Anda di halaman 1dari 19

Pencemaran Air Tanah

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah: Ilmu Lingkungan )

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. M. Idris, MP

Disusun oleh:
Kel. 4 /BIOLOGI-1

Nurkhaida Siregar 0704183092


Rafina Amalya Naru 0704183095
Ira Aqrabi Hasibuan 0704183099
Muhammad Gazur Pane 0704183097
Khairul Abdi 0704183101

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kelompok 4 ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi kami dengan nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga mendukung
terselesainya makalah ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Makalah yang berjudul “Pencemaran Air Tanah” ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Lingkungan. Adapun dalam penyusunan makalah ini, kami mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui makalah ini kami hendak menyampaikan
terimakasih yang tulus kepada Bapak Dr. Ir. M. Idris, Mp selaku pendidik mata kuliah Ilmu
Lingkungan yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami juga
berterimakasih kepada rekan- rekan yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari sebagai manusia dengan pengetahuan yang terbatas dan tidak lepas dari
kesalahan, maka makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan, Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang instruktif agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dan
bermanfaat ke depannya.

Medan, 29 November 2021

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah............................................................................................................... 2
1.4 Tujuan............................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat............................................................................................................................. 2
BAB II............................................................................................................................................. 3
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................................... 3
2.1 Air Tanah............................................................................................................................... 3
2.2 Pencemaran ........................................................................................................................... 9
BAB III ......................................................................................................................................... 10
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 10
3.1 Pencemaran Air Tanah ................................................................................................... 10
3.2 Penyebab Pencemaran Air Tanah .................................................................................. 10
3.3 Akibat Pencemaran Air Tanah ....................................................................................... 11
3.4 Penanggulangan Pencemaran Air Tanah........................................................................ 12
3.5 Upaya Pencegahan ......................................................................................................... 12
BAB IV ......................................................................................................................................... 15
PENUTUP..................................................................................................................................... 15
3.1 Hasil Pembahasan .......................................................................................................... 15
3.2 Kesimpulan..................................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air adalah aspek yang penting bagi kehidupan, terutama bagi manusia. Selama ini
kebutuhan manusia akan air sangatlah besar ,oleh sebab itu air tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Mulai dari hal kecil, seperti air minum untuk melepas dahaga hingga
kincir air yang dimanfaatkan sebagai penghasil energi listrik.
Hampir 71% permukaan bumi tertutupi oleh air. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di bumi akan tetapi ketersediaan air masih saja kurang, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, seperti semakin meningkatnya penggunaan air bersih oleh
masyarakat, menipisnya ketersediaan air bersih yang dikarenakan oleh kekeringan, sebagian
besar air terdapat di laut (air asin), serta terjadinya pencemaran air sehingga tidak dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Salah satu sumber air yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
adalah air tanah. Air tanah ini digunakan oleh manusia untuk minum, mandi, memasak,
mencuci, ataupuan memenuhi kebutuhan lainnya. Oleh karena itu, air tanah yang ada harus
dijaga dengan baik. Akan tetapi pada masa kini, ketersediaan air tanah mulai berkurang,
ditambah lagi banyaknya sumber air tanah yang sudah mulai tercemar oleh zat-zat berbahaya
sehingga tidak dapat digunakan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang air tanah, kandungan air tanah, sumber-sumber air tanah,
klasifikasi air tanah, cara memperoleh air tanah, dan cara menganalisis air tanah ?
2. Apa yang dimaksud dengan pencemaran air tanah ?
3. Apa penyebab pencemaran air tanah ? serta apa dampaknya?
4. Bagaimana cara menanggulangi dan mencegah pencemaran air tanah?

