Dosen Pembimbing
Di Susun Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
anugrahnya penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini disusun guna untuk memenuhi tugas dari pada mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak (IKA) di
civitas STIKes Al Insyirah Pekanbaru. Makalah ini kami susun berdasarkan pengetahuan
yang kami peroleh dari beberapa sumber diantaranya buku dan media elektronik dengan
harapan orang yang membaca dapat memahami tentang “ Tindakan pertolongan pertama
pada kecelakaan ”. Terlepas dari semua itu, kami juga menyadari bahwa penulisan makalah
ini masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka besar harapan
kami dari rekan-rekan pembaca untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER …......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ...................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Tujuan .................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pertolongan pertama pada kecelakaan ................................................. 5
2.2 Pertolongan pertama pada luka bakar dan tersiram air panas .............. 6
2.3 Pertolongan pertama pada kecelakaan lalu lintas ................................. 6
2.4 Pertolongan pertama pada tenggelam .................................................. 7
2.5 Pertolongan pertama pada kemasukan benda asing ............................ 8
2.6 Pertolongan pertama pada gigitan binatang berbisa ............................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan secara langsung kepada orang
terluka atau penyakit yang tiba-tiba. Pertolongan pertama biasanya tidak dilakukan pada
tempat perawatan medis yang tepat, dapat terjadi dimana saja dengan alat bantu seadanya.
Memberi bantuan sementara sampai bantuan medis tiba di tempat kejadian dan memberikan
pertolongan yang lebih baik dan memadai. Sebagian besar cedera dan beberapa penyakit
hanya membutuhkan pertolongan pertama (AAOS, 2011). Pertolongan pertama dapat
dilakukan oleh siapapun dan dalam situasi apapun. Menurut Zideman et al (2015) penyedia
pertolongan pertama adalah seseorang yang terlatih untuk melakukan pertolongan pertama:
Mengenali, menilai, dan memprioritaskan kebutuhan diberikannya pertolongan pertama,
Berikan perawatan dengan menggunakan kompetensi yang sesuai, Kenali keterbatasan, dan
carilah perawatan tambahan bila diperlukan. Terdapat satu perbedaan antara definisi
pertolongan pertama di tahun 2015 dengan yang digunakan pada tahun 2010, yaitu tidak
membatasi pertolongan pertama terkait “penilaian dan intervensi yang dapat dilakukan…
dengan sedikit atau tidak ada peralatan”. Tidak memungkiri bahwa dari banyaknya kasus
yang terjadi, peralatan yang memadai tidak semua tersedia bagi penyedia pertolongan
pertama (Zideman et al, 2015).
1.3 Tujuan
Agar mahasiswi dapat memberikan pertolongan pertama pada keracunan, luka bakar
dan tersiram air panas, kecelakaan lalu lintas, tenggelam, kemasukan benda asing, dan
gigitan bintang berbisa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kelapa) dalam 1 liter air putih. Cairan ini diminumkan sebanyak-banyaknya pada korban.
Selain itu, cairan ini diberikan juga untuk tujuan merangsang muntah (Swasanti & Putra,
2013).
2.2 Pertolongan pertama pada luka bakar dan tersiram air panas
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid (misalnya bubur panas) lebih berat
dibandingkan air panas. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya
tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Adapun pertolongan
pertama yang dapat dilakukan pada luka bakar dan tersiram air panas yaitu:
1. Aliri dengan air biasa dan mengalir selama 10 menit, dan jika tidak ada air tutupi dengan
kompres lembab.
2. Tutupi luka dengan perban atau kain bersih yang tidak lengket. Pastikan perban atau kain
menutupi seluruh daerah kulit yang terbakar. Untuk meredakan rasa sakit bisa menggunakan
lender dari tanaman lidah buaya.
3. Hindari menggunakan mentega, pasta gigi ataupun bahan yang berlemak dan jangan
memecah gelembung yang terjadi pada luka (IDEP, 2018)
6
3. Periksa nafasnya
Jika korban kehilangan kesadaran, penting untuk memeriksa jalan nafas korban untuk
memastikan orang tersebut bernafas dengan benar. Jika tidak maka bisa memberikan
pertolongan pertama dengan nafas buatan, dengan cara yaitu meletakan tangan dengan
ringan di dahi korban dan miringkan kepala dengan lembut, angkat dagu dengan dua jari
dan letakan pipi didekat mulut korban untuk merasakan jika orang tersebut bernafas. Dan
bisa memirksa dada korban untuk melihat apakah gerakan pernafasan nya naik turun atau
tidak.
4. Berikan bantuan seperlunya
Banyak ahli yang menyarankan untuk memberi pertolongan pertama hanya jika
korban mengalami cedera yang mengancam jiwa. Jika korban mengalami cedera yang
membutuhkan pembalut, belat tulang patang, atau menggunakan teknik pertolongan
pertama yang canggih sebaiknya tunggu bantuan profesional. Hal yang dapat kamu
lakukan adalah:
Gunakan pakaian atau perban di sekitar tulang belakang atau patah tulang untuk
mencegah gerakan
Hentikan perdarahan dengan memberikan tekanan langsung pada cedera dengan
perban atau pakaian. Tinggikan area perdarahan ssetinggi dada jika
memungkingkan. Jika korban sadar, mintalah orang tersebut memberikan tekanan
untuk membantu menenangkan setiap guncangan.
