FISIOLOGI
Nama : Maria Tesalonika Baintjo
NIM : 21.24.1534
Mata Kuliah : Laboratorium Fisiologi
Setelah 3 hari jika tidak ada pembuahan maka dinding rahim akan meluruh karena ada
feedback negative dari progesteron sehingga terjadilah menstruasi.
1. Proses terjadinya menstruasi dan hormon yang berperan Menstruasi terjadi ketika sel telur
tidak dibuahi oleh sperma sehingga luruh bersama endometrium rahim dalam wujud
pendarahan melalui vagina. Siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu:
1. Fase menstruasi
terjadi saat ovum tidak dibuahi sperma
korpus luteum menghentikan produksi estrogen dan progesteron
ovum meluruh bersama endomettrium ditandai dengan pendarahan melalui
vagina.
2. Fase pra ovulasi atau fase folikel
hipotalamus menghasilkan hormon gonadotropin yang merangsang produksi FSH
FSH merangsang pembentukan folikel yang mengelilingi oosit primer hingga
matang yang disebut folikel de Graaf
folikel de Graaf menghasilkan estrogen yang akan merangsang pembetukan
endometrium
estrogen juga mempengaruhi serviks mengeluarkan lendir basa sehingga sperma
mampu hidup di dalamnya.
3. Fase ovulasi
estrogen semakin meningkat sehingga kadar FSH menurun mengakibatkan
hipofisis memproduksi LH (luteinizing hormone).
LH merangsang terjadinya ovulasi (oosit sekunder lepas dari folikel)
biasa terjadi pada hari ke-14 dihitung sejak hari pertama menstruasi
2. Hormon estrogen
Merangsang kelenjar hipofisis untuk memproduksi LH
Menghambat produksi FSH
4. Hormon progesteron
Memacu pembentukan edometrium uterus sehingga siap untuk implantasi
embrio.
Menghambat produksi FSH oleh hipofisis.
Menghambat produksi LH.
2. Fungsi uterus/rahim sebagi tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio hingga siap
dilahirkan.
3. Cara penularan HIV/AIDS yaitu:
1. Hubungan seks degan penderita melalui vagina, anal, maupun seks oral.
2. Menggunakan jarum suntik bekas penderita dan yang sudah terkontaminasi dengan
darahnya
3. Seorang ibu hamil dan menyusui anaknya
4. Transfusi darah Cara pencegahan agar tidak tertular HIV/AIDS antara lain:
Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks yang berisiko HIV/AIDS.
Menghindari obat-obatan terlarang karena cenderung mengambil keputusan
yang buruk.
Tidak menggunakan jarum suntik bekas dan sembarangan.
Jika wanita penderita HIV sedang hamil segera lakukan perawatan medis untuk
mengurangi resiko penularan terhadap janin.
Pada pria sebaiknya melakukan sunat karena terbukti dapat mengurangi resiko
terkena HIV.
Mekanisme hormonal dalam mempertebal dan mempertahankan ketebalan endometrium
pengaruh dari hormon FSH dan estrogen. Pada siklus mestruasi, FSH merangsang
pembentukan folikel de Graaf. Folikel ini merangsang produksi estrogen yang berperan dalam
pembentukan endometrium. Saat estrogen akan mempengaruhi produksi progesteron dalam
mempertahankan ketebalan endometrium.
Grafik hubungan FSH dengan ketebalan endometrium dapat dilihat pada lampiran dibawah.
Penjelasan grafik hubungan hormon FSH dengan ketebalan dinding endometrium dijelaskan
secara singkat sebaga berikut:
1.Hormon FSH yang dihasilkan pada fase ovulasi akan mempengaruhi produksi
estrogen
2. Estrogen berperan dalam pembentukan edometrium rahim.
3. Saat kadar estrogen mulai naik/bertamabah menyebabkan kadar FSH turun/rendah
sehingga endometrium mulai menebal.
4. Pada fase luteal estrogen tetap diproduksi bersama progesteron yang membuat
keadaan endometrium menjaga ketebalannya.
Soal
1. Jelaskan dan sebutkan fase menstruasi?
Jawab :
1. Fase Menstruasi:
Fase ini umumnya terjadi dari hari pertama hingga hari kelima, yaitu saat lapisan rahim benar-
benar ke luar dari vagina jika kehamilan tidak terjadi. Seluruh lapisan dalam rahim yang
mengandung darah disebut dengan endometrium, akan luruh dan mengeluarkannya melalui
organ intim wanita. Perdarahan umumnya terjadi selama tiga sampai lima hari, tetapi
menstruasi hanya dua hingga tujuh hari yang terbilang normal. Saat ini terjadi, wanita akan
mengalami nyeri di perut dan punggung yang disebabkan kontraksi pada rahim saat
endometrium meluruh.
2. Fase Folikuler:
Fase ini biasanya terjadi dari hari ke-6 hingga hari ke-14. Di fase ini, tingkat hormon estrogen
meningkat sehingga lapisan rahim tumbuh dan menebal. Selain itu, hormon perangsang
folikel dapat menyebabkan pertumbuhan folikel di ovarium. Selama hari ke-10 hingga ke-14,
salah satu folikel yang ada dapat membentuk sel telur yang matang. Fase ini dapat
menentukan siklus menstruasi seseorang tiap bulannya.
3. Fase Ovulasi:
Saat memasuki ovulasi, sel telur yang dihasilkan sudah siap untuk dibuahi. Hal ini terjadi
karena peningkatan hormon pelutein yang mampu menyebabkan ovarium melepaskan sel
telurnya. Sel yang telah matang berpindah ke tuba falopi dan menempel di dinding rahim.
Fase ini terjadi sekitar hari ke-14 dalam siklus menstruasi wanita selama 28 hari.
4. Fase Luteal:
Di fase ini, sel telur dilepaskan dari ovarium, sel telur mulai bergerak melalui tuba falopi
menuju rahim. Kadar progesteron di dalam tubuh meningkat yang bertujuan membantu
untuk mempersiapkan lapisan rahim agar terjadi kehamilan. Jika sel telur dibuahi oleh sperma
dan menempel pada dinding rahim, maka kehamilan bisa terjadi. Apabila tidak terjadi
kehamilan, lapisan rahim yang menebal akan terlepas dan memasuki periode menstruasi.
2. Pada wanita,umumnya setiap 28 hari terjadi pelepasan sel telur dari ovarium.Peristiwa
Jawab : menstruasi