1
1.3 Batasan Masalah
1. Luas lingkup permasalahan seputar pencemaran air tanah.
2. Informasi yang disajikan yaitu : Pengertian air tanah, sumber-sumber air tanah,
klasifikasi air tanah, kandungan air tanah, cara memperoleh air tanah, cara menganalisis
penyebab, dampak dan cara menanggulangi pencemaran air tanah.
1.4 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian air tanah, kandungan air tanah, sumber-sumber air tanah,
klasifikasi air tanah, cara memperoleh air tanah, dan cara menganalisis air tanah.
2. Untuk mengetahui mengenai pencemaran air tanah
3. Untuk mengetahui penyebab, dampak, serta cara penanggulangan pencemaran air tanah
1.5 Manfaat
1. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan pentingnya ketersediaan air bersih dari tanah
2. Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kelestarian air tanah sebagai sumber air bersih

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Air Tanah


2.1.1 Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di bawah
permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air.
Selain air sungai dan air hujan, air tanah juga mempunyai peranan yang sangat penting
terutama dalam menjaga keseimbangan dan ketersediaan bahan baku air untuk
kepentingan rumah tangga (domestik) maupun untuk kepentingan industri. Air tanah juga
berarti air yang mengalir di lapisan akuifer di bawah water table. Dibeberapa daerah,
ketergantungan pasokan air bersih dan air tanah telah mencapai ± 70%. Penduduk
biasanya mengambil air dan air tanah ditingkat dangkal untuk kebutuhan domestik dan
pertanian, sedangkan industri biasanya memerlukan air dalam jumlah banyak sehingga
mengambil air tanah dalam, yaitu dari sumur artesis. Air tanah bergerak di dalam tanah
mengisi ruang-ruang antarbutir tanah atau dalam retakan batuan. Aliran air tanah
merupakan salah satu rangkaian proses dalam siklus hidrologi. Sumber utama air tanah
adalah air hujan yang terinfiltrasi, dikurangi penguapan dari permukaan tanah dan
transpirasi.
2.1.2 Susunan Air Tanah
Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh air, minyak, dan gas disebut lapisan
permiabel, terdiri dari batuan lepas-lepas, seperti kerikil atau pasir. Permeabilitas ini
tergantung dari jenis tanah.Lapisan ini juga disebut lapisan akuifer. Akuifer dapat
dibedakan menjadi empat tipe, yaitu :
a. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman dan bentuk
muka air tanah sangat tergantung pada keadaan air di permukaan tanah, luas daerah
tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.
b. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis, yakni suatu lapisan air
tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air.
c. Akuifer setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-setempat mengikuti
lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat setempat.

3
d. Akuifer semi tertekan, merupakan akuifer yang dibatasi oleh lapisan yang agak tembus
air.
Daerah-daerah yang banyak mengandung air tanah (akuifer) diantaranya adalah
dataran aluvial, daerah antargunung api, daerah kapur, dan daerah delta/gosong pasir. Di
daerah pantai, air tanah tawar banyak dijumpai pada bekas beting pantai, air alam gosong
pasir (natural levee). Lahan ini basanya digunakan untuk areal pemukiman karena tersedia
air tanah dangkal yang tawar.
Secara alamiah, tinggi permukaan air tanah akan naik turun (berfluktuasi), namun
tetap dalam keadaan seimbang. Fluktuasi permukaan air tanah terjadi karena:
 Adanya kegiatan penghambatan air tanah untuk konsumsi manusia (rumah tangga),
industri, dan pertanian
 Adanya pergantian musim, sehingga pada musim hujan tinggi muka air tanah
mengalami kenaikan, tetapi pada musim kemarau cenderung menurun secara bertahap.
 Lapisan batuan yang tidak dapat dilalui oleh air disebut lapisan impermeabel atau
lapisan kedap air yang terdiri dari tanah bertekstur lempung. Adanya lapisan batuan
yang berbeda ini mengakibatkan perbedaan daya tampung lapisan batuan terhadap air.
 Sistem perairan di bawah permukaan dapat disamakan dengan sistem perairan
permukaan dalam hal adanya input, output, dan penyimpanan. Perbedaan yang paling
mendasar adalah kecepatan dan kapasitasnya; air tanah mengalir dengan kecepatan
bervariasi, antara beberapa hari hingga ribuan tahun untuk muncul kembali ke perairan
permukaan dari wilayah tangkapan hujan, dan air tanah memiliki kapasitas
penyimpanan yang jauh lebih besar dari perairan permukaan. Input alami dari air tanah
adalah serapan dari perairan permukaan, terutama wilayah tangkapan air hujan.
Sedangkan output alaminya adalah mata air dan serapan menuju lautan.
2.1.3 Sumber-sumber Air Tanah
Berdasarkan jenisnya, air tanah dapat dikelompokkan ke dalam 6 bagian, yaitu
sebagai berikut :
a) Meteoric Water (Vadose Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak
jenuh.Air dari danau, sungai, dan lelehan salju termasuk dalam air meteorik yang perasal
dari pengendapan secara tidak langsung. Sementara sebagian besar air hujan atau air