7
4. Berikan RJP sesuai indikasi (jika terlatih).
5. Jangan mencoba berbagai metode untuk membuang air dari paru-paru anak sebagai korban
(Pfeiffer, 2012).
8
aktivitas serangga yang berbahaya di dalam telinga, seperti menyengat atau
menggigit.
3. Kemasukan biji-bijian. Kemasukan biji-bijian dikeluarkan dengan alat bantu ,
seperti korek kuping. Jangan menggunakan air ataupun minyak, karena akan
menyebabkan biji-bijian mengembang dan akan menjadi lebih susah dikeluarkan.
4. Kotoran telingan yang susah dikeluarkan. Untuk mengeluarkannya menggunakan
dengan alat bantu, seperti pinset ataupun korek kuping (Swasanti & Putra, 2013).
c. Kemasukan Benda Asing di Hidung
Benda-benda asing yang dapat masuk ke dalam hidung dapat berupa debu, serpihan
makanan, mainan kecil, biji-bijian serta benda lain yang sering digunakan sehari-hari
(Swasanti & Putra, 2013). Mengeluarkan benda asing dari dalam hidung harus hari-hati.
Gunakan benda yang tumpul dan lembut untuk membantu mengeluarkan benda tersebut
(Swasanti & Putra, 2013).
d. Kemasukan Benda Asing di Kulit
Bagian tubuh yang seringnya kemasukan benda asing di kulit, misalnya ujung jari,
telapak tangan, dan telapak kaki. Benda-benda asing yang dapat masuk ke dalam kulit
biasanya berupa bendabenda berujung runcing dan tajam, seperti duri, jarum, pecahan
kaca, dan pecahan batu (Swasanti & Putra, 2013). Mengeluarkan benda asing tersebut
dilakukan dengan membuat luka sayatan kecil sehingga benda tersebut mudah diambil.
Bila yang masuk berupa mata kail, mengambilnya jangan dipaksakan ditarik, lakukan
dengan meneruskan kail hingga ujung kail muncul di permukaan kulit kemudian bagian
pangkalnya dipotong (Swasanti & Putra, 2013).
e. Kemasukan Benda Asing di Mulut dan Tenggorokan
Benda asing yang masuk ke dalam mulut dapat terjadi bersama-sama dengan makanan
atau minuman. Anak-anak juga terkadang memasukkan tangan ataupun mainan ke dalam
mulut dan dapat mengakibatkan benda tersebut masuk ke dalam mulut dan tenggorokan
(Swasanti & Putra, 2013). Pertolongan pertama nya diantaranya yaitu:
1. Benda tidak berbahaya dan tidak tajam. Benda tersebut akan keluar dengan
sendirinya bersama feses.
2. Benda tajam. Jangan menggunakan obat pencahar karena akan melukai saluran
cerna. Untuk mengeluarkannya dilakukan dengan makanan padat, seperti nasi, roti
ataupun pepaya, yang di dalam saluran cerna akan membentuk bulatan. Bolus. Benda
asing akan keluar bersama feses. Benda asing yang tersangkut di rongga mulut dan
tenggorokan. Mengeluarkan benda tersebut dilakukan dengan jari tangan ataupun alat
9
bantu. Usahakan membuka mulut anak lebaar-lebar hingga benda tersebut terlihat
(Swasanti & Putra, 2013).
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan secara langsung kepada orang
terluka atau penyakit yang tiba-tiba. Pertolongan pertama biasanya tidak dilakukan pada
tempat perawatan medis yang tepat, dapat terjadi dimana saja dengan alat bantu seadanya.
Memberi bantuan sementara sampai bantuan medis tiba di tempat kejadian dan memberikan
pertolongan yang lebih baik dan memadai. Sebagian besar cedera dan beberapa penyakit
hanya membutuhkan pertolongan pertama (AAOS, 2011).
3.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan maka harus mampu dalam memberikan pertolongan pertama
jika terjadi kegawadaruratan pada anak seperti keracunan, luka bakar dan tersiram air panas,
kecelakaan lalu lintas, tenggelam, kemasukan benda asing, dan gigitan binatang berbisa.
Sehingga diharapkan tidak memberikan dampak yang fatal bila dibiarkan atau terlambat
ditangani.
11
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B.P. 2013. Identifikasi Cedera dan Penanganan Cedera saat Pembelajaran Penjasorkes
Disekolah dasar Se-kecamatan Mrebet Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Aji, E. 2016. Keputusan Direktur Rumah Sakit. Mawwaddah Medika.
Ardianto, E. 2007. Komunikasi Massa. Bandung. Simbiosa Rekatama Media.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
Junaidi, I. 2011. Pedoman Pertolongan Pertama Yang Harus Dilakukan Saat Gawat dan
Darurat Medis.. Yogyakarta. CV Andi Offset.
Magfuri, A. 2014. Buku Saku Keterampulan Dasar P3K & Kegawatan Dirumah. Jakarta.
TIM.
12