Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Air Ranu Kumbolo


Air adalah zat cair yang tidak memiliki rasa, warna, dan bau yang terdiri dari
hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang
sifatnya universal (Linsley,1991). Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan
untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu,
sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan
harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber
daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi,2003).
Suatu perairan merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan
habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan
berbagai jenis makhlik hidup yang berukuran kecil(mikroba) yang hanya dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat yang dinamis dan aliran
energi yang kontinyu selama sistem didalamnya mengalami gangguan atau hambatan
antara lain dalam bentuk pencemaran (Nugroho, 2006).

Ranu Kumbolo merupakan salah satu danau yang terletak di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan ketinggian 2400 mdpl dan
memiliki luas perairan 8 Ha. Ranu Kumbolo disebut sebagai sebuah kaldera atau
kawah raksasa yang terbentuk akibat dari letusan dahsyat Gunung Semeru pada
ribuan tahun lalu dan saat ini terisi oleh air yang berasal dari air hujan dan air
rembesan tanah.

Ranu Kumbolo dikenal sebagai salah objek wisata yang sangat menarik,
dengan dikelilingi oleh pemandangan yang sangat indah yaitu pemandangan Gunung
Semeru dengan dua buah bukit yang cukup tinggi sehingga mampu menunjukan
panorama yang indah saat matahari terbit, serta dikelilingi oleh bukit-bukit kecil
dengan berbagai species pohon pegunungan yang ada sehingga mampu menciptakan
iklim mikro yang menjadi ciri khas suhu udara di sekitar Ranu Kumbolo. Tingginya
nilai dan daya tarik wisata alam yang tersaji di kawasan Ranu Kumbolo menjadikan
Ranu Kumbolo sebagai salah satu objek wisata alam di TNBTS.

Kunjungan wisata alam di sekitar kawasan Taman Nasional Bromo Tengger


Semeru telah mengalami peningkatan yang pesat terutama semenjak banyaknya
informasi yang telah tersebar di masyarakat terkait akses menuju kawasan dan
keindahan kawasan di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru khususnya Ranu
Kumbolo. Hal ini terlihat dari data kunjungan wisata yang tercatat pada Resort
Ranupani, meningkatnya jumlah pengunjung yang datang mulai pada tahun 2012 –
2014, sehingga memungkinkan peningkatan jumlah limbah baik limbah cair ataupun
padat yang terbuang ke dalam danau. Akibatnya dari kondisi yang demikian dapat
menimbulkan kualitas air danau di Ranu Kumbolo menjadi menurun.

Kegiatan wisatawan seperti camping, mendaki gunung ataupun hanya


menikmati suasana Ranu Kumbolo tersebut tidak terlepas dari aktifitas untuk
menggunakan air danau tersebut, seperti kegiatan untuk mencuci peralatan masak,
memanfaatkan air danau untuk konsumsi minum maupun memasak, dan tidak jarang
dari mereka membersihkan diri menggunakan sabun pencuci muka, pasta gigi, dan
bahan lain dengan menggunakan air yang terdapat di Ranu Kumbolo tersebut.

Aktivitas ini jelas dapat meningkatkan akumulasi zat pencemar yang masuk ke
dalam danau sehingga kualitas air danau dapat mengalami perubahan baik dari sisi
kualitas maupun peruntukannya. Seberapa besar penurunan kualitas air yang terjadi
sebagai dampak dari adanya aktivitas wisatawan, sehingga diperlukan kajian ekologis
antara lain dengan menganalisis karakter fisis, kemis dan biologis air di Ranu
Kumbolo.