4
lelehan dari salju dan es mencapai laut melalui aliran permukaan, sebagian besar dari air
meteorik merembes ke dalam tanah. Air yang sudah terinfiltasi akan mengalir ke lapisan
tanah jenuh dan menjadi bagian dari air tanah di akuifer.
b) Connate Water (Air Tanah Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi. Termasuk juga air yang terperangkap pada
rongga-rongga. batuan beku leleran (lelehan) ketika magma tersembur ke permukaan
bumi. Dapat berasal dari air laut atau air darat. Ait connate juga disebut air fosil. Air ini
memiliki salinitas yang tinggi dibandingkan dengan air daerah laut.
c) Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini bukan dari atmosfer atau air
permukaan, tetapi berasal dari magma yang berupa gas (H2O) tang masuk ke bagian pori-
pori bumi bagian dalam.
d) Pelliculkar Water (Air Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul- molekul tanah.
e) Phreatis Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan
air tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara dua
lapisan yang tidak tembus air.
f) Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut
berada di antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air
sehingga dapat menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
Jika air tanah ini memeroleh jalan keluar baik secara disengaja atau tidak,
akan keluar dengan kekuatan besar ke permukaan bumi dan terjadilah
sumber air artesis.
2.1.4 Klasifikasi Air Tanah
 Air Tanah Dangkal (air freatis)
Air tanah dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air dan biasanya
tidak begitu dalam. Air ini banyak dimanfaatkan unutk sumur galian.

5
 Air Tanah Dalam (air artesis)
Air tanah dalam adalah air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air, seperti
air yang berasal dari pegunungan. Umunya air ini terletak pada lapisan akuifer dengan
jumlah air yang relatif besar. jika tekanan air sangat besar
2.1.5 Kandungan dalam Air Tanah
Air tanah memiliki kandungan mineral seperti kalium, kalsium, magnesium, dan
silika, meski dalam satuan ppm. Hal itu karena dalam perjalanannya, air tanah menemui
banyak bebatuan sehingga air mengikis bebatuan tersebut dan melarutkannya. Selain
yang disebutkan diatas, air tanah, khususnya untuk pemakaian rumah tangga dan industri,
di wilayah urban dan dataran rendah memiliki kecenderungan untuk mengandung kadar
besi atau asam organik tinggi. Hal ini bisa diakibatkan dari kondisi geologis Indonesia
yang secara alami memiliki deposit Fe tinggi terutama di daerah lereng gunung atau
diakibatkan pula oleh aktivitas manusia. Sedangkan air dengan kandungan asam organik
tinggi bisa disebabkan oleh adanya lahan gambut atau daerah bakau yang kaya akan
kandungan senyawa organik. Ciri-ciri air yang mengandung kadar besi tinggi atau
kandungan senyawa organik tinggi bisa dilihat sebagai berikut :
 Air mengandung zat besi
Air dengan kandungan zat besi tinggi akan menyebabkan air berwarna kuning.
Pertama keluar dari kran, air nampak jernih namun setelah beberapa saat air akan
berubah warna menjadi kuning. Hal ini disebabkan karena air yang berasal dari
sumber air sebelum keluar dari kran berada dalam bentuk ion Fe2+, setelah keluar
dari kran Fe2+ akan teroksidasi menjadi Fe3+ yang berwarna kuning.
 Air kuning permanen
Air kuning permanen biasanya terdapat di daerah bakau dan tanah gambut yang
kaya akan kandungan senyawa organik. Berbeda dengan kuning akibat kadar besi
tinggi, air kuning permanen ini sudah berwarna kuning saat pertama keluar dari
kran sampai beberapa saat kemudian didiamkan akan tetap berwarna kuning.
2.1.6 Dasar Hukum Mengenai Air Tanah
 Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2008 tentang Air Tanah

6
 Kept. Menteri ESDM No. 1451. K/10/MEM/2000 tentang Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah
 Kept. Menteri ESDM No. 716.K/40/MEM/2003 tentang Batas Horizontal
Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan Pulau Madura.
2.1.7 Cara Memperoleh Air Tanah
Untuk memperoleh air tanah ini dengan melakukan penggalian atau pengeboran
tanah. Kedalaman menggali dan mengebor tanah sangat bergantung pada struktur tanah
setempat. Dengan terbentuknya awan dari titik-titik air dan proses pengembunan dan
titik air tersebut bergabung terjadilah hujan. Hujan ini mengakibatkan tanah menjadi
basah dan meresap ke dalam permukaan tanah dan sebagian yang lain masuk ke saluran
dan akhirnya masuk sungai. Lewat cara demikian ini maka di dalam tanah terdapat
cadangan air yang sangat banyak. Cadangan air dalam tanah inilah yang memberikan
kesempatan kepada kita untuk memperoleh air bersih dengan cara menggalinya.
Ada kalanya dengan menggali sebentar telah diperoleh sumber mata air, namun ada
kalanya harus dikerjakan berhari-hari baru diperoleh sumber mata air. Dengan
diperolehnya batuan yang kedap air, hal ini merupakan faktor yang penting bagi
diperolehnya air tanah yang dapat disimpan. Penggalian sumur dapat diupayakan
mencapai zona air jenuh sehingga air tanah dapat tertampung. Zona air jenuh merupakan
daerah yang pori-pori tanahnya menyimpan air melebihi daya tampungnya. Zona air
terbuka merupakan daerah yang pori-porinya belum jenuh dengan air.
Sumur artesis merupakan sumur yang dapat memancarkan air secara langsung.
Sumur ini dibuat pada daerah cekungan yang struktur cadangannya melengkung. Dengan
menggali pada daerah cekungan ini akan diperoleh air yang dapat memancar ke luar.
Distribusi air dalam tanah yang dimulai dari adanya hujan, air meresap dalam tanah yang
tak jenuh. Pada derah tak jenuh ini air masih terus mrembes menuju ke tempat yang
rendah dan jenuh lalu ditampung. Lapisan tak permiabel merupakan bagian yang
menahan air. Sumur artesis terbentuk bila pada saat menggali berada pada daerah yang
cekung/rendah dan penggalian lapisan tanah mencapai daerah akuiver yang jenuh
dengan air. Untuk menemukan sumber air dalam tanah diperlukan penguasaan ilmu
tentang struktur bumi dan lapisan-lapisannya.

