Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

Oleh :
Adinda Aulia Salsa Bhila
PO7124321006

SAMPUL
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
PROGRAM STUDI S.Tr.Keb
KELAS ALIH JENJANG
2021/2022
A. Retensio Plasenta

1. Pengertian Retensio Plasenta

Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak lahir lebih dari 30 menit setelah
kelahiran bayi.

2. Etiologi

a. Kandung kemih full

b. His kurang kuat

c. Plasenta sulit terlepas karena:

Tempatnya :insersi disudut tuba

Bentuknya : plasenta membrannya, plasenta anularis

Ukurannya : plasenta yang sangat kecil

3. Tanda dan gejala

a. Uterus Terjadi perdarahan segera

b. Tinggi fundus uteri tetap/tidak berkurang

c. tidak berkontraksi

d. Plasenta belum lahir selama 30 menit

4. Diagnosa

DS :Perut mules dan plasenta belum lahir

DO : Pemfis palpasi pada uterus di dapatkan tidak teraba bulat dan keras , tfu
1 jari diatas pusat
5. Penatalaksanaan

a. Melakukan manjemen aktif kala tiga pada semua ibu

b. Bila plasenta tidak lahir selama 15 menit berikan 10 IU oksitosin IM dosis


kedua

c. Ulangi kembali perenggangan tali pusat terkendali dan tekanan dorso


kranial

d. Periksa kandung kemih

e. Pada menit ke 30 coba lagi lahirkan plasenta jika plasenta tetap tidak lahir
lakukan manual plasenta
PENDOKUMENTASIAN SOAP

Retensio Plasenta

S :

- Ibu perutnya mules

- Plasenta belum lahir lengkap (30 menit)

O :

- Tfu 1 jari diatas pusat

- Terdapat (tampak tali pusat)

- Ada kontraksi

- Perdarahan aktif tapi tidak banyak

- Plasenta terjulur sebagian

A : P1A0 dengan retensio plasenta

P :

- pastikan kandung kemih kosong

- Inform consent kepada ibu dan keluarga untuk melakukan manual plasenta

- Memakai sarung tangan panjang sampai siku

- Masukkan tangan secara obstetric sambil menyusuri tali pusat

- Setelaah tangan berada di kavum uteri, buka tangan lalu tebas-tebas


sampai plasenta terlepas lalu lahirkan plasenta seluruhnya.
A. Rest Plasenta

1. Pengertian

Rest Plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta di dalam uterus yang


dapat menyebabkan perdarahan post partum.

2. Etiologi

a. Pengeluaran plasenta tidak hati hati

b. Salah pimpin kala tiga (terlalu terburu-buru)

c. Abnormalis plasenta

3. Tanda dan gejala

a. Plasenta/sebagian selaput tidak lengkap

b. Perdarahan rembesan/mencucur sesaat uterus keras

c. Uterus berkontraksi tetapi Tfu tidak berkurang

d. Ku lemah

e. Peningkat denyut jantung

f. Pusing dan gelisah

g. Tampak sisa plasenta yang belum keluar

4. Penatalaksanaan

a. Uterus –vaginal tampon

b. Masase – perdarahan uterus

c. Tampon basah
Pendokumentasian

SOAP Rest Plasenta

S :

- mules pada perut

- Lemas

- Ada pengeluaran jaringan di vagina

O :

- KU lemah

- Konjungtiva pucat

- Plasenta tidak lengkap

- Tfu 1 jari di bawah pusat

- Perdarahan

A :P1A0 Post partum dengan rest plasenta

P :

- Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan


dilakukan

- Rangsang kontraksi dengan masase uterus jika masih dapat diraba /palpasi

- Lakukan vulva hygiene

- Masukkan tangan secara obstetri dan eksplorasi kavum uteri, kemudian


keluarkan sisa-sisa plasenta dan bekuan darah
- Anjurkan ibu untuk berkemih

- Berikan uterotonika secara IV/IM

- Kaji perdarahan dengan melihat pembalut dan linen yang basah

- Jika perdarahan tetap diskusikan dengan ibu jika perlu siapkan untuk
operasi
A. Atonia Uteri
1. Definisi atonia uteri
Atoni uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium tidak dapat berkontraksi
dengan baik setelah persalinan.
2. Faktor presdiposisi
Distensi uterus lebih dari normal diantaranya :
a. Polihidramnion
b. Kehamilan gemeli
c. Janin besar
d. Kala I/kala II memanjang
e. Persalinan cepat
f. Grande multipara
3. Gejala
a. Keluarnya darah yang sangat banyak dan tidak terkontrol
b. TD menurun
c. Rasa nyeri dan muncul pembengkakan pada vagina
d. Peningkatan denyut jantung
e. Perdarahan bisa lebih atau sama dengan 500 cc
f. Tidak ada lkontraksi uterus
4. Penatalaksanaan
a. Masase fundus uteri segera setelah lahirnya plasenta(maksimal 15 detik)
b. Jika uterus berkontraksi evaluasi rutin. Jika uterus berkontraksi tapi
perdarahan periksa jalan lahir jika alami laserasi jahit atau rujuk
c. Jika uterus tidak berkontraksi :
1) Bersihkan bekuan darah/selaput ketuban dari vagina dan lubang
serviks
2) Pastikan kandung kemih ibu kosong, jika penuh lakukan kateterisasi
3) Lakukan KBI (Kompresi Bimanual Interna) selama 5 menit
d. Jika uterus berkontraksi
1) teruskan KBI selama 2 menit
2) Keluarkan tangan secara perlahan
3) Pantau KALA IV dengan ketat
e. Jika uterus tidak berkontraksi :
1) Anjurkan keluarga untuk membantu melakukan Kompresi Bimanual
Esksterna (KBE)
2) Keluarkan tangan perlahan-lahan
3) Berikan ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostal 600-1000 mcg per
rectal. Ergometrin tidak untuk ibu hypertensi
4) Pasang infus RL 500cc + 20 unit oksitosin, habiskan 500 cc pertama
secepat mungkin
5) Ulangi KBI
f. Jika uterus berkontraksi, pantau ibu dengan seksama selama persalinan
Kala IV
g. Jika uterus tidak berkontraksi :
1) Segera rujuk
2) Dampingi ibu ke tempat rujukan
3) Lanjutkan infus RL 500cc + 20 unit oksitosin dalam 500 cc larutan
dengan laju 500/jam hingga tiba di tempat rujukan sambil diberikan
minuman untuk rehidrasi.
DOKUMENTASI SOAP
ATONIA UTERI

S : - Perdarahan ˃ 500 cc
- mules

O : - Kandung kemih kosong


- Uterus teraba lembek
- perdarahan lebih dari 500 cc

A : P1A0 Persalinan spontan pervaginam kala III dengan atonia uteri

P :
- Lakukan masase fundus setelah plasenta lahir
- lakukan KBI selama 5 menit
- berikan ergomentrin 0,2 mg secara IV, 500 strip 1000 RL infus jarum
16/18, berikan 10 IU oksitosin
- jika uterus berkontraksi pantau ibu di kala 4 dengan ketat, jika tidak
berkontraksi rujuk segera
-
A. Laserasi jalan lahir
1. Definisi laserasi jalan lahir
Laserasi jalan lahir adalah luka dalam atau robekan pada kulit
2. Jenis-jenis laserasi
a. Derajat I
Mukosa vagina, komisura posterior dan kulit perineum
b. Derajat II
Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum dan otot perineum
c. Derajat III
Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum otot perineum dan
sfingter ani
d. Derajat IV
Mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum otot perineum,
sfingter ani dan dinding depan rectum
3. Etiologi
a. Trauma presiptatus
b. Partus lama
4. Tanda dan gejala
a. Perdarahan segera
b. Darah segar mengalir
c. Uterus berkontraksi
d. Plasenta lengkap
- Tanda dan gejala yang kadan ada
Pucat, lemah, dan mengigil
5. Pentalaksanaan
a. Cari sumber perdarahan
b. Berikan antibiotika ampicillin dosis awal dilanjutkan dengan
metrodinazol, suposutoria dilanjutkan dengan 3x500 mg oral
c. Lakukan eksplorasi digital bila serviks terbuka dan keluarkan bekuan
darah atau jaringan
d. Bila kadar HB < 8 gram % lakukan transfusi
DOKUMENTASI SOAP
LASERASI JALAN LAHIR

S :
1. Lemah
2. Pucat
3. Mengigil
4. perdarahan

O :
1. Kontraksi uterus baik
2. plasenta lengkap
3. tidak ada sisa plsenta
4. kandung kemih kosong
5. terdapat robekan jalan lahir derajat II
6. KU lemah

A : P1A0 dengan laserasi jalan lahir derajat II

P :
1. Tinjau kembali prinsip perawatan secara umum
2. berikan dukungan emosional, gunakan anastesi local lidokain
3. minta asisten memeriksa uterus (uterus berkontraksi)
4. periksa vagina, perineum dan serviks secara teliti
5. lakukan penjahitan
DAFTAR PUSTAKA

JNPK-KR.2017.
Manuaba,2003. penuntun kepamitraan klinik
obstetric dan ginekologi. Jakarta : GAC

Anda mungkin juga menyukai