B. Isolasi Bakteri
Isolasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk memisahkan
mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh biakan yang tidak
tercampur dengan jenis laninnyaatau biakan murni (Gandjar dkk, 1992). Biakan murni
diperlukan untuk mempelajari sifat – sifat biokimiaa dan morfologi biakan tersebut
(Cappucino & Sherman, 2002).
Untuk mendapatkan isolat bakteri murni dapat dilakukan dengan metode
kultur yang terbagi menjadi 3 macam metode, antara lain:
1. Metode poure plate (Metode Penuangan)
Metode penuangan merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh biakan
murni dari populasi campuran mikroorganisme dengan cara mengencerkan
spesimen yang kemudian dituangkan ke dalam cawan steril dan diikuti dengan
menuangakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan pada suhu
±50˚C (Hadioetomo, 1983). Tujuannya adalah untuk menentukan perkiraan
jumlah bakteri hidup dalam cairan atau spesimen. Hasil perhitungan bakteri
dinyatakan dalam koloni (Irianto, 2012).
2. Metode steak (Metode Cawan Gores)
Metode ini merupakan cara isolasi bakteri dengan cara menggores permukaan
medium dengan menggunakan jarum ose. Penggoresan bertujuan untuk membuat
garis sebanyak mungkin pada permukaan medium sehingga bakteri yang tumbuh
pada garis – garis terakhir berupa koloni yang terpisah-pisah (Irianto, 2012).
3. Metode spread plate (Metode Penyebaran)
Isolat dengan penyebaran serupa dengan isolasi bakteri pada penuangan. Hal yang
menbedakan adalah pada saat penuangan suspensi sampel ke dalam medium
isolasi diawali dngan pengenceran sampel pada setiap penuangan medium yang
telah dipersiapkan dituangakan ke dalam cawan steril hingga medium memadat.
Penyebaran suspensi sampel dilakukan dengan menyebarkan suspensi dengan
batang Drugalsky yang telah dipanaskan terlebih dahulu (Waluyo, 2007).
C. Karakterisasi Bakteri
Karakterisasi bakteri merupakan kelanjutan dari kegiatan isolasi bakteri yang
bertujuan untuk mengelompokkan makhluk hidup ke dalam suatu kelompok tertentu
berdasarkan karakteristik persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing
makhluk hidup. Karakterisasi bakteri yang baru diisolasi memerlukan perincian,
deskripsi, dan perbandingan yang cukup dengan deskripsi yang telah dipublikasikan
untuk jasad-jasad renik lain yang serupa (Pelezar & Chan, 2008).
Karakteristik yang digunakan untuk mengidentifikasi bakteri dapat dilakukan
dengan mengamati karakteristik makroskopis dan uji biokimia bakteri. Karakteristik
makroskopis bakteri dilakukan dengan mengamati bentuk koloni bakteri yaitu
berbentuk bulat tak teratur seperti akar dan filamen. Tipe koloni bakteri terdiri dari
tipe koloni utuh, halus, berombak, dankal dan berombak dalam. Warna dari koloni
bakteri yang tumbuh terdiri dari warna kunig, merah dan putih. Elevasi bakteri terdiri
dari rata, cembung rendah, dan cembung tinggi. Struktur permukaan koloni bakteri
yakni halus dan kasar. Ukuran koloni bakteri dilakukan dengan mengukur diameter
koloni bakteri yang tumbuh (Cappucino & Sharmen, 1987).
Karakteristik mikroskopis bakteri terdiri dari bentuk sel, ukuran sel dan
pewarnaan. Bentuk sel bakteri meliputi basil, cocus dan spiral dengan masing-masing
kombinasinya. Pengukuran sel secara mikroskopis dilakukan dengan cara micrometer.
Sedangkan pewarnaan yang dilakukan meliputi pewarnaan gram positif dan
pewarnaan gram negatif (Soeroso, 1999; Carg, 2005).
Uji biokimia diperlukan untuk memperkuat data-data yang telah diperoleh.
Beberapa uji biokimia yang dapat diterapkan yaitu uji katalase, uji oksidase, uji
reduksi nitrat, uji fermentasi karbohidrat, uji mrthyl red dan uji voges proskauer
(Barrow & Feltham, 1993; Irianto, 2006).

D. Enumerasi Bakteri
Enumerasi bakteri adalah suatu metode yang digunakan untuk mengestimasi
jumlah bakteri dalam suatu bahan atau sampel. Hal tersebut berarti bahwa jumlah
bakteri atau mikroorganisme dalam suatu bahan atau sampel sangat bervariasi dan
sulit diketahui dengan pasti sehingga diperlukan cara enumerasi, yaitu perhitungan
tertentu untuk mengetahui jumlah bakteri atau mikroorganisme dalam suatu sampel.
Terdapat dua metode enumerasi yaitu secara langsung dan secara tidal langsung
(Gandjar dkk, 1992).
Enumerasi secara langsung adalah suatu metode atau cara perhitungan
terhadap jumlah total dari jumlah sel mikroba atau bakteri dalam suatu sampel secara
mikroskopik. Metode ini dapat dilakukan dengan dua cara, antra lain pehitungan
dengan kamar hitung (Counting Chamber) dab perhitungan dengan preparat olesan
(Smear Count). Perhitungan dengan kamar hitung prinsipnya sama dengan prhitungan
sel darah merah, keduanya memakai kamar hitung hemositimeter (haemocytometer)
untuk menerima sampel yang sangat kecil yang disebar di atas kotak-kotak dalam
kamar hitug. Jumlah mikroorganisme dalam kotak-kotak tersebut dikalikan dengan
volume sampel sehingga didapatkan jumlah mikroorganisme per ml sampel (Gandjar
dkk, 1992).
Enumerasi secara tidak langsung mempunyai berbagai metode yang berbeda,
diantaranya adalah turbidometer, dengan cara kimia, dengan cara volume total,
dengan cara berat kering dengan kultur tabung putar dan enumerasi mikroba atau
bakteri dengan metode total plate count (TPC) (Gandjar dkk, 1992). Kentungan
menggunakan metode secara tidak langsung adalah perhitungan ahnya kepada
mikroorgaisme yang masih hidup sehingga hasil yang didapat lebih akurat,
sedangkan kekurngannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk inkubasi sangat lana
sehingga hasi yang didapat tidak dalam waktu yang cepat. Metode ini juga memiliki
sensitifitas yang tinggi sehingga sangat cocok untuk deteksi sensitif dari kontaminasi
mikroba pada makanan dan materi lain (Madigan dkk, 2011).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasi.. Hasil yang ingin dicapai
berupa data deskriptif mengenai karakteristik bakteri yang terdapat di danau ranu
kumbolo.

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, selama bulan Mei-
November 2018.
C. Sasaran Penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah isolat bakteri selulolitik yang berperan dalam upaya
pemercepatan proses pengomposan.

D. Alat dan Bahan Penelitian


A. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah wadah plastik (stoples) yang
berukuran 600 ml, inkubator, LAF, Autoklaf, Spektrofotometer, Mikroskop, Vortex,
pH universal, cover glass, object glass, penggaris, plastik PP dan alat-alat gelas
lainnya.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah tumpi jagung yang
telah difermentasi, media Nutrient Agar (NA), akuades, alkohol 96%, NaCl, NaOH,
merah kongo 1% dan spiritus.

E. Metode Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan,. Berikut tahapan – tahapannya :
1. Tahap Persiapan
 Pencucian semua alat-alat yang akan digunakan
 Alat-alat yang telah dibersihkan dibungkus dengan plastik PP, kecuali cawan
petri yang dibungkus dengan kertas dengan posisi terbalik, kemudian disterilisasi
dengan menggunakan autoclave.
2. Tahap Pembuatan Media NA
 Media NA (Nutrient Agar).
Komposisi medium NA per 1 liter aquades terdiri dari ekstrak ragi 1,50 g, beef
extract 1,50 g, pepton 5,00 g, NaCl 5,00 g dan bacto agar 15,00 g (Baharuddin dkk.,
2010).
 Agar yang sudah dicampur dengan NA dimasak hingga mendidih.
 Media yang telah mendidih dituangkan ke dalam Erlenmeyer.
 Media kemudian disterilisasi menggunakan autoclave.
3. Tahap Isolasi Bakteri
 Pada tahap isolasi sampel air danau ranu kumbolo diambil dan dicampur dengan
aquades hingga pengenceran 10-7 lalu dihomogenkan.
 Setelah dilakukan pengenceran kemudian diisolasi pada agar yang telah
dimasukkan kedalam cawan petri dengan metode pour plate.
 Setelah tahap pour plate, cawan petri dihomogenkan kembali dan disegel dengan
plastic wrap, kemudian dimasukkan ke dalam incubator dengan suhu 30oC
selama ± 24 jam.
 Bakteri yang telah tumbuh dilakukan pemurnian.
4. Tahap Pemurnian
 Bakteri yang telah tumbuh di media, selanjutnya dilakukan pemisahan dari koloni
bakteri lain yang tumbuh di dalam cawan petri.
 Bakteri tersebut diinokulasikan ke cawan petri dengan menggunakan metode
kuadran untuk mendapatkan satu koloni bakteri murni.
 Selanjutnya, dimasukkan dalam incubator dengan suhu 30oC selama ± 24 jam.

Di bawah ini adalah bagan alir dari prosedur kegiatan penelitian:

Persiapan
Pengambilan air ranu kumbolo Sampel air ranu kumbolo

Isolasi
Pembuatan media Isolat bakteri
Isolasi bakteri Data karakterisasi bakteri
Pengamatan hasil uji

Jenis bakteri yang


terdapat di sampel air
ranu kumbolo
Analisis
Karakterisasi
Tabulasi data.
Morfologi bakteri
Analisis
Enumerasidata karakteristik bakteri
bakter
Biokimia bakteri
Karakter isolat bakteri

Gambar Bagan Alir Prosedur Kegiatan Penelitian


F. Karakteristik Bakteri
Prosedur isolasi bakteri dilakukan melalui proses penanaman bakteri pada media
selektif dan dilakukan beberapa karakteristik. Berikut bagan alir metode penelitian isolasi
bakteri air danau ranu kumbolo :

Persiapan Sterilisasi alat badan dan pengambilan


sampel air ranu kumbolo yang akan
dijadikan obyek penelitian.

Pembuatan Pembuatan media NA yang dicampur dengan


Media aquades dan ditaruh pada cawan petri serta
tabung erlenmayer.

Kulit biji kopi yang telah dibersihkan


dicampur dengan media dan di inkubasi
Isolasi selama 24 jam.
Bakteri

Karakteristik Koloni bakteri yang menghasilkan zona


Bakteri bening dimurnikan dengan metode cawan
gores. Dilakuakan pewarnaan dan berbagai
uji meliputi uji morfologi koloni, morfologi
dengan mikroskop dan uji biokimia. Indeks.
Selulolitik dihitung dengan rumus

Gambar Bagan Alir Prosedur Kegiatan Penelitian


G. Enumerasi Bakteri

Anda mungkin juga menyukai