7
2.1.8 Analisis Air Tanah Berdasarkan SNI
Analisis terhadap air yang ditentukan berdasarkan SNI 13-7121-2005 adalah
sebagai berikut:
a. Analisis Kualitas Air Tanah
Analisis kualitas air tanah dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Evaluasi komposisi kimia untuk mendapatkan informasi tentang asal usul
(genesa), kecepatan, dan arah pergerakan air tanah, serta penentuan daerah
imbuhan air tanah dan daerah lepasan air tanah.
 Evaluasi bakteriologi untuk mengetahui kandungan bakteri patogen dan coli di
dalam air tanah dengan tujuan untuk mendeteksi pencemaran biologi terhadap air
tanah serta menguji kelayakan penggunaannya untuk keperluan air minum.
 Evaluasi peruntukan untuk mengetahui kelayakan penggunaan air tanah bagi
berbagai keperluan antara lain air minum, rumah tangga, industri, dan pertanian.
b. Kriteria Kuantitas
Kuantitas air tanah yang dapat dieksploitasi ditentukan berdasarkan parameter akuifer
dan parameter sumur yang meliputi keterusan (T), debit jenis (Qs), dan debit optimum
(Qopt). Kriteria kuantitas air tanah bergantung pada jenis peruntukannya (air minum,
industri, pertanian, dan keperluan lain).
c. Kriteria Kualitas
Kriteria kualitas bergantung pada jenis peruntukan, penentuan parameter kunci, dan
standar yang digunakan untuk menilai kualitas air tanah. Pengelompokan kualitas air
tanah untuk menentukan potensi air tanah bagi keperluan air minum didasarkan atas
parameter kimia.

8
2.2 Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya zat, energi, makhluk hidup, atau komponen ke dalam
lingkungan yang dapat mengakibatkan keadaan lingkungan tidak normal seperti semula,
akhirnya mengganggu kehidupan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Pencemaran menurut
SK Menteri kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1988, dalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara, dan atau
berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga
kualitas air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.

9
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pencemaran Air Tanah
Pencemaran air tanah merupakan keadaan tanah tercemar akibat pollutan. Pollutan (Zat
pencemar) didefinisikan sebagai zat kimia biologi, radio aktif berwujud benda cair, padat, dan
gas yang dipicu oleh kegiatan manusia. Tanda-tanda pencemaran air dapat dilihat secara:
 Fisis yaitu pada kejernihan air, perubahan suhu, perubahan rasa, dan perubahan warna
air.
 Kimia yaitu adanya zat kimia yang terlarut dalam air dan perubahan pH.
 Biologi yaitu adanya mikroorganisme di dalam air tersebut.
Masalah pencemaran air tanah ini adalah satu masalah lingkungan yang berdampak buruk
terhadap kehidupan manusia.
3.2 Penyebab Pencemaran Air Tanah
Penyebab polusi air tanah dapat disebabkan oleh limbah industri dan limbah rumah
tangga. Hal ini sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi di negara
berkembang seperti Indonesia, sehingga Kebutuhan air tanah semakin lama semakin
meningkat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Berikut limbah hasil buangan kegiatan
manusia penyebab air tanah tercemar:
 Bahan Buangan Zat Kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran ini
terdapat beberapa kelompok yaitu:
1. Sabun (Deterjen, Sampo dan bahan pembersih lainnya)
2. Bahan pemberantas hama (insektisida)
3. Zat warna kimia
4. Zat radio aktif
Saat zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka dapat menguap
atau tersapu air hujan dan masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung terhadap manusia dan lingkungan sekitar termasuk air dan udara.

10
Bahan buangan zat kimia sukar di degradasi oleh mikroorganisme, zat kimia lain seperti
logam apabila masuk ke dalam tanah maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam
air tanah. Umumnya buangan zat kimia ini berasal dari limbah industri. Salah satu kasus
pencemaran air tanah akibat limbah industri terjadi tahun 2009 pencemaran puluhan sumur air
tanah milik warga di dusun Banggle, Desa Genukwatu Kecamatan Ngoro, Kabupaten
Jombang tercemar akibat industri Tekstil. Pada tahun 2012 juga dilakukan penelitian bahwa
41,25% dari sampel sumur lokasi penelitian berpotensi tercemar BBM (Bahan Bakar Minyak )
Jika terjadi kebocoran tangki.
 Penimbunan Sampah (TPA) menghasilkan Air Lindi
Air lindi ditemukan pada lapisan tanah yang digunakan sebagai open dumping, yaitu kira-
kira berjarak 2 meter di bawah permukaan tanah. Pengaruh pencemaran lindi terhadap
lingkungan disekitar TPA (Tempat Pemprosesan Akhir) antara lain dapat berpengaruh pada
perubahan sifat fisik air, suhu air, rasa, bau dan kekeruhan. Suhu limbah yang berasal dari lindi
umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan air yang tidak tercemar lindi. Hal ini dapat
mempercepat reaksi kimia dalam air, mengurangi kelarutan oksigen dalam air, mempercepat
pengaruh rasa dan bau.
3.3 Akibat Pencemaran Air Tanah
 Dapat menaikkan populasi mikroorganisme yang bersifat patogen
 Kesuburan tanah terganggu
 Kesehatan Terganggu, sebab air yang digunakan tercemar. Penyakit yang umum di
rasakan oleh manusia akibat tercemarnya air tanah adalah penyakit kulit dan
terganggunya sistem pencernaan. Hasil penelitian Mafazah (2013), menyatakan
variabel yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Purwoharjo Kabupaten Pemalang adalah ketersediaan sarana air bersih,
sarana pembuangan tinja, ketersediaan sarana tempat pembuangan sampah,
ketersediaan sarana pembuangan air limbah, dan personal hygiene ibu . Sarana jamban
yang tidak memenuhi syarat atau tinja yang tidak ditampung dan diolah secara tertutup
akan menyebabkan vektor penyakit diare mencemari makanan atau minuman. Begitu
juga dengan jarak antara lubang penampungan kotoran dengan sumber air bersih yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari.

11
 Ketersediaan air bersih berkurang, sehingga sulit mendapatkan air tanah yang bersih
untuk digunakan sehari-hari.
3.4 Penanggulangan Pencemaran Air Tanah
 Remediasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).
Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa
ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat
pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan
keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan
off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
 Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan
mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme
yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).
Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.
Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah dan
berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme bioremediasi
lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.
3.5 Upaya Pencegahan
Pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan pencemaran
lingkungan, yaitu:
3.5.1 Secara Administratif
Upaya pencegahan pencemaran lingkungan secara administratif adalah pencegahan
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan
kebijakan atau peraturan yang berhubungan dengan lingkungan hidup.

12
Contohnya adalah dengan keluarnya undang-undang tentang pokok-pokok
pengelolaan lingkungan hidup yang dikeluarkan oleh presiden Republik Indonesia pada
tanggal 11 Maret 1982. Dengan adanya AMDAL sebelum adanya proyek pembangunan
pabrik dan proyek yang lainnya. Selain itu, perlu adanya sanksi yang tegas serta
pengawasan dari pihak pemerintah.
3.5.2 Secara Teknologis
Cara ini ditempuh dengan mewajibkan pabrik untuk memiliki unit pengolahan
limbah sendiri. Sebelum limbah pabrik dibuang ke lingkungan, pabrik wajib mengolah
limbah tersebut terlebih dahulu sehingga menjadi zat yang tidak berbahaya bagi
lingkungan. Hal yang paling sederhana adalah membuat biopori.
Biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi banjir dengan
cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R
Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor. Peningkatan daya resap air pada
tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah
organikuntuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat
menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Teknologi berbasis 3R yaitu Reduce, Recycle, dan Reuse pun dapat dilakukan.
Reduce artinya mengurangi, maksudnya masyarakat dihimbau untuk mengurangi
penggunaan air sehingga eksploitasi air tanah dapat diminimalisir, setelah penggunaan air
tanah dapat dikurangi, saatnya limbah hasil pembuangan masyarakat diolah kembali
dengan metoda recycle. Banyak cara yang dapat dilakukan, salah satunya dengan
membuat bak penampungan kemudian dilakukan pemfilteran air. Setelah dinyatakan
layak, air tersebut dapat digunakan kembali (reuse).
3.5.3 Secara Edukatif
Cara ini ditempuh dengan melakukan penyuluhan terhadap masyarakat akan
pentingnya lingkungan dan betapa bahayanya pencemaran lingkungan. Selain itu, dapat
dilakukan melalui jalur pendidikan-pendidikan formal atau sekolah.( ahmad cecep sofyan
Hariri, 2010 Biologi). Misalnya seminar tentang pentingnya untuk mengatasi krisis air
tanah.

