Anda di halaman 1dari 4

A.

Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang dilewati jalur The Pacific Ring of Fire
(Cincin Api Pasifik), yang merupakan jalur rangkaian gunung api di dunia. Indonesia
yang berada pada jalur ini memiliki 129 gunung api dan 80 gunung api dinyatakan sangat
aktif (PVMBG, 2012). Gunung semeru merupakan salah satu gunung berapi yang masih
aktif hingga saat ini dan termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru dengan luas 50.276,20 Ha. Kawasan ini terdiri dari dataran rendah, perbukitan
dan kawasan seluas 10,25 Ha merupakan kawasan perairan yang berupa danau yang
bernama ranu kumbolo (TNBTS, 2012).
Ranu kumbolo merupakan sebuah kaldera atau kawah raksasa yang terbentuk akibat
letusan dahsyat Gunung Semeru ribuan tahun lalu, dan saat ini terisi oleh air yang berasal
dari air hujan dan air rembesan tanah (Dinas ESDM Jawa Timur, 2010). Ranu kumbolo
merupakan destinasi terbaik kedua setelah puncak sejati Gunung Semeru karena
memiliki pemandangan indah dengan bukit bukit yang mengelilingi yang memiliki
keanekaragaman flora sehingga menciptakan iklim mikro yang membuat ciri khas
keadaan di ranu kumbolo.
Ranu kumbolo merupakan daerah perairan diatas 2400 mdpl sehingga memiliki suhu
rendah antara -50C sampai 150C. kondisi ini dimanfaatkan para pendaki gunung sebagai
tempat pengambilan air minum untuk melakukan pendakian. Suhu merupakan salah satu
faktor lingkungan yang paling penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup
bakteri (Sianturi, 2008). Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi
metabolisme bagi mahluk hidup tidak terkecuali pada mikroorganisme (Madigan, 2009).
Perairan Ranu Kumbolo merupakan habitat bagi bakteri yang memiliki kemampuan
hidup dengan suhu rendah. Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu
antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C (Lebedinsky, 2007). secara umum bakteri
psikrofil memiliki banyak jenis dan untuk mengetahui kandungan bakteri serta pengaruh
bakteri terhadap kunsumsi air bagi para pendaki di kawasan Ranu Kumbolo khususnya
perairannya perlu dilakukan penelitian tentang isolasi dan karakterisasi bakteri yang ada
di dalam perairan Ranu Kumbolo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tentang latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu
rumusan masalah yaitu bagaimana karakteristik bakteri yang terkandung dalam perairan
Ranu Kumbolo?
C. Urgensi Penelitian
Urgensi dari penelitian ini yaitu mendapatkan isolat bakteri yang terkandung dalam
perairan Ranu Kumbolo serta mengetahui karakteristiknya. Isolat bakteri yang diperoleh
berperan dalam kehidupan mikroroganisme sehingga kedepannya dapat menjadi
indikator kualitas air minum bagi para pendaki gunung semeru karena belum diketahui
secara pasti keanekaragaman dan karakterisasi bakteri yang terkandung dalam perairan
Ranu Kumbolo..

D. Temuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh isolat bakteri yang terkadung dalam
perairan Ranu Kumbolo dan mengetahui karakteristiknya. Isolat tersebut dapat
dimanfaatkan sebagai indikator kualitas air minum bagi pendaki gunung semeru.

E. Luaran dan Manfaat Penelitian


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini berupa laporan penelitian dan artikel
ilmiah yang dipublikasikan dalam seminar nasional biologi universitas negeri surabaya.
Penelitian ini juga memberikan konstribusi positif terhadap perkembangan ilmu
mikrobiologi terapan pada sektor ketahanan pangan. Hasil isolate dan karakterisasi
bakteri yang terkandung dalam perairan Ranu Kumbolo dapat menjadi indikator kualitas
air minum bagi para pendaki gunung semeru.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Karakteristik Perairan Ranu Kumbolo


Ranu Kumbolo merupakan salah satu danau yang terletak di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dengan ketinggian 2400 mdpl dan memiliki
luas perairan 8 Ha. Ranu Kumbolo disebut sebagai sebuah kaldera atau kawah raksasa
yang terbentuk akibat dari letusan dahsyat Gunung Semeru pada ribuan tahun lalu dan
saat ini terisi oleh air yang berasal dari air hujan dan air rembesan tanah (Fitri, 2015).
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak,
Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan
baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai
kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan
generasi sekarang maupun generasi mendatang (Effendi, 2003). Suatu perairan
merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis
makhluk hidup, antara lain mahluk hidup berukuran kecil (mikroba) yang hanya dapat
dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat yang dinamis dan
aliran energi yang kontinyu selama sistem di dalamnya tidak mengalami gangguan atau
hambatan antara lain dalam bentuk pencemaran (Nugroho, 2006).
Ranu Kumbolo merupakan salah satu sumber air di area Taman Nasional Bromo
Tengger semeru yang berada di ketinggian 2400 meter diatas permukaan laut sehingga
kondisi perairannya memiliki suhu air yang rendah sekitar -5oC sampai 15oC (Elvida dan
Subarudi, 2009). Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi keanekaragaman
mikroorganisme yang terkandung dalam perairan Ranu Kumbolo.

B. Bakteri Psikrofilik

C. Isolasi dan Karakterisasi

Daftar Pustaka
Dessy Christina Sianturi. (2008). Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Amilase Termofil Kasar
dari Sumber Air Panas Penen Sibirubiru Sumatra Utara. Tesis. Medan: Universitas
Sumatra Utara

Dinas ESDM. 2012. Karakter Gunung Indonesia. Diakses melalui https://www.esdm.go.id/.


Pada tanggal 20 maret 2018

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan. Lingkungan
Perairan. Kanisius( Anggota IKAPI ), Jakarta.

Elvida, Y. S., dan Subarudi. 2009. Kontribusi Taman Nasional Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Taman Nasional
Tengger Semeru). Puslisosek. Bogor.
Fitri, Intan Fransischa. 2015. Kajian Awal Karakteristik Fisis, Kemis Dan Biologis Ranu
Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Lumajang, Jawa Timur. Skripsi.
Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Lebedinsky, A. V., Chernyh, N.A. dan Bonch-Osmolovskaya, E.A. 2007. Phylogenetic


Systematics of Microorganisms Inhabiting Thermal Environment. Russian: Biokhimiya.

Madigan, M.T., J.M. Martinko, and J. Parker. (2009). Biology of Microorganisms. 12 th ed.
New York: Prentice Hall International

Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta.

TNBTS. 2012. Profil Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Diakses melalui
http://www.bromotenggersemeru.org/ pada tanggal 20 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai