolis Febry Anggraini, Keanekaragaman ekosistem terjadi karena adanya
Jumaira kebergaman kondisi lingkungan dan keanekaragam
makhluk hidupnya. Tiap-tiap ekosistem memiliki
keanekaragaman tertentu, misalnya ciri fisik, kimiawi
dan biologis serta flora dan fauna yang bebeda pula.
Interaksi dari makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya,
menyebabkan terjadinya ekosistem. Ekoistem sawah dan
ekosistem laut memiliki perbedaan komponen biotic dan
abiotiknya, jika dalam ekosistem sawah komponen
biotiknya adalah : tumbuhan padi, burung pipit,
belalang, tikus, elang, dan ular. Dan komponen biotic
ekosistem laut berupa, ikan, terumbu karang, organisme-
organisme yang hidup dilaut. Sudah tentu komponen
abiotik antara kedua ekosistem tersebut berbeda pula,
karena interaksi yang terjadi didalamnya juga berbeda.
7. Diana, Jumaira  Keanekaragaman tingkat gen ialah, adanya variasi
gen yang terdapat pada suatu jenis makhluk hidup.
Variasi genetik ini muncul pada individu yang
bermutasi padasusunan gen dan kromosomnya,
serta organism yang terjdi melalui rekombinasi.
 Keanekaragaman tingkat jenis ialah, perbedaan
yang terjadi pada berbagai spesies yang hidup
dalam suatu habitat. Biasanya memiliki beberapa
kesamaan dalam bentuk morfologinya tetapi
fungsionalnya berbeda.
 Keanekaragaman tingkat eksistem ialah, interaksi
makhluk hidup dengan lingkungannya yang
memberikan suatu cirri tertentu terhadap
habitatnya.
8. Ulli Pena Ardo Prianto Adanya tingkatan keanekaragaman gen, jenis dan
ekosistem. Serta adanya tingkatan takson, yaitu : tingkat

20
kingdom, phylum/ divisio, class, ordo, family, genus,
dan species.
9. Septrina Rahma Yola Hal yang mempengaruhi keanekaragaman dalam satu
jenis ialah, varietas, dan tingkatan taksonominya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http:// id . wikipedia .org / wiki / keanekaragaman – hayati.

http:// www . scribd .com / doc /17734355/23/ A-manfaat

Depdiknas . Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta : Balai Pustaka , 2002 .

“keanekaragaman hayati (upaya)” , 26 November 2009 .

Dasar ekologi . Yogyakarta : Gadjah Mada University Press , 1993 .

iii

Anda mungkin juga menyukai