13
Selain ketiga cara diatas, dapat dilakukan penanaman rumput vetiver. Rumput
vertiver (Chrysopogon zizaniodes) digunakan sebagai alternative solusi. Selain untuk
mencegah erosi, vertiver juga dapat menyaring air berpolusi (seperti timah hitam),
perbaikan lahan, serta peningkatan kualitas air. Tinggi tanaman mencapai dua meter,
sedangkan akar yang vertikal tumbuh ke bawah mencapai hingga 4,5 meter dan berfungsi
mengikat tanah

14
BAB IV
PENUTUP

3.1 Hasil Pembahasan


 Air tanah yang tercemar memiliki 3 tanda yang dapat di analisis yaitu secara fisik,
kimia dan biologis.
 Pencemaran air tanah dapat disebabkan oleh limbah industri dan limbah rumah tangga,
yaitu berupa bahan buangan zat kimia.
 Dampak pencemaran air tanah sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia,
lingkungan dan ekosistem.
 Upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi pencemaran air tanah adalah
bioremediasi dan remediasi.
 Upaya untuk mencegah terjadinya pencemaran air tanah di beberapa lokasi yang belum
terkontaminasi adalah dengan cara administratif, teknologis dan edukatif.
3.2 Kesimpulan
Air tanah merupakan salah satu sumber air yang diandalkan masyarakat untuk keperluan
sehari-hari. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, air tanah mulai tercemar karena
adanya zat buang yang kemudian mengendap dan meresap ke dalam tanah sehingga
mencemari air tanah. Dampak terbesar yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah adalah
terganggunya kesehatan pada manusia, yaitu dapat berupa gangguan pencernaan maupun
penyakit kulit. Selain itu, mengurangi persediaan air bersih.
3.2 Saran
Kita sebagai konsumen terbesar dalam penggunaan air dibandingkan dengan mahluk lain
sebaiknya peduli dengan apa yang tengah terjadi sekarang. Kita bisa melakukan upaya
pencegahan seperti membuat biopori, jangan membuang sampah dan zat buang sembarangan,
serta kurangi penggunaan air secara berlebihan. Selain itu, pemerintah pun harus memperluas
daerah resapan air yang kini mulai terabaikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, dkk. 2019. Analisis Kerentanan Pencemaran Air Tanah Di Kota Batu Menggunakan
Analisis Multikriteria Spasial Dengan Indeks Drastic. Jurnal Wilayah Dan Lingkungan.
7(2). 90-104.
Benny. 2015. Remediasi Tanah Tercemar ogam Berat Dengan Menggunakan Biochar. Jurnal
Pertanian Tropik. 2(1). 31-41.
Fitria, dkk. 2015. Polusi Air Tanah Akibat Limbah Industri Dan Limbah Rumah Tangga. Jurnal
Kesehatan Masyarakat. 10(2).
Lisyani & Thomas. 2020. Studi Potensi Air Tanah Pada Cekungan Air Tanah Banyumudal,
Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Lingkungan. 18 (3). 531-544.
Muhajir, dkk. 2016. Ilmu Tanah Dasar-dasar dan Pengelolaan Edisi Pertama. Jakarta:
KENCANA.
Rachman, dkk. 2009. Pencemaran Air Permukaan Dan Air Tanah Dangkal Di Hilir Kota Cianjur.
Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan. 19 (2). 109-121.
Rizki, dkk. Bioremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Cd, Cu, Dan Pb Dengan Menggunakan
Endomikoriza. Jurnal Online Agroekoteknologi. 2(1). 348-361.

16

Anda mungkin juga